PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN GLOSARI DENGAN KELAS YANG TIDAK MENGGUNAKAN GLOSARI DI KELAS X SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2012 2013
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA
KELAS YANG MENGGUNAKAN GLOSARI DENGAN KELAS
YANG TIDAK MENGGUNAKAN GLOSARI DI KELAS X
SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN
AJARAN 2012/ 2013
Egi Purnama, Sri Amnah, dan Nurkhairo Hidayati
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 13
ABSTRACT
This study was conducted to determine differences in learning outcomes between grade biologystudents who use the glossary class that does not use the glossary in the class ten at SMA Negeri 5 Pekanbaru
Academic Year 2012/2013 on materials Dunia Tumbuhan. This research is an experiment research which
compre two classes, namely the control class and experimen class. The population of this study are all students
of ten class of SMA Negeri 5 Pekanbaru. The samples in this research were chosen based on homogeneity test of
pre-test that given to the population. Two classes homogeneous then randomly selected to determine the control
class and experimental class, the class selected as the control class is X and X class as experiment class. Data
5 6collecting technique in this research is test. Data obtained after treatment hypothesis testing, where the
experimental class using class glossary where as control without using glossaries. From the data analysis, t-test
is known that t > t , is 7,99 1,99 then H is rejected and H1 is accepted, that there are biological
account tabledifferences in students' learning outcomes by using glossaries. Based on the obtained descriptive data analysis
average student learning outcomes Cognitive experimental class (X ) is 77,74 and control class (X ) is 76,87 and
6 5the average Psychomotor of experimental class (X ) is 85,91 and class control (X ) is 78,09. So, it can be
6 5concluded that there is a difference between the students' learning outcomes biology class that uses the glossary
with classes that do not use the glossary on material “Dunia Tumbuhan” in the class ten at SMA Negeri 5
Pekanbaru Academic Year 2012/ 2013.Keywords: Glossary, Learning Outcomes PENDAHULUAN
Masyarakat mulai menyadari akan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pentingnya ilmu pengetahuan sehingga tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan dianggap sebagai bagian dari menyatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan mereka. Pendidikan dapat usaha sadar dan terencana untuk dikatakan berhasil apabila tujuan dari mewujudkan suasana belajar dan proses pendidikan tercapai. Untuk mencapai pembelajaran agar peserta didik secara tujuan pendidikan dipengaruhi beberapa aktif mengembangkan potensi dirinya. Hal faktor antara lain guru, sarana dan ini berarti proses pendidikan berujung prasarana yang memadai, serta input siswa. kepada pembentukan sikap, pengembangan Menurut Herlina (2007: 1), pendidikan kecerdasan atau intelektual, serta merupakan wahana untuk meningkatkan pengembangan keterampilan anak sesuai dan mengembangkan kualitas sumber daya dengan kebutuhan (Sanjaya, 2005: 2-3). manusia.
Dalam memahami suatu pengetahuan tertentu, sering seorang pelajar mengalami kesulitan karena pengetahuan baru yang diterima tidak terjadi hubungan dengan pengetahuan yang sebelumnya, atau mungkin pengetahuan awal sebelumnya belum dimiliki. Dalam hal ini, pengetahuan awal menjadi syarat utama dan menjadi sangat penting bagi pelajar untuk dimilikinya (Trianto, 2010: 33).
Menarik minat siswa dalam mendapatkan pengetahuan awal tidaklah mudah. Apalagi konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum mata pelajaran Biologi untuk tingkat SMA tergolong rumit. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki media dalam proses pembelajaran. Menurut Nasrun, guru harus mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai materi yang akan disajikan (Nasrun dalam Herlina, 2007: 3). Lebih lanjut, Sanaky (2008: 2) mengatakan bahwa media pengajaran itu mampu menyalurkan pesan atau informasi, dan merupakan jenis komponen dalam lingkungan siswa yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dapat teratasi dengan adanya media pengajaran.
Dari hasil survai dan wawancara peneliti dengan guru bidang studi Biologi pada bulan Desember 2012 ditemukan beberapa masalah: Masih kurangnya kesadaran siswa untuk memiliki kamus biologi sehingga proses belajar mengajar menjadi bermasalah ketika ditemui istilah latin atau kata yang dilatinkan, Siswa belum optimal dalam menggunakan sumber belajar seperti perpustakaan, Tidak utamanya pemanfaatan glosari atau kamus biologi dalam proses pembelajaran biologi tingkat SLTA, dan Prestasi belajar biologi siswa yang mencapai KKM yaitu 75 adalah sekitar 25,63%.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka peneliti berupaya melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar siswa. Salah satunya dengan menggunakan media glosari sebagai media bantu bagi siswa selama proses diskusi maupun disaat pembelajaran berlangsung.
