BAB IV HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PowerPoint dengan Kerangka Kerja Saintifik untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1

Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 23 Februari 2015 sampai 2

April 2015. Pada tanggal 23 Februari 2015 peneliti sudah mulai mencari informasi
yang dibutuhkan di SD yang akan dijadikan tempat penelitian. Setelah informasi
yang dibutuhkan didapatkan maka peneliti mulai membuat rancangan draf awal
media pembelajaran yang akan dikembangkan. Setelah draf media pembelajaran
selesai dibuat maka akan dilakukan validasi ke pakar media dan materi. Draf awal
produk masuk ke pakar media (Pak Ridha Sarwono) tanggal 15 Maret 2015. Draf
awal produk dikembalikan oleh pakar media tanggal 17 Maret 2015, pakar media
memberikan saran untuk terlebih dahulu dibenahi pada bagian tombol navigasi
sebelum dilakukan validasi. Setelah draf awal media selesai dibenahi, draf awal
media masuk kembali ke pakar media tanggal 20 Maret 2015. Setelah selesai
divalidasi pakar media, media diambil pada tanggal 25 Maret 2015.
Untuk bagian materi, divalidasi oleh pakar materi tanggal 16 Maret 2015.
Pada tanggal 16 Maret 2015 itu juga pakar materi (Ibu Erlina) memberikan

masukan terhadap materi pada desain media yang dibuat sebelum dilakukan
validasi. Setelah itu desain media pembelajaran diperbaiki sesuai saran dari pakar
materi. Perbaikan selesai dan divalidasi oleh pakar materi tanggal 25 Maret 2015.
Media yang dikembangkan merupakan media yang menggunakan
kerangka

kerja

saintifik

yaitu

melalui

proses

mengamati,

menanya,


mengumpulkan informasi, menalar serta mengkomunikasikan. Proses mengamati
dilakukan ketika gambar bangun ruang mulai muncul, siswa lebih memanfaatkan
indra penglihatan mereka dalam proses mengamati tersebut. Setelah proses
mengamati selesai siswa diminta membuat pertanyaan dan disampaikan kepada
guru agar bisa dibahas secara bersama-sama. Langkah tersebut termasuk dalam
langkah menanya. Selanjutnya siswa diminta mengisi lembar kerja siswa dengan
cara diskusi atau mencari tahu dari buku. Dari kegiatan diskusi atau mencari

49

50
sumber informasi tersebut maka siswa melakukan proses mengumpulkan
informasi. Informasi yang didapat akan dikumpulkan dan digunakan untuk
mengisi lembar kerja siswa mereka sesuai dengan penalaran mereka masingmasing. Kegiatan ini masuk ke dalam langkah saintifik yang keempat yaitu
menalar. Setelah lembar kerja siswa terisi maka siswa diminta membacakan hasil
pekerjaan mereka di depan kelas, kegiatan tersebut masuk ke dalam langkah
saintifik yang kelima yaitu mengkomunikasikan.
Setelah produk selesai divalidasi oleh pakar media dan materi maka desain
media pembelajaran siap diuji coba terbatas. Uji coba terbatas dilaksanakan pada
tangal 1-2 April 2015. Saat pelaksanaan uji coba siswa terlihat antusias dari awal

peneliti masuk ke dalam kelas. Mereka sangat tertarik dengan pembelajaran yang
tidak seperti biasanya yaitu menggunakan bantuan LCD proyektor. Saat
pembelajaran dimulai siswa sangat antusias dilihat dari pandangan siswa yang
serius melihat materi dalam media yang dikembangkan. Selain itu siswa juga
mengikuti semua perintah dalam media yang dikembangkan. Tidak hanya itu
siswa juga antusias untuk bertaya mengenai hal-hal yang tidak mereka pahami.
Dari pelaksanaan penelitian tersebut maka peneliti mendapatkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah dalam bab sebelumnya. Data yang
akan dianalisis meliputi: lembar validasi pakar media dan materi, lembar penilaian
media dari guru, angket siswa, juga hasil pre test dan post test sebagai evaluasi
siswa sebelum dan setelah melakukan proses pembelajaran. Data-data tersebut
merupakan keseluruhan data yang didapatkan sebelum dan sesudah uji coba.
4.1.1

Pengembangan Draft Produk
Setelah proposal penelitian disetujui oleh dosen pembumbing, maka pada

tanggal 26 Febuari 2015 peneliti mulai membuat rancangan produk. Sebelum
membuat rancangan produk peneliti mencari informasi ke sekolah SDN
Randuacir 01. Informasi yang dikumpulkan peneliti yaitu mengenai: kurikulum

yang berlaku, materi apa yang akan diajarkan pada awal bulan April saat
penelitian akan dilaksanakan, KKM mata pelajaran matematika, dan informasi
mengenai kemampuan akademik siswa.

51
Setelah memperoleh informasi yang dibutuhkan maka peneliti melakukan
tahap selanjutnya yaitu penyusunan daraf madia pembelajaran. Langkah awal
penyusunan draf media pembelajaran yaitu menentukan program aplikasi yang
dibutuhkan. Setelah itu peneliti membuat rancangan media yang diinginkan.
Dalam pembuatan rancangan ini harus disesuaikan dengan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa, penyesuaian materi, tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, petunjuk penggunaan, dan yang paling penting adalah penentuan
alat evaluasi. Peneliti juga harus menyusun soal evaluasi yang disertai dengan
kunci jawabanya, ini dimaksudkan untuk mengecek seberapa besar pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan menggunakan media yang dikembangkan.
Peneliti membuat soal evaluasi (post test) yang digunakan untuk mengukur
pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan media yang
dikembangkan. Selain itu peneliti juga menyusun soal pre test yang digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan. Dari hasil pre test dan post test maka akan diketahui

perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan.
4.1.2

Uji Pakar
Draf produk awal sebelum diuji cobakan akan terlebih dahulu

divalidasikan kepada pakar media dan juga pakar materi. Pemvalidasian ini
bertujuan untuk mendapatkan masukan dari pakar mengenai aspek media dan
materi agar media yang dikembangkan menjadi lebih sempurna. Pakar media
yang dipercaya dalam penelitian ini adalah Bapak Ridho Sarwono, sedangkan
pakar materi dalam penelitian ini adalah Ibu Erlina Prihatnani. Hasil uji pakar
media dari draft media yang dikembangkan dituangkan dalam tabel 16.
Tabel 16
Hasil Validasi Pakar Media
No
1
2

Aspek

Tampilan
Operasional
Rata-rata

Rata-Rata Skor
3,4
3,4
3,4

52
Selain menilai dalam bentuk skor, pakar media juga memberikan saran
perbaikan terhadap draft media pembelajaran yang dibuat. Saran yang diberikan
dituangkan dalam tabel 17.
Tabel 17
Saran Perbaikan Pakar Media
No
1
2

Bagian yang Kurang

Tombol masih belum berjalan
sempurna
Tombol dibuat lebih interaktif

Saran Perbaikan
-

Sebelum dilakukan uji coba pakar media memberikan saran agar tombol
diperbaiki agar mampu berjalan lebih sempurna. Ada sebagian tombol dalam
media yang kurang merespon secara cepat saat digunakan. Selain itu pakar media
juga memberikan saran agar tombol dibuat lebih interaktif sehingga akan menarik
perhatian siswa.
Selain pakar media, pakar materi juga memberikan penilaian berkaitan
dengan materi yang terdapat pada media pembelajaran yang dikembangkan. Pakar
materi melakukan proses penilaian berfokus pada isi materi yang ada dalam media
yang dikembangkan. Penilaian dari pakar materi disajikan dalam tabel 18.
Tabel 18
Hasil Validasi Pakar Materi
No
1

2

Aspek
Isi materi
Evaluasi
Rata-rata

Rata-Rata Skor
4,6
5
4,8

Selain penilaian berupa skor, pakar materi juga memberikan saran
perbaikan terhadap media pembelajaran audio visual powerpoint dengan kerangka
kerja saintifik untuk mata pelajaran matematika kelas 5 sekolah dasar yang dibuat.
Saran yang diberikan berkaitan dengan tujuan pembelajaran, materi dan soal
latihan. Saran yang diberikan pakar materi disajikan dalam tabel 19.

