BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Analisis Kualitatif Bakteri Coliform Pada Air Limbah Rumah Sakit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan (dilihat dan permukaan bumi). Udara mengandung uap air sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Pengguaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water), air tawar, dan air hujan (Mulia, 2005).
Air sangat dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah besar dan kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat mengakibatkan bahaya yang fatal bagi makhluk hidup (Situmorang, 2007).
2.2 Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri, rumah sakit maupun tempat tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama- (Notoatmodjo, 2003).
2.2.1 Sumber Air Limbah
Menurut Notoatmodjo (2003), air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelomokkan menjadi berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, diantaranya nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
2.2.2 Macam Air Limbah
Tergantung dari sumbernya, menurut Azwar (1996). Macam serta komposisi air limbah beraneka ragam, pada lazimnya susunan air kotor terdiri dari a. Bahan padat
b. Bahan cair
c. Bahan gas Kesemua bahan-bahan ini berada dalam air limbah dalam bentuk:
a. Bahan yang mengapung (floating material)
b. Bahan yang larut (dissolved solids)
c. Bahan koloidal (colloids)
d. Bahan mengendap (sediment)
e. Bahan melayang (dispersed solids)
2.3 Air Limbah Rumah Sakit
Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik, namun jika limbah tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang kembali menjadi produk yang sejenis atau jenis produk lainnya maka akan mempunyai nilai tambah (added value) yang sangat menguntungkan. Dari semua kegiatan-kegiatan rumah sakit, menghasilkan berbagai macam limbah berupa benda cair, padat dan gas.
Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikro organisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi keseshatan (Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004).
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestic cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah. dan lainnya, air limbah laboratorium, dan lain-lain.
2.3.1 Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan
KesehatanDepkes RI (2001) Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, dan rasa dari bahan kimia organik.
Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
2.4 Bakteri
Bakteri termasuk kelompok utama dalam prokariot. Bakteri adalah uniseluler. Proses reproduksinya dengan pembelahan sel. Bakteri terbungkus oleh dinding sel. Fungsi dari dinding sel adalah sebagai pelindung tekanan osmotic dari menekan sel dan dapat menyebabkan pecahnya sel. Ketebalan dinding sel bakteri sekitar 200-300 A (Muslimin, 1996).
Pada umumnya bakteri menurut Volk (1989), dikenal dalam tiga bentuk yang berbeda oleh sebab itu berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu: kokus (bulat), basil (silinder/batang), dan spiral (batang melengkung atau melingkar). Bakteri berbentuk bulat memiliki diameter rata-rata 1 cm atau kurang dari itu. Bakteri berbentuk batang atau lengkung memiliki panjang sekitar 2-5 cm dengan diameter sekitar 0,5-1 cm. Sel-sel bakteri berbentuk bulat dan batang seringkali membentuk kumpulan atau koloni sel.
Menurut Fardiaz (1992), bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu: (1) Coliform fekal, misalnya Escherichia coli, dan (2) Coliform non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia.
2.4.1 Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri Coliform ini menghasilkan zar etionin yang dapat menyebabkan kanker. seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlah berlebihan di dalam tubuh. Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air.
Adapun ciri-ciri bakteri ini yaitu dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus protozoa, dan parasit. Selain itu bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi dari pada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Pada umumnya bakteri-bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherichia ini, dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan manusia seperti diare, muntaber dan maslah pencernaan lainnya. Semua organisme selalu membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhuk hidup. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Tetapi sering kali terjadi pengotoran-pengotoran dan sampah. Oleh karena itu air dapat menjadi sumber atau perantara berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan kolera.
Bakteri-bakteri seperti bakteri Coliform antara lain Eschericia coli,
Salmonela, Citrobacter, Enterobacter dan Klebsiella dapat menyebabkan
penyakit (Widiyanti dan Ristanti 2004), Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan Coliform yang terdapat dalam sampel air dilakukan Metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most
Probable Number (MPN).
2.4.2 Analisis Kelompok Bakteri Koliform dengan Metode MPN
mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Bakteri indikator adalah bakteri yang keberadaanya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh manusia. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif, bakteri gram negatif, dan tidak membentuk spora. Kelompok Coliform fekal mampu menghasilkan gas dalam kaldu E.C dalam waktu 24 jam pada suhu
44.5 ˚C. Metode MPN merupakan uji deretan bung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Jumlah koliform ini bukan penghitungan yang tepat namun merupakan angka yang sebenarnya. Uji ini diawali dengan memasukkan 10 ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth (Lay, 1994).
Ada 2 pengujian yang dilakukan dalam pengujian total bakteri koliform yaitu:
1. Uji Penduga/Perkiraan yaitu 7 tabung dan 15 tabung, dilakukan pengambilan contoh dalam jumlah yang besar, yaitu 10 ml untuk tabung seri pertama, terutama untuk contoh-contoh yang diduga kandungan koliformnya kecil. Media yang digunakan pada uji ini adalah Lactose Broth dan E.C broth. Inkubasi dilakukan pada suhu 35
˚C selama 2x24 jam dan tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume didalam tabung Durham. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri (Fardiaz, 1992).