LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH (1)
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PENGUKURAN JALAN DENGAN THEODOLIT
Dosen Pembimbing:
Ir H Soeharto, M. Eng
Disusun oleh :
1.
Sri Wahyuni
NIM 2015140004
/TA: 2015
2.
Ardiyanto
NIM 2015140005
/TA: 2015
3.
Bachtiar Nurly R
NIM 2015140009
/TA: 2015
4.
Dedi Sarwono
NIM 2015140011
/TA: 2015
5.
Sarofah
NIM 2015140028
/TA: 2015
6.
Tri Farid Sahputra
7.
Ahmad Barokah
NIM 2014140042
/TA: 2015
8.
Habibulloh Malik
NIM 2015140045
/TA: 2015
9.
Joko Adi Wicaksono
NIM 2015140056
/TA: 2015
NIM 2015140036
/TA: 2015
TENIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FASTIKOM)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FASTIKOM)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
Jl. Raya Kalibeber Km. 03 Tlp. (0286)3226054, Fax. (0286) 324160 Wonosobo 56351
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Lokasi/Objek
Ketua Tim
Anggota
Pengukuran Jalan dengan Teodolit
: Jalan Munggang
: Habibulloh Malik
: 1. Sri Wahyuni
NIM 2015140004
/TA: 2015
2. Ardiyanto
NIM 2015140005
/TA: 2015
3. Bachtiar Nurly R
NIM 2015140009
/TA: 2015
4. Dedi Sarwono
NIM 2015140011
/TA: 2015
5. Sarofah
NIM 2015140028
/TA: 2015
6. Tri Farid Sahputra
NIM 2015140036
/TA: 2015
7. Joko Adi Wicaksono
NIM 2015140056
/TA: 2015
Laporan ini ditujukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah, dengan hal
tersebut semoga laporan ini dapat diterima dan disahkan, sehingga dapat digunakan sebagai
kelengkapan tugas sebagai mahasiswa mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer Universitas Sains Al – Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo.
Wonosobo, 1 Juni 2017
DISETUJUI OLEH
Dosen Pembimbing
Kaprodi Teknik Sipil
Dekan Fastikom
Ir H Soeharto, M.Eng.
Ir H Soeharto, M.Eng.
Wiji Lestarini, ST, MT.
Kata pengantar
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
praktikum ini dapat diselasaikan, untuk memenuhi tugas Ilmu Ukur Tanah. Shalawat serta
salam yang hanya disanjungkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sebagai tokoh
revolusioner sejati yang mengahancurkan segala macam kezaliman dan ketidakadilan, imam
kaum musdz’afin, yang beliau merasa ingin membunuh dirinya dengan melihat kebodohan
dan kejahiliahan umat manusia. Sungguh sangat menjadi kerinduan ku untuk bisa menjadikan
Beliau sebagai inspirasi perjuanganku.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan laporan
ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi.
Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Mukhotob Hamzah, MM selaku Rektor Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa
Tengah di Wonosobo.
2. Wiji Lestari, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FASTIKOM)
Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo
3. Ir H Soeharto, M.Eng. sebagai Dosen Pembimbing sekaligus Kaprodi Teknik Sipil
Unsiveraitas Sains Al – Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo
4. Ibu dan bapak tercinta yang tiada hentinya mendoakan kami dan berharap besar terhadap
kesuksesan kami.
5. Kawan-kawan kami mahasiswa dan mahasiswi Teknik Sipil angkatan 2015 yang samasama berjuang, semoga kedepannya nanti lebih baik.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan yang sepadan dari Allah
SWT.
Penyusun menyadari bahwa eksperimen ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga
dengan adanya eksperimen ini sangat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Teknik, khususnya
dalam bidang Teknik Sipil dan bagi seluruh pembaca tiada gading yang tak retak bahwa hidup
harus tetap termotivasi dan harus diarahkan agar menjadi lebih baik dan lebih bermakna.
Wonosobo, 1 Juni 2017
Praktikan
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ……………………………………………………….…………
i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………
ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….
iii
A. Tujuan ………………………………………………………………………….
1
B. Dasar Teori …………………………………………………………………….
1
C. Peralatan ………………………………………………………………………..
12
D. Cara Pengukuran ……………………………………………………………..…
13
E. Pembagian Tugas …………………………………………………………….....
13
F. Hasil Pengukuran …………………………………………………………..……
14
G. Analisa Data ……………………………………………………………………..
15
1. Pengukuran Elevasi …………………………………………………….……
15
2. Pengukuran Koordinat ……………………………………………………….
21
6
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan beda tinggi permukaan tanah dengan menggunakan Theodolite.
2. Menbuat garis kontur berupa peta dari sebidang tanah.
3. Membuat profil pada suatu polygon untuk menentukan beda tinggi pada permukaan
4.
tanah, diantaranya profil memanjang dan profil melintang.
Dapat membuat peta situasi (site plant) dengan cara menentukan sudut bangunan
yang nampak dan diterjemahkan dalam bentuk data dan dalam bentuk gambar.
B. Dasar Teori
1. Pengukuran Jarak
Jarak antara dua buah titik adalah panjang garis lurus yang menghubungkan
kedua titik tersebut. Dalam ukur tanah ada jarak miring dan jarak datar, jarak miring
digunakan untuk perhitungan volume dan jarak datar digunakan untuk pengambaran
peta/situasi. Panjang jarak untuk keperluan perhitungan elevasi maksimum 60 m
(karena bumi bulat).
Macam-macam cara pengukuran jarak:
- Cara sederhana
Langsung
Tak langsung
- Mengunakan alat
Optis
Otomatis
a. Pengukuran jarak cara sederhana secara langsung
Jarak < Panjang pita ukur
Jarak > Panjang pita ukur
o Jarak kurang dari panjang pita ukur
Peralatan : Pita ukur dan patok
o Jarak lebih dari panjang pita ukur
Peralatan : Pita ukur, Yalon, Patok
Cara mengukur:
1. Pasang patok di titik yang akan diukur.
2. Buat garis lurus dengan memasang patok diantara kedua titik tersebut
dengan jarak kurang dari pita ukur (dengan bantuan yalon)
3. Ukur jarak masing-masing patok, lalu dijumlahkan.
A
C
D
B
dijumlahkan
Antara Titik A dan Titik B ada Halangan
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
7
Lihat ∆ ABC dan ADE
AD DE
=
AC CB
DE=
AD
X CB
AC
FG=
AF
X BC
AC
caranya :
1.
2.
3.
4.
Buat garis bantu AC, ukur panjang AC, ukur panjang CB.
Buat mal sudut ∆ACB.
Geser mal sudut ke titik D yang terletak pada garis AC, ukur panjang AD.
Hitung DE
AD
DE=
X CB
AC
5. Panjang patok E.
6. Perpanjang garis BE sampai halangan (titik H).
7. Geser mal sudut ke titik yang terletak pada garis AC, ukur panjang AF.
8. Hitung FG
AF
FG=
X BC
AC
9. Panjang patok G.
10. Perpanjang garis AG sampai halangan (titik I).
Antara A dan B ada Halangan Tanah Tinggi
Dari samping
Yang komando C = A
Yang komando D = B
Langkah kerja:
1. Letakkan yalon C dititik sembarangan, tetapi bias kelihatan oleh B dan A
(ditanah yang ketinggiannya sama dengan B).
2. Selanjutnya letakkan yalon D yang lurus dengan titik A dan C (segaris).
3. Majukan yalon C ke garis yang lurus antara D dan B (segaris).
4. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai titik A, D, C dan B sudah lurus.
b. Pengukuran jarak cara sederhana tak langsung
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
8
Untuk A dan B terdapat sungai/jurang.
Lihat ∆ABD dan DEF
Langkah kerja:
1. Buatlah garis bantu C yang lurus antara A dan B (garis perpanjangan A,B).
2. Buatlah garis siku-siku di C, dengan cara menambahkan patok E ( E ┴ CB).
3. Hubungkan titik E dan B.
4. Buatlah garis tegak lurus pada garis CB di A, dan beri tanda D pada pertemuan
garis tersebut dengan garis EB.
5. Buatlah titik F, yang tegak lurus di garis EC dan titik D lalu buatlah garis.
6. Selanjutnya hitung dengan rumus berikut.
AB AD
AD
=
AB =
X DF
DF EF
EF
c. Pengukuran Jarak Optis
Peralatan : - Patok
- Teropong dengan benang silang
- Baak ukur
Cara pengukuran:
1. Pasang patok pada titik yang akan diukur.
2. Tempatkan teropong di salah satu titik (A) dan tempatkan baak di titik lainnya
(B).
3. Stel teropong.
4. Baca baak pada ketiga benang silangnya (atas,tengah dan bawah) misalnya ba,
bt, bb.
5. Maka jaraknya adalah
AB =( ba−bb ) x 100 m
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
9
d. Pengukuran Jarak Otomatis
Peralatan : - ADM (Automatic Distance Messurer)
- Target
- Patok
Cara mengukur:
Pasang patok pada titik yang akan diukur (misal A dan B).
Pasang ADM dititik A.
Pasang target pada titik B.
Jarak AB dapat langsung dibaca pada ADM.
2. Pengukuran Elevasi
Elevasi adalah ketinggian suatu titik terhadap permukaan air laut rata-rata.
Elevasi suatu titik dapat dicari dengan bantuan sebuah titik yang sudah diketahui
elevasinya, dengan rumus:
Elevasi B = Elevasi A + ∆h
B = titik yang dicari elevasinya
A = titik yang elevasinya diketahui (titik ikat)
∆h = selisih ketinggian titik B dengan titik A (±)
Bila tidak ada atau susah mendapatkan titik ikat, dapat menggunakan elevasi local.
Macam cara pengukuran elevasi
Sederhana
Alat:
Optis
Alat:
Automatis
Alat:
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
10
-
Selang air
Pita ukur
Patok
Batang kayu/besi
-
Teropong dengan
-
benang silang
Baak ukur
Patok
-
Altimeter
Patok
a. Pengukuran Elevasi Cara Sederhana
Misalnya akan diukur elevasi titik B, yang letaknya dekat dengan titik A, dimana
elevasi A= +100,00
Caranya:
1. Pasang patok di A dan B.
2. Pasang pula batang tegak di A dan B.
3. Ambil selang air yang panjangnya >AB.
4. Isi ulang air dengan air sampai penuh, setelah penuh kedua ujung-ujung selang
ditutup.
5. Tempatkan ujung-ujung selang pada batang A dan B, diikat/diplester dengan
ketinggian kira-kira sama.
6. Buka ikatan pada ujung selang, tunggu sampai muka air di selang terang.
7. Ukur ketinggian muka air di selang dititik A, misalnya = a, maka ketinggian
muka air selang di titik B, misalnya b.
8. Maka ∆h = a-b
9. Elevasi B = elevasi titik A + (a-b)
b. Pengukuran Elevasi Cara Optis
Dengan Waterpass
Caranya:
1. Pasang patok di A dan B
2. Pasang alat W>P diantara A dan B (disetel).
3. Pasang baak di A dan B.
4. Baca benang tengah baak A (misal: bta) dan benang tengah baak B (misal
btb).
5. Maka ∆h = bta-btb
6. Elevasi B = elevasi A + (bta-btb)
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
11
Pengukuran Elevasi dengan Teodolit
Pengukuran ini dilakukan:
- Bentuk pemetaaan yang memerlukan elevasi/konstur.
