Makalah Analisis kasus pencemaran As
                                                                                BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat
atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997,
yang menyusun ”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl
chloride,
Benzene,
Polychlorinated
Biphenyls
(PCBs),
Kadmium,
Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons,
Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium
(hexa
valent),
Dibenz[a,h]anthracene,
Dieldrin,
Hexachlorobutadiene,
Chlordane. Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic
(As), Lead (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
(Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut dalam konsentrasi tinggi akan
berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di
dalam air, tanah maupun udara.
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan
sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang
membentuk
kation,
Arsen
(As)
dialam
berbentuk
anion,
seperti
H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya
berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.
Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan
mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai
pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic ditemukan, dan sebagai
pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).
1
Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit,
nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral,
Arsen (As) dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi
bentuk padat.
Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara
sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As)
dalam tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya
bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang
berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi,
sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum.
Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di
Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm.
Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah
hasil pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm
dengan rata-rata 5-6 ppm.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sumber pencemar pada kasus pencemaran di Bangladesh?
2. Apa saja ciri-ciri bahan pencemarnya?
3. Bagaimanakah mekanisme pencemarannya?
4. Siapa saja yang menjadi population at risk?
5. Apa saja dampaknya pada manusia dan lingkungan?
6. Bagaimanakah gejala keracunan pada manusia akibat arsen?
7. Bagimanakah ciri-ciri pencemaran pada lingkungan akibat arsen?
8. Bagimanakah pencegahan dan penanggulangannya?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sumber pencemar pada kasus pencemaran di Bangladesh?
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri bahan pencemarnya?
3. Mengetahui mekanisme pencemarannya?
4. Mengetahui siapa saja yang menjadi population at risk?
5. Mengetahui dampaknya pada manusia dan lingkungan?
6. Mengetahui gejala keracunan pada manusia akibat arsen?
7. Mengetahui ciri-ciri pencemaran pada lingkungan akibat arsen?
8. Mengetahui pencegahan dan penanggulangannya?
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
adalah
metode pustaka. Yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di
internet.
3
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS PENCEMARAN ARSEN DI BANGLADESH
Kasus kontaminasi arsen dilaporkan terjadi di Bangladesh. Warga di
Bangladesh menggunakan air sumur yang tercemar arsen sebagai sumber air
minum utama. Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk di negara ini menjadi
korban dalam kasus pencemaran. Pemerintah Bangladesh dan organisasi nonpemerintahan terlibat peran yang aktif memerangi masalah ini (Paul, 2004).
Penduduk Bangladesh menggunakan sumur pompa untuk mengambil air di
lapisan air tanah. Menurut data penggunaan air minum yang berasal dari sumursumur pompa ini mencapai 95% dari keseluruhan populasi Bangladesh. Penduduk
negara ini menderita penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis
hingga kanker kulit dan gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa
air sumur yang tercemar sudah membunuh 3.000 jiwa serta membuat 125.000
korban terkena kanker kulit. Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat
Bangladesh mendeteksi sumur yang tercemar arsen pertama kali pada tahun 1993.
Persebaran paparan arsen berawal di dataran tengah yang merupakan pusat negara
bangladesh menyebar ke utara dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui
lapisan bawah tanah (Paul, 2004). Dugaan lainnya adalah anggapan adanya
kandungan arsen dalam mineral sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah
sungai utama yakni sungai Gangga yang mengalir di 2 negara yakni India dan
Bangladesh. Negara Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam
lapisan tanahnya. Arsen yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara
natural terurai dengan bantuan pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah
terurai dari cebakannya, selanjutnya arsen akan larut dalam air yang mengalir di
sungai setempat. Arsen yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan
dikonsumsi oleh penduduk setempat.
4
A. Sumber Pencemar
Berdasarkan penelitian Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat
Bangladesh bahwan air sumur penduduk Bangladesh yang tercemar arsen
bersumber dari air tanah dan sungai gangga. Persebaran paparan arsen berawal
di dataran tengah yang merupakan pusat negara Bangladesh menyebar ke utara
dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah. Dugaan
lainnya adalah anggapan adanya kandungan arsen dalam mineral sulfida pada
kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni sungai Gangga yang
mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh.
