BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Setting Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret

  • – April 2015. Pada tanggal

  7 April dilakukan uji coba soal untuk validitas dan reliabilitas instrument di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dari uji soal berjumlah 40 butir soal dan responden 33 siswa menghasilkan 35 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid.

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas 3A dan 3B SD Negeri Karangtengah, yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas 3A dan sebagai kelas kontrol adalah kelas 3B. SD Negeri Karangtengah terletk di dusun Beran RT 05 RW 05 desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang . Jumlah siswa kelas eksperimen 20 yang terdiri dari 7 Siswa laki – laki dan 13 siswa perempuan sedangkan jumlah siswa kelas kontrol 12 laki

  • – laki dan 8 perempuan.

  SDN Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9 kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di SDN Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik, terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A, III B, dan kelas IV. Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru. Tenaga pengajar di SD N Karangtengah sudah cukup, yaitu terdapat1 kepala sekolah dan 14 guru yang

  Pada tanggal 10 April 2015 dilakukan pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelumnya peneliti melakukan observasi terhadap subjek peneliti yaitu seluruh siswa kelas 3 yang terbagi atas dua kelas tersebut.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

  Pelaksanaan penelitian dikelas 3A dan 3B SD Negeri Karangtengah dilakukan mulai dari bulan Februari

  • – April pada semester dua tahun ajaran 2014 / 2015. Berikut tabel jadwal pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan oleh penliti.

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SDN Karang Tengah Kecamatan Tuntang

  

Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015

NO Hari/ Tgl Urian Kegiatan

  1 Senin, 9 Maret 2015 Meminta izin kepada kepala sekolah dan melakukan wawancara terhadap guru kelas 3A dan 3B.

  2 Kamis, 12 Maret 2015 Observasi pembelajaran pada kelas 3A dan 3B.

  3 Jumat, 10 April 2015 Memberikan pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Menyerahkan RPP kepada guru kelas.

  4 Senin, 13 April 2015 Menyerahkan hasil revisi RPP.

  5 Selasa, 14 April 2015 Pertemuan 1: Pada kelas eksperimen dilakukan penyampaian materi dan perlakuan.

4.3 Analisis Data

  Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang terkumpul juga data kuantitatif. Disebut metode kuantitatif data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13). Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

4.3.1 Uji Homogenitas

  Uji homogenitas yang dipakai adalah nilai atau hasil soal pretest yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa kelas 3 sebelum mengadakan perlakuan dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Karena syarat sebelum memberikan perlakuan adalah nilai pretest kedua kelas tidak boleh ada perbedaan yang signifikan. Varian yang dimiliki sampe-sampel tersebut dikatakan homogen apabila pada hasil uji homogenitas menunjukan tingkat signifikansi ˃ 0,05. Teknik analisis data digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data yang di gunakan yaitu uji t-test. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0.

Tabel 4.2 Uji Homogenitas Pretest

  Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansi 0,084 ˃ 0,05.

4.3.2 Uji Normalitas

   Untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak, uji

  normalitas perlu dilakukan. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

  Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sample

  

Kolmogorov Smirnov Test dihitung dengan menggunakan SPSS for windows

version 16.0. Penghitungan uji normalitas menggunakan nilai posttest kelas

  kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen kontrol N a

  20

  20 Normal Parameters Mean

  82.55

  67.80 Std. Deviation 4.236 8.017

Most Extreme Differences Absolute .276 .180 Positive .276 .137 Negative -.174 -.180 Dari data yang sudah ditunjukan pada tabel diatas kelas kontrol memiliki Asym. Sig. (2-tailed) besarnya 0,534 > 0.05 sedangkan kelas eksperimen memiliki Asym. Sig. (2-tailed) besarnya 0.94 > 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan sudah memenuhi syarat untuk dilakukan uji t.

  Dibawah ini adalah gambar kurva kenormalan kedua kelas tersebut.

Gambar 4.1 Kurva Kenormalan Kelas Kontrol

  Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas kontrol di atas terlihat kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas kontrol berdistribusi normal.

Gambar 4.2 Kurva Kenormalan Kelas Eksperimen

  Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas eksperimen di atas terlihat kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas kontrol berdistribusi normal.

  Hasil pre-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata nila pada kelas kontrol 55,85 dan nilai rata- rata pada kelas eksperimen 57,85 .

