Praktikum mikrobiologi 6 id. docx
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah mikroorganisme yang berada dalam suatu
sampel atau bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis
bahan
itu
sendiri
dan
kondisi
lingkungannya.
Jumlah
mikroorganisme dalam suatu sampel dapat di hitung dengan
menggunakan
beberapa
metode
yaitu
analisa
secara
langsung yaitu dalam hal ini digunakan ruang hitung (couting
chamber). Perhitungan massa sel secara tidak langsung
sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama
proses fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan
yang difermentasikan dapat diamati dan diukur teliti. Adapun
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu metode MPN dan
ALT.
Dalam perhitungan mikroorganisme secara langsung,
jumlah sel mikroorganisme dapat dihitung jika medium
pertumbuhannya
Pertumbuhan
tidak
massa
sel
mengganggu
secara
tidak
pengukuran.
langsung
sering
digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses
fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukur dengan teliti.
B. Rumusan Masalah
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
2
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana
cara
mengetahui
tingkat
pertumbuhan
mikroorganisme terhadap suatu produk atau sediaan.
2. Bagaimana
cara
mengetahui
cara
perhitungan
kuantitatif dari suatu mikroorganisme.
C. Maksud Percobaan
Maksud dilakukannya pratikum ini adalah untuk
mengetahui dan memahami cara-cara perhitungan kuantitas
mikroorganisme suatu produk secara mikrobiologi.
D. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk
menentukan
kuantitas
mikroorganisme
pada
beberapa
produk farmasi yaitu roti boy, sirup marjan, susu dancow ®,
saus somay, obat kuat, dan pasta gigi.
E. Manfaat Praktikum
Sebagai sumber informasi jumlah mikroorganisme
yang terdapat pada produk farmasi dengan pengujian nilai
ALT bakteri, angka kapang, dan uji MPN sebagai dasar tingkat
keamanan produk tersebut untuk dikonsumsi.
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Kontaminasi bakteri patogen pada makanan dan
minuman dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
diantaranya typhoid, diare, keracunan makanan dan lain
sebagainya.
Penyakit-penyakit
ini
akan
lebih
mudah
menjangkiti orang yang mengalami penurunan daya tahan
tubuh karena faktor dari dalam (intrinsik) maupun dari luar
(ekstrinsik). Oleh karena itu, untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan
konsumen,
harus
dilakukan
pemeriksaan
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
4
laboratorium bakteriologik secara berkala (Mansauda dkk.,
2014).
Mikroorganisme
yang
paling
umum
digunakan
sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran dalam
air adalah E. Coli, serta bakteri dari kelompok koliform.
Bakteri dari jenis tersebut selalu terdapat didalam kotoran
manusia, sedangkan bakteri patogen tidak selalu ditemukan.
Mikroorganisme dari kelompok koliform secara keseluruhan
tidak umum hidup atau terdapat didalam air, sehingga
keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk
terjadinya
pencemaran
kotoran
dalam
arti
luas
(Purnawijiyanti, 2001).
Sekitar
separuh
dari
sampel
air
minum
juga
mengandung E.coli tetapi jumlah koloninya diperkirakan 10
kali lebih rendah dari pada dalam sampel makanan. Hasil
penelitian yang penting adalah kolerasi antara proporsi
sampel makanan anak yang terkontaminasi E.coli dan jumlah
kejadian penyakit diare setiap tahunnya berkaitan dengan
E.coli (Darmawan, 2000).
Menurut ketentuan WHO (World Health Organization)
dan APHA (American Public Health Association), kualitas air
ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri didalamnya.
terdapat beberapa jenis bakteri yang hidup di dalam air yaitu
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
5
bakteri Coliform dan E-Coli. Coliform merupakan bakteri fecal
yang berasal dari sisa hewan atau tumbuhan yang sudah
mati termasuk juga manusia, E-Coli adalah bakteri komensial
pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab
penyakit, namun apabila di dalam air tersebut terkontaminasi
oleh bakteri E-Coli yang bersifat fecal jika dikonsumsi terusmenerus dalam jangka panjang akan berdampak pada
timbulnya penyakit seperti radang usus, diare, infeksi pada
saluran kemih dan empedu (Utami, 2012).
Nomor yang paling mungkin metode (MPN) adalah
berguna,untuk menghitung jumlah mikroba. Tes ini adalah
metode untuk memperkirakan konsentrasi mikroorganisme
di sample menggunakan larutan broth dalam pengenceran
sepuluh
kali
lipat
dengan
sampel
yang
mengandung
partikulat material yang mengganggu metode pencacahan
plate count. Konsep dasar metode MPN mirip dengan
penentuan fraksi metode negatif OFD-nilai. Kaldu nutrisi akan
mendukung pertumbuhan organisme dan berubah keruh. Pola
dasar
pertumbuhan
tidak
ada
pertumbuhan
dapat
memberikan informasi karena merupakan refleksi ofsampling
kesalahan (Sutton, 2010).
Jumlah kemungkinan adalah teknik tidak langsung
yang memperkirakan jumlah bakteri dengan budidaya sampel
dan tumbuh mikroorganisme pada media kaya atau selektif
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
6
ini. Teknik ini didasarkan pada metode statistik dengan
menggunakan pengenceran serial sampel . Perkiraan populasi
yang berasal dari pola terjadinya atribut di pengenceran
serial dari Tabel MPN yang didasarkan pada pendekatan
matematika. Teknik MPN telah biasanya digambarkan pada
media padat menggunakan cawan Petri
atau pada media cair menggunakan tabung pengenceran
atau piring mikro (Ullate dkk., 2008).
Hasil perhitungan diatas dinyatakan
dalam
ALT
(Angka Lempeng Total) Hasil yang didapat sebagai angka
lempeng
total
harus
mengikuti
aturan-aturan
sebagai
berikut : (1)Angka yang ditulis hanya dua angka, yaitu angka
pertama di depan koma dan angka kedua di belakang koma.
Jika angka ketiga ≥ 5, maka dibulatkan menjadi satu angka
lebih tinggi dari angka kedua. (2) Apabila setelah pembulatan
tersebut menyebabkan perubahan pada angka pertama maka
angka tingkat pengenceran dinaikkan menjadi satu angka
lebih
tinggi
daripada
angka
sebelumnya.