B. Ciri-ciri Bahan Pencemar
Arsen (As) merupakan unsur yang melimpah secara alami dengan
nomor atom 33 , berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan, yaitu
kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam golongan semi logam, dan
mudah patah. As terdapat di dalam alam. Biasanya, bersama dengan unsur lain,
yaitu oksigen (O2), Klor (Cl), Sulfur (S), Karbon (C), Hidrogen (H), Timbal
(Pb), Besi (Fe) dan Emas (Au).Berbagai senyawa As ditemukan di alam
biasanya bersama unsur lain,, antara lain perak (Ag), kobalt (Co), nikel (Ni),
besi (Fe), antimony (Sb), atau sulfur (S). Arsen jarang ditemukan dalam bentuk
unsur karena As biasanya membentuk berbagai macam senyawa kompleks,
bias berupa trivalent (As+3) atau pentavalen (As+5) yang terdapat secara luas di
alam. Pada umumnya, As+3 berupa As anorganik, yaitu senyawa As trioksida,
Sodium arsenit, dan Astriklorida. Sementara itu, As+5 anorganik antara lain
senyawa aspentoksida, asam arsenat, Pb arsenat, dan Ca arsenat.As organic
bisa berupa As+3 maupun As+5, antara lainasam atau bentuk metilasi.
Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor,
dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia
dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi
oksida arsen, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa
5
senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi
gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.
C. Mekanisme Pencemaran
Logam berat secara umum masuk ke lingkungan dengan dua cara,
yakni secara natural dan antropogenik (terlepas ke lingkungan dengan campur
tangan manusia atau tidak alami). Kondisi alami terlepasnya logam berat di
lingkungan akibat adanya pelapukan sedimen akibat cuaca, erosi, serta
aktivitas vulkanik. Sedangkan, terlepasnya logam berat secara antropogenik
akibat
aktivitas
manusia
diantaranya
electroplating/pelapisan
logam,
pertambangan, peleburan, penggunaan pestisida, pupuk penyubur tanah, dan
lain sebagainya (Ali et al., 2013).
Pada kasus kontaminasi yang terjadi di Bangladesh ini Arsen di
Bangladesh ini, logam berat arsen masuk ke lingkungan disolongkan secara
natural. Hal ini karena paparan arsen berasal dari dataran tengah yang
merupakan pusat negara Bangladesh menyebar ke utara dan selatan yang
datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah (Paul, 2004). Tak hanya
itu, terdapat dugaan lain mengenai anggapan adanya kandungan arsen dalam
mineral sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni
sungai Gangga yang mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh. Negara
Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam lapisan tanahnya. Arsen
yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara natural terurai dengan
bantuan pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah terurai dari cebakannya,
selanjutnya arsen akan larut dalam air yang mengalir di sungai setempat. Arsen
yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan dikonsumsi oleh
penduduk setempat.
6
Bagan mekanisme pencemaran arsen di Bangladesh
Arsen dari
dataran tengah
yang lebih
tinggi
Arsen dalam mineral
sulfde Sungai aangga
Menuju ke
dataran rendah
Meresap ke air
tanah
Terkonsumsi
manusia secara oral
Meresap
ke
tumbuhan
D. Population at Risk
Dalam kasus pencemaran As di air sumur penduduk Bangladesh yang
berasal dari mineral pada tanahnya, dapat dikelompokkan populasi yang
paling beresiko terhadap dampak pencemaran yang terjadi yaitu sebagai
berikut:
1. Penduduk Bangladesh yang mengonsumsi air sumur yang tercemar As
2. Biota yang terdapat pada Sungai Ganggan (bioakumulasi).
3. Tumbuhan sekitar wilayah yang terkontaminasi arsen.
7
E. Dampak pada manusia dan Lingkungan
Arsen memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.
Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut
arsenosis. Korban dari arsenosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat,
namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (longterm). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis,
itu pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsen yang terakumulasi. Karena
keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling
mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul, 2004).
Dampak terhadap kesehatan manusia karena terpapar arsen sebagai berikut
Manusia dapat terpapar arsen melalui makanan, air, dan udara. Paparan
juga terjadi melalui kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung
arsen. Paparan arsen mungkin lebih tinggi pada orang yang bekerja dengan
arsen atau yang tinggal di rumah kayu yang diawetkan dengan senyawa arsen.
Paparan pada arsen anorganik akan memicu berbagai efek kesehatan, seperti
iritasi lambung dan usus, penurunan produksi sel darah merah dan putih,
perubahan kulit, dan iritasi paru-paru.Penyerapan sejumlah besar arsen
anorganik juga dikaitkan dengan peningkatan resiko perkembangan kanker,
terutama kanker kulit, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker getah bening.
Paparan arsen yang sangat tinggi bisa menyebabkan kemandulan dan
keguguran pada perempuan, gangguan kulit, gangguan jantung, dan kerusakan
otak baik pada pria maupun wanita. Dosis mematikan arsen oksida umumnya
adalah 100 mg.
