MAKALAH Seminar Kebijakan Bisnis docx

MAKALAH
Seminar Kebijakan Bisnis
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Kebijakan Bisnis

Disusun oleh :





Alam dewanto
Raditya kirana
Prayedi
Ranu nugraha

(135030218114013)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2015

1

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah seminar
kebijakan bisnis yang berjudul :

“Analisis kinerja perusahaan Kalbe Farma”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan serta penyusunan makalah ini
masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan tepat waktu, oleh karenanya kami
dengan segenap kerendahan hati serta tangan terbuka menerima kritik konstruktif dan
saran guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pembaca.

Malang , 1 februari 2016

Penyusun

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat dimana setiap
perusahaan saling berlomba dan berusaha untuk memberikan kinerja terbaik kepada
publik guna meningkatkan daya saing dalam menghadapi para kompetitor yang semakin
bertambah. Terdapat banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan
suatu perusahaan seperti: para pemilik perusahaan, manajer dari perusahaan yang
bersangkutan, para kreditor dan investor, bankers, pemerintah di mana perusahaan
berdomisili, buruh, serta pihak-pihak lainnya yang terkait, sehingga sangatlah penting
bagi mereka untuk menilai kinerja perusahaan. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat
dilihat dari dua aspek yaitu: aspek non-keuangan (non financial performance) dan aspek

keuangan (financial performance).
Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara berkembang, maka selain faktor
ekonomi dan lingkungan, faktor kesehatan juga mengambil peran penting dalam tahap
pembangunan

nasional.

Kesehatan

merupakan

hal

terpenting

dalam

proses

pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk dunia. Industri farmasi di Indonesia sampai saat ini masih tertinggal
dengan kemajuan industri farmasi di luar negeri. Penyebab tertinggalnya industri
farmasi Indonesia itu antara lain karena masih banyak penelitian berbasis kimiawi dan
bioteknologi di tingkat perguruan tinggi yang belum dikembangkan pada skala industri.
Selain penelitian yang minim dan baru pada skala perguruan tinggi untuk bahan sintetik
obat-obat kimia itu saat ini masih banyak yang diimpor dari luar negeri. Bahan sintetik
kimia obat-obatan hampir 90% masih kita impor sehingga menjadi kendala. Selain itu
banyak penelitian yang berbasis kimia maupun bioteknologi saat ini masih terbatas pada
skala perguruan tinggi dan belum dikembangkan di dunia industri, papar Direktur
Utama PT.Kimia Farma (Persero) Tbk, Syamsul Arifin, pada sambutannya usai
penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan Rektor UGM Prof.Ir.Sudjarwadi,
M.Eng.Ph.D di R.Sidang Pimpinan UGM, Jumat (16/12).

3

Selain itu, dengan adanya globalisasi juga berdampak pada banyaknya obat-obatan luar
seperti: obat herbal dan ramuan China yang masuk ke Indonesia. Dengan adanya
kondisi-kondisi di atas, penulis tertarik untuk menggunakan salah satu perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian dalam menilai
strategi bisnis dan kinerja keuangannya.


1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja bisnis dari salah
satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yaitu: PT. Kalbe Farma, Tbk dari
aspek non-keuangan dan keuangan. Seperti yang kita tahu bahwa perusahaan farmasi di
indonesia masih tertinggal jauh dengan perusahaan farmasi yang ada diluar negri,
sehingga analisis ini dapat digunakan untuk membuktikan apakah benar perusahaan
farmasi indonesia tertinggal jauh dari perusahaan farmasi yang ada diluar negri.

1.3 Metode Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Sedangkan
sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung
dari laporan keuangan tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk pada tahun 2010 dan untuk berita
yang lain diambil pada tahun berikutnya hingga sekarang.
Ruang lingkup penelitian ini berasal dari 2 aspek yaitu: aspek non-keuangan dan
keuangan. Dari aspek non-keuangan, digunakan analisis SWOT, analisis PESTLE, dan
analisis MOST. Sedangkan dari aspek keuangan dilakukan dengan menggunakan
analisis horizontal dan vertikal, analisis rasio, analisis rasio rata-rata kompetitor, analisis
akuntansi, dan analisis prediksi kebangkrutan.


