Draft Pedoman Evaluasi Pembangunan Bid Kesehatan Tahun 2018

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA Nomor : xxx /yyy/zzz/2018

TENTANG PEDOMAN EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa

dan pelaksanaan

Pembangunan

Kesehatan dapat berjalan efektif, efisien dan tepat waktu serta sesuai dengan rencana yang disusun, dipandang perlu untuk

menyempurnakan dan menetapkan kembali

ketentuan- ketentuan tentang monitoring dan evaluasi

pelaksanaan program Pembangunan Kesehatan.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

menindaklanjuti Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 1 tahun

2017 tentang Pedoman Evaluasi Pembangunan Nasional maka Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 656 tahun 2007 tentang Pedoman Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana

Pembangunan

Kesehatan dan Peraturan Menteri Keuangan nomor

214/PMK.02/2017

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana dan

Anggaran

Kementerian

Negara/Lembaga

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom or 4 7 , Tam

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

bahan

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

tentang

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistern Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembar Negara Nom or 4421 );

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014,

Tentang

126 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Nomor

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

7. Undang Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127);

Negara

10. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga (Lembaran

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan

Negara

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

11. Peraturan

Pemerintah

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Rcpublik lndoensia Tahun 2006 Nomor 96) ;

Pelaksanaan

12. Peraturan Presiden RI Nomor 7 tahun 2015

tentang Organisasi Kementerian Negara;

13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2016 tentang

Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan dan Anggaran;

14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional /Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 tahun 2017 tentang

Pedoman Evaluasi Pembangunan Nasional;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.02/2017

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 258/PMK.O2/2Ol5 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran

Kementerian Negara/ Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2056);

Belanja

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

48 Tahun 2017 tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

64 Tahun 2015 tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

19. Peraturan

Direktur Jenderal

PER-01/AG/2018 Tahun 2018 Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Anggaran.

Menetapkan : PERTAMA

: KEPUTUSAN

KESEHATAN TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJAN RENCANA DAN ANGGARAN

MENTERI

PEMBANGUNAN BIDANG

KESEHATAN

KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud Diktum Pertama tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman oleh Unit Kerja Eselon I dan Eselon II, Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Satuan Kerja Kantor Daerah serta Satuan

Dekonsentrasi yang melaksanakan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) Bidang Kesehatan Pelaksana Dana Kantor Pusat, Dana Vertikal / Kantor

Kerja

Daerah, Dana

Dekonsentrasi

dan

Dana Tugas

Pembantuan)

dalam monitoring dan

evaluasi.

KEEMPAT : Segala biaya yang timbul sebagai pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan Pedoman ini dibebankan pada APBN, APBD atau Sumber biaya lain yang tidak mengikat.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal

ditetapkan

MEMUTUSKAN

Menetapka : PERATURAN MENTERI KESEHATAN n

TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA RENCANA DAN ANGGARAN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Menteri adalah Menteri Kesehatan sebagai pimpinan tertinggi di Kementerian Kesehatan.

2. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya

adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun

disingkat

RPJM,

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian Kesehatan, yang selanjutnya disebut Renstra, adalah dokumen perencanaan Kementerian Kesehatan untuk periode 5 (lima) tahun.

5. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP), adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode 1 (satu) tahun.

6. Rencana

Kementerian Kesehatan atau Renja, adalah dokumen perencanaan Kementerian Kesehatan untuk periode 1 (satu) tahun.

Pembangunan

Tahunan

7. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Kesehatan yang selanjutnya disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian Kesehatan yang disusun

Anggaran Kementerian/Lembaga dan Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian Kesehatan atau Renja untuk periode pelaksanaaan 1(satu) tahun anggaran.

menurut

Bagian

8. Rencana Aksi Nasional merupakan serangkaian kegiatan dan anggaran yang ditentukan untuk mencapai tujuan tertentu yang penetapannya dilakukan oleh Kementerian Koordinator atau Kementerian Lainnya yang melibatkan lintas sektor.

9. Rencana Aksi Program adalah serangkaian kegiatan dan anggaran yang ditentukan oleh setiap Eselon I untuk mencapai sasaran indikator Program baik yang merupakan prioritas nasional maupun prioritas bidang.

10. Rencana Aksi Kegiatan adalah serangkaian output dang anggarannya yang disusun untuk mencapai indikator kegiatan yang telah ditetapkan.

11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Pusat/Kantor Pusat adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Pusat

Kementerian Nagara/Lembaga. Termasuk didalamnya untuk DIPA Badan Layanan Umum (BLU)

12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Vertikal/Kantor Daerah adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang pelaksanaannya

dilakukan oleh Kantor/Instansi Vertikal Kementerian/Lembaga di Daerah

13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dekonsentrasi adalah dokumen pelaksanaan anggaran dalam rangka kegiatan dekonsentrasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan oleh Gubernur

14. Monitoring/Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.

15. Evaluasi adalah penilaian yang sistematis dan objektif atas desain, implementasi dan hasil dari intervensi yang sedang berlangsung atau yang telah selesai.

16. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan anggaran yang ditetapkan.

17. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

18. Arah Kebijakan adalah penjabaran misi dan memuat strategi yang merupakan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai sasaran yaitu perubahan kondisi masyarakat yang ingin dicapai.

19. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program- program untuk mewujudkan visi dan misi.

20. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis pelaksanaan suatu program.

21. Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari kegiatan yang dilaksanakan level Unit Eselon II, keluaran dan hasil dari program yang dilaksankan level Unit Eselon I serta sasaran strategis Kementerian Kesehatan dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

22. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan yang disertai penyediaan alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

23. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian untuk pencapaian sasaran yang terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

24. Input adalah sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan yang diperlukan dalam rangka untuk menghasilkan keluaran (output).

25. Impact adalah perubahan jangka panjang pada masyarakat yang ingin dituju sebagai akibat dari pelaksanaan pembangunan.

26. Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah kondisi yang akan dicapai oleh Kementerian Kesehatan, baik 26. Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah kondisi yang akan dicapai oleh Kementerian Kesehatan, baik

27. Outcome atau Sasaran Program adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari suatu program yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan.

28. Output atau Sasaran Kegiatan adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan kebijakan/program.

Pasal 2

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Kinerja Rencana Pembangunan Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disebut Pedoman, disusun bertujuan untuk memberikan panduan bagi Unit Utama Eselon 1, Unit Teknis Eselon 2, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal Kementerian Kesehatan dan pihak

evaluasi atas kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang ada dalam Rencana Kerja, Rencana Kerja Anggaran, Rencana Kerja Pemerintah, dan Rencana Strategis, serta RPJMN terutama yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan.

1) Menteri melakukan monitoring/pemantauan dan evaluasi kinerja rencana pembangunan bidang kesehatan dalam konteks pelaksanaan sasaran strategis, program dan 1) Menteri melakukan monitoring/pemantauan dan evaluasi kinerja rencana pembangunan bidang kesehatan dalam konteks pelaksanaan sasaran strategis, program dan

2) Monitoring/Pemantauan dan evaluasi kinerja rencana pembangunan bidang kesehatan bersumber APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara berjenjang oleh seluruh Unit Kerja berdasarkan level eselon-nya terhadap pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran (RKA-KL), Rencana Kerja (Renja-KL), Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan Rencana Strategis (Renstra).

3) Unit Kerja

I melaksanakan Monitoring/Pemantauan kinerja rencana pembangunan bidang kesehatan

Eselon

bersumber APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) paling tidak dilakukan secara triwulanan dan disampaikan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal, dalam hal ini Biro Perencanaan dan Anggaran sebagai koordinator pelaksanaan monitoring dan evaluasi di Kementerian Kesehatan.

4) Unit Kerja Eselon I melaksanakan evaluasi kinerja rencana pembangunan bidang kesehatan bersumber APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) paling tidak dilakukan paling tidak sekali dalam satu tahun dan disampaikan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal, dalam hal ini Biro Perencanaan dan Anggaran sebagai koordinator pelaksanaan monitoring dan evaluasi di Kementerian Kesehatan.

5) Masing-masing

I dapat mendelegasikan koordinasi kompilasi hasil pelaksanaan monitoring/pemantauan dan evaluasi kinerja rencana pembangunan kesehatan pada level sasaran strategis, program, dan kegiatan serta anggarannya dalam ayat (3) dan (4) oleh Seluruh Unit Eselon II dan/ atau Satuan Kerja ampuannya kepada Unit Eselon II Seperti Sekretariat Itjen/Ditjen/Badan atau Biro Perencanaan dan Anggaran yang memiliki fungsi sebagai koordinator pelaksanaan monitoring/pemantauan dan evaluasi dan melaporkannya kepada Pimpinan Eselon I-nya masing-masing minimal empat kali untuk hasil monitoring/pemantauan dan minimal satu kali dalam setahun untuk hasil evaluasi.

6) Unit Kerja Eselon I melaksanakan evaluasi program dan kegiatan Kementerian Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat menggunakan data dukung seperti hasil pemantauan dan evaluasi program rutin, hasil evaluasi tematik, hasil riset, hasil survei yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan, Badan Pusat Statistik, lembaga independen dalam negeri maupun luar negeri maupun lembaga pendidikan perguruan tinggi atau sumber-sumber lainnya.

7) Pelaksanaan monitoring/pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) dapat mengoptimalisasikan penggunaan

perangkat (tools) manual dan/atau perangkat (tools)/aplikasi berbasis teknologi informasi (IT) seperti e-monev dan lain-lain disesuaikan dengan tujuannya.

8) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menggunakan jenis dan metode evaluasi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan evaluasi.

9) Pelaksanaan evaluasi didahului dengan melakukan rekonstruksi

kerja logis kebijakan/program/kegiatan

terhadap

kerangka

disertai dengan pemilihan indikator yang tepat untuk dievaluasi.

dan

BAB II JENIS DAN METODE EVALUASI

Bagian Pertama Evaluasi Ex-Ante

Pasal 4

1) Evaluasi Ex-ante

sebelum dokumen perencanaan ditetapkan.

