Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Menggunakan Operating System Merek Android Pada Smartphone Di Kota Lhokseumawe

Lhokseumawe

This research was based on the phenomenon of the emergence of new brands specifically for Smartphone Android beverage product category. The study problem is "How to influence decision of purchasing the brand equity of Smartphone Android?". This study specifically examines the elements of brand equity which consist of brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty. The purpose of this study is to analyze the influence of the four elements of brand equity on brand purchasing decisions of Smartphone Android. After doing the literature review and setting up the hypotheses, the present writer collected data by giving questionnaires to 100 Smartphone Android customers in Lhokseumawe, with purposive sampling technique involved. Then the data obtained were analyzed using quantitative and qualitative data analysis methods. Hypothesis testing using the F test showed that the four independent variables under study were found to significantly affect the dependent variable Buying Decision. While hypothesis testing using t test showed that the variable Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty were feasible to test the dependent variable Buying Decision.

Keywords :Purchasing decisions, brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty.

Volume 5, Nomor 2, September 2016 ISSN : 2338-2864 p. 41-54

*Yuli Asbar, Muhammad Feriandi R

*Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat Persaingan antara perusahaan membuat setiap

PENDAHULUAN

kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan

kategori produk tertentu (Humdiana, 2005). Kategori untuk memaksimalkan aset-aset perusahaan demi

ini menggambarkan keberadaan sebuah merek di kelangsungan hidup perusahaan, Saat ini persaingan

dalam pikiran konsumen yang telah terpengaruh oleh perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak

berbagai aktivitas promosi yang terintergrasi sehingga lagi terbatas pada atribut fungsional produk saja

berhasil dalam penjualan unit produk dan memperluas misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah

pasarnya.

(brand associations ) juga citra khusus bagi penggunanya. Produk menjelaskan

dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan

Asosiasi

merek

merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai

telekomunikasi. Asosiasi merek adalah segala kesan sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi

suatu komoditi

yang

dipertukarkan,

yang muncul dibenak seseorang berkaitan dengan pelanggannya.

ingatan mengenai sebuah merek. Suatu merek yang Merek bukan hanya sebuah nama, simbol, gambar

telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol atau tanda yang tidak berarti. Merek merupakan

dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai identitas sebuah produk yang dapat disajikan sebagai

asosiasi yang kuat (Humdiana, 2005). alat ukur apakah produk itu baik dan berkualitas.

Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan Merek yang memiliki persepsi baik umumnya akan

terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu lebih menarik calon konsumen untuk melakukan

produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang pembelian ulang karena mereka yakin bahwa merek

pelanggan. Persepsi kualitas tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat

diharapkan oleh

mempunyai peranan yang penting dalam membangun dipercaya. Jika perusahaan mampu membangun

suatu merek karena dapat di jadikan sebagai alasan merek yang kuat di pikiran atau ingatan pelanggan

yang penting dalam melakukan pembelian serta melalui strategi pemasaran yang tepat, perusahaan

menjadi bahan pertimbangan pelanggan terhadap akan dikatakan mampu membangun mereknya.

merek mana yang akan dipilih yang pada akhirnya Dengan demikian merek dari suatu produk dapat

akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan memberikan nilai tambah bagi pelanggannya yang di

merek mana yang akan dibeli (Durianto, dkk, 2004). nyatakan sebagai merek yang memiliki ekuitas merek

Konsumen dapat dikatakan puas dengan kualitas (Astuti dan Cahyadi, 2007).

sebuah produk, apabila perusahaan tersebut berhasil Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat

mempertahankan konsumennya agar tidak berpindah asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan

pada produk pesaing. Usaha yang di jalankan yaitu merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan

dengan cara menciptakan loyalitas merek yang yang memungkinkan suatu merek mendapatkan

didukung oleh berbagai asosisasi yang kuat kekuatan, daya tahan dan keunggulan yang dapat

(Humdiana, 2005).

membedakan dengan merek pesaing. Jika pelanggan

2001) Loyalitas merek tidak tertarik pada suatu merek dan membeli karena

Menurut

(Assael,

didasarkan atas perilaku konsisten dari pelanggan karateristik produk, harga, kenyamanan, dan dengan

untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses hanya sedikit memperdulikan merek, kemungkinan

pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek ekuitas mereknya rendah. Sedangkan jika para

dalam memenuhi kebutuhannya. (Astuti dan Cahyadi, pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun

2007) juga mengatakan loyalitas merek merupakan dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan

bentuk sikap positif pelanggan dan komitmen produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga

pelanggan terhadap sebuah merek lainnya. Ukuran ini dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai

mampu memberikan gambaran tentang mungkin ekuitas yang tinggi (Astuti dan Cahyadi, 2007). Suatu

tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas

lain, terutama jika pada merek tersebut didapati merek tidak mengalami penyusutan.

adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun Ekuitas

atribut lain.

dikelompokkan kedalam empat kategori dasar, yaitu Perkembangan merek-merek Smartphone di kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek

Indonesia relatif cukup baik dan dinamis baik untuk (brand associations), persepsi kualitas (perceived

produk lokal maupun internasional. Selain itu, tingkat quality ) dan loyalitas merek (brand loyalty). Dengan

persaingan di berbagai katagori produk berdasarkan membangun keempat kategori ekuitas merek tersebut

khususnya produk dapat memberikan pengaruh positif terhadap calon

kemajuan

telekomunikasi

Smartphone telah menyebabkan timbulnya beberapa konsumen (Durianto dkk, 2004). Salah satu usaha

fenomena yang cukup menarik. Salah satu fenomena untuk menarik konsumen dalam suatu produk adalah

yang menarik perhatian dunia adalah pertumbuhan dengan pengenalan merek, karena pengenalan merek

Operating system yang lebih canggih yaitu dengan merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek.

munculnya merek Android.