Misalnya
1,95x103 diubah menjadi 2,0x 104 (3)Jika semua tingkat
pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni pada
semua cawan petri, maka hanya jumlah koloni bakteri pada
tingkat
pengenceran
dilaporkan
sebagai
pengenceran
tetapi
terendah
kurang
jumlah
yang
dari
3,0
yang
dihitung.
Hasilnya
dikalikan
sebenarnya
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
tibgkat
harus
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
7
dicantumkan dalam tanda kurung. (4) Jika semua tingkat
pengenceran menghasilkan jumlah lebih dari 300 koloni pada
semua cawan petri, maka hanya jumlah koloni bakteri pada
tingkat
pengenceran
tertinggi
yang
dihitung,
misalnya
dengan cara menghitung jumlah koloni pada seperempat
bagian cawan petri, kemudian hasilnya dikalikan 4. Hasil
perhitungan dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan
dengan tingkat pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus
dicantumkan dalam tanda kurung. (5) Jika terdapat 2 tingkat
pengenceran yang menghasilkan jumlah antara 30 dan 300
koloni dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah
dari kedua tingkat pengenceran terendah ≤ 2, maka harus
ditentukan
rerata
dari
memeperhitungkan
kedua
tingkat
nilai
tersebut
dengan
pengencerannya.
Jika
perbadingan anatara hasil tertinggi dan terendah > 2, maka
yang dilaporkan hanya hasil terkecil (Djide,2005).
B. Uraian Bahan
1. Pepton (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1191)
Nama resmi :pepton
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
8
Nama lain
:pepton
Pemerian
:serbuk, kuning kemerahan sampai coklat,
bau khas tidak busuk
Kelarutan
:larut dalam air, memberikan larutan
berwarna coklat kekuningan yang bereaksi
asam
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
:Sebagai sumber nitrogen
2. Natrium klorida (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal.
584)
Nama Resmi :natrii chloridum
Nama Lain
:natrium klorida
RM/BM
:NaCl / 58,44
Pemerian
:hablur putih, berbentuk kubus atau
berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin,
mantap diudara
Kelarutan
:sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:sebagai sampel
3. Aquadest (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1125)
Nama resmi
:aqua destillata
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
9
Nama lain
:air suling
RM / BM
:H2O / 18,02
Pemerian
:cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kegunaan
:sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut
medium
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
4. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 300)
Nama resmi
:Dextrosum
Sinonim
:glukosa, dekstrosa
RM / BM
:C6H12O6/180,16
Pemerian
:hablur tidak berwarna, serbuk halus atau
butiran putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan
:mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
etanol (95%)
Kegunaan
:sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk
mikroba jamur
Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik.
5. Etanol (Ditjen POM edisi III, 1979: Hal. 65)
Nama resmi
: Aethanolum
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
Sinonim
: Alkohol
RM / BM
: C2H6O/46,07
Pemerian
:
Cairan
tak
10
berwarna,
jernih,
mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa
panas.
Mudah
terbakar
dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan
: Sebagai antiseptik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala
api.
6. BTB (Brom Timol Blue)
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
Kelarutan
: BROM TIMOL BLUE
: Biru Bromtimol
: Serbuk kemerahan atau coklat
: Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam etanol (95%) p. Dalam larutan
Penyimpanan
Kegunaan
7. Tween 80
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
Kelarutan
alkali encer.
: Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai Indikator
: Polysorbatum 80
: Polisorbat 80, tween
:Cairan
kental,
transparan,
tidak
berwarna hampir tidak mempunyai rasa.
: Mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%)P dalam etil asetat P dan dalam
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
11
methanol P, sukar larut dalam parafin
cair P dan dalam biji kapas P.
: Sebagai emulgator fase air
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
Penyimpanan
C. Uraian Sampel
1. Susu Dancow Enriched
Produksi
: PT. Nestle Indonesia
Komposisi
: padatan susu (susu sapi, susu bubuk skim,
lemak susu), laktosa, 3 mineral, pengemulsi,
lesitin kedelai, premiks vitamin.
2. Pepsodent (pasta gigi)
Produksi
: PT. Unilever Indonesia Tbk.
Komposisi
: kalsium karbonat, air, sorbitol, silika hidrasi,
sulfat lauril sodium, sodium monofluorofosfat,
Gum selulosa, potassium sitrat, sodium silika,
sodium saccharin, DMDM hidansoin, Cl 77891.
Fluorida.
3. Sirup Marjan
Produksi
: PT. Lasellefood Indonesia
Komposisi : Gula Pasir, Air, Ektrak Kelapa, Ekstrak Pandan,
Perisa
Cocopandan,
Pengatur
Keasaman
Asam Sitrat, Pewarna (Ponceau 4R Cl 16255)
dan Tarttrazin (Cl 19140).
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
12
4. Roti Boy
Komposisi
: tepung, gula, telur, mentega, margarin, dan
perasa kopi.
5. Obat Kuat (Spartax)
Spartax Epimedium folium extrac 150 mg, Panax
Gingseng 50, mg, Butea Superba root extract powder 50
mg, L-Arginine 200 mg, ZnS047H20 21,99 mg, Zn 5 mg
dan Dicalcium phoshate 28,01 mg.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
a. Batang pengaduk
b. Botol gelap
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
13
c. Cawan petri
h. Sendok tanduk
d. Enkas
i. spoit
e. Erlenmeyer 250 ml
j. Spritus
f. Inkubator
k. Tabung reaksi
g. Pipet tetes
l. Timbangan analitik
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah :
a. Alkohol 70%
f. Nutrient agar
b. Aquadest
g. Nutrient broth
c. BTB
h. Obat kuat spartax®
d. Susu dancow®
i. Pasta gigi pepsodent®
e. Kapas
j. Potato dekstrose agar
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
14
k. Roti boy
m. Sirup Marjan®
l. Saus somay
n. Tween80
C. Cara Kerja
1. Penyiapan Sampel
Disiapkan sampel.
Di larutkan 1 ml di larutkan dalam 9 mL akuades.
Diambil 1 mL larutan sampel.
Dimasukkan 1 mL dalam botol pengenceran 10-2.