53
Tabel 19

Saran Perbaikan Pakar Materi
No
1

2
3

Bagian yang Kurang
Tujuan pembelajaran
diurutkan dan
diperbaiki
Soal no 2 bagian 1
diperbaiki
Pada bagian materi

Saran Perbaikan
Mengidentifikasi
unsur-unsur
bangun
ruang,

menyebutkan
jenis-jenis,
menyebutkan
contoh,
mengidentifikasi sifat-sifat, mengidentifikasi jenis-jenis
Garis yang merupakan perpotongan dua sisi pada
bangun ruang disebut
 Diberikan tambahan definisi bangun ruang
 Tampilan diurutkan dari sisi, rusuk, baru titik sudut
 Gambar ruduk dibuat pertemuan antara sisi pada
kubus agar lebih jelas
 Pada bagian jaring-jaring diberi gambar bangun
ruang agar lebih jelas
 Diberikan satu contoh proses terbentuknya jaringjaring dan tambahkan latihan soal membuat jaringjaring
 Pada balok gabungan kubus menjadi sebuah balok
dihapus saja
 Pada bagian tabung dan kerucut bagian “bukan titik
sudut” diganti dengan pertanyaan “apakah ini titik
sudut?” dan bagian “bukan sisi” diganti dengan
“apakah ini sisi?” agar lebih interaktif

 Pada bagian tabung munculnya rusuk dan cara
memotong diperjelas (dari tengah atau pinggir)
 Dalam membuat jaring-jaring rusuk dipotong lalu
dibuka jangan semua dipotong baru dibuka.
 Kesimpulan dibuat satu tampilan.
 Pada bagian bangun ruang, bagian dalam dibuat
warna lebih tua dibandingkan dengan bagian luar

4.1.3 Revisi Draft Produk
4.1.3.1 Revisi Draft Produk Awal
Revisi

produk awal

dilakukan karena

draft

awal media

yang

dikembangkan mendapatkan saran-saran perbaikan oleh para pakar. Dari saransaran tersebut maka produk yang dihasilkan akan menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
4.1.3.1.1 Cover
Pada awalnya cover yang dibuat oleh peneliti sebagai berikut

54

Joko Hadi P

Gambar 1 Cover Media Draft Awal
Gambar 1 merupakan tampilan cover media draft awal sebelum dilakukan
uji pakar. Pakar media memberikan saran agar tampilan cover dibuat lebih
sederhana tetapi terlihat menarik. Selain itu tulisan yang digunakan sebaiknya
tulisan yang telah dipastikan dapat dibaca oleh semua laptop. Saran terakhir yang
diberikan pakar media yaitu dalam cover tidak terdapat nama pembuat. Jika ingin
diberikan nama pembuat maka dapat dicantumkan pada slide akhir pada media
yang dibut. Dari saran pakar tersebut maka cover media menggunakan tulisan
times new roman yang sudah pasti dapat terbaca pada semua laptop. Gambar 2
merupakan cover media setelah mendapatkan saran perbaikan dari pakar.

Sifat-sifat&jaring-jaring
bangun ruang

Mulai..

Gambar 2 Cover Media Setelah Uji Pakar

55
4.1.3.1.2 Tujuan Pembelajaran
Gambar 3 merupakan tampilan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
menggunakan media pembelajaran yang dibuat sebelum dilakukan uji pakar.

Menyebutkan pengertian rusuk, titik, sisi, dan
jaring-jaring
Mengidentifikasi sifat-sifat berbagai macam bangun
ruang sederhana
Mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang
sederhana

Menyebutkan contoh bangun ruang sederhana
dalam kehidupan sehari-hari
Back..

Gambar 3 Tujuan Media Draft Awal
Dalam draft awal media tujuan pembelajaran yang dituliskan tidak urut
sehingga dapat menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Pakar materi
memberikan sasaran agar tujuan pembelajaran diurutkan sesuai dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selain itu tujuan pengurutan ini agar
mempermudah

menanamkan

konsep

kepada

siswa

menginggat

tujuan

pembelajaran yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Setelah
mendapatkan berbagai saran dan penjelasan dari pakar media maka tampilan
tujuan pembelajaran yang dibuat diubah seperti pada gambar 4.

Mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang (rusuk,
titik, sisi, dan jaring-jaring)
Menyebutkan jenis-jenis bangun ruang

Menyebutkan contoh bangun ruang
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

Back..

Gambar 4 Tujuan Media Setelah Uji Pakar

56
4.1.3.1.3 Soal Latihan
Untuk mengecek pemahaman siswa maka dibuat soal latihan. Gambar 5
merupakan gambar tampilan awal soal latihan sebelum dilakukan uji pakar.

a.Rusuk
b.Titik sudut
c. Sisi
d.Jaring-jaring

Gambar 5 Soal Latihan Media Draft Awal
Soal latihan yang disajikan berkaitan dengan pengertian sisi, oleh karena
itu pakar materi memberikan saran agar kalimat yang dibuat sesuai dengan
pengertian sisi. Itu dilakukan untuk memberikan konsep yang benar kepada siswa.
gambar 6 merupakan tampilan soal latihan yang telah dilakukan perbaikan sesuai
dengan saran yang diberikan oleh pakar materi.

a.Rusuk
b.Titik sudut
c. Sisi
d.Jaring-jaring

Gambar 6 Soal Latihan Media Setelah Uji Pakar

57
4.1.3.1.4 Tampilan Awal
Ketika masuk ke dalam bangun yang akan dipelajari maka akan ditemui
gambar tampilan awal seperti pada gambar 7. Gambar 7 merupakan tampilan awal
pada menu bangun ruang yang ingin dipelajari sebelum mendapatkan perbaikan
dari pakar.

Gambar 7 Tampilan Media Draft Awal
Sebelum masuk ke dalam sifat-sifat bangun ruang maka sebaiknya siswa
tahu mengenai pengertian bangun ruang yang ingin dipelajari. Pakar materi
mengatakan bahwa logikanya sebelum siswa menyebutkan sifat-sifat maka siswa
harus tahu pengertian bangun yang ingin dipelajari tersebut. Gambar 8 merupakan
tampilan awal media setelah dilakukan uji pakar.