Tabel 1.

1. Apakah kesadaran merek (brand awareness)

Jumlah pengiriman perangkat sistem operasi di

berpengaruh terhadap keputusan menggunakan OS

seluruh dunia, 2014-2016 (Satuan: unit)

Android di Kota Lhokseumawe?

2. Apakah persepsi kualitas (perceived quality)

Operating System

berpengaruh terhadap keputusan menggunakan OS Android di Kota Lhokseumawe?

Android 1,156,111 1,454,760 1,619,030

3. Apakah asosiasi merek (brand associations) iOS/Mac OS

berpengaruh terhadap keputusan menggunakan OS Android di Kota Lhokseumawe?

Windows 333,017

4. Apakah loyalitas merek (brand loyalty) berpengaruh terhadap keputusan menggunakan OS Others

Android di Kota Lhokseumawe?

5. Dari faktor kesadaran merek, persepsi kualitas,

Total 2,378,101 2,469,755 2,572,338

Sumber : Gartner Predictions for 2015 Mobile OS Market asosiasi merek dan loyalitas merek. manakah yang

paling dominan berpengaruh terhadap keputusan Data dari Gartner pada tahun 2015 menunjukan

menggunakan OS Android di Kota Lhokseumawe perbandingan yang signifikan antara Android dengan

sistem operasi mobile terkenal lainya seperti iOS,

Windows phone dan lainnya .Salah satu produk

TINJAUAN TEORITIS

belakangan ini yang berhasil menarik perhatian

konsumen adalah OS Android. OS merek Android

Keputusan Pembelian

adalah produk ponsel cerdas yang bisa digunakan Menurut (Schiffman dan Kanuk, 2007). Keputusan maksimal jika selalu tersambung ke jaringan internet

adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan setiap saat. OS Android sejak awal memiliki konsep

yang ada, artinya bahwa syarat seseorang dapat sebagai software berbasis kode komputer yang

membuat keputusan haruslah tersedia beberapa didistribusikan secara terbuka (open source) dan

alternatif pilihan. Sedangkan (Suprapti, 2010) gratis. Keuntungan open source, banyak pengembang

mengatakan bahwa keputusan untuk membeli dapat software yang bisa melihat dan memanfaatkan kode

bagaimana proses dalam itu serta bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Satu

mengarah

kepada

pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. hal yang unik, berbagai aplikasi itu dimasukkan dalam

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh sebuah portal, yaitu Android Market, sehingga

kumpulan dari sejumlah pengguna tinggal menginstall aplikasi pilihannya.

pembeli merupakan

keputusan setiap keputusan membeli mempunyai Ada beberapa alasan mengapa OS Android

suatu struktur sebanyak tujuh komponen (Swastha, menjadi fenomenal di Indonesia terutama di Kota

2007), yaitu:

Lhokseumawe karena adanya diferensiasi produk

1. Keputusan tentang jenis produk yang berbeda dengan merek pesaing, jika dilihat dari

Komponen dapat mengambil keputusan tentang kegunaan dan keunggulan fungsi produknya beragam.

produk apa yang akan dibelinya untuk memuaskan Banyaknya fitur-fitur baru yang tidak dimiliki oleh

kebutuhan.

para pesaingnya, misalnya seperti push e-mail yaitu

2. Keputusan tentang bentuk produk email yang diterima tepat waktu, akses internet tanpa

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk batas dimanapun, kapanpun dan ditawarkan dengan

membeli suatu produk dengan bentuk sesuai biaya paket miring yang telah ditetapkan oleh

dengan selera dan kebutuhan. berbagai operator, kemudian mempunyai jangkauan

3. Keputusan tentang merek

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berkomunikasi dengan teman di seluruh dunia

jaringan yang luas

merek produk yang akan dibeli karena setiap (chatting via BBM (Blackberry Messenger), Yahoo,

perbedaan-perbedaan Twitter , Facebook, Foursquare, dll), serta dapat

mengetahui berita dan informasi baik nasional

4. Keputusan tentang penjualnya maupun internasional yang paling baru. OS android

Konsumen dapat mengambil keputusan di mana pun sangat mudah dalam mengoperasikan sistemnya,

produk yang diperlukan tersebut akan dibeli. kemudian terdapat ribuan aplikasi gratis di dalamnya.

5. Keputusan tentang jumlah produk Dan harga yang di tawarkan pun relatif murah di

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang banding Operating system lainnya. Hal itulah yang

berapa banyak produk yang akan dibelinya pada menjadikan OS Android menjadi fenomenal di

suatu produsen.

kalangan konsumen khusunya di Kota Lhokseumawe.

