PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI KEGIATAN PEMBERIAN NILAI TAMBAH OLAHAN JAGUNG (Zea mays L.) (Suatu Kasus Pengolahan Marning Jagung pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka) THE EM
ISSN 2460 - 5506
PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018
“ Peluang dan Tantangan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
di Era Global dan Digital”
Kamis, 13 September 2018 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI KEGIATAN
PEMBERIAN NILAI TAMBAH OLAHAN JAGUNG (Zea mays L.)
(Suatu Kasus Pengolahan Marning Jagung pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di
Desa Haurgeulis Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka)
THE EMPOWERMENT OF WOMEN’S PEASENT GROUP THROUGHT ACTIVITIES
OF GRANTING ADDED VALUE OF CORN (Zea mays L.)
(A Case of Corn Marning Processing for Cipta Lestari Women Peasant Group at
Haurgeulis Village, Bantarujeg Majalengka Regency)
Sri Umyati
Fakultas Pertanian Universitas Majalengka e-mail : sriumyati.28@gmail.com
ABSTRACT
Corn is a staple food that has a fairly good nutritional value, besides that corn also hasconsiderable potential as a leading food commodity. But the potential for corn production has
not been used optimally. So that in order to support the increase in income of rural women, the
women of the peasant at Haurgeulis Village who is a member of the Cipta Lestari women’s
peasant group is trying to develop a corn processing business. Because of that research was
conducted which aimed to find out the added value of corn marning business in the area. The
research technique uses a descriptive survey method, while the technique of determining these
respondents uses a complete enumeration technique or census of 22 members of the Cipta
Lestari women’s peasant group. The results showed that the analysis of the value added of corn
marning business consisted of gross value added of Rp. 1,059,400.00. net added value of Rp.
448,567.00. value added per raw material of Rp. 13,243.00 / kg and value added per labor of
Rp. 19,619.00 / kg.Keywords: corn marning, added value, empowerment, women’s peasant groups.
ABSTRAK
Jagung merupakan bahan pangan pokok yang mempunyai nilai gizi yang cukup baik, selain itu jagung juga memiliki potensi yang cukup besar sebagai komoditas unggulan bahan pangan. Namun potensi produksi jagung ini belum dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan wanita tani di perdesaan, wanita tani Desa Haurgeulis yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari berusaha mengembangkan usaha pengolahan marning jagung. Karena itu dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui nilai tambah usaha marning jagung di daerah tersebut. Teknik penelitian menggunakan metode survei deskriptif, sedangkan teknik penentuan responden ini menggunakan teknik pencacahan lengkap atau sensus terhadap 22 orang anggota Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis nilai tambah usaha marning jagung terdiri dari nilai tambah bruto sebesar Rp 1.059.400,00.-. nilai tambah netto sebesar Rp 448.567,00.-. nilai tambah per bahan baku sebesar Rp 13.243,00.-/kg dan nilai tambah per tenaga kerja sebesar sebesar Rp 19.619,00.-/kg.
Kata kunci : Marning jagung, nilai tambah, pemberdayaan, kelompok wanita tani. PENDAHULUAN
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung tidak hanya dikonsumsi oleh manusia melainkan bisa juga dipakai sebagai penguat hijauan pakan ternak (Rochani, 2007). Jagung sebagai bahan pangan pokok mempunyai nilai gizi yang cukup baik, selain kandungan karbohidratnya mencapai 63,60 persen juga mengandung lemak dengan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, protein 7,90 persen, mineral dan vitamin termasuk kandungan vitamin A yang tinggi (440 SI) (Ahmadi, 2009). Hal tersebut menunjukan bahwa jagung memiliki potensi yang cukup besar sebagai komoditas unggulan bahan pangan untuk penganekaragaman (diversifi-
kasi ) menu makanan bagi penduduk.
Namun potensi produksi dan kandungan gizi jagung sebesar dan sebaik itu belum dimanfaat- kan secara optimal (Mahendradatta dan Tawali, 2008). Sehingga diperlukan sebuah upaya pengenalan dan pemahaman prospek pengem- bangan jagung skala komersial dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, salah satunya melalui partisipasi masyarakat dalam kegiatan produksi pengolahan bahan baku pangan, serta dengan meningkatkan nilai tambah.
Salah satu cara meningkatkan nilai tambah produk jagung adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan jagung (agroindustri). Menurut Jumadi (2008) jagung dapat diolah menjadi berbagai produk olahan, beberapa hasil olahan jagung yang disukai banyak konsumen adalah chips jagung atau kripik jagung dan marning jagung (Mangunwidjaja, 2013). Proses pengolahan produk ini cukup sederhana sehingga berpeluang diadopsi oleh masyarakat pedesaan terutama wanita tani sebagai industri rumah tangga (home industry).