4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis PESTLE
Politik
1. Fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta likuiditas menimbulkan
resiko karena sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor. Hal ini menimbulkan dampak
dalam bentuk kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing. Fluktuasi mata uang asing,
terutama dalam Dollar Amerika, sangat berdampak pada biaya produksi.
Ekonomi
1. Adanya program BPJS pada awal tahun 2014 yang meningkatkan pendapatan
sebesar 12% dari total penjualan.
2. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang tidak stabil membuat harga bahan
baku menjadi lebih mahal dan berpengaruh pada menurunnya marjin laba kotor
Kalbe.
3. Pasar farmasi yang besar di indonesia membuat kalbe mendapat peluang yang
besar, dalam menghadapi MEA kalbe farma telah menyiapkan expansi pada 3
negara ASEAN.
Sosial

Dibentuknya sebuah wadah yang bernama Kalbe Berbagi yang berfokus pada 3
kegiatan, yaitu: Akademi Kalbe Berbagi, Klinik Kalbe Berbagi, dan Sarana Kalbe
Berbagi, yang memberikan nilai tambah (value added) tersendiri bagi kalbe.
Selain itu, komplain konsumen, penarikan kembali produk dan juga kemungkinan
adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik menjadi risiko Kalbe.
Teknologi

5

TANTANGAN yang harus dihadapi oleh industri farmasi nasional adalah persepsi
masyarakat terhadap harga obat yang masih mahal, kemampuan memproduksi obat
berteknologi tinggi, dan ketergantungan impor bahan baku yang masih lebih dari 90%.
Mengambil langkah awal, Kalbe mendirikan PT Kalbio Global Medika yang
membangun pabrik berteknologi tinggi untuk memproduksi produk biologis bernilai
tambah tinggi untuk kebutuhan nasional sekaligus ekspor. Kalbe juga bekerja sama
dengan Genexine Inc, perusahaan pengembangan obat biologis inovatif dari Korea
Selatan, dengan membuat perusahaan patungan PT Kalbe Genexine Biologics untuk
melakukan riset pengembangan obat biologi inovatif terbaru yang nantinya juga akan
diproduksi di Indonesia dan dipasarkan ke luar negeri.
Hukum

1. Adanya peraturan dari Menteri Kesehatan yang mewajibkan industri farmasi untuk
memiliki izin usaha dl dalam kegiatan pembuatan obat dan izin dari BPOM Banyak
tahap yang perlu di lewati agar produk dapat benar-benar lolos, dan hal ini
membutuhkan banyak biaya riset. Hal ini dilakukan sebelum produk dijual ke pasaran
untuk menjamin bahwa produk telah layak untuk dikonsumsi
2. Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
membekukan sementara izin produksi dan edar Buvanest Spinal, menyusul
meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam akibat obat anestesi itu. Ampul
Buvanest yang seharusnya berisi Bupivacanie untuk anestesi justru berisi asam
traneksamat, bahan baku obat injeksi penghenti atau mengurangi perdarahan.
"Dari hasil investigasi kita terbukti telah terjadi kekeliruan dalam ampul Buvanest yang
tak sesuai label," kata Kepala BPOM Roy Alexander Sparringa saat dihubungi, Selasa
(17/2/2015).