4.4 Deskripsi Data Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional ceramah dan kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3x pertemuan (6 jam pelajaran), baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen, maka dilakukan observasi.

Tabel 4.4 Keterlaksanaan Perlakuan Kelas Eksperimen Skor Item Terlaksananya Indikator Aspek Pertemuan ke- Keterelaksanaan

  I II

  Kegiatan Awal

  5

  5

  5 Kegiatan Inti

  27

  25

  27 Kegiatan Akhir

  3

  3

  3 Jumlah

  35

  32

  35 Presentase 91 % 100 % Dari tabel 4.4 dapat dilihat keterlaksanaan dalam pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD. Untuk lebih jelasnya lembar observasi pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran halaman 132 - 134 dan 137 - 139 .

  Pada pertemuan pertama siswa masih merasa kebingungan dengan adanya suatu metode yang tidak biasa diterapkan oleh guru. Tetapi dengan bimbingan dan penjelasan, akhirnya siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan metode yang digunakan. Pada saat pembagian kelompok, siswa masih belum terbiasa berinteraksi dengan teman sekelompoknya. Sebagian siswa masih merasa malu untuk mengerjakan tugas bersama teman sekelompoknya karena siswa lebih sering mengerjakan tugas secara individu saja dan tidak terbiasa mengerjakan tugas secara berkelompok. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran akhir pembelajaran, guru mengumumkan kelompok yang menjadi pemenang dan memberikan sertifikat atau penghargaan sebagai kelompok super. Dapat dilihat peningkatan keterlaksanaan pada pertemuan pertama dan kedua.

  Dalam penelitian ini bukan hanya hasil belajar saja tetapi keaktifan siswa juga dapat meningkat dengan menggunakan tipe STAD.

Tabel 4.5 Keterlaksanaan Perlakuan Siswa Kelas Eksperimen Skor Item Terlaksananya Indikator Aspek Pertemuan ke- Keterelaksanaan

  I II

  Pra Pembelajaran

  2

  2

  2 Kegiatan Awal

  3

  3

  3 Kegiatan Inti

  14

  11

  14 Kegiatan Akhir

  1

  1

  1 Jumlah

  20

  17

  20 Presentase 85% 100 % Dari tabel 4.5 dapat dilihat keterlaksanaan dalam pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD. Untuk lebih jelasnya lembar observasi pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran halaman 135, 136 dan 140, 141 .

  Pada pertemuan pertama keterlaksanaan keaktifan siswa terlaksana 85% hal ini disebabkan karena pada pembelajaran pertama siswa masih belum terbiasa

  Pertemuan kedua keterlaksanaan keaktifan siswa 100% terlaksana. Pada peretemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan sehingga siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan teman sekelompoknya. Siswa menjadi lebih aktif bertanya dan rasa ingin taunya semakin besar.pada pertemuan kedua ini guru hanya sebagai fasilitator saja karena siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan dan mulai berkreasi dengan media pembelajaran yang ada. Dapat dilihat peningkatan keaktifan siswa dalam pertemuan kedua.

4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.5.1 Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

  Hasil analisis data deskriptif melalui SPSS for windows version 16.0 tentang pertest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut ini table 4.7 destribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen

Tabel 4.6 Destribusi Frekunesi Nilai Pretes Kelas Kontrol Kelas 3B SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015 NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

  1

  22 1 5% Kurang

  • – 31

  2

  32 1 5% Kurang

  • – 41

  3

  42 4 20% Kurang

  • – 51

  4

  52 4 20% Kurang

  • – 61

  5 62 – 71 10 50% Kurang

  6

  72 - - Baik

  • – 81
samapi dengan 81 terdiri dari 0 siswa dengan prsentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 10 siswa dengan prsentase 50%. Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 4 siswa dengan presentase 20%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 4 siswa dengan presentase 20%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan 31 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%.

Tabel 4.7 Destribusi Frekunesi Nilai Pretes Kelas Eksperimen Kelas 3B SDN Karamg Tengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015 NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

  1 22 – 31 1 5% Kurang

  2

  32 1 5% Kurang

  • – 41

  3

  42 2 10% Kurang

  • – 51

  4

  52 7 35% Kurang

  • – 61

  5

  62 8 40% Kurang

  • – 71

  6 72 – 81 1 5% Baik

  7

  82 - - Baik Sekali

  • – 91

  Jumlah

  20 100% Dari tabel 4.7 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82 sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72 samapi dengan 81 terdiri dari 1 siswa dengan prsentase 5%. Siswa yang mendapat

  siswa dengan presentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan 31 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%.