dilakukan

2) Tujuan Evaluasi Ex-ante:

a. memilih alternatif kebijakan terbaik dari berbagai alternatif yang ada;

b. memastikan dokumen perencanaan disusun secara terstruktur, koheren dan sistematis, antara lain dengan cara menelaah konsistensi antar dokumen perencanaan dan

penyusunan kebijakan/program/kegiatan

menelaah

dengan mereviu permasalahan, formulasi sasaran, konsistensi arah kebijakan dan strategi pembangunan dengan sasaran, dan ketepatan indikator kinerja yang digunakan; dan dengan mereviu permasalahan, formulasi sasaran, konsistensi arah kebijakan dan strategi pembangunan dengan sasaran, dan ketepatan indikator kinerja yang digunakan; dan

3) Unit Kerja Eselon I melakukan penelaahan konsistensi atas dokumen perencanaan untuk menjamin tujuan nasional jangka panjang/menengah bidang kesehatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

4) Unit Kerja Eselon I dalam melaksanakan sebagaimana dalam ayat (3) memastikan agar tema dan arah kebijakan yang masuk dalam dokumen perencanaan Kementerian Kesehatan mengacu dan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bidang kesehatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

5) Biro Perencanaan dan Anggaran melakukan koordinasi evaluasi ex-ante yang dilakukan Unit Kerja Eselon I dalam ayat (3) dan (4) sehingga menghasikan dokumen perencanaan yang sesuai dengan tujuan dilakukannya evaluasi ex-ante pada ayat (2)

Bagian Kedua Evaluasi Pengukuran Kinerja

Pasal 5

1) Evaluasi pengukuran kinerja rencana dan anggaran pembangunan kesehatan dilakukan untuk melihat capaian kinerja kebijakan/program/kegiatan dengan membandingkan antara target dengan capaian keluaran (output) program/kegiatan serta besaran pagu anggaran dan realisasi anggarannya.

2) Evaluasi pengukuran

dilakukan dengan menggunakan metode Gap Analysis.

kinerja

3) Evaluasi pengukuran kinerja dapat dilakukan terhadap keseluruhan dokumen perencanaan.

4) Masing-masing unit Kerja Eselon I beserta jajarannya dalam melaksanakan sebagaimana dalam ayat (1) secara berjenjang yang dikoordinasikan oleh Unit Eselon II Seperti Sekretariat

Itjen/Ditjen/Badan atau Biro Perencanaan dan Anggaran dapat menggunakan aplikasi e-monev ataupun aplikasi evaluasi yang terkait yang memantau pelaksanaan rencana pembangunan dan pelaksanaan kegiatan serta kinerja anggaran Kementerian Kesehatan secara triwulanan.

5) Biro Perencanaan dan Anggaran melaksanakan reviu dan/ atau analisis untuk memantau pelaksanaan rencana pembangunan secara triwulanan yang telah dilaksanakan oleh seluruh Unit Kerja Eselon I sebagaimana dalam ayat (4).

Bagian Ketiga Evaluasi Proses Pelaksanaan

Pasal 6

1) Evaluasi proses pelaksanaan rencana dan anggaran pembangunan dilakukan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan

kebijakan/program/kegiatan dan anggarannya secara mendalam.

2) Deskripsi proses pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi deskripsi pelaksanaan (siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana), deskripsi latar belakang, deskripsi organisasi, deskripsi input, output dan aktivitas pelaksanaan, besaran anggaran dan realisasinya serta hal lain yang diperlukan.

3) Evaluasi proses pelaksanaan rencana dan anggaran pembangunan

terhadap kebijakan/program/kegiatan terpilih, antara lain untuk memahami fungsi-fungsi pelaksanaan agar diketahui fungsi mana yang berjalan dengan baik dan mana yang tidak, serta mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan untuk mencegah kegagalan pelaksanaan maupun perbaikan pelaksanaan di masa yang akan datang.

dilakukan

4) Masing-masing unit Kerja Eselon I beserta jajarannya dalam melaksanakan sebagaimana dalam ayat (1) secara berjenjang yang dikoordinasikan oleh Unit Eselon II Seperti Sekretariat

Itjen/Ditjen/Badan atau Biro Perencanaan dan Anggaran dapat menggunakan aplikasi e-Monev untuk mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, termasuk realisasi penyerapan anggaran, di lingkungan unit kerjanya.

5) Biro Perencanaan dan Anggaran melaksanakan reviu untuk memantau pelaksanaan program dan kegiatan, termasuk

anggaran secara triwulanan yang telah dilaksanakan oleh seluruh Unit Kerja Eselon I sebagaimana dalam ayat (4) serta mengidentifikasi permasalah dalam proses pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan

realisasi

penyerapan

mendalam sebagaimana dalam ayat (2).

secara

Bagian Keempat Evaluasi Kebijakan Strategis/Program Besar/ Program Prioritas

Pasal 7

1) Evaluasi kebijakan strategis/program besar merupakan penilaian secara menyeluruh, sistematis dan obyektif terkait aspek relevansi, efisiensi, efektivitas, dampak, dan keberlanjutan dari pelaksanaan kebijakan/program dengan menunjukkan hubungan sebab akibat akan kegagalan atau keberhasilan pelaksanaan kebijakan/ program.

2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan terhadap kebijakan/program terpilih dengan kriteria tertentu karena membutuhkan waktu, sumber daya dan sumber dana yang besar.

3) Kriteria kebijakan strategis/program besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: 3) Kriteria kebijakan strategis/program besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

b. memiliki anggaran besar;

c. mendukung secara langsung pencapaian agenda pembangunan nasional;

d. mendukung pencapaian prioritas nasional; dan

e. merupakan arahan direktif presiden dan pertimbangan lain.

