Rancang Bangun Aplikasi Geotagging Social Report Bencana Banjir

  Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2817-2824 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Rancang Bangun Aplikasi Geotagging Social Report Bencana Banjir

1 2 3 Wisnu Wijaya , Herman Tolle , Agi Putra Kharisma

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: wijayawisnu@hotmail.com, emang@ub.ac.id, agi@ub.ac.id

  

Abstrak

  Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Potensi bencana banjir di Indonesia mengharuskan penanganan bencana berubah ke arah pengurangan resiko bencana. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan peta bencana yang dapat dijadikan rujukan dalam upaya penanganan pra bencana ataupun perencanaan pembangunan suatu daerah. Kemajuan teknologi dapat mempermudah upaya pembuatan peta bencana dengan memanfaatkan pelaporan dari masyarakat yang berperan aktif terhadap kejadian bencana yang terjadi di sekitarnya. Untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pelaporan bencana banjir tersebut teknologi geotagging dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat bergerak yang digunakan untuk melaporkan kejadian bencana banjir dengan menyimpan titik lokasi yang kemudian dikelola menjadi suatu data informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan sebuah peta kejadian bencana banjir. Aplikasi ini dikembangkan pada perangkat bergerak agar masyarakat lebih mudah dalam melakukan pelaporan bencana setiap saat.

  Berdasarkan pengujian validasi, keseluruhan kebutuhan fungsional dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perancangan yang dibuat. Selain itu, pengujian usability yang meliputi usefulness, ease of use, ease of learning, dan satisfaction menghasilkan rata-rata sebesar 86,1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi geotagging social report bencana banjir dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat.

  Kata kunci: banjir, bencana, geotagging, perangkat bergerak.

  

Abstract

Flood is the most frequent disaster in Indonesia. The potential of flood disaster requires a change from

disaster management should be changed to risk reduction. This can be done by making a map of disaster

that can be used as a reference in the effort of pre-disaster handling or regional development planning.

Technological advances can facilitate the creation of disaster maps by utilizing the role of the people

who play an active role in reporting the incident of flood disaster that occurred arround them. To

facilitate the public in reporting the flood disaster, geotagging technology can be used to develop a

mobile applications that are used to report the incidence of floods by storing the location point which

is then managed into a data information that can be used to development of a map of flood disaster.

This app is developed on mobile devices to make it easier for people to report flood disaster at any time.

Based on validation testing, the overall functional requirements can run well and in line with the design

are made. In addition, usability testing that includes usefulness, ease of use, ease of learning, and

satisfaction produces an average of 86.1%, so it can be concluded that the application of geotagging

social report of flood disaster can easily be used by the public..

  Keywords: flood, disaster, geotagging, mobile device

  tanahnya lebih rendah atau hanya beberapa 1. meter di atas permukaan air laut (Suprapto,

   PENDAHULUAN

  2011). Berdasarkan data dan informasi bencana Indonesia memiliki potensi bencana banjir

  Indonesia yang dikelola oleh Badan Nasional yang cukup besar jika dilihat dari topografi Penanggulangan Bencana (BNPB), presentase dataran rendah, cekungan dan sebagian besar

  • – bencana alam yang terjadi sejak tahun 2010 wilayahnya adalah lautan. Curah hujan di daerah

  2016, bencana banjir menempati peringkat hulu dapat menyebabkan banjir di daerah hilir. pertama dengan presentase mencapai 31.6

  Apalagi untuk daerah yang tinggi permukaan persen (BNPB, 2016). Tingginya presentase

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2817

  Aplikasi hybrid juga memanfaatkan bridge

  kejadian bencana banjir tersebut menjadi permasalahan yang harus segera ditangani.

  Potensi bencana banjir yang tinggi tersebut mengharuskan penanganan bencana berubah ke arah pengurangan resiko bencana (Suprapto, 2011). Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan peta bencana yang dapat dijadikan rujukan dalam upaya penanganan pra bencana ataupun perencanaan pembangunan suatu daerah. Dari data kejadian terdahulu akan memberikan pola untuk peramalan kejadian bencana banjir. Dengan demikian bencana banjir dapat diprediksi dan dicegah kejadiannya dengan perencanaan pembangunan suatu daerah yang merujuk dari peta bencana yang ada. Kemajuan teknologi dapat mempermudah upaya pembuatan peta bencana dengan memanfaatkan pelaporan dari masyarakat yang berperan aktif terhadap kejadian bencana yang terjadi di sekitarnya.

