Sektor Pariwisata untuk hadapi MEA 2015

Sektor Pariwisata untuk hadapi MEA 2015

Indonesia adalah salah satu negara terbesar populasinya yang ada dikawasan ASEAN sehingga,
Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di
dunia (45%) setelah China dan India. Ini akan menjadi penanaman modal yang penting untuk
mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju MEA 2015. Pembentukan pasar tunggal yang
diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya akan memungkinkan satu negara
menjual barang dan jasa dengan mudah dan terjamin ke Negara di seluruh Asia Tenggara, sehingga
persaingan MEA di tahun 2015 mendatang akan semakin ketat.

Menghadapi perkembangan era globalisasi ini, tentu saja mempengaruhi kesiapan negara Indonesia
untuk menghadapinya. Persaingan ketat di tahun 2015 mendatang, pasti juga memacu persiapan
bangsa ini. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan di bentuk oleh Indonesia dan negara-negara di
wilayah Asia Tenggara. Pembentukan MEA ini, untuk menjadikan perekonomian di Asean menjadi
lebih baik, serta mampu bersaing dengan negara yang perekonomiannya lebih maju dibanding
dengan kondisi negara Asean saat ini. Disamping hal ini, juga menjadikan posisi Asean menjadi lebih
strategis di kancah Internasional. Organisasi Perburuhan Dunia, ILO pun juga menyebutkan bahwa,
adanya pembentukan MEA 2015 akan mendatangkan manfaat yang sangat besar. Saat ini, lebih di
fokuskan pada negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan
pasar dan basis produksi. Selain itu, dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean, dapat
menggerakkan ekonomi rakyat di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Karena, mengenai

kesiapan Indonesia dalam menyongsong terealisasinya MEA bisa dikatakan siap. Harapan ini
dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan sektor
pariwisata yang berbasis kerakyatan atau Community Based Tourism Development (CBT).

Dengan adanya konsep CBT, dapat mendukung kegiatan pariwisata yaitu, Adventure Travel, Cultural
Travel, Ecotourism. Bank Dunia yakin bahwa, peningkatan wisata Adventure, Ecologi and cultural,
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat serta memelihara kesenian yang masih berbasis
kebudayaan daerah tersebut. CBT ini merupakan konsep ekonomi kerakyatan disektor riil yang
langsung dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnya pun akan dinikmati oleh mereka. Pemerintah
perlu memberikan perhatian yang khusus kepada Wismawan Domestik (Wisnus) yang peranannya
sangat besar dalam mengembangkan objek wisata yang nantinya dapat menarik perhatian untuk
dikunjungi oleh Wisata Mancanegara (Wisman). Dengan banyaknya Wisnus yang berkunjung di suatu
objek pariwisata, maka semakin terkenal pula objek pariwisata tersebut, sehingga menjadi suatu
ajang promosi yang menarik untuk dikunjungi Wisman. Event-event pariwisata harus disusun secara
konsisten, sehingga dapat dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke pasar pariwisata dunia.
Selain itu, prasarana dalam objek wisata terbukti harus ditingkatkan, terutama dalam hal kebersihan,
keamanan, kesehatan, dan juga kenyamanan yang mempunyai point-point tersendiri untuk menjadi
andalan objek wisata yang selalu dikunjungi oleh Wisman tentunya. Menghadapi tantangan dan
peluang MEA ini, telah dilakukan pula perubahan peran pemerintah dibidang pariwisata sebagai
pelaksana pembangunan, dan saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan

terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang
lebih pesat secara efesien maupun efektif.

Di samping jumlah Wisman yang semakin meningkat, sehingga pola konsumsi dari para wisatawan
atau consumers-behaviour-pattern akan mengalami perubahan-perubahan pola wisata ini, perlu
segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik
disisi pemerintah maupun swasta. Dibidang budaya harus dirintis kembali pengembangan dan
peningkatan kehidupan kebudayaan dikalangan masyarakat secara rutin dan berkesinambungan di
berbagai tingkatan daerah sejak desa sampai ke perkotaan. Dari catatan yang telah ada, culture and
heritage ini adalah “nyawanya” atau “roh” dari kegiatan pariwisata Indonesia, tentunya juga sebagai
pendobrak dalam pengembangan sektor pariwisata dalam menghadapi MEA 2015. Tanpa adanya
budaya, maka pariwisata di Indonesia ini akan terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki
daya tarik untuk dikunjungi oleh Wisata Domestik (Wisnus) tentunya juga tidak akan menjadi daya
tarik bagi Wisata Mancanegara (Wisman) yang berkunjung disetiap objek wisata di Indonesia.