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
enam buah sisi berbentuk persegi yang kongruen.

Gambar 8 Tampilan Media Setelah Uji Pakar

58
4.1.3.1.5 Unsur-Unsur Bangun Ruang
Setelah kita masuk ke dalam tobol bintang berwarna merah maka akan
terlihat tampilan seperti pada gambar 9. Gambar 9 merupakan tampilan unsurunsur bangun ruang sebelum uji pakar. Unsur-unsur bangun ruang meliputi rusuk,
sisi, dan titik sudut.

Rusuk
rusuk

Sisi
sisi

Sudut

Ulang

Gambar 9 Tampilan Unsur-Unsur Bangun Ruang Draft Awal
Setelah dilakukan uji pakar, pakar materi memberikan saran agar
penjelasan diurutkan dari sisi, rusuk, dilanjutkan dengan titik sudut. Diurutkan
berkaitan dengan pengertian dari unsur-unsur tersebut akan lebih saling
berhubungan ketika diurutkan sesuai saran dari pakar materi. Selain itu sebaiknya
antara lemar kerja yang harus diisi siswa dengan tampilan yang diamati dibuat
dalam satu tampilan. Gambar 10 merupakan tampilan unsur-unsur bangun ruang
setelah mendapatkan saran dari pakar materi.

1.Memiliki 6
sisi

1.Sisi-sisi
berbentuk persegi
dan sama

1.Dadu

2.Memiliki ...
rusuk

2............................

2............

2....................

3.............

3....................

3.Memiliki...
titik sudut

sisi

3............................

1.

sudut

rusuk

Jawab

Ulang

Gambar 10 Tampilan Unsur-Unsur Bangun Ruang Setelah Uji Pakar

59
4.1.3.1.6 Latihan Jaring-Jaring
Tidak hanya pada soal latihan yang mendapatkan saran perbaikan dari
pakar materi, pada bagian latihan menentukan jaring-jaring bangun ruang juga
diberikan saran perbaikan oleh pakar materi. Menurut pakar materi pada saat
siswa diminta menentukan jaring-jaring setidaknya siswa diberikan contoh satu
bangun ruang yang dipotong bagian rusuk tertentu sehingga terbentuk sebuah
jaring-jaring. Setelah itu baru ditampilkan 1 atau 2 soal untuk siswa mencoba
menentukan jaring-jaring yang akan terbentuk. Gambar 11 adalah tampilan awal
latihan menentukan jaring-jaring sebuah bangun ruang.

Ulang

Gambar 11 Latihan Jaring-Jaring Media Draft Awal
Setelah mendapatkan saran dari pakar media maka tampilan latihan
menentukan jaring-jaring bangun ruang diperbaiki sehingga menjadi seperti pada
gambar 12 di bawah ini.

1

2
Ulang

Latihan Jaring-jaring

Jawab1 jawab2

Gambar 12 Latihan Jaring-Jaring Media Setelah Uji Pakar

Kubus

60
4.1.3.1.7 Kesimpulan
Bagian akhir yang tidak luput dari perhatian pakar materi adalah bagian
kesimpulan. Draft awal media pembelajaran yang dikembangkan menyajikan
kesimpulan sendiri-sendiri sesuai dengan bangun ruang yang dipelajari. Menurut
pakar materi kesimpulan tersebut terlalu panjang dan terkesan mengulang semua
pembelajaran awal yang telah dilakukan. Seharusnya kesimpulan dibuat
sesederhana mungkin dan sejelas mungkin. Gambar 13 merupakan tampilan awal
kesimpulan pada media pembelajaran yang dikembangkan.
Sisi&
rusuk

Titik
sudut

Datar&
ruang
1. Memiliki sisi berbentuk persegi
dan sama
2. Memiliki rusuk yang sama panjang

Kubus

Balok

3. Memiliki titik sudut yang sama
besar

Tabung

Sisi

6
5
4
3
2
1

Sudut
Prisma

Limas

Kerucut
Ulang

Next

Rusuk

12
11
10
67
5
4
3
2
9
8
1

Gambar 13 Kesimpulan Media Draft Awal
Setelah mendapatkan saran dari pakar materi maka pada bagian
kesimpulan dilakukan perbaikan. Kesimpulan dibuat lebih sederhana dan
mencakup semua bangun ruang. Selain itu juga ditambahkan semua jaring-jaring
bangun ruang yang dibuat lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Gambar 14
merupakan tampilan kesimpulan setelah dilakukan perbaikan sesuai saran dari
pakar materi.

1. KUBUS

1.Memiliki 6 sisi
2.Memiliki 12 rusuk
3.Memiliki 8 titik sudut

1. Memiliki sisi berbentuk persegi dan sama
2. Memiliki rusuk yang sama panjang
3. Memiliki titik sudut yang sama besar

2. BALOK

1.Memiliki 6 sisi
2.Memiliki 12 rusuk
3.Memiliki 8 titik sudut

1. Sisi-sisi yang berhadapan berbentuk
persegi panjang dan sama.
2. Memliki titik sudut yang sama besar
3. Rusuk-rusuk yang berhadapan sama
panjang

3. PRISMA
SEGITIGA

1.Memiliki 5 sisi
2.Memiliki 9 rusuk
3.Memiliki 6 titik sudut

1. Sisi alas dan atas berbentuk segitiga yang
sama dan sejajar
2. Sisi-sisi tegak berbentuk persegi panjang

4. LIMAS
SEGIEMPAT

1.Memiliki 5 sisi
2.Memiliki 8 rusuk
3.Memiliki 5 titik sudut

1. Sisi-sisi tegak berbentuk segitiga sama kaki
2. Rusuk-rusuk tegak bertemu di satu titik

5.TABUNG

1.Memiliki 3 sisi
2.Memiliki 2 rusuk
3.Memiliki 0 titik sudut

1. Memiliki tiga sisi (alas,atas, selimut)
2. Sisi alas dan atas berbentuk lingkaran yang
sama dan sejajar
3. Tidak mempunyai titik sudut

6. KERUCUT

1.Memiliki 2 sisi
2.Memiliki 1 rusuk
3.Memiliki 0 titik sudut

1. Sisi alas berbentuk lingkaran
2. Sisi selimut mengerucut ke atas
3. Memiliki titik puncak

Back..

Gambar 14 Kesimpulan Media Setelah Uji Pakar

Next..

