Tugas Ekonomi pertanian tenaga kerja

TUGAS EKONOMI PERTANIAN
“TENAGA KERJA”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
KHOIRIYYAH AL-ADAWIYYAH (D1B014074)
AGUSTIAWAN (D1B014105)
PURWANTO (D1B014106)
ROBI SETIAWAN (D1B014107)
LARA ELVINA (D1B014109)
TRIAGUM SINAGA (D1B014110)
PRAMDIKA SUSMEXTRA (D1B014115)
RIKI VERNANDO (D1B014119)
LAURA SEPTA E SITUMORANG (D1B014121)
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. DEWI SRI NURCHAINI , M.P.
NIP. 196311301989022001

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘Tenaga Kerja’ ini. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Ir. Dewi
Sri Nurchaini, M.P. selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Pertanian yang
telah memberikan tugas ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pertanian.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai tenaga kerja.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.

Jambi, Maret 2016
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.1. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II
ISI .............................................................................................................................. 3
2.1. Pengertian Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi ............................................ 3
2.2. Perbedaan Tenaga Kerja Dalam Usahatani dan Perusahaan Pertanian ..................... 3
2.3. Perbedaan Aspek Tenaga Kerja Pada Negara Berkembang Dengan Negara Maju ....
4
2.4. Produktivitas Tenaga Kerja................................................................................. 5
BAB III
PENUTUP ................................................................................................................. 9
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 9
3.2. Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah
suatu alat kekusaan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari
manusia dan ditujukan kepada usaha produksi. Secara umum perkembangan
tenaga kerja sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami perubahan.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar dapat diartikan telah terjadi penambahan
jumlah tenaga produktif dan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
makin besar ukuran pasar tenaga kerjanya. Tenaga kerja merupakan salah satu
unsur penentu terutama bagi usahatani yang sangat tergantung pada musim.
Jika terjadi kelangkaan tenaga kerja maka akan mengakibatkan mundurnya
waktu penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
produktivitas, dan kualitas produk.
Baik pada usahatani keluarga maupun perusahaan pertanian, peranan
tenaga kerja belum sepenuhnya dapat diatasi dengan teknologi yang
menghemat tenaga (teknologi mekanis). Hal ini dikarenakan selain mahal,
juga ada hal-hal tertentu yang tidak dapat digantikan oleh tenaga kerja
manusia. Perlu dilakukan beberapa usaha dan pengembangan untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian agar usaha

tersebut dapat menghasilkan output yang lebih banyak dengan penggunaan
masukan (input) yang lebih sedikit.

1.2

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tenaga kerja sebagai faktor produksi
2. Untuk mengetahui perbedaan tenaga kerja dalam usahatani dan
perusahaan pertanian
3. Untuk mengetahui perbedaan aspek tenaga kerja negara berkembang
dan tenaga kerja negara maju

4. Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja.

BAB II
ISI
2.1

Pengertian Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi
Dalam usaha Pertanian terdapat beberapa faktor produksi. Salah

satunya adalah faktor tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting
dalam produktivitas pertanian. Jika tenaga kerja dipandang sebagai faktor
produksi maka tenaga kerja dapat diartikan sebagai faktor produksi insani
yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.
Faktor produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi asli.
Faktor produksi asli merupakan faktor primer yang berhubungan langsung

dan telah tersedia di alam. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung
unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Tenaga
kerja merupakan salah satu unsur yang menopang usahatani dimana tenaga
kerja dapat digunakan untuk memperbesar nilai barang atau jasa yang
dihasilkan dalam usaha tersebut.
2.2

Perbedaan Tenaga Kerja Dalam Usahatani dan Perusahaan Pertanian
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani berbeda-beda,
tergantung dari jenis tanaman yang diusahakan Tenaga kerja usahatani bisanya
terdiri atas petani beserta keluarga dan tenaga kerja dari luar yang semuanya
berperan dalam usaha tani. Sumber tenaga kerja dalam usahatani biasanya
berasal dari keluarga (anak, saudara lainnya yang berkaitan dengan keluarga)

dan tenaga kerja luar keluarga yang diperoleh dari sistem upahan, gotong
royong dan arisan tenaga kerja. Banyak sedikitnya tenaga kerja dari luar
keluarga tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga kerja
tersebut. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani keluaga
(family fams), khususnya tenaga kerja petani beserta anggota keluarganya.
Rumah tangga tani yang umumnya sangat terbatas kemampuannya sangat
ditentukan dari segi modal dan peranan tenaga kerja keluarga. Jika masih
dapat diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu
mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat biaya. Tenaga kerja usahatani
biasanya bersifat musiman atau dapat dikatakan bahwa penggunaan tenaga
kerja dalam usahatani khususnya tenaga kerja luar keluarga biasanya
mengikuti

musim

tanam

suatu

tanaman


yang

diusahakan.