- Bila permukaan tanah ketinggiannya sangat tidak beraturan,
Alat yang dipakai:
1.
2.
3.
4.
Patok
Pita ukur
Teodolit + Statif
Baak ukur
Cara pengukuran
Misalnya yang akan diukur elevasi titik B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cari titik ikat (A) dekat titik B.
Pasang patok pada titik A dan B.
Tempatkan teodolit di titik A, dan di stel.
Ukur ketinggian teodolit dengan pita ukur, misalnya = ta
Tempatkan baak ukur di titik B.
Bidik baak ukur dengan teodolit, baca:
a. Pembacaan benang tengah (bt)
b. Sudut vertical teropong (∂)
7. Maka:
Elevasi titik B = elevasi A + ta + ∆t – bt
Karena
∆t
= dm cos ∂
dm
= (ba-bb) x 100 sin ∂
maka ∆t = (ba-bb) x 100 x sin ∂ cos ∂
sehingga :
El B = El A + ta + (ba-bb) x 100 sin ∂ cos ∂ - bt
Contoh:
El A = + 60.00
ba = 1.425
∂ = 88o
ta = 1.21 m
bb = 0.815
bt = 1.120
dm = (0.61) x 100 x sin 88o = 60.96 m
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
12
∆t = 60.96 x cos 88o = 2.13 m
El B = +60.00 + 1.121 + 2.13 – 1.12 = + 62.22
Table pengukuran elevasi dengan waterpass
Naik(+
Pembacaan baak
Titik Tempat
Jarak
Ba
A
1.42
B
I
B
II
C
C
5
1.00
Bb
Bt
1.115
1.27
0.77
0
)
Turun()
31.0
0
23.0
5
1.22
5
0.89
0.92
1.07
0
30.0
0
0
0
0
1.33
0.91
1.12
42.0
0
0
0
0
Elevasi
Hitung
Koreksi
+100.0
+ 0.38
0
+100.0
+100.3
0
A
8
- 0.05
+100.3
3
III
D
Titik
B
C
Jarak = (ba-bb) x 100
Naik (+) / turun (-) = btb- bta
I
∆h > 5
II
∆h > 12
√L
III
∆h > 15
√L
√L
3. Pengukuran Koordinat
Pengukuran koordinat menggunakan rumus koordinat kartesian, misalnya akan
menghitung koordinat titik B, maka harus dicari titik ikat yang sudah diketahui
koordinatnya, misalnya titik A. Koordinat B dapat dihitung kalau:
- Jarak AB diketahui
- Sudut arah AB diketahui
Y
=cos ∝
d
X
=sin ∝
d
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
13
∆ Y =dAB x cos ∝
∆ X =dAB x sin ∝
Koordinat B
XB = XA + ∆X = XA + dAB x sin ∝
AB
YB = YA + ∆Y = YA + dAB x cos ∝
AB
180o = π
rad
360o = 2 π
1o =
π
180
rad
rad
180
π
1 rad =
o
Contoh = 36o51’23’’
=
36 o 51' 23' '
π
180
=
36 o (51 x 60+ 23 )
π
3600
=
36,856
π
180
Pengukuran koordinat biasanya dilaksanakan dengan cara polygon, baik dengan
poligon memanjang atau polygon tertutup. Rumus yang dipakai:
XB = XA + dAB x sin ∝
AB
YB = YA + dAB x cos ∝
AB
A = titik ikat (diketahui koordinatnya)
B = titik yang dicari koordinatnya
dAB = jarak AB
sudut arah adalah sudut yang terbentuk oleh arah utara dengan garis AB dengan arah
pengukuran mulai dari arah utara memutar searah jarum jam menuju garis AB
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
14
4. Pengukuran sudut arah
a. Mengukur sudut arah (azimuth) matahari, tinggi matahari terhadap garis AB.
b. Menggunakan dua titik ikat, misalnya A dan A’.
c. Mengukur sudut antara arah utara dengan garis AB.
1. Pengukuran arah dan tinggi matahari
Peralatan : - teodolit
- Table azimuth matahari
- Patok
Cara pengukuran:
a.
b.
c.
d.
Tempatkan teodolit di titik A, sistel
Arahkan teropong ke matahari, baca sudut horizontal dan sudut vertical.
Arahkan teropong ke titik B, baca sudut horizontal B.
Cari dalam table azimuth, besarnya sudut arah matahari pada tgl,jam,
ketinggian (sudut vertical) dari hasil pengukuran tersebut,
e. α
= α + β
α = azimuth matahari
β = sudut matahari A, B
2. Menggunakan 2 titik ikat (A dan A’)
Peralatan : - teodolit
- Patok
AB
Cara pengukuran:
a. Tempatkan teodolit di titik A (distel).
b. Arahkan teodolit ke titik A’, baca sudut horizontal.
c. Arahkan teodolit ke titik B, baca sudut horinzontal.
d. α AB=β A AB−δ
'
β A AB
'
δ
= sudut horizontal B- sudut horizontal A’
∆X
= arc tan
∆Y
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
15
'
( X A − XA)
(Y A' −YA)
3. Mengukur sudut horizontal utara dan sudut horizontal titik B
Caranya:
a. Tempat teodolit di A, distel.
b. Arahkan teodolit ke utara, baca sudut horizontal utara (misal 30o).
c. Arahkan teodolit ke titik B, baca sudut horizontal titik B (misal 102o).
= arc tan
d.
α AB = 102o – 30o = 72o
Pengukuran arah titik selanjutnya rumus:
o
α BC =α AB +180 −sudut dalam ABC
Berdasarkan rumus diatas, untuk mengukur
α BC , cukup mengukur sudut dalam
ABC yang besarnya:
Sudut ABCdalam = sudut horizontal A – sudut horizontal C
C. Peralatan
1. Teodolit
2. Statif (kaki 3)
1 buah
1 buah
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
16
3. Baak ukur
4. Patok
5. Kompas
6. Meteran Gulung ukuran 50 m
7. Pilok
8. Kertas sketsa
9. Pensil
10. Penghapus
11. Papan untuk kertas
1 buah
20 buah
1 buah
2 buah
1 buah
secukupnya
1 buah
1 buah
1 buah
D. Cara Pengukuran
1. Pasang patok pada daerah pengukuran (peta) dan sket titik-titik patok dengan buku
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
sket, dalam pemasangan patok harus diperhatikan beberapa hal:
a. Ditempat aman.
b. Mudah menempatkan alat.
c. Saling dapat terkait.
d. Jarak maksimal ( ± 50).
Buatlah sketsa potongan melintang pada titik (ukur lebar dan tinggi).
Pasang pesawat pada tripod dan atur pesawat tepat diatas patok.
Pasang unting-unting pada pesawat untuk ketepatan pada patok-patok.
Atur kedataran pesawat dengan Nivo yang tersedia pada pesawat.
Pasang baterai pada pesawat dan hidupkan kemudian atur monitor pada pesawat.
Mulailah membidik kearah utara terlebih dahulu.
Tugaskanlah salahsatu asisten untuk memegang bak ukur atau yalon pada patok lain
dan bidik dari patok yang dipasangi pesawat.
9. Setelah tepat segera kunci pesawat.
10. Baca sudut yang tertera pada monitor dan tulis hasilnya.
11. Baca juga antara benang atas, tengah dan benang bawah, segera catat hasilnya.
12. Setelah selesai pindah kepatok selanjutnya dan lakukan pekerjaan seperti poin-poin
diatas dan seterusnya sampai kepatok terakhir.
13. Catat semua hasil pengukuran pada buku laporan dan terus hitung hasil
pengukurannya.
E. Pembagian Tugas
Ketua
Pemasang patok
Pembuat sketsa
Pengukur
Pembaca
Pemegang baak
Properti
: Habibulloh Malik
: Bachtiar Nurly R
Dedi Sarwono
: Habibulloh Malik
: Ahmad Barokah
Tri Farid Sahputra
: Joko Adi Wicaksono
: Ardiyanto
Sri Wahyuni
: Sarofah
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
17
F. Hasil Pengukuran
Pembacaan Baak
ST
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tinggi
Alat
Titik
Bidik
B.A
B.T
Pembacaan Sudut
Vertikal
B.B
Horizontal
Derajat
Menit
Detik
Derajat
Menit
Detik
P1
utara
-
-
-
0
0
0
295
5
35
155,5
P2
1,08
0,84
0,6
89
13
50
310
11
40
P2
P1
1,22
0,98
0,74
92
9
45
226
29
25
147
P3
1,17
0,92
0,7
88
5
40
38
0
15
P3
P2
1,67
1,39
1,10
92
24
40
107
5
20
145,5
P4
1,14
0,89
0,65
87
55
0
107
5
20
P4
P3
0,85
0,61
0,36
93
51
5
43
25
25
144
P5
0,96
0,72
0,47
88
2
25
214
45
45
P5
P4
1,24
1
0,76
93
7
5
283
43
5
149,7
P6
1,49
1,29
1,09
89
18
45
209
15
15
P6
P5
1,79
1,59
1,39
90
52
25
25
16
5
149,3
P7
1,84
5
1,608
1,365
86
44
35
189
10
35
P7
P6
1,98
1,74
1,5
92
47
0
36
26
55
147,8
P8
1,34
1,1
0,86
86
0
10
223
43
25
P8
P7
2,0
1,76
1,51
94
5
10
119
50
40
147
P9
1,43
1,18
0,93
83
30
10
301
51
30
P9
P8
1,74
1,5
1,25
96
9
35
83
31
25
149,8
P10
0,77
0,7
0,63
86
15
25
274
58
0
P9
0,74
0,67
0,6
100
8
43
120
35
40
P11
1,59
1,4
1,2
84
23
50
325
32
30
P10
150
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
18
11
12
P11
P10
1,76
1,57
1,38
95
32
35
26
48
5
148,5
P12
1,92
1,74
1,55
86
35
20
216
12
15
P12
P11
1,96
1,78
1,59
92
33
0
85
13
50
148,5
P13
1,95
1,79
1,63
84
30
15
251
5
25
G. Analisa Data
1. Pengukuran Elevasi
a. Menghitung Sudut Derajat Dalam Desimal
Sudut vertical (Oo) + (sudut vertical (O’)/60) + (sudut vertical (O’’)/3600)