61
4.1.4

Uji Coba Terbatas
Setelah draf media selesai divalidasi oleh pakar media dan materi maka

selanjutnyan akan dilakukan perbaikan sesuai saran yang mereka berikan. Setelah
selesai proses perbaikan maka media pembelajaran yang dikembangkan akan diuji
cobakan pada siswa kelas 5 sekolah dasar di SDN Randuacir 01. Siswa kelas 5 di
sekolah tersebut sejumlah 14 siswa. Uji coba dilaksanakan pada hari rabu sampai
dengan kamis tanggal 1-2 April 2015.
Pada hari pertama, Rabu 1 April 2015 siswa mengerjakan soal pre test.
Pre test dilakukan berbeda hari dengan penerapan desain media pembelajaran
yang dikembangkan dengan pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak akan
mencukupi jika dilakukan dalam satu hari. Itu terjadi karena soal pre test yang
dibuat merupakan materi pecahan yang tentunya membutuhkan waktu cukup lama
untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu uji coba desain media pembelajaran
yang telah dikembangkan dilakukan pada hari kamis 2 April 2015.
Pelaksanaan uji coba pada hari Kamis dilakukan dengan dua tahap, tahap
pertama yaitu jam pertama-ketiga digunakan untuk pembelajaran menggunakan
media yang dikembangkan. Sedangkan tahap kedua setelah istirahat yaitu tahap
evaluasi hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dari uji coba tersebut adalah
hasil pre test, hasil evaluasi siswa (post test), angket siswa, lembar observasi
penggunaan media serta lembar penilaian media dari guru terhadap media yang
dikembangkan.
4.2

Data Hasil Penelitian
Dari uji coba terbatas yang dilakukan maka didapatkan data-data yang

akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Data
yang didapatka yaitu lembar observasi uji coba produk, hasil belajar, angket serta
lembar penilaian guru. Berikut merupakan data hasil penelitian yang didapatkan:
4.2.1

Observasi Uji Coba Produk
Observasi dilakukan bertujuan untuk mengecek penggunaan media

pembelajaran apakah sesuai dengan yang direncanakan oleh peneliti atau tidak.
Data yang diamati adalah pada kegiatan hari kedua saat menerapkan media

62
pembelajaran yang dikembangkan. Dalam kegiata observasi dua aspek yang
diamati yaitu aspek guru dalam menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan, dan aspek siswa dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
media yang dikembangkan. Untuk aspek guru secara keseluruhan penggunaan
media pembelajaran yang dikembangkan sangat baik sekali. Itu terjadi karena usia
guru yang masih muda dan juga pengetahuan mengenai teknologi sangat baik.
Guru tidak ada rasa canggung dalam menerapkan media pembelajaran yang
dikembangkan. Dalam menggunakan laptop sebagai sarana penerapan media
sangat terampil. Jadi dalam aspek penggunaan media pembelajaran oleh guru
dapat dikatakan sangat baik dan berjalan lancar.
Sedangkan tanggapan siswa saat menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan sangat antusias. Mereka mendengarkan dengan baik penjelasan
dari guru dan juga dari media yang dikembangkan. Seluruh siswa tertarik dengan
media yang dikembangkan. Mereka memperhatikan dengan jelas gambar-gambar
animasi yang terdapat dalam media yang dikembangkan. Pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam media pun banyak yang direspon oleh siswa. Ada juga
sebagian siswa yang saling bertanya dengan teman sebelah mengenai animasi
serta materi yang dipelajari. Jadi dalam aspek siswa, respon yang diberikan juga
sangat baik dilihat dari semangat mereka mengikuti pelajaran dari awal hingga
akhir pelajaran tanpa ada keluhan. Untuk lebih lengkap mengenai hasil observasi
yang dilakukan peneliti pada hari kamis 2 April 2015 dapat dilihat pada lembar
lampiran.
4.2.2 Data Hasil Belajar Siswa
4.2.2.1 Pre Test
Pre test dilakukan pada hari Rabu tanggal 1 April 2015. Materi pada soal
pre test merupakan materi pecahan yang telah siswa pelajari sebelumnya. Jumlah
soal pre test yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 soal. Soal pre test
yang digunakan merupakan soal yang telah dilakukan proses uji coba dan telah
dinyatakan valid.
Agar lebih mudah melakukan analisis deskriptif maka data akan dibuat
dalam kelas interval. Dalam penelitian ini akan menggunakan teori menentukan

63
interval kelas dari Sartono (2007:10), berikut adalah cara menentukan interval
kelas menurut Sartono (2007:10):
Banyak kategori (k)

= 1 + 3,3 log n (jumlah siswa)
= 1 + 3,3 log 14
= 1 + 3,8 = 4,8 (dibulatkan menjadi 5)

Interval kelas (i)

=
=
=

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
88− 52

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

5
36
5

= 7,2 (dibulatkan menjadi 7)

Dari perhitungan diatas maka diketahui interval dalam penelitian ini untuk
14 siswa adalah 7. Sehingga dapat dibuat tabel interval sebagai berikut:
Tabel 20
Interval Evaluasi Siswa (Pre Test)
Interval Kelas
52-58
59-65
66-72
73-79
80-86
87-93
Total

Frekuensi
3
2
6
2
0
1
14

Prosentase
21,4%
14,3%
42,8%
14,3%
0%
7,2
100%

KKM mata pelajaran matematika di SD Randuacir 01 adalah 65. Dari
tabel 20 terlihat bahwa sebanyak 5 siswa belum mencapai KKM. Sedangkan 9
siswa lainnya telah mencapai KKM. Total skor yang didapatkan dalam pre test
yaitu 944. Gambar 15 merupakan hasil pre test siswa jika disajikan dalam bentuk
diagram batang:

64

Frekuensi
6
5
4
3

Frekuensi

2

1
0
52-58

59-65

66-72

73-79

80-86

87-93

Gambar 15 Diagram Hasil Pre Test
Dari tabel 20 maka dapat disajikan persentase siswa yang telah mencapai
KKM dan siswa yang belum mencapai KKM. Tabel 21 merupakan hasil
persentase siswa yang mencapai KKM dan belum mencapai KKM setelah
mengerjakan soal pre test.
Tabel 21
Persentase Hasil Evaluasi Siswa (Pre Test)
Keterangan
Mencapai KKM
Belum mencapai KKM

Jumlah
9
5

Persentase
64,3 %
35,7 %

Dari tabel 21 diketahui bahwa sebanyak 9 siswa atau 64,3% telah
mencapai KKM. Sedangkan sebanyak 5 siswa atau 35,7% belum mencapai KKM.
Agar lebih jelas mengenai persentase hasil belajar siswa yang sudah dan belum
mencapai KKM maka disajikan dalam gambar 16.

Mencapai KKM

35,7%
64,3%

Gambar 16 Diagram Persentase Hasil Pre Test

Belum Mencapai
KKM

65
4.2.2.2 Post Test
Proses evaluasi (post test) akan dilakasanakan pada hari kedua penelitian
yaitu setelah jam istirahat pertama selesai. Pada tahap ini siswa akan menjawab
soal-soal yang telah disiapkan oleh peneliti. Siswa sebelumnya pada jam pertamaketiga melakukan proses pembelajaran menggunakan media yang telah
dikembangkan. Dengan rancangan yang telah dibuat diharapkan pengaruh
pegembangan media akan lebih jelas terlihat karena proses pembelajaran dan
evaluasi dilakukan pada hari yang sama. Soal yang digunakan merupakan soal
yang sebelumnya telah diuji cobakan kepada siswa di sekolah lain dan telah
dinyatakan valid.
Agar lebih mudah melakukan analisis deskriptif maka data akan dibuat
dalam kelas interval. Berikut cara menentukan interval menurut Sartono:
Banyak kategori (k)

= 1 + 3,3 log n (jumlah siswa)
= 1 + 3,3 log 14
= 1 + 3,8
= 4,8 (dibulatkan menjadi 5)

Interval kelas (i)

