laporan administrasi penyuluhan perikana. docx

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi merupakan faktor yang penting dalam suatu organisasi.
Tanpa adanya administrasi suatu organisasi tidak akan dapat melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengertian Administrasi secara sempit
adalah kegiatan penyusunan keterangan-keterangan sescara sistematis dan
pencatatan-pencatatan secara tertulis semua keterangan yang diperlukan dengan
maksud memperoleh keterangan-keterangan dalam hubungan satu dengan yang
lain (Gani, 1983). Dan pengertian administrasi dalam arti luas yaitu Keseluruhan
proses pelaksanaan keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
administrasi Penyuluhan Perikanan adalah aplikasi ilmu administrasi dalam
kegiatan pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha-usaha penyuluhan
perikanan yang diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang.
Administrasi mempunyai beberapa fungsi pokok yaitu fungsi primer dan
fungsi sekunder. Fungsi primer meliputi Perencanaan, Pengorganisasian,
Pengarahan, Koordinasi, Pengendalian, dan Komunikasi. Dan fungsi sekunder
terdiri dari Tatausaha, Pendanaan, Personalia, Sumberdaya yang dimiliki,
Hubungan Masyarakat.
Fungsi fungsi diatas menjadi tolok ukur dalam berjalannya suatu
organisasi. Termasuk dalam penyuluhan perikanan. Dalam penyuluhan diperlukan

pula adanya manajemen. Manajemen tersebut berfungsi meningkatkan dan
mengembangkan suatu kinerja dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
perikanan. Karena pada dasarnya Dalam kegiatan penyuluhan pada hakekatnya
melibatkan banyak pihak, yang terbagi dalam kelompok-kelompok atau unit kerja yang
memiliki fungsi masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan
memerlukan suatu bentuk organisasi tertentu agar tujuan penyuluhan tersebut dapat
dicapai secara efektif.

Upaya pengembangan penyuluhan memerlukan pengaturan yang efektif.
Pengaturan yang efektif ini dapat dicapai melalui peran manajemen. Upaya

1

meningkatkan peran tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan: merencanakan,
mengorganisasikan,

menumbuhkan

motivasi


kerja,

dan

mengendalikan/mengawasi pelaksanaan penyuluhan.
Dalam pengembangan penyuluhan perikanan dibentuk kelompok tani
dalam hal ini aadalah kelompok budidaya perikanan dimana par pembudidaya
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri untuk memperoleh penghasilan.
Definisi dari kelompok tani sendiri adalah kumpulan petani/ peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
Salah satu tempat dalam pelaksanaan pengamatan administrasi yang
dilakukan oleh taruna tingkat dua Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan
Perikanan adalah di Balai Besar Air Tawar dan Kelompok Tani di Cijengkol,
Subang.

1.2 Tujuan
a. Mengidentifikasi administrasi pada kelompok perikanan.
b. Mengetahui kelembagaan dan pengetahuan tentang administrasi perikanan.


2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Dan Fungsi Admistrasi Penyuluhan
Struktur organisasi yang dikoordinasikan oleh manajemen adalah merupakan
kunci adanya administrasi yang efektif dan efisien. Orang-orang harus sesuai
dengan struktur organisasi dan bagan organisasi yang merupakan alat untuk
memonitor dan mengendalikan seluruh proses administrasi.
Organisasi harus disusun (distrukturkan) berdasarkan 4 (empat) kriteria: (a)
tujuan dari pelayanan; (b) proses-proses yang akan dipakai; (c) orang yang akan
bekerja; dan (d) peralatan yang akan digunakan. Kesatuan perintah atau kesatuan
arah. Secara esensial, hanya seorang atasan yang dapat memerintah bawahannya.
Apabila bawahan diperintah oleh banyak atasan akan menimbulkan kebingungan
dan konflik
Mereka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dalam organisasi
harus diberi wewenang untuk melaksanakannya. Berkaitan dengan tanggung
jawab, wewenang harus didelegasikan ke bawah secara hirarkis dan manajer
puncak (top manajer) mengkonsentrasikan diri dalam penentuan tujuan dan
kebijaksanaan umum yang harus diimplementasikanoleh para bawahan.