Diambil 1 mL dari botol pengenceran 10-2, masukkan
dalam botol pengenceran 10-3.
Untuk botol pengenceran 10-3, di buang sebanyak 1 ml
larutannya.
2. Pengujian ALT Bakteri
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
15
Dimasukkan medium sebanyak 15 ml ke dalam cawan
petri berdasarkan pengenceran masing – masing.
Diambil sampel sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
cawan petri masing – masing yang telah diberi etiket
berdasarkan
pengenceran
tersebut
kemudian
dihomogenkan dengan membentuk angka delapan.
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.
Diamati perubahan yang terjadi.
3. Pengujian ALT kapang
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
Diambil 3 cawan petri yang steril dan diberi etiket
masing-
masing label 10-1, 10-2, dan 10-3.
Dari botol pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3, masing-masing
cawan
petri
diisi
1
ml
sampel
berdasarkan
label
pengencerannya.
Ditambahkan 10 ml medium NA dalam cawan petri
kemudian dihomogenkan, dibiarkan memadat kemudian
diinkubasi selama 3 x 24 jam.
Diamati jumlah koloni yang tumbuh dan dihitung nilai
ALT-nya.
4. Pengujian MPN
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
16
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
Dibuat 3 seri yaitu seri A, B, C. Tiap seri di buat 3 tabung
reaksi yang berisi 10 ml medium LB (Laktosa Broth)
dengan tabung durham terbalik. Seri A pengenceran 10 -1,
seri B pengenceran 10-2, dan seri C pengenceran 10-3.
Diambil 1 ml larutan sampel dengan pengenceran 10 -1
untuk seri A kemudian dimasukkan pada masing-masing
tabung reaksi kemudian dihomogenkan
Dilakukan hal yang sama untuk seri B dan seri C.
Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam.
Diamati perubahan warna medium yang terjadi dari hijau
menjadi kuning dan timbulnya gelembung gas dalam
tabung durham .
Dihitung nilai MPN nya.
BAB IV
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
17
HASIL PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar Pengamatan
a. Uji ALT
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
10-1
10-2
10-3 (NA)
MEDIUM : Nutrient Agar
SAMPEL :pepsodent
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
18
10-2
10-1
10-3
MEDIUM : Nutrient Agar (NA)
SAMPEL : Obat Kuat
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
10-1
19
10-2
10-3
MEDIUM : Nutrient Agar (NA)
SAMPEL : sirup
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERS ITAS HALU OLEO
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
20
10-5
10-4
10-6
MEDIA : Nutrient Agar (NA)
SAMPEL : roti
a. Gambar pengamatan Uji MPN
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
21
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALO OLEO
Keterangan:
1. Kapas
2. Tabung
reaksi
3. Gas yang
terbentuk
4. Medium LB
5. Tabung
durham
Medium : Lactosa Broth
Sampel : Sirup
B. TABEL HASIL PENGAMATAN
1) Tabel hasil pengamatan uji MPN
a. Dancow
Replikasi
Pengenceran
Total MPN
10-1
10-2
10-3
1
+
-
-
2
-
-
-
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
22
3
-
-
-
Jumlah
1
0
0
4
b. Roti boy
Replikasi
Pengenceran
Total MPN
10-1
10-2
10-3
1
+
+
+
2
+
+
-
3
-
-
-
jumlah
2
2
1
28
c. Siomay
Replikasi
Pengenceran
Total MPN
10-1
10-2
10-3
1
+
+
+
2
+
+
-
3
-
-
-
jumlah
2
2
1
28
d. Obat kuat
Replikasi
Pengenceran
10-1
10-2
Total MPN
10-3
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
23
1
+
+
+
2
+
-
-
3
-
-
-
Jumlah
2
1
1
20
2) Tabel hasil uji ALT
a. Tabel sampel sirup
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
20
48
28
b. Tabel sampel Obat Kuat
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
25
32
20
c. Tabel uji sampel Pepsoden
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
26
21
41
d. Tabel uji sampel Roti
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
23
24
141
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
C. Pembahasan
Perhitungan
24
mikroorganisme
dilakukan
untuk
mengetahui jumlah koloni mikroorganisme tersebut dapat
berkembang dalam jangka waktu tertentu dan dengan
perlakuan tertentu, serta mengetahui kecepatan perkembang
biakannya.
Perhitungan
kuantitas
mikroorganisme
dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan
ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sel dalam bakteri
massa sel dan kapang.
Perhitungan mikroorganisme dapat dilakukan dengan
dua cara yaiu metode MPN dan metode SPC di mana metode
SPC ini meliputi ALT bakteri. Pada percobaan perhitungan
kuantitas mikroorganisme dilakukan sebuah pengenceran.
Pengenceran
dilakukan
untuk
memberikan
perbedaan
kosentrasi awal mikroorganisme pada tiap medium untuk
memberikan variasi pertumbuhan nantinya, dimana terdapat
variasi dari kosentrasi yang tinggi hingga kosentrasi yang
rendah.
Metode MPN merupakan metode untuk menguji ada
tidaknya bakteri koliform dalam sampel tersebut. Bakteri
coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri
indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya,
sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
25
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform
fecal menjadi
indikator
pencemaran
dikarenakan
jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik
lain. Hasil positif maka akan terjadi perubahan warna dari
hijau menjadi kuning dan di dalam tabung durham terdapat
gas ditandai dengan naiknya tabung durham yang disertai
dengan adanya gelembung udara. Bakteri bersifat merombak
karbohidrat melalui proses fermentasi yang menghasilkan
karbondioksida dan senyawa akohol yang bersifat asam
sehingga warna medium berubah menjadi kuning.
Syarat untuk menghitung koloni pada cawan adalah
cawan yang dipilih dapat dihitung adalah yang mengandung
jumlah koloni antara 30 – 300 untuk bakteri dan 10-150 untuk
jamur
beberapa
koloni
yang
bergabung
menjadi
satu
merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah
koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, suatu
deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni.
Pada pengujian ALT, sampel dimasukkan kedalam
cawan petri yang sudah terdapat medium PDA, Potato
Dextrose
agar
mengandung
merupakan
agar
yang
medium
memadatkan
padat
medium
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
karena
serta
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
26
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.