Kegiatan pengolahan produk olahan jagung ini bisa dijadikan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat utamanya pemberdayaan wanita tani di pedesaan. Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari merupakan salah satu kelompok wanita tani yang mengembangkan usaha marning jagung yang ada di Kabupaten Majalengka, usaha tersebut sudah dijalankan kurang lebih selama 7 tahun. Lamanya kegiatan usaha tersebut menunjukan bahwa usaha pengolahan marning jagung itu memberikan dampak positif terhadap wanita tani dalam peningkatan pendapatan wanita tani. Maka dari itu, Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari ini dinilai tepat oleh penulis untuk dijadikan lokasi penelitian mengenai nilai tambah marning jagung.
METODE PENELITIAN
b. Menghitung Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual per satuan produksi yang dihitung dalam satuan rupiah/produksi, dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku ditambah input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan. Nilai tambah merupakan imbalan bagi tenaga kerja dan keuntungan pengolah. Untuk menguji hipotesa bahwa pengolahan bahan baku memberikan nilai tambah yang dikemukakan oleh Hayami et.all, (1987).
TR = Y.Hy TC = Total Cost (biaya total) TR = Total Revenue (pendapatan total) Y = Jumlah Produksi Hy = Harga
Dimana:
I = TR-TC
b. Menghitung Pendapatan Pendapatan adalah seluruh hasil penjualan yang dinilai dengan harga jual di kurangi total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Dengan rumus pendapatan :
Dimana : R = Revenue (Penerimaan) P = Price (Harga) Q = Quantity (Jumlah Produksi)
R = P x Q
Variabel Total)
Metode penelitian yang digunakan adalah suatu kasus, penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam. Variabelnya adalah analisis usaha dan analisis nilai tambahnya. Unit analisisnya adalah produsen marning jagung yang tergabung pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu untuk mengambil data primer.
Total) TVC = Total Variable Cost (Biaya
Dimana : TC = Total Cost (Biaya Total) TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap
TC = TFC + TVC
Biaya total yang dikeluarkan untuk melakukan satu kali produksi dapat diketahui dengan menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel yang dihitung dalam satuan rupiah/produksi, dengan rumus sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pendapatan agribisnis marning jagung, maka dilakukan analisis dengan pendekatan matematis melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung Biaya Total
Teknik analisis
Teknik penarikan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pencacahan lengkap (sensus) terhadap 22 orang anggota Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari Desa Haurgeulis, yang artinya semua anggota yang melakukan produksi marning jagung dijadikan sampel. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2002), bahwa apabila populasi kurang dari 100 lebih baik semua populasi dijadikan sampel penelitian.
Dasar perhitungan dari analisis nilai tambah ini adalah per kilogram hasil produksi. Standar harga bahan baku dan hasil produksi yang digunakan adalah standar harga di tingkat pengolah (produsen). Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan adalah didapat dari pengurangan bahan baku dan input lainnya dari nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja, dengan kata lain nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan sebagai berikut: Menghitung Nilai Tambah
a. Nilai tambah bruto
Keterangan:
R = P x Q = 20.000 × 70 kg
Biaya tetap yang meliputi pajak bangunan dan penyusutan alat sebesar Rp 422.500,00.- sedangkan biaya variabelnya sebesar Rp 340.600,00.-. Sehingga biaya total usaha marning jagung per satu kali produksi sebesar Rp 763.100,00.-. Penerimaan usaha marning jagung adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual per satuan produksi yang dihitung dalam satuan rupiah/ produksi. Produksi marning jagung per satu kali produksi sebanyak 70 kg dengan harga jual Rp 20.000.-/kg adalah sebesar Rp 1.400.000,- didapat melalui perhitungan rumus sebagai berikut:
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh produk yang dihasilkan, diantaranya adalah pajak atau PBB, penyusutan alat, bunga modal, nilai sewa bangunan dan sebagainya. Biaya tetap pada usaha marning jagung terdiri atas Pajak/ PBB dan penyusutan alat. Pajak untuk bangunan adalah sebesar Rp 20.000,00.-, pada umumnya alat yang digunakan dalam usaha marning jagung terdiri dari drum, wajan, kompor, tabung gas, tampah plastik, kwali, baskom, jolang, rigen, dan sealer. Sedangkan biaya variabelnya meliputi bahan baku, bahan penyerta, bumbu, plastik kemasan dan biaya tenaga kerja. Proses produksi marning jagung dilakukan setiap 3 hari sekali atau dalam satu bulan 10 kali proses produksi.