P1 =>
U = 0 + (0/60) + (0/3600)
=0
P2 = 89 + (13/60) + (50/3600)
= 89,231
P2 =>
P1 = 92 + (9/60) + (45/3600)
= 92,163
P3 = 88 + (5/60) + (40/3600)
= 88,094
P3 =>
P2 = 92 + (24/60) + (40/3600)
= 92,411
P4 = 87 + (55/60) + (0/3600)
= 87,817
P4 =>
P3 = 93 + (51/60) + (5/3600)
= 93,851
P5 = 88 + (2/60) + (25/3600)
= 88,040
P5 =>
P4 = 93 + (7/60) + (5/3600)
= 93,118
P6 = 89 + (18/60) + (45/3600)
= 89,313
P6 =>
P5 = 90 + (52/60) + (25/3600)
= 90,874
P7 = 86 + (44/60) + (35/3600)
= 86,743
P7 =>
P6 = 92 + (47/60) + (0/3600)
= 92,783
P8 = 86 + (0/60) + (10/3600)
= 86,003
P8 =>
P7 = 94 + (5/60) + (10/3600)
= 94,086
P9 = 83 + (30/60) + (10/3600)
= 83,503
P9 =>
P8 = 96 + (9/60) + (35/3600)
= 96,160
P10 = 86 + (15/60) + (25/3600)
= 86,257
P10=>
P9 = 100 + (8/60) + (43/3600)
= 100,145
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
19
P11=>
P12=>
P11 = 84 + (23/60) + (50/3600)
P10 = 95 + (32/60) + (35/3600)
P12 = 86 + (35/60) + (20/3600)
P11 = 92 + (33/60) + (0/3600)
P13 = 84 + (30/60) + (15/3600)
= 84,397
= 95,543
= 86,589
= 92,550
= 84,504
b. Menghitung Sudut Derajat Radian Dalam Desimal
Vo x π /180
P1 =>
U = 0
x π /180
=0
P2 = 89,231 x π /180
= 1,557
P2 =>
P1 = 92,163 x π /180
= 1,609
P3 = 88,094 x π /180
= 1,538
π
P3 =>
P2 = 92,411 x
/180
= 1,613
P4 = 87,917 x π /180
= 1,534
P4 =>
P3 = 93,851 x π /180
= 1,638
P5 = 88,040 x π /180
= 1,537
P5 =>
P4 = 93,118 x π /180
= 1,625
P6 = 89,313 x π /180
= 1,559
P6 =>
P5 = 90,874 x π /180
= 1,586
P7 = 86,743 x π /180
= 1,514
P7 =>
P6 = 92,783 x π /180
= 1,619
π
P8 = 86,003 x
/180
= 1,501
P8 =>
P7 = 94,086 x π /180
= 1,642
P9 = 83,503 x π /180
= 1,457
P9 =>
P8 = 96,160 x π /180
= 1,678
P10 = 86,257 x π /180
= 1,505
P10=>
P9 = 100,145 x π /180 = 1,748
P11 = 84,397 x π /180
= 1,473
P11=>
P10 = 95,543 x π /180
= 1,668
P12 = 86,589 x π /180
= 1,511
P12=>
P11 = 92,550 x π /180
= 1,615
P13 = 84,504 x π /180
= 1,475
c. Menghitung Δh (b.a – b.b)
Titik baak
P1 =>
U =0
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
20
P2 =>
P3 =>
P4 =>
P5 =>
P6 =>
P7 =>
P8 =>
P9 =>
P10=>
P11=>
P12=>
P2 = 1,08 – 0,6
P1 = 1,22 – 0,74
P3 = 1,17 – 0,7
P2 = 1,67 – 1,105
P4 = 1,14 – 0,65
P3 = 0,85 – 0,36
P5 = 0,47 – 0,7
P4 = 1,24 – 0,76
P6 = 1,49 – 1,09
P5 = 1,79 – 1,39
P7 = 1,845 – 1,365
P6 = 1,98 – 1,5
P8 = 1,34 – 0,86
P7 = 0,2
– 1,51
P9 = 1,43 – 0,93
P8 = 1,74 – 1,25
P10 = 0,77 – 0,63
P9 = 0,74 – 0,6
P11 = 1,59 – 1,2
P10 = 1,76 – 1,38
P12 = 1,92 – 1,55
P11 = 1,96 – 1,59
P12 = 1,95 – 1,63
= 0.48
= 0.48
= 0,47
= 0,565
= 0,49
= 0,49
= 0,23
= 0,48
= 0,4
= 0,4
= 0,48
= 0,48
= 0,48
= 0,49
= 0,5
= 0,49
= 0,14
= 0,14
= 0,39
= 0,38
= 0,37
= 0,37
= 0,32
d. Elevasi
P2 = El P1 + ta1 + (ba12-bb12) x 100 x sinV12 x cosV12 - bt
Z = + 100
P1 = + 100
P2 = 100.00+ 1,555 + 0.48 x 100 x sin(89⁰13’50”) x cos(89⁰13’50”) – 0,84
=
101,359
P3 = 101,359 + 1,47 + 0,48 x 100 x sin(88⁰5’40”) x cos(88⁰5’40”) – 0,93
=
103,494
P4 = 103,494+ 1,455 + 0,47 x 100 x sin(87⁰55’0”) x cos(8⁰55’0”) – 0,89
=
105,761
P5 = 105,761+ 1,44 + 0,23 x 100 x sin(88⁰2’25”) x cos(88⁰2’15”) – 0,59
=
107,397
P6 = 107,397+ 1,497 + 0,4 x 100 x sin(89⁰18’45”) x cos(89⁰18’45”) – 1,29
=
108,084
P7 = 108,084 + 1,493 + 0,48 x 100 x sin(86⁰44’35”) x cos(86⁰44’35”) – 1,608
=
110,691
P8 = 110,691 + 1,478 + 0,48 x 100 x sin(86⁰0’10”) x cos(86⁰0’10”) – 1,1
=
114,407
P9 = 114,407+ 1,47 + 0,5 x 100 x sin(83⁰30’10”) x cos(83⁰30’10”) – 1,18
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
21
=
120,318
P10 = 120,318+ 1,498 + 0,14 x 100 x sin(86⁰15’25”) x cos(86⁰15’25”) – 0,7
=
122,028
P11 = 122,028+ 1,50 + 0,39 x 100 x sin(84⁰23’50”) x cos(84⁰23’50”) –1,4
=
125,917
P12 = 125,917+ 1,485 + 0,37 x 100 x sin(86⁰35’20) x cos(86⁰35’20) – 1,74
=
127,859
P13 = 127,859+ 1,485 + 0,32 x 100 x sin(84⁰30’15”) x cos(84⁰30’15”) – 1,79
=
130,604
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
22
Pembacaan Baak
STA
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
Tinggi
Alat
Titik
Bidik
B.A
B.T
Pembacaan Sudut
Vertikal
B.B
Derajat
Menit
Detik
BA-BB
Sudut
Derajat
Sudut
Radian
Sin V
Cos V
Elevasi
utara
-
-
-
0
0
0
0,000
0,000
0,000
0,000
1,000
100,000
P2
1,08
0,86
0,6
89
13
50
0,48
89,231
1,557
1,000
0,013
255,105
P1
1,22
0,98
0,74
92
9
45
0,48
92,163
1,609
0,999
-0,038
P3
1,17
0,94
0,7
88
5
40
0,47
88,094
1,538
0,999
0,033
P2
1,67
1,39
1,10
92
24
40
0,565
92,411
1,613
0,999
-0,042
P4
1,14
0,89
0,65
87
55
0
0,49
87,917
1,534
0,999
0,036
P3
0,85
0,61
0,36
93
51
5
0,49
93,851
1,638
0,998
-0,067
P5
0,96
0,72
0,47
88
2
25
0,49
88,040
1,537
0,999
0,034
P4
1,24
1
0,76
93
7
5
0,48
93,118
1,625
0,999
-0,054
P6
14,9
12,9
10,9
89
18
45
0,4
89,313
1,559
1,000
0,012
P5
1,79
1,59
1,39
90
52
25
0,4
90,874
1,586
1,000
-0,015
P7
1,845
1,608
1,365
86
44
35
0,48
86,743
1,514
0,998
0,057
P6
1,98
1,74
1,5
92
47
0
0,48
92,783
1,619
0,999
-0,049
155,5
147
408,324
145,5
562,726
144
689,465
149,7
831,064
149,3
147,8
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
991,581
23
P8
P9
P10
P11
P12
P8
1,34
1,1
0,86
86
0
10
0,48
86,003
1,501
0,998
0,070
P7
2
1,76
1,51
94
5
10
0,49
94,086
1,642
0,997
-0,071
P9
1,43
1,18
0,93
83
30
10
0,5
83,503
1,457
0,994
0,113
P8
1,74
1,5
1,25
96
9
35
0,49
96,160
1,678
0,994
-0,107
P10
0,77
0,7
0,63
86
15
25
0,14
86,257
1,505
0,998
0,065
P9
0,74
0,67
0,6
100
8
43
0,14
100,145
1,748
0,984
-0,176
P11
1,59
1,4
1,,2
84
23
50
0,39
84,397
1,473
0,995
0,098
P10
1,76
1,57
1,38
95
32
35
0,38
95,543
1,668
0,995
-0,097
P12
1,92
1,74
1,55
86
35
20
0,365
86,589
1,511
0,998
0,059
P11
1,96
1,78
1,59
92
33
0
0,37
92,550
1,615
0,999
-0,044
P13
1,95
1,79
1,63
84
30
15
0,32
84,504
1,475
0,995
0,096
1161,759
147
1353,973
149,8
1505,893
150
1679,788
148,5
1832,567
148,5
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
1993,073
24
2. Pengukuran Koordinat
a. Mencari H derajat (Ho)
Sudut horizotal (Oo) + (sudut horizontal (O’)/60) + (sudut horizontal
(O’’)/3600)
P1
=>
P2
=>
P3
=>
P4
=>
P5
=>
P6
=>
P7
=>
P8
=>
P9
=>
P10
=>
P11
=>
P12
=>
U = 295 + (5/60) + (35/3600)
P2 = 310 + (11/60) + (40/3600)
P1 = 226 + (29/60) + (25/3600)
P3 = 38 + (0/60) + (15/3600)
P2 = 107 + (5/60) + (20/3600)
P3 = 107 + (5/60) + (20/3600)
P3 = 43 + (25/60) + (25/3600)
P5 = 214 + (45/60) + (45/3600)
P4 = 283 + (43/60) + (5/3600)
P6 = 209 + (15/60) + (15/3600)
P5 = 25 + (16/60) + (5/3600)
P7 = 189 + (10/60) + (35/3600)
P6 = 36 + (26/60) + (55/3600)
P8 = 223 + (43/60) + (25/3600)
P7 = 119 + (50/60) + (40/3600)
P9 = 301 + (51/60) + (30/3600)
P8 = 83 + (31/60) + (25/3600)
P10 = 274 + (58/60) + (0/3600)
P9 = 120 + (35/60) + (40/3600)
P11 = 325 + (32/60) + (30/3600)
P10 = 26 + (48/60) + (5/3600)
P12 = 216 + (12/60) + (15/3600)
P11 = 85 + (13/60) + (50/3600)
P13 = 251 + (5/60) + (25/3600)
b. Mencari H radian
Ho x π /180
P1 =>
U = 295,093 x
P2 = 310,194 x
P2 =>
P1 = 226,490 x
P3 = 38,004 x
P3 =>
P2 = 107,089 x
P4 = 107,089 x
P4 =>
P3 = 43,424 x
P5 = 214,763 x
P5 =>
P4 = 283,718 x
P6 = 209,254 x
P6 =>
P5 = 25,268 x
P7 = 189,176 x
P7 =>
P6 = 36,449 x
P8 = 223,724 x
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
= 295,093
= 310,194
= 226,490
= 38,004
= 107,089
= 107,089
= 43,424
= 214,763
= 283,718
= 209,254
= 25,268
= 189,176
= 36,449
= 223,724
= 119,844
= 301,858
= 83,524
= 274,967
= 120,594
= 325,542
= 26,801
= 216,204
= 85,231
= 251,090
= 5,150
= 5,414
= 3,953
= 0,663
= 1,869
= 1,869
= 0,758
= 3,748
= 4,952
= 3,652
= 0,441
= 3,302
= 0,636
= 3,905
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
25
P8 =>
P9 =>
P10=>
P11=>
P12=>