  Dari tabel 4.6 dan 4.7 disajikan gambaran visual menggunakan diagram lingkaran hasil destribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.

  • – 31
  • – 51 52 – 61 62 – 71 72 – 81 82 – 91 30% 50% 20%

  • – 41
  • – 81
  • – 91

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Destribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif.

  Dibawah ini merangkum data empirik hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model Cooperative

  

Leraning tipe STAD yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran

  skor minimum, maksimum, jumlah semua nilai, mean, dan standar deviasi

  30% 50% 20%

  Kelas Kontrol

  22

  32

  42

  Kelas Kontrol 22 – 31 32 – 41 42 – 51 52 – 61 62 – 71

  72

  82

Tabel 4.8 Hasil Pretest Kelas Kontrol Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kontrol

  20

  28 65 1101 55.05 9.644 Valid N (listwise)

20 Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

  mengikuti pretest adalah 55,05. Nilai maksimal hasil pretest kelas kontrol adalah 65 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 28. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa jumlah dari semua nilai siswa adalah 1101.

Tabel 4.9 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Eksperimen

  20

  28 74 1157 57.85 10.654 Valid N (listwise)

20 Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

  mengikuti pretest adalah 57,85. Nilai maksimal hasil pretest kelas eksperimen adalah 74 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 28. Dari tabel 4.7 juga dapat dilihat bahwa jumlah dari semua niali siswa adalah 1157.

Gambar 4.4 Diagram Batang Pretest Kelas kontrol dan eksperimen

  Dari diagram 4.4 dapat dilihat hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat diketahui bahwa selisih rata-rata kedua kelas adalah 2,8.

  Setelah kelas kontrol mendapat perlakuan dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah, siswa diberikan tes akhir atau posttest untuk mengukur indikator yang telah dicapai Hasil analisis data deskriptif melalui program SPSS 16.0 (Statistic

  

Product and Service Solution) tentang posttest dari kelas kontrol dan

  eksperimen. Berikut ini tabel 4.9 adalah destribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen .

  53,5

  54 54,5 55 55,5 56 56,5 57 57,5 58 58,5

  Kontrol Eksperimen Pretest

  Kontrol Eksperimen

  57.85

  55.85

4.5.2 Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

  • Kurang
    • – 31

  • Kurang
    • – 51
    • – 61 6 30% Kurang
    • – 71 10 50% Kurang
    • – 81 4 20% Baik

  Jumlah

  7 82 – 91 - Baik Sekali

  72

  6

  62

  5

  52

  4

  42

  3

  2 32 – 41 - Kurang

  22

  1

  

NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

  Tabel 4.10

Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Kelas 3 SDN

Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013

  20 100% Dari tabel 4.10 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82 sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72 samapi dengan 81 terdiri dari 4 siswa dengan prsentase 20%. Siswa yang mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 10 siswa dengan prsentase 50%. Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 6 siswa dengan presentase 30%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Dan siswa yang mendapat nilai 22

Tabel 4.11 Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013 NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

  22 – 31 Kurang -

  • 1

  2

  32 - - Kurang

  • – 41

  42 Kurang

  • 4
  • 3
    • – 51

  52 - - Kurang

  • – 61

  5 62 – 71 Kurang - -

  6

  72 11 55% Baik

  • – 81

  7

  82 9 45% Baik Sekali

  • – 91

  Jumlah

  20 100% Dari tabel 4.11 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82 sampai dengan 91 terdiri dari 9 siswa dengan persentase 45%. Siswa yang 72 samapi dengan 81 terdiri dari 11 siswa dengan prsentase 55%. Siswa yang mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 0 siswa dengan prsentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan 31 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%.

  82 Sesuai dengan hasil penelitian, terdapat 12 siswa yang nilai posttest kurang dari batas KKM, sedangkan 11 siswa lainnya mendapat nilai di atas KKM yaitu 72. Daftar nilai posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran halaman 122.