Pendapatan usaha marning jagung merupakan pendapatan hasil usaha marning jagung yang dilakukan oleh kelompok wanita tani Cipta Lestari pada tahun 2018. Pendapatan usaha marning jagung ini merupakan selisih antara penerimaan dikurangi dengan biaya total. Penerimaaan merupakan hasil perkalian antara hasil (produksi) dikalikan dengan harga/ kg marning jagung. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya variabel dengan biaya tetap.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pendapatan Usaha Marning Jagung
= Jumlah jam kerja (JKO)
NTb = Nilai tambah bruto (Rp) “TK
(Rp/JKO)
NTtk = Nilai tambah per tenaga kerja
NTtk = NTb : “TK
NTb = TR – TVC
d. Nilai Tambah per Tenaga Kerja
=Jumlah bahan baku yang digunakan (kg)
Keterangan : NTbb = Nilai tambah per bahan baku yang digunakan (Rp/kg) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) “bb
NTbb = NTb :” bb
c. Nilai Tambah per Bahan Baku
Keterangan : NTn = Nilai tambah netto (Rp) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) NPA = Nilai penyusutan Alat (Rp) NB = Nilai Baru (Rp) NS = Nilai Sisa (Rp) UE = Usia Ekomis (tahun)
NTn = NTb – NPA NPA =
b. Nilai Tambah Netto (NTn)
Keterangan: NTb = Nilai tambah bruto (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TVC = Total Biaya Variabel (Rp)
= Rp 1.400.000.- Pendapatan adalah seluruh hasil penjualan
d. Nilai Tambah Bruto
yang dinilai dengan harga jual di kurangi total biaya Nilai tambah bruto pada Kelompok usaha yang dikeluarkan selama proses produksi. Dengan C i p t a L e s t a r i y a n g d i h a s i l ka n s e b e s a r rumus pendapatan: R p 1.059.400,00. Nilai tersebut diperoleh dari selisih antara keseluruhan penerimaan dengan
I = TR-TC
biaya variabel yang terdiri dari biaya bahan baku,
= 1.400.000 – 971.433
bahan penyerta, bumbu, plastik kemasan dan biaya = Rp 428.567.- tenaga kerja. Besarnya biaya variabel yang
Lebih jelasnya mengenai besaran biaya yang dikeluarkan adalah Rp 340.600,00 yang diperoleh dibuthkan dapat dilihat pada Tabel 1. dari penjumlahan antara biaya bahan baku, bahan penyerta, bumbu, plastik kemasan dan biaya tenaga
Analisis Nilai Tambah Usaha Marning Jagung
kerja yang masing-masing sebesar Rp 120.000,00, Analisis nilai tambah marning jagung pada
Rp 2.600,00, Rp 20.000,00, Rp 18.000,00, dan kelompok usaha Cipta Lestari yaitu meliputi Nilai Rp 180.000,00. Semakin besar biaya variabel maka
Tambah Bruto (NTB), Nilai Tambah Netto (NTN), nilai tambah bruto yang diciptakan akan semakin Nilai Tambah per Bahan Baku (NTBb), dan Nilai kecil. Semakin besar nilai tambah maka semakin Tambah per Tenaga Kerja (NTtK). Semua hasil besar pula keuntungan yang diperoleh dan perhitungan dihitung per satu kali proses produksi. sebaliknya. Berikut adalah rumus perhitungannya:
Berikut Tabel 2. mengenai analisis nilai tambah
NTb = TR – TVC marning jagung per satu kali proses produksi.
= 1.400.000 - 340.600 = Rp 1.059.400,00
Tabel 1 Biaya tetap dan biaya variabel dalam usaha marning jagung dalam satu kali proses produksi
No Variabel Harga/Satuan (Rp)
A. Biaya Tetap
1 Pajak bumi dan bangunan
20.000 Penyusutan Alat
- Bangunan
208.333
- Drum
34.000
- Wajan
57.000
- Kompor
60.000
- Tabung gas
20.000
- Kwali
28.000
- Tampah palstik
12.000
- Baskom
20.000
- Jolang
8.500
- Rigen
27.000
- Sealer
156.000 Jumlah
630.833
B. Biaya Variabel
2
1. Bahan baku/Jagung 80 kg x Rp 1.500 120.000
2. Bahan penyerta/kapur sirih 1 kg x Rp 2.600 2.600
3. Bumbu 4 kg 20.000
4. Plastik kemasan 2 kg x Rp 9.000 18.000
5. Biaya tenaga kerja/4 HKW x Rp 30.000 180.000 (2 HKP x Rp 30.000,-)
Jumlah 340.600 Jumlah Biaya Total 971.433 Sumber: Data primer, diolah. Maka, diperoleh nilai tambah bruto pada usaha marning jagung sebesar Rp 1.059.400,00 per satu kali proses produksi.