Kelompok besar Negara penyumbang wisatawan dunia yakni Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan
Inggris yang berkisar sekitar 45 % dari pendapatan pariwisata dunia. Apalagi dalam hal tekhnologi,
keempat Negara ini merupakan Negara terbesar penggunaan tekhnologi di kancah Internasional.
Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan wisata tersedia terutama
dalam bentuk World Wide Web atau yang biasa disebut dengan istilah WWW. Sehingga, hal ini

menjadi sangat penting dalam industri pariwisata. Mengapa ? Hal ini karena, produk ataupun jasa
yang diinginkan disektor pariwisata tidak muncul ataupun Exist pada saat kejadian ini berlangsung.
Sehingga, bisnis pariwisata ataupun dalam pengembangan sektor pariwisata adalah menggunakan
rumus kepercayaan. World Wide Web atau WWW, merupakan suatu informasi pariwisata yang dapat
dicari melalui jalur Web dan sangat bermanfaat bagi masyarakat ASEAN, khususnya dalam mendidik
anak-anak di seluruh Asia Tenggara. Harus diyakini bahwa Web adalah saluran ideal dan alat yang
ampuh untuk mempromosikan daerah tujuan wisata, dengan biaya yang sangat murah. Namun,
dalam berkompetisi ini harus diperhatikan. Karena, merupakan senjata bagi masyarakat ASEAN
tentunya. Wisatawan akan mendasarkan keputusannya untuk mengunjungi suatu objek wisata
kepada berbagai informasi yang tersedia.

Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik
wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan membelanjakan uangnya dalam
kegiatan berwisata sehingga, Indonesia ini akan mendapatkan devisa yang lebih tinggi dari
wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah. Peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Kegiatan wisata alam di daerah yang
bertanggung jawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap
usaha-usaha konservasi sumber daya alam, serta peningkatan pendapat masyaratkat local sehingga,
dalam pengembangan Ekowisata di Kabupaten Lamongan perlu diperhatikan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata. Karena, aspek ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan devisa Negara sekaligus

pendapatan masyarakat di Lamongan.

Provinsi Jawa Timur mempunyai banyak tempat wisata yang sangat potensial jika, dikembangkan
dengan baik. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur membuat program Visit East Java
mengenai potensi wisata yang ada di wilayah Jawa Timur. Tujuannya, untuk menarik para Wisnus dan
Wisman serta memperkenalkan objek wisata yang ada di jawa Timur khususnya, di Kabupaten
Lamongan. Objek wisata yang terkenal di Kabupaten Lamongan adalah wisata Sunan Drajat, wisata

Waduk Gondang serta, wisata Bahari Lamongan yang biasa disebut warga setempat dengan nama
(WBL). Dari berbagai objek wisata tersebut, objek wisata Sunan Drajatlah yang potensinya masih riil
(nyata), alamiah, serta memiliki unsur-unsur pendidikan sebagai pembelajaran sehingga, Kabupaten
Lamongan menjadikan objek wisata Sunan Drajat sebagai tempat wisata unggulan.

Terdapat beberapa tempat wisata di Kabupaten Lamongan salah satunya adalah wisata alam Sunan
Drajat yang terletak disalah satu Desa yang berada di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
Desa Drajat yang menempati lahan seluas 61 hektar, yang didirikan oleh Sunan Drajat dan memiliki
ciri khas yang unik dan tentunya menarik, yaitu sampai sekarang masih tersisa peninggalan Sunan
yang diabadikan dalam museum. Lokasi persisnya terletak sekitar 50-100 meter di sebelah timur
makam atau masjid Sunan Drajat. Wisata Sunan Drajat adalah satu objek wisata alam yang terkenal
di Kabupaten Lamongan dengan kondisi suasana yang masih natural (alami) membuat panorama

alam di kawasan Sunan Drajat semakin mempesona dan menarik untuk dikunjungi. Selain sebagai
objek wisata, Sunan Drajat juga sebagai tempat ziarah makam Wali Songo. Makam ini mendiami
seluas sekitar 1 hektar yang memiliki prasasti bertuliskan “Truno Ing Samudra Wirayang Ji” atau
“Segara Ombak Pinanah Tunggal” serta, tercantum pembuatannya yakni tahun 1544 saka, atau tahun
1622 masehi. Di sebelah bangunan makam yang paling tinggi terdapat sebuah bangunan petilasan
yang oleh masyarakat setempat biasa disebut dengan nama Ndalem Duwur.