Dampak pencemaran ini tak hanya pada manusia saja tetapi juga pada
lingkungan sekitar. Arsen tidak dapat dihancurkan setelah memasuki
lingkungan, sehingga jumlah yang ditambahkan manusia dapat menyebar dan
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia dan hewan pada banyak lokasi.
Tanaman mudah menyerap arsen sehingga akan terserap ke manusia jika
8
dimakan. Konsentrasi arsen anorganik yang berada di permukaan air
meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan materi genetik pada ikan.
Burung yang memakan ikan yang mengandung sejumlah tinggi arsen dapat
mati keracunan.
F. Gejala Keracunan pada Manusia akibat arsen
Tabel Toksisitas As pada Penduduk Bangladesh yang Minum Air
Tercemar oleh As (O’ Connor, 2002b)
No.
Organ yang diserang
Gejala dan penyakit yang
ditimbulkan
1.
Kulit
Hiper keratosis simetris
pada tangan, telapak kaki.
Melanosis, depigmentasi,
bowen’s
disease,
karsinoma pada sel basal,
karsinoma
pada
sel
skuamosa.
2.
Hati
Pembengkakan, penyakit
kuning
(jaundice),
kerosis,
nonkerosis,
portal hipertensi.
3.
System syaraf
Neuropati
peripheral,
kehilangan pendengaran
4.
System kardiovascular
Akrosianosis,
Rainaut’s
Penomenon
5.
Sistem hemopoiesis
Megalobastosis
6.
System pernafasan
Kangker paru-paru
9
7.
System endokrin
Diabetes militus, goiter
Toksisitas As pada manusia bisa diamati oleh indicator biologi, antara lain:
1. kadar As pada urin ( dapat terdeteksi pada korban yang terpapar As);
2. kadar As dalam darah(bisa terdeteksi pada korban pada paparan akut);
3. Kadar As dalam kulit, rambut, dan kuku (bisa terdeteksi pada korban
dengan paparan kronis)
Tabel indicator biologis paparan As (Klaassen et al., 1986)
No.
Indikator Biologis
Normal
1.
Wholeblood < 10µgram/liter
>50 µmg/l
2.
Urin
                                            
                PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat
atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997,
yang menyusun ”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl
chloride,
Benzene,
Polychlorinated
Biphenyls
(PCBs),
Kadmium,
Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons,
Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium
(hexa
valent),
Dibenz[a,h]anthracene,
Dieldrin,
Hexachlorobutadiene,
Chlordane. Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic
(As), Lead (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
(Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut dalam konsentrasi tinggi akan
berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di
dalam air, tanah maupun udara.
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan
sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang
membentuk
kation,
Arsen
(As)
dialam
berbentuk
anion,
seperti
H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya
berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.
Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan
mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai
pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic ditemukan, dan sebagai
pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).
1
Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit,
nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral,
Arsen (As) dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi
bentuk padat.
Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara
sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As)
dalam tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya
bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang
berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi,
sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum.
Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di
Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm.
Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah
hasil pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm
dengan rata-rata 5-6 ppm.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sumber pencemar pada kasus pencemaran di Bangladesh?
2. Apa saja ciri-ciri bahan pencemarnya?
3. Bagaimanakah mekanisme pencemarannya?
4. Siapa saja yang menjadi population at risk?
5. Apa saja dampaknya pada manusia dan lingkungan?
6. Bagaimanakah gejala keracunan pada manusia akibat arsen?
7. Bagimanakah ciri-ciri pencemaran pada lingkungan akibat arsen?
8. Bagimanakah pencegahan dan penanggulangannya?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sumber pencemar pada kasus pencemaran di Bangladesh?
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri bahan pencemarnya?
3. Mengetahui mekanisme pencemarannya?
4. Mengetahui siapa saja yang menjadi population at risk?
5. Mengetahui dampaknya pada manusia dan lingkungan?
6. Mengetahui gejala keracunan pada manusia akibat arsen?
7. Mengetahui ciri-ciri pencemaran pada lingkungan akibat arsen?
8. Mengetahui pencegahan dan penanggulangannya?
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
adalah
metode pustaka. Yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di
internet.
3
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS PENCEMARAN ARSEN DI BANGLADESH
Kasus kontaminasi arsen dilaporkan terjadi di Bangladesh. Warga di
Bangladesh menggunakan air sumur yang tercemar arsen sebagai sumber air
minum utama. Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk di negara ini menjadi
korban dalam kasus pencemaran. Pemerintah Bangladesh dan organisasi nonpemerintahan terlibat peran yang aktif memerangi masalah ini (Paul, 2004).