P7 = 119,844 x
P9 = 301,858 x
P8 = 83,524 x
P10 = 274,967 x
P9 = 120,594 x
P11 = 325,542 x
P10 = 26,801 x
P12 = 216,204 x
P11 = 85,231 x
P13 = 251,090 x
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
= 2,092
= 5,268
= 1,458
= 4,799
= 2,105
= 5,682
= 0,468
= 3,773
= 1,488
= 4,382
c. Mencari sudut dalam (β)
Sudut dalam = Hbelakang – Hdepan
ΒU,2
= 310,194 – 295,093 = 15,101
Β1,3 = 38,004 – 226,490 = - 188,486
Β2,4 = 107,089 – 107,089 = 0
Β3,5 = 214,763 – 43,424 = 171,339
Β4,6 = 209,254 – 283,718 = - 74,464
Β5,7
= 189,176 – 25,268 = 163,908
Β6,8
= 223,724 – 36,449 = 187,275
Β7,9
= 301,858 – 119,844 = 182,014
Β8,10
= 274,967 – 83,524 = 191,443
Β9,11
= 325,542 – 120,594 = 204,947
β10,12
= 216,204 – 26,801 = 189,403
β11,13
= 251,090 – 85,231 = 165,860
d. Mencari Sudut arah (α)
αU,2 = Hrad(P2) – Hrad(U)
α1,3 = αU,2 + π - β1,3
αu,2
= 5,414 – 5,150
α1,3
= 0,264 + π – (- 188,486)
α2,4
= 191,891 + π – 0
α3,5
= 195,033 + π – 171,339
α4,6
= 26,836 + π – (- 74,464)
α5,7
= 104.441 + π – 163,908
α6,8
= - 56,326 + π – 187,275
α7,9
= - 240,459 + π – 182,014
α8,10
= - 419,331 + π – 191,443
α9,11
= - 607,633 + π – 204,947
α10,12
= - 809,438 + π – 189,403
α11,13
= - 995,700 + π – 165,860
=
0,264
= 191,891
= 195,033
= 26,836
= 104,441
= - 56,326
= - 240,459
= - 419,331
= - 607,633
= - 809,438
= - 995,700
= - 1158,418
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
26
e. Mencari jarak datar (D)
D = (ba-bb)x100xsin2V
P1 =
U => 0
P2=> (1,08-0,6) x 100 x sin2 89⁰13’50”
P2 =
P1 => (1,22-0,74)x 100 x sin2 92⁰9’45”
P3 =
47,93m
P3 => (1,17-0,7) x 100 x sin2 88⁰5’40”
P2 => (1,67-1,20) x 100 x sin2 92⁰24’40”
P4 => (1,14-0,65) x 100 x sin2 87⁰55’0”
=
47,99m
=
=
=
46,94m
46,92m
=
P4 =
48,94m
P3 => (0,85-0,36)x 100 x sin2 93⁰51’5"
=
P5 =
48,78m
P5 => (0,96-0,47) x 100 x sin2 88⁰2’25”
P4 => (1,24-0,76) x 100 x sin2 93⁰51’5”
48,94m
=
=
=
=
=
=
=
=
P9 =
47,78m
P6 => (1,49-1,09) x 100 x sin2 88⁰2’25”
P5 => (1,79-1,39)x 100 x sin2 93⁰7’5”
P7 => (1,845-1,365) x 100 x sin2 89⁰18’45”
P6 => (1,98-1,5) x 100 x sin2 92⁰47’0”
P8 => (1,34-0,86)x 100 x sin2 86⁰0’10”
P7 => (2-1,51)x 100 x sin2 94⁰5’10”
P9 => (1,43-0,93) x 100 x sin2 83⁰30’10”
P8 => (1,74-1,25) x 100 x sin2 96⁰9’35”
39,95m
39,88m
47,99m
47,88m
47,77m
48,75m
49,36m
=
=
P10 =
48,44m
P10 => (0,77-0,63) x 100 x sin2 86⁰15’25”
P9 => (0,74-0,6) x 100 x sin2 100⁰8’43”
13,94m
=
=
=
=
=
=
46,55m
37,65m
36,87m
37,85m
31,70m
P6 =
P7 =
P8 =
P11 =
P12 =
13,56m
P11 => (1,59-1,2) x 100 x sin2 84⁰23’50”
P10 => (1,76-1,38) x 100 x sin2 95⁰32’35”
P12 => (1,92-1,55) x 100 x sin2 86⁰35’20”
P11 => (1,76-1,38) x 100 x sin2 92⁰32’35”
P13 => (1,95-1,63) x 100 x sin2 84⁰30’15”
f. Mencari ∆x
´ x sin α
∆x = ∆D ab
∆x Pu-P2
= 47,99 x sin 89⁰13’50”
∆x P1-P3
= 47,45 x sin 92⁰9’45”
= 47,985
= 47,258
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
=
27
∆x P2-P4
∆x P3-P5
∆x P4-P6
∆x P5-P7
∆x P6-P8
∆x P7-P9
∆x P8-P10
∆x P9-P11
∆x P10-P12 =
∆x P11-P13 =
= 47,93 x sin 92⁰24’40”
= 48,86 x sin 93⁰51’5"
= 43,68 x sin 93⁰51’5”
= 43,94 x sin 93⁰7’5”
= 47,83 x sin 92⁰47’0”
= 49,06 x sin 94⁰5’10”
= 31,19 x sin 96⁰9’35”
= 30,06 x sin 100⁰8’43”
37,26 x sin 95⁰32’35”
34,78 x sin 92⁰32’35”
g. Mencari ∆y
´ x cos α
∆y = ∆D ab
∆y Pu-P2
= 47,99 x cos 89⁰13’50”
∆y P1-P3
= 47,45 x cos 92⁰9’45”
∆y P2-P4
= 47,93 x cos 92⁰24’40”
∆y P3-P5
= 48,86 x cos 93⁰51’5"
∆y P4-P6
= 43,68 x cos 93⁰51’5”
∆y P5-P7
= 43,94 x cos 93⁰7’5”
∆y P6-P8
= 47,83 x cos 92⁰47’0”
∆y P7-P9
= 49,06 x cos 94⁰5’10”
∆y P8-P10 = 31,19 x cos 96⁰9’35”
∆y P9-P11 = 30,06 x cos 100⁰8’43”
∆y P10-P12 = 37,26 x cos 95⁰32’35”
∆y P11-P13 = 34,78 x cos 92⁰32’35”
= 47,888
= 48,749
= 43,814
= 43,875
= 47,774
= 48,935
= 31,009
= 29,589
= 37,086
= 34,746
= 0,644
= - 1,79
= - 1,996
= - 3,282
= - 2,934
= - 2,390
= - 2,323
= - 3,496
= - 3,346
= - 5,295
= - 3,599
= - 1,543
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
28
STA
Tinggi
Alat
(m)
Pembacaan Baak
Titik
Bidik
B.A
B.T
P2
P3
P4
P5
P6
Sudut
Derajat
Horizontal
B.B
utara
P1
Pembacaan Sudut
0
‘
‘’
295
5
35
Sudut
Radian
BA - BB
Sin2V
D
Sudut
Dalam
(β)
Radian
295,093
5,150
0,000
0,820
Sudut
Arah (α)
15,101
P2
1,08
1,04
0,6
310
11
40
310,194
5,414
0,480
0,583
28,007
P1
1,22
0,98
0,74
226
29
25
226,490
3,953
0,480
0,526
25,248
1,47
P3
1,17
0,92
0,7
38
0
15
38,004
0,663
4,700
0,379
178,182
P2
1,67
1,39
1,1
107
5
20
107,089
1,869
5,650
0,914
516,211
1,455
188,486
0,000
Cos H
0,261
0,965
0,261
0,965
-0,251
-0,968
191,891
-0,251
-0,968
0,251
0,968
195,033
1,14
0,89
0,65
107
5
20
107,089
1,869
4,900
0,914
447,688
0,251
0,968
P3
0,85
0,61
0,36
43
25
25
43,424
0,758
4,900
0,473
231,525
0,991
-0,132
171,339
26,836
P5
0,96
0,72
0,47
214
45
45
214,763
3,748
-2,300
0,325
-74,773
0,991
-0,132
P4
1,24
1
0,76
283
43
5
283,718
4,952
0,480
0,944
45,301
-0,695
-0,719
1,497
-74,464
104,441
P6
1,49
1,29
1,09
209
15
15
209,254
3,652
4,000
0,239
95,525
-0,695
-0,719
P5
1,79
1,59
1,39
25
16
5
25,268
0,441
4,000
0,182
72,882
0,221
0,975
1,493
163,908
P7
1,84
1,60
1,39
189
10
35
189,176
3,302
4,800
0,025
12,207
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
ΔY
75
0,264
P4
1,44
ΔX
Radian
0
1,555
Sin H
-56,326
0,221
0,975
47,985
0,644
47,258
- 1,79
47,888
- 1,996
48,749
- 3,282
43,814
- 2,934
43,875
- 2,390
29
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
1,98
1,74
1,5
36
26
55
36,449
0,636
4,800
0,353
169,419
1,48
187,275
-0,127
P8
1,34
1,1
0,86
223
43
25
223,724
3,905
4,800
0,478
229,310
-0,992
-0,127
P7
2,0
1,76
1,51
119
50
40
119,844
2,092
4,900
0,752
368,650
0,997
-0,071
1,47
182,014
-419,331
P9
1,43
1,1
0,93
301
51
30
301,858
5,268
5,000
0,721
360,703
0,997
-0,071
P8
1,74
1,5
1,25
83
31
25
83,524
1,458
4,900
0,987
483,766
0,965
-0,262
1,498
1,50
-0,992
-240,459
191,443
P10
0,77
0,7
0,6
274
58
0
274,967
4,799
1,400
0,993
138,951
P9
0,74
0,67
0,6
120
35
40
120,594
2,105
6,800
0,741
503,854
P11
1,59
1,4
1,2
325
32
30
325,542
5,682
3,900
0,320
P10
1,76
1,57
1,38
26
48
5
26,801
0,468
3,800
0,203
-607,633
0,965
-0,262
0,888
0,460
124,854
0,888
0,460
77,258
-0,184
-0,983
1,485
204,947
189,403
-809,438
-995,700
P12
1,92
1,74
1,55
216
12
15
216,204
3,773
3,650
0,349
127,343
-0,184
-0,983
P11
1,92
1,78
1,59
85
13
50
85,231
1,488
3,700
0,993
367,442
-0,738
-0,675
P13
1,95
1,79
1,63
251
5
25
251,090
4,382
3,200
0,895
286,392
-0,738
-0,675
1,485
165,860
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
-1158,418
47,774
- 2,323
48,935
- 3,496
31,009
- 3,346
29,589
- 5,295
37,086
- 3,599
34,746
- 1,543
30
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
31
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
32
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
33
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
34
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
35
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
36
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
37
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
38
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
39
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
40
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
41
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
42
Gambar 1. Tim Praktikum
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
43
Gambar 2. Pengukuran dengan Theodolit
Gambar 3. Pengukuran Sketsa Jalan
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
PENGUKURAN JALAN DENGAN THEODOLIT
Dosen Pembimbing:
Ir H Soeharto, M. Eng
Disusun oleh :
1.