Selain

menggunakan manusia sebagai tenaga kerjap;lo, sebagian usahatani masih
menggunakan tenaga kerja hewan yang membantu dalam proses pembajakan
sawah ataupun pengangkutan barang, dan sebagian usahatani menggunakan
tenaga kerja mesin yang digunakan untuk pengolahan tanah, pemupukan,
penanaman, ataupun pemanenan. Sedangkan tenaga kerja yang digunakan
dalam perusahaan pertanian ialah tenaga kerja yang memiliki skill atau

kemampuan khusus serta memiliki spesialisasi tersendiri terhadap bidang
pekerjannya masing-masing dan telah diseleksi terlebih dahulu sebelum
menjadi tenaga kerja pada suatu perusahaan pertanian. Tenaga kerja manusia
di dalam perusahaan pertanian biasanya menggunakan tenaga kerja yang
dibayar menggunakan sistem gaji. Selain menggunakan tenaga kerja manusia,
perusahaan pertanian juga menggunakan tenaga kerja mekanik (mesin) yang

bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas hasil usaha mereka. Tenaga
kerja yang digunakan dalam perusahaan pertanian biasanya merupakan tenaga
kerja tetap dan tidak musiman.
2.3

Perbedaan Aspek Tenaga Kerja Pada Negara Berkembang Dengan Negara
Maju
Negara berkembang dan negara maju tentu memiliki beberapa
perbedaan yang cukup signifikan diantaranya negara maju memiliki
pertumbuhan penduduk kecil, memiliki pendapatan nasional dan pendapatan
rata-rata penduduk tinggi, produktivitas sumber daya manusia tinggi, sebagian
penduduknya bekerja di sektor industri dan jasa. Sedangkan pada negara
berkembang memiliki produktivitas sumber daya manusia yang masih rendah,
jumlah pertumbuhan penduduknya tinggi, jumlah lapangan kerja dengan
tenaga kerja tidak seimbang, serta sebagian dari penduduknya bekerja di
sektor pertanian.
Aspek tenaga kerja di negara maju dan negara berkembang pun
memiliki beberapa perbedaan. Aspek sumber daya manusia merupakan salah
satu aspek yang akan memberikan pengaruh terhadap hasil kerja seorang
tenaga kerja. Jika pada negara maju sumber daya manusia yang digunakan

sebagai tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang memiliki kualitas
yang tinggi jika dibandingkan dengan sumber daya manusia yang berada di
negara berkembang yang rata-rata kualitas sumber daya manusia dapat
dikatakan rendah, walaupun tidak semua sumber daya manusia yang berada di

negara berkembang memiliki kualitas yang rendah. Aspek penyerapan tenaga
kerja menjadi salah satu pembeda antara negara maju dan negara berkembang.
Pada negara berkembang seperti Indonesia penyerapan tenaga kerja terbesar
yaitu pada sektor pertanian, dimana luas lahan garapan pertanian yang relatif
sempit dan penggunaan teknologi dalam usaha pertanian yang masih
sederhana jika dibandingkan oleh negara-negara maju memberikan hasil
(output) yang rendah atau tidak maksimal. Hal ini juga menyebabkan tingkat
kemiskinan yang cukup tinggi pada para tenaga kerja yang bekerja di sektor
pertanian terutama para petani subsisten. Sedangkan pada negara maju sektor
industri dan jasa merupakan salah satu sektor terbesar yang menyerap tenaga
kerja. Industri-industri besar banyak berkembang di negara maju sehingga
mampu menyerap tenaga kerja dengan pemberian upah yang cukup untuk
memenhi kebutuhan tenaga kerjanya.
2.4


Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas merupakan peningkatan produksi dimana terjadi
perbandingan yang membaik antara jumlah sumber daya yang digunakan
(masukan) dengan jumlah barang-barang dan jasa yang diproduksi (keluaran).
Peningkatan produktivitas terjadi bila keluaran yang sama dapat dihasilkan
dari masukan yang lebih sedikit atau menghasilkan keluaran yang lebih
banyak untuk masukan yang sama. Dalam peningkatan produktivitas, sumber
daya manusia memegang peranan utama yang menguntungkan bagi
perusahaan, sebab teknologi dan produksi adalah hasil karya manusia.
Produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep
ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas
berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang
atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat
pada