4) unit Kerja

I bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mengevaluasi atas pelaksanaan percepatan program yang telah ditetapkan sebagai Kebijakan Strategis/Program Besar/Program Prioritas serta dapat mendelegasikannya pada Unit Eselon II Seperti Sekretariat Itjen/Ditjen/Badan atau Biro Perencanaan dan Anggaran untuk melakukan koordinasi terhadap satuan kerja ampuan unit Eselon I-nya masing-masing dalam membuat laporannya.

Eselon

5) Inspektorat Jenderal, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya pada percepatan program di seluruh Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

6) Hasil pemantauan, reviu dan evaluasi yang dilaksanakan oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dilaporkan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran.

7) Sekretaris

melaporkan hasil perkembangan dan evaluasi pelaksanaan program sebagaimana

Jenderal

dalam

ayat (5) dapat mendelegasikan kepada Biro Perencanaan dan Anggaran sebagai koordinator Evaluasi dan Pelaporan Kementerian Kesehatan. Biro Perencanaan dan Anggaran melakukan koordinasi pemantauan pelaksanaan program dan menyusun laporan serta evaluasi di seluruh Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II sebagai penanggung jawab program dan kegiatan serta melakukan verfikasi terkait pemantauan dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan hasil reviu, pantauan dan evaluasi dari Inspektorat Jenderal.

dimaksud

pada

8) Hasil perkembangan dan evaluasi pelaksanaan percepatan program sebagaimana dimaksud pada ayat (7) selanjutnya dapat ditindaklanjuti melalui penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang biomedik dan epidemiologi klinik, upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan, sumber daya manusia dan humaniora kesehatan dengan berkoordinasi dengan Biro Perencanaan dan Anggaran.

9) Hasil evaluasi dan penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dan ayat (9) disampaikan kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran.

10) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan oleh Menteri minimal satu kali dalam 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu dibutuhkan kepada:

a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. Menteri Keuangan; dan

c. Pihak lain yang membutuhkan.

BAB III MEKANISME MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Bagian Pertama Mekanisme Secara Umum

Pasal 8

1) Sekretariat Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran secara berjenjang ke Unit Eselon I beserta jajaran masing- masing satuan kerjanya baik Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi melakukan koordinasi monitoring, evaluasi dan pelaporan

dan anggaran pembangunan kesehatan level Kementerian kesehatan dan melaporkan hasilnya kepada Menteri Kesehatan dan Menteri lainnya.

rencana

2) Unit Kerja Eselon I kecuali Sekretariat Jenderal cq. Sekretariat Itjen/Ditjen/Badan masing-masing secara berjenjang melakukan koordinasi monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana dan anggaran pembangunan kesehatan level Program/ Eselon I dan melaporkan 2) Unit Kerja Eselon I kecuali Sekretariat Jenderal cq. Sekretariat Itjen/Ditjen/Badan masing-masing secara berjenjang melakukan koordinasi monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana dan anggaran pembangunan kesehatan level Program/ Eselon I dan melaporkan

3) Biro Perencanaan dan Anggaran yang memiliki tugas dan fungsi evaluasi Program yang terkait Sekretariat Jenderal secara berjenjang melakukan koordinasi monitoring, evaluasi dan pelaporan

dan anggaran pembangunan kesehatan level Program/ Eselon I dan melaporkan hasilnya kepada Sekretariat Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran.

rencana

4) Satuan Kerja yang terdiri Eselon II Kantor Pusat, UPT Vertikal (Kantor Daerah), Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana dan anggaran pembangunan kesehatan level Satuan Kerjanya masing-masing sesuai dengan tugas dan wewenangnya dan melaporkan hasilnya kepada Unit Kerja Eselon I cq. Sekretariat Itjen/Ditjen/Badan/Biro Perencanaan dan Anggaran.

5) Dalam Pelaksanaan Tugas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program dalam konteks pembinaan kewilayahan (Binwil) di Indonesia mengacu pada mekanisme yang disebutkan pada ayat (1), (2), (3) dan (4).

6) Inspektorat Jenderal, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya pada pelaksanaan Rencana Kerja di seluruh Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

7) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, melaksanakan kajian, survey dan/atau penelitian yang mendukung proses monitoring, evaluasi, reviu, audit atau kegiatan pengawasan lainnya terkait pelaksanaan Rencana Kerja di seluruh Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

8) Sekretariat Jenderal cq. Pusat Analisis Determinan Kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, melaksanakan analisis faktor dan determinan yang menentukan kebijakan pembangunan kesehatan dengan mengutamakan

hasil proses monitoring, evaluasi, reviu, audit atau kegiatan pengawasan lainnya terkait pelaksanaan Rencana Kerja di seluruh Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan oleh Sekretariat Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran dan Inspektorat Jenderal.

penggunaan

bahan

9) Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi setiap unit- unit yang disebutkan ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) memastikan validitas dan keakuratan data capaian yang dilaporkan berdasarkan mekanisme verifikasi data yang diatur pada lampiran peraturan ini.