Diperlukan adanya rentang kendali (span of control) yang sempit. Hal ini
disebabkan oleh adanya keterbatasan seseorang untuk mengawasi sejumlah
bawahan. Perencanaan yang sistematik merupakan fungsi administrasi yang perlu
mendapat perhatian. Melalui perencanaan dapat menciptakan pandangan
organisasi ke masa depan.
2.2 Peran Manajemen Dalam Administrasi Penyuluhan
Manajemen menurut Dressel dalam Anonimous (2003) adalah proses
mengarah ke pencapaian tujuan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat
analitis, kualitatif dan pragmatis. Fungsi-fungsi manajemen sebagai:

(a)

pengambilan keputusan, (b) pemecahan masalah secara kreatif, (c) perumusan
tujuan dan skala prioritas, (d) realokasi sumber daya, (e) negosiasi, (f) mengatasi
konflik, (g) kepemimpinan yang dinamis, (h) diplomasi, (i) negarawan, dan (j)
hubungan luar.

3

Tujuan Manajemen: untuk meningkatkan efisiensi administrasi , walaupun

kadang-kadang

terjadi

sebaliknya.

Manajemen

merupakan

suatu

sarana

administrasi yang rasional dan netral dalam skala besar suatu organisasi.
2.3 Kelompok Tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani/ peternak/pekebun yang dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota. (Peraturan Menteri Pertanian , nomor :


273/Kpts/ OT.160/4/2007,

tanggal 13 April 2007, tentang Pembinaan Kelembagaan Petani).
Ciri-ciri kelompok tani antara lain:
1. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota,
2. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani,
3. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha,
jenis usaha, status ekonomi

maupun sosial, bahasa, pendidikan

dan

ekologi.
4. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama.
Kelompok tani pad masing masing kelompok mempunyai fungsi. Fungsi tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut
1. Kelas


Belajar,

wadah

belajar

mengajar

bagi

anggotanya

guna

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh
dan

berkembangnya


kemandirian

dalam

berusaha

tani

sehingga

produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan
yang lebih sejahtera.
2. Wahana Kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani
dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain.
sehingga usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan,

4

3. Unit Produksi, Usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus

dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mencapai skala ekonomi, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas.
2.4 Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi penyuluhan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh informasi yang
relevan tentang sejauhmana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat
dicapai dan menafsirkan informasi atau data yang diperoleh sehingga dapat ditarik suatau
kesimpulan yang kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan –
pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.

2.5 Prinsip-Prinsip Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi berdasarkan fakta
Fakta akan merupakan kebenaran yang obyektif manakala dikumpulkan dengan
benar, yaitu dengan cara mengumpulkan fakta secara ilmiah. Evaluasi penyuluhan adalah
suatu proses penggunaan metoda – metoda yang sah dan terpercaya, sehingga dapat
mengetahui sejauh mana program penyuluhan telah mencapai tujuan.Dan pertimbangan –
pertimbangan apa apa yang dapat disusun dalam upaya untuk memperbaiki program
tersebut dikemudian hari

Evaluasi Penyuluhan

adalah bagian integral dari proses pendidikan penyuluhan
Proses pendidikan penyuluhan yang efektif ditandai dengan adanya 5 unsur yang esensial,
yaitu:

1. Tujuan, adalah pernyataan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai
dengan usaha penyuluhan itu.
2. Rencana, rencana yang disusun untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
3. Pelaksanaan Rencana, kegiatan – kegiatan penyuluhan seperti yang telah
ditulis dalam rencana
4. Evaluasi, proses untuk menentukan sejauhmana tujuan – tujuan telah
dicapai
5. Rekonsiderasi secara periodik, dari setiap unsur tujuan, rencana,
pelaksanaan rencana, dan evaluasi perlu dilakukan.