Sri Wahyuni
NIM 2015140004
/TA: 2015
2.
Ardiyanto
NIM 2015140005
/TA: 2015
3.
Bachtiar Nurly R
NIM 2015140009
/TA: 2015
4.
Dedi Sarwono
NIM 2015140011
/TA: 2015
5.
Sarofah
NIM 2015140028
/TA: 2015
6.
Tri Farid Sahputra
7.
Ahmad Barokah
NIM 2014140042
/TA: 2015
8.
Habibulloh Malik
NIM 2015140045
/TA: 2015
9.
Joko Adi Wicaksono
NIM 2015140056
/TA: 2015
NIM 2015140036
/TA: 2015
TENIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FASTIKOM)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FASTIKOM)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
Jl. Raya Kalibeber Km. 03 Tlp. (0286)3226054, Fax. (0286) 324160 Wonosobo 56351
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Lokasi/Objek
Ketua Tim
Anggota
Pengukuran Jalan dengan Teodolit
: Jalan Munggang
: Habibulloh Malik
: 1. Sri Wahyuni
NIM 2015140004
/TA: 2015
2. Ardiyanto
NIM 2015140005
/TA: 2015
3. Bachtiar Nurly R
NIM 2015140009
/TA: 2015
4. Dedi Sarwono
NIM 2015140011
/TA: 2015
5. Sarofah
NIM 2015140028
/TA: 2015
6. Tri Farid Sahputra
NIM 2015140036
/TA: 2015
7. Joko Adi Wicaksono
NIM 2015140056
/TA: 2015
Laporan ini ditujukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah, dengan hal
tersebut semoga laporan ini dapat diterima dan disahkan, sehingga dapat digunakan sebagai
kelengkapan tugas sebagai mahasiswa mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer Universitas Sains Al – Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo.
Wonosobo, 1 Juni 2017
DISETUJUI OLEH
Dosen Pembimbing
Kaprodi Teknik Sipil
Dekan Fastikom
Ir H Soeharto, M.Eng.
Ir H Soeharto, M.Eng.
Wiji Lestarini, ST, MT.
Kata pengantar
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
praktikum ini dapat diselasaikan, untuk memenuhi tugas Ilmu Ukur Tanah. Shalawat serta
salam yang hanya disanjungkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sebagai tokoh
revolusioner sejati yang mengahancurkan segala macam kezaliman dan ketidakadilan, imam
kaum musdz’afin, yang beliau merasa ingin membunuh dirinya dengan melihat kebodohan
dan kejahiliahan umat manusia. Sungguh sangat menjadi kerinduan ku untuk bisa menjadikan
Beliau sebagai inspirasi perjuanganku.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan laporan
ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi.
Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Mukhotob Hamzah, MM selaku Rektor Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa
Tengah di Wonosobo.
2. Wiji Lestari, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FASTIKOM)
Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo
3. Ir H Soeharto, M.Eng. sebagai Dosen Pembimbing sekaligus Kaprodi Teknik Sipil
Unsiveraitas Sains Al – Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo
4. Ibu dan bapak tercinta yang tiada hentinya mendoakan kami dan berharap besar terhadap
kesuksesan kami.
5. Kawan-kawan kami mahasiswa dan mahasiswi Teknik Sipil angkatan 2015 yang samasama berjuang, semoga kedepannya nanti lebih baik.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan yang sepadan dari Allah
SWT.
Penyusun menyadari bahwa eksperimen ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga
dengan adanya eksperimen ini sangat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Teknik, khususnya
dalam bidang Teknik Sipil dan bagi seluruh pembaca tiada gading yang tak retak bahwa hidup
harus tetap termotivasi dan harus diarahkan agar menjadi lebih baik dan lebih bermakna.
Wonosobo, 1 Juni 2017
Praktikan
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ……………………………………………………….…………
i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………
ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….
iii
A. Tujuan ………………………………………………………………………….
1
B. Dasar Teori …………………………………………………………………….
1
C. Peralatan ………………………………………………………………………..
12
D. Cara Pengukuran ……………………………………………………………..…
13
E. Pembagian Tugas …………………………………………………………….....
13
F. Hasil Pengukuran …………………………………………………………..……
14
G. Analisa Data ……………………………………………………………………..
15
1. Pengukuran Elevasi …………………………………………………….……
15
2. Pengukuran Koordinat ……………………………………………………….
21
6
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan beda tinggi permukaan tanah dengan menggunakan Theodolite.
2. Menbuat garis kontur berupa peta dari sebidang tanah.
3. Membuat profil pada suatu polygon untuk menentukan beda tinggi pada permukaan
4.
tanah, diantaranya profil memanjang dan profil melintang.
Dapat membuat peta situasi (site plant) dengan cara menentukan sudut bangunan
yang nampak dan diterjemahkan dalam bentuk data dan dalam bentuk gambar.
B. Dasar Teori
1. Pengukuran Jarak
Jarak antara dua buah titik adalah panjang garis lurus yang menghubungkan
kedua titik tersebut. Dalam ukur tanah ada jarak miring dan jarak datar, jarak miring
digunakan untuk perhitungan volume dan jarak datar digunakan untuk pengambaran
peta/situasi. Panjang jarak untuk keperluan perhitungan elevasi maksimum 60 m
(karena bumi bulat).
Macam-macam cara pengukuran jarak:
- Cara sederhana
Langsung
Tak langsung
- Mengunakan alat
Optis
Otomatis
a. Pengukuran jarak cara sederhana secara langsung
Jarak < Panjang pita ukur
Jarak > Panjang pita ukur
o Jarak kurang dari panjang pita ukur
Peralatan : Pita ukur dan patok
o Jarak lebih dari panjang pita ukur
Peralatan : Pita ukur, Yalon, Patok
Cara mengukur:
1. Pasang patok di titik yang akan diukur.
2. Buat garis lurus dengan memasang patok diantara kedua titik tersebut
dengan jarak kurang dari pita ukur (dengan bantuan yalon)
3. Ukur jarak masing-masing patok, lalu dijumlahkan.
A
C
D
B
dijumlahkan
Antara Titik A dan Titik B ada Halangan
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
7
Lihat ∆ ABC dan ADE
AD DE
=
AC CB
DE=
AD
X CB
AC
FG=
AF
X BC
AC
caranya :
1.
2.
3.
4.
Buat garis bantu AC, ukur panjang AC, ukur panjang CB.
Buat mal sudut ∆ACB.
Geser mal sudut ke titik D yang terletak pada garis AC, ukur panjang AD.
Hitung DE
AD
DE=
X CB
AC
5. Panjang patok E.
6. Perpanjang garis BE sampai halangan (titik H).
7. Geser mal sudut ke titik yang terletak pada garis AC, ukur panjang AF.
8. Hitung FG
AF
FG=
X BC
AC
9. Panjang patok G.
10. Perpanjang garis AG sampai halangan (titik I).
Antara A dan B ada Halangan Tanah Tinggi
Dari samping
Yang komando C = A
Yang komando D = B
Langkah kerja:
1. Letakkan yalon C dititik sembarangan, tetapi bias kelihatan oleh B dan A
(ditanah yang ketinggiannya sama dengan B).
2. Selanjutnya letakkan yalon D yang lurus dengan titik A dan C (segaris).
3. Majukan yalon C ke garis yang lurus antara D dan B (segaris).
4. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai titik A, D, C dan B sudah lurus.
b. Pengukuran jarak cara sederhana tak langsung
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
8
Untuk A dan B terdapat sungai/jurang.
Lihat ∆ABD dan DEF
Langkah kerja:
1. Buatlah garis bantu C yang lurus antara A dan B (garis perpanjangan A,B).
2. Buatlah garis siku-siku di C, dengan cara menambahkan patok E ( E ┴ CB).
3. Hubungkan titik E dan B.
4. Buatlah garis tegak lurus pada garis CB di A, dan beri tanda D pada pertemuan
garis tersebut dengan garis EB.
5. Buatlah titik F, yang tegak lurus di garis EC dan titik D lalu buatlah garis.
6. Selanjutnya hitung dengan rumus berikut.
AB AD
AD
=
AB =
X DF
DF EF
EF
c. Pengukuran Jarak Optis
Peralatan : - Patok
- Teropong dengan benang silang
- Baak ukur
Cara pengukuran:
1. Pasang patok pada titik yang akan diukur.
2. Tempatkan teropong di salah satu titik (A) dan tempatkan baak di titik lainnya
(B).
3. Stel teropong.
4. Baca baak pada ketiga benang silangnya (atas,tengah dan bawah) misalnya ba,
bt, bb.
5. Maka jaraknya adalah
AB =( ba−bb ) x 100 m
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
9
d. Pengukuran Jarak Otomatis
Peralatan : - ADM (Automatic Distance Messurer)
- Target
- Patok
Cara mengukur:
Pasang patok pada titik yang akan diukur (misal A dan B).
Pasang ADM dititik A.
Pasang target pada titik B.
Jarak AB dapat langsung dibaca pada ADM.
2. Pengukuran Elevasi
Elevasi adalah ketinggian suatu titik terhadap permukaan air laut rata-rata.
Elevasi suatu titik dapat dicari dengan bantuan sebuah titik yang sudah diketahui
elevasinya, dengan rumus:
Elevasi B = Elevasi A + ∆h
B = titik yang dicari elevasinya
A = titik yang elevasinya diketahui (titik ikat)
∆h = selisih ketinggian titik B dengan titik A (±)
Bila tidak ada atau susah mendapatkan titik ikat, dapat menggunakan elevasi local.
Macam cara pengukuran elevasi
Sederhana
Alat:
Optis
Alat:
Automatis
Alat:
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
10
-
Selang air
Pita ukur
Patok
Batang kayu/besi
-
Teropong dengan
-
benang silang
Baak ukur
Patok
-
Altimeter
Patok
a. Pengukuran Elevasi Cara Sederhana
Misalnya akan diukur elevasi titik B, yang letaknya dekat dengan titik A, dimana
elevasi A= +100,00
Caranya:
1. Pasang patok di A dan B.
2. Pasang pula batang tegak di A dan B.
3. Ambil selang air yang panjangnya >AB.
4. Isi ulang air dengan air sampai penuh, setelah penuh kedua ujung-ujung selang
ditutup.
5. Tempatkan ujung-ujung selang pada batang A dan B, diikat/diplester dengan
ketinggian kira-kira sama.
6. Buka ikatan pada ujung selang, tunggu sampai muka air di selang terang.
7. Ukur ketinggian muka air di selang dititik A, misalnya = a, maka ketinggian
muka air selang di titik B, misalnya b.
8. Maka ∆h = a-b
9. Elevasi B = elevasi titik A + (a-b)
b. Pengukuran Elevasi Cara Optis
Dengan Waterpass
Caranya:
1. Pasang patok di A dan B
2. Pasang alat W>P diantara A dan B (disetel).
3. Pasang baak di A dan B.
4. Baca benang tengah baak A (misal: bta) dan benang tengah baak B (misal
btb).
5. Maka ∆h = bta-btb
6. Elevasi B = elevasi A + (bta-btb)
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
11
Pengukuran Elevasi dengan Teodolit
Pengukuran ini dilakukan:
- Bentuk pemetaaan yang memerlukan elevasi/konstur.