Setelah itu diinkubasi selama 3-5 hari, tujuan diinkubasi
selama 3-5 hari karena waktu tersebut adalah waktu dimana
jamur tumbuh.
Berbeda
dengan
metode
agar
cawan
yang
menggunakan medium agar, dalam metode MPN digunakan
metode cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan
yang
dilakukan
statistik.
Pada
merupakan
umumnya
tahap
pendekatan
untuk
setiap
secara
pengenceran
digunakan 3 atau 5 seri tabung. Semakin banyak tabung
reaksi yang digunakan akan menunjukkan ketelitian yang
semakin tinggi. Pengenceran harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair
yang
diinokulasikan
dengan
larutan
hasil
pengenceran
tersebut mengandung satu sel mikroba, sedangkan tabung
lainnya tidak mengandung sel. Setelah diinkubasi, diharapkan
pada
beberapa
sedangkan
tanbung
tabung
terjadi
lainnya
tidak
pertumbuhan
terjadi
(positif),
pertumbuhan
(negatif).
Media yang digunakan adalah LB (Lactose Broth), baik
itu LBDS dan LBSS yang diberi indikator perubahan pH yaitu
NR (Neutral
Red)
dan
dimasukkan tabung
durham.
penambahan LB bertujuan karena LB banyak mengandung
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
27
gula yang berguna untuk pertumbuhan mikroba, kemudian
diinkubasi.
Tabung durham yang dipakai diletakkan pada posisis
terbalik, sebagai indikator untuk jasad renik pembentuk gas.
Perlu diperhatikan ketika menyuntikkan media pada tabung
durham tidak boleh terbentuk gas karena akan mengganggu
hasil pengamatan.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan
mengamati
timbulnya
kekeruhan, perubahan
warna, atau
terbentuknya gas di dalam tabung durham. Namun, bila
dalam suatu tabung hanya terjadi kekeruhan atau perubahan
warna tanpa
adanya
gelembung
gas,
tabung
tersebut
dinyatakan negatif. Gelembung udara yang dihasilkan pada
tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi
mikroorganisme.Kekeruhan dan
perubahan
warna yang
terdapat pada tabung reaksi juga disebabkan karena adanya
aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi
pada setiaptabung reaksi tersebut berbeda-beda, ada yang
mengalami kekeruhan
dan ada
juga yang
pada
bagian
mengalami
permukaannya
saja
kekeruhan secara merata.
Tetapi untuk pengamatan yang lebih akurat, tabung reaksi
dinyatakan positif bila terdapat gelembung udara pada
tabung durhamnya saja karena kekeruhan atau perubahan
warna yang terjadi bisa saja disebabkan oleh efek sampel
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
yang
digunakan,
ketidaksterilan
28
pelaksanaan
praktikum
sehingga sampel terkontaminasi ataupun karena proses
pemanasan dalam autoklaf.
Metode MPN ini
menghitung
jumlah
mendeteksi
adanya
umumnya
bakteri
bakteri
pada
air
koliform
digunakan
khususnya
yang
untuk
untuk
merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya
yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk
spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang
dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37ºC
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Darmawan, 2000, Penyakit Bawaan Makanan, Penerbit Buku
Kedokteran:Jakarta.
Mansauda, K.L., Fatimawali, Kojong, Novel, 2014, analisis
cemaran bakteri coliform pada saus tomat Jajanan bakso
tusuk yang beredar di manado, Jurnal Ilmiah Farmasi –
UNSRAT Vol. 3 No. 2.
Purnawidjayanti, H.A, 2001, Sanitasi Higine dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan Makan, Karnisus:Jakarta.
Sutton, Schot, 2010, The Most Probable Number Method and Its
Uses in Enumeration, Qualification, and Validation,
Microbiology Topics, Vol. 16, N0. 3.
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
29
Ullate, E.G., bayon, J.R., Castro, 2008, Efficiency of MPN method
to indicate hydrocarbon biodegradation processes within
permeable pavements, International Conference on Urban
Drainage, Edinburgh, Scotland, UK.
Utami, N.S., Muryani, Chatarina, Endarto, Danang, 2012, kaitan
pencemaran bakteri coliform dan e-coli Pada air sumur
penduduk dengan kepadatan Permukiman di kecamatan
jebres kota Surakarta, Vol. 1, No. 1.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
akuades 9 ml
sampel 1 ml
10-0l
10-1
10-2
10-3
ALT
Bakteri
Media NA
ALT
Kapang
Media PDA
10-1
10-2
10-3
Uji MPN
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
B. Komposisi Media
a) Medium LB (Lactosa Broth)
Potato dari gelatin
5,0
Ekstrak Daging
3,0
Lactosa
5,0
Air
1000 mL
b) Medium NA (Natrium Agar)
Peptone
5,0
Ekstrak beef
3,0
Agar
15
Aquadest
1000 mL
c) Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
EKstrak Kentang
4,0 dari 200 g kentang
D-Glukosa
20
Agar
15
Pembuatan: Larutkan 39 g/L, autoklaf.
3) Perhitungan
1. Uji ALT
ALT = V. N.
1
FP
a. Tabel sampel sirup
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
20
48
28
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-2 yaitu:
ALT
= 15 ml . 48 .
= 7,2 x 104
1
10−2
b. Tabel sampel Obat Kuat
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
25
32
20
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-2 yaitu:
ALT
= 15 ml . 32 .
1
10−2
= 4,8 x 104
c. Tabel uji sampel Pepsodent
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
26
21
41
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-3 yaitu:
ALT = 15 ml . 41 .
= 6,1 x 105
1
10−3
d. Tabel uji sampel Roti
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
23
24
141
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-3 yaitu:
ALT = 15 ml . 141 .
= 2,1 x 106
2. Uji MPN
MPN = Nilai MPN x
1
fptengah
a. Sampel dancow
MPN = 4 x
1
10−2
= 4,0 x 102
b. Sampel Roti Boy
MPN = 28 x
1
10−2
= 2,8 x 103
c. Sampel siomay
MPN = 28 x
1
10−2
1
−3
10
= 2,8 x 103
d. Sampel obat kuat
MPN = 20 x
1
10−2
= 2,0 x 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah mikroorganisme yang berada dalam suatu
sampel atau bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis
bahan
itu
sendiri
dan
kondisi
lingkungannya.