Untuk meningkatkan pariwisata daerah, salah satu ukurannya adalah jumlah kunjungan wisatawan.
Untuk itu, perlu dikembangkan objek-objek pariwisata di Kabupaten Lamongan sehingga dapat
menarik masyarakat untuk mengunjungi objek wisata ini. Selain itu, mengingat Kabupaten Lamongan
merupakan daerah agraris maka perlu dikembangkan konsep pariwisata yang bernuansa agrowisata.
Serta meningkatkan perdagangan dan jasa pariwisata Kabupaten Lamongan. Akses jalan menuju
tempat wisata juga harus mendapatkan perhatian karena, semakin mudah akses jalan ke lokasi
wisata juga akan membuat pengunjung menjadi lebih banyak. Di samping itu, kegiatan promosi juga
perlu dilakukan oleh Dinas kabupaten Lamongan, untuk memperkenalkan beberapa objek wisata di
Kabupaten Lamongan melalui media antara lain media cetak, media televisi maupun melalui
internet.

Lebih unik dan menarik lagi, Dinas Kabupaten Lamongan menggunakan dua jenis promosi yaitu,
promosi produk dan promosi image. Dimana promosi produk dilakukan oleh pelaku pariwisata

(mereka yang menjual paket wisata murah), sedangkan promosi image yaitu promosi pecitraan
pariwisata, baik dari segi Destination (tujuan) maupun objek wisatanya. Lebih unik lagi jika, lebih
ditekankan terhadap kebudayaan dan keseniannya agar, wisata Sunan Drajat ini lebih bernyawa
(hidup) untuk dikunjungi oleh Wisnus maupun Wisman. Objek wisata yang terdapat di kawasan
Sunan Drajat ini, adalah Makam Sunan Drajat, Museum Sunan Drajat, Masjid Sunan Drajat dan juga
Rumah Ndalem Sunan Drajat.

Berbagai promosi telah dilakukan untuk sampai pada puncak wisatawannya dari segi local maupun
non local. Dalam hal promosi melalui media cetak, Kabupaten lamongan bekerja sama dengan Jawa
Pos untuk meliputi ataupun mempromosikan objek wisata ini, bisa dalam bentuk artikel maupun
liputan. Selain itu, Dinas Kabupaten Lamongan juga bekerja sama dengan stasiun radio lacal yaitu

radio Ronggohadi FM. Untuk mempromosikan objek ini, mengenai tutorial manfaat maupun potensipotensi yang dimulai oleh setiap objek wisata di Kabupaten Lamongan. Sehingga, dari segi hal ini
Dinas Kabupaten Lamongan dapat melakukan pendataan mengenai jumlah kunjungan wisatawan
yang diperoleh, ukuran keberhasilan rencana program dapat dilihat dari satu aspek, indikator
promosi itu, bisa dilihat dari meningkatnya jumlah wisatawan dan target-target yang telah
ditetapkan, tentunya juga hal ini yang menjadikan wisata Sunan Drajat unggul dalam segi potensi,
kualitas, luas wilayah, serta pemanfaatan dalam unsur pendidikan berupa alamnya yang penuh
natural (alami), riil (nyata) dan juga sebagai tempat ziarah makam Wali Songo.


Neraca satelit pariwisata sebagai bagian dari kegiatan ekonomi, maka mau tidak mau pariwisata pun
harus mengikuti alur jalur laju yang telah ditetapkan dalam ilmu ekonomi yakni setiap kegiatan harus
dapat dikuantitatifkan, yang pada umumnya melalui alat statistik. Sehingga, Neraca satelit dalam
pengembangan pariwisata dapat mencerminkan keadaan sesungguhnya dari pencapaian sesuatu
kegiatan yang sudah direncanakan secara matang. Pada waktu ini, perhitungan angka-angka statistika
pariwisata didasarkan pada data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga yang terlibat langsung
dengan kedatangan Wisman, antara lain Imigrasi, Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia. Kesulitan akan
dihadapi apabila angka-angka statisik kita digabungkan ataupun dibandingkan dengan angka statistik
Negara lainnya. Sering kali tidak sepadan atau tidak apple to apple.