- Bila permukaan tanah ketinggiannya sangat tidak beraturan,
Alat yang dipakai:
1.
2.
3.
4.
Patok
Pita ukur
Teodolit + Statif
Baak ukur
Cara pengukuran
Misalnya yang akan diukur elevasi titik B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cari titik ikat (A) dekat titik B.
Pasang patok pada titik A dan B.
Tempatkan teodolit di titik A, dan di stel.
Ukur ketinggian teodolit dengan pita ukur, misalnya = ta
Tempatkan baak ukur di titik B.
Bidik baak ukur dengan teodolit, baca:
a. Pembacaan benang tengah (bt)
b. Sudut vertical teropong (∂)
7. Maka:
Elevasi titik B = elevasi A + ta + ∆t – bt
Karena
∆t
= dm cos ∂
dm
= (ba-bb) x 100 sin ∂
maka ∆t = (ba-bb) x 100 x sin ∂ cos ∂
sehingga :
El B = El A + ta + (ba-bb) x 100 sin ∂ cos ∂ - bt
Contoh:
El A = + 60.00
ba = 1.425
∂ = 88o
ta = 1.21 m
bb = 0.815
bt = 1.120
dm = (0.61) x 100 x sin 88o = 60.96 m
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
12
∆t = 60.96 x cos 88o = 2.13 m
El B = +60.00 + 1.121 + 2.13 – 1.12 = + 62.22
Table pengukuran elevasi dengan waterpass
Naik(+
Pembacaan baak
Titik Tempat
Jarak
Ba
A
1.42
B
I
B
II
C
C
5
1.00
Bb
Bt
1.115
1.27
0.77
0
)
Turun()
31.0
0
23.0
5
1.22
5
0.89
0.92
1.07
0
30.0
0
0
0
0
1.33
0.91
1.12
42.0
0
0
0
0
Elevasi
Hitung
Koreksi
+100.0
+ 0.38
0
+100.0
+100.3
0
A
8
- 0.05
+100.3
3
III
D
Titik
B
C
Jarak = (ba-bb) x 100
Naik (+) / turun (-) = btb- bta
I
∆h > 5
II
∆h > 12
√L
III
∆h > 15
√L
√L
3. Pengukuran Koordinat
Pengukuran koordinat menggunakan rumus koordinat kartesian, misalnya akan
menghitung koordinat titik B, maka harus dicari titik ikat yang sudah diketahui
koordinatnya, misalnya titik A. Koordinat B dapat dihitung kalau:
- Jarak AB diketahui
- Sudut arah AB diketahui
Y
=cos ∝
d
X
=sin ∝
d
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
13
∆ Y =dAB x cos ∝
∆ X =dAB x sin ∝
Koordinat B
XB = XA + ∆X = XA + dAB x sin ∝
AB
YB = YA + ∆Y = YA + dAB x cos ∝
AB
180o = π
rad
360o = 2 π
1o =
π
180
rad
rad
180
π
1 rad =
o
Contoh = 36o51’23’’
=
36 o 51' 23' '
π
180
=
36 o (51 x 60+ 23 )
π
3600
=
36,856
π
180
Pengukuran koordinat biasanya dilaksanakan dengan cara polygon, baik dengan
poligon memanjang atau polygon tertutup. Rumus yang dipakai:
XB = XA + dAB x sin ∝
AB
YB = YA + dAB x cos ∝
AB
A = titik ikat (diketahui koordinatnya)
B = titik yang dicari koordinatnya
dAB = jarak AB
sudut arah adalah sudut yang terbentuk oleh arah utara dengan garis AB dengan arah
pengukuran mulai dari arah utara memutar searah jarum jam menuju garis AB
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
14
4. Pengukuran sudut arah
a. Mengukur sudut arah (azimuth) matahari, tinggi matahari terhadap garis AB.
b. Menggunakan dua titik ikat, misalnya A dan A’.
c. Mengukur sudut antara arah utara dengan garis AB.
1. Pengukuran arah dan tinggi matahari
Peralatan : - teodolit
- Table azimuth matahari
- Patok
Cara pengukuran:
a.
b.
c.
d.
Tempatkan teodolit di titik A, sistel
Arahkan teropong ke matahari, baca sudut horizontal dan sudut vertical.
Arahkan teropong ke titik B, baca sudut horizontal B.
Cari dalam table azimuth, besarnya sudut arah matahari pada tgl,jam,
ketinggian (sudut vertical) dari hasil pengukuran tersebut,
e. α
= α + β
α = azimuth matahari
β = sudut matahari A, B
2. Menggunakan 2 titik ikat (A dan A’)
Peralatan : - teodolit
- Patok
AB
Cara pengukuran:
a. Tempatkan teodolit di titik A (distel).
b. Arahkan teodolit ke titik A’, baca sudut horizontal.
c. Arahkan teodolit ke titik B, baca sudut horinzontal.
d. α AB=β A AB−δ
'
β A AB
'
δ
= sudut horizontal B- sudut horizontal A’
∆X
= arc tan
∆Y
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
15
'
( X A − XA)
(Y A' −YA)
3. Mengukur sudut horizontal utara dan sudut horizontal titik B
Caranya:
a. Tempat teodolit di A, distel.
b. Arahkan teodolit ke utara, baca sudut horizontal utara (misal 30o).
c. Arahkan teodolit ke titik B, baca sudut horizontal titik B (misal 102o).
= arc tan
d.
α AB = 102o – 30o = 72o
Pengukuran arah titik selanjutnya rumus:
o
α BC =α AB +180 −sudut dalam ABC
Berdasarkan rumus diatas, untuk mengukur
α BC , cukup mengukur sudut dalam
ABC yang besarnya:
Sudut ABCdalam = sudut horizontal A – sudut horizontal C
C. Peralatan
1. Teodolit
2. Statif (kaki 3)
1 buah
1 buah
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
16
3. Baak ukur
4. Patok
5. Kompas
6. Meteran Gulung ukuran 50 m
7. Pilok
8. Kertas sketsa
9. Pensil
10. Penghapus
11. Papan untuk kertas
1 buah
20 buah
1 buah
2 buah
1 buah
secukupnya
1 buah
1 buah
1 buah
D. Cara Pengukuran
1. Pasang patok pada daerah pengukuran (peta) dan sket titik-titik patok dengan buku
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
sket, dalam pemasangan patok harus diperhatikan beberapa hal:
a. Ditempat aman.
b. Mudah menempatkan alat.
c. Saling dapat terkait.
d. Jarak maksimal ( ± 50).
Buatlah sketsa potongan melintang pada titik (ukur lebar dan tinggi).
Pasang pesawat pada tripod dan atur pesawat tepat diatas patok.
Pasang unting-unting pada pesawat untuk ketepatan pada patok-patok.
Atur kedataran pesawat dengan Nivo yang tersedia pada pesawat.
Pasang baterai pada pesawat dan hidupkan kemudian atur monitor pada pesawat.
Mulailah membidik kearah utara terlebih dahulu.
Tugaskanlah salahsatu asisten untuk memegang bak ukur atau yalon pada patok lain
dan bidik dari patok yang dipasangi pesawat.
9. Setelah tepat segera kunci pesawat.
10. Baca sudut yang tertera pada monitor dan tulis hasilnya.
11. Baca juga antara benang atas, tengah dan benang bawah, segera catat hasilnya.
12. Setelah selesai pindah kepatok selanjutnya dan lakukan pekerjaan seperti poin-poin
diatas dan seterusnya sampai kepatok terakhir.
13. Catat semua hasil pengukuran pada buku laporan dan terus hitung hasil
pengukurannya.
E. Pembagian Tugas
Ketua
Pemasang patok
Pembuat sketsa
Pengukur
Pembaca
Pemegang baak
Properti
: Habibulloh Malik
: Bachtiar Nurly R
Dedi Sarwono
: Habibulloh Malik
: Ahmad Barokah
Tri Farid Sahputra
: Joko Adi Wicaksono
: Ardiyanto
Sri Wahyuni
: Sarofah
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
17
F. Hasil Pengukuran
Pembacaan Baak
ST
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tinggi
Alat
Titik
Bidik
B.A
B.T
Pembacaan Sudut
Vertikal
B.B
Horizontal
Derajat
Menit
Detik
Derajat
Menit
Detik
P1
utara
-
-
-
0
0
0
295
5
35
155,5
P2
1,08
0,84
0,6
89
13
50
310
11
40
P2
P1
1,22
0,98
0,74
92
9
45
226
29
25
147
P3
1,17
0,92
0,7
88
5
40
38
0
15
P3
P2
1,67
1,39
1,10
92
24
40
107
5
20
145,5
P4
1,14
0,89
0,65
87
55
0
107
5
20
P4
P3
0,85
0,61
0,36
93
51
5
43
25
25
144
P5
0,96
0,72
0,47
88
2
25
214
45
45
P5
P4
1,24
1
0,76
93
7
5
283
43
5
149,7
P6
1,49
1,29
1,09
89
18
45
209
15
15
P6
P5
1,79
1,59
1,39
90
52
25
25
16
5
149,3
P7
1,84
5
1,608
1,365
86
44
35
189
10
35
P7
P6
1,98
1,74
1,5
92
47
0
36
26
55
147,8
P8
1,34
1,1
0,86
86
0
10
223
43
25
P8
P7
2,0
1,76
1,51
94
5
10
119
50
40
147
P9
1,43
1,18
0,93
83
30
10
301
51
30
P9
P8
1,74
1,5
1,25
96
9
35
83
31
25
149,8
P10
0,77
0,7
0,63
86
15
25
274
58
0
P9
0,74
0,67
0,6
100
8
43
120
35
40
P11
1,59
1,4
1,2
84
23
50
325
32
30
P10
150
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
18
11
12
P11
P10
1,76
1,57
1,38
95
32
35
26
48
5
148,5
P12
1,92
1,74
1,55
86
35
20
216
12
15
P12
P11
1,96
1,78
1,59
92
33
0
85
13
50
148,5
P13
1,95
1,79
1,63
84
30
15
251
5
25
G. Analisa Data
1. Pengukuran Elevasi
a. Menghitung Sudut Derajat Dalam Desimal
Sudut vertical (Oo) + (sudut vertical (O’)/60) + (sudut vertical (O’’)/3600)