6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang

Rumusan Masalah

kapan ia harus melakukan pembelian. Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan

7. Keputusan tentang cara pembayaran di atas ,maka pada penelitian ini dapat dirumuskan

Konsumen harus mengambil keputusan tentang rumusan masalah sebagai berikut :

metode atau cara pembayaran produk yang akan metode atau cara pembayaran produk yang akan

produk tersebut.

penjual dan jumlah pembelinya. Keputusan pembelian dari pembeli sangat

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah

(Suprapti, 2010) menggunakan lima indikator yang mempengaruhi

dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh perusahaan, tetapi harus benar-

yang

tidak

pembeliannya, indikator-indikator tersebut yaitu:

a. Prioritas dalam pembelian. benar diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh- pengaruhnya terhadap perilaku pembelian (Kotler,

b. Pertimbangan dalam membeli.

c. Kemantapan dalam membeli. 2000).

d. Kecepatan memutuskan memilih merek produk.

Faktor kebudayaan

Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam- Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku konsumen. Kebudayaan

macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan

sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang

konsumen melakukan keputusan pembelian. Terdapat lima proses dalam melakukan keputusan (Kotler,

dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan

2005), yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pengenalan masalah penting lainnya. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang

Merupakan tahap pertama dalam suatu proses pembelian, konsumen mulai mengenal adanya

paling mendasar. Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat

suatu masalah atau kebutuhan. Sejauh mana suatu produk dapat memenuhi harapan konsumen

tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

selama konsumen dapat pula mempengaruhi pengenalan

2. Faktor sosial Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap

kebutuhan dan

juga kepuasan

konsumen terhadap produk tersebut. Pada saat suatu produk dapat memenuhi kebutuhan keadaan

perilaku konsumen diantaranya : kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

yang diinginkan dan hal ini akan mencetuskan pengenalan kebutuhan, ketika pembelian ulang

a. Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua dilakukan oleh konsumen.

sekitar individu Pencarian informasi yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun

kelompok

di

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin juga akan mencari informasi tentang

tidak langsung terhadap perilaku individu tersebut (Kotler, 2007). Kelompok acuan

produk yang akan memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalahnya. Konsumen dapat

mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat

memperoleh informasi dari banyak sumber seperti: sumber pribadi (keluarga, teman), sumber

untuk berperilaku sama dengan kelompok acuan tersebut.

komersial (periklanan, tenaga penjual), sumber publik (media elektronik, media cetak). Pengaruh

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber relatif dari sumber informasi ini beraneka ragam

menurut kategori produk dan karakteristik

perilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua

3. Evaluasi alternatif saat mereka melihat perilaku orang tua

mendatangkan manfaat atau Konsumen sebelum melakukan tahap pembelian

mereka

akan suatu produk juga melihat alternatif lainnya

keuntungan.

c.

yang dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Peran dan status dalam masyarakat

Konsumen akan memilih pada atribut yang akan Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan mengacu pada orang-orang di

memberikan manfaat yang dicari.

Sedang status Keputusan pembelian adalah pengakuan umum masyarakat sesuai dengan

sekellilingnya.

Konsumen akan menentukan pilihan serta bentuk niat pembelian setelah melalui tahap-tahap

peran yang dijalankan. Setiap individu dan status yang disandangnya akan mempengaruhi

sebelumnya, konsumen biasanya akan membeli produk

yang paling

Faktor pribadi

kebutuhannya. Konsumen juga dapat menunda

atau menghindari keputusan pembelian jika resiko Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi

yang dihadapi besar bila membeli produk tersebut.

5. Perilaku pasca pembelian berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

Konsumen akan mengevaluasi produk yang dibelinya apakah memuaskan atau tidak, jika

a. Usia dan tahap siklus hidup Individu dalam membeli barang atau jasa

memuaskan dan sesuai dengan harapan konsumen biasanya disesuaikan dengan perubahan usia memuaskan dan sesuai dengan harapan konsumen biasanya disesuaikan dengan perubahan usia

perusahaan antara lain sebagai berikut (Durianto, dkk, berbeda.

a. Ekuitas merek yang kuat dapat membantu Pekerjaan

b. Pekerjaan

perusahaan untuk menarik minat calon konsumen mempengaruhi perilaku pembelian individu.

dan untuk menjalin hubungan yang baik dengan Penghasilan

dapat menghilangkan pekerjaannya itulah yang menjadi determinan

yang mereka peroleh

dari

para pelanggan

dan

keraguan konsumen terhadap kualitas merek. penting dalam perilaku pembelian mereka.

b. Seluruh

elemen

ekuitas merek dapat

c. Gaya hidup mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Gaya hidup merupakan pola kehidupan

karena ekuitas merek yang kuat akan mengurangi seseorang

keinginan konsumen untuk berpindah ke merek aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

sebagaimana

tercermin dalam

lain.

akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan

c. Konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap perilaku individu.

suatu merek tidak akan mudah untuk berpindah ke

d. Kepribadian merek pesaing, walaupun pesaing telah melakukan Kepribadian adalah karakteristik psikologi

inovasi produk.

d. Asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten

yang berbeda

untuk melakukan evaluasi atas keputusan strategi dan tetap terhadap lingkungannya.

perluasan merek.