Bagian Kedua Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Anggaran (RKA) Pasal 9

1) Sekretariat Jenderal Cq. Biro Perencanaan dan Anggaran, unit Kerja Eselon I dan Jajarannya masing-masing secara 1) Sekretariat Jenderal Cq. Biro Perencanaan dan Anggaran, unit Kerja Eselon I dan Jajarannya masing-masing secara

2) Evaluasi Kinerja Anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan menggunakan aplikasi monitoring dan evaluasi (e-monev) yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan.

3) Sekretariat Jenderal Cq. Biro Perencanaan dan Anggaran melakukan koordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi Kinerja Anggaran (RKA) Kementerian Kesehatan dengan Eselon I dan jajarannya serta Kementerian Keuangan dan Jajarannya sesuai dengan pedoman teknis yang sudah berlaku.

Bagian Ketiga

Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi Renja K/L dan/atau RKP

Pasal 10

1) Unit-unit sesuai dengan Pasal 8 secara berjenjang melakukan evaluasi Rencana Kerja dan/atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Kesehatan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.

2) Hasil pemantauan, reviu dan evaluasi yang dilaksanakan oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Sekretaris

Jenderal

untuk

dikoordinasikan dan

dikonsolidasikan oleh Biro Perencanaan dan Anggaran.

3) Laporan Evaluasi Renja dan/ atau RKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dapat ditindaklanjuti melalui penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang biomedik dan epidemiologi klinik, upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan, sumber daya manusia dan humaniora kesehatan

dengan Biro Perencanaan dan Anggaran.

dengan

berkoordinasi

4) Evaluasi Renja Kementerian Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (3) juga memerhatikan hasil evaluasi Renja periode Renstra Kementerian Kesehatan berjalan sebagai bahan masukan.

5) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disampaikan kepada

Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran. Biro Perencanaan dan Anggaran mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan hasil tersebut untuk keberlanjutan kegiatan tersebut di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Menteri

6) Biro Perencanaan dan Anggaran menyampaikan Laporan Evaluasi Renja berdasarkan Hasil evaluasi dan Hasil Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal

Bagian Keempat Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi Renstra K/L

Pasal 11

1) Evaluasi Renstra Kementerian Kesehatan dilakukan oleh Unit-unit sesuai dengan Pasal 8 secara berjenjang melakukan evaluasi Rencana Kerja Kementerian Kesehatan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing- masing.

2) Evaluasi Renstra sebagaimana dimaksud ayat (1) juga memperhatikan hasil evaluasi Renja periode Renstra berjalan sebagai bahan masukan.

3) Hasil pemantauan, reviu dan evaluasi yang dilaksanakan oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan

Jenderal untuk dikoordinasikan

kepada

Sekretaris

dikonsolidasikan oleh Biro Perencanaan dan Anggaran.

dan

4) Laporan Evaluasi Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya dapat ditindaklanjuti melalui penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang biomedik dan epidemiologi klinik, upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan, sumber daya manusia dan humaniora kesehatan

dengan Biro Perencanaan dan Anggaran.

dengan

berkoordinasi

5) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disampaikan kepada

Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran. Biro Perencanaan dan Anggaran mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan hasil tersebut untuk keberlanjutan dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan dalam Renstra.

Menteri

6) Biro Perencanaan dan Anggaran menyampaikan Laporan Evaluasi Renstra berdasarkan Hasil evaluasi dan Hasil Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal

Bagian Kelima Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Nasional, Rencana Aksi Program/ Kegiatan dan/atau Tematik Lainnya

Pasal 12

1) Monitoring dan evaluasi Rencana Aksi Nasional dan/atau tematik lainnya terkait perencanaan dan anggaran dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q Biro Perencanaan

berdasarkan hasil pelaksanaan unit eselon II yang terkait rencana aksi nasional yang ditetapkan.

dan

Anggaran

2) Monitoring dan evaluasi yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q Biro Perencanaan dan Anggaran pada ayat (1) minimal melibatkan tiga eselon II terkait dari program-program yang berbeda, jika kurang dari itu dan/ atau berasal pada program yang sama maka harus 2) Monitoring dan evaluasi yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q Biro Perencanaan dan Anggaran pada ayat (1) minimal melibatkan tiga eselon II terkait dari program-program yang berbeda, jika kurang dari itu dan/ atau berasal pada program yang sama maka harus

3) Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Program dilakukan masing-masing Eselon I oleh Sekretariat yang bersangkutan dengan berkoordinasi dengan masing- masing satuan kerja yang berhubungan dengan program tersebut.

4) Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Kegiatan dilakukan oleh masing-masing satuan kerja yang menetapkan rencana aksinya serta melaporkan hasilnya kepada Unit Eselon II yang memiliki wewenang koordinasi dalam monitoring dan evaluasi.

Bagian Keenam Pelaporan Hasil Evaluasi

Pasal 13

1) Hasil evaluasi kinerja anggaran (RKA) melalui aplikasi e- monev Kementerian Keuangan disampaikan kepada Sekretariat Jenderal cq Biro Perencanaan dan Anggaran Paling lambat 2 minggu setelah triwulan berakhir

2) Hasil evaluasi Renja disampaikan kepada Menteri paling lambat 6 (enam) minggu setelah tahun anggaran berakhir.

3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) digunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun Renja Kementerian Kesehatan periode 2 (dua) tahun berikutnya.