5

2.6 Manfaat Evaluasi Penyuluhan
Hasil evaluasi penyuluhan akan dapat digunakan untuk menentukan sejauhmana
tujuan – tujuan penyuluhan pertanian tersebut dapat dicapai. Dalam artian sejauh mana

perubahan perilaku pembudidaya dalam melaksanakan budidaya yang lebih baik dan
berusaha dan menguntungkan yang kemudian untuk mewujudakan keluarganya yang
lebih baik sejahtera dan masyarakatnya yang lebih baik.

III. PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 18 Desember 2014

6

Tempat : a. Balai Besar Penelitian Air Tawar Cijengkol, Subang
b. Kelompok Perikanan Cijengkol, Subang
3.2 Metode Pengambilan Data
Data yang diambil dalam praktek kerja lapangan ini meliputi data primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.
Pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara pencatatan hasil observasi,
wawancara dan partisipasi aktif.
a. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
pengamatan secara langsung pada lapangan.
b.

Wawancara
Dalam wawancara responden mengemukakan informasinya secara lisan dalam

tatap muka. Pewawancara dan narasumber saling berinteraksi dan bertukar
informasi mengenai data atau objek yang akan dikaji.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Kegiatan penyuluhan di daerah Cijengkol Keabupaten Subang Jawa Barat
dapat dianalisis telah baik. Terbukti dengan adanya pembentukan pembentukan
kelompok tani yang bergerak di bidang perikanan. Penyuluhan perikanan ini
bergerak pada komoditas air tawar khususnya patin. Ikan patin menjadi domisili
pada daerah ini dikarenakan tanah dan kualitas air yang baik dan telah menjadi
sentra budidaya ikan patin.
Kegiatan penyuluhan dilakukan secara sistematis dan kontinuitas terbukti
dengan terbentuknya berbagai kelompok tani perikanan disekitar Cijengkol.
Umumnya kelompok tani perikanan bergerak dibidang pedederan 1 dan
pendederan 2. Hal tersebut dikarenakan para pembudidaya akan menjual benih
patin tersebut kepada balai ataupun para produsen ikan patin yang biasanya dating
sendiri di lokasi.
Metode penyuluhan dipergunakan di daerah Cijengkol ini, diantaranya adalah
pertemuan kelompok dimana waktu pertemuan disesuaikan dengan waktu kerja para
pembudidaya. Penetuan waktu pertemuan tidak ditentukan oleh penyuluhnya melainkan
pentuan waktu disesuaikan dengan waktu kosong yang dimiliki oleh pembudidaya. pada
pertemuan kelompok ini terjadi tukar pikiran dan diskusi masalah budidaya diantara
anggota kelompok dan bersama sama membahas permasalahan yang terjadi disekitar
mereka untuk menemukan pemechan masalah yang terbaik bagi sang budidaya.
Adapun metode lain dalam pembinaan kelompok – kelompok ini adalah dengan
Demplot atau sejenis demonstraasi kelompok. Pada dasarnya kegiatan ini dapat
mengembangkan kreativitas anggota kelompoknya apalagi anggota kelompok yang
tergolong awam atau baru, karena dengana Demplot ini di praktekan secara langsung di
Balai Besar penelitian Air Tawar, Cijengkol. Demplot dilakukan dengan cara melakukan
pelatihan secara langsung kepada pembudidaya dengan dua metode yaitu teori penalaran
dan praktek langsung. Demplot memberikan hasil yang positif karena balai telah
menyediakan benih untuk dilakukannya budidaya oleh para pembudidaya. Akan tetapi
pada saat permohonan ijin permintaan dana para pembudidaya kesulitan karena
pemerintah tidak menanggapi hal tersebut. Hanya saja balai yang menyediakan benih dan
untuk pakan, fasilitas pendederan para pembudidaya mengusahakannya secara swadaya.
Penyuluh yang melaksanakan kegiatan menyuluh akan mendapatkan penilaian dari
pihak atasan berupa angka kredit. Penilaian penyuluh yang bekerja pada wilayah kerja