Secara umum, diskusi digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan keterlibatan siswa di dalam pelajaran. Menurut Aqib (2009: 39), diskusi merupakan suatu percakapan ilmiah yang berisi pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide, dan pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok dengan tujuan untuk mencari kebenaran, keputusan, kesimpulan, dan pemecahan dari suatu masalah.
Tabel 1. Langkah-langkah Menyelenggarakan Diskusi Tahapan Kelompok Belajar Tradisional
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan mengatur setting
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi. Tahap 2 Mengarahkan diskusi Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan- aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi. Tahap 3 Menyelenggarakan Guru memonitor antar aksi, mengajukan mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.
Tahap 4 Mengakhiri diskusi Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.
Glosari sebagai media
Tahap 5 Melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi itu Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berpikir siswa. Sumber: Trianto, 2010: 126
pembelajaran memiliki kelebihan dalam hal meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap kaitan suatu istilah dengan materi yang sedang diajarkan, waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, memudahkan siswa dalam mengetahui objek sewaktu pelaksanaan praktikum, dan sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.
BAHAN DAN METODE
(jamak: glosari) berarti kamus dalam
, X
X 1 : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen
Tabel 2. Desain Penelitian Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen T 1 X 1 T 2 Kontrol T 1 - T 2 Keterangan: T 1 : Nilai siswa sebelum dilakukan tindakan T 2 : Nilai siswa setelah dilakukan tindakan
sebagai kelas kontrol yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis pre-test siswa.
5
X
sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas
6
Sampel penelitian adalah siswa kelas X
7 dengan jumlah seluruh siswa 260 orang.
, dan X
6
5
bentuk yang ringkas dengan daftar kata dan penjelasannya di bidang tertentu. Biasanya, glosari ini diletakkan pada akhir sebuah buku yang mengandung istilah- istilah yang digunakan dalam buku tersebut.
, X
Metode diskusi memiliki tiga tujuan pembelajaran penting yaitu meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa, dan membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir (Tjokrodihardjo dalam Trianto, 2010: 124). Berdasarkan tujuan tersebut, maka siswa memerlukan media pembelajaran yang mendukung. Salah satunya dengan menggunakan glosari.
, X Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah perangkat pembelajaran terdiri dari standar isi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), soal kuis, LKPD, dan post-test,
3
, X
2
, X
1
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan dalam kondisi yang terkendalikan. Pengambilan data penelitian dimulai dari bulan Desember sampai April 2013 di SMA Negeri 5 Pekanbaru. Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Pekanbaru tahun ajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari tujuh kelas yaitu X
Glosari merupakan bentuk jamak
dari glosarium. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai kamus dalam bentuk yang ringkas atau daftar kata dengan penjelasannya di bidang tertentu (Indrasanto, 2006: 1). Lebih lanjut, Alwi (2007: 366) mengatakan bahwa glosarium
4
glosari, dan buku panduan. Instrumen
2
hitung
< t
tabel
sehingga tidak terdapat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas penelitian.
Analisis statistik terhadap hasil belajar psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Statistik Hasil Belajar Psikomotorik Kelas n
1 X
X
1 X 2 1
tabel
X Ekspe rimen 37 3178 85,91
2736
33 101034
97 Kontr ol 37 2889 78,09 2264
98 834863
2 Hasil belajar psikomotorik tersebut
dianalisis secara statistik dengan uji kesamaan dua variansi dan diperoleh nilai F hitung = 1,52 dengan nilai F tabel = 1,84
yang berarti kedua varians dalam keadaan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji-t. Setelah dianalisis dengan uji dua pihak, maka diperoleh nilai standar deviasi gabungan (Sp) = 5,21 dan nilai t hitung = 0,76 dengan nilai t tabel = 1,99 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan uji dua pihak tersebut, diperoleh t
< F
pengumpulan data kognitif terdiri dari penilaian tugas rumah (PR), quis tertulis, dan post-test.
2
Nilai psikomotorik diperoleh dari nilai portofolio (LKPD dan laporan praktikum), serta nilai unjuk kerja (pelaksanaan praktikum, diskusi, dan presentasi). Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Tahap persiapan; menentukan jadwal penelitian, menentukan kelas penelitian, menetapkan materi pembelajaran yang disajikan, dan membentuk kelompok siswa yang beranggotakan 3-4 siswa secara acak, sesuai dengan akademik dan jenis kelamin.
b) Tahap pelaksanaan; penelitian ini dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan yang terdiri dari: pertemuan I untuk sosialisasi sekaligus pelaksanaan pre-
test. Pertemuan II, III, IV, V, VI, VII
adalah tahap pelaksanaan pembelajaran, dan pertemuan VIII untuk post-test.
Setelah pembelajaran sampai pada pertemuan VIII, maka pertemuan IX dilakukan post-test pada kedua kelas. Analisis statistik terhadap hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Statistik Hasil Belajar Kognitif Kelas n 1 X
X
1 X 1
hitung
X Ekspe rimen 37 2876 77,74
2247
73 827482
7 Kontr ol 37 2844 76,87 2194
61 808947
3 Hasil belajar kognitif tersebut
dianalisis secara statistik dengan uji kesamaan dua variansi dan diperoleh nilai F hitung = 1,37 dengan nilai F tabel = 1,84 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan uji kesamaan dua variansi tersebut, maka diperoleh F
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
untuk taraf siginifikansi 5%. Berdasarkan uji kesamaan dua varians tersebut, maka diperoleh F hitung < F tabel yang berarti kedua varians dalam keadaan homogen kemudian dilanjutkan dengan uji-t. Setelah dianalisis dengan uji dua pihak, maka diperoleh nilai standar deviasi gabungan (Sp) = 4,45 dan nilai t
glosari dalam mencari berbagai informasi
hitung
untuk taraf siginifikansi 5%. Berdasarkan uji kesamaan dua varians tersebut, maka diperoleh F hitung < F tabel yang berarti kedua varians dalam keadaan homogen kemudian dilanjutkan dengan uji-t. Setelah dianalisis dengan uji dua pihak, maka diperoleh nilai standar deviasi gabungan (Sp) = 4,45 dan nilai t
78.09 Kognitif Psikomotorik Kontrol P er se n ta se ( % )
76.87
85,91
mengenai fungsi ataupun keterangan bagian lumut, paku, dan tumbuhan berbiji yang ditanyakan LKPD. Selain itu, glosari mampu membantu siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan sumber masalah dalam diskusi. Dengan kelebihan ini, siswa di kelas eksperimen tentu memperoleh nilai tes yang tinggi dibandingkan siswa di kelas kontrol dalam kegiatan psikomotorik. Rendahnya nilai tes siswa di kelas kontrol disebabkan masing- masing siswa dalam kelompok kewalahan
Pada nilai psikomotorik diperoleh perbedaan hasil belajar kedua kelas penelitian yaitu nilai rata-rata siswa kelas eksperimen diperoleh 85,91 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 78,09 dengan selisih 7,82%. Fungsi glosari dalam kegiatan psikomotorik sangat penting. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa di kelas eksperimen yang menggunakan
tabel
) yang tidak menggunakan glosari pada materi Dunia Tumbuhan. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen diperoleh 77,74 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol diperoleh 76,87 dengan selisih 0,87%. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep, teori, dan prinsip dapat diperoleh siswa tidak hanya dalam proses pembelajaran di kelas akan tetapi siswa bisa memperoleh itu di luar kelas dengan tersedia banyaknya media ataupun sumber belajar seperti internet. Selain itu, semua siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol telah memiliki buku paket yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk memahami konsep, teori, prinsip yang telah dipelajari sebelumnya. Tidak hanya itu, penggunaan glosari masih dirasa kurang maksimal pada kegiatan individu siswa.
5
) yang menggunakan glosari dengan kelas kontrol (X
6
Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis inferensial yang telah dilakukan, pada nilai kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar biologi siswa antara kelas eksperimen (X
PEMBAHASAN
= 7,99 dengan nilai t
= 1,99 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan uji dua pihak tersebut, diperoleh t hitung > t tabel sehingga terdapat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas penelitian.
test, kognitif, dan psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 1.