Penduduk Bangladesh menggunakan sumur pompa untuk mengambil air di
lapisan air tanah. Menurut data penggunaan air minum yang berasal dari sumursumur pompa ini mencapai 95% dari keseluruhan populasi Bangladesh. Penduduk
negara ini menderita penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis
hingga kanker kulit dan gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa
air sumur yang tercemar sudah membunuh 3.000 jiwa serta membuat 125.000
korban terkena kanker kulit. Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat
Bangladesh mendeteksi sumur yang tercemar arsen pertama kali pada tahun 1993.
Persebaran paparan arsen berawal di dataran tengah yang merupakan pusat negara
bangladesh menyebar ke utara dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui
lapisan bawah tanah (Paul, 2004). Dugaan lainnya adalah anggapan adanya
kandungan arsen dalam mineral sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah
sungai utama yakni sungai Gangga yang mengalir di 2 negara yakni India dan
Bangladesh. Negara Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam
lapisan tanahnya. Arsen yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara
natural terurai dengan bantuan pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah
terurai dari cebakannya, selanjutnya arsen akan larut dalam air yang mengalir di
sungai setempat. Arsen yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan
dikonsumsi oleh penduduk setempat.
4
A. Sumber Pencemar
Berdasarkan penelitian Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat
Bangladesh bahwan air sumur penduduk Bangladesh yang tercemar arsen
bersumber dari air tanah dan sungai gangga. Persebaran paparan arsen berawal
di dataran tengah yang merupakan pusat negara Bangladesh menyebar ke utara
dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah. Dugaan
lainnya adalah anggapan adanya kandungan arsen dalam mineral sulfida pada
kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni sungai Gangga yang
mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh.
B. Ciri-ciri Bahan Pencemar
Arsen (As) merupakan unsur yang melimpah secara alami dengan
nomor atom 33 , berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan, yaitu
kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam golongan semi logam, dan
mudah patah. As terdapat di dalam alam. Biasanya, bersama dengan unsur lain,
yaitu oksigen (O2), Klor (Cl), Sulfur (S), Karbon (C), Hidrogen (H), Timbal
(Pb), Besi (Fe) dan Emas (Au).Berbagai senyawa As ditemukan di alam
biasanya bersama unsur lain,, antara lain perak (Ag), kobalt (Co), nikel (Ni),
besi (Fe), antimony (Sb), atau sulfur (S). Arsen jarang ditemukan dalam bentuk
unsur karena As biasanya membentuk berbagai macam senyawa kompleks,
bias berupa trivalent (As+3) atau pentavalen (As+5) yang terdapat secara luas di
alam. Pada umumnya, As+3 berupa As anorganik, yaitu senyawa As trioksida,
Sodium arsenit, dan Astriklorida. Sementara itu, As+5 anorganik antara lain
senyawa aspentoksida, asam arsenat, Pb arsenat, dan Ca arsenat.As organic
bisa berupa As+3 maupun As+5, antara lainasam atau bentuk metilasi.
Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor,
dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia
dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi
oksida arsen, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa
5
senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi
gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.
C. Mekanisme Pencemaran
Logam berat secara umum masuk ke lingkungan dengan dua cara,
yakni secara natural dan antropogenik (terlepas ke lingkungan dengan campur
tangan manusia atau tidak alami). Kondisi alami terlepasnya logam berat di
lingkungan akibat adanya pelapukan sedimen akibat cuaca, erosi, serta
aktivitas vulkanik. Sedangkan, terlepasnya logam berat secara antropogenik
akibat
aktivitas
manusia
diantaranya
electroplating/pelapisan
logam,
pertambangan, peleburan, penggunaan pestisida, pupuk penyubur tanah, dan
lain sebagainya (Ali et al., 2013).
Pada kasus kontaminasi yang terjadi di Bangladesh ini Arsen di
Bangladesh ini, logam berat arsen masuk ke lingkungan disolongkan secara
natural. Hal ini karena paparan arsen berasal dari dataran tengah yang
merupakan pusat negara Bangladesh menyebar ke utara dan selatan yang
datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah (Paul, 2004). Tak hanya
itu, terdapat dugaan lain mengenai anggapan adanya kandungan arsen dalam
mineral sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni
sungai Gangga yang mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh. Negara
Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam lapisan tanahnya. Arsen
yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara natural terurai dengan
bantuan pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah terurai dari cebakannya,
selanjutnya arsen akan larut dalam air yang mengalir di sungai setempat. Arsen
yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan dikonsumsi oleh
penduduk setempat.