4) Hasil evaluasi paruh waktu Renstra Kementerian Kesehatan disampaikan kepada Menteri paling lambat pada akhir Juni tahun ke-3 (tiga) RPJMN untuk Evaluasi Paruh Waktu, sedangkan ntuk evaluasi akhir, hasil evaluasi Renstra Kementerian Kesehatan disampaikan paling lambat akhir minggu pertama bulan Januari tahun ke-5 (lima) RPJMN.

BAB V PENGHARGAAN DAN SANGSI DALAM PELAPORAN Pasal 14

1) Untuk memastikan sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan berjalan efektif, Menteri melalui Sekretaris Jenderal memberikan penghargaan dan sangsi kepada Unit Eselon I sebagai pembina program dan Satuan Kerja sebagai pelaksana kegiatan.

2) Penghargaan yang disebut pada ayat (1) diberikan berupa:

a. Penghargaan e-monev award sebagai apresiasi kepada Unit Eselon I sebagai pembina program dan Satuan Kerja (Kantor Pusat, Daerah dan Dekonsentrasi)

memenuhi kriteria pemenuhan kepatuhan pelaporan, capaian kinerja dan ketepatan waktu pelaporan sesuai dengan penentuan perhitungan penilaian sesuai dengan pedoman teknis terlampir.

yang

Jabatan Fungsional Perencana untuk Unit Eselon I dan/atau Satuan

b. Penambahan

formasi

Kerja

konsisten mendapat penghargaan e-monev award secara tiga tahun berturut-turut namun tetap mempertimbangkan analisis jabatan yang ada.

yang

secara

anggaran secara proporsional untuk Unit Eselon I dan/atau Satuan Kerja yang secara konsisten mendapat penghargaan e-monev award secara lima tahun berturut-turut namun tetap mempertimbangkan capaian kinerja rencana dan anggaran.

c. Penambahan

alokasi

3) Sangsi disebut pada ayat (1) diberikan berupa:

a. Pemberian Masukan/ Feedback Peringatan dan Permintaan Perbaikan dari Pimpinan terhadap satuan kerja yang bersangkutan yang belum melaporkan secara berkala dan tepat waktu.

b. Larangan kepada Satuan Kerja yang belum melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan

melalui emonev Kementerian Keuangan dan Bappenas secara berkala untuk melakukan pembahasan RKA-KL tahun berikutnya.

kegiatannya

c. Pengurangan

anggaran secara proporsional untuk Unit Eselon I dan/atau Satuan Kerja yang secara konsisten mendapat masukan/feedback negatif dari pimpinan setiap triwulan dari pimpinan.

alokasi

BAB V KETENTUAN LAINNYA

Pasal 15

1) Pimpinan unit Eselon I dan Satuan Kerja bertanggung atas kebenaran data yang dilaporkan melalui sistem informasi evaluasi rencana dan anggaran (e-monev) atau laporan-laporan lainnya.

2) Dalam meningkatkan validitas data evaluasi rencana dan anggaran Kementerian Kesehatan, Sekretariat Jenderal melalui Biro Perencanaan dan Anggaran dapat melakukan konfirmasi, rekonsiliasi dan verifikasi atas data yang dilaporkan ke dalam sistem informasi evaluasi rencana dan anggaran (e-monev) atau pelaporan lainnya dilakukan secara triwulanan.

3) Menteri dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah di Kementerian Kesehatan atau Inspektorat Jenderal

pemeriksa keuangan/pembangunan lainnya untuk melakukan pemeriksaan terhadap tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi pembangunan kesehatan.

dengan

aparat

BAB VI PENUTUP

Pasal 16

Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 17

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

orang

mengetahuinya,

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : Oktober 2018

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ttd NILA F. MOELOEK

Salinan ini sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

SUNDOYO, SH, MKM, M.HUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR ………….. TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA RENCANA DAN ANGGARAN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya reformasi, tuntutan masyarakat

terhadap pemerintah untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik semakin meningkat, termasuk pelayanan di bidang masyarakat. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan yang dilaksanakan dan melakukan perbaikan dalam pengambilan kebijakan tersebut sehingga kebijakan yang diambil tepat sasaran. Dalam rangka mendukung hal tersebut, sejak tahun 2003 pemerintah melakukan reformasi perencanaan dan

perencanaan dan penganggaran dilakukan dengan menerapkan budaya kerja birokrasi yang berorientasi pada pengelolaan hasil kerja

penganggaran.

Reformasi

(result management) dan pengukuran kinerja (performance measurement), sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah.

Pendekatan utama dalam reformasi perencanaan dan penganggaran ini adalah perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, sehingga dalam proses perencanaan dan penganggaran harus memperhatikan kinerja pada periode sebelumnya dan memperhatikan sasaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu, evaluasi kinerja merupakan bagian yang sangat penting untuk diperhatikan dalam rangka memberikan informasi capaian kinerja yang dapat diandalkan sebagai masukan dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggaran dan akuntabilitas yang menyediakan informasi dasar bagi publik. Sebagai masukan perbaikan, evaluasi

untuk memperbaiki kebijakan/program/kegiatan dan memberikan intervensi di masa yang akan datang melalui umpan balik dan lesson- learned. Pelaksanaan evaluasi telah diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga (K/L) harus melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan masing-masing pada periode sebelumnya. Lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan menyebutkan pentingnya evaluasi pelaksanaan Renja K/L dan RKP untuk menilai keberhasilan

