SECARA KRONIS TERHADAP KADAR ESTRADIOL-17βββββ DAN PERKEMBANGAN TELUR IKAN BAUNG ( Mystus nemurus)

  

Efektivitas pemberian kombinasi hormon human chorionic gonadotropin ..... (Isriansyah)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KOMBINASI HORMON HUMAN

  CHORIONIC GONADOTROPIN DAN 17α α- METILTESTOSTERON α α α β DAN β β

  SECARA KRONIS TERHADAP KADAR ESTRADIOL- 17β β PERKEMBANGAN TELUR IKAN BAUNG ( Mystus nemurus)

I sr iansyah

  Fakult as Perikanan dan Ilm u Kelaut an, Universit as Mulawarm an Jl. Gunung Tabur Kam pus Gunung Kelua Sam arinda, Kalim ant an Tim ur

  E- m ail: isriansyah@yahoo.com (Naskah diterima: 21 Maret 2011; Disetujui publikasi: 3 Agustus 2011)

ABST RAK

  Tujuan penelitian ini adalah m engetahui pengaruh pem berian horm on Hum an Chorionic Gonadrot opin (HCG) dan 17 α- m etiltestosteron secara kronis dan m enentukan dosis yang efektif untuk m erangsang kadar horm on estradiol- 17 β dan perkem bangan telur ik an baung. Met ode yang digunak an dalam penelit ian adalah m et ode ek sperim en dengan m enerapkan berbagai dosis horm on HCG (0, 200, dan 400 IU/ kg) dan horm on 17 α- m et ilt est ost eron (0, 100, dan 200 µg/ kg bobot badan). Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelit ian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan t iga ulangan. Hasil dari penelit ian ini m enunjukkan bahwa pem berian horm on HCG dan 17 α- m etiltestosteron berpengaruh sangat nyata dan efektif untuk m eningkatkan kadar hormon estradiol- 17 β dan perkembangan telur ikan baung (P< 0,01). Kadar hormon est radiol- 17 β dan perk em bangan t elur t ert inggi pada ik an baung dihasilk an oleh perlakuan pem berian horm on HCG 400 IU/ kg dan 17 α- m et ilt est ost eron 200 µg/ kg bobot badan.

  KATA KUNCI: H CG, 1 7 α α- m e t i l t e st o st e r o n , e st r a d i o l - 1 7 β α α α β, t e l u r , β β β M y st u s nem ur us

  α α

  ABST RACT : Ef f e ct i v e n e ss o f ch r o n i ca l l y a d m i n i st e r e d H CG a n d 1 7 α α - α m et ilt est ost eron horm one t o 1 7 β β β- est radiol concent rat ion and β β e g g d e v e l o p m e n t o n g r e e n ca t f i sh ( Mystus nemurus) . By : I sr i a n y a h

  The objectives of this experiment were to study the influence of chronically administered HCG and 17α-metiltestosteron hormone and to determine the effective dose to stimulate the production of plasma 17β-estradiol concentration and egg development on green catfish. Treatments in the experiment consisted of the application of several hormones doses of HCG (0, 200, and 400 IU/kg) and 17α- metiltestosteron (0, 100, and 200 µg/kg body weight). The experiment was arranged using completely randomized design where each treatment contained three replications. The result of the experiment indicated that the administration of HCG and 17α-metiltestosteron hormone was significant and effective to increase the hormone concentration of 17β-estradiol and egg development on green catfish (P<0.01). The highest hormone concentration of 17β-estradiol and egg development was achieved by green catfish treated with dose of HCG of 400 IU/kg and 17α- metiltestosteron of 200 µg/kg body weight.

  α α- metiltestosteron, 1 7 β α β- estradiol, egg, β β Mystus nemurus

  KEYWORD S: HCG, 1 7 α α β

  PENDAHULUAN

  β, j uga memberikan umpan balik positif (positive feed-

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 263-269

  Met ode yang digunakan dalam penelit ian ini adalah metode eksperimental, yaitu dengan menerapkan berbagai kombinasi dosis hormon HCG dan 17 α- m et ilt est ost eron (MT) sebagai berikut:

  β d an perkem bangan telur pada ikan baung.

  Berdasarkan perm asalahan tersebut m aka penelit ian ini bert ujuan unt uk m enget ahui pengaruh berbagai dosis pem berian horm on HCG dan 17 α- m et ilt est ost eron secara kronis t er hadap k adar plasm a est r adiol- 1 7

  et al., 1990) dan em ulsi water in oil in water (W/ O/ W) (Sato et al., 1995).