Hingga saat ini pariwisata mampu menyerap tenaga kerja hingga 9 juta jiwa. Arief yahya, Menteri
Pariwisata menargetkan tahun 2019 jumlah tenaga kerja yang tersaring dan sektor pariwisata
mampu menyerap 13 juta jiwa. “Diharapkan 4 juta lagi yang terdidik karena tahun epan sudah
saatnya Masyarakat Ekonomi Asean”. Ujar menteri pariwisata, Arief Yahya saat pertemuan dengan
menteri pendidikan dan kebudayaan, Anies Baswedan di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta,
rabu (26/11/2014). Menghadapi tantangan global tersebut, Indonesia mampu menciptakan tenaga
kerja terdidik. Tujuannya, agar Indonesia bisa bersama dengan Negara-negara luar.

Menurut Prabowo, inti dari daya asing adalah memberi fasilitas Intensif kepada industri di dalam
negeri tanpa melanggar kesepakatan yang ada. Intensif yang bisa dilakukan dalam bentuk

mempermudah modal dan lahan, agar bisa bersaing dengan komunitas Negara lain. Prabowo juga
menyebutkan pentingnya peningkatan investasi dibidang pendidikan untuk meningkatkan daya saing
SDM Indonesia. Disisi lain, Prabowo juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu menghitung segala
dampak atas kehadiran MEA 2015 terhadap perusahaan dan perekonomian Indonesia. Hal ini
dibahas dalam debat capres dan cawapres Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta mengenai soal
Peningkatan Daya Saing Terkait MEA 2015.

Disisi lain, Jokowi menyebutkan bahwa Duta besar Indonesia di ASEAN harus mampu menjadi
marketer untuk memasarkan produk-produk di Indonesia. Ke depan, Jokowi meminta 80% tugas
Duta besar di ASEAN adalah memasarkan produk Indonesia dengan begitu pasar Indonesia tidak
dikuasai barang-barang impor. Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang
pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada akhir 2015 mendatang. Ini akan mempengaruhi banyak
orang, terutama pekerja yang berkecimpung pada sektor keahlian khusus. Khususnyaa, dalam
perkembangan sektor pariwisata untuk hadapi MEA 2015.

Menghadapi perdagangan bebas ASEAN, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah
meningkatkan daya saing produk atau industri, khususnya dalam hal sektor pariwisata yang saat ini
sedang diproses menuju kancah internasional untuk hadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Dengan datangnya hal semacam ini, maka pemerintahan lebih menekankan dalam pengembangan
budaya daerah masing-masing. Sehingga, mampu menjadi daya tarik Wisatawan Domestik (Wisnus)

bahkan, menjadi objek terkenal diberbagai Negara. Karena, seringnya dikunjungi oleh Wisatawan
Mancanegara (Wisman). Hal ini terbukti bahwa Indonesia, siap dalam menghadapi MEA 2015 dalam
Perkembangan Sektor Pariwisata. Selain itu, mengingat jumlah penduduk Indonesia, yang sangat
besar dan mempunyai potensi menjadi pasar bagi produk unggulan maupun bukan unggulan. Di
samping itu, parlemen Indonesia dapat membantu tugas pemerintah yang dimaksud dengan
mempersiapkan berbagai regulasi yang bertujuan melindungi pasar Indonesia dari serbuan barang
produk di Negara-negara ASEAN. Sehinggga dalam sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat
menggerakkan ekonomi rakyat. Karena, dianggap sebagai sektor yang paling siap dari segi fasilitas,
sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.

Langkah semacam ini, bukan dimaksudkan sebagai langkaah proteksi terhadap pasar Indonesia
tetapi, semata-mata untuk mencari keseimbangan antara ekspor maupun impor. Pemikiranpemikiran dari tokoh-tokoh unggul kita, Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta dapat menjadi bahan
acuan untuk ikut serta dalam pengembangan sektor pariwisata dengan cara peduli terhadap objekobjek wisata yang ada dibeberapa wilayah setempat, serta mengangkat fasilitasnya diantaranya,
dalam kebersihan, keamanan, kesehatan, keindahan, dan juga kenyamanan, agar lebih menjadikan
daya tarik bagi para Wisatawan Mancanegara (Wisman) dengan meningkatkan kemampuan dibidang
pengembangan pariwisata, maka diharapkan upaya pemulihan perekonomian nasional akan dapat
segera diwujudkan dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean di akhir tahun 2015
mendatang dengan daya saing yang ketat.