b. Nilai Tambah Netto
Diketahui bahwa rata-rata NTtk pada anggota Kelompok usaha Cipta Lestari adalah Rp 19.618/Jam kerja Hal ini berarti setiap satu jam kerja dapat memberikan nilai tambah sebesar Rp
Chips, Kripik, Kerupuk, Stik dan Olahan Pangan lain. Materi Pelatihan disampaikan
Ahmadi. 2009. Pelatihan Pengolahan Aneka
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat penyusun berikan adalah agar para anggota kelompok yang terkait semakin meningkatkan produksi marning jagung, sehingga mampu meningkatkan pandapatan dan mening- katkan kesejahteraan anggota kelompoknya.
Saran
Analisis nilai tambah usaha marning jagung terdiri dari Nilai Tambah Bruto sebesar Rp 1.059.400,00.-. Nilai Tambah Netto sebesar Rp 448.567,00.-. Nilai Tambah per Bahan Baku sebesar Rp 13.243,00.-/kg. Dan Nilai Tambah per Tenaga Kerja sebesar Rp 19.619,00.-/kg.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
19.618,00.-. Sedangkan NTtk pada Kelompok usaha Cipta Lestari adalah Rp 19.619/Jam kerja. Hal ini berarti setiap satu jam kerja dapat memberikan nilai tambah sebesar Rp 19.618. NTtk yang dihasilkan ini merupakan balas jasa atas seluruh kegiatan dalam proses produksi, Jumlah jam kerja diperoleh dengan mengalikan antara jumlah tenaga kerja dengan waktu yang digunakan dalam proses produksi selama satu hari. Rata-rata jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk anggota Kelompok usaha Cipta Lestari adalah 9 jam/sekali produksi dan untuk Kelompok usaha Cipta Lestari adalah 54 jam/sekali produksi.
d. Nilai Tambah per Tenaga Kerja
Nilai tambah netto pada Kelompok usaha Cipta Lestari yaitu sebesar Rp 656.900.- diperoleh dari selisih antara nilai tambah bruto sebesar Rp. 1.059.400,00 dan nilai penyusutan alat sebesar Rp. 402.500.-. di bawah ini merupakan rumus perhitungan Nilai Tambah Netto:
Nilai tambah per bahan baku yang dihasilkan pada Kelompok usaha Cipta Lestari sebesar Rp 13.243/kg artinya setiap satu kilogram marning jagung mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp 13.243,00.-.besar nilai tambah per bahan baku tersebut diperoleh dengan membagi nilai tambah bruto sebesar Rp 1.059.400,00 dengan jumlah bahan baku yang digunakan, total bahan baku yang digunakan adalah 80 kg.
= = Rp 13.243,00.-
NTbb = NTb :” bb
Nilai tambah per bahan baku merupakan ukuran untuk mengetahui produktivitas bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk marning jagung. Besarnya nilai tambah tersebut diperoleh dari nilai tambah bruto sebesar Rp 1.059.400,00.- dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan yaitu sebanyak 80 kg. Maka dapat diperoleh hasil melalui perhitungan sebagai berikut:
c. Nilai Tambah per Bahan Baku
Rp 448.567,00 per satu kali proses produksi.
= Rp 448.567,00.- Berdasarkan perhitungan maka diperoleh nilai tambah netto pada usaha marning jagung sebesar
NTn = NTb – NPA = 1.059.400 – 610.833
dalam rangka Program Nasioaal Pember- dayaan Masyakat Pedesaan di Kabupaten Bantaeng. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Jumadi, 2008. Pengkajian Teknologi Pengolahan . Buletin Teknik Pertanian.
Tortila Jagung Vol 13 No. 2 Hal 73- 74.
Mahendradatta dan Tawali, 2008. Jagung dan
Diversifikasi Produk Olahannya . Masagene
Press. Pusat Kajian Makanan Tradisional Universitas Hasanuddin Makassar. Mangunwidjaja, 2003. Teknologi dan Diversifikasi
Pengolahan Jagung. Makalah Temu Usaha Perusahaan Jagung. Direktorat Jendral Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan . Departemen Perindustrian dan
Perdagangan RI, Bandar Lampung.
ooOoo