P1 =>
U = 0 + (0/60) + (0/3600)
=0
P2 = 89 + (13/60) + (50/3600)
= 89,231
P2 =>
P1 = 92 + (9/60) + (45/3600)
= 92,163
P3 = 88 + (5/60) + (40/3600)
= 88,094
P3 =>
P2 = 92 + (24/60) + (40/3600)
= 92,411
P4 = 87 + (55/60) + (0/3600)
= 87,817
P4 =>
P3 = 93 + (51/60) + (5/3600)
= 93,851
P5 = 88 + (2/60) + (25/3600)
= 88,040
P5 =>
P4 = 93 + (7/60) + (5/3600)
= 93,118
P6 = 89 + (18/60) + (45/3600)
= 89,313
P6 =>
P5 = 90 + (52/60) + (25/3600)
= 90,874
P7 = 86 + (44/60) + (35/3600)
= 86,743
P7 =>
P6 = 92 + (47/60) + (0/3600)
= 92,783
P8 = 86 + (0/60) + (10/3600)
= 86,003
P8 =>
P7 = 94 + (5/60) + (10/3600)
= 94,086
P9 = 83 + (30/60) + (10/3600)
= 83,503
P9 =>
P8 = 96 + (9/60) + (35/3600)
= 96,160
P10 = 86 + (15/60) + (25/3600)
= 86,257
P10=>
P9 = 100 + (8/60) + (43/3600)
= 100,145
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
19
P11=>
P12=>
P11 = 84 + (23/60) + (50/3600)
P10 = 95 + (32/60) + (35/3600)
P12 = 86 + (35/60) + (20/3600)
P11 = 92 + (33/60) + (0/3600)
P13 = 84 + (30/60) + (15/3600)
= 84,397
= 95,543
= 86,589
= 92,550
= 84,504
b. Menghitung Sudut Derajat Radian Dalam Desimal
Vo x π /180
P1 =>
U = 0
x π /180
=0
P2 = 89,231 x π /180
= 1,557
P2 =>
P1 = 92,163 x π /180
= 1,609
P3 = 88,094 x π /180
= 1,538
π
P3 =>
P2 = 92,411 x
/180
= 1,613
P4 = 87,917 x π /180
= 1,534
P4 =>
P3 = 93,851 x π /180
= 1,638
P5 = 88,040 x π /180
= 1,537
P5 =>
P4 = 93,118 x π /180
= 1,625
P6 = 89,313 x π /180
= 1,559
P6 =>
P5 = 90,874 x π /180
= 1,586
P7 = 86,743 x π /180
= 1,514
P7 =>
P6 = 92,783 x π /180
= 1,619
π
P8 = 86,003 x
/180
= 1,501
P8 =>
P7 = 94,086 x π /180
= 1,642
P9 = 83,503 x π /180
= 1,457
P9 =>
P8 = 96,160 x π /180
= 1,678
P10 = 86,257 x π /180
= 1,505
P10=>
P9 = 100,145 x π /180 = 1,748
P11 = 84,397 x π /180
= 1,473
P11=>
P10 = 95,543 x π /180
= 1,668
P12 = 86,589 x π /180
= 1,511
P12=>
P11 = 92,550 x π /180
= 1,615
P13 = 84,504 x π /180
= 1,475
c. Menghitung Δh (b.a – b.b)
Titik baak
P1 =>
U =0
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
20
P2 =>
P3 =>
P4 =>
P5 =>
P6 =>
P7 =>
P8 =>
P9 =>
P10=>
P11=>
P12=>
P2 = 1,08 – 0,6
P1 = 1,22 – 0,74
P3 = 1,17 – 0,7
P2 = 1,67 – 1,105
P4 = 1,14 – 0,65
P3 = 0,85 – 0,36
P5 = 0,47 – 0,7
P4 = 1,24 – 0,76
P6 = 1,49 – 1,09
P5 = 1,79 – 1,39
P7 = 1,845 – 1,365
P6 = 1,98 – 1,5
P8 = 1,34 – 0,86
P7 = 0,2
– 1,51
P9 = 1,43 – 0,93
P8 = 1,74 – 1,25
P10 = 0,77 – 0,63
P9 = 0,74 – 0,6
P11 = 1,59 – 1,2
P10 = 1,76 – 1,38
P12 = 1,92 – 1,55
P11 = 1,96 – 1,59
P12 = 1,95 – 1,63
= 0.48
= 0.48
= 0,47
= 0,565
= 0,49
= 0,49
= 0,23
= 0,48
= 0,4
= 0,4
= 0,48
= 0,48
= 0,48
= 0,49
= 0,5
= 0,49
= 0,14
= 0,14
= 0,39
= 0,38
= 0,37
= 0,37
= 0,32
d. Elevasi
P2 = El P1 + ta1 + (ba12-bb12) x 100 x sinV12 x cosV12 - bt
Z = + 100
P1 = + 100
P2 = 100.00+ 1,555 + 0.48 x 100 x sin(89⁰13’50”) x cos(89⁰13’50”) – 0,84
=
101,359
P3 = 101,359 + 1,47 + 0,48 x 100 x sin(88⁰5’40”) x cos(88⁰5’40”) – 0,93
=
103,494
P4 = 103,494+ 1,455 + 0,47 x 100 x sin(87⁰55’0”) x cos(8⁰55’0”) – 0,89
=
105,761
P5 = 105,761+ 1,44 + 0,23 x 100 x sin(88⁰2’25”) x cos(88⁰2’15”) – 0,59
=
107,397
P6 = 107,397+ 1,497 + 0,4 x 100 x sin(89⁰18’45”) x cos(89⁰18’45”) – 1,29
=
108,084
P7 = 108,084 + 1,493 + 0,48 x 100 x sin(86⁰44’35”) x cos(86⁰44’35”) – 1,608
=
110,691
P8 = 110,691 + 1,478 + 0,48 x 100 x sin(86⁰0’10”) x cos(86⁰0’10”) – 1,1
=
114,407
P9 = 114,407+ 1,47 + 0,5 x 100 x sin(83⁰30’10”) x cos(83⁰30’10”) – 1,18
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
21
=
120,318
P10 = 120,318+ 1,498 + 0,14 x 100 x sin(86⁰15’25”) x cos(86⁰15’25”) – 0,7
=
122,028
P11 = 122,028+ 1,50 + 0,39 x 100 x sin(84⁰23’50”) x cos(84⁰23’50”) –1,4
=
125,917
P12 = 125,917+ 1,485 + 0,37 x 100 x sin(86⁰35’20) x cos(86⁰35’20) – 1,74
=
127,859
P13 = 127,859+ 1,485 + 0,32 x 100 x sin(84⁰30’15”) x cos(84⁰30’15”) – 1,79
=
130,604
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
22
Pembacaan Baak
STA
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
Tinggi
Alat
Titik
Bidik
B.A
B.T
Pembacaan Sudut
Vertikal
B.B
Derajat
Menit
Detik
BA-BB
Sudut
Derajat
Sudut
Radian
Sin V
Cos V
Elevasi
utara
-
-
-
0
0
0
0,000
0,000
0,000
0,000
1,000
100,000
P2
1,08
0,86
0,6
89
13
50
0,48
89,231
1,557
1,000
0,013
255,105
P1
1,22
0,98
0,74
92
9
45
0,48
92,163
1,609
0,999
-0,038
P3
1,17
0,94
0,7
88
5
40
0,47
88,094
1,538
0,999
0,033
P2
1,67
1,39
1,10
92
24
40
0,565
92,411
1,613
0,999
-0,042
P4
1,14
0,89
0,65
87
55
0
0,49
87,917
1,534
0,999
0,036
P3
0,85
0,61
0,36
93
51
5
0,49
93,851
1,638
0,998
-0,067
P5
0,96
0,72
0,47
88
2
25
0,49
88,040
1,537
0,999
0,034
P4
1,24
1
0,76
93
7
5
0,48
93,118
1,625
0,999
-0,054
P6
14,9
12,9
10,9
89
18
45
0,4
89,313
1,559
1,000
0,012
P5
1,79
1,59
1,39
90
52
25
0,4
90,874
1,586
1,000
-0,015
P7
1,845
1,608
1,365
86
44
35
0,48
86,743
1,514
0,998
0,057
P6
1,98
1,74
1,5
92
47
0
0,48
92,783
1,619
0,999
-0,049
155,5
147
408,324
145,5
562,726
144
689,465
149,7
831,064
149,3
147,8
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
991,581
23
P8
P9
P10
P11
P12
P8
1,34
1,1
0,86
86
0
10
0,48
86,003
1,501
0,998
0,070
P7
2
1,76
1,51
94
5
10
0,49
94,086
1,642
0,997
-0,071
P9
1,43
1,18
0,93
83
30
10
0,5
83,503
1,457
0,994
0,113
P8
1,74
1,5
1,25
96
9
35
0,49
96,160
1,678
0,994
-0,107
P10
0,77
0,7
0,63
86
15
25
0,14
86,257
1,505
0,998
0,065
P9
0,74
0,67
0,6
100
8
43
0,14
100,145
1,748
0,984
-0,176
P11
1,59
1,4
1,,2
84
23
50
0,39
84,397
1,473
0,995
0,098
P10
1,76
1,57
1,38
95
32
35
0,38
95,543
1,668
0,995
-0,097
P12
1,92
1,74
1,55
86
35
20
0,365
86,589
1,511
0,998
0,059
P11
1,96
1,78
1,59
92
33
0
0,37
92,550
1,615
0,999
-0,044
P13
1,95
1,79
1,63
84
30
15
0,32
84,504
1,475
0,995
0,096
1161,759
147
1353,973
149,8
1505,893
150
1679,788
148,5
1832,567
148,5
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
1993,073
24
2. Pengukuran Koordinat
a. Mencari H derajat (Ho)
Sudut horizotal (Oo) + (sudut horizontal (O’)/60) + (sudut horizontal
(O’’)/3600)
P1
=>
P2
=>
P3
=>
P4
=>
P5
=>
P6
=>
P7
=>
P8
=>
P9
=>
P10
=>
P11
=>
P12
=>
U = 295 + (5/60) + (35/3600)
P2 = 310 + (11/60) + (40/3600)
P1 = 226 + (29/60) + (25/3600)
P3 = 38 + (0/60) + (15/3600)
P2 = 107 + (5/60) + (20/3600)
P3 = 107 + (5/60) + (20/3600)
P3 = 43 + (25/60) + (25/3600)
P5 = 214 + (45/60) + (45/3600)
P4 = 283 + (43/60) + (5/3600)
P6 = 209 + (15/60) + (15/3600)
P5 = 25 + (16/60) + (5/3600)
P7 = 189 + (10/60) + (35/3600)
P6 = 36 + (26/60) + (55/3600)
P8 = 223 + (43/60) + (25/3600)
P7 = 119 + (50/60) + (40/3600)
P9 = 301 + (51/60) + (30/3600)
P8 = 83 + (31/60) + (25/3600)
P10 = 274 + (58/60) + (0/3600)
P9 = 120 + (35/60) + (40/3600)
P11 = 325 + (32/60) + (30/3600)
P10 = 26 + (48/60) + (5/3600)
P12 = 216 + (12/60) + (15/3600)
P11 = 85 + (13/60) + (50/3600)
P13 = 251 + (5/60) + (25/3600)
b. Mencari H radian
Ho x π /180
P1 =>
U = 295,093 x
P2 = 310,194 x
P2 =>
P1 = 226,490 x
P3 = 38,004 x
P3 =>
P2 = 107,089 x
P4 = 107,089 x
P4 =>
P3 = 43,424 x
P5 = 214,763 x
P5 =>
P4 = 283,718 x
P6 = 209,254 x
P6 =>
P5 = 25,268 x
P7 = 189,176 x
P7 =>
P6 = 36,449 x
P8 = 223,724 x
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
= 295,093
= 310,194
= 226,490
= 38,004
= 107,089
= 107,089
= 43,424
= 214,763
= 283,718
= 209,254
= 25,268
= 189,176
= 36,449
= 223,724
= 119,844
= 301,858
= 83,524
= 274,967
= 120,594
= 325,542
= 26,801
= 216,204
= 85,231
= 251,090
= 5,150
= 5,414
= 3,953
= 0,663
= 1,869
= 1,869
= 0,758
= 3,748
= 4,952
= 3,652
= 0,441
= 3,302
= 0,636
= 3,905
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