Lingkungan
1. Sebagai pabrik farmasi yang besar dan berkontribusi terhadap pendapatan negara
tentunya sudah menjadi kewajiban untuk memberikan perhatian terhadap lingkungan.
6

Pengaturan tentang pembuagan limbah serta pemberdayaan warga sekitar sebagai

karyawan adalah salah satu cara agar tidak ada komplain dari lingkungan , dan hal ini
dilakukan kalbe dengan :
Pendirian Kalbe Green Data Center yang berdampak pada berkurangnya konsumsi
listrik Data Center Kalbe sebanyak 20% dan jumlah beban operasional perusahaan.
2. Adanya program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), program Teknologi Near Infrared, dan
Zero Emission yang bertujuan untuk mencegah pencemaran terhadap air, udara, limbah,
dan bahan-bahan berbahaya serta beracun, yang akan memberikan value added
tersendiri bagi Kalbe.

2.2 Analisis MOST
Strategi dalam mengahdapi persaingan pasar, misi jangka panjang , serta taktik - taktik
yang efektif untuk mencapai misi perusahaan.
Mission :

“Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”.
Dengan berpedoman pada “meningkatkan kesehatan” kalbe selalu membuat trobosan
dalam mengembangkan produk kesehatan baik secara produksi, pemasaran, serta
inovasi produk agar dapat terus berkembang dan dapat diandalkan oleh konsumen luas.

Objektif :

Dengan menyasar segmentasi konsumen berbagai umur serta produk kesehatan yang
tidak hanya produk

obat – obatan, kalbe terdorong terus melakukan riset and

development, agar produk sesuai dengan permintaan pasar yang terus berkembang.
Strategi :

7

Berbagai strategi ditempuh Kalbe Farma untuk memperkokoh posisinya di percaturan
industri farmasi global. Salah satu terobosan pentingnya, menciptakan produk orisinal
dan inovatif.
Di industri farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. termasuk “macan” yang sangat
diperhitungkan dari sepak terjang perusahaan yang makin atraktif. Dari sisi inovasi,
berbagai produk obat bebas (on the counter/OTC), obat resep (ethical), dan produk
makanan kesehatan terus digenjot. Tahun lalu, perusahaan berhasil memasarkan 6
produk baru obat bebas, 10 produk baru obat resep, dan tiga produk baru makanan
kesehatan. Kalbe memfokuskan diri pada bisnis farmasi, makanan kesehatan, dan
kemasan untuk produk farmasi serta produk konsumen.

Taktik :
Untuk mencapai penjualan yang maksimal taktik yang digunakan oleh kalbe adalah
memilih negara tujuan ekspor terlebih dulu menyurvei pasar yang selain melibatkan
internal juga menunjuk pihak ketiga. Melalui survei ini, akan dilihat kecocokan produk
yang dimiliki Kalbe dengan tingkat kebutuhan di negara tujuan ekspor.
Semua produk yang diekspor merupakan produk dengan merek yang sudah eksis di
Indonesia, begitu pun dari sisi desain kemasan. Seperti di pasar domestik, pasar ekspor
pun grafiknya meningkat tiap tahun.
Vision:

“Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional
yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima”.
Visi perusahaan yang menargetkan bisa eksis sebagai pemain global, pada tahun 2000
Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional. Awalnya,
perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura,
kemudian melebar ke Afrika Selatan.
Melalui inovasi produk serta kemasan yang menarik membuat penjualan di luar negri
terus meningkat tiap tahunya.

8

2.3 Analisis SWOT
Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor
internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Kalbe Farma,
Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya peluang dan ancaman yang akan
dihadapi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis dengan para
kompetitor dalam industri farmasi di Indonesia. Selanjutnya, kita dapat merumuskan
strategi-strategi yang tepat dengan menggunakan diagram SWOT.