4. Faktor psikologi

e. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang

a. Motivasi kuat dapat menentukan harga premium serta Motivasi adalah kebutuhan yang memadai

mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap untuk

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada

f. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat

kuat dapat menghemat pengeluaran biaya pada biogenis ; kebutuhan tersebut muncul dari

saat perusahaan memutuskan untuk melakukan tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak

perluasan merek.

nyaman. Sedangkan kebutuhan yang lain

g. Ekuitas merek yang kuat akan menciptakan bersifat psikogenis; kebutuhan tersebut muncul

distribusi yang akan dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan

loyalitas

saluran

meningkatkan jumlah penjualan perusahaan. pengakuan,

h. Ekuitas merek yang kuat akan menciptakan keanggotaan kelompok.

distribusi yang akan

b. Persepsi meningkatkan jumlah penjualan perusahaan. Disamping motivasi mendasari seseorang

Menurut (Sadat, 2009) ekuitas merek dijabarkan untuk melakukan keputusan pembelian maka kedalam empat dimensi, yaitu kesadaran merek akan dipengaruhi juga oleh persepsinya

persepsi kualitas merek terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan

(brand

awareness ),

asosiasi merek (brand menampakkan perilakunya setelah melakukan association s), dan loyalitas merek (brand loyalty). persepsi terhadap keputusan apa yang akan

(perceived

quality ),

diambil dalam membeli suatu produk.

c. Sikap Kesadaran merek adalah kemampuan pelanggan Selain persepsi akan muncul pula sikap untuk mengenali atau mengingat kembali sebuah seseorang dalam menilai suatu obyek yang merek dan mengkaitkannya dengan satu kategori akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap produk tertentu. Kesadaran konsumen terhadap merek sebagai

Kesadaran Merek ( Brand Awareness)

evaluasi yang menyeluruh dan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai sarana memungkinkn seseorang untuk merespon untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dengan cara yang menguntungkan atau tidak mengenai suatu merek kepada konsumen. Perusahaan terhadap obyek yang dinilai. dapat menciptakan nilai-nilai kesadaran merek agar konsumen dapat lebih memahami pesan merek yang

Ekuitas Merek ( Brand Equity)

akan disampaikan (Humdiana, 2005), yaitu sebagai Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat

berikut:

asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan

merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan Jangkar yang menjadi pengait asosiasi lain Tingkat

yang tinggi akan lebih yang memungkinkan suatu merek mendapatkan memudahkan pemasar untuk melekatkan suatu kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat asosiasi terhadap merek karena merek tersebut membedakan dengan merek pesaing (Astuti dan telah tersimpan dibenak konsumen. Cahyadi, 2007).

kesadaran merek

2. Rasa suka Kesadaran merek yang tinggi dapat menimbulkan rasa suka konsumen terhadap merek tersebut.

3. Komitmen Persepsi kualitas yang kuat dapat dijadikan Jika kesadaran suatu merek tinggi, maka

perusahaan untuk konsumen dapat selalu merasa kehadiran merek

melaksanakan kebijakan perluasan merek. tersebut. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang

4. Mempertimbangkan merek penting dalam membangun suatu merek yang akan Ketika konsumen akan melakukan keputusan dijadikan bahan pertimbangan pelanggan kemudian pembelian,

akan berpengaruh dalam memutuskan merek mana kesadaran merek tinggi akan selalu tersimpan di yang akan dibeli. Dengan persepsi kualitas yang benak konsumen dan akan dijadikan pertimbangan positif akan mendorong keputusan pembelian dan oleh konsumen. menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Hal

Menurut (Sadat, 2009), terdapat empat tingkatan itu karena konsumen akan lebih menyukai produk atau level kesadaran merek yaitu :

yang memiliki persepsi kualitas yang baik.

1. Tidak sadar merek (Unware of Brand) Pada posisi ini, pelanggan sama sekali tidak

Asosiasi-Asosiasi Merek ( Brand Associations)

mengenali merek yang disebutkan meskipun Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, melalui alat bantu, seperti menunjukkan gambar

biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang atau menyebutkan nama merek tersebut.

bermakna. Suatu merek yang lebih mapan akan

2. Mengenali merek (Brand Recognition) mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu Pada level ini, pelanggan akan mengingat merek

kompetisi karena didukung oleh berbagai asosisasi setelah diberikan bantuan dengan memperlihatkan

yang kuat. Asosiasi merek yang dapat menciptakan gambar atau ciri-ciri tertentu.

nilai bagi perusahaan dan para pelanggannya

3. Mengingat kembali merek (Brand Recall) (Humdiana, 2005) dapat digunakan untuk: Level ini mencerminkan merek-merek yang dapat

1. Memproses/ menyusun informasi diingat pelanggan dengan baik tanpa bantuan.

Sebuah asosiasi bisa menciptakan informasi padat

bisa mempengaruhi Pada level ini, pelanggan sangat paham dan

4. Puncak pikiran (Top of Mind)

pengingatan kembali atas informasi tersebut, mengenali elemen-elemen yang dimiliki sebuah

terutama pada saat membuat keputusan. merek. Pelanggan yang akan menyebutkan merek

2. Membedakan/memposisikan merek untuk pertama kali, saat ditanya mengenai suatu

Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang kategori produk. Dengan perkataan lain, sebuah

penting bagi usaha untuk membedakan dan merek menjadi merek utama dari berbagai merek

memisahkan suatu merek dengan merek lain. yang ada dalam benak pelanggan.