  Geotagging diartikan sebagai menambahkan metadata geospasial untuk media digital seperti foto, video, pesan teks, tweets, dan halaman web (Holdener, 2011). Teknologi geotagging dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat bergerak yang digunakan untuk melaporkan kejadian bencana banjir dengan menyimpan titik lokasi yang kemudian dikelola menjadi suatu data informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan sebuah peta kejadian bencana banjir. Pelaporan bencana banjir akan dilakukan oleh pengguna aplikasi dengan mengambil foto pada daerah kejadian banjir dan mengisi beberapa informasi terkait kejadian banjir yang sedang dilaporkan. Kemudian aplikasi akan secara otomatis menambahkan data lokasi saat laporan dibuat. Setelah informasi yang dilaporkan telah lengkap, maka data pelaporan tersebut akan dikirim ke server. Setelah data pelaporan berhasil diterima oleh server, seluruh data pelaporan bencana banjir tersebut akan dapat dilihat oleh seluruh pengguna aplikasi.

  Framework AngularJS dibuat langsung oleh Google dan dikembangkan oleh komunitas pengembang dan perusahaan

  2.3 AngularJS AngularJS merupakan sebuah framework yang dibuat untuk pemrograman JavaScript.

  untuk mengakses banyak kemampuan spesifik perangkat dan native API yang umumnya tidak dapat diakses dari web browser (Gok & Khanna, 2013).

  layer yang dapat memungkinkan javascript

  Lokasi yang ditambahkan merupakan lokasi pengguna yang didapatkan oleh aplikasi.

  2.2 Hybrid Application

  Teknik pengembangan aplikasi ini menggunakan teknik hybrid. Aplikasi hybrid dibangun dengan menggunakan bahasa HTML, CSS, dan Javascript. Aplikasi hybrid memanfaatkan WebKit untuk membuat konten web dan proses kode javascript. Aplikasi

  Hybrid , seperti aplikasi native pada umumnya, berjalan dalam lingkungan native process.

  • – perusahaan lainnya. Pemilihan AngularJS dikarenakan framework AngularJS dikembangkan untuk memperluas sintaks HTML agar penulisan kode lebih jelas dan ringkas, sehingga akan lebih mempermudah dalam proses pembuatan aplikasi yang dinamis (Angularjs, 2016).

  memungkinkan media dapat diposisikan secara tepat pada peta (Joshi, et al., 2010). Pada penelitian ini metode Geotagging yang digunakan untuk melakukan penambahan informasi lokasi pada metadata foto adalah Geocoding manual. Algoritme penambahan ditulis di dalam script aplikasi dan otomatis akan berjalan saat pengguna mengunggah laporan.

  altitude (ketinggan). Hal tersebut

  informasi geospasial pada berbagai media digital. Media yang telah mengalami proses geotagging akan memiliki informasi koordinat berupa longitude (bujur), latitude (lintang) dan

  Geotagging merupakan proses penambahan

  2.4 Ionic Framework

  Aplikasi geotagging social report bencana banjir menggunakan ionic framework sebagai kerangka pembuatan UI aplikasi. Ionic

  Framework adalah sebuah framework aplikasi mobile yang digunakan untuk membuat aplikasi mobile hybrid yang dibangun dengan menggunakan AngularJS dan Apache Cordova.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Geotagging

  Ionic menyediakan banyak komponen, tools, dan fungsionalitas yang terdapat pada aplikasi

  native . (Gupta & H, 2016) Tidak seperti responsive framework , ionic dilengkapi dengan

  elemen UI mobile yang sangat mirip dengan gaya native ketika menggunakan SDK asli dari iOS atau Android. Ionic perlu membutuhkan

  • – kode HTML pada ionic.