  Sel am a i n i t er ap i h or m on al d i l ak u k an dengan cara melarutkan hormon dalam larutan salin kem udian disunt ikkan ke t ubuh ikan. Nam un cara ini t ernyat a kurang ef isien bila ditujukan untuk menyediakan hormon di dalam t ubuh secara berkelanjut an, karena horm on yang disunt ikkan bersam a larut an salin cepat hilang dari peredaran darah sehingga perlu p enyunt i k an yang b er ul ang - ul ang . Unt uk m enghind ar i p enyunt ik an b er ulang- ulang y an g d ap at m en y eb ab k an i k an s t r es , diperluk an sist em pem bawa horm on yang m am pu m engendalik an pelepasan horm on yang dibawanya secar a per lahan- lahan di dalam t ubuh ikan. Sist em pem bawa horm on yang saat ini t elah berkem bang dan sudah digunakan pada ikan adalah sistem implantasi dengan bahan kolest erol dan cocoa butter (Lee et al., 1986), m ikrosf er dengan bahan polim er asam laktat dan asam glikolat (Breton

  back) terhadap hipofisis untuk melepaskan GtH (Marte et al., 1988).

  hormon 17 α- metiltestosteron selain berperan sebagai m ediat or unt uk m erangsang gonad d alam m ensek r esik an est r ad iol- 1 7

  Ikan baung (Mystus nemurus) m erupakan salah sat u ikan air t awar asli Indonesia yang banyak tersebar di perairan umum terutama di beberapa sungai di Kalimantan dan Sumatera. Ikan ini m asih t ergolong ke dalam ikan air t awar yang hidup secara liar di alam . Ikan b au n g j u g a m em i l i k i p o t en si u n t u k d i - kembangkan melalui kegiatan budidaya, yang salah sat u t ahapannya adalah pem benihan. Namun kendala yang dihadapi dalam kegiatan p em b en i h an t er seb u t ad al ah t er b at asn ya jum lah induk m at ang gonad yang siap unt uk dapat dipij ahk an. Hal ini disebabk an oleh lem ahnya sinyal- sinyal lingkungan atau tidak sesuai dengan k ebut uhan di dalam wadah b u d i d ay a t er s eb u t , s eh i n g g a p r o s es r ep r o d u k si m en j ad i t er h am b at (Zo h ar & Mylonas, 2001). Kegagalan fungsi reproduksi t er s eb u t d i an t ar an y a ad al ah k u r an g sem p u r n an ya p r oses vi t el og en esi s, g ag al dalam proses pem at angan akhir dan ovulasi sehingga oosit m enjadi at resia, sert a gagal m em i j ah secar a al am i p ad a ak h i r si k l u s reproduksi (Lee & Yang, 2002).

  bidyanus) (Sivan et al., 2004). Sem ent ara it u,

  metiltestosteron. Hormon HCG berperan dalam m em acu sekresi GtH (gonadotropin hormone) dari kelenjar hipof isa yang selanjut nya akan m erangsang sekresi t est ost eron dan diikut i dengan sekresi est radiol- 17 β selam a dalam proses perkem bangan gonad. Hal ini t elah dibukt ikan dari hasil penelit ian sebelum nya, pem berian horm on HCG dapat m erangsang produk si horm on est radiol- 17 β pada ik an goldf ish (Carassius auratus) (Kagawa et al., 1984) dan pada ikan silver perch (Bidyanus

  onic Gonadotropin) d an h o r m o n 1 7 α-

  So l u si u n t u k m en cu k u p i k et er sed i aan horm on- horm on st eroid dalam darah secara t erus- m enerus, dapat dilakukan t erapi hor- m onal. Hor m on yang d ap at d igunak an d i antaranya adalah horm on HCG (Human Chori-

  β, yang mana kedua hormon tersebut berperan dalam b i o s i n t es i s v i t el o g en i n p ad a p r o s es vi t el o g en esi s (Zo h ar & M yl o n as, 2 0 0 1 ; Mylonas & Zohar, 2001; Devlin & Nagaham a, 2002). Proses vitelogenesis merupakan proses awal dalam perkembangan gonad, dan dengan t er b at asn ya k et er sed i aan k ed u a h o r m o n t er seb u t m en g ak i b at k an p r oses p er k em - bangan gonad tidak dapat berlangsung secara normal dan sempurna (Zohar & Mylonas, 2001; Mylonas & Zohar, 2001).