8

Cijengkol didasarkan pada pengamatan, bukti kerja dan penilaian sasaranya yang
tentunya dinilai secara objektif oleh pegawai dinas yang bersangkutan dan anggota
kelompok. Penilaian tersebut dituangkan kedalam angka kredit yang memiliki bobot
tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penilaian dalam bentuk angka kredit ini
sangat diharapkan oleh penyuluh karena apabila angka kredit mereka baik maka kenaikan
jabatan mereka akan cepat dilaksanakan.
Pada kelompok perikanan yang kami temui yaitu Syafia Jaya, peran penyuluh yang
berpartisipasi dalam hal pengontrolan dianggap kurang. Karena penyuluh hanya datang
sekitar sebulan sekali untuk mengontrol kegiatan budidaya tanpa adanya masukan
ataupun evaluasi kegiatan yang telah dijalankan. Hal ini membuktikan bahwa penyuluh
perikanan setempat hanya melaksanakan tugas sebagai ajang formalitas untuk
mendapatkan kredit poin apabila dilihat dalam UU tentang peran penyuluh perikanan.
Disisi lain penyuluh perikanan kecamatan ini mempunyai andil yang sangat besar tentang
sosialisasi kaitannya dengan metode-metode dan bimbingan pembentukan kelompok.
Penyuluh perikanan PNS Kecamatan membimbing dalam pembentukan kelompok Syafia
Jaya ini dalam hal perumusan proposal bantuan, pembentukan kelompok dan memberi
wawasan budidaya dan manfaatnya yang dilaksanakan di rumah warga.
Berikut adalah hasil observasi mengenai administrasi kelompok tani perikanan
Syafia Jaya , kelompok ini merupakan usaha di bidang pendederan 1 dan pendederan 2
ikan patin ( Pangasius, sp) , di ketuai oleh bapak Mamat Rachmat beralamatkan di Dusun
Sengon Lio Desa Sukamandijaya Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang Jawa Barat.
Anggota yang ikut serta dalam usaha tersebut ada 12 orang, usaha ini sudah berdiri sejak
tahun 2008 kurang lebih sudah 8 tahun dengan di modali sendiri tanpa bantuan dari luar.
Usaha ini sering di kunjungi oleh para penyuluh perikanan untuk mengadakan
penyuluhan dan observasi. Juga telah mendapatkan bantuan berupa benih ikan patin dari
balai perikanan. Penyuluh perikanan PNS mengontrol budidaya ikan patin yang
dilakukan oleh kelompok ini.
Benihnya sendiri di dapatkan dari BPBAT Cijengkol, Subang Jawa Barat. Untuk
pakan dalam proses pendederan menggunakan artemia yang tidak di kultur dan cacing
sutra yang di dapat dari pembudidaya cacing sutera. Benih ikan patin yang telah
didederkan kemudian dijual kepada produsen yang datang langsung ke pembudidaya.
Untuk laba dan penghasilan dari penjualan disesuaikan oleh perlakuan. Sehingga masing
masing anggota mendapatkan penghasilan dari budidaya masing masing.

9

Fungsi kelompok dalam hal ini adalah ketika pembagian benih harus terdapat
kelompok. Selanjutnya untuk budidayanya diserahkan kepada masing masing
anggotanya. Sehingga penanganan dan penghasilannya untuk benih ikan patin berbeda
tergantung pada setiap perlakuan masing masing pembudidaya.
Berikut keanggotaan dari kelompok pembudidaya Syafia Jaya, Cijengkol, Kab.
Subang, Jawa Barat.
N

Nama

Jabatan

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1

Mamat Rachmat
Septiawan Siswoyo
Novan Eka Rusmiana
Faisal Arista Prayoga
Lani Jaelani
Zezen Jaini
Yogi MS
Sumarna
Kardani
Febriyana

Ketua
Bendahara
Sekertaris
Sie. Pemasaran
Sie. Teknik
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

0
1

Nawadi Iryana

Anggota

1
1

Agus Safari

Anggota

2

Berikut adalah pembagian kelompok beserta jenis usaha yang sedang
dikembangkan dan dijalankan pada kelompok perikanan Syafia Jaya. Masing masing
anggota memiliki lahan dan usaha sendiri.
Nama

Alamat

Jenis Usaha

Luas (m2)