  Google maps merupakan sebuah layanan peta dunia virtual yang disediakan oleh Google Inc. Google maps dapat dilekatkan sebagai elemen dalam tata letak antarmuka pengguna yang di rancang oleh pemrogram. Untuk menghubungkan aplikasi perangkat lunak dengan google maps diperlukan sebuah kunci yang diistilahkan sebagai API Key. Fitur Google Maps ini dapat digunakan secara embeded dalam beberapa bahasa pemrograman termasuk Android melalui sebuah jembatan aplikasi yang disebut Application Programming

  Penelitian ini bertipe implementatif, karena mengimplementasikan perancangan yang telah dibuat menjadi sebuah aplikasi yang dapat digunakan. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Tahapan dalam penelitian diilustrasikan dengan diagram blok metodologi penelitian dalam Gambar 1. Tahapan penelitian dimulai pada tahap studi literatur untuk mencari literatur pendukung pengerjaan penelitian, kemudian dilanjutkan tahap analisis kebutuhan untuk menganalisis setiap kebutuhan yang dibutuhkan untuk mengerjakan penelitian, setelah itu tahap perancangan dan dilanjutkan pada implementasi sistem. Jika sistem telah selesai diinstalasi dan diuji, dari situlah dapat diambil kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan.

  3. METODOLOGI

  format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia. Bisa juga diartikan dengan format sederhana untuk melakukan pertukaran data antara server dan klien (Kogent Solutions Inc, 2008). Data dengan format JSON juga mudah diuraikan dan diolah oleh klien. JSON merupakan bagian dari bahasa pemrograman Javascript. JSON merupakan format teks berbahasa independen, tetapi menggunakan konversi yang akrab bagi programmer dari keluarga besar bahasa C, seperti C, C++, C#, Java, Javascript, Perl, Python dan sebagainya. Hal tersebut membuat JSON menjadi bahasa pertukaran data yang ideal (Ecma International, 2013). Dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh JSON tersebut, maka proses pertukaran data antara server dan klien pada aplikasi geotagging social report bencana banjir menggunakan JSON sebagai fomat pertukaran datanya.

  2.7 Javascript Object Notation(JSON) Javascript Object Notation (JSON) adalah

  pengembang mengntegrasikan aplikasinya dengan fitur Google Maps. Dengan menggunakan Google Maps API, peta google akan dapat diintegrasikan dengan berbagai platform pemrograman, sehingga peta google dapat tampil di halaman aplikasi yang dibuat (Jonemaro & Hayuhardika, 2012).

  Interface(API) . Google menyediakan API untuk

  2.6 Google Maps API

  cordova untuk membungkus kode

  menginstall plugin sesuai dengan yang dibutuhkan dan melakukan pemanggilan fungsi untuk mengakses hardware native. NgCordova telah mendukung 77 plugin untuk membantu mengakses hardware native device (NgCordova, 2016).

  hardware native akan lebih mudah, hanya perlu

  untuk mempermudah pembuatan aplikasi dalam mengakses fitur asli pada device. Dengan menggunakan NgCordova, pengaksesan

  NgCordova, sebuah extension yang bertujuan

  Pengembangan aplikasi ini menggunakan

  2.5 NgCordova

  Gambar 1. Diagram Blok Metodologi Penelitian

4. PERANCANGAN

4.1 Deskripsi Singkat Perangkat Lunak

  Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap aktor yang berada pada lingkungan sistem. Detail identifikasi aktor dapat dilihat pada Tabel 1.

  3. Gambar 3. Diagram Usecase

  Kebutuhan fungsional adalah fitur-fitur yang dapat diakses oleh pengguna aplikasi secara langsung melalui antarmuka yang disediakan oleh sistem. Karena penjabaran kebutuhan fungsional yang banyak, maka pada jurnal ini hanya melampirkan usecase diagram yang akan menggambarkan perilaku aktor terhadap sistem yang ditunjukkan pada Gambar

  4.3 Kebutuhan Fungsional

  Pengguna Pengguna yaitu masyarakat umum yang menggunakan aplikasi untuk membuat pelaporan banjir, melihat daftar laporan banjir dan detail informasi yang terdapat pada pelaporan tersebut. Pengelola Pengelola yaitu pengguna aplikasi pada sisi server yang bertugas untuk melakukan tindakan verifikasi laporan dan mengelola informasi bencana yang telah dilaporkan.