=
=
=

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖 𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
92−60

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

5
32
5

= 6,4 (dibulatkan menjadi 6)

Dari perhitungan diatas maka diketahui interval dalam penelitian ini untuk
14 siswa adalah 6. Sehingga dapat dibuat tabel interval sebagai berikut:
Tabel 22
Interval Evaluasi Siswa (Post Test)
Interval Kelas
60-65
66-71
72-77
78-83
84-89
90-95
Total

Frekuensi
2
1
4
4
2
1
14

Prosentase
14,2%
7,1%
28,7%
28,7%
14,2%
7,1%
100%

66
Pada tabel 22 terlihat bahwa sebanyak 2 siswa belum mencapai KKM,
sedangkan 12 siswa telah mencapai KKM. Hasil tersebut lebih baik daripada hasil
pre test siswa. Total nilai yang didapatkan dari 14 siswa yang mengikuti post test
yaitu 1064. Untuk lebih jelas maka hasil post test siswa disajikan dalam bentuk
diagram batang. Berikut merupakan penyajian hasil post test siswa dalam bentuk
diagram.

Frekuensi
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

Frekuensi

60-65

66-71

72-77

78-83

84-89

90-95

Gambar 17 Diagram Hasil Post Test
Untuk melihat besarnya persentase siswa yang telah mecapai KKM dan
siswa yang belum mencapai KKM dari hasil post test maka disajikan dalam tabel
22.
Tabel 23
Hasil Evaluasi Siswa (Post Test)
Keterangan
Mencapai KKM
Belum mencapai KKM

Jumlah
12
2

Persentase
85,7%
14,3%

Pada tabel 23 terlihat bahwa sebanyak 12 siswa atau 85,7% sudah
mencapai KKM, sedangkan 2 siswa atau 14,3% telah mencapai KKM. Hasil
tersebut lebih baik daripada hasil pre test siswa. Agar lebih mudah dalam
mengamati maka persentase siswa yang sudah dan belum mencapai KKM
disajikan dalam gambar 18 dibawah ini.

67

14,3%
Mencapai KKM

85,7%

Belum Mencapai
KKM

Gambar 18 Diagram Persentase Hasil Pre Test
4.2.3

Data Penilaian Guru
Setelah guru selesai meggunaan media pembelajaran yang telah

dikembangkan maka media pembelajaran tersebut akan dinilai oleh guru. Lembar
penilaian media telah disiapkan sehingga guru tinggal memberikan skor pada
lembar penialaian yang telah disediakan. Hasil penilaian guru disajikan dalam
tabel 24. Lembar penilaian guru terdiri dari 4 aspek yaitu aspek isi materi
berkairan dengan kedalaman isi materi pada media, aspek tampilan berkaitan
dengan tampilan media, aspek operasional berkaitan dengan penggunaan media
serta aspek evaluasi berkaitan dengan kecukupan soal-soal sebagai bahan evaluasi
siswa.
Tabel 24
Hasil Penilaian Guru
No
1
2
3
4

4.2.4

Aspek
Isi materi
Tapilan
Operasional
Evaluasi
Rata-rata

Rata-Rata Skor
4,3
4,3
4,5
4,3
4,4

Angket Siswa
Selain data hasil belajar siswa maka akan dikumpulkan juga respon siswa

terhadap media yang digunakan. Respon-respon siswa tersebut akan dikumpulkan
melalui angket yang telah disiapkan oleh peneliti. Angket diberikan kepada siswa

68
pada hari kedua yaitu kamis tanggal 2 April 2015 setelah mereka menyelesaikan
soal evaluasi. Data skor angket yang diperoleh dituangkan dalam tabel 25.
Tabel 25
Hasil Skor Angket
No
1
2

4.3

Aspek

Rata-Rata
Skor
4,5
4,5
4,5

Tampilan media
Pemahaman materi
Rata-rata

Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan yaitu menganalisis skor yang diperoleh

dalam penelitian. Data-data yang dimaksud meliputi data dari validasi pakar
media, pakar materi, lembar evaluasi guru, angket siswa, dan data hasil belajar
siswa. Data hasil penelitian didapatkan data kuantitatif yang meliputi hasil
validasi pakar media, hasil validasi pakar materi, penilaian guru, serta hasil angket
siswa..Data kuantitatif tersebut akan diubah menjadi data kualitatif menggunakan
acuan konversi skala likert dari Arikunto dalam Kurniyanto (2010:32) sesuai yang
telah dibahas pada Bab III. Dari data-data yang didapatkan dalam penelitian
tersebut akan dilakukan analisis berkaitan dengan aspek-aspek yang ada sehingga
akan diketahui skor yang didapatkan akan masuk ke dalam kategori sangat
kurang, kurang, cukup, baik, atau sangat baik.
4.3.1

Analisis Lembar Validasi
Dari hasil validasi maka didapatkan skor penilaian dari pakar media dan

juga pakar materi. Tabel 26 merupakan hasil analisis skor dari pakar media.
Tabel 26
Analisis Hasil Validasi Pakar Media
No
1
2

Aspek
Tampilan
Operasional
Rata-rata

Rata-Rata Skor
3,4
3,4
3,4

Keterangan
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Baik

Dari tabel 25 diketahui bahwa rata-rata skor aspek tampilan adalah 3,4
yang masuk dalam kategori cukup baik. Begitupula pada aspek operasional, rata-

69
rata skor yang diberikan pakar media yaitu 3,4 yang masuk dalam kategori cukup
baik.
Selain melakukan analisis skor dari pakar media, penelisti juga melakukan
analisis skor yang didapatkan dari pakar materi. Tabel 27 adalah hasil analisis
skor dari pakar materi.
Tabel 27
Analisis Hasil Validasi Pakar Materi
No

Aspek
Isi materi
Evaluasi
Rata-rata

1
2

Rata-Rata Skor
4,6
5
4,8

Keterangan
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Dari tabel 27 diketahui bahwa rata-rata skor yang didapatkan dari pakar
materi pada aspek isi materi sebesar 4,6 yang masuk pada kategori sangat baik.
Sedangkan pada aspek evaluasi mendapatkan rata-rata skor 5 yang masuk pada
kategori sangat baik.
4.3.2

Analisis Data Penilaian Guru
Analisis data juga dilakukan pada lembar penilaian yang diberikan oleh

guru. Skor yang didapatkan lalu dilakukan analisis sehingga skor yang didapatkan
dapat dimasukkan ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat
kurang. Tabel 28 merupakan hasil analisis penilaian guru setelah menggunakan
media pembelajaran yang dikembangkan. Hasil penilaian tersebut akan dianalisis
sehingga akan diketahui media pembelajaran yang dikembangkan masuk dalam
kategori apa.
Tabel 28
Analisis Hasil Penilaian Guru
No
1
2
3
4

Aspek
Isi materi
Tapilan
Operasional
Evaluasi
Rata-rata

Rata-Rata Skor
4,3
4,3
4,5
4,3
4,4

Keterangan
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Dari hasil penilaian guru tersebut diketahui aspek isi materi, aspek tampilan, serta
aspek evaluasi mendapatkan rata-rata skor 4,3 yang masuk dalam kategori sangat