  hor m on g onad ot r op i n (Gt H) d ar i hi p of i sa m enjadi t erham bat (Mylonas & Zohar, 2001). Terbatasnya ketersediaan hormon gonadotro- pin t ersebut , selanjut nya akan m engham bat sel t ek a d an g r anulosa p ad a ovar i d alam m en sek r esi k an h o r m o n - h o r m o n st er o i d , sepert i t est ost eron dan est radiol- 17

  hormon (GnRH) dari hipot alam us dan sekresi

  Keg ag al an f u n g si r ep r od u k si t er seb u t adalah disebabk an t idak adanya st im ulasi d ar i si n yal - si n yal l i n g k u n g an t er h ad ap hipot alam us dan hipof isa, sehingga m eng- ak i b at k an sek r esi gonadotropin releasing

BAHAN DAN METODE

  Efektivitas pemberian kombinasi hormon human chorionic gonadotropin ..... (Isriansyah)

  darah dan sam pel t elur dilakukan pada awal dan akhir percobaan (m inggu ke- 12). Jum lah ikan yang diam at i sebanyak t iga ekor pada set i ap p er l ak u an . Un t u k m em p er m u d ah penanganan serta menghindari stres pada saat

  o

  C, sehingga m em bent uk em ulsi air dalam minyak (W/ O). Tahap akhir adalah pembuatan f ase cair luar yait u m encam purkan Tween 80 seb an y ak 3 % (b / v ) k e d al am ak u ad es.

  Berikut nya em ulsi W/ O dicam purkan dengan f ase cair luar t ersebut dan dihom ogenk an dengan m enggunakan hom ogeniser dengan kecepat an 500 rpm selam a lim a m enit pada su h u 2 5

  o

  C, seh i n g g a m em b en t u k em u l si W/ O/ W. Perbandingan volum e dari t iap f ase adalah fase cair dalam : fase minyak : fase cair luar = 1:4:15.

  Pelaksanaan Pemeliharaan

  Pem eliharaan ik an baung dilak sanak an selama tiga bulan. Selama masa pemeliharaan ikan t ersebut diberi pakan pelet sebanyak 5% per bobot badan per hari. Pada set iap induk dilakukan penyunt ikan em ulsi W/ O/ W yang m engandung horm on HCG dan MT sesuai dengan perlakuan set iap dua m inggu sekali.

  Metode Pengukuran dan Pengambilan D at a Sampling ikan untuk pengambilan sampel

  sampling m aupun penyuntikan horm on, ikan

  Emulsi W/ O/ W dibuat berdasarkan metode dari Morishita et al. (1998) terdiri atas tiga tahap. Tahap pert am a adalah pem buat an f ase cair dalam , yaitu m elarutkan horm on HCG dan MT sesuai dengan perlakuan ke dalam larutan PBS (Phosphate Buffer Saline) yang m engandung gelat in (5% dari f ase air dalam ). Tahap kedua adalah pem buat an f ase m inyak, yait u m en- cam purk an 20% Span 80 dan 80% m inyak zait un. Kem udian f ase cair dan f ase m inyak tersebut dicampur dan dihomogenkan dengan m enggunak an hom ogeniser dengan k ece- patan 10.000 rpm selama lima menit pada suhu

  u j i d i b i u s d en g an m en g g u n ak an l ar u t an benzocain 100 m g/ L. Pengam bilan sam pel darah dilakukan pada bagian pangkal ekor sebanyak 1,5 mL, kemudian darah dimasukkan ke dalam t abung poliet ilen dan disent rif us selam a lim a m enit dengan kecepat an 5.000 rpm. Serum darah diambil dan dimasukkan ke d al am t ab u n g p o l i et i l en b ar u . Kem u d i an sam pel disim pan pada suhu - 20

  o

  C sebelum diukur dengan mempergunakan RIA (radioim-

  munoassay).

  D i am et er t el u r d i u k u r d en g an car a m engam bil sam pel telur secara kanulasi yang dim asukkan ke dalam lubang genit al. Telur yang diam bil m inim al 200 but ir per ek or, k em u d i an d i u k u r d en g an m en g g u n ak an mikroskop yang dilengkapi mikrometer okuler dengan pem besaran 40 kali.