  Tabel 1. Identifikasi Aktor Aktor Deskripsi

  Aplikasi geotagging social report bencana banjir adalah aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat melakukan pelaporan bencana banjir dengan menggunakan teknologi

  geotagging

  dengan memanfaatkan AngularJS yang dikembangkan oleh Google dan digabung dengan NgCordova, maka aplikasi akan dapat mengakses hardware native dari perangkat bergerak. Sedangkan untuk sistem server dibuat dengan mengunakan bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS, dan Javascript dengan menggunakan Framework Panada.

  cordova,

  Sistem client dibuat dengan bahasa HTML, CSS, dan Javascript dan dibangun dengan menggunakan Ionic Framework dan apache

  Aplikasi Client Web Service Server Web Admin Pengguna Read Data Write data response request GoogleMap API Foto send request Gambar 2. Arsitektur Aplikasi

  Pengguna dapat melaporkan kejadian bencana banjir dan menggunakan beberapa fitur yang terdapat pada aplikasi seperti melihat laporan banjir, membagikan laporan banjir ke sosial media yang dimiliki, serta melihat peta persebaran laporan banjir yang telah diterima oleh server dalam rentang waktu 5 hari terakhir. Selain menyediakan informasi dalam aplikasi yang terdapat pada smartphone pengguna, visualisasi laporan banjir juga tersedia dalam website pelaporan banjir yang berbentuk peta persebaran lokasi-lokasi banjir.

  yang dapat merekam data lokasi pengguna aplikasi disaat melakukan pelaporan. Aplikasi tersebut terdiri dari aplikasi perangkat bergerak yang digunakan oleh masyarakat umum untuk melaporkan kejadian bencana banjir. Selain itu juga terdapat aplikasi website yang memvisualisasikan laporan-laporan yang telah dikirim oleh pengguna aplikasi. Pada sisi pengelola juga disediakan sistem yang digunakan untuk mengelola data-data hasil pelaporan yang dilakukan oleh pengguna aplikasi. Dalam sistem tersebut pengelola yang bertindak sebagai administrator dapat melakukan tindakan manajemen pengelolaan data dan menanggapi laporan dari pengguna aplikasi. Arsitektur aplikasi ditunjukkan pada Gambar 2.

  4.2 Identifikasi Aktor

  Tabel 2. Kebutuhan Non-Fungsional

  Fitur yang digambarkan pada Gambar 3 diantaranya, fitur registrasi yang digunakan

  Parameter Deskripsi Kebutuhan

  untuk melakukan pendaftaran akun pengguna,

  Aplikasi dapat memenuhi faktor-faktor pendukung usability yaitu learnability,

  mengirim laporan untuk mengirimkan laporan

  Usability efficiency, memorability, errors dan

  yang telah dibuat dengan fitur ambil gambar dan

  satisfication dengan target lebih dari

  menentukan lokasi banjir, fitur melihat daftar sama dengan 80% (Mohamed, 2013). laporan beserta detail laporan yang bisa dibagikan ke sosial media pengguna, fitur

  5. IMPLEMENTASI

  menampilkan map banjir yang digunakan untuk Pada tahap implementasi, proses instalasi menampilkan peta persebaran lokasi banjir yang dan pengujian perangkat lunak menggunakan telah dilaporkan ke server. android versi 4.3(jelly bean).

  smartphone

  5.1 Implementasi Antarmuka

  Implementasi antarmuka menjelaskan mengenai berbagai implementasi antarmuka pengguna berdasarkan perancangan antarmuka yang telah dilakukan. Hasil implementasi yang

  id_lapor Username

  dijelaskan beberapa diantaranya yaitu implementasi halaman tulis laporan, melihat peta banjir, dan melihat data laporan banjir. Berikut adalah implementasi antarmuka dari aplikasi yang ditunjukkan pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 9.

  Gambar 4. Diagram ER

  Perancangan basis data diperlukan sebagai gambaran bagaimana data yang diperlukan akan disimpan pada aplikasi geotagging social report bencana banjir. Pada penelitian ini perancangan basis data direpresentasikan dalam bentuk ERD(Entity Relational Diagram) yang terdapat pada Gambar 4 .

4.4 Kebutuhan Non-Fungsional

  Gambar 5. Antarmuka Mengirim Laporan

  Yang termasuk dalam kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan kualitas dan batasan sistem. Dalam sistem yang dikembangkan nantinya kebutuhan non-fungsional yang harus dipenuhi ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.

  Gambar 6. Antarmuka Melihat Peta Banjir Gambar 9. Antarmuka Membagikan Laporan Banjir

  6. PENGUJIAN DAN ANALISIS

  Pengujian dan analisis membahas mengenai tahapan pengujian dan analisis aplikasi geotagging social report bencana banjir yang telah diimplementasikan sebelumnya. Proses pengujian dilakukan dengan melalui dua tipe pengujian yaitu, pengujian validasi dan pengujian usability.

  6.1 Pengujian Validasi

  Pengujian validasi digunakan unuk mengetahui bahwa aplikasi yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang pada bab analisis dan perancangan. Hasil analisis kebutuhan fungsional dijadikan sebagai acuan untuk melakukan pengujian validasi. Pengujian

  Gambar 7. Antarmuka Melihat Data Laporan Banjir

  validasi menggunakan metode blackbox karena pengujian pada aplikasi geotagging social report bencana banjir lebih ditekankan untuk menemukan kesalahan antara kinerja aplikasi dengan daftar analisis kebutuhan.

  Hasil pengujian validasi diambil berdasarkan pada pengujian yang telah dilakukan, sehingga diperoleh hasil yang ditampilkan pada Tabel 3.

  Tabel 3. Hasil Pengujian Validasi Nomor Hasil Pengujian Status Kasus Uji V-01 Aplikasi berhasil mengirim data Valid registrasi akun pengguna ke server dan disimpan ke database server. V-02 Aplikasi dapat mengakses kamera Valid dan berhasil mengambil foto

  Gambar 8. Antarmuka Melihat Detail Laporan V-03 Aplikasi berhasil mengambil data lokasi(latitude, longitude, alamat) yang diatur oleh pengguna aplikasi.

  Valid V-04 Aplikasi berhasil mengirim laporan banjir ke server dan disimpan ke database server.

  Analisis dilakukan untuk mengetahui hasil dari pengujian perangkat bergerak sehingga akan didapatkan kesimpulan dari pengembangan perangkat bergerak yang dilakukan. Dari hasil pengujian validasi didapat hasil bahwa aplikasi

  Untuk pengembangan aplikasi selanjutnya diharapkan dapat melibatkan kerjasama dengan pemerintah ataupun badan penanggulangan bencana terkait banjir ini, aplikasi dapat dikembangkan untuk penambahan fitur yang memungkinkan pengguna mengetahui tanggapan atau tindak lanjut dari pemerintah terkait bencana banjir yang telah dilaporkan. Sehingga adanya interaksi antara pengguna yang melaporkan kejadian bencana banjir dan perwakilan pemerintah terkait penanggulangan yang telah dilakukan terhadap laporan tersebut. Selain itu pengembangan fitur social sharing

  menunjukkan rata-rata hasil pengujian sebesar 86,1%.

  satisfaction, ease of use, ease of learn

  telah dilakukan setelah melalui tahapan analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rancangan dan implementasi aplikasi geotagging social report bencana banjir yang meliputi fitur registrasi, mengambil gambar, mengambil lokasi, mengirim laporan, melihat peta banjir, melihat daftar laporan, dan melihat detail laporan banjir telah valid serta sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang telah dianalisis. Aplikasi geotagging social report bencana banjir telah terbukti memudahkan pengguna dalam proses pelaporan bencana banjir berdasarkan pengujian usability yang telah dilakukan pada aspek usefulness,

  geotagging social report bencana banjir yang

  Berdasarkan penelitian rancang bangun aplikasi

  7. KESIMPULAN

  mencapai rata-rata 86,1%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi telah memenuhi aspek usability.

  usability menunjukkan tingkat usability aplikasi

  memenuhi analisis dan perancangan dari kebutuhan fungsional aplikasi. Hasil pengujian

  geotagging social report bencana banjir telah

  6.3 Analisis

  Valid V-05 Aplikasi berhasil menampilkan daftar laporan banjir yang diterima oleh server.