3. Membangkitkan alasan untuk membeli Asosiasi merek yang berhubungan dengan atribut

Persepsi Kualitas ( Perceived Quality)

produk atau manfaat pelanggan dapat mendorong Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan

pembeli untuk menggunakan merek tersebut. atas atribut yang dianggap penting baginya (Astuti

4. Menciptakan sikap/ perasaan positif dan Cahyadi, 2007). Terdapat lima nilai yang dapat

Beberapa asosiasi mampu menciptakan perasaan menggambarkan nilai-nilai dari persepsi kualitas

positif selama pengalaman menggunakan dan (Durianto, dkk, 2004), yaitu sebagai berikut:

mengubah pengalaman tersebut menjadi sesuatu

a. Alasan untuk membeli yang lain dari pada yang lain. Persepsi kualitas yang baik dapat membantu

5. Memberikan landasan bagi perluasan periklanan

Suatu asosiasi dapat menjadi landasan bagi suatu perusahaan menjadi lebih efektif, yang akan

dan promosi

yang

dilakukan

perluasan sebuah merek dengan menciptakan terkait

kesan kesesuaian antara suatu merek tersebut dan konsumen.

dengan keputusan

pembelian

oleh

sebuah produk baru perusahaan.

b. Diferensiasi atau posisi Sebuah perusahaan harus selalu menjaga asosiasi

Persepsi kualitas suatu merek akan berpengaruh untuk menentukan posisi merek tersebut dalam

organisasinya di mata konsumen karena konsumen akan lebih tertarik untuk memilih merek yang

persaingan.

c. Harga optimum diproduksi oleh perusahaan yang memiliki citra asosiasi organisasi yang baik. Selain itu, asosiasi

Penentuan harga optimum yang tepat dapat membantu

diperlukan untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek

persepsi kualitas merek tersebut.

d. Minat saluran distribusi tersebut.

Pedagang akan lebih menyukai untuk memasarkan produk yang disukai oleh konsumen, dan

Loyalitas Merek ( Brand Loyalty)

Menurut (Sadat, 2009), loyalitas merek adalah konsumen lebih menyukai produk yang memiliki

persepsi kualitas yang baik. komitmen kuat dalam berlangganan atau membeli kembali suatu merek secara konsisten di masa

e. Perluasan merek mendatang. Sadat (2009) juga mengatakan hanya e. Perluasan merek mendatang. Sadat (2009) juga mengatakan hanya

Produk Minuman Isotonik Fatigon Hydro di lain, meskipun persaingan iklan promosi yang

Purwoketo”. Penelitian tersebut sama-sama semakin kuat. Loyalitas pelanggan merek dibedakan

menggunakan metode linear regresi berganda, dan menjadi lima kategori level, antara lain:

hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa

a. Indifferent keputusan pembelian konsumen mempunyai Indifferent adalah pelanggan

hubungan positif dengan keempat variabel ekuitas berpindah dari satu merek ke merek yang lain,

yang

senang

mereknya adalah kesadaran merek, persepsi dimana harga dijadikan pertimbangan utama

kualitas, asosiasi organisasi dan loyalitas merek. dalam keputusan pembelian.

b. No reason to change

Kerangka Konseptual

Pada level ini, pelanggan sudah terpuaskan oleh Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka sebuah merek, dan akan melakukan pembelian

pemikiran yang dapat menjadi landasan dalam ulang karena faktor kebiasaan.

penulisan ini, yang pada akhirnya akan dapat

c. Pertimbangan Opportunity cost diketahui variabel mana yang paling berpengaruh Level ini seorang pelanggan terpuaskan dan

dominan dalam keputusan pembelian konsumen. memiliki pilihan untuk pindah ke merek lain,

Kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai tetapi tidak dilakukan karena pertimbangan

berikut:

timbulnya biaya-biaya lain, seperti: waktu, dana,

Gambar 1

dan risiko.

Kerangka Konseptual

d. Menyukai merek Pelanggan

menempatkannya sebagai “teman” pendamping setiap saat.

e. Komitmen Pelanggan jenis ini berada pada level tertinggi loyalitas mereknya. Pelanggan ini menjadikan merek sebagai bagian dari diri mereka. Ada kebanggan atau spirit yang mebuat diri mereka menyatu dengan

merek, misalnya:

Harley

Davidson dan The Body Shop.

Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya merupakan telaah pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan penelitian ini antara lain,

 Penelitian yang dilakukan (Humdiana, 2005) mengenai pengaruh elemen-elemen brand equity

yang meliputi kesadaran merek, asosiasi merek

Hipotesis

dan loyalitas merek pada rokok djarum black Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara dalam menciptakan nilai bagi pelanggan atau atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan semua variabel yang diteliti memiliki pengaruh masalah, tinjuan pustaka dan tinjauanya penelitian, kuat terhadap brand equity dalam menciptakan maka dapat ditarik hipotesis sementara dari penelitian nilai bagi pelanggan dan perusahaan.  Penelitian (Suprapti, 2010) yang berjudul ini, yaitu:

“Analisis Pengaruh Brand Awareness, Perceived H01: Kesadaran merek tidak berpengaruh terhadap keputusan menggunakan OS Android di Kota

Value, Organizational Asssociations, Perceived

Lhokseumawe.

Quality terhadap

berpengaruh terhadap Konsume n” dalam membeli produk Yamaha Mio keputusan menggunakan OS Android di Kota

Keputusan

Pembelian

Ha1: Kesadaran merek

CW. Penelitian tersebut menggunakan model

Lhokseumawe.

penelitian analisis regresi berganda, kesimpulan di H02: Persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap akhir penelitiannya menunjukkan hasil bahwa

keputusan menggunakan OS Android di Kota keempat

mempunyai pengaruh

berpengaruh terhadap signifikan terhadap variabel dependennya yaitu

keputusan menggunakan OS Android di Kota keputusan pembelian.