Jumlah
mikroorganisme dalam suatu sampel dapat di hitung dengan
menggunakan
beberapa
metode
yaitu
analisa
secara
langsung yaitu dalam hal ini digunakan ruang hitung (couting
chamber). Perhitungan massa sel secara tidak langsung
sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama
proses fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan
yang difermentasikan dapat diamati dan diukur teliti. Adapun
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu metode MPN dan
ALT.
Dalam perhitungan mikroorganisme secara langsung,
jumlah sel mikroorganisme dapat dihitung jika medium
pertumbuhannya
Pertumbuhan
tidak
massa
sel
mengganggu
secara
tidak
pengukuran.
langsung
sering
digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses
fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukur dengan teliti.
B. Rumusan Masalah
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
2
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana
cara
mengetahui
tingkat
pertumbuhan
mikroorganisme terhadap suatu produk atau sediaan.
2. Bagaimana
cara
mengetahui
cara
perhitungan
kuantitatif dari suatu mikroorganisme.
C. Maksud Percobaan
Maksud dilakukannya pratikum ini adalah untuk
mengetahui dan memahami cara-cara perhitungan kuantitas
mikroorganisme suatu produk secara mikrobiologi.
D. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk
menentukan
kuantitas
mikroorganisme
pada
beberapa
produk farmasi yaitu roti boy, sirup marjan, susu dancow ®,
saus somay, obat kuat, dan pasta gigi.
E. Manfaat Praktikum
Sebagai sumber informasi jumlah mikroorganisme
yang terdapat pada produk farmasi dengan pengujian nilai
ALT bakteri, angka kapang, dan uji MPN sebagai dasar tingkat
keamanan produk tersebut untuk dikonsumsi.
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Kontaminasi bakteri patogen pada makanan dan
minuman dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
diantaranya typhoid, diare, keracunan makanan dan lain
sebagainya.
Penyakit-penyakit
ini
akan
lebih
mudah
menjangkiti orang yang mengalami penurunan daya tahan
tubuh karena faktor dari dalam (intrinsik) maupun dari luar
(ekstrinsik). Oleh karena itu, untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan
konsumen,
harus
dilakukan
pemeriksaan
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
4
laboratorium bakteriologik secara berkala (Mansauda dkk.,
2014).
Mikroorganisme
yang
paling
umum
digunakan
sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran dalam
air adalah E. Coli, serta bakteri dari kelompok koliform.
Bakteri dari jenis tersebut selalu terdapat didalam kotoran
manusia, sedangkan bakteri patogen tidak selalu ditemukan.
Mikroorganisme dari kelompok koliform secara keseluruhan
tidak umum hidup atau terdapat didalam air, sehingga
keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk
terjadinya
pencemaran
kotoran
dalam
arti
luas
(Purnawijiyanti, 2001).
Sekitar
separuh
dari
sampel
air
minum
juga
mengandung E.coli tetapi jumlah koloninya diperkirakan 10
kali lebih rendah dari pada dalam sampel makanan. Hasil
penelitian yang penting adalah kolerasi antara proporsi
sampel makanan anak yang terkontaminasi E.coli dan jumlah
kejadian penyakit diare setiap tahunnya berkaitan dengan
E.coli (Darmawan, 2000).
Menurut ketentuan WHO (World Health Organization)
dan APHA (American Public Health Association), kualitas air
ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri didalamnya.
terdapat beberapa jenis bakteri yang hidup di dalam air yaitu
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
5
bakteri Coliform dan E-Coli. Coliform merupakan bakteri fecal
yang berasal dari sisa hewan atau tumbuhan yang sudah
mati termasuk juga manusia, E-Coli adalah bakteri komensial
pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab
penyakit, namun apabila di dalam air tersebut terkontaminasi
oleh bakteri E-Coli yang bersifat fecal jika dikonsumsi terusmenerus dalam jangka panjang akan berdampak pada
timbulnya penyakit seperti radang usus, diare, infeksi pada
saluran kemih dan empedu (Utami, 2012).
Nomor yang paling mungkin metode (MPN) adalah
berguna,untuk menghitung jumlah mikroba. Tes ini adalah
metode untuk memperkirakan konsentrasi mikroorganisme
di sample menggunakan larutan broth dalam pengenceran
sepuluh
kali
lipat
dengan
sampel
yang
mengandung
partikulat material yang mengganggu metode pencacahan
plate count. Konsep dasar metode MPN mirip dengan
penentuan fraksi metode negatif OFD-nilai. Kaldu nutrisi akan
mendukung pertumbuhan organisme dan berubah keruh. Pola
dasar
pertumbuhan
tidak
ada
pertumbuhan
dapat
memberikan informasi karena merupakan refleksi ofsampling
kesalahan (Sutton, 2010).
Jumlah kemungkinan adalah teknik tidak langsung
yang memperkirakan jumlah bakteri dengan budidaya sampel
dan tumbuh mikroorganisme pada media kaya atau selektif
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
6
ini. Teknik ini didasarkan pada metode statistik dengan
menggunakan pengenceran serial sampel . Perkiraan populasi
yang berasal dari pola terjadinya atribut di pengenceran
serial dari Tabel MPN yang didasarkan pada pendekatan
matematika. Teknik MPN telah biasanya digambarkan pada
media padat menggunakan cawan Petri
atau pada media cair menggunakan tabung pengenceran
atau piring mikro (Ullate dkk., 2008).
Hasil perhitungan diatas dinyatakan
dalam
ALT
(Angka Lempeng Total) Hasil yang didapat sebagai angka
lempeng
total
harus
mengikuti
aturan-aturan
sebagai
berikut : (1)Angka yang ditulis hanya dua angka, yaitu angka
pertama di depan koma dan angka kedua di belakang koma.
Jika angka ketiga ≥ 5, maka dibulatkan menjadi satu angka
lebih tinggi dari angka kedua. (2) Apabila setelah pembulatan
tersebut menyebabkan perubahan pada angka pertama maka
angka tingkat pengenceran dinaikkan menjadi satu angka
lebih
tinggi
daripada
angka
sebelumnya.