  Berdasarkan dat a yang t erkum pul m aka d i l ak u k an p en g o l ah an d at a u n t u k m en - dapat k an nilai pert am bahan k adar plasm a est r ad iol- 1 7 β yang d ihit ung d eng an car a sebagai berikut:

  E = E

  t

  di m ana: E = Per t am bahan k adar est r adiol- 1 7 b (pg/ m L) (estradiol level increment)

  25

  Persiapan Emulsi W/ O/ W dan Hormon

  P

  5

  1

  = HCG 0 IU + MT 0 µg/ kg bobot ikan (pla- ceb o) P

  2

  = HCG 0 IU + MT 100 µg/ kg bobot ikan P

  3

  = HCG 0 IU + MT 200 µg/ kg bobot ikan P

  4

  = HCG 200 IU + MT 0 µg/ kg bobot ikan P

  = HCG 200 IU + MT 100 µg/ kg bobot ikan P

  Sebelum percobaan dilaksanakan, terlebih dahulu dilak uk an persiapan wadah pem e- liharaan berupa jaring hapa berukuran 2 m x 1 m x 1,5 m sebanyak t iga unit yang di- t em pat kan dalam kolam , dan diberi t anda. Persiapan berikut nya adalah m engum pulkan i nd uk i k an b aung yang sud ah d i p i j ahk an sebelum nya dengan bobot rat a- rat a 0,2–0,3 kg/ ekor sebanyak 27 ekor. Selanjut nya ikan u j i d i b er i t an d a b er u p a tagging d en g an m enggunakan derm ojet . Ikan uji yang t elah diberi t anda dilakukan pem eriksaan berupa pengam bilan sam pel darah dan sam pel t elur untuk mengetahui kondisi awalnya, kemudian ikan t ersebut dit em pat kan dalam jaring hapa yang t elah diberi t anda sebanyak sem bilan ekor set iap wadahnya.

  6

  = HCG 200 IU + MT 200 µg/ kg bobot ikan P

  7

  = HCG 400 IU + MT 0 µg/ kg bobot ikan P

  8

  = HCG 400 IU + MT 100 µg/ kg bobot ikan P

  9

  = HCG 400 IU + MT 200 µg/ kg bobot ikan Set iap perlakuan t erdiri at as t iga ulangan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).

  Persiapan Pemeliharaan

  • – E

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 263-269 E = Kadar est radiol- 17 β pada ak hir percobaan t m em b er i k an p en g ar u h yan g n yat a, m ak a

  (pg/ m L) (level of estradiol at the end of the

  dilanjut kan dengan uji jarak ganda Duncan

  experiment)

  pada taraf nyata 5%. Selanjutnya untuk melihat

  E = Kad ar est r ad iol- 1 7 β p ad a awal p er cob aan

  hubungan antara kadar plasm a estradiol- 17 β

  (pg/ m L) (level of estradiol at the beginning of

  dengan per k em bangan diam et er t elur di-

  the experiment)

  lakukan uji regresi linear sederhana (Gomez & Gomez, 1995). Sedangkan perkem bangan diam et er t elur dihit ung dengan cara sebagai berikut :

HASIL DAN BAHASAN

  D = D – D

  t

  Hasil pengam at an yang t elah dilakukan diperoleh dat a m engenai pert am bahan kadar

  di m ana:

  hormon estradiol- 17 β dalam plasma darah dan

  D = Per k em b an g an d i am et er t el u r (m m ) (egg

  perkembangan diameter telur ikan baung yang

  diameter increment) disajikan pada Tabel 1.

  D = Diam et er t elur pada akhir percobaan (m m ) t (egg diameter at the end of the experiment)

  Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan

  D = Diam et er t elur pada awal percobaan (m m )

  t ersebut , kadar horm on est radiol- 17 β dalam

  (egg diameter at the beginning of the

  plasm a darah dan perkem bangan diam et er

  experiment)

  t el u r i k an b au n g p ad a sem u a p er l ak u an pem berian kom binasi horm on HCG dan MT

  Analisis Data

  m enunj uk k an p er ub ahan yang cend er ung Unt uk m enget ahui pengaruh kom binasi m en g al am i p en i n g k at an s am p ai ak h i r hormon HCG dan MT yang diberikan terhadap percobaan (minggu ke- 12). Pertambahan kadar kadar plasm a est radiol- 17 β ikan baung dan horm on est radiol- 17 β t ert inggi dicapai pada p er k em b an g an d i am et er t el u r d i l ak u k an perlakuan P (kombinasi hormon HCG 400 IU +