70
baik. Begitu pula pada aspek operasional mendapatkan rata-rata skor 4,3 yang
masuk dalam kategori sangat baik.
4.3.3

Analisis Angket Siswa
Selain mendapatkan data berupa nilai hasil belajar siswa, dalam uji coba

terbatas juga dilakukan penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan melalui
angket. Tabel 29 merupakan hasil analisis skor angket yang didapatkan siswa saat
uji coba terbatas.
Tabel 29
Analisis Hasil Skor Angket
No
1
2

Aspek
Tampilan media
Pemahaman materi
Rata-rata

Rata-Rata
Skor
4,5
4,5
4,5

Keterangan
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Dari tabel 28 diketahui bahwa skor pada aspek tampilan dan pemahaman materi
adalah 4,5 yang masuk dalam kategori sangat baik. Jika skor yang daidaptkan dari
aspek tampilan media dan pemahaman materi maka didapatkan rata-rata skor
sebesar 4,5 yang masuk dalam kategori sangat baik.
4.3.4

Analisis Data Angket dan Lembar Validasi
Dalam penelitian ini didapatkan 4 jenis data kuntitatif yaitu hasil validasi

pakar media, hasil validasi pakar materi, penilaian guru, serta data hasil angket
yang diperoleh siswa. Data-data tersebut terbagi atas beberapa aspek yaitu aspek
tampilan, aspek isi materi, aspek evaluasi, serta aspek operasional. Hasil skor
yang didapatkan akan dilakukan analisis sehingga akan diketahui rata-rata skor
baik dari aspek tampilan, aspek isi materi, aspek evaluasi dan juga aspek
operasional. Rata-rata skor total akan digunakan untuk megetahui aspek tampilan,
aspek isi materi, aspek evaluasi dan juga aspek operasional masuk dalam kategori
sangat kurang, kurang, cukup, baik, atau sangat baik.

71
4.3.4.1 Aspek Tampilan
Dalam pembuatan media, aspek pertama yang diperhatikan adalah aspek tampilan
pada media. Tabel 30 merupakan skor yang didapatkan dari pakar media,
penilaian guru, serta angket siswa.
Tabel 30
Rata-Rata Skor Penilaian Aspek Tampilan
No
1
2
3

Subjek
Pakar media
Penilaian guru
Angket siswa
Rata-rata

Rata-rata Skor
3,4
4,3
4,5
4,1

Keterangan
Cukup Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik

Keseluruhan penilaian yang diberikan oleh pakar media terhadap aspek
tampilan adalah 3,4. Menurut acuan konversi skala likert dari Arikunto dalam
Kurniyanto (2010: 32) skor rata-rata 3,4 masuk dalam kategori cukup baik. Selain
itu pakar media juga telah memberikan persetujuan bahwa media pembelajaran
yang dikembangkan layak untuk diuji cobakan dengan saran perbaikan untuk
lebih menyempurnakan tombol dan membuat tombol menjadi lebih interaktif.
Setelah dilakukan uji coba terbatas media mendapatkan penilaian dari
guru. Aspek rata-rata penilaian dari guru yaitu 4,3 yang berarti masuk dalam
kategori sangat baik. Penilaian juga dilakukan oleh siswa melalui angket. Ratarata perolehan skor dari siswa aspek tampilan yaitu 4,5 yang masuk ke dalam
kategori sangat baik. Skor rata-rata yang diperoleh dari penelitian ini bedasaran
aspek tampilan yaitu 4,1.
Jadi jika dapat disimpulkan bahwa aspek tampilan dalam penelitian ini
masuk dalam kategori “baik”. Sesuai dengan hasil rata-rata skor dari pakar media,
guru, dan juga penilaian siswa melalui angket yang menunjukkan angka 4,1.
4.3.4.2 Aspek Isi Materi
Selain tampilan dalam pembuatan media pembelajaran aspek yang tidak
kalah penting adalah materi. Tabel 31 Merupakan hasil rata-rata skor penilaian
aspek isi materi dari pakar materi, penilaian guru, serta pada media pembelajaran
yang dikembangkan:

72
Tabel 31
Rata-Rata Skor Penilaian Aspek Isi Materi
No
1
2

Subjek
Pakar materi
Penilaian guru
Rata-rata

Rata-rata Skor
4,6
4,3
4,5

Keterangan
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Sebelum proses uji coba terbatas dilakukan media pembelajaran dilakukan
proses validasi dari pakar materi. Hasil validasi dari pakar materi aspek isi materi
menunjukkan rata-rata skor 4,6. Jika dianalisis menggunakan acuan konversi
skala likert dari Arikunto maka akan menunjukkan bahwa isi materi sangat baik.
Pakar materi juga mengatakan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan
layak untuk diuji cobakan. Setelah melakukan uji coba maka diperoleh penilaian
dari guru. Guru memberikan rata-rata skor penilaian aspek isi materi yaitu 4,3.
Penilaian dari guru tersebut masuk ke dalam aspek sangat baik. Hasil penilaian
pakar materi dan guru tersebut dirata-rata dan menghasilkan rata-rata penilaian
aspek isi materi menunjukkan angka 4,5.
Jadi dapat dikatakan aspek isi materi dalam media pembelajaran yang
dikembangkan menunjukkan kategori “sangat baik”. Dapat dilihat dari penilaian
pakar materi serta penilaian guru yang menunjukkan angka 4,5.
4.3.4.3 Aspek Evaluasi
Sebuah media pembelajaran yang baik dilengkapi dengan soal evaluasi
yang dapat digunakan untuk mengecek seberapa besar pemahaman siswa. Dalam
penelitian ini desain media yang dikembangkan dilengkapi dengan soal-soal yang
dapat digunakan untuk menguji pemahaman siswa. Dalam aspek evaluasi akan
dilakukan penilaian oleh pakar materi sebagai penilai isi materi yang terdapat
dalam media yang dikembangkan. Selain itu juga dilakukan penilaian oleh guru
sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sekaligus pengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan. Tabel 32 merupakan rata-rata skor yang
didapatkan pada aspek evaluasi:

73
Tabel 32
Rata-Rata Skor Penilaian Aspek Evaluasi
No
1
2

Subjek
Pakar materi
Penilaian guru
Rata-rata

Rata-rata Skor
5
4,3
4,7

Keterangan
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Data pada tabel 32 menunjukkan bahwa rata-rata skor yang didapatkan
dari validasi pakar materi adalah 5. Skor 5 menunjukkan aspek evaluasi yang
terdapat pada media pembelajaran yang dikembangkan sangat baik. Setelah
dilakukan uji coba peneliti juga mendapatkan penilaian dari guru berkaitan
dengan aspek evaluasi. Rata-rata skor yang diberikan guru dari aspek evaluasi
adalah 4,3 yang berarti menunjukkan soal evaluasi dalam media pembelajaran
yang dikembangkan masuk dalam kategori sangat baik.
Jadi dalam penelitian ini didapatkan rata-rata skor penilaian aspek evaluasi
dari pakar materi dan guru sebesar 4,7. Skor 4,7 menunjukkan bahwa soal
evaluasi pada media yang diekembangkan masuk ke dalam kategori “sangat baik”.
4.3.4.4 Aspek Operasional
Selain aspek tampilan, aspek isi materi dan juga aspek evaluasi aspek yang
juga sangat penting dalam pengembangan sebuah media pembelajaran adalah
aspek operasional. Aspek operasional berkaitan dengan penggunaan media
pembelajaran yang dikembangkan. Tabel 33 merupakan rata-rata penilaian yang
didapatkan dari pakar media dan guru. Guru sangat berperan penting dalam
penelitian ini karena guru sebagai pengguna langung dalam penelitian yang
dilakukan. Semakin mudah penggunaan media yang dibuat maka semakin baik
media yang dikembangkan.
Tabel 33
Rata-Rata Skor Penilaian Aspek Operasional
No
1
2