 Terakhir penelitian oleh (Kurniawan, 2010) Lhokseumawe. mengenai “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek

H03: Asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). keputusan menggunakan OS Android di Kota

Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan Lhokseumawe.

yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang Ha3: Asosiasi merek berpengaruh terhadap keputusan

diukur tersebut. Setiap faktor dianggap valid jika menggunakan

menghasilkan Pearson Correlation diatas 0,50 Lhokseumawe.

OS Android

di

Kota

menunjukkan bahwa indikator – indikator tersebut H04: Loyalitas merek tidak berpengaruh positif

merupakan suatu kesatuan alat ukur yang mampu terhadap keputusan menggunakan OS Android

mengukur suatu konstruk yang sama dan dapat di Kota Lhokseumawe.

memprediksi apa yang seharusnya dapat diprediksi Ha4: Loyalitas merek berpengaruh positif terhadap

hal ini sependapat dengan (Ghozali, 2009). keputusan menggunakan OS Android di Kota Lhokseumawe.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.

METODE PENELITIAN

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal

apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

Subjek dan Lokasi Penelitan

stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Suatu Subjek penelitian ini adalah konsumen yang

menggunakan OS Android. Dalam penelitian ini, variabel dikatakan handal apabila nilai croanbach alpha

Lokasi penelitian yang akan di lakukan adalah di (α) lebih besar dari 0,60. Namun apabila nilai

Kota Lhokseumawe. croanbach alpha lebih kecil 0,60 maka kuesioner dianggap kurang handal sehingga apabila dilakukan

penelitian ulang terhadap variabel-variabel tersebut

Populasi dan Sampel

pada waktu dan dimensi yang bebeda, kesimpulannya Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen

yang menggunakan

OS Android

di

Kota

akan berbeda (Ghozali, 2009).

Lhokseumawe. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 orang responden.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Sedangkan penentuan

pengambilan

responden

(sampel) dilakukan melalui

teknik

purposive

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

sampling , yaitu teknik

pengambilan

sampel

didasarkan atas tujuan tertentu. Orang yang dipilih residual mempunyai distribusi normal atau tidak dimana model regresi yang baik adalah yang memiliki

betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel yaitu konsumen yang sudah mengenal atau mengerti

distribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk melihat distribusi normal adalah dengan

tentang OS android sehingga dapat mempermudah peneliti dalam memberikan sebuah informasi. Jadi

melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

sampel diambil dengan cara memilih elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel yang ditentukan secara

normal (Ghozali, 2009).

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan subyektif sekali. Semua sampel diperoleh dari

masyarakat yang berada di Kota Lhokseumawe yang analisis grafik yang dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

menjadi konsumen OS merek Android. grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

Teknik Pengumpulan Data

1. Jika data menyebar sekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal grafik, maka hal ini

Metode pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data

yang dilakukan

ditunjukkan pada distribusi normal sehingga model persamaan regresi memenuhi asumsi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007).

normalitas.

Skala Pengukuran untuk semua indikator pada Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan

masing-masing variabel dengan menggunakan skala tidak mengikuti arah garis diagonal grafik maka hal ini tidak menunjukkan pola distribusi normal

Likert (skala 1 sampai dengan 5) dimulai dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan Sangat Setuju

sehingga persamaan regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

(SS). Skala pengukuran ini berarti bahwa jika nilainya semakin mendekati 1 maka berarti semakin tidak

Uji Multikolinieritas

setuju. Sebaliknya, jika semakin mendekati angka 5 berarti semakin setuju.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya

korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel

Uji Validitas

bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2009). Multikolinearitas akan menyebabkan koefisien

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner regresi bernilai kecil dan standar error regresi bernilai mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner regresi bernilai kecil dan standar error regresi bernilai mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas

fungsi atau persamaan sebagai berikut: dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Faktor ).

Apabila nilai

VIF < 10 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ℮

mengindikasikan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas, sedangkan untuk nilai tolerance >

Dimana:

0,10 (10%) menunjukkan bahwa model regresi bebas

= Keputusan pembelian dari multikolinearitas. Hipotesa yang digunakan

a = Konstanta

dalam uji multikolinearitas adalah : b1- b4 = Koefisien regresi yang hendak ditaksir

X1 = Kesadaran merek

H 0 : Tidak ada Mulitkolinearitas

H : Ada Multikolinearitas

X2 = Persepsi kualitas

X3 = Asosiasi Merek

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

X4 = Loyalitas merek

= error / variabel pengganggu ditolak dan H a diterima.

Jika VIF > 10 atau jika tolerance < 0,10 maka H 0 ℮

regresi ini, variabel diterima dan H a ditolak.

Jika VIF < 10 atau jika tolerance > 0,10 maka H 0 Dalam

persamaan

dependennya adalah keputusan menggunakan OS Android. Sedangkan variabel independennya adalah

Uji Heterokedastisitas

kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

dan loyalitas merek.