STRENGTHS

WEAKNESS

OPPORTUNITIE

-Dengan meningkatnya jumlah

-Melakukan outsourching

S

pendapatan dan kesejahteraan

terhadap tenaga kerja yang

masyarakat Indonesia yang akan

kurang diperlukan dalam

berdampak pada meningkatnya

perusahaan untuk menciptakan

tingkat kebutuhan/konsumsi obat

efisiensi.

per kapita, maka Kalbe
diharapkan untuk dapat
menciptakan produk-produk obat
baru yang lebih inovatif, yang
disesuaikan dengan
kebutuhan/konsumsi masyarakat
saat ini dengan harga yang relatif
terjangkau untuk menciptakan
layanan kesehatan secara
menyeluruh, serta menambah
pendapatan bagi Kalbe.
-Memproduksi lebih banyak lagi

-Mengingat bahwa hampir 40%
dari karyawan Kalbe berasal
dari mereka yang memiliki
jenjang pendidikan SMA bila
dibandingkan dengan S1, maka
perusahaan hendaknya
memberikan pelatihan atau
training yang memadai untuk
mencapai kinerja yang
maksimal dan agar kegiatan
produksi berjalan dengan
efektif, yang nantinya dapat
9

obat generik seiring dengan akan

memberikan keuntungan bagi

dikeluarkannya implementasi

Kalbe.

Sistem Jaminan Sosial Nasional
oleh pemerintah.

-Mengurangi beban operasional
perusahaan dan biaya

-Dari kegiatan riset dan

pemasaran/iklan yang

pengembangan yang ada,

berlebihan, mengingat bahwa

diharapkan agar Kalbe dapat

Kalbe telah memiliki brand

menciptakan produk obat baru

yang kuat di Indonesia. Iklan

yang disesuaikan dengan tren-tren memang perlu dilakukan
masalah kesehatan serius yang

terutama untuk peluncuran

saat ini sedang dialami oleh

produk baru perusahaan,

masyarakat seperti: HIV Aids,

namun jangan terlalu

dan lain sebagainya.

berlebihan.

-Kalbe diharapkan untuk terus

-Melakukan pembaharuan

melakukan kerja sama di bidang

dengan minuman energi bubuk

riset dan pengembangan dengan

yang disesuaikan dengan

perusahaan-perusahaan farmasi

permintaan pasar, dimana saat

kelas dunia untuk membantu

ini permintaan pasar lebih

mengatasi masalah kesehatan

mengacu kepada minuman

masyarakat di Indonesia.

isotonik. Hal ini terlihat dari
usaha Kalbe yang telah
menciptakan berbagai
varian/rasa yang berbeda dari
produk minuman isotoniknya
yaitu: Fatigon Hydro.

THREATS

-Menciptakan produk-produk

-Melakukan efisiensi pada

baru yang lebih unik dan inovatif

biaya operasional, biaya

daripada produk kompetitor,

pemasaran, biaya pemasok, dan

sehingga produk Kalbe tetap laku

lain-lain untuk menghindari

di pasaran. Contohnya: membuat

tingginya harga jual produk
10

produk Kalbe dengan

perusahaan yang akan

menggunakan bahan-bahan herbal berdampak pada tidak lakunya
yang saat ini lagi trend di

produk di pasaran. Hal ini

kalangan masyarakat dengan

dikarenakan kompetitor dapat

berbagai inovasi dan varian yang

saja memberikan harga produk

berbeda dari produk-produk

yang relatif lebih murah bila

berbahan herbal yang sebelumnya

dibandingkan dengan harga

pernah diproduksi oleh Kalbe

dari produk Kalbe. Oleh karena

seperti: Bintangin, Remufit,

itu, efisiensi sangat penting

JossFit, dan Mensana.

dalam mendukung kegiatan

-Membangun pabrik di daerah

usaha Kalbe.

yang memiliki tingkat penjualan
obat generik paling banyak, yang
nantinya diharapkan dapat
meringankan biaya distribusi
sehingga harga obat generik yang
dijual tidak terlalu mahal.
-Membuat kode khusus terhadap
produk-produk keluaran Kalbe
untuk menghindari obat palsu
yang mengatasnamakan PT.
Kalbe Farma, Tbk.