  42

  72

  62

  Kelas Eksperimen 22 – 31 32 – 41 42 – 51 52 – 61

  82

  72

  62

  52

  32

  Kelas Kontrol 22 – 31

  • – 41
  • – 51

  • – 61
  • – 71
  • – 71
  • – 81
  • – 81
  • – 91 55% 45%
  • – 91

  20 Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang 30% 50% 20%

  57 74 1327 66.35 6.141 Valid N (listwise)

  20

  N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kontrol

Tabel 4.12 Hasil Posttest Kelas Kontrol Descriptive Statistics

  Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif. Berikut ini tabel 4.11 adalah analisis deskriptif hasil posstest kelas kontrol dan eksperimen.

Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Posttest Kelas kontrol dan eksperimenTabel 4.13 Hasil Posttest Kelas Eksperimen

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Eksperimen

  20

  77 91 1651 82.55 4.236 Valid N (listwise)

20 Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

  mengikuti posttest adalah 76. Nilai maksimal hasil posttest kelas eksperimen adalah 90 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 55. Jumlah keseluruhan nilai dari 20 siswa adalah 1520 .

  Sesuai dengan hasil penelitian, tidak terdapat siswa yang nilai postest kurang dari batas KKM 72. Daftar nilai posttest kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

  

Posttest

100

  90

  80

  70

  87.55

  60

66.35 Kontrol

  50

  40 Eksperimen

  30

  20

  10 Kontrol Eksperimen

Gambar 4.6 Diagram Batang Posttest Kelas kontrol dan eksperimen

  Dari diagram 4.6 dapat dilihat selisih nilai rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan menurut hasil posttest adalah 14,75.

4.5.3 Perbandingan Nilai Rata – rata Pretest – Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas Kontrol

  80

  60 66,35 55,05 Pretest

40 Posttes

  20 Dari diagram 4.7 dapat dilihat bahawa rata

  • – rata pretest kelas kontrol sebelum mendapatkan perlakuan adalah 55,05. Setelah mendapatkan perlakuan dengan pembelajaran konvensional yang diberikan oleh guru kelas nilai rata
  • – rata posttes meningkat menjadi 66,35. Peningkatan
  • – rata nilai dari pretes ke posttest kelas kontrol adalah 11,3.

  Kelas Eksperimen 100

  80 87,55

  60 Pretest 57,85

  40 Posttest

  20 Pretest Posttest

Gambar 4.8 Diagram Batang Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

  Dari diagram, 4.8 dapat dilihat pada kelas eksperimen rata – rata pretest kelas eksperimen sebelum mendapakan perlakuan adalah 57,85. Setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan Cooperative Learning tipe STAD yang diberikan oleh peneliti nilai rata – rata posttest meningkat menjadi 87,55. Peningkatan rata

  • – rata nilai pretes ke posttest kelas eksperimen adalah 30,30.

  Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPA pretest-posttest antara kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat melalui diagram batang sebagai berikut .

  100

  80 87,55 60 66,35

  57,85

  40 55,05

  20 Kontrol Eksperimen

Pretest Posttest

Gambar 4.9 Diagram Batang Peningkatan Pretest-Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol

4.5.4 Ketuntasan KKM

  Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil posttest pada mata

  pelajaran IPA di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Jika siswa mendapat nilai di bawah KKM (nilai < 72) maka siswa tersebut hasil belajarnya tidak tuntas, dan apabila siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan KKM (nilai ≥ 72) maka siswa tersebut dikatakan hasil belajarnya tuntas.

  Tabel penyajian ketuntasan KKM hasil posttest dari kelas kontrol dan eksperimen:

  Tabel. 4.14 Ketuntasan KKM Nilai posttest Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Frekuensi Persent Persentas Skor KKM (N) ase (%) (N) e (%) Dari tabel 4.14, disajikan gambaran visual menggunakan diagram lingkaran hasil ketuntasan nilai posstest kelas kontrol dan kelas eksperimen.

  Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tuntas Tuntas

  40% 100% 60% Tidak Tuntas Tidak

  Tuntas

Gambar 4.10 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Pretest dan Psottest Kelas Kontrol dan Eksperimen

4.6 Analisis Hasil Penelitian

  Hasil pretest pada kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa diperoleh nilai rata

  • – rata 55,05. Sedangkan untuk kelas eksperimen dari jumlah 20 siswa nilai rata – ratanya 57,85. Selisih nilai rata – rata pretest kedua kelompok tersebut adalah 2,80. Nilai tertinggi pretest pada kelas kontrol adalah 65 dan nilai terendah adalah 28. Sedangkan pada kelas kontrol adalah 65 dan nilai terendah 28.