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan kepengamatan

Uji t (Uji Parsial)

lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan Uji t digunakan untuk menguji signifikansi yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.

konstanta dari setiap variabel independen, apakah Model

kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi homoskedastisitas

regresi yang

merek (X3), dan loyalitas merek (X4) benar-benar heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

variabel dependennya yaitu keputusan pembelian (Y). tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat grafik

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = plot antara nilai prediksi variabel tidak bebas

0,05 ditentukan sebagai berikut : (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada

 t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

 t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scarplot antar SRESID dan ZPRED dimana

Uji F (Uji Simultan)

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh adalah residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya).

variabel bebas yaitu kesadaran merek (X1), persepsi Dasar analisisnya sebagai berikut :

kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada merek (X4) secara simultan terhadap variabel terikat membentuk

yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria untuk (bergelombang, melebar kemudian menyempit)

menguji hipotesis adalah :

 Jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak, berarti heteroskedastisitas.

maka mengindikasikan

telah

terjadi

masing-masing variabel bebas secara bersama-

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik sama mempunyai pengaruh yang signifikan menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu

terhadap variabel terikat.

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.  Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-

Metode Analisi Data

sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan Dalam upaya menjawab permasalahan dalam

terhadap variabel terikat.

penelitian ini, maka digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression). Analisis regresi ganda

adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua

HASIL PENELITIAN

variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat

(untuk membuktikan ada tidaknya hubungan

Uji Validitas

fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas).

Setiap faktor dianggap valid jika menghasilkan Dalam penelitian ini kegunaan analisis regresi

Pearson Correlation diatas 0,50 yang menunjukkan ganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

bahwa indikator – indikator tersebut merupakan suatu kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek

kesatuan alat ukur yang mampu mengukur suatu dan loyalitas merek terhadap keputusan menggunakan

konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang

Tabel 3

Tabel 2 Reliabilitas Indikator Variabel Validitas Indikator Variabel

Variabel Penelitian

Kesadaran Merek

1. Kesadaran Merek (X 1 )

2. Persepsi Kualitas (X 2 )

3. Asosiasi Merek (X 3 )

3 0,992 Reliabel

3 0,968 Reliabel Persepsi Kualitas

X. 1. 3 0,973

Valid

4. Loyalitas Merek (X 4 )

5. Keputusan Pembelian

Uji Asumsi Klasik

Asosiasi Merek

Uji Normalitas

Ada dua cara untuk mendetekeksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

gambar berupa plot dan uji statistik. Berikut adalah Loyalitas Merek

hasil dari olah data yang dilakukan dari uji normalitas,

X 4. 1 0,943

Valid

dapat dilihat pada gambar 2 berikut :

Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil pengujian validitas di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator independent dan dependent menghasilkan pearson correlation > 0,50, Dari hasil yang didapat oleh peneliti lakukan dengan aplikasi SPSS, dari hasil yang telah didapat dapat

disimpulkan bahwa indikator indikator independent dan dependent variable dinyatakan valid

Uji Reliabilitas

Acuan tingkat reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Ghazali (2009) yang menunjukkan bahwa konstruk atau variabel dapat dikatan reliabel jika memilik nilai Cronbach

Alpha > 0,60.

Gambar 2

Normal P- Plot

Berdasarkan Tabel dapat kita melihat bahwa nilai Cronbach Alpha untuk independent variable yaitu

Setelah melihat hasil Gambar 2 Normal P-Plot variabel Kesadaran Merek (X1) sebesar 0,960 atau

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi 96%, Persepsi Kualitas (X2) sebesar 0,786 atau

memenuhi asumsi normalitas karena pada grafik 78,6%. Sedangkan Asosiasi Merek (X3) sebesar

normal P-Plot rerlihat titik – titik mendekati garis dan 0,992 atau 99,2% , Loyalitas Merek (X4) sebesar

menyebar disekitar garis diagonal dan menunjukkan 0,968 atau 96,8% dan untuk dependent variable yaitu

hasil yang sangat signifikan.

Keputusan Pembelian (Y) memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,973 atau 97,3%. Dari hasil data yang diolah melalui SPSS dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel yang diteliti sudah reliabel.

Tabel 4

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik -

Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov

titik tersebar ke berbagai arah, baik diatas maupun

(K-S)

bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

Unstandardized

terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi

sehingga layak dipakai untuk memprediksi keputusan N

Residual

pembelian OS Android di Kota Lhokseumawe

berdasarkan variabel ekuitas merek. Normal

Parameters a Uji Multikolinieritas

Std.

Uji ini dilakukan dengan melihat Tolerance dan Deviation

Variance Inflation factor (VIF). Nilai Tolerance yang Most Extreme

rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF Differences

Absolute

= 1/Tolerance). Jika nilai tolerance < 0,1, dan nilai Positive

VIF > 10 berarti dapat disimpulkan adanya Negative

multikolinearitas. Namun sebaliknya jika hasil Kolmogorov-Smirnov Z

perhitungan nilai tolerance > 0,1, dan nilai VIF < 10

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Asymp. Sig. (2-tailed)

multikolinearitas antar variabel independent. Untuk melihat hasil dari olah data uji multikoliearitas dapat

Dari uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov- dilihat pada tabel 5 berikut ini : Smirnov (K-S), besarnya nilai K-S adalah 1,362

Tabel 5

dengan probabilitas signifikan 0,052 dan nilainya >

Uji Multikolinieritas

0,05, bahwa data terdistribusi secara normal. Collinearity Statistics

Uji Heteroskedastisitas

Tolerance VIF Untuk

Model

melihat ada

heteroskedastisitas, peneliti

menggunakan

atau

0,278 3,599 maka terjadi heteroskedastisitas tetapi jika titik – titik

melihat grafik scatterplot. Jika terbentuk pola tertentu

Kesadaran Merek (x1)