2.4 Analisis Laporan Keuangan
Analisis Rasio
Analisis rasio adalah suatu analisis yang dilakukan oleh para analis untuk menilai
perkembangan atas kinerja perusahaan dari tahun ke tahun yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Berikut adalah perbandingan rasio

11

keuangan antara PT. Kalbe Farma, Tbk dengan rasio rata-rata kompetitor yang pada
akhirnya dapat menggambarkan kinerja keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk secara
keseluruhan bila dibandingkan dengan para kompetitor. Perusahaan kompetitor yang
diambil sebagai objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang memiliki jumlah asset dan revenue yang setara dengan
PT. Kalbe Farma, Tbk yaitu: PT. Tempo Scan Pacific, Tbk, PT. Kimia Farma, Tbk, PT.
Darya Varia, Tbk, dan PT. Indofarma, Tbk. Kami menggunakan data lama yaitu pada
tahun 2010 untuk menganalisi data keungan.
Tabel 4 Perbandingan Rasio PT. Kalbe Farma, Tbk dengan Rasio Rata-Rata Kompetitor
Jenis Rasio

PT. Kalbe Farma, Tbk
2008
2009
2010

Rata-Rata Kompetitor
2008
2009
2010

Current Ratio
Acid Test Ratio
A/R Turnover
Day's Sales in

3,33 x
2,05 x
8,68 x
42,03

2,99 x
2,00 x
8,44 x
43,22

4,39 x
3,04 x
8,24 x
44,30

2,85 x
2,14 x
7,40 x
56,45

2,51 x
1,84 x
7,38 x
57,93

2,77 x
2,12 x
7,15 x

Receivable
Inventory

hari

hari

hari

hari

hari

62,31 hari

Turnover
Day's Sales in

2,69 x
135,88

2,89 x
126,34

3,25 x
112,24

4,68 x
82,07

4,55 x
81,33

4,76 x

Inventory
A/P Turnover
Day's Sales in

hari
12,85 x
28,40

hari
11,63 x
31,39

hari
10,44 x
34,97

hari
6,44 x
63,50

hari
6,98 x
61,91

80,82 hari
6,51 x

Payable
Cash

hari

hari

hari

hari

hari

64,17 hari

Conversion

149,52

138,17

121,56

75,02

77,35

Cycle
Rasio

hari

hari

hari

hari

hari

Debt Ratio
Debt to Equity

23,83%

26,09%

17,92%

36,55% 37,39% 35,42%

Ratio
Time Interest

37,52%

39,24%

23,45%

83,27% 68,99% 63,54%

Earned Ratio

21,63 x

26,52 x

84,46 x

36,81 x

Rasio
Likuiditas

78,96 hari

Solvabilitas

31,82 x

24,32 x
12

Rasio
Profitabilitas
Gross Profit
Margin
Net Profit

48,29%

49,65%

50,52%

38,22% 38,41% 39,73%

Margin
Operating

10,48%

11,55%

13,14%

5,91%

4,68%

6,78%

14,51%

17,23%

17,51%

7,94%

7,91%

9,06%

1,45 x
15,23%
20,17%
23,03%

1,49 x
17,23%
23,42%
26,67%

1,51 x
19,89%
26,57%
27,42%

1,41 x
6,91%
9,25%
10,33%

1,47 x
6,54%
9,06%
9,46%

1,51 x
9,58%
13,83%
14,39%

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

EPS
DPR

72,00
13,80%
Rp

97,00
12,89%
Rp

137,22
18,22%
Rp

36,52
39,12
Rp 59,17
46,88% 35,50% 26,32%
Rp
Rp

PER
Dividend Yield

5,52
2,50%

13,40
0,96%

23,68
0,77%

14,72
6,00%

Income Margin

Total Asset
Turnover
ROA
ROE
ROI
Rasio
Penilaian
Pasar

41,13
2,62%

Rp 13,37
1,93%

Perhitungan keuangan kalbe tahun 2013 – 2014
NO
1
2
3
4
5
6

Penelitian keuangan

2013

networking capital
current ratio
asset turnover
net profit margin
return on investment (roi )
gross profit margin