  9

  analisis m enggunak an ANOVA (analysis of MT 200 µg/ kg) yait u sebesar 291,27 pg/ m L,

  

variance) pada tingkat kepercayaan 95%. Data sedangkan kadar plasma yang terendah terjadi

  yan g d i p er o l eh seb el u m n ya d i u j i h o m o - pada perlakuan P (HCG 0 IU + MT 0 µg/ kg)

  1

  genit asnya. Jik a perlak uan yang diberik an yait u sebesar 125,02 pg/ m L. Terdet eksinya Tabel 1. Profil kadar hormon estradiol- 17 β dalam plasma darah dan perkembangan diameter telur ikan baung

  Table 1.

  Profile of estradiol-17β levels in blood plasma and the development of egg diameter of green catfish

  β

  Kad ar ho rmo n est rad io l-17 D iamet er t elur Perlakuan Hor m on es est r a d iol-17 levels β Eg g d ia m et er T r ea t m en t ( p g / mL) ( mm) a a

  HCG 0 IU + MT 0 µg/ kg 125.02 ± 35.20 0.42 ± 0.05 b b

  HCG 0 IU + MT 100 µg/ kg 183.34 ± 17.47 0.81 ± 0.15 bc b

  HCG 0 IU + MT 200 µg/ kg 219.56 ± 24.37 0.85 ± 0.08 bc b

  HCG 200 IU + MT 0 µg/ kg 206.14 ± 14.53 0.84 ± 0.08 bc b

  HCG 200 IU + MT 100 µg/ kg 226.50 ± 55.86 0.88 ± 0.08 d b

  HCG 200 IU + MT 200 µg/ kg 289.98 ± 21.92 0.92 ± 0.04 bc b

  HCG 400 IU + MT 0 µg/ kg 224.93 ± 4.09 0.89 ± 0.14 c b

  HCG 400 IU + MT 100 µg/ kg 237.38 ± 21.02 0.85 ± 0.03 d b

  HCG 400 IU + MT 200 µg/ kg 291.27 ± 8.74 0.95 ± 0.13 Ket erangan (Remark):

Kadar horm on est radiol- 17 β dan diam et er t elur dinyat ak an sebagai m ean ± SD (st andar

deviasi). Superskrip berbeda pada kolom yang sam a m enunjukkan berbeda nyat a (P< 0,05)

Levels of estradiol-17β and the diameter of eggs are expressed as the mean ± SD (standard

deviation). Different superscripts in the same column indicate significant difference (P< 0.05)

  Hor m on est r adiol- 1 7 β selain ber per an langsung pada gonad unt uk m enst im ulasi p er k em b ang an t el ur m el al ui p r oses vi t e- logenesis, juga dapat berperan tidak langsung pada jaringan bukan gonad (nongonadal) yang b er f u n g s i d al am p er t u m b u h an d an p er k em b an g an t el u r t er seb u t (Devl i n & Nagaham a, 2002). Oleh karena itu, hubungan antara konsentrasi plasm a horm on estradiol- 17 β dengan perubahan perkembangan gonad telah menjadi salah satu indikator yang penting dalam m em aham i per anan hor m on dalam proses reproduksi ikan (Lee & Yang, 2002).

  • MT 0 µg/ kg).

  ) dengan n i l ai 0 ,8 8 3 b er ar t i b ah wa seb esar 8 8 ,3 % keragaman perkembangan diameter telur ikan baung ditentukan oleh kadar hormon estradiol- 1 7 β d al am p l as m a d ar ah i k an b au n g , sedangkan sisanya sebesar 11,7% dit ent ukan oleh fakt or yang lain.