Subjek
Pakar media
Penilaian guru
Rata-rata

Rata-rata Skor
3,4
4,5
3,9

Keterangan
Cukup Baik
Sangat Baik
Baik

74
Aspek operasional berkaitan dengan kemudahan penggunaan media yang
dikembangkan. Rata-rata skor penilaian yang didapatkan dari pakar media dari
aspek operasional yaitu 3,4 yang menunjukkan bahwa aspek operasional cukup
baik. Pakar materi memberikan saran agar media pembelajaran yang
dikembangkan diperbaiki bagian tombol agar lebih sempurna. Selain itu tombol
dibuat lebih interaktif serta lebih sensitif. Pakar media mengatakan desain media
yang dikembangkan layak untuk diuji cobakan sesuai dengan saran yang
diberikan. Setelah diperbaki sesuai saran dari pakar media maka desain media
yang dikembangkan dilakukan uji coba terbatas. Dari uji coba terbatras tersebut
maka didapatkan penilaian dari guru terhadap aspek operasional. Rata-rata skor
yang diperoleh dari guru adalah 4,5 yang menunjukkan kriteria sangat baik.
Jadi dalam penelitian ini dalam aspek operasional didapatkan skor rata-rata
penilaian pakar dan guru adalah 3,9. Angka 3,9 menunjukkan bahwa aspek
operasional pada media yang dikembangkan masuk dalam kategori “baik”.
4.3.4.5 Analisis Data Evaluasi Siswa
Dalam penelitian ini dilakukan dua tes yang dilakukan sebelum dan
sesudah penggunaan media pembelajaran yang dikembangkan. Dilakukan tes
sebelum dan sesudah karena digunakan untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan media yang dikembangkan. Tes
yang dilakukan sebelum penerapan media pembelajaran disebut sebagai pre test,
sedangkan tes setelah penerapan media pembelajaran disebut sebagai post test.
Dari pre test diketahui bahwa sebanyak 5 siswa belum mencapai KKM, atau
masih mendapatkan nilai dibawah 65. Sedangkan 9 siswa lainnya telah berhasil
mencapai KKM, atau mendapatkan nilai diatas 65. Pada post test sebanyak 2
siswa belum mencapai KKM, sedangkan 12 siswa lainnya telah mencapai KKM.
Dari data hasil belajar yang didapatkan maka dilakukan uji normalitas
untuk mengetahui apakah data data yang dikumpulkan memiliki distribusi yang
normal. Sehingga akan diketahui teknik yang akan digunakan untuk uji
pengembilan keputusan. Berikut adalah hasil uji normalitas menggunkan SPSS
20.

75
Tabel 34
Tabel Test of Normality

Pretest
posttest

Kolmogorov-Smirnov a
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
*
,165
14
,200
,918
14
,171
14
,200*
,941
14

Sig.
,208
,430

Dari hasil uji normalitas pada tabel 34 menggunakan SPSS 20 maka
diketahui nilai sig 0,200 lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima. Berarti tidak
terdapat perbedaan antara pre test ataupun post test dengan distribusi normal.
Dengan kata lain distribusi data pre test dan post test berdistribusi normal.
Setelah diketahui bahwa data yang dikumpulkan berdistribusi normal
maka uji pengambilan keputusan menggunakan statistika parametrik. Langkah
selanjutnya dalam statistik parametrik adalah melakukan uji Paired simple t test
(uji t). Berikut adalah hasil uji t menggunakan SPSS 20:
Tabel 35
Tabel Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1

Posttest
Pretest

76,0000
67,4286

N
14
14

Std.
Deviation
9,01281
10,27105

Std. Error
Mean
2,40878
2,74505

Tabel 35 menunjukkan rata-rata perolehan nilai pre test dan post test.
Sebelum menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan rata-rata hasil
belajar siswa adalah 67,4286 atau jika dibulatkan satu angka dibelakang koma
menjadi 67,4 sementara setelah melakukan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran yang dikembangkan rata-rata hasil belajar siswa adalah 76.
Tabel 36
Tabel Paired Samples Correlations
N
posttest &
Pair 1
pretest

Correlation
14

,931

Sig.
,000

Tabel 36 menunjukkan korelasi atau hubungan pre test dan post tes. Hasil
uji menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,931 dengan

76
sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara rata-rata hasil
belajar pre test dan post test adalah kuat dan signifikan.
Tabel 37
Tabel Paired Samples Test
Paired Differences
Mean

Pai posttest
r 1 – pretest

8,5714
3

Std.
Deviatio
n
3,79705

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
10,763
1,01480 6,37908
78

T

Df

Std.
Error
Mean

8,44
6

Sig. (2tailed)

13

Pada tabel 37 nilai t terhitung sebesar 8,446 dengan sig 0,000. Karena sig
0,000 kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ratarata hasil belajar sebelum (pre test) dan sesudah (post test) adalah berbeda.
Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
yang dikembangkan mempengaruhi rata-rata hasil belajar siswa. Dalam penelitian
ini sebelum menggunakan dan setelah menggunakan media yang dikembangkan
rata-rata hasil belajar siswa naik dari 67,4 menjadi 76. Hal ini membuktian bahwa
“media pembelajaran yang dikembangkan meningkatkan hasil belajar siswa”.
4.4

Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa data

berdistribusi normal karena sig yang didapatkan 0,200 yang berarti lebih dari
0,05. Karena data berdistribusi normal maka analisis yang dilakukan menggunaka
analisis paramatrik. Pada analisis parametrik uji hipotesis yang digunakan yaitu
Paired simple t test (uji t). Dari hasil uji t didapatkan hasil sig (2-tailed) sebesar
0,000. Karena 0,000 kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak,
dan Ha diterima. Karena Ha diterima maka artinya terdapat perbedaan rata-rata
hasil belajar sebelum (pre test) dan sesudah (post test) menggunakan media
pembelajaran yang dikembangkan. Perbedaan yang dimaksud merupakan
kenaikan rata-rata hasil post test dibandingkan dengan rata-rata hasil pre test.
Dalam Bab II telah dikatakan pengertian media, serta efektivitas. Semua
itu akan dicocokan dengan penelitian yang dilakukan untuk membuktikan apakah

,000

77
draft media yang dikembangkan sudah sesuai dengan yang dikatakan oleh para
ahli. Menurut para ahli media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk membatu siswa memahami materi,
mengandung pesan pembelajaran serta digunakan untuk merangsang siswa
berfikir. Dalam draft media pembelajaran yang dikembangkan terdapat semua
ciri-ciri dari para ahli tersebut. Itu dapat dibuktikan dari lembar observasi yang
digunakan saat mengamati proses penelitian. Draft media yang dikembangkan
merupakan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran di kelas saat penelitian
berlangsung. Melalui draft media tersebut siswa dapat terbantu untuk memahami
materi yang disajikan, itu terbukti dari hasil belajar yang sebagian besar diatas
KKM. Selain itu saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mau bertanya,
itu membuktikan bahwa draft media yang dikembangkan dapat merangsang siswa
untuk berfikir. Dari semua bukti-bukti tersebut maka draft media dapat dikatakan
sebagai

media

pembelajaran.