4.856.729.427.795
2,84
1,414
0,123
0,173
0.48

2014

5.513.248.680.906
3,114
1,397
0,122
0,17
0,45
13

7
8
9

operating profit margin
debt ratio
return on equity (roe )

0.16
0,25
0,23

0,16
0,21
0,22

Dari rasio-rasio di atas, terlihat bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki kinerja
keuangan yang lebih baik bila dibandingkan dengan rasio rata-rata kompetitor dari
tahun 2008-2010. Meskipun rasio Inventory Turnover dan Cash Conversion Cycle
Kalbe berada di bawah rasio rata-rata kompetitor, namun hal ini lebih disebabkan
karena jumlah penjualan Kalbe yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah
penjualan produk dari kompetitor sehingga Kalbe membutuhkan waktu yang lebih lama
dalam melakukan penjualan dalam rangka memperoleh arus kas dan lamanya waktu
yang diperlukan oleh Kalbe dalam pemulihan atas arus kas masuknya.
Sedangkan jika dilihat dari jumlah ROA, ROE, ROI, dan EPS, PT. Kalbe Farma,
Tbk memiliki tingkat pengembalian atas aset, ekuitas, investasi, dan keuntungan atas
per lembar saham yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor.
Namun, jumlah DPR dan Dividend Yield Kalbe berada di bawah rasio rata-rata
kompetitor. Hal ini disebabkan karena Kalbe ingin menyisihkan sebagian besar dari
jumlah laba yang diperoleh ke dalam saldo akun laba ditahan untuk perputaran usaha di
masa depan.

Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi dilakukan untuk menilai sejauh mana angka-angka akuntansi
yang dilaporkan oleh perusahaan dapat mencerminkan realitas ekonomi yang
sebenarnya, yang mana dalam penerapannya dilakukan dengan melihat perubahanperubahan yang terjadi pada metode/kebijakan perushaaan, yang berdampak terhadap
jumlah angka pada laporan keuangan perusahaan.

14

o Dari tahun 2008-2010, jumlah saham Kalbe yang beredar mengalami penurunan, yang
disebabkan karena Kalbe telah melakukan pembelian kembali saham yang beredar
(buyback stock) perusahaan sebanyak 2 kali, yang berdampak pada berkurangnya
jumlah ekuitas Kalbe.
o PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki tingkat antisipasi yang tinggi terhadap persediaan
usang, mengingat bahwa Kalbe bergerak dalam usaha farmasi dan bahan bakunya yang
mudah rusak, yang berpengaruh juga terhadap saldo akhir persediaan bersih Kalbe. Hal
ini terlihat dari jumlah persediaan Kalbe yang terus mengalami penurunan dari tahun
2008-2010, yang disebabkan karena Kalbe ingin berproduksi dengan meminimalkan
jumlah persediaannya. Selain itu, juga akibat adanya penyisihan atas penurunan nilai
persediaan usang perusahaan yang terpengaruh juga oleh adanya penghapusan (write
off) atas jumlah persediaan, yang berdampak pada saldo akhir bersih persediaan Kalbe
pada periode berjalan.
o Pada tahun 2008, Kalbe telah memanfaatkan kebijakan Sunset Policy untuk Pajak
Penghasilan Badan pada tahun 2001,2004, dan 2006 atas jumlah pajak kurang bayar
perusahaan sebesar Rp 629.639.600,00 yang mengakibatkan berkurangnya jumlah laba
Kalbe pada tahun tersebut. Dari analisis yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa pt
kalbe farma selaku pt farmasi telah berkembang selama 5 tahun terakhir.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

15

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari aspek
non-keuangan dan keuangan, PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki strategi bisnis dan kinerja
keuangan yang sangat baik, serta layak untuk dijadikan sebagai pilihan yang tepat bagi
para investor, kreditor, atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi terhadap perusahaan. Diharapkan agar PT. Kalbe Farma,
Tbk dapat terus meningkatkan kinerjanya baik dari aspek non-keuangan maupun
keuangan.

16