BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Analisis Cemaran NitratDan Nitrit Pada Air Sungai Deli Secara Spektrofotometri Visibel

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

  Air adalah suatu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan dan merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya (PP RI, 2001).

  Air permukaan dibumi ini terdiri atas 79% air asin di lautan, 2% masih berupa es, 0,0009% berupa danau, 0,00009% merupakan air tawar di sungai dan sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air merupakan barang langka yang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi ini (Nugroho, 2006).

  Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi, air untuk mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut. Air juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industri dan teknologi. Kegiatan industri dan teknologi tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Pengambilan air dan sumber air tidak boleh mengganggu keseimbangan air lingkungan.Faktor keseimbangan air lingkungan ini tidak hanya berkaitan bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral (unsur) lain yang terlarut di dalamnya. Hal ini tidak berarti bahwa semua air di bumi ini telah tercemar.Sebagai contoh, air yang diambil dari mata air di pegunungan dan air hujan.Keduanya dapat dianggap sebagai air yang bersih, namun senyawa atau unsur yang terdapat didalamnya berlainan (Wardhana, 2004).

  Ekosistemair sebagai bagian dari sumberdayaalam juga tidak luputdari segala seginegatifyang timbul. Pemanfaatan airoleh manusia berpengaruh terhadap keadaan fisika dan kimianya. Akibatnya, ekosistem air sebagaihabitatberbagaijenis jasad air mengalami perubahanyang sangat tajam.

  Kerusakan pada daerah aliran sungaiyang dimanfaatkanuntuk berbagaikepentinganmanusia seperti untuk mengairi lahan pertanian, industri, dan pemukiman akan ekosistem air semakin parah (Fajar, 2013).

2.1.1 Sifat-sifat Air

  Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H.

  Molekul air yang satu dengan molekul-molekul air lainnya bergabung satu ikatan hidrogen antara atom H dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai sifat-sifat yang khas (Achmad, 2004).

  Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media transpor utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan / mineral/unsur lain yang terdapat di dalamnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar.Sebagai contoh, air yang berasal dari sumber air di daerah pegunungan atau daerah hulu sungai dapat dianggap sebagai air bersih (Achmad, 2004).

  2.1.2 Air Sungai

  Hampir setiap hari sungai di seluruh dunia menerima sejumlah besar aliran sedimen baik secara alamiah, buangan industri, buangan limbah rumah tangga, aliran air permukaan dan pertanian. Karena aliran tersebut, kebanyakan sungai dapat berubah normal kembali dari pencemaran karena arus air dapat mempercepat proses penurunan limbah yang memerlukan oksigen selama sungai tersebut tidak meluap karena banjir. Kedalaman dan lebar konsentrasi oksigen pada sungