Bab I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Energi Luar Negri Rusia dalam Mempertahankan Pengaruh di Negara-Negara Baltik: Analisis Kebijakan Energi Gas pada Masa Pemerintahan Vladimir Vladimirovich Putin

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Dinamika Politik dunia pasca Perang Dingin masih menyisakan polemik antara kubu barat dan Timur. Uni Soviet runtuh pada tahun 1991 dan hanya menyisakan Rusia yang kembali bangkit. Eropa malah bersatu menjadi UE yang terus berusaha memperluas wilayah politiknya ke penjuru daratan Eropa. AS masih menjadi negara super power walau dilanda krisis moneter namun Tiongkok bangkit menjadi kekuatan ekonomi baru yang sangat besar, diikuti India dan beberapa negara Asia lainnya.

  Energi menjadi sebuah kebutuhan pokok dari seluruh negara di dunia, namun tidak semua wilayah geografis memiliki kekayaan energi yang sama. Maka dari itu proses jual beli energi dalam negara dapat menimbulkan pasar energi. Uni Eropa memerlukan suplai energi minyak, gas, listrik, batu bara dan bahkan nuklir demi segala kebutuhan mereka, baik keperluan rumah tangga, publik hingga industri. Dikarenakan keperluan suplai energi yang tinggi, Eropa memerlukan suplai dari beberapa negara lain, dengan salah satu suplier utamanya adalah Rusia. Dalam data Komisi Uni Eropa, Eropa mengimpor 53% energinya yang dijabarkan sebagai

  1

  berikut: 90% minyak, 66% gas alam,42% batu bara dan 40% uranium . Sebagian besar dari

  2

  suplai energi ini berasal dari Rusia dengan statistik 20% minyak dan 39% gas alam . Secara individu banyak negara anggota Uni Eropa yang bekerjasama dengan Rusia dalam bidang energi, dan mengkonsumsi banyak energi Rusia seperti Jerman sekitar (25-50% gas alam) hingga negara-negara Baltik, yang megimpor 100% gas alam Rusia. Gas menjadi hal krusial bagi UE karena kebutuhan gas bagi industri dan rumah tangga namun juga karena gas lebih susah didistibusikan dan terpaku oleh letak geografis. Berbeda dengan minyak, jika ingin mendistribusikan gas lewat kapal tanker, maka gas harus diubah menjadi Liquid Natural Gas (LNG) yang prosesnya memakan biaya yang sangat tinggi. 1

  ) Sumber Internet berasal dari European Commission mengenai Import and Secure Suplies, diunduh pada

22 September 2016

  2

) Sumber Internet berasal dari European Commision mengenai Suplier Countries, diunduh pada 22

  Negara-negara Baltik merupakan tiga negara di Eropa Utara yang berada di Pesisir Timur Laut Baltik. Ketiga negara ini adalah Estonia, Latvia dan Lithuania. Pada masa Perang Dunia II, ketiga negara ini masuk ke dalam Uni Soviet dan merdeka ketika Uni Soviet runtuh. Pada tahun 2004, negara-negara Baltik bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Negara-negara Baltik ini Berbatasan dengan Teluk Finlandia di Utara, Laut Baltik di Barat, Belarus di Barat daya Latvia,Rusia dan Danau Peipus di Timur, Polandia di Selatan dan Kaliningrad Oblast (enclave Rusia) di Barat Daya Lithuania. Dengan batas-batas wilayah ini maka dapat ditunjukkan bahwa ketiga negara Baltik terisolasi dari wilayah Geografis Uni Eropa lainnya.

  Gambar 1 Peta Wilayah Negara-Negara Baltik Diantara Rusia

  Sumber: Heritage.org 2006 Lithuania, Latvia dan Estonia tidak mandiri dalam hal energi. Karena letaknya yang terisolasi dari negara Uni Eropa lainnya, dan infrastruktur yang buruk menyebabkan mereka sangat bergantung pada Rusia untuk energi minyak,gas bahkan listrik. Eurogas dan IEA memberikan persentase suplai gas Rusia pada negara-negara anggota Uni Eropa, yang menunjukkan ketergantungan negara Baltik, terbukti dengan suplai 100% diterima oleh

3 Lithuania, Estonia, Latvia dan Finlandia . Diikuti dengan Bulgaria (89%), Slowakia (83%) dan

  Hungaria (80%). Kroasia,Denmark,Inlandia,Irlandia, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris 3 adalah negara-negara UE yang sama sekali tidak menerima suplai dari Rusia terutama pada tahun 2012.

  Gambar 2 Persentase Negara Pengimpor Gas Rusia

  Sumber: Eurogas and the Congressional Research Service 2015 Ketergantungan negara Baltik terhadap kontrol Rusia, akhirnya berani didobrak oleh

  Lithuania. Pasca referendum Krimea, Rusia menjadi semakin berselisih dengan Uni Eropa dan harga gas terus ditingkatkan, maka Lithuania menutup jalur gas Rusia dan membangun sendiri terminal di semenanjung lautan Baltik untuk mendapat impor gas dari AS dan Uni Emirat Arab, dan tidak 100% bergantung pada Rusia lagi. Hal ini sebenarnya menimbulkan kendala, ketiga negara Baltik sendiri memerlukan suplai gas dari Rusia yang terjangkau secara geografis dan ekonomis dikarenakan usaha Baltik dalam mengembangkan industrinya sehingg akan memerlukan banyak suplai energi. Negara-negara Baltik hanya perlu membayar $85 kepada Rusia, sedangkan Polandia yang juga mendapatkan sedikit potongan harga, perlu membayar $120, hal ini menunjukkan betapa ekonomis gas Rusia bagi Baltik. Gasprom sendiri telah menggeggam 80% pasar Latvia, dan dengan dibangunnya North European Gas Pipeline hasil kerjasama Jerman-Rusia, maka kemungkinan Baltik untuk lepas dari Rusia akan semakin sulit. Ketergantungan energi Listrik dan Gas yang sangat menyokong keperluan ekonomi Baltik ini dikarenakan tidak tersediannya sumber lokal,dan manufaktur serta sistem kethanan energi yang sangat kurang

  Sebenarnya ketergantungan ini tidak hanya bagi Baltik, namun juga bagi Rusia. Selain sebagai salah satu klien terbesar walau dengan subsidi, Rusia memerlukan Baltik secara politik. Negara Baltik merupakan pintu bagi Rusia kepada Uni Eropa dan sebaliknya semenjak Baltik merdeka dari Uni Soviet. Hubungan klien-patron ini menguntungkan Rusia, karena merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negri Vladimir Putin yaitu menjaga kedekatan dengan negara- negara “close neighborhood” termasuk Baltik. Negara-negara tetangga terdekat ini umumnya merupakan negara yang pernah terdapat dalam pengaruh Soviet atau Rusia dalam dunia modern ini, sehingga Rusia masih ingin mempertahankan pengaruh dan dominasinya dalam negara- negara tersebut dan melindunginya dari Uni Eropa yang merupakan Sekutu pada masa PDII.

  Uni Eropa sendiri juga ingin memberi pengaruh yang besar bagi negara-negara Baltik dikarenakan kebijakan “European Union Enlargement”. UE memperluas pengaruh dan ideologi demokrasi liberalnya meluas lebih dari Eropa Barat dengan harapan dapat menguasai seluruh dataran Eropa. Hal ini juga dilakukan Rusia dengan Uni Sovietnya dahulu. Kini perluasan Uni Eropa dapat dilihat nyata dalam lingkup Energi dengan kebijakan PCIs (Project of Common

4 Interest) yang berupa pengintegrasian pasar energi Uni Eropa yang bertujuan untuk

  meragamkan suplier energinya dan mengurangi dominasi Rusia dalam Politik dan keamanan energi Uni Eropa. Ketiga negara Baltik menjadi penting dalam proyek gas PCIs karena mereka adalah titik terlemah gas Uni Eropa, disebabkan ketergantungannya yang tinggi pada Rusia. Selain itu, negara-negara Baltik berarti penting secara simbolis bagi UE, negara Baltik menunjukkan bahwa UE berhasil mengambil dan membantu ketiga negara ex-Soviet ini berkembang dan maju, sehingga menunjukkan keberhasilan dari ideologi demokrasi liberal daripada non-demokratis seperti yang selalu digambarkan Eropa Barat mengenai Rusia atau Uni Soviet. PCIs terdiri dri 195 proyek infrastruktur energi buatan Komisi Eropa (EC) pada tahun 2013. Dalam proyek gas, PCIs akan membentuk BalticConnector Gas Pipeline yang akan 4

  ) Sumber Internet dari European Commission, mengenai Project of Common Interest, diunduh pada 22 menyalurkan keperluan gas Uni Eropa dari wilayah Baltik. Proyek PCIs ini menjadi pion bagi Uni Eropa untuk mengurangi pengaruh Rusia di Uni Eropa, sedangkan Baltik merupakan pion yang dimainkan Rusia dan Uni Eropa untuk mempertahankan pengaruhnya masing-masing.

  Disini, penulis akan menunjukkan nilai strategis dari negara Baltik bagi Rusia dan Uni Eropa, serta betapa pentingnya Rusia bagi Baltik serta penulis akan meganalisis kebijakan luar negri gas Rusia untuk dapat mempertahankan dominasinya dalam negara-negara Baltik.

1.2 Rumusan Masalah 1.

  Apa kepentingan energi Uni Eropa dan negara Baltik kepada Rusia? 2. Apa nilai strategis dari negara Baltik bagi Rusia dan Uni Eropa? 3. Bagaimana keselarasan kebijakan luar negri energi Rusia pada masa pemerintahan

  Vladimir Putin dengan strategi untuk pertahanan pengaruh dalam negara-negara Baltik?

1.3 Tujuan Penelitian 1.

  Mendeskripsikan kepentingan energi antara UE, Baltik dengan Rusia.

2. Menjelaskan nilai politis Baltik bagi Rusia dan Uni Eropa 3.

  Menganalisis keselarasan kebijakan luar negri energi Rusia pada masa pemerintahan Vladimir Putin untuk dapat sejalan dengan strategi dalam upaya mempertahankan pengaruh Rusia dalam negara-negara Baltik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

  Manfaat Praktis dari penelitian ini adalah diharapkannya dapat memperjelas situasi ketahanan energi dan memberikan gambaran yang dapat terjadi di Indonesia kedepannya terutama dalam kawasan Asia yang kedepannya akan dapat bekerjasama dengan pihak asing dalam suplai energi. Serta mampu menggambarkan tentang bagaimana sikap pemerintah Rusia dalam untuk mempertahankan dominasinya pada negara tetangga terdekat seperti Baltik terutama dalam bidang energi, demi mempengaruhi pasar energi Eropa.

1.4.2 Manfaat Teoritis

  Manfaat teoritis penelitian diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan ilmu Hubungan Internasional terutama mengenai ketahanan energi dan politik yang melingkupinya.

1.5 Batasan Penelitian

  Batas dari penelitian ini berfokus pada kebijakan energi gas Rusia terutama pada masa pemerintahan Vladimir Putin, terhadap ketahanan energi gas negara-negara Baltik yaitu Lithuania,Latvia dan Estonia pasca kebijakan PCIs gas dari Uni Eropa yang dibentuk oleh Komisi Eropa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Mutu Fisik, Mutu Fisiologi, dan Mutu Biokimia Kecambah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) Varietas Argomulyo dan Dena 1 Yang Telah Mengalami Kemunduran

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: PPPE Komoditas Kopi di Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: PPPE Komoditas Kopi di Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disorientasi Konsumen dalam Sasaran Bauran Komunikasi Pemasaran Singkong Keju D-9 Salatiga

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Kegiatan Pemberian Nilai Tambah Olahan Jagung (Zea mays L.) : Suatu Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Ba

0 0 8

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI KEGIATAN PEMBERIAN NILAI TAMBAH OLAHAN JAGUNG (Zea mays L.) (Suatu Kasus Pengolahan Marning Jagung pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka) THE EM

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Duta Wisata dalam Mempromosikan Potensi dan Produk Pariwisata Kota Salatiga: Periode 2014-2016

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran TMIndopurejoy sebagai Sarana Bisnis Pariwisata dalam Memikat Turis di Pantai Kuta, Bali

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tracing Austronesian Population Migration Using Haplogroup B4a1a*Analysis of Mitochondrial Genome

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Terapeutik antara Perawat dengan Anak-Anak Penderita Kanker di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang

0 0 13