  Hasil posttest pada kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa diperoleh nilai rata

  • – rata 66,35. Sedangkan untuk kelas eksperimen dari jumlah 20 siswa nilai rata
  • – ratanya 87,55. Selisih nilai rata – rata posttest kedua kelompok tersebut adalah 21,30. Nilai tertinggi posttest pada kelas kontrol adalah 77 dan nilai terendah adalah 57. Sedangkan pada kelas kontrol adalah 91 dan nilai terendah 77.

  Menurut hasil posttest yang diperoleh kedua kelompok tersebut, dari jumlah 20 siswa pada kelas kontrol terdapat 8 siswa yang nilainya berada di atas KKM dan 12 siswa lain nilainya berada dibawah KKM, sedangkan dari jumlah 20 siswa pada kelas eksperimen seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM.

4.7 Hasil Uji Hipotesis

  Uji hipotesis antara kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional menggunakan Uji t. Uji t atau uji beda digunakan untuk mencari perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

  Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya untuk mendapatkan keputusan hipotesis manakah yang diterima.

Tabel 4.15 Uji Perbedaan Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Std.

  Interval of the Mean Error Difference Sig. (2- Differen Differen

  F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper Nila Equal variances 5.343 .026 8.758 38 .000 21.850 2.495 16.800 26.900 i assumed sebesar 8,758 dan t tabel 5,343 maka H ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

  

Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan

  hasil belajar secara positif dan signifikan siswa kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan diuraikan deskripsi data hasil penelitian. Deskripsi data dianalisis berdasarkan model Cooperative Learning tipe STAD (Stident Teams Achievement Division) dengan berbantuan media gambar dan praktikum pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia terhadap hasil belajar siswa, dari hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah.

  Sesuai dengan pendapat Slavin (2005) STAD (student teams achievement

  

division ) merupakan model yang sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam

  Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Gagasan utama STAD memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Dalam STAD, siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan dipercayakan untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok. Semboyan yang terkenal dalam pembelajaran model kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) adalah kesuksesan seseorang adalah kesuksesan kelompok, dan kesuksesan kelompok adalah kesuksesan orang per orang di dalam kelompok tersebut.

  Student Team Achievement Division (STAD) Model pembelajaran STAD menempatkan siswa dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku Trianto (2010:73)

  Secara garis besar pembelajaran STAD ini terdiri dari 6 langkah, yaitu penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru,kegiatan belajar dalam tim (kerja tim), kuis (evaluasi) dan penghargaan prestasi tim.

  Kelebihan dari pembelajarn ini adalah:

  1. Pelajaran kooperatif tipe STAD membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

  2. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.

  3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadikan siswa mampu belajara berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

  4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan

  7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama. Adapun kelemahan dari pembelajaran STAD adalah:

  1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil.

  2. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.

  3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi.

  4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat.

  5. Penilaian terhadap individu, kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya. Menurut peneliti sendiri kelebihan dari pembelajaran STAD ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa lebih antusias dalam pembelajaran karena dibagi dalam kelompok

  • – kelompok. Dalam pemeblajaarn ini juga ada kekuranganyan yaitu menyulitkan guru untuk melaksanakan pemberian hadiah, siswa tidak bisa bekerja dengan cepat karena lebih asik dengan diskusinya.

  Dari hasil analisis uji beda nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu 66,35 dan 87,55. Dari hasil uji-T terdapat perbedaan yang signifikan pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada table Hal yang sama dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Nofitasari yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

  Tipe STAD Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013”. Peneliti tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar secara positif dan signifikan pada siswa kelas 4 SDN Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.

  Hal yang sama dikemukakan penelitian yang dilakukan oleh Katalina yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas V SD Negeri Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 ”. Hasil penelitian ini menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dengan mengunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Konvensional, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V SDN Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

  Hal yang sama dikemukakan penelitian yang dilakukan oleh Suryani Lilik yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Bagi Siswa Kelas

  IV SD N Tanggung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012 ”. Peneliti tersebut menyimpulkan bahwa terbukti ada pengaruh model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar IPA bagi siswa kelas IV SD N Tanggung.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Management User pada Hotspot dengan Menggunakan Radius di Kampus secara Umum

0 0 36

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten S

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/201

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajar

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupat

0 0 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V SDN NGAJARAN 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/201

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Ta

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17