25
P8 =>
P9 =>
P10=>
P11=>
P12=>
P7 = 119,844 x
P9 = 301,858 x
P8 = 83,524 x
P10 = 274,967 x
P9 = 120,594 x
P11 = 325,542 x
P10 = 26,801 x
P12 = 216,204 x
P11 = 85,231 x
P13 = 251,090 x
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
/180
= 2,092
= 5,268
= 1,458
= 4,799
= 2,105
= 5,682
= 0,468
= 3,773
= 1,488
= 4,382
c. Mencari sudut dalam (β)
Sudut dalam = Hbelakang – Hdepan
ΒU,2
= 310,194 – 295,093 = 15,101
Β1,3 = 38,004 – 226,490 = - 188,486
Β2,4 = 107,089 – 107,089 = 0
Β3,5 = 214,763 – 43,424 = 171,339
Β4,6 = 209,254 – 283,718 = - 74,464
Β5,7
= 189,176 – 25,268 = 163,908
Β6,8
= 223,724 – 36,449 = 187,275
Β7,9
= 301,858 – 119,844 = 182,014
Β8,10
= 274,967 – 83,524 = 191,443
Β9,11
= 325,542 – 120,594 = 204,947
β10,12
= 216,204 – 26,801 = 189,403
β11,13
= 251,090 – 85,231 = 165,860
d. Mencari Sudut arah (α)
αU,2 = Hrad(P2) – Hrad(U)
α1,3 = αU,2 + π - β1,3
αu,2
= 5,414 – 5,150
α1,3
= 0,264 + π – (- 188,486)
α2,4
= 191,891 + π – 0
α3,5
= 195,033 + π – 171,339
α4,6
= 26,836 + π – (- 74,464)
α5,7
= 104.441 + π – 163,908
α6,8
= - 56,326 + π – 187,275
α7,9
= - 240,459 + π – 182,014
α8,10
= - 419,331 + π – 191,443
α9,11
= - 607,633 + π – 204,947
α10,12
= - 809,438 + π – 189,403
α11,13
= - 995,700 + π – 165,860
=
0,264
= 191,891
= 195,033
= 26,836
= 104,441
= - 56,326
= - 240,459
= - 419,331
= - 607,633
= - 809,438
= - 995,700
= - 1158,418
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
26
e. Mencari jarak datar (D)
D = (ba-bb)x100xsin2V
P1 =
U => 0
P2=> (1,08-0,6) x 100 x sin2 89⁰13’50”
P2 =
P1 => (1,22-0,74)x 100 x sin2 92⁰9’45”
P3 =
47,93m
P3 => (1,17-0,7) x 100 x sin2 88⁰5’40”
P2 => (1,67-1,20) x 100 x sin2 92⁰24’40”
P4 => (1,14-0,65) x 100 x sin2 87⁰55’0”
=
47,99m
=
=
=
46,94m
46,92m
=
P4 =
48,94m
P3 => (0,85-0,36)x 100 x sin2 93⁰51’5"
=
P5 =
48,78m
P5 => (0,96-0,47) x 100 x sin2 88⁰2’25”
P4 => (1,24-0,76) x 100 x sin2 93⁰51’5”
48,94m
=
=
=
=
=
=
=
=
P9 =
47,78m
P6 => (1,49-1,09) x 100 x sin2 88⁰2’25”
P5 => (1,79-1,39)x 100 x sin2 93⁰7’5”
P7 => (1,845-1,365) x 100 x sin2 89⁰18’45”
P6 => (1,98-1,5) x 100 x sin2 92⁰47’0”
P8 => (1,34-0,86)x 100 x sin2 86⁰0’10”
P7 => (2-1,51)x 100 x sin2 94⁰5’10”
P9 => (1,43-0,93) x 100 x sin2 83⁰30’10”
P8 => (1,74-1,25) x 100 x sin2 96⁰9’35”
39,95m
39,88m
47,99m
47,88m
47,77m
48,75m
49,36m
=
=
P10 =
48,44m
P10 => (0,77-0,63) x 100 x sin2 86⁰15’25”
P9 => (0,74-0,6) x 100 x sin2 100⁰8’43”
13,94m
=
=
=
=
=
=
46,55m
37,65m
36,87m
37,85m
31,70m
P6 =
P7 =
P8 =
P11 =
P12 =
13,56m
P11 => (1,59-1,2) x 100 x sin2 84⁰23’50”
P10 => (1,76-1,38) x 100 x sin2 95⁰32’35”
P12 => (1,92-1,55) x 100 x sin2 86⁰35’20”
P11 => (1,76-1,38) x 100 x sin2 92⁰32’35”
P13 => (1,95-1,63) x 100 x sin2 84⁰30’15”
f. Mencari ∆x
´ x sin α
∆x = ∆D ab
∆x Pu-P2
= 47,99 x sin 89⁰13’50”
∆x P1-P3
= 47,45 x sin 92⁰9’45”
= 47,985
= 47,258
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
=
27
∆x P2-P4
∆x P3-P5
∆x P4-P6
∆x P5-P7
∆x P6-P8
∆x P7-P9
∆x P8-P10
∆x P9-P11
∆x P10-P12 =
∆x P11-P13 =
= 47,93 x sin 92⁰24’40”
= 48,86 x sin 93⁰51’5"
= 43,68 x sin 93⁰51’5”
= 43,94 x sin 93⁰7’5”
= 47,83 x sin 92⁰47’0”
= 49,06 x sin 94⁰5’10”
= 31,19 x sin 96⁰9’35”
= 30,06 x sin 100⁰8’43”
37,26 x sin 95⁰32’35”
34,78 x sin 92⁰32’35”
g. Mencari ∆y
´ x cos α
∆y = ∆D ab
∆y Pu-P2
= 47,99 x cos 89⁰13’50”
∆y P1-P3
= 47,45 x cos 92⁰9’45”
∆y P2-P4
= 47,93 x cos 92⁰24’40”
∆y P3-P5
= 48,86 x cos 93⁰51’5"
∆y P4-P6
= 43,68 x cos 93⁰51’5”
∆y P5-P7
= 43,94 x cos 93⁰7’5”
∆y P6-P8
= 47,83 x cos 92⁰47’0”
∆y P7-P9
= 49,06 x cos 94⁰5’10”
∆y P8-P10 = 31,19 x cos 96⁰9’35”
∆y P9-P11 = 30,06 x cos 100⁰8’43”
∆y P10-P12 = 37,26 x cos 95⁰32’35”
∆y P11-P13 = 34,78 x cos 92⁰32’35”
= 47,888
= 48,749
= 43,814
= 43,875
= 47,774
= 48,935
= 31,009
= 29,589
= 37,086
= 34,746
= 0,644
= - 1,79
= - 1,996
= - 3,282
= - 2,934
= - 2,390
= - 2,323
= - 3,496
= - 3,346
= - 5,295
= - 3,599
= - 1,543
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
28
STA
Tinggi
Alat
(m)
Pembacaan Baak
Titik
Bidik
B.A
B.T
P2
P3
P4
P5
P6
Sudut
Derajat
Horizontal
B.B
utara
P1
Pembacaan Sudut
0
‘
‘’
295
5
35
Sudut
Radian
BA - BB
Sin2V
D
Sudut
Dalam
(β)
Radian
295,093
5,150
0,000
0,820
Sudut
Arah (α)
15,101
P2
1,08
1,04
0,6
310
11
40
310,194
5,414
0,480
0,583
28,007
P1
1,22
0,98
0,74
226
29
25
226,490
3,953
0,480
0,526
25,248
1,47
P3
1,17
0,92
0,7
38
0
15
38,004
0,663
4,700
0,379
178,182
P2
1,67
1,39
1,1
107
5
20
107,089
1,869
5,650
0,914
516,211
1,455
188,486
0,000
Cos H
0,261
0,965
0,261
0,965
-0,251
-0,968
191,891
-0,251
-0,968
0,251
0,968
195,033
1,14
0,89
0,65
107
5
20
107,089
1,869
4,900
0,914
447,688
0,251
0,968
P3
0,85
0,61
0,36
43
25
25
43,424
0,758
4,900
0,473
231,525
0,991
-0,132
171,339
26,836
P5
0,96
0,72
0,47
214
45
45
214,763
3,748
-2,300
0,325
-74,773
0,991
-0,132
P4
1,24
1
0,76
283
43
5
283,718
4,952
0,480
0,944
45,301
-0,695
-0,719
1,497
-74,464
104,441
P6
1,49
1,29
1,09
209
15
15
209,254
3,652
4,000
0,239
95,525
-0,695
-0,719
P5
1,79
1,59
1,39
25
16
5
25,268
0,441
4,000
0,182
72,882
0,221
0,975
1,493
163,908
P7
1,84
1,60
1,39
189
10
35
189,176
3,302
4,800
0,025
12,207
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
ΔY
75
0,264
P4
1,44
ΔX
Radian
0
1,555
Sin H
-56,326
0,221
0,975
47,985
0,644
47,258
- 1,79
47,888
- 1,996
48,749
- 3,282
43,814
- 2,934
43,875
- 2,390
29
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
1,98
1,74
1,5
36
26
55
36,449
0,636
4,800
0,353
169,419
1,48
187,275
-0,127
P8
1,34
1,1
0,86
223
43
25
223,724
3,905
4,800
0,478
229,310
-0,992
-0,127
P7
2,0
1,76
1,51
119
50
40
119,844
2,092
4,900
0,752
368,650
0,997
-0,071
1,47
182,014
-419,331
P9
1,43
1,1
0,93
301
51
30
301,858
5,268
5,000
0,721
360,703
0,997
-0,071
P8
1,74
1,5
1,25
83
31
25
83,524
1,458
4,900
0,987
483,766
0,965
-0,262
1,498
1,50
-0,992
-240,459
191,443
P10
0,77
0,7
0,6
274
58
0
274,967
4,799
1,400
0,993
138,951
P9
0,74
0,67
0,6
120
35
40
120,594
2,105
6,800
0,741
503,854
P11
1,59
1,4
1,2
325
32
30
325,542
5,682
3,900
0,320
P10
1,76
1,57
1,38
26
48
5
26,801
0,468
3,800
0,203
-607,633
0,965
-0,262
0,888
0,460
124,854
0,888
0,460
77,258
-0,184
-0,983
1,485
204,947
189,403
-809,438
-995,700
P12
1,92
1,74
1,55
216
12
15
216,204
3,773
3,650
0,349
127,343
-0,184
-0,983
P11
1,92
1,78
1,59
85
13
50
85,231
1,488
3,700
0,993
367,442
-0,738
-0,675
P13
1,95
1,79
1,63
251
5
25
251,090
4,382
3,200
0,895
286,392
-0,738
-0,675
1,485
165,860
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
-1158,418
47,774
- 2,323
48,935
- 3,496
31,009
- 3,346
29,589
- 5,295
37,086
- 3,599
34,746
- 1,543
30
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
31
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
32
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
33
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
34
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
35
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
36
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
37
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
38
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
39
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
40
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
41
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
42
Gambar 1. Tim Praktikum
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
43
Gambar 2. Pengukuran dengan Theodolit
Gambar 3. Pengukuran Sketsa Jalan
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah