LEMBAGA PENDIDIKAN PENGHAFAL AL-QURAN: STUDI PERBANDINGAN PESANTREN TAHFIDL SULAYMANIYAH TURKI DAN PESANTREN TAHFIDL INDONESIA ARIF ZAMHARI
LEMBAGA PENDIDIKAN PENGHAFAL AL-QURAN: STUDI PERBANDINGAN PESANTREN TAHFIDL SULAYMANIYAH TURKI DAN PESANTREN TAHFIDL INDONESIA ARIF ZAMHARI
Email:
a bstract
This study discusses the comparison between educational institutions hafidzKor’an schools in Turkey and Sulaymaniyahand Indonesia. The process of memorizing the Quran in Turkey reached within a year by using the method of the Ottoman Empire. As a result, the students are generally able to finish memorizing one juz for a year even less than one year. In addition to development activities yellow books, the students were also given lectures about morals, Sufism, and other materials that are flexible depending on needs. In addition, the students are also applying the teachings of the congregation SulaimaniyahNaqshabandiah to build character and piety. With boarding academic system like this, the students can not only have the capability of understanding the fundamentals of Islamic studies and Arabic but also has the ability to become a hafidl. Unlike the Indonesian context. Generally Tahfidl in Indonesia only emphasizes the mastery tahfidl alone, without giving the lesson material other Islamic sciences to the students during the memorization process. This happens because there has been some kind of impression in the community that the Koran book and memorize the Qur’an are two different abilities that can not
be united in a religious boarding school, because each one will distract the student to master one of their areas of expertise. Keywords : Islamic Boarding School, Sulaymaniyyah Turkey, and Tahfidz in Indonesia.
a bstrak
Penelitian ini membahas perbandingan antara lembaga pendidikan penghafal al-Qur’an pesantren tahfidz Sulaymaniyah di Turki dan pesantren tahfidz yang ada di Indonesia. Proses menghafal Al-Qur’an di Turki ditempuh dalam waktu setahun dengan menggunakan metode Turki Usmani. Hasilnya, para santri umumnya mampu menyelesaikan hafalan satu juz selama satu tahun bahkan ada yang kurang dari satu tahun. Selain kegiatan pembinaan kitab-kitab kuning, para santri juga diberikan ceramah-ceramah tentang akhlak, tasawuf, dan materi-materi lain yang bersifat fleksibel tergantung kebutuhan. Selain itu, para santri Sulaimaniyah juga menerapkan ajaran tarekat Naqshabandiah untuk membangun akhlak dan ketakwaan.Dengan sistem akademik pesantren seperti ini, para santri tidak saja dapat memiliki kemampuan pemahaman dasar-dasar ilmu keislaman dan bahasa Arab tapi juga memiliki kemampuan menjadi seorang hafidl. Berbeda dengan konteks Indonesia. Umumnya pesantren-pesantren Tahfidl di Indonesia hanya menekankan pada penguasaan tahfidl semata, tanpa memberikan pelajaran materi ilmu-ilmu keislaman lainnya kepada para santri selama proses menghafal. Hal ini terjadi karena selama ini ada semacam kesan di tengah masyarakat bahwa mengaji kitab dan menghafal Al-Qur’an adalah dua kemampuan yang berbeda yang tidak bisa bersatu dalam satu pesantren, karena masing-masing akan mengganggu konsentrasi siswa untuk menguasai salah satu bidang keahlian mereka. Kata Kunci: Pesantren Tahfidz Sulaymaniyyah Turki, Pesantren Tahfidz Indonesia
P enDahuluan
lembaga pendidikan yang diharapkan itu, sehingga tercapainya tujuan pendidikan? Dari
Lembaga pendidikan yang baik dan pertanyaan tersebut, penulis merumuskan
mendukung terselenggaranya suatu pendidikan lembaga pendidikan yang mempengaruhi
amat dibutuhkan dan turut berpengaruh
ketercapaian tujuan terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang
keberhasilan
dan
pendidikan, khususnya lembaga pendidikan diinginkan. Selanjutnya apa dan bagaimana
Islami. Lembaga pendidikan yang dimaksud
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 2015
adalah lembaga pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah), dan nonformal (masyarakat) sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, sebab lembaga/institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan. (1) Keluarga, sebagai lembaga informal harus menjadi lembaga yang ideal dalam perspektif Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Profil keluarga semacam ini sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian orang tua harus menyadari pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut. (2) Sekolah atau madrasah, sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran penting dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang pada hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profersional sesuai dengan prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan Islam.
Sekolah harus mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan kemampuan peserta didik itu sendiri. (3) Masyarakat, sebagai lembaga pendidikan nonformal, dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, ketiga lembaga pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara harmonis sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran Islam. Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar ma’ruf nahi munkar dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan sehingga terwujudlah masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.
Tradisi belajar mengajar dalam dunia Islam memiliki akar sejarah yang panjang sepanjang usia agama Islam itu sendiri. Sejak Islam lahir di Arab, proses pendidikan Islam berlangsung seiring dengan proses dakwah Islam. Mulai generasi Nabi, sahabat, Tabiin, dan Tabiit Tabiin proses pendidikan Islam ini berlangsung tanpa henti sekalipun dalam bentuknya yang sederhana. Tradisi pendidikan dan pembelajaran ini pun masih terus berlanjut sampai pada generasi muslim dewasa ini. Tentu saja proses dan metode pembelajaran setiap generasi ini tidak sama. Beberapa metode pembelajaran agama Islam diperkenalkan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman saat itu. Bahkan tidak jarang metode dan institusi pembelajaran dan pendidikan Islam awal masih tetap digunakan sampai dewasa ini tentunya dengan berbagai modifikasi manajeman dan tata kelola yang juga disesuaikan dengan kondisi kehidupan umat Islam setempat.
Sejarah awal pendidikan Islam secara informal dimulai seiring dengan proses dakwah Islam itu sendiri. Pada masa Nabi, proses belajar mengajar ini berlangsung sangat sederhana di rumah beliau yang dikenal dengan Dar al-Arqam. Namun ketika masyarakat Islam sudah berkembang, proses belajar mengajar ini berlangsung di masjid dalam bentuk yang dikenal dengan sistem halaqah (circle).
Pendidikan Islam formal baru muncul belakangan yang ditandai dengan kemunculan madrasah sekitar abad ke 11 pada masa pemerintahan Nizhamiyah. Madrasah dan pondok pesantren, misalnya, merupakan institusi pendidikan lama yang masih dapat kita jumpai dan dipraktekkan umat Islam secara luas sampai sekarang. Dengan berbagai muatan dan modifikasinya, madrasah dan pesantren menjadi institusi andalan umat Islam dalam proses pembelajaran dan pendidikan Islam. Hal ini membuktikan bahwa Madrasah dan pesantren dalam dunia Islam mampu bertahan dan menyesuaikan diri di
Arif Zamhari – Lembaga Pendidikan Penghafal Al-Quran: Studi Perbandingan Pesantren Tahfid ...
tengah arus modernisasi pendidikan yang mengalami kemunduran tapi kembali bangkit melanda sebagian besar dunia Islam.
setelah rezim sekuler mengalami kemuduran. Madrasah dan pesantren memiliki tiga
Bahkan beberapa madrasah atau pesantren peran yang sangat sentral. Pertama, madrasah
dapat mengembangkan cabang-cabang secara dan pesantren berperan sebagai institusi
luas di beberapa negara. Yang menarik transfer of knowledge dari generasi ke generasi.
untuk dikaji dari pesantren Sulaimaniyah Kedua, madrasah dan pesantren berfungsi
ini adalah bagaimana manajemen dan tata sebagai lembaga untuk pemeliharaan dan
kelola lembaga ini, proses belajar mengajar, pengembangan tradisi ilmu-ilmu keislaman
dan metode menghafalkan Al-Qur’an yang dan ketiga madrasah dan pesantren berfungsi
sudah dipraktekkan berabad-abad. Yang perlu sebagai tempat mencetak ulama. Ketiga peran
mendapatkan penekanan dalam tulisan ini inilah yang menjadi misi madrasah dan
adalah bagaimana pesantren Sulaimaniyah ini pesantren sejak lembaga ini diperkenalkan
mampu menggabungkan antara proses belajar sampai sekarang.
tafakkuh fiddin dan tahfidlul Qur’an secara Tulisan ini dimaksudkan untuk melihat
seimbang tanpa mengalahkan satu aspek dari dekat praktek penyelenggaraan pendidikan
dengan aspek yang lain.
madrasah atau pesantren di Turki yang memiliki akar sejarah yang sangat panjang di negeri ini.
Pembahasan
Pesantren yang menjadi kajian dalam tulisan
Sejarah Singkat Madrasah atau
ini adalah beberapa pesantren Sulaimaniyah
Pesantren Sulaimaniyah
di Istanbul. Penyebutan pesantren dengan Sejarah berdirinya lembaga pesantren
nama Sulaimaniyah ini hanyalah untuk Sulaimaniyah ini tidak lepas dari sejarah
mempermudah penamaan karena fakta perkembangan lembaga pendidikan madrasah
dilapangan menunjukkan, semua pesantren di dunia Islam sebelumnya. Lembaga madrasah
yang dikunjungi tak satu pun memiliki nama muncul pertama kali dalam sejarah umat Islam
Sulaimaniyah. Semua pesantren di Turki pada masa pemerintahan Nizamul Muluk pada
diberi nama sesuai dengan nama wilayah tahun 1064. Madrasah ini kemudian dikenal
dimana pesantren itu berada. Penyebutan dengan nama Madrasah Nizamiyah. Madrasah
Sulaimaniyah ini untuk menunjukkan bahwa pada saat itu tidak identik dengan ‘universitas’
pesantren-pesantren ini memiliki ikatan yang atau lembaga pendidikan tinggi yang
kuat secara spiritual dengan salah seorang berbasis pada penelitian, penyelidikan bebas mursyid tarekat Naqshabandiyah sekaligus berdasarkan nalar. Dalam pendidikan Islam,
pendiri pesantren di Turki yaitu Syeikh institusi pendidikan tinggi Islam lebih dikenal
Sulaiman Hilmi Tunahan. dengan sebutan al-jamiah yang secara historis
Perjalanan lembaga pendidikan agama memiliki keterkaitan dengan masjid besar,
khususnya madrasah atau pesantren di negeri yaitu masjid yang menyelenggarakan shalat
bekas ibu kota Dinasti Usmaniyah ini sangat Jum’at. Lagi-lagi universitas atau al-jamiah ini
menarik untuk dicermati sebagai bahan tidaklah sama dengan pengertian universitas
perbandingan dengan praktek pendidikan dalam tradisi pendidikan barat.Al-Jamiah
serupa di tanah air. Lembaga pesantren di yang muncul dalam sejarah umat Islam seperti
Turki tidak saja pernah mengalami masa-masa Al-Azhar di Kairo, Al-Qarawiyyun di Fez,
kemajuan yang gemilang tapi juga mengalami Zaituna di Tunis tidak lebih sebagai sebuah
kemunduran di saat Pemerintah Republik madrasah tinggi ketimbang universitas.
Turki memperkenalkan kebijakan sekularisasi Sepanjang sejarah Islam, madrasah
di pelbagai bidang kehidupan. Madrasah dan maupun al-jamiah dimaksudkan sebagai
Pesantren dibawah rezim sekuler ini sempat
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 2015
institusi belajar
menganggap kehidupan agama sebagai mengajarkan ilmu-ilmu diniyah dan ulumul
yang secara
khusus
penghalang kemajuan suatu bangsa, maka yang Islamiyah dengan penekanan khusus pada
menjadi korban pertama kali adalah lembaga- bidang fikih, tafsir, hadis Nabi. Dengan kata
lembaga pendidikan Islam seperti madrasah. lain, madrasah dan al-jamiah dalam sejarah
Pasca kejatuhan kekhilafahan Turki Islam memang tidak dimaksudkan sebagai
Usmani pada tahun 1924, rezim Turki dibawah institusi pendidikan formal yang mengajarkan
kepemimpinan tokoh nasionalis Mustofa ilmu-ilmu eksakta dan ilmu alam.
Kemal Attaturk mulai memperkenalkan ide Keberadaan lembaga madrasah yang
nasionalism dan sekulerisme atau tepatnya hanya mengajarkan bidang ilmu keagamaan
laicism. Menurut para pengusung ide terutama legalisme fikih atau syariah ini dapat
sekulerisme Turki, kejatuhan kekhilafahan dimaklumi. Hal ini teutama berkaitan dengan
Usmani terjadi karena penafsiran yang beberapa faktor. Pertama, berkaitan dengan
mundur terhadap Islam. Karena itu, Kemal pandangan bahwa ilmu-ilmu keislaman,
melakukan serangkaian reformasi total bukannya ilmu-ilmu sains, memiliki ketinggian
yang secara sistematis melucuti Islam dari dibanding ilmu-ilmu lain. Kedua, secara
identitas nasional kehidupan bangsa Turki umum lembaga-lembaga pendidikan agama
sejak tahun 1920-an sampai dengan 1930-an. banyak dikuasai oleh para ahli di bidang ilmu
Kemal kemudian mengganti identitas Islam agama bukan oleh para ahli bidang ilmu sains
ini dengan identitas modern yang cenderung dan ilmu alam. Ketiga, keberadaan lembaga
meniru identitas dan gaya hidup Eropa madrasah banyak tergantung pada dana wakaf
Barat baik dalam kehidupan berbangsa dan dari para donatur. Para donatur ini memiliki
bernegara maupun dalam aspek kehidupan visi kesalehan yang mendorong madrasah
sehari-hari masyarakat Turki (Soon-Yong agar bergerak dalam bidang ilmu-ilmu agama
Pak,Anthropology of Education Quarterly Vol yang dipandang lebih banyak mendatangkan
35. 2004 hal 332).
pahala. Para donatur inilah yang sedikit Secara sistematis bentuk sekularisme ala banyak mempengaruhi isi materi pendidikan di
Kemal ini tidak identik dengan sekularisme di madrasah. Pada umumnya karakter madrasah
Amerika yang mencoba memisahkan antara atau pesantren di Turki tidak jauh berbeda
agama dan gereja. Sebaliknya, sekulerisme dengan karakter madrasah-madrasah lain
Kemal ini lebih identik dengan bentuk di dunia Islam sebelumnya. Hampir semua
sekulerisme Perancis (laicite) yang berusaha madrasah atau pesantren di Turki memberikan
untuk mengontrol agar agama dalam hal ini penekanan khusus pada pengajaran ilmu-ilmu
Islam tidak berada di tangan ulama independen agama, membaca dan menghafal Al-Qur’an.
yang menjadi pesaing dan kekuatan yang Dalam
membahayakan eksistensi negara. Karena itu antara pendidikan dan politik sangat erat.
agama harus berada dalam kontrol negara yang Perkembangan madrasah atau pesantren-
non-religious. Mengontrol pendidikan agama pesantren di Turki juga banyak dipengaruhi
adalah salah satu cara mendomestifikasi peran oleh perkembangan sejarah politik yang terjadi
agama agar tidak membahayakan visi negara di negeri ini. Artinya, ketika rezim penguasa
Turki sekuler (Kim Shively, Anthropological sangat simpatik terhadap perkembangan
Quarterly vol. 81 no. Summer 2008).pp 683- kehidupan agama, maka pendidikan agama di
711). Peraturan perundangan tahun 1982 madrasah mendapatkan perhatian yang cukup
menegaskan bahwa agama harus berada besar dengan dukungan penuh oleh negara
dibawah kontrol salah satu cabang dari negara melalui pengalokasian dana wakaf negara atau
yang dikenal dengan kementerian agama, baitul mal. Sebaliknya, ketika rezim penguasa
yang tugas utamanya adalah memastikan
Arif Zamhari – Lembaga Pendidikan Penghafal Al-Quran: Studi Perbandingan Pesantren Tahfid ...
bahwa ekspresi keagamaan warga Turki di wilayah publik sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan negara.
Akibat kebijakan sekulerisme ini, pada tahun 1923 para pendiri Republik Turki mewajibkan pendidikan umum bagi warganya dan mengakhiri praktik-praktik sekolah agama tradisional Turki Usmani (medrese). Bukan hanya penutupan sekolah agama (medresse), para ulama yang mengajar di sekolah- sekolah itu dilarang untuk mengajarkan agama kepada sekelompok siswa. Selain itu, para pegawai negeri yang terlalu jauh dari penafsiran Islam resmi negara akan didenda, dipecat dan dipenjarakan karena tuduhan separatism, atau merusak identitas keturkian. Untuk penyelenggaraan pendidikan diatur dibawa kementerian pendidikan nasional yang memberlakukan penyeragaman kurikulum dan sistem pendidikan yang mengartikulasikan identitas kultural dan moral (identitas Turki). Indentitas kultural dan moral ini juga terkait dengan diperbolehkannya bentuk penafsiran resmi keagamaan versi negara dan menganggap penafsiran agama di luar agama sebagai bentuk pelanggaran. Karena itu, didirikan sekolah Imam-Hatip dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Imam dan khatib shalat Jum’at yang juga ditutup pada tahun 1930. Selama tujuh tahun (1924-1930) pelajaran agama secara bertahap dihapus dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Selain itu, pemerintah sekuler Turki bukan hanya melarang riset, tulisan, penerbitan tentang agama dan sekolah-sekolah agama swasta tapi juga melarang penggunaan jilbab di tempat- tempat umum seperti di kampus-kampus, pengadilan, dan parlemen. Selama sembilan belas tahun kemudian dapat dikatakan bahwa Turki berada pada zaman ‘tanpa agama dalam pendidikan’. Karena itu generasi yang hidup di era 1930-an dan 1940-an hampir pasti tidak pernah mengenyam pendidikan dan pengetahuan agama kecuali mereka yang melakukan proses belajar ilmu agama secara sembunyi-sembunyi.
Kondisi yang sangat memilukan ini dialami secara langsung oleh Syeikh Sulaiman Hilmi Tunahan Q.S. (1888-1959), pendiri pesantren Sulaimaniyah yang secara sembunyi-sembunyi
mengajarkan ilmu- ilmu agama dan harus masuk keluar penjara berkali-kali karena mengajarkan ilmu-ilmu agama. Tekanan-tekanan yang dihadapi oleh Syeikh Sulaiman ini tidak menyurutkan niat beliau untuk mengajarkan al-Qur’an dan berdakwah di jalan Allah. Syeikh Sulaiman memberikan perhatian yang cukup besar kepada murid-muridnya dengan berupaya menyelesaikan problem-problem yang mereka alami. Syeikh Sulaiman bahkan menanggung biaya pendidikan semua murid-muridnya yang diambil dari uang pribadinya. Beliau juga menjadi seorang guru di beberapa tempat di Istanbul dan di madrasahnya sendiri sampai madrasahnya ditutup oleh pemerintah. Kondisi ini tidak menyurutkan Syeikh Sulaiman untuk tetap melanjutkan kegiatan dakwahnya di beberapa masjid besar di Istanbul seperti Masjid Sultan Ahmed, Masjid Suleymaniye, Masjid Sehzadebasi, Masjid Yenicami dan Masjid Piyalepasa. Pada tahun 1946-1947 Syeikh Sulaiman tetap menjalankan profesi sebagai dai ini sambil memberikan pelajaran keagamaan bagi anak-anak muslim di rumahnya sendiri lalu di madrasah setelah pemerintah menginzinkan untuk membuka kembali madrasahnya. Banyak murid-murid Syeikh Sulaiman yang lulus dari madrasahnya berhasil mendapatkan izin dari Kementerian Agama (Diyanet İşleri Başkanlığ) untuk bekerja sebagai mufti, imam masjid, muezzin, pendakwah Islam dan guru-guru madrasah.