6
mengenai fungsi ataupun keterangan bagian lumut, paku, dan tumbuhan berbiji yang ditanyakan LKPD. Selain itu, glosari mampu membantu siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan sumber masalah dalam diskusi. Dengan kelebihan ini, siswa di kelas eksperimen tentu memperoleh nilai tes yang tinggi dibandingkan siswa di kelas kontrol dalam kegiatan psikomotorik. Rendahnya nilai tes siswa di kelas kontrol disebabkan masing- masing siswa dalam kelompok kewalahan
glosari dalam mencari berbagai informasi
Pada nilai psikomotorik diperoleh perbedaan hasil belajar kedua kelas penelitian yaitu nilai rata-rata siswa kelas eksperimen diperoleh 85,91 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 78,09 dengan selisih 7,82%. Fungsi glosari dalam kegiatan psikomotorik sangat penting. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa di kelas eksperimen yang menggunakan
) yang tidak menggunakan glosari pada materi Dunia Tumbuhan. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen diperoleh 77,74 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol diperoleh 76,87 dengan selisih 0,87%. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep, teori, dan prinsip dapat diperoleh siswa tidak hanya dalam proses pembelajaran di kelas akan tetapi siswa bisa memperoleh itu di luar kelas dengan tersedia banyaknya media ataupun sumber belajar seperti internet. Selain itu, semua siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol telah memiliki buku paket yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk memahami konsep, teori, prinsip yang telah dipelajari sebelumnya. Tidak hanya itu, penggunaan glosari masih dirasa kurang maksimal pada kegiatan individu siswa.
5
) yang menggunakan glosari dengan kelas kontrol (X
Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis inferensial yang telah dilakukan, pada nilai kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar biologi siswa antara kelas eksperimen (X
Perbandingan rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen (X
PEMBAHASAN
Gambar 1: Perbandingan rata-rata hasil belajar biologi siswa antara kelas eksperimen (X 6 ) dan kelas kontrol (X 5 )
test, kognitif, dan psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 1.
5 ) berdasarkan hasil pre-
kelas kontrol (X
6 ) dan
Gambar 1: Perbandingan rata-rata hasil belajar biologi siswa antara kelas eksperimen (X 6 ) dan kelas kontrol (X 5 )
5 ) berdasarkan hasil pre-
hitung
test, kognitif, dan psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 1.
5
) yang menggunakan glosari dengan kelas kontrol (X
6
Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis inferensial yang telah dilakukan, pada nilai kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar biologi siswa antara kelas eksperimen (X
PEMBAHASAN
Gambar 1: Perbandingan rata-rata hasil belajar biologi siswa antara kelas eksperimen (X 6 ) dan kelas kontrol (X 5 )
5 ) berdasarkan hasil pre-
Pada nilai psikomotorik diperoleh perbedaan hasil belajar kedua kelas penelitian yaitu nilai rata-rata siswa kelas eksperimen diperoleh 85,91 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 78,09 dengan selisih 7,82%. Fungsi glosari dalam kegiatan psikomotorik sangat penting. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa di kelas eksperimen yang menggunakan
kelas kontrol (X
6 ) dan
Perbandingan rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen (X
= 1,99 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan uji dua pihak tersebut, diperoleh t hitung > t tabel sehingga terdapat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas penelitian.
tabel
= 7,99 dengan nilai t
) yang tidak menggunakan glosari pada materi Dunia Tumbuhan. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen diperoleh 77,74 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol diperoleh 76,87 dengan selisih 0,87%. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep, teori, dan prinsip dapat diperoleh siswa tidak hanya dalam proses pembelajaran di kelas akan tetapi siswa bisa memperoleh itu di luar kelas dengan tersedia banyaknya media ataupun sumber belajar seperti internet. Selain itu, semua siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol telah memiliki buku paket yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk memahami konsep, teori, prinsip yang telah dipelajari sebelumnya. Tidak hanya itu, penggunaan glosari masih dirasa kurang maksimal pada kegiatan individu siswa.
glosari dalam mencari berbagai informasi
kelas kontrol (X
untuk taraf siginifikansi 5%. Berdasarkan uji kesamaan dua varians tersebut, maka diperoleh F hitung < F tabel yang berarti kedua varians dalam keadaan homogen kemudian dilanjutkan dengan uji-t. Setelah dianalisis dengan uji dua pihak, maka diperoleh nilai standar deviasi gabungan (Sp) = 4,45 dan nilai t
6 ) dan
Perbandingan rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen (X
= 1,99 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan uji dua pihak tersebut, diperoleh t hitung > t tabel sehingga terdapat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas penelitian.
tabel
= 7,99 dengan nilai t
hitung
P er se n ta se ( % )
mengenai fungsi ataupun keterangan bagian lumut, paku, dan tumbuhan berbiji yang ditanyakan LKPD. Selain itu, glosari mampu membantu siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan sumber masalah dalam diskusi. Dengan kelebihan ini, siswa di kelas eksperimen tentu memperoleh nilai tes yang tinggi dibandingkan siswa di kelas kontrol dalam kegiatan psikomotorik. Rendahnya nilai tes siswa di kelas kontrol disebabkan masing- masing siswa dalam kelompok kewalahan
80 100 Pre- test Kognitif Eksperimen
60
40
20
76.87
77.74 72,30
72.48
P er se n ta se ( % ) menjawab soal LKPD dan beberapa siswa antara kelas yang menggunakan pertanyaan yang diajukan sumber masalah. glosari dengan kelas yang tidak Sebagai media bantu, glosari menggunakan glosari di kelas X SMA mampu memberikan keefektifan dan Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/ keefisienan pada kegiatan psikomotorik 2013 pada materi Dunia Tumbuhan. Hal kelas eksperimen. Dengan kata lain, siswa ini dapat dilihat dari perbedaan nilai hasil di kelas eksperimen memiliki banyak belajar biologi antara siswa kelas
6
kesempatan untuk menjawab, memahami eksperimen (X ) dengan siswa kelas
5
dan menganalisis materi yang sedang kontrol (X ) dari daya serap maupun didiskusikan dibandingkan siswa di kelas ketuntasan belajar psikomotorik. kontrol. Dengan demikian, siswa di kelas eksperimen memungkinkan menjawab tes
SARAN
atau soal LKPD lebih cepat, lancar dan Berdasarkan hasil penelitian dan tepat dibandingkan siswa di kelas kontrol. analisa data yang telah dilaksanakan oleh Menurut Tim Pembina Mata Kuliah peneliti terhadap penggunaan glosari Didaktik Metodik Kurikulum
IKIP dalam proses kegiatan belajar mengajar, Surabaya dalam Trianto (2010: 20), maka disampaikan saran-saran sebagai efisiensi dan keefektifan mengajar dalam berikut: proses interaksi belajar yang baik adalah
1. Untuk guru dan peneliti berikutnya agar segala daya upaya guru untuk membantu menekankan penggunakan glosari pada siswa agar bisa belajar dengan baik. Salah kegiatan perorangan yaitu dengan satunya diupayakan peneliti dengan memberikan glosari pada masing- penggunaan glosari. masing siswa.
Dari uraian hasil dan pembahasan
2. Untuk guru biologi agar dapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menyarankan pada siswa untuk psikomotorik diperoleh hasil belajar kelas memiliki glosari atau kamus biologi eksperimen lebih baik daripada kelas dalam setiap proses pembelajaran. Hal kontrol. Hipotesis pada penelitian ini dapat ini mengingat bidang studi biologi tidak diterima bahwa terdapat perbedaan hasil dapat dipisahkan dari bahasa latin atau belajar biologi siswa antara kelas kata yang dilatinkan. eksperimen (X
6 ) yang menggunakan
3. Diharapkan penggunaan glosari pada
glosari dengan kelas kontrol (X ) yang penelitian selanjutnya ditujukan pada
5
tidak menggunakan glosari di SMA Negeri sekolah dengan siswa yang minim
5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/ 2013. memiliki media dan sumber belajar, terutama fasilitas internet.
4. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
mengkombinasikan penggunaan glosari
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dengan model ataupun metode dilaksanakan dapat diambil kesimpulan pembelajaran lain agar dapat membantu bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.
5. Untuk penggunaan media glosari selanjutnya agar dibuat dalam bentuk mini atau buku saku agar lebih memudahkan siswa membawanya kemana-mana baik dalam lingkungan formal maupun non formal.
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Prenada Media Group Trianto. 2010. Mendesain Model
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
DAFTAR PUSTAKA
Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa (Eksperimen di Kelas
VII MTS. Al-Mafatih Palmerah ).
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta1428 H/ 2007 M (skripsi): http://idb4 .wikispaces. com/file/view/ss4004.pdf (Diakses:
Alwi, H. 2007. Kamus Besar Bahasa
Informasi Kesehatan. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Diakses: 28 Agustus 2012)
Sanaky, H. 2008. Media Pengajaran (Materi/Bahan Mata Kuliah).
Yogyakarta: Jurusan Tarbiyah Universitas Islam Indonesia. Sanaky.staff.uii.ac.id (Diakses: 21 Juli 2012)
Herlina. 2007. Pengaruh Pengelolaan
Kelas (PTK) untuk guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya
Kawentar. 2009. Penelitian Tindakan
Balai Pustaka Aqib, Z., Maftuh, M., Sujak, dan
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
29 Agustus 2012) Indrasanto, D. 2006. Glosarium Data dan