6
Bagan mekanisme pencemaran arsen di Bangladesh
Arsen dari
dataran tengah
yang lebih
tinggi
Arsen dalam mineral
sulfde Sungai aangga
Menuju ke
dataran rendah
Meresap ke air
tanah
Terkonsumsi
manusia secara oral
Meresap
ke
tumbuhan
D. Population at Risk
Dalam kasus pencemaran As di air sumur penduduk Bangladesh yang
berasal dari mineral pada tanahnya, dapat dikelompokkan populasi yang
paling beresiko terhadap dampak pencemaran yang terjadi yaitu sebagai
berikut:
1. Penduduk Bangladesh yang mengonsumsi air sumur yang tercemar As
2. Biota yang terdapat pada Sungai Ganggan (bioakumulasi).
3. Tumbuhan sekitar wilayah yang terkontaminasi arsen.
7
E. Dampak pada manusia dan Lingkungan
Arsen memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.
Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut
arsenosis. Korban dari arsenosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat,
namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (longterm). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis,
itu pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsen yang terakumulasi. Karena
keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling
mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul, 2004).
Dampak terhadap kesehatan manusia karena terpapar arsen sebagai berikut
Manusia dapat terpapar arsen melalui makanan, air, dan udara. Paparan
juga terjadi melalui kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung
arsen. Paparan arsen mungkin lebih tinggi pada orang yang bekerja dengan
arsen atau yang tinggal di rumah kayu yang diawetkan dengan senyawa arsen.
Paparan pada arsen anorganik akan memicu berbagai efek kesehatan, seperti
iritasi lambung dan usus, penurunan produksi sel darah merah dan putih,
perubahan kulit, dan iritasi paru-paru.Penyerapan sejumlah besar arsen
anorganik juga dikaitkan dengan peningkatan resiko perkembangan kanker,
terutama kanker kulit, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker getah bening.
Paparan arsen yang sangat tinggi bisa menyebabkan kemandulan dan
keguguran pada perempuan, gangguan kulit, gangguan jantung, dan kerusakan
otak baik pada pria maupun wanita. Dosis mematikan arsen oksida umumnya
adalah 100 mg.
Dampak pencemaran ini tak hanya pada manusia saja tetapi juga pada
lingkungan sekitar. Arsen tidak dapat dihancurkan setelah memasuki
lingkungan, sehingga jumlah yang ditambahkan manusia dapat menyebar dan
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia dan hewan pada banyak lokasi.
Tanaman mudah menyerap arsen sehingga akan terserap ke manusia jika
8
dimakan. Konsentrasi arsen anorganik yang berada di permukaan air
meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan materi genetik pada ikan.
Burung yang memakan ikan yang mengandung sejumlah tinggi arsen dapat
mati keracunan.
F. Gejala Keracunan pada Manusia akibat arsen
Tabel Toksisitas As pada Penduduk Bangladesh yang Minum Air
Tercemar oleh As (O’ Connor, 2002b)
No.
Organ yang diserang
Gejala dan penyakit yang
ditimbulkan
1.
Kulit
Hiper keratosis simetris
pada tangan, telapak kaki.
Melanosis, depigmentasi,
bowen’s
disease,
karsinoma pada sel basal,
karsinoma
pada
sel
skuamosa.
2.
Hati
Pembengkakan, penyakit
kuning
(jaundice),
kerosis,
nonkerosis,
portal hipertensi.
3.
System syaraf
Neuropati
peripheral,
kehilangan pendengaran
4.
System kardiovascular
Akrosianosis,
Rainaut’s
Penomenon
5.
Sistem hemopoiesis
Megalobastosis
6.
System pernafasan
Kangker paru-paru
9
7.
System endokrin
Diabetes militus, goiter
Toksisitas As pada manusia bisa diamati oleh indicator biologi, antara lain:
1. kadar As pada urin ( dapat terdeteksi pada korban yang terpapar As);
2. kadar As dalam darah(bisa terdeteksi pada korban pada paparan akut);
3. Kadar As dalam kulit, rambut, dan kuku (bisa terdeteksi pada korban
dengan paparan kronis)
Tabel indicator biologis paparan As (Klaassen et al., 1986)
No.
Indikator Biologis
Normal
1.
Wholeblood < 10µgram/liter
>50 µmg/l
2.
Urin