  2

  (Gam bar 1). Derajat det erm inasi (R

  2 = 0,883

  β (x) sebagai b er ik ut : y = 0,309 + 0,003x ; R

  Berdasarkan hasil analisis regresi, hubungan ant ara kadar horm on est radiol- 17 β dengan per k em bangan diam et er t elur ik an baung m em iliki pola respons linear dan berkorelasi p o si t i f . Per sam aan r eg r esi yan g m en g - g am b ar k an m o d el h u b u n g an an t ar a perkem bangan diam et er t elur ikan baung (y) dengan kadar hormon estradiol- 17

  peningkat an konsent rasi horm on est radiol- 17 β dalam darah disebabk an oleh adanya ak t ivit as k erj a horm on gonadot ropin yang berasal dari HCG, di m ana horm on t ersebut ak an m en st i m u l asi k er j a sel t ek a u n t u k m el ep ask an h o r m o n t est o st er o n y an g selanjut nya akan m erangsang sel granulosa unt uk m enghasilkan horm on est radiol- 17 β (Sivan et al., 2004). Selain it u, horm on HCG juga m em berikan aksi um pan balik posit if t est ost eron t erhadap sekresi horm on gona- dotropin (GtH I) dari hipofisis, yang selanjutnya k em b al i m er an g san g g o n ad u n t u k m en - sekresikan hormon estradiol- 17 β (Sivan et al., 2 0 0 4 ). Sem en t ar a i t u , h or m on MT sel ai n berperan sebagai mediator untuk merangsang gonad dalam m ensekresikan est radiol- 17 β, juga m em berikan aksi um pan balik posit if t est o st er o n t er h ad ap sek r esi Gt H I d ar i h i p o f i s i s , y an g s el an j u t n y a k em b al i m er an g san g g on ad u n t u k m en sek r esi k an hormon estradiol- 17 β (Marte et al., 1988). Hal ini sesuai dengan pendapat Kagawa et al. (1 9 8 4 ) yang m enyat ak an bahwa di bawah p en g ar u h g o n ad o t r o p i n , l ap i s an t ek a menghasilkan testosteron. Kemudian di dalam s el g r an u l o s a d en g an b an t u an en z i m ar o m at ase, t est o st er o n t er seb u t d i u b ah m enjadi est radiol- 17 β. Est radiol- 17β yang dihasilkan dilepaskan ke dalam darah, kemudian m erangsang hat i unt uk m elakukan sint esis vit elog enin. Vit elog enin ini k em ud ian d i- lepaskan kem bali ke dalam darah, dan secara selektif akan diserap oleh oosit. Sehingga dari hasil proses vit elogenesis t ersebut m eng- akibatkan terjadinya perkem bangan diam eter telur dan gonad.

  hormon estradiol- 17b pada ikan baung selama pengam at an pada perlakuan P

  bidyanus) (Sivan et al., 2 0 0 4 ). Ter j adinya

  Adanya pengaruh pemberian hormon HCG dalam menstimulasi gonad untuk meningkatkan kadar hormon estradiol- 17 β dalam darah telah dibukt ikan juga pada penelit ian sebelum nya t er h ad ap i k an s i l v er p er c h (Bidyanus

  β d al am d ar ah d an p er k em b angan diam et er t elur ik an b aung (P< 0,01). Selanjut nya berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan, perlakuan kom binasi horm on HCG 400 IU + MT 200 µg/ kg bobot badan t idak berbeda nyat a dengan perlakuan kom binasi horm on HCG 200 IU + MT 200 µg/ kg, t et api berbeda nyat a dengan perlakuan yang lainnya t erhadap peningkat an horm on est r ad i o l - 1 7 β d al am d ar ah i k an b au n g . Sedangkan terhadap perkembangan diameter telur ikan baung, perlakuan pemberian hormon HCG dan MT hanya berbeda nyat a dengan perlakuan tanpa pemberian hormon (HCG 0 IU

  Berikutnya dari hasil analisis menunjukkan bahwa pem berian k om binasi horm on HCG dan MT dapat m em berikan pengaruh yang sangat nyat a t er hadap peningk at an k adar h o r m o n est r ad i o l - 1 7

  D em i k i an p u l a h al n y a d en g an h asi l pengam at an pada perkem bangan diam et er t el u r , n i l ai d i am et er t el u r yan g t er t i n g g i dihasilkan oleh perlakuan kom binasi horm on HCG 400 IU + MT 200 µg/ kg bobot badan yaitu sebesar 0,95 m m , sedangkan perkem bangan diam et er t elur t erendah t erdapat pada per- lakuan t anpa pem berian horm on (HCG 0 IU + MT 0 µg/ kg) sebesar 0,42 mm.

  (t anpa diberi hormon HCG (0 IU/ kg) dan MT (0 µg/ kg) diduga kuat adalah m erupakan suat u kondisi alam i dari horm on est radiol- 17 β yang dihasilkan dalam tubuh ikan tersebut. Selanjutnya kadar hormon tersebut akan mengalami peningkatan jika distimulasi oleh hormon HCG dan MT dari luar t ubuh dengan dosis t ert ent u.