dilakukan dilakukan

Evaluasi dapat dilakukan pada saat penyusunan rencana,

maupun setelah kebijakan/program/kegiatan selesai dilaksanakan. Pada saat penyusunan rencana, evaluasi dilakukan untuk memilih alternatif kebijakan yang tepat dari berbagai alternatif yang ada, selain itu juga digunakan untuk melihat struktur dan sistematika penyusunan sasaran, arah kebijakan dan strategi pembangunan. Pada saat pelaksanaan, evaluasi dilakukan untuk menilai proses pelaksanaan rencana, sedangkan setelah berakhirnya rencana, evaluasi dilakukan dalam rangka menilai capaian kinerja atas pelaksanaan rencana dan mengidentifikasi permasalahan yang ada. Hasil evaluasi dituntut agar dapat memberikan data dan informasi mengenai berhasil tidaknya pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan serta menilai efisiensi, efektivitas, relevansi, dampak dan keberlanjutan kebijakan/program/kegiatan

pelaksanaan

rencana

masyarakat. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan atas kondisi yang ada, seperti pengembangan kebijakan atau penghentian kebijakan serta sebagai bahan masukan untuk proses perencanaan dan penganggaran periode selanjutnya.

terhadap

Namun demikian, sampai saat ini kegiatan evaluasi belum berjalan dengan semestinya dan hasilnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Kegiatan evaluasi masih sampai tahap menyajikan data dan informasi, namun belum melakukan identifikasi dan menganalisis data dan informasi secara

evaluasi tidak mencerminkan permasalahan dan penyebab permasalahan utama, faktor-faktor keberhasilan, dan rekomendasi serta tindak lanjut yang diperlukan sebagai masukan. Untuk itu diperlukan panduan dalam pelaksanaan evaluasi kinerja pembangunan

amanat peraturan perundangan dan kebutuhan laporan evaluasi yang hasilnya dapat dijadikan masukan bagi penyusunan perencanaan dan penganggaran.

sesuai

dengan

1.2. Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Kinerja Rencana dan Anggaran Pembangunan Bidang Kesehatan adalah untuk memberikan panduan bagi para pengelola evaluasi dan pelaporan di lingkungan Kementerian Kesehatan

evaluasi atas kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang ada dalam Renja, RKA, Renstra Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Nasional, Rencana Aksi Program, Rencana Aksi Kegiatan dan Evaluasi Tematik lainnta. Melalui pedoman ini diharapkan evaluasi dapat memberikan gambaran capaian tujuan pembangunan bidang

dalam

melakukan

dan menganalisis permasalahan serta faktor keberhasilan yang terjadi

kesehatan kesehatan

1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Bidang Kesehatan meliputi:

1. Kerangka Evaluasi Kinerja:

a. Evaluasi pembangunan;

b. Penggunaan Kerangka Kerja Logis untuk evaluasi; dan

c. Pemilihan indikator untuk evaluasi.

2. Jenis dan Metode Evaluasi:

a. Evaluasi Ex-ante;

b. Evaluasi Pengukuran Kinerja;

c. Evaluasi Proses Pelaksanaan Rencana Pembangunan bidang Kesehatan;

d. Evaluasi Kebijakan Strategis/Program Besar.

Pelaporan Evaluasi Pembangunan Nasional secara terpadu.

3. Mekanisme Pelaksanaan

dan

4. Penghargaan dan Sangsi dalam Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Bidang Kesehatan.

BAB 2 KERANGKA EVALUASI PEMBANGUNAN NASIONAL

Evaluasi dilakukan dalam rangka menilai pencapaian tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan dan menganalisis permasalahan dan faktor keberhasilan dalam proses pelaksanaan pembangunan sehingga dapat menjadi umpan balik bagi perbaikan kebijakan pembangunan kesehatan pada tahap berikutnya. Oleh sebab itu diperlukan penjabaran dari kerangka evaluasi yang ada di RPJMN 2015-2019 sebagai acuan dalam pelaksanaan evaluasi. Kerangka evaluasi antara lain meliputi tujuan evaluasi, waktu pelaksanaan evaluasi, sumber data evaluasi, pelaksana dan penerima hasil evaluasi, jenis evaluasi yang digunakan dan mekanisme evaluasi. Kerangka evaluasi pembangunan nasional dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Evaluasi Kinerja Rencana dan Anggaran Pembangunan Bidang Kesehatan

Pembahasan terkait jenis evaluasi dan metode evaluasi akan dibahas di Bab 3 ini, sedangkan terkait mekasnime evaluasi dan pelaporan terpadu akan dibahas di Bab 4.