  Perhitungan presentase rata-rata semua kriteria =jumlah total presentase(%) / jumlah kriteria =(89+82+86,5+86,8)/4 =344,3/4 =86,075 =86,1 %

  82 Sangat setuju Ease of use 86,5 Sangat setuju Ease of learn 86,8 Sangat setuju

  89 Sangat setuju Satisfaction

  Usefulness

  Tabel 4. Hasil Status Pengujian Usability Aspek Penilaian Rata-rata presentase(%) Status

  Questionnaire pada aplikasi android (Rahadi, 2014).

  Pengujian usability digunakan untuk mengkaji tingkat kepuasan dan kemudahan aplikasi geotagging social report bencana banjir ketika digunakan oleh masyarakat umum. Pengujian dilakukan dengan cara menyebar kuisioner USE yang berisi pernyataan tertentu kepada masyarakat umum sebagai responden pengguna aplikasi. Pernyataan yang disebutkan dalam kuisioner mencakup pada parameter daya guna aplikasi(usefulness), kemudahan penggunaan aplikasi(ease of use), kemudahan dalam mempelajari aplikasi(ease of learning), dan tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi(satisfaction). Responden akan memberikan jawaban menggunakan skala likert dengan gradasi antara sangat setuju sampai sangat tidak setuju pada setiap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Pernyataan yang dibuat pada kuesioner dibuat berdasarkan referensi dari jurnal penelitian tentang pengukuran usability sistem menggunakan USE

  Valid

  Valid V-08 Aplikasi berhasil menampilkan peta dan pin lokasi persebaran bencana banjir.

  Valid V-07 Aplikasi berhasil membagikan informasi pelaporan bencana melalui sosial media yang disediakan oleh aplikasi.

  Valid V-06 Aplikasi berhasil menampilkan informasi detail pelaporan banjir yang dipilih oleh pengguna.

6.2 Pengujian Usability

  agar memungkinkan pengguna membagikan Suprapto, 2011. Statistik Pemodelan Bencana laporan ke media sosial yang sedang tren saat Banjir Indonesia. Penanggulangan penelitian ini dikembangkan pada penelitian Bencana Volume 2 Nomer 2, Volume 2, selanjutnya. pp. 34-43.

DAFTAR PUSTAKA

  Angularjs, 2016. [Online] Introduction.

  Available at: http://www.angularjs.org [Diakses 12 July 2017]. BNPB, 2016. Badan Nasional Bencana Banjir.

  [Online] Available at: http://dibi.bnpb.go.id/ [Diakses 3 November 2016].

  Ecma International, 2013. Introducing JSON.

  [Online] Available at: http://www.json.org. [Diakses 16 November 2015]. Gok, N. & Khanna, N., 2013. Building Hybrid

  Android Apps with Java and JavaScript: Applying Native Device APIs (Japplying Native Device Apis). United States of America: O'Reilly Media, Inc..

  Gupta, A. & H, A. G., 2016. Hybrid Application Development using Ionic Framework & AngularJS. International Journal of

  Innovative Research in Computer Science & Technology, 4(2), pp. 2347-

  5552. Holdener, A. T., 2011. HTML 5 Geolocation. s.l.:O’Reilly Media.

  Jonemaro, E. M. A. & Hayuhardika, W., 2012.

  Pemrograman Perangkat Mobile.

  s.l.:Teknik Informatika-PTIIK. Joshi, D., Gallagher, A., Yu, J. & Luo, J., 2010.

  Exploring User Image Tags for Geo- Location Inference. s.l.:s.n.

  Kogent Solutions Inc, 2008. Ajax Black Book,

  New Edition. New Delhi: Dreamtech Press.

  Mohamed, H. J. A. Y. R., 2013. Usability of Educational Computer Game (UsaECG): A Quantitative Approach.

  Pertanika J. Sci. & Technol, Volume

  247 – 260. NgCordova, 2016. NgCordova. [Online]

  Available at: http://ngcordova.com [Diakses 2 December 2016]. Rahadi,

  D. R., 2014. PENGUKURAN USABILITY SISTEM MENGGUNAKAN USE QUESTIONNAIRE PADA APLIKASI ANDROID. Jurnal Sistem Informasi, 6(1).