Misalnya
1,95x103 diubah menjadi 2,0x 104 (3)Jika semua tingkat
pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni pada
semua cawan petri, maka hanya jumlah koloni bakteri pada
tingkat
pengenceran
dilaporkan
sebagai
pengenceran
tetapi
terendah
kurang
jumlah
yang
dari
3,0
yang
dihitung.
Hasilnya
dikalikan
sebenarnya
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
tibgkat
harus
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
7
dicantumkan dalam tanda kurung. (4) Jika semua tingkat
pengenceran menghasilkan jumlah lebih dari 300 koloni pada
semua cawan petri, maka hanya jumlah koloni bakteri pada
tingkat
pengenceran
tertinggi
yang
dihitung,
misalnya
dengan cara menghitung jumlah koloni pada seperempat
bagian cawan petri, kemudian hasilnya dikalikan 4. Hasil
perhitungan dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan
dengan tingkat pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus
dicantumkan dalam tanda kurung. (5) Jika terdapat 2 tingkat
pengenceran yang menghasilkan jumlah antara 30 dan 300
koloni dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah
dari kedua tingkat pengenceran terendah ≤ 2, maka harus
ditentukan
rerata
dari
memeperhitungkan
kedua
tingkat
nilai
tersebut
dengan
pengencerannya.
Jika
perbadingan anatara hasil tertinggi dan terendah > 2, maka
yang dilaporkan hanya hasil terkecil (Djide,2005).
B. Uraian Bahan
1. Pepton (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1191)
Nama resmi :pepton
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
8
Nama lain
:pepton
Pemerian
:serbuk, kuning kemerahan sampai coklat,
bau khas tidak busuk
Kelarutan
:larut dalam air, memberikan larutan
berwarna coklat kekuningan yang bereaksi
asam
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
:Sebagai sumber nitrogen
2. Natrium klorida (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal.
584)
Nama Resmi :natrii chloridum
Nama Lain
:natrium klorida
RM/BM
:NaCl / 58,44
Pemerian
:hablur putih, berbentuk kubus atau
berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin,
mantap diudara
Kelarutan
:sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:sebagai sampel
3. Aquadest (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1125)
Nama resmi
:aqua destillata
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
9
Nama lain
:air suling
RM / BM
:H2O / 18,02
Pemerian
:cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kegunaan
:sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut
medium
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
4. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 300)
Nama resmi
:Dextrosum
Sinonim
:glukosa, dekstrosa
RM / BM
:C6H12O6/180,16
Pemerian
:hablur tidak berwarna, serbuk halus atau
butiran putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan
:mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
etanol (95%)
Kegunaan
:sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk
mikroba jamur
Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik.
5. Etanol (Ditjen POM edisi III, 1979: Hal. 65)
Nama resmi
: Aethanolum
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
Sinonim
: Alkohol
RM / BM
: C2H6O/46,07
Pemerian
:
Cairan
tak
10
berwarna,
jernih,
mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa
panas.
Mudah
terbakar
dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan
: Sebagai antiseptik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala
api.
6. BTB (Brom Timol Blue)
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
Kelarutan
: BROM TIMOL BLUE
: Biru Bromtimol
: Serbuk kemerahan atau coklat
: Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam etanol (95%) p. Dalam larutan
Penyimpanan
Kegunaan
7. Tween 80
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
Kelarutan
alkali encer.
: Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai Indikator
: Polysorbatum 80
: Polisorbat 80, tween
:Cairan
kental,
transparan,
tidak
berwarna hampir tidak mempunyai rasa.
: Mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%)P dalam etil asetat P dan dalam
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
11
methanol P, sukar larut dalam parafin
cair P dan dalam biji kapas P.
: Sebagai emulgator fase air
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
Penyimpanan
C. Uraian Sampel
1. Susu Dancow Enriched
Produksi
: PT. Nestle Indonesia
Komposisi
: padatan susu (susu sapi, susu bubuk skim,
lemak susu), laktosa, 3 mineral, pengemulsi,
lesitin kedelai, premiks vitamin.
2. Pepsodent (pasta gigi)
Produksi
: PT. Unilever Indonesia Tbk.
Komposisi
: kalsium karbonat, air, sorbitol, silika hidrasi,
sulfat lauril sodium, sodium monofluorofosfat,
Gum selulosa, potassium sitrat, sodium silika,
sodium saccharin, DMDM hidansoin, Cl 77891.
Fluorida.
3. Sirup Marjan
Produksi
: PT. Lasellefood Indonesia
Komposisi : Gula Pasir, Air, Ektrak Kelapa, Ekstrak Pandan,
Perisa
Cocopandan,
Pengatur
Keasaman
Asam Sitrat, Pewarna (Ponceau 4R Cl 16255)
dan Tarttrazin (Cl 19140).
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
12
4. Roti Boy
Komposisi
: tepung, gula, telur, mentega, margarin, dan
perasa kopi.
5. Obat Kuat (Spartax)
Spartax Epimedium folium extrac 150 mg, Panax
Gingseng 50, mg, Butea Superba root extract powder 50
mg, L-Arginine 200 mg, ZnS047H20 21,99 mg, Zn 5 mg
dan Dicalcium phoshate 28,01 mg.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
a. Batang pengaduk
b. Botol gelap
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
13
c. Cawan petri
h. Sendok tanduk
d. Enkas
i. spoit
e. Erlenmeyer 250 ml
j. Spritus
f. Inkubator
k. Tabung reaksi
g. Pipet tetes
l. Timbangan analitik
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah :
a. Alkohol 70%
f. Nutrient agar
b. Aquadest
g. Nutrient broth
c. BTB
h. Obat kuat spartax®
d. Susu dancow®
i. Pasta gigi pepsodent®
e. Kapas
j. Potato dekstrose agar
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
14
k. Roti boy
m. Sirup Marjan®
l. Saus somay
n. Tween80
C. Cara Kerja
1. Penyiapan Sampel
Disiapkan sampel.
Di larutkan 1 ml di larutkan dalam 9 mL akuades.
Diambil 1 mL larutan sampel.
Dimasukkan 1 mL dalam botol pengenceran 10-2.
Diambil 1 mL dari botol pengenceran 10-2, masukkan
dalam botol pengenceran 10-3.
Untuk botol pengenceran 10-3, di buang sebanyak 1 ml
larutannya.