Berdirinya pesantren-pesantren Sulaimaniyah di beberapa negara di dunia tidak lepas dari peran sosok guru sufi Syeikh Sulaiman Hilmi Tunahan Q.S. yang sepak terjang dakwahnya dalam dunia pendidikan agama memberikan inspirasi bagi murid- muridnya untuk mendirikan madrasah atau pesantren-pesantren di seluruh dunia. Proses ini menimbulkan sebuah rangkaian jaringan
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 2015
yang besar dan kuat. Sekarang tidak kurang dilakukan dengan baik untuk mencapai dari 5000 pesantren Sulaimaniyah tersebar di
tujuan yang diinginkan. Berbeda dengan seluruh penjuru Turki, 600 di antaranya di kota
pesantren-pesantren di Indonesia, manajemen Istambul. Sebanyak 1000 cabang Pesantren
kelembagaan Pesantren Sulaimaniyah di Turki Sulaimaniyah dibangun di seluruh dunia: 36
dikelola dengan manajemen professional di Asia Pasifik, yang lainya tersebar di benua
dimana posisi eksekutif pengembangan Amerika, Eropa, Timur Tengah dan Afrika.
pesantren dipegang oleh ketua yayasan Di Indonesia terdapat sekitar 16 pesantren
beserta anggota yayasan yang lain, wakil Sulaimaniah yang tersebar di Jakarta,
ketua, bendahara dan bidang yayasan. Sebagai Bandung, Bogor, Aceh, Medan, Semarang,
lembaga eksekutif, ketua yayasan memegang Surabaya dan Kalimantan.
dalam mengupayakan Pesatnya
peran
sentral
keberlangsungan kehidupan pesantren baik Sulaimaniyah dan sekolah-sekolah agama
perkembangan
pesantren
dari sisi manajemen kelembagaan maupun lainnya tidak lepas dari kondisi politik di
tata kelolanya. Ketua yayasan pesantren ini Turki yang tengah berubah, dari politik sekuler
misalnya mempunyai tugas untuk mencari para menuju politik yang ramah terhadap agama.
donatur yang dapat memberikan sumbangan Pertumbuhan sekolah agama di Turki dalam
finansial untuk menghidupi pesantren. Gaji beberapa dasawarsa terakhir menjadi bukti
para ustad, penyediaan fasilitas tempat tinggal bahwa tengah terjadi kebangkitan agama
guru, serta kebutuhan-kebutuhan operasional (Islamic revivalism) di Turki setelah agama
pesantren sehari-sehari menjadi tanggung mengalami proses peminggiran dari ranah
jawab ketua yayasan beserta anggota yayasan publik di era rezim sekuler. Kebangkitan
yang lain. Pendeknya, hidup dan matinya dalam bentuk aktifisme Islam terutama
pesantren berada di tangan para pengurus di kalangan kelas imigran kota dan kelas
yayasan ini.
menengah bawah ini secara kebetulan terjadi Mereka dipilih dari kalangan professional berbarengan dengan semakin merosotnya
seperti pengusaha dan wirausahawan sukses pamor rezim sekuler karena kebobrokan,
yang memiliki keterikatan secara spiritual prilaku korupsi dan kegagalan mereka dalam
dengan gerakan tarekat Naqshabandiyah yang mengangkat kesejahteraan ekonomi rakyat
menjadi spirit kegiatan pendidikan pesantren Turki, dan meningkatnya proses marginalisasi
Sulaimaniyah. Para pengusaha ini umumnya warga negara Turki serta merosotnya nilai-
memiliki jaringan yang sangat luas dengan nilai moral dan tradisi. Kebangkitan agama
para pengusaha-pengusaha lain sehingga ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Turki
dimungkinkan untuk mencari donatur- tengah mengalami perubahan dari sebuah
donatur baru dari kalangan mereka. Dengan negara sekuler menjadi sebuah negara yang
spirit tarekat sufi ini, meskipun ketua yayasan memberikan keleluasaan bagi praktek-praktek
ini tidak dibayar mereka tetap terpanggil keberagamaan.
untuk melakukan hizmat secara tulus untuk pengembangan
dakwah Islam melalui
Manajemen Dan Tata Kelola
pendidikan pesantren.
Pesantren Sulaymaniyyah Turki
Untuk mencari dana bagi pengembangan Manajemen
pesantren, misalnya, mereka harus mencari kepemimpinan yang dipraktekkan dalam
dana yang berasal dari para donatur tanpa sebuah institusi atau organisasi. Setiap
ada ikatan apapun. Tidak jarang juga anggota institusi apapun termasuk institusi pendidikan
yayasan mencari donatur yang berasal dari mensyaratkan sebuah manajemen yang baik
negara –negara lain di luar Turki atau mencari sehingga pengelolaan kelembagaan dapat
dana dari para diaspora Turki yang sukses
Arif Zamhari – Lembaga Pendidikan Penghafal Al-Quran: Studi Perbandingan Pesantren Tahfid ...
di luar negeri seperti di Eropa, Amerika, inilah mengapa pesantren-pesantren di Turki Australia dan beberapa negara lain. Bahkan
tidak dinamakan sesuai dengan nama pendiri pesantren Sulaimaniyah di Indonesia mencari
pesantren melainkan diberi nama sesuai donatur di Indonesia atau dana dari dana CSR
dengan daerah-daerah dimana pesantren perusahaan-perusahaan BUMN di Indonesia .
itu didirikan. Penamaan pesantren dengan Ketua yayasan pesantren ini dipilih
nama daerah ini juga menjadi bukti bahwa oleh ketua wilayah negara masing-masing.
masyarakat sekitar pesantren memberikan Misalnya,
dukungan secara moral dan financial kepada Sulaimaniyah yang berada di Indonesia,
untuk
pesantren-pesantren
pesantren setempat.
pesantren-pesantren wilayah Asia Pasifik. Begitu juga ketua Yayasan
Malaysia, Filipina, Australia dipilih oleh ketua
Sekalipun
Sulaimaniyah yang tersebar di seluruh dunia pesantren-pesantren yang berada di negara
memiliki patron pada sosok pemimpin Pesantren negara Eropa dipilih oleh ketua wilayah Eropa.
Sulaimaniyah Se-dunia, Ahmet Arif Deniz Untuk pesantren-pesantren yang berada di
Olgun, cucu Syeikh Sulaiman Hilmi Tunahan, negara-negara Timur Tengah, Afrika, Eropa
tetapi masing-masing pesantren di negara- Timur dan Rusia dipilih oleh Ketua masing-
negara itu tidak memiliki hubungan struktural masing Wilayah mereka. Ketua Wilayah
bahkan tidak saling mengenal. Masing-masing ini dipilih langsung oleh Ketua Pesantren
pesantren ini berdiri secara independen dan (Asrama) Sulaimaniyah sedunia, Ahmet Arif
menjadi tulang punggung masyarakat setempat Deniz Olgun, cucu Syeikh Sulaiman Hilmi
dalam penyelenggaraan pendidikan agama di Tunahan salah sanad ke 33 silisilah tarekat
negara Turki maupun di negara-negara lain. Naqshabandiyah. Proses pergantian ketua
Dalam manajemen pesantren semacam ini wilayah ini menjadi wewenang sepenuhnya
posisi guru atau ustadz hanya dalam bidang ketua Asrama Sulaimaniyah sedunia dan
dirasah (pendidikan dan pengajaran), ta’dib, ketua wilayah menerima dengan lapang dada
serta irsyad (bimbingan) moral bagi para keputusan ini sekalipun mereka kembali
murid. Semua guru memiliki posisi yang sama menjadi pengurus biasa minim fasilitas.
dihadapan para murid. Tidak ada salah satu Khusus
guru yang memiliki tingkat kharisma yang lebih di wilayah Asia Pasifik, dibentuk sebuah
untuk
pesantren-pesantren
tinggi dibanding guru yang lain. Disamping organisasi yang bernama IFA (internasional
itu, tidak ada figur tunggal yang kharismatik di Fraternity Asociation).
dalam pesantren yang menjadi panutan santri berfungsi sebagai liasson officer (LO) untuk
Organisasi ini
sebagaimana sosok kyai dalam pesantren- memberikan pelayanan pada para siswa dari
pesantren di Indonesia. Semua ustadz atau negara-negara Asia Pasifik yang menempuh
guru mempunyai tingkat ketokohan dan pendidikan di pesantren di Turki. Organisasi
menjadi teladan yang sama bagi para santri. ini juga secara langsung memberikan suplai
Para ustadz atau guru digaji sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pesantren yang berada
upah standar minimum yang berlaku di negara di wilayah Asia Pasifik.
Turki atau di bawah gaji pegawai negeri sipil. Dengan pola kepemimpinan seperti ini,
Setiap bulan mereka memperoleh gaji sekitar pesantren di Turki tidak identik dengan ketua
800 TL (Turki Lira) dan memperolah fasilitas yayasan atau kiyai sebagai pendiri dan pemilik
rumah di luar pesantren yang disediakan oleh pesantren sebagaimana pesantren-pesantren di
pesantren. Gaji guru ini tergolong rendah Indonesia. Sebaliknya pesantren Sulaimaniya
untuk ukuran kebutuhan hidup di kota di Turki adalah milik masyarakat sekitar
metropolitan seperti Istanbul. Jumlah gaji yang memiliki keterkaitan langsung dengan
guru ini ditentukan berdasarkan lamanya organisasi tarekat Naqshabandiyah. Atas dasar
pengabdian di pesantren. Semakin lama
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 2015
seorang guru mengajar di pesantren ini maka seorang murshid pasti diikuti, karena akan semakin besar gaji yang mereka terima.
jika tidak mengikuti maka kita dianggap meninggalkan jamaah.’
Jumlah gaji guru akan naik 10 % jika seorang guru telah mengabdi selama tujuh tahun.
Corak kepemimpinan pesantren di Jumlah gaji guru ini hampir sama besarnya
Turki seperti ini sangat berbeda dengan pola dengan gaji ketua daerah pesantren yang
pesantren-pesantren di membawai beberapa ratus pesantren hampir.
kepempimpinan
Indonesia. Umumnya pesantren-pesantren Tidak ada perbedaan dari segi usia atau
di Indonesia memiliki pola kepemimpinan jabatan Sekalipun jumlah gaji mereka tergolong
kharismatik yang dibangun melalui sosok rendah, para ustad di pesantren Sulaimaniyah
kyai sebagai figur sentral di dalam pesantren merasa kehidupan kesehariannya mendapatkan
maupun di tengah masyarakat. Kharisma keberkahan.Yang menjadi faktor pengikat
kyai menjadi salah satu kekuatan yang utama dari sistem kepemimpinan pesantren-
dapat menciptakan pengaruh besar baik di pesantren Sulaimaniyah ini adalah sosok figur
dalam pesantren maupun di tengah-tengah tokoh Sufi Naqshabandi, Syeikh Sulaiman
masyarakat. Kyai adalah unsur terpenting Hilmi Tunahan. Spirit ajaran Sufi Naqshabandi
dalam pelaksanaan pengajaran di pesantren- inilah yang memberikan ruh bagi proses
pesantren di Indonesia. Tidak jarang kyai pendidikan dan pengajaran di Pesantren-
juga yang menentukan bahan ajar yang pesantren Sulaimaniyah di seluruh dunia.
boleh diberikan dan tidak boleh diberikan di Ketaatan seorang murid terhadap ajaran-
pesantren.
ajaran tasawuf seorang murshid tarekat inilah Pola kepemimpinan kyai yang kharismatik yang menggerakkan seluruh aktifitas dakwah
ini diperoleh kyai melalui beberapa cara. pesantren Sulaimaniyah di Turki. Sekalipun
Pertama karisma yang diperoleh kyai syeikh Sulaiman Hilmi Tunahan sudah wafat
diperoleh secara given, seperti tubuh yang tapi ajaran-ajaran tarekat beliau menjadi
tinggi-tegap, suara yang keras dan sorot mata pengikat dan pemersatu dalam proses dakwah
yang tajam serta ikatan geneologis dengan kyai Islam dan pendidikan di pesantren-pesantren
sebelumnya. Kedua, kharisma yang diperoleh Sulaimaniyah di seluruh dunia. Makam beliau
melalui penguasaan keilmuan agama yang di salah satu komplek pemakaman tertua di kota
mendalam, akhlak serta budi pekerti yang Istanbul menjadi tempat ziarah yang sangat
luhur, pribadi yang saleh, serta hidmatnya ramai bagi para pengikut tarekat Naqshabandi
terhadap masyarakat.
dan murid beliau yang tersebar di seantero Sementara itu pola hubungan antara santri wilayah Turki. Setelah beliau wafat, sosok cucu
dan ustadz di pesantren Sulaimaniyah Turki beliau yang sekarang menjadi figur panutan
tampaknya mengikuti pola hubungan kolegial. bagi para pengikut tarekat Naqshabandiyah di
Berbeda dengan pesantren di Indonesia, Turki sekalipun posisi cucu Syeikh Sulaiman
sebutan ustadz atau guru di pesantren Turki ini belum sampai pada tingkat seorang
adalah abi (Indonesia: kakak). Dengan sebutan murshid kamil. Bentuk ketaatan seorang
kakak, berarti posisi seorang guru adalah sebagai murid terhadap murshid Syeikh Sulaiman ini
teman, kolega dan keluarga bagi para santri sebagaiamana digambarkan sebagai berikut:
atau murid. Sebutan kakak juga menunjukkan ‘Ketaatan seorang murid
kedekatan seorang guru dengan muridnya. murshid itu diibaratkan seperti sebuah
terhadap
Sekalipun dipanggil abi (kakak), tetap saja jamaah shalat yang besar. Salah satu ciri
hubungan santri terhadap guru atau abi masih khas jamaah ini adalah sekalipun seorang
dalam batas wajar di dalam bingkai hubungan makmum tidak melihat langsung seorang
imam, mereka tetap mengikuti gerakan saling menghormati.Penghormatan terhadap imam. Jadi apapun yang dikatakan
kakak ini sangat ditekankan dalam kehidupan
Arif Zamhari – Lembaga Pendidikan Penghafal Al-Quran: Studi Perbandingan Pesantren Tahfid ...
sehari-hari di pesantren Sulaimaniyah. Turki adalah bentuk bangunan pesantrennya. Sedemikian pentingnya penghormatan ini
Umumnya pesantren-pesantren di Indonesia sehingga ketidakhormatan kepada ustad (abi)
dibangun dalam sebuah kompleks tanah luas akan berakibat pada hafalan Al-Qur’an yang
yang terdiri dari beberapa bangunan seperti tidak bermanfaat. Disisi lain, seorang abi juga
asrama, kelas, masjid, lapangan dan fasilitas harus menghormati anak didik. Sebagai wujud
tambaan lainnya. Sebaliknya pesantren- dari penghormatan ini, seorang anak didik
pesantren Sulaimaniyah hanya terdiri dari sering disebut mereka sebagai para malaikat di
satu bangunan bertingkat. Sekilas dari luar muka bumi.
gedung pesantren Sulaimaniyah ini tampak Seorang ustadz (abi) sangat memperhatikan
mirip dengan gedung perkantoran mewah problem-problem yang dialami para santri
dengan tujuh lantai. Berada di tengah- sehingga jika ada problem yang berkaitan
tengah pemukiman apartemen penduduk, dengan santri selama belajar di pesantren maka
pesantren Sulaimaniyah ini berdiri kokoh seorang guru harus mencari jalan keluar secara
dengan tulisan berbahasa Turki di atas pintu bersama-sama dengan murid. Kedekatan
masuk’Istanbul-Umraniye Ozel Gumussoy sebagai seorang kakak memungkinkan seorang
Vakfi Yukseik Ogrenim Erkek Ogrenci Yurdu’. murid yang mengalami problem khusus terkait
Di lobi pesantren para pengunjung disambut dengan masalah psikologis dapat memperoleh
ramah oleh salah seorang santri yang betugas bantuan konsultasi untuk dapat memecahkan
menerima tamu. Sejurus kemudian santri ini problem yang mereka alami. Dengan kata lain
menunjukkan tempat penyimpanan sepatu pola hubungan antara kakak dan santri ini
pengunjung yang berada di salah satu kamar dilandasi oleh pola hubungan mahabbah yang
di samping pintu lobi. Sepatu para pengunjung sangat erat.
tertata rapi di sebuah rak almari tertutup yang khusus disediakan bagi para tamu.
Tata Kelola Pesantren
Selama di dalam pesantren pengunjung harus Tata kelola pesantren disini banyak terkait
mengenakan sandal khusus yang disediakan di dengan pengelolaan sumber daya pesantren
depan pintu masuk.
serta hal-hal yang terkait dengan kehidupan Di dalam pesantren sebuah kolam air sehari-hari pesantren. Jika dibanding dengan
mancur yang dikelilingi tanaman-tanaman pesantren-pesantren di Indonesia, kegiatan
hias berada tepat dilantai pertama di dalam sehari-hari pesantren di Turki hampir sama.
bangunan pesantren. Kolam air mancur ini Yang membedakan barangkali adalah jumlah
dapat terlihat dengan jelas oleh pengunjung murid pesantren di Turki lebih sedikit jika
baik dari lantai pertama sampai dengan dibanding jumlah pesantren-pesantren di
lantai ke tujuh. Untuk mencapai lantai teratas Indonesia. Umumnya sebuah pesantren
pengunjung dapat melewati satu tangga Sulaimaniyah di Turki mempunyai jumlah
berkelok berukuran sedang tepat disisi kolam santri tidak lebih dari 200 orang dengan
dan tangga besar yang berada di dalam gedung beasiswa penuh dari pesantren. Sebaliknya
atau dapat menggunakan lift mesin. Seluruh sebuah pesantren di Indonesia tidak jarang
lantai pesantren tertutup oleh karpet tebal memiliki jumlah murid ribuan. Murid-murid
dengan corak bunga berwarna cerah yang di pesantren Sulaimaniya berasal dari berbagai
sangat indah. Masing-masing lantai terdiri negara seperti Inggris, Indonesia, Kazakhstan,
dari beberapa ruangan yang berfungsi sebagai Yaman, Jerman, Belanda, Georgia , Sinegal
kelas, ruang kantor, ruang perpustakaan, dan lain-lain.
masjid, ruang makan dan dapur umum, ruang Hal lain yang membedakan antara
pertemuan untuk para tamu, kamar-kamar pesantren di Indonesia dengan pesantren di
tidur santri, cafeteria, kamar mandi dan WC,
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 2015
kamar cuci dan lain sebagainya. Berbeda berkumpul di ruang makan secara teratur. dengan kamar tidur pesantren-pesantren di
Menu makan disajikan secara khusus oleh Indonesia, kamar tidur santri menempati
santri yang mendapatkan tugas menyajikan satu ruangan sendiri yang berbeda dengan
makanan setiap harinya yang diambil dari ruangan tempat lemari baju dan buku. Di
dapur pesantren yang berdampingan dari dalam ruangan untuk kamar tidur ini terdapat
ruang makan yang bersih dan rapi. Dapur sekitar dua puluh tempat tidur (spring bed)
pesantren juga dibuat dengan memenuhi yang selalu tertata rapi.
standar higienis yang ketat.
Sebagaimana disinggung di bagian memiliki standar kebersihan yang cukup
Pesantren-pesantren
Sulaimaniyah
sebelumnya, pendanaan pesantren setiap tinggi. Kebersihan dan keteraturan pesantren
harinya banyak tergantung pada kemampuan Sulaimaniyah ini tidak lepas dari penerapan
ketua yayasan dan anggotanya mencari tata kelola kebersihan yang sangat disiplin dan
dana yang berasal dari para donatur. Dana ketat. Semua tugas-tugas kebersihan dilakukan
pesantren ini dikelola untuk memenuhi oleh para santri dengan bimbingan salah
kebutuhan pesantren seperti biaya makan, seorang guru secara ketat. Setiap harinya para
pemeliharaan, gaji guru dan beasiswa santri. santri mendapat giliran tugas membersihkan
Beberapa pesantren Sulaimaniyah bahkan setiap area pesantren dalam jangka waktu
memiliki badan usaha mandiri seperti rumah yang sudah ditentukan. Misalnya, sekelompok
sakit, pom bensin, bengkel mobil dan mini santri dalam jangka satu bulan hanya
market yang dikelola secara profesional membersihkan area kamar mandi, sementara
sehingga keuntungannya dapat digunakan sekelompok santri yang lain mendapatkan
untuk memenuhi kebutuhan pesantren. giliran membersihkan ruang pertemuan dan perpustakaan. Sebulan kemudian kelompok
Tradisi Akademik dan Pembelajaran
santri ini bergantian membersihkan tempat Sebagaimana dengan kegiatan akademik lain yang menjadi tanggung jawab mereka.
di pesantren-pesantren Indonesia, pesantren Dengan pola kebersihan seperti ini, setiap
Sulaimaniyah mengikuti pola pendidikan santri mendapatkan tugas yang sama untuk
klasikal. Siswa belajar di kelas-kelas sesuai membersihkan semua area pesantren secara
dengan tingkatan pendidikan mereka. bergiliran. Cara seperti ini dimaksudkan untuk
Terdapat lima tingkatan pendidikan 1. Ibtidai mengajarkan sikap kemandirian pada santri
2. Izhari 3. Tekammul Alt. 4. Tekammul. yang sangat dibutuhkan ketika mereka kembali
Semua tingkatan ini ditempuh selama 4 ke tengah-tengah masyarakat.
tahun kemudian dilanjutkan dengan tahfidl Selain masalah kebersihan, hal lain yang
selama setahun dan pengabdian di beberapa perlu mendapatkan perhatian dalam tata kelola
pesantren Sulaimaniyah yang tersebar di keseharian pesantren Sulaimanyiah adalah
seluruh dunia. Jenjang pendidikan empat tata kelola konsumsi bagi para santri. Tata
tahun di pesantren Sulaimaniah ini setingkat kelola konsumsi di pesantren Sulaimaniyah
dengan madrasah Aliyah di Indonesia. dilakukan secara profesional layaknya tata
Setelah melakukan pengabdian (hizmat) para kelola sebuah restoran. Jam makan santri
santri juga bisa melanjutkan kuliah di tingkat diatur dengan rapi. Menu makan mereka
universitas asalkan mendapatkan izin dari diatur dengan mengkonsultasikannya kepada
pimpinan daerah atau wilayah pesantren ahli gizi sehingga santri memiliki energi yang
Sulaimaniyah.
dibutuhkan untuk belajar tanpa harus merasa Mata pelajaran yang harus dipelajari mengantuk. Setiap hari santri mendapatkan
selama empat tahun itu adalah sebagai berikut: jatah makan sebanyak tiga kali. Mereka
Arif Zamhari – Lembaga Pendidikan Penghafal Al-Quran: Studi Perbandingan Pesantren Tahfid ...
NO Tingkatan Belajar Nama Mata Pelajaran Dengan demikian, setelah lulus dan mengabdi 1. Ibtida’iy
Nahwu (Amtsilah
di tengah masyarakat mereka benar-benar
tasrifiyah, Matnul Bina
sudah mampu dan siap dengan sederet ilmu
wal Asas, Al-Maqshud,
alat dan ilmu-ilmu keislaman yang dibutuhkan
Awamil, Idzhar), Ilmul
masyarakat. Jika mereka ingin melanjutkan
Hal, Nurulizdah
ke jenjang pendidikan agama yang lebih tinggi 2. Izhar
Metilner (Mantiq, Aqaid, dan Usul Fiqh)
mereka pun tidak mengalami kesulitan karena 3. Tekammul Alt
telah menguasai bidang-bidang dasar ilmu-
Mulla Jami’, talkhis,
Kuduri Serif
ilmu keislaman.
4. Tekammul
Usul Fiqh, Fiqh,
Tentu saja sistem akademik seperti ini
Aqaid, Mantiq,
sangat berbeda dengan sistem akademik yang ada di pesantren-pesantren di Indonesia.
Di setiap kelas juga diajarkan mata Umumnya pesantren-pesantren Tahfidl di pelajaran Qira’at, Tajwid, dan Osmanica (
Indonesia hanya menekankan pada penguasaan Bahasa Osmani) kemudian riq’ah. Selain kitab-
tahfidl semata, tanpa memberikan pelajaran kitab di atas, para santri lanjutan juga diajarkan
materi ilmu-ilmu keislaman lainnya kepada kitab-kitab lain seperti Kitab Tafsir Al-Nasafi,
para santri selama proses menghafal. Hal ini Tasawwuf Al-Maktubat Imam Robbany, Ushul
terjadi karena selama ini ada semacam kesan Fiqh Waraqat, dan Ushul Hadist. Setelah
di tengah masyarakat bahwa mengaji kitab dan selesai menempuh tingkat tekammul, para
menghafal Al-Qur’an adalah dua kemampuan santri diwajibkan untuk menghafal Al-Qur’an.
yang berbeda yang tidak bisa bersatu dalam Proses menghafal Al-Qur’an ini ditempuh
satu pesantren, karena masing-masing dalam waktu setahun dengan menggunakan
akan mengganggu konsentrasi siswa untuk metode Turki Usmani. Hasilnya, para santri
menguasai salah satu bidang keahlian mereka. umumnya mampu menyelesaikan hafalan satu
Pesantren-pesantren yang menekankan pada juz selama satu tahun bahkan ada yang kurang
penguasaan khazanah keilmuan klasik Islam dari satu tahun.
jarang yang membekali santrinya dengan Selain kegiatan pembinaan kitab-kitab
penguasaan untuk menghafal Al-Qur’an. kuning, para santri juga diberikan ceramah-
Sebaliknya, pesantren yang memfokuskan pada ceramah tentang akhlak, tasawuf, dan materi-
penguasaan menghafal Al-Qur’an (pesantren materi lain yang bersifat fleksibel tergantung
tahfidl) tidak menyediakan pembelajaran kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan pada
ilmu-ilmu keislaman (mengkaji kitab kuning). malam Senin, Kamis dan Jum’at sebelum
Akibatnya, para santri hanya mampu menghafal shalat berjamaah. Selain itu, para santri
Al-Qur’an tetapi tidak memiliki kemampuan Sulaimaniyah juga menerapkan ajaran tarekat
dalam bidang-bidang ilmu keislaman lainnya Naqshabandiah untuk membangun akhlak dan
seperti penguasaan kitab kuning dalam bidang ketakwaan.
fikih, bahasa Arab, Ushul Fiqh dan lain-lain. Dengan sistem akademik pesantren seperti
Selepas dari pesantren Tahfidl, mereka masih ini, para santri tidak saja dapat memiliki
harus menempuh lagi jenjang pendidikan kemampuan pemahaman dasar-dasar ilmu
lainnya untuk dapat menguasai bidang-bidang keislaman dan bahasa Arab tapi juga memiliki
ilmu keislaman. Tentu saja proses demikian kemampuan menjadi seorang hafidl. Dengan
membuat santri menempuh waktu belajar kata lain, sistem akademik di pesantren
lebih lama, karena untuk menghafal Al-Qur’an Sulaimaniyah ini memungkinkan santri secara
rata-rata dibutuhkan waktu satu sampai dua seimbang mampu menguasai ilmu-ilmu dasar
tahun lebih. Kebanyakan para santri penghafal keislaman sebelum menghafal Al-Qur’an.
Al-Qur’an hanya mencukupkan diri dengan
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 2015
penguasaan menghafal Al-Qur’an tanpa belajar berbeda dengan aktifitas belajar para santri ilmu-ilmu keislaman yang lain.
di pesantren-pesantren Indonesia. Jadwal Kehidupan sehari-hari dan aktifitas belajar
aktifitas keseharian para santri Sulaimaniyah para santri pesantren Sulaimaniyah tidak jauh
adalah sebagai berikut:
Waktu Aktifitas 03:30-08:00
Bangun shalat tahajjut, zikir, shalat subuh, istirahat, Sarapan pagi, piket kebersihan 08:00-12:00
Belajar di kelas 12:00-15:30
Shalat Dhuhur, Makan Siang, Istirahat setengah jam, kemudian belajar di kelas sampai menjelang Sholat Ashar.
15:30-18:00 Shalat Ashar, istirahat 15 menit, belajar sampai menjelang maghrib 18:00-19:30
Shalat Maghrib, makan malam, shalat isya’ 19:30-22:00
Belajar Setiap Minggu
Program shalat tasbih dan awwabin. Kegiatan belajar sehari-sehari santri di
semangat/motivasi yang kuat dan pesantren Sulaimaniyah benar-benar efektif.
merasa menghafal itu mudah dan Jadwal ini dirancang agar memberikan waktu
cepat.
yang penuh bagi mereka untuk secara tekun
sudah khatam belajar dengan bimbingan para guru. Dengan
• Santri
‘merasa’
menghafal pada putaran 30 walaupun jadwal yang sangat ketat seperti ini, tidak
sebenarnya mereka baru dapat menutup kemungkinan santri mengalami
beberapa putaran. kejenuhan. Untuk mengatasi kejenuhan, para
• Waktu yang menjadi standar menghafal guru biasanya mengajak mereka berwisata
30 juz adalah selama satu tahun. atau makan di restauran di luar.
• Metode ini mencakup dua hal: menghafal/tahfiz dan mengulang/
Metode Tahfid Sulaimaniyah
muroja’ah sekaligus. Metode Tahfidl Sulaimaniyah ini menurut
• Kualitas hafalan baik dan kuat pengakuan beberapa
Sulaimaniyah termasuk metode menghafal Al- • Mushhaf Al-Quran yang dipakai untuk Qur’an tertua di dunia. Sebagian mengatakan
menghafal adalah Qur’an Sulaimaniah usia metode ini hampir sekitar 600 tahun.
(sama dengan mushhaf Madinah) Metode menghafal Sulaimaniyah ini sangat
• 3Sistem Juz, halaman dan baris berbeda dengan metode menghafal Al-
• Setiap juz terdiri dari 20 halaman, satu Qur’an di beberapa pesantren di Indonesia.
halaman terdiri dari 15 baris Di beberapa pesantren tahfidl di Indonesia,
• Sistem putaran. Setiap santri yang santri biasanya memulai hafalan dari juz
dapat menghafal satu halaman selurh pertama sampai dengan juz ketigapuluh secara
30 juz disebut satu putaran. berurutan. Berikut adalah metode menghafal
• Menghafal dan menyetor dengan Sulaimaniyah yang dapat
sistem klasikal dan terjadwal. Jadwal keberhasilan menghafal lebih cepat dari
memberikan
menghafal dan menyetor berbeda. metode menghafal di Indonesia.
Setiap kelas terdiri dari 10 sd 20 santri. • Manfaat
Satu orang guru membimbing hafalan • Metode ini memberi manfaat psikologis
5 sampai dengan 10 santri yang besar bagi santri karena memiliki
• Menyetor sesudah tidur
Arif Zamhari – Lembaga Pendidikan Penghafal Al-Quran: Studi Perbandingan Pesantren Tahfid ...
• Santri sebelum menghafal harus memiliki kecakapan tajwid dan bacaan tahsin Al-Qur’an yang baik.
• Pra Tahfizh • Tahsin al-qiroah • Bin nazhor
• Proses Tahfizh • Santri
membacakan Al-Qur’an bin nazhor materi yang akan dia hafal. Guru membenarkan kesalahan dan memberi contengan di mushhaf yang dimiliki santri.
• Setiap halaman dibagi 3, yaitu lima baris di bawah, lima baris di tengah, dan lima baris di atas.
• Cara menghafal setiap halaman adalah dari bawah ke atas per lima baris (bersifat fleksibel, tergantung nomer ayat). Sesudah proses itu, diulang menghafal dari atas ke bawah. Pada saat menyetor, tentu santri membaca dari atas ke bawah. Cara seperti inilah yang ditempuh santri untuk menghafal setiap halamannya.
• Ada perbedaan
antara
metoda
tahfidz al-Qur’an yang digunakan di
dengan yang digunakan di pesantren tahfidz Indonesia. Di pesantren tahfidl di Indonesia para penghafal melakukan
hafalan
Qur’annya
mulai dari halaman pertama Juz pertama dan seterusnya sampai juz
30. Di Pesantren Sulaimaniyah cara menghafal
Qur’annya
dilakukan
melalui beberapa putaran. Putaran pertama santri menghafal mulai dari halaman akhir juz satu, kemudian halaman akhir juz dua, halaman akhir juz tiga, halaman akhir juz empat dan seterusnya sampai juz 30, dan setelah selesai halaman akhir juz 1 sampai juz
30 maka santri telah menyelesaikan putaran pertama . Kemudian masuk putaran kedua dengan cara memulai