  1

  Efektivitas pemberian kombinasi hormon human chorionic gonadotropin ..... (Isriansyah) Proses perkem bangan t elur ikan baung d i p en g ar u h i o l eh b eb er ap a f ak t o r , d i antaranya adalah faktor ketersediaan horm on dalam t ubuh, dalam hal ini adalah horm on est radiol- 17

  β yang m er upak an salah sat u h o r m o n yan g d i b u t u h k an d al am p r o ses r ep r od u k si . Hor m on est r ad i ol - 1 7 β sel ai n b er p er an l an g su n g p ad a g o n ad u n t u k m enst im ulasi perk em bangan t elur m elalui proses vit elogenesis, j uga dapat berperan tidak langsung pada jaringan bukan gonad (non

  Figure 1.

  = 0.883

  2

  0.20 2 0 0 3 0 0 4 0 0 y = 0.003x + 0.309 R

  0.40

  0.60

  0.80

  1.00

  1.20

  1.40

  1.60

  The relationship of estradiol-17β levels in blood plasma with the development of egg diameters of green catfish

  1.80 Gambar 1. Hubungan k adar horm on est radiol- 17 β dalam plasm a darah dengan perkembangan diameter telur ikan baung

  gonadal) yang berfungsi dalam pertum buhan

  1 0 0

  Egg diameter ( m m )

  Estradiol-17β levels (pg/ L) D ia m e te r te lu r

  Kadar estradiol- 17 β

  2. Pemberian kombinasi hormon HCG dan 17 α- m et ilt est ost eron dengan dosis 400 IU/ kg d an 2 0 0 µ g / k g b o b o t b ad an d ap at menghasilkan kadar hormon estradiol- 17 β

  1. Pem b er i an h o r m o n HCG d an 1 7 α- m et i l t est o st er o n secar a k r o n i s cu k u p efektif untuk meningkatkan kadar hormon est radiol- 17 β dalam plasm a darah serta m eningk at k an perk em bangan diam et er telur ikan baung.

  Berdasarkan hasil percobaan yang t elah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  KESIMPULAN

  Pem berian kom binasi horm on HCG dan MT dengan dosis yang sesuai kebutuhan ikan akan m enghasilkan perkem bangan diam et er t elur dan gonad yang t inggi pula. Sebagaim ana yang telah dikemukakan oleh Mylonas & Zohar (2001), perlakuan hormonal yang sekarang ini s er i n g d i l ak u k an u n t u k m er an g s an g perkem bangan gonad, lebih diarahkan unt uk m erangsang lebih akt if nya kelenjar hipof isis maupun gonad dalam menghasilkan hormon- horm on reproduksi, sehingga ket ersediaan h o r m o n yan g d i b u t u h k an d al am p r o ses r epr oduk si dapat t er sedia t er us- m ener us, selanjutnya dapat merangsang perkembangan dan kem at angan gonad ikan di dalam wadah budidaya.

  β dalam darah, y an g s el an j u t n y a m em p en g ar u h i p er - kembangan diameter telur pada ikan tersebut.

  Selanjutnya dikemukakan juga oleh Lee & Yang (2001) m enyat akan bahwa perubahan kadar est r ad i o l - 1 7 β b er k o r el asi p o si t i f d en g an p er k em b an g an t el u r d al am o v ar i d an peningkat an nilai GSI. Hal ini dibukt ikan dari hasil penelit ian yang t elah dilakukan, yait u dengan pem berian horm on HCG dan MT pada ikan baung mampu meningkatkan konsentrasi horm on st eroid est radiol- 17

  dan perkem bangan t elur t ersebut (Devlin & N ag ah am a, 2 0 0 2 ). Pad a s aat p r o s es vi t el o g en esi s b er l an g su n g , g r an u l a at au globul kuning t elur bert am bah dalam jum lah d an u k u r an n ya, seh i n g g a vo l u m e o o si t m em b esar , d an d en g an ad an ya ak t i vi t as vit elog enesis t er seb ut m enyeb ab k an nilai indeks gonadosam at ik (IGS) ikan juga akan m eningkat (Yaron, 1995; Cerda et al., 1996).

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 263-269

  Efektivitas pemberian kombinasi hormon human chorionic gonadotropin ..... (Isriansyah)

  dalam plasm a darah sert a perkem bangan LHRH- a and 17a- methyltestosteron pellets diameter telur tertinggi pada ikan baung. for int ram uscular im plant at ion in fishes.