2. Pengujian ALT Bakteri
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
15
Dimasukkan medium sebanyak 15 ml ke dalam cawan
petri berdasarkan pengenceran masing – masing.
Diambil sampel sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
cawan petri masing – masing yang telah diberi etiket
berdasarkan
pengenceran
tersebut
kemudian
dihomogenkan dengan membentuk angka delapan.
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.
Diamati perubahan yang terjadi.
3. Pengujian ALT kapang
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
Diambil 3 cawan petri yang steril dan diberi etiket
masing-
masing label 10-1, 10-2, dan 10-3.
Dari botol pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3, masing-masing
cawan
petri
diisi
1
ml
sampel
berdasarkan
label
pengencerannya.
Ditambahkan 10 ml medium NA dalam cawan petri
kemudian dihomogenkan, dibiarkan memadat kemudian
diinkubasi selama 3 x 24 jam.
Diamati jumlah koloni yang tumbuh dan dihitung nilai
ALT-nya.
4. Pengujian MPN
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
16
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
Dibuat 3 seri yaitu seri A, B, C. Tiap seri di buat 3 tabung
reaksi yang berisi 10 ml medium LB (Laktosa Broth)
dengan tabung durham terbalik. Seri A pengenceran 10 -1,
seri B pengenceran 10-2, dan seri C pengenceran 10-3.
Diambil 1 ml larutan sampel dengan pengenceran 10 -1
untuk seri A kemudian dimasukkan pada masing-masing
tabung reaksi kemudian dihomogenkan
Dilakukan hal yang sama untuk seri B dan seri C.
Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam.
Diamati perubahan warna medium yang terjadi dari hijau
menjadi kuning dan timbulnya gelembung gas dalam
tabung durham .
Dihitung nilai MPN nya.
BAB IV
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
17
HASIL PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar Pengamatan
a. Uji ALT
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
10-1
10-2
10-3 (NA)
MEDIUM : Nutrient Agar
SAMPEL :pepsodent
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
18
10-2
10-1
10-3
MEDIUM : Nutrient Agar (NA)
SAMPEL : Obat Kuat
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
10-1
19
10-2
10-3
MEDIUM : Nutrient Agar (NA)
SAMPEL : sirup
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERS ITAS HALU OLEO
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
20
10-5
10-4
10-6
MEDIA : Nutrient Agar (NA)
SAMPEL : roti
a. Gambar pengamatan Uji MPN
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
21
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALO OLEO
Keterangan:
1. Kapas
2. Tabung
reaksi
3. Gas yang
terbentuk
4. Medium LB
5. Tabung
durham
Medium : Lactosa Broth
Sampel : Sirup
B. TABEL HASIL PENGAMATAN
1) Tabel hasil pengamatan uji MPN
a. Dancow
Replikasi
Pengenceran
Total MPN
10-1
10-2
10-3
1
+
-
-
2
-
-
-
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
22
3
-
-
-
Jumlah
1
0
0
4
b. Roti boy
Replikasi
Pengenceran
Total MPN
10-1
10-2
10-3
1
+
+
+
2
+
+
-
3
-
-
-
jumlah
2
2
1
28
c. Siomay
Replikasi
Pengenceran
Total MPN
10-1
10-2
10-3
1
+
+
+
2
+
+
-
3
-
-
-
jumlah
2
2
1
28
d. Obat kuat
Replikasi
Pengenceran
10-1
10-2
Total MPN
10-3
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
23
1
+
+
+
2
+
-
-
3
-
-
-
Jumlah
2
1
1
20
2) Tabel hasil uji ALT
a. Tabel sampel sirup
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
20
48
28
b. Tabel sampel Obat Kuat
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
25
32
20
c. Tabel uji sampel Pepsoden
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
26
21
41
d. Tabel uji sampel Roti
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
23
24
141
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
C. Pembahasan
Perhitungan
24
mikroorganisme
dilakukan
untuk
mengetahui jumlah koloni mikroorganisme tersebut dapat
berkembang dalam jangka waktu tertentu dan dengan
perlakuan tertentu, serta mengetahui kecepatan perkembang
biakannya.
Perhitungan
kuantitas
mikroorganisme
dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan
ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sel dalam bakteri
massa sel dan kapang.
Perhitungan mikroorganisme dapat dilakukan dengan
dua cara yaiu metode MPN dan metode SPC di mana metode
SPC ini meliputi ALT bakteri. Pada percobaan perhitungan
kuantitas mikroorganisme dilakukan sebuah pengenceran.
Pengenceran
dilakukan
untuk
memberikan
perbedaan
kosentrasi awal mikroorganisme pada tiap medium untuk
memberikan variasi pertumbuhan nantinya, dimana terdapat
variasi dari kosentrasi yang tinggi hingga kosentrasi yang
rendah.
Metode MPN merupakan metode untuk menguji ada
tidaknya bakteri koliform dalam sampel tersebut. Bakteri
coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri
indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya,
sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
25
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform
fecal menjadi
indikator
pencemaran
dikarenakan
jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik
lain. Hasil positif maka akan terjadi perubahan warna dari
hijau menjadi kuning dan di dalam tabung durham terdapat
gas ditandai dengan naiknya tabung durham yang disertai
dengan adanya gelembung udara. Bakteri bersifat merombak
karbohidrat melalui proses fermentasi yang menghasilkan
karbondioksida dan senyawa akohol yang bersifat asam
sehingga warna medium berubah menjadi kuning.
Syarat untuk menghitung koloni pada cawan adalah
cawan yang dipilih dapat dihitung adalah yang mengandung
jumlah koloni antara 30 – 300 untuk bakteri dan 10-150 untuk
jamur
beberapa
koloni
yang
bergabung
menjadi
satu
merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah
koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, suatu
deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni.
Pada pengujian ALT, sampel dimasukkan kedalam
cawan petri yang sudah terdapat medium PDA, Potato
Dextrose
agar
mengandung
merupakan
agar
yang
medium
memadatkan
padat
medium
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
karena
serta
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
26
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.
Setelah itu diinkubasi selama 3-5 hari, tujuan diinkubasi
selama 3-5 hari karena waktu tersebut adalah waktu dimana
jamur tumbuh.