umumnya

Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan


dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu
kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi
dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep
sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus
ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Produktivitas tenaga kerja merupakan tingkat kemampuan tenaga kerja dalam
menghasilkan produk ataupun jasa. Produktivitas tenaga kerja menunjukkan
adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja
adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya
manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus
diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas faktor
manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktorfaktor lain sangat tergantung pada kemajuan tenaga manusia yang
memanfaatkannya. Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting
dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain;
pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai
bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua,
karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal.
Produktivitas tenaga kerja dalam usahatani dapat dikatakan masih
dalam taraf yang rendah. Hal ini dikarenakan kemampuan atau sumber daya
manusia yang digunakan pada usahatani terutama di Indonesia masih sangat
rendah. Namun tidak semua sumber daya manusia dalam usahatani memiliki
kemampuan yang rendah. Umumnya mereka memiliki kemampuan dasar
dalam berusahatani, namun mereka belum mampu menerima dan mengadopsi
inovasi dalam bidang pertanian yang terus berkembang. Misalkan, tenaga
kerja manusia dalam usahatani masih menggunakan tenaga kerja manusia atau
hewan, sedangkan untuk perusahaan pertanian mereka telah menggunakan
tenaga kerja mesin walaupun tetap menggunakan tenaga kerja manusia. Pada

usahatani, terutama usahatani subsisten petani masih mengandalkan tenaga
kerja keluarga dimana untuk menghasilkan produk usahatani bergantung pada
jumlah keluarga yang bekerja di usahatani mereka dan ini akan memperlambat
waktu berusahatani suatu komoditas.
Produktivitas tenaga kerja khususnya dalam bidang pertanian dapat
ditingkatakan melalui berbagai cara, antara lain dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan mengenai inovasi-inovasi terbaru dalam bidang
pertanian yang berguna untuk meningkatkan mutu dan hasil kerja para petani.
Pendidikan yang dimaksudkan disini tentu saja bukan pendidikan elementer
dan pendidikan dasar ilmu tumbuh-tumbuhan dan ilmu hewan yang sudah
diajarkan pada sekolah-sekolah dasar di desa, tetapi pendidikan danlatihan
tambahan dalam cara-cara bertani yang lebih produktif, dalam penerapan
penemuan-penemuan baru berupa alat-alat atau bahan-bahan pertanian dan
manajemen usahatanu pada umumnya. Pendidikan dan latihan ini dilakukan
oleh petugas-petugas penyuluhan pertanian yang kompeten, tenaga kerja
sukarela dengan sedapat mungkin disertai demonstrasi-demonstrasi dalam
kebun-kebun percobaan Dinas Pertanian. Pada malam hari dapat diadakan
pertunjukan filem mengenai praktek-praktek pertanian antara lain yang sudah
maju pertaniannya. Di samping kemungkinan untuk menirunya juga dapat
merangsang motivasi dan daya kreasi petani.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi dapat diartikan
sebagai faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi. Tenaga kerja usahatani dan perusahaan
pertanian memiliki perbedaan dimana tenaga kerja usahatani dapat berasal
dari dalam keluarga usahatani dan dari luar usahatani, tenaga kerja hewan, dan
sebagian tenaga kerja mesin. Sedangkan pada perusahaan pertanian tenaga
kerja manusia yang digunakan merupaka tenaga kerja yang memiliki
kemampuan khusus pada bidangnya serta sebagian besar tenaga kerja yang

digunakan merupakan tenaga kerja mesin. Aspek tenaga kerja pada negara
maju dan negara berkembang dapat dilihat perbedaannya dari dua aspek, yaitu
aspek sumber daya manusia yang digunakan sebagai tenaga kerja dan aspek
penyerapan tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja menunjukkan adanya
kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Gambaran umum
produktivitas usahatani di Indonesia yaitu masih dalam taraf yang rendah
Produktivitas tenaga kerja khususnya dalam bidang pertanian dapat
ditingkatakan melalui berbagai cara, antara lain dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan mengenai inovasi-inovasi terbaru dalam bidang
pertanian yang berguna untuk meningkatkan mutu dan hasil kerja para petani.
3.2

Saran
Penggunaan tenaga kerja sebagai faktor produksi haruslah efisien dan
produktivitas tenaga kerja harus selalu ditingkatkan agar hasil yang
didapatkan dari suatu usaha pertanian dapat terus meningkat dan memberikan
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Yusma. 2010. Bahan Ajar Pengantar Agribisnis. Jambi: Fakultas
pertanian universitas jambi
Hanafie, Rita. Ekonomi Pertanian. Andi. 2010. Jakarta
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usaha Tani. Jakarta Timur: Penebar swadaya
“Faktor-faktor

produksi

pertanian”.

05

maret

2016.

.

http://andylatifwijaya.blogspot.co.id/2011/04/faktor-faktor-produksi-pertanian.html
“Tenaga

Kerja

Dalam

Usahatani”.

05

maret

https://meelaisme.wordpress.com/2011/10/20/tenaga-kerja-dalam-usaha-tani/

2016.

“Definisi
Produktivitas
Kerja”.
05
maret
2016.
sdm.blogspot.co.id/2009/07/produktivitas-kerja-definisi-dan.html

http://jurnal-