  Aquaculture, 59: 161- 168.

  3. Per u b ah an k ad ar est r ad i ol - 1 7 β d al am Lee, W.K. & Yang, S.W. 2002. Relat ionship plasm a darah berkorelasi posit if t erhadap bet ween ovarian developm ent and serum perkembangan diameter telur ikan baung. levels of gonadal st eroid horm ones, and

UCAPAN TERIMA KASIH

  i n d u ct i o n o f o o cyt e m at u r at i o n an d ovulat ion in t he cult ured fem ale korean Ucapan t erim a kasih disam paikan kepada spot t ed sea bass Lateolabrax maculatus

  Bap ak Sup r i yad i , Noor Syar i f ud d i n Yusuf , (Jeom- nong- eo). Aquaculture, 207: 169- 183. Teuku Nurm ahdi, dan seluruh karyawan Balai Marte, C.L., Crim, L.W., & Sherwood, N.M. 1988. Budidaya Air Tawar (BBAT), Jam bi yang t elah

  In d u ced g o n ad al m at u r at i o n an d m em bant u dalam pelaksanaan penelit ian ini, rem at urat ion in m ilkfish lim it ed success serta Bapak Prof. Dr. Komar Sumantadinata dan with chronic administration of testosterone

  Bapak Dr. Imron yang telah banyak memberikan an d g on ad ot r op i n r el easi n g h or m on e saran dan koreksi dem i kesem purnaan paper analogues (GnRH- A). Aquaculture, 74: 131- ini.

  145. Morishit a, M., Mat suzawa, A., Takayam a, K.,

DAFTAR ACUAN

  Isowa, K., & Nagai, T. 1998. Improving insu- Bret on, B., Weil, C., Sam broni, E., & Zohar, Y. lin enteral absorption using water- in- oil-

  1990. Effect s of acut e versus sust ained in- water emulsion., Int. J. Pharm., 172: 189- adm inist rat ion of GnRHa on Gt H release 198. an d o vu l at i o n i n t h e r ai n b o w t r o u t ,

  Mylonas, C.C. & Zohar, Y. 2001. Endocrine regu-

  Oncorhynchus mykiss. Aquaculture, 91:

  lat ion and art ificial induct ion of oocyt e 373- 383. m at urat ion and sperm iat ion in basses of

  Cerda, J., Calm an, B.G., Laf leur Jr., G.J., & the genus Morone. Aquaculture, 202: 205- Lim esand, S. 1996. Pat t ern of vit ellogen- 220. esis and ovarian folicular cycle of Fundu-

  Sat o, N., Kawazoe, I., Shiina, Z., Furukawa, K.,

  lus heteroclitus. General and Comparative

  Suzuki, K., & Aida, K. 1995. Novel m ethod Endocrinolog, 103: 24- 35. of horm one adm inist rat ion for inducing

  Devlin, R.H. & Nagahama, Y. 2002. Sex determi- gonadal m at urat ion in fish. Aquaculture, nat ion and sex different iat ion in fish: an 135: 51- 58. overview of genet ic, physiological, and Sivan, B.L., Vaim an, R., Sachs, O., & Tzchori, I. environm ent al inf luences. Aquaculture,

  2004. Spawning induct ion and horm onal 208: 19- 364. levels during final oocyte maturation in the

  Gom ez, K.A. & Gom ez, A.A. 1995. Prosedur silver perch (Bidyanus bidyanus). Aquacul- statistik untuk penelitian pertanian. Ed- 2.

  ture, 229: 419–431.

  UI Press, Jakarta, 698 hlm.

  Yaron, Z. 1995. Endocrine control of gam eto- Kagawa, H., Young, G., & Nagaham a, Y. 1984. genesis and spawning induct ion in t he

  In vitro est radiol- 17β and t est ost erone carp. Aquaculture, 129: 49- 73.

  product ion by ovarian follicles of golfish, Zohar, Y. & Mylonas, C.C. 2001. Endocrine ma-

  Carassius auratus. General and Compara-

  nipulat ions of spawning in cult ured fish: tive Endocrinology, 54: 139- 143. from hormones to genes. Aquaculture, 197: Lee, C.S., Tam aru, C.S., & Kelley, C.D. 1986. 99- 136. Technique f or m ak ing chr onic- r elease