Berbeda
dengan
metode
agar
cawan
yang
menggunakan medium agar, dalam metode MPN digunakan
metode cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan
yang
dilakukan
statistik.
Pada
merupakan
umumnya
tahap
pendekatan
untuk
setiap
secara
pengenceran
digunakan 3 atau 5 seri tabung. Semakin banyak tabung
reaksi yang digunakan akan menunjukkan ketelitian yang
semakin tinggi. Pengenceran harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair
yang
diinokulasikan
dengan
larutan
hasil
pengenceran
tersebut mengandung satu sel mikroba, sedangkan tabung
lainnya tidak mengandung sel. Setelah diinkubasi, diharapkan
pada
beberapa
sedangkan
tanbung
tabung
terjadi
lainnya
tidak
pertumbuhan
terjadi
(positif),
pertumbuhan
(negatif).
Media yang digunakan adalah LB (Lactose Broth), baik
itu LBDS dan LBSS yang diberi indikator perubahan pH yaitu
NR (Neutral
Red)
dan
dimasukkan tabung
durham.
penambahan LB bertujuan karena LB banyak mengandung
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
27
gula yang berguna untuk pertumbuhan mikroba, kemudian
diinkubasi.
Tabung durham yang dipakai diletakkan pada posisis
terbalik, sebagai indikator untuk jasad renik pembentuk gas.
Perlu diperhatikan ketika menyuntikkan media pada tabung
durham tidak boleh terbentuk gas karena akan mengganggu
hasil pengamatan.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan
mengamati
timbulnya
kekeruhan, perubahan
warna, atau
terbentuknya gas di dalam tabung durham. Namun, bila
dalam suatu tabung hanya terjadi kekeruhan atau perubahan
warna tanpa
adanya
gelembung
gas,
tabung
tersebut
dinyatakan negatif. Gelembung udara yang dihasilkan pada
tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi
mikroorganisme.Kekeruhan dan
perubahan
warna yang
terdapat pada tabung reaksi juga disebabkan karena adanya
aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi
pada setiaptabung reaksi tersebut berbeda-beda, ada yang
mengalami kekeruhan
dan ada
juga yang
pada
bagian
mengalami
permukaannya
saja
kekeruhan secara merata.
Tetapi untuk pengamatan yang lebih akurat, tabung reaksi
dinyatakan positif bila terdapat gelembung udara pada
tabung durhamnya saja karena kekeruhan atau perubahan
warna yang terjadi bisa saja disebabkan oleh efek sampel
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
yang
digunakan,
ketidaksterilan
28
pelaksanaan
praktikum
sehingga sampel terkontaminasi ataupun karena proses
pemanasan dalam autoklaf.
Metode MPN ini
menghitung
jumlah
mendeteksi
adanya
umumnya
bakteri
bakteri
pada
air
koliform
digunakan
khususnya
yang
untuk
untuk
merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya
yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk
spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang
dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37ºC
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Darmawan, 2000, Penyakit Bawaan Makanan, Penerbit Buku
Kedokteran:Jakarta.
Mansauda, K.L., Fatimawali, Kojong, Novel, 2014, analisis
cemaran bakteri coliform pada saus tomat Jajanan bakso
tusuk yang beredar di manado, Jurnal Ilmiah Farmasi –
UNSRAT Vol. 3 No. 2.
Purnawidjayanti, H.A, 2001, Sanitasi Higine dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan Makan, Karnisus:Jakarta.
Sutton, Schot, 2010, The Most Probable Number Method and Its
Uses in Enumeration, Qualification, and Validation,
Microbiology Topics, Vol. 16, N0. 3.
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME
29
Ullate, E.G., bayon, J.R., Castro, 2008, Efficiency of MPN method
to indicate hydrocarbon biodegradation processes within
permeable pavements, International Conference on Urban
Drainage, Edinburgh, Scotland, UK.
Utami, N.S., Muryani, Chatarina, Endarto, Danang, 2012, kaitan
pencemaran bakteri coliform dan e-coli Pada air sumur
penduduk dengan kepadatan Permukiman di kecamatan
jebres kota Surakarta, Vol. 1, No. 1.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
akuades 9 ml
sampel 1 ml
10-0l
10-1
10-2
10-3
ALT
Bakteri
Media NA
ALT
Kapang
Media PDA
10-1
10-2
10-3
Uji MPN
CICILIA RESA LD. MUHAMMAD FITRAWAN, S.FARM., APT
F1F1 13 159
B. Komposisi Media
a) Medium LB (Lactosa Broth)
Potato dari gelatin
5,0
Ekstrak Daging
3,0
Lactosa
5,0
Air
1000 mL
b) Medium NA (Natrium Agar)
Peptone
5,0
Ekstrak beef
3,0
Agar
15
Aquadest
1000 mL
c) Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
EKstrak Kentang
4,0 dari 200 g kentang
D-Glukosa
20
Agar
15
Pembuatan: Larutkan 39 g/L, autoklaf.
3) Perhitungan
1. Uji ALT
ALT = V. N.
1
FP
a. Tabel sampel sirup
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
20
48
28
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-2 yaitu:
ALT
= 15 ml . 48 .
= 7,2 x 104
1
10−2
b. Tabel sampel Obat Kuat
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
25
32
20
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-2 yaitu:
ALT
= 15 ml . 32 .
1
10−2
= 4,8 x 104
c. Tabel uji sampel Pepsodent
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
26
21
41
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-3 yaitu:
ALT = 15 ml . 41 .
= 6,1 x 105
1
10−3
d. Tabel uji sampel Roti
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Jumlah koloni
23
24
141
Karena
data
yang
diperoleh
hanya
satu
yang
memenuhi syarat maka yang dilaporkan pada pengenceran
10-3 yaitu:
ALT = 15 ml . 141 .
= 2,1 x 106
2. Uji MPN
MPN = Nilai MPN x
1
fptengah
a. Sampel dancow
MPN = 4 x
1
10−2
= 4,0 x 102
b. Sampel Roti Boy
MPN = 28 x
1
10−2
= 2,8 x 103
c. Sampel siomay
MPN = 28 x
1
10−2
1
−3
10
= 2,8 x 103
d. Sampel obat kuat
MPN = 20 x
1
10−2
= 2,0 x 103