2.1. Evaluasi Pembangunan bidang Kesehatan Evaluasi adalah penilaian secara sistematis dan objektif

atas desain, implementasi dan hasil dari intervensi yang sedang berlangsung atau yang telah selesai. Dalam rangka menjamin pelaksanaan evaluasi dilakukan secara tepat dan lebih

penyusunan kebijakan/program/kegiatan harus memenuhi kaidah- kaidah logical framework atau Kerangka Kerja Logis (KKL).

kinerja suatu kebijakan/program/kegiatan dapat dilakukan melalui beberapa jenis evaluasi. Jenis evaluasi yang pertama adalah Evaluasi Pengukuran Kinerja, yang dilakukan dengan

Pengukuran

pencapaian pencapaian

keberlanjutan kebijakan/program/kegiatan. Selain itu ada evaluasi Ex-ante yang dilaksanakan pada tahap perencanaan untuk memilih alternatif kebijakan dan melihat struktur dan sistematika penyusunan dokumen perencanaan.

dan

Evaluasi Pengukuran Kinerja (gap analysis) wajib dilakukan pada semua kebijakan/program/kegiatan yang ada dalam dokumen perencanaan pembangunan kesehatan (Renstra, Renja dan RKA). Untuk program/kegiatan tertentu yang ingin fokus pada perbaikan pelaksanaan bisa ditambahkan dengan Evaluasi Proses Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan. Evaluasi yang menyeluruh mencakup aspek relevansi, efisiensi, efektivitas, dampak dan keberlanjutan dipilih bagi kebijakan strategis/program besar karena membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Detail dari ketiga jenis evaluasi ini akan diuraikan secara lengkap pada Bab 3 Jenis dan Metode Evaluasi.

2.2. Rekonstruksi Kerangka Kerja Logis untuk Evaluasi Sebelum melakukan evaluasi maka perlu dilakukan rekonstruksi kerangka kerja logis, pemilihan indikator yang akan dievaluasi dan penentuan metode evaluasi. Kerangka

Kerja Logis (KKL) memiliki peran yang cukup penting dalam menstrukturkan

kebijakan/program/kegiatan. KKL diperlukan untuk mendapatkan outlines bagaimana kebijakan/program/kegiatan saling terkait dan bekerja dengan baik untuk mencapai sasaran pembangunan. KKL berbentuk diagram/bagan yang menggambarkan hubungan antara

dalam pelaksanaan suatu kebijakan/program/kegiatan. Oleh karena itu KKL sangat penting dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Fungsi KKL pada masing- masing tahap pembangunan adalah sebagai berikut:

input-proses-output-outcome-impact

Penyusunan Kebijakan/Program/Kegiatan KKL membantu menyusun struktur dan organisasi suatu desain program berdasarkan pemahaman yang sama. Pada tahap perencanaan, membangun KKL memerlukan banyak riset, pengalaman dan studi terkait strategi yang akan digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Struktur

d. Tahap Perencanaan

dan

menyamakan pemahaman akan parameter dan ekspektasi yang diharapkan, serta melihat perubahan yang diharapkan dapat

pencapaian kebijakan/program/kegiatan.

terwujud

dari

e. Tahap Pelaksanaan Kebijakan/Program/Kegiatan KKL membantu pelaksana untuk fokus terhadap rencana yang telah disusun dan mengidentifikasi serta mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memantau e. Tahap Pelaksanaan Kebijakan/Program/Kegiatan KKL membantu pelaksana untuk fokus terhadap rencana yang telah disusun dan mengidentifikasi serta mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memantau

f. Tahap Evaluasi Kebijakan/Program/Kegiatan Tujuan utama penggunaan KKL pada tahap evaluasi adalah untuk meningkatkan pemahaman bagaimana proses suatu kebijakan/program/kegiatan dirumuskan dan dilaksanakan. Pada tahap evaluasi dilakukan rekonstruksi terhadap KKL yang telah disusun di tahap perencanaan. Jika KKL sudah disusun dengan baik dan keterkaitan antara input-proses-output-outcome-impact terlihat maka KKL tersebut dapat langsung digunakan untuk melakukan evaluasi. Namun jika KKL belum ada atau belum disusun dengan baik, maka perlu dilakukan perbaikan atau rekonstruksi KKL untuk menstrukturkan kembali

sehingga keterkaitan antara input-proses-output-outcome-impact menjadi jelas. Perbaikan ini perlu dilakukan untuk memudahkan proses evaluasi antara lain dengan KKL sehingga pemilihan pertanyaan evaluasi dapat dilakukan dengan tepat, target kinerja dan indikator yang

kebijakan/program/kegiatan kebijakan/program/kegiatan

Dengan kata lain, setelah KKL tersusun kembali atau diperbaiki, dapat membantu di dalam penyusunan desain evaluasi. Desain evaluasi meliputi tipe pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan

digunakan, indikator pengukuran, identifikasi target, baseline data, sumber data yang diperlukan, instrumen pengumpulan data dan analisis data.

yang

Langkah – Langkah Rekonstruksi Kerangka Kerja Logis untuk Evaluasi :

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Sebagai Pengawas Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Bpjs Kesehatan

0 0 17

Analisis Faktor Untuk Mengetahui Alasan Ibu Memilih Persalinan Di Rumah Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Jambi Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Tahun 2015

0 0 18

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk Tahun 2013-2014

0 1 12

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

0 0 37

1. No. Responden: 2. Nama : 3. Umur : 4. Kelas : - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 0 22

Panduan HKN ke-54 Tahun 2018

0 1 44

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 16

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 10

PENGUMUMAN NOMOR KP.03.01337892018 TENTANG HASIL UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PNS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2018

0 1 9

PENGUMUMAN NOMOR KP.03.01341702018 TENTANG HASIL REMEDIAL UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PNS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2018

0 0 10