Mamat Rachmat

Dsn. Margaluyu

Pendederan 1

100

2

Septiawan

Timur
Dsn. Margaluyu

dan 2
Pendederan 2

60

3

Siswoyo
Novan Eka

Timur
Dsn. Sengon Lio

Pendederan 2

80

4

Rusmiana
Faisal Arista

Dsn. Sengon Lio

Pendederan 2

80

5
6

Prayoga
Lani Jaelani
Zezen Jaini

Dsn. Sengon Lio
Dsn. Sengon Lio

Pendederan 2
Pendederan 2

70
80

No
1

10

7
8
9
1

Yogi MS
Sumarna
Kardani
Febriyana

Dsn. Sengon Lio
Dsn. Sengon Lio
Dsn. Sengon Lio
Dsn. Sengon Lio

Pendederan 2
Pendederan 2
Pendederan 2
Pendederan 2

90
90
90
70

0
1

Nawadi Iryana

Dsn. Sengon Lio

Pendederan 2

70

1
1

Agus Safari

Dsn. Sengon Lio

Pendederan 2

70

2

Perlu diketahui bahwa untuk mendirikan kelompok tani Syafia Jaya
merencanakan dana sebesar Rp. 56.100.000 untuk kebutuhan palaksanaan pembudidaya
seperti terpal, benih, pakan dan jaring. Dana tersebut dimaksudkan kepada pemerintah
melalui proposal permohonan bantuan. Akan tetapi dana tersebut tidak kunjung turun.
Sehingga banyak pembudidaya membangun dan merintis kelompok ini dengan cara
Syafia jaya. Dengan bermodalkan ilmu yang didapat dari demplot di balai mereka mampu
mengembangkan usaha budidaya tersebut.
Pada kelompok Syafia Jaya yang diketuai oleh bapak Rachamt Maman ini belum
mempunyai surat pengukuhan atau SK. Namun telah ada perantara memalui kepala desa
bahwa terbentuknya kelompok ini telah diakui semua warga dan telah berjalan lancar.
Untuk kelengkapan adaministrasinya hanya terdapat struktur organisasi, buku tamu dan
surat pengakuan domisili terbentuknya kelompok.
Sejauh ini kelompok Syafia Jaya masih dalam tahap pemula dengan kelompok
budidaya yang masih sedikit anggotanya dan belum bisa mendapatkan kredit kredit untuk
naik ke tahap madya. Kelompok Syafia Jaya bergerak pada pendederan 1 dan pendederan
2.

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Penyuluhan yang dilakukan di Cijengkol masih jauh dari yang
diharapkan oleh masyarakat terutama pembudidaya yang selalu
menantikan inovasi terbaru.

11

2. Kinerja penyuluh sudah bagus hanya saja kurang intensif sehingga
menimbulkan feedback yang lemah.
3. kegiatan Administrasi di daerah penyuluhan Cijengkol masih sangat
minim dan tidak diperdulikan oleh anggota kelompok tani, hal ini
dikarenakan kurang nya Sumber Daya Manusia yang memadai untuk
melakukan kegiatan tersebut.
4. Kegiatan kelompok masih tersendat dikarenakan minimnya bantuan
dana yang diberikan oleh pemerintah, padahal potensi yang terdapat
didaerah ini sangat baik

4.1 Saran
1. Pada anggota kelompok tani, perlu diberikan pengetahuan tentang tata
cara administrasi penyuluhan yang baik sehingga mereka dapat melihat
potensi dari kelompok mereka sendiri. Hal ini sangat perlu dilakukan
mengingat dengan adanya administrasi kita dapat mengevaluasi kegiatan
kelompok
2. pemerintah seharusnya memberikan fasilitas berupa bantuan modal
atupun alat secara intensif agar kegiatan kelompok dapat berjalan dengan
baik.
3. Penyuluh perikanan setempat seharusnya mampu menampung aspirasi
dan

memberikan

inovasi

kaitannya

dengan

kebutuhan

para

pembudidaya.
4. Perlu ditambahkan lagi mengenai koordinasi antar kelompok guna
sharing dan membahas perencanaan kelompok kedepannya agar lebih
terkontrol.
V. DOKUMENTASI

12

13

14

15

16

17

18