Selanjutnya

media

pembelajaran

yang

dikembangkan akan diukur efektivitasnya. Menurut kesimpulan dari berbagai ahli
efektivitas berarti mencapai tujuan pembelajaran diukur dengan hasil belajar yang
mencapai KKM, serta pembelajaran menyenangkan bagi siswa. Dari penelitian
yang dilakukan sebesar 85,7% hasil belajar siswa telah mencapai KKM, bahkan
melebihi KKM yang ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan telah mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran menyenangkan bagi siswa dapat
diukur dengan hasil angket siswa aspek tampilan yang menunjukkan skor rata-rata
4,5 yang masuk ke dalam kategori sangat baik. Angket siswa aspek tampilan
berisi penilaian siswa terhadap media serta pembelajaran menggunakan media
yang dikembangkan. Selain itu juga dapat dilihat dari lembar observasi yang
menunjukkan siswa semangat, tertarik, serta meningkatkan keingintahuan dengan
bertanya. Dari hasil angket dan lembar observasi maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran yang dikembangkan dapat membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dalam
penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan (kenaikan) antara hasil post test
dibandingkan dengan pre test dibuktikan dari hasil uji t yang menolak H0 dan

78
menerima Ha. Selain itu rata-rata hasil belajar siswa juga melebihi KKM yang
ditetapkan sehingga dapat dikatakan telah mencapai tujuan pembelajaran. Bagian
terakhir yaitu media yang dikembangkan dapat membuat pembelajaran menjadi
lebih menyenagkan dapat dilihat hasil angket siswa dan lembar observasi. Dari
ketiga hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
yang dikembangkan efektiv.
Dari penelitian yang berfokus pada peneitian pengembangan media audio
visual yang dikutip dalam penelitian ini hasil uji pakar menunjukkan kategori
cukup baik sampai dengan sangat baik. Selain itu media yang dikembangkan saat
dilakukan uji coba menghasilkan peningkatan rata-rata hasil belajar, atau minimal
mencapai KKM yang ditetapkan di sekolah. Seperti penelitian yang dilakukukan
oleh Siti Fatmawati (2013) dengan judul Pengembangan Media Audio Visual
untuk Menunjang Pembelajaran Membaca Indah Tembang Dolanan pada Siswa
Kelas II SD. Dari penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatmawati tersebut diketahui
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 10,02% dari nilai rata-rata 69,83
menjadi 76,83. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Made Tirta Pertiwi
(2012) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VIII Semester II
Tahun Pelajaran 2012/2013 SMPN 2 Kerambitan Tabanan. Hasil penelitian yang
dilakukan Made Tirta Pertiwi yaitu uji coba perorangan mencapai 84,67%
kategori baik, uji coba kelompok kecil 89% kategori baik, uji coba lapangan
mencapai 87,70% kategori baik. Dari beberapa hasil penelitian yang dikutip maka
akan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini
hasil uji pakar juga menunjukkan kategori cukup baik sampai dengan sangat baik.
Hasil uji coba terbatas yang dilakukan juga menunjukkan kenaikan, rata-rata hasil
pre test saat uji coba yaitu 67,4. Sedangkan setelah melakukan kegiatan belajar
menggunakan media pembelajaran audio visual yang dikembangkan (post test)
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 76. Hal itu membuktikan bahwa terjadi
kenaikan hasil belajar dari 67,4 menjadi 76. Dari kajian penelitian yang sudah
pernah dilakukan sebelumnnya jika dibandingkan dengan penelitian ini
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hasil tersebut yaitu penelitian

79
pengembangan yang dilakuakan menghasilkan kenaikan rata-rata hasil belajar
siswa dan juga hasil uji pakar menunjukkan kategori cukup baik sampai dengan
sangat baik.
Dalam penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan saintifik yang
ditujukan untuk menyambut kembali datangnya kurikulum 2013 yang tentunya
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian menerapkan

pendekatan saintifik sangat jarang dilakukan menggingat pendekatan ini mulai
dikenal masyarakat luas sejak munculnya kurikulum 2013. Penelitian ini juga
menggunakan media yang sangat mudah untuk dipelajari, yaitu media power
point. Dengan memanfaatkan media power point maka akan lebih mudah
menambahkan audio, gambar, ataupun video yang diinginkan. Tetapi hasil
penelitian ini hanya berlaku di kelas penelitian dan tidak dapat digeneralisasikan
secara umum pada kelas atau wilayah lainnya.
4.5

Revisi Draft Akhir
Revisi draft akhir dilakukan untuk melengkapai serta menindaklanjuti

saran-saran yang telah diberikan guru agar produk yang dikembangkan menjadi
lebih baik.
4.5.1

Revisi Produk Uji Coba Terbatas
Setelah dilakukan uji coba produk yang dikembangkan mendapatkan

penilaian dari guru dari segi penggunaan dan materi. Selain itu produk yang
dikembangkan juga mendapatkan saran-saran dari guru agar menjadi lebih baik.
Saran yang diberikan guru berkaitan dengan terdapat kesalahan-kesalahan
penulisan seperti kata “bangun” dalam media tertulis “bgun”. Saran pertama
berkaitan kelengkapan tulisan dan bahasa yang digunakan. Sedangkan saran yang
kedua berkaitan dengan pemberian apresepsi pada media pembelajaran yang
dikembangkan agar menjadi lebih lengkap.
4.5.1.1 Kesalahan Tulisan
Saran pertama yang dianggap penting untuk diperbaiki adalah perbaikan
tulisan-tulisan yang tidak lengkap. Selain itu penggunaan bahasa yang baik dan

80
benar. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada lampiran tampilan media
sebelum dan setelah revisi.
4.5.1.2 Apersepsi
Saran kedua dari guru adalah pemberian apresepsi pada media yang
dikembangkan. Saran tersebut diberikan agar membuat media pembelajaran lebih
lengkap. Jika diberikan apresepsi atau pengantar masuk ke dalam materi yang
akan dipelajari maka siswa akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang akan
dilakukan. Selain itu juga akan digunakan untuk mengantarkan masuk ke dalam
pembelajaran yang akan dilakukan. Gambar 19 adalah apersepsi yang
ditambahkan peneliti pada media yang dikembangkkan.
Sifat-Sifat
Baik hati
Suka Menolong

Sifat Spongebob
•Baik hati
•Suka menolong
•Ramah

Pelit
Pemarah

Sombong
Banyak Akal

Sifat Tuan Kreb
•Pelit
•Sombong
•Pemarah

Ramah
Suka Menc