0,234 4,274 dalam gambar tersebar ke seluruh arah maka tidak

Persepsi Kualitas (x2)

0,271 3,684 terjadi heteroskedastisitas. Untuk lebih jelasnya

Asosiasi Merek (x3)

berikut adalah gambar dari hasil oleh data uji

0,846 1,182 heteroskedastisitas :

Loyalitas Merek (x4)

Dari Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa nilai tolerance untuk keempat variabel yaitu < 0,10 untuk

variabel X 1 (Kesadaran Merek) sebesar 0,278, nilai tolerance untuk X 2 (Persepsi Kualitas) sebesar 0,234, nilai tolerance untuk X 3 (Asosiasi Merek) sebesar 0,271 dan nilai tolerance untuk X 4 (Loyalitas Merek) sebesar 0,846. Sedangkan untuk nilai VIF Variabel X 1 (Kesadaran Merek) sebesar 3,599, nilai VIF untuk Variabel X 2 (Persepsi Kualitas) sebesar 4,274, nilai VIF untuk Variabel X 3 (Asosiasi Merek) adalah sebesar 3,684, dan nilai VIF untuk Variabel X 4 (Loyalitas Merek) adalah sebesar 1,182. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya multikolinieritas antar variabel – variabel yang diteliti

Uji Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian dengan persamaan regresi. Hasil perhitungan analisis regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 berikut ini:

Gambar 3

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 6

menolak

1 dan menerima

yang berarti secara

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

parsial kesadaran merek berpengaruh signifikan Unstandardized Standardized

terhadap keputusan menggunakan OS merek Android di Kota Lhokseumawe.

No Variabel

t hitung Sig.

Dari Tabel 6 dapat dilihat juga bahwa nilai

dari persepsi kualitas adalah sebesar 2,514 dengan nilai signifikannya adalah 0,003, sedangkan

B Std. Error

sebesar 1,661 artinya lebih besar dari derajat kesalahan sebesar 5%

(0,05). Maka

1 Kesadaran Merek

keputusannya menerima

2 dan menolak yang berarti secara parsial persepsi kualitas berpengaruh

2 Persepsi 0,443 0,279

signifikan terhadap keputusan pembelian OS merek Kualitas

Android di Kota Lhokseumawe. Dari Tabel 4.11 dapat

3 Asosiasi 0,557 0,260

dari asosiasi merek Merek

dilihat juga bahwa nilai

adalah sebesar 2,219 dengan nilai signifikannya

adalah 0,004, sedangkan nilai sebesar 1,661 Merek artinya lebih besar dari derajat kesalahan sebesar 5% R =

dan Adjs R2 =

0,403 (0,05). Maka keputusannya menerima

menolak

yang berarti secara parsial asosiasi

F Value = 16,059 merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan Sig. F =

Android di Kota

Lhokseumawe.

Berdasarkan hasil analisis model regresi Tabel 6, Dari Tabel 6 dapat dilihat juga bahwa nilai maka dapat disusun kedalam persamaan matematis

dari loyalitas merek adalah sebesar 2,343 sebagai berikut :

dengan nilai signifikannya adalah 0,003, sedangkan

sebesar 1,661 artinya lebih kecil dari derajat kesalahan sebesar 5%

(0,05). Maka Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui nilai

dan menerima yang koefisien korelasi (R) sebesar 0,635 menunjukkan

keputusannya menolak

berarti secara parsial loyalitas merek berpengaruh bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel

signifikan terhadap keputusan menggunakan OS independen terhadap variabel dependen sebesar

merek Android di Kota Lhokseumawe. Berdasarkan 63,5%. Nilai

hasil uji parsial variabel kesadaran merek merupakan menunjukkan bahwa variasi variabel independen

adalah 0,378, hal ini

variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap mampu menjelaskan variasi variabel dependen

keputusan pembelian OS merek Android di Kota sebesar 37,8%, sedangkan sisanya sebesar 62,2%

Lhokseumawe yaitu sebesar 2,977 pada α = 0,000 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel

karena bagi mereka jika ingin menggunakan OS independen.

merek Android di Kota Lhokseumawe terlebih dahulu dilihat dari faktor kesadaran merek

Uji Hipotesis

Pengaruh secara parsial

dilakukan dengan

menggunakan statistik uji t. Pengujian ini bertujuan

PENUTUP

untuk mengetahui apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mampu menjelaskan

Kesimpulan

variabel dependen secara individual. Hasil pengujian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat pada Tabel 6. Uji-t dilakukan untuk

dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut: mengetahui apakah ada pengaruh variabel independen

1. Berdasarkan hasil uji parsial variabel kesadaran secara parsial terhadap variabel dependen secara

merek merupakan variabel yang paling dominan statistik. Pengujian yang digunakan adalah dengan

berpengaruh terhadap keputusan menggunakan OS ketentuan jika

merek Android di Kota Lhokseumawe. menolak

pada α = 0,05 maka

2. Berdasarkan hasil uji simultan variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan

dan menerima

, sebaliknya jika

loyalitas merek secara simultan berpengaruh Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai

< maka menerima

dan menolak

signifikan terhadap keputusan menggunakan OS kesadaran merek adalah sebesar 2,977 dengan nilai

dari

merek Android di Kota Lhokseumawe. signifikannya adalah 0,000, sementara nilai dengan (df) = n-k-1 (100 – 5 – 1 = 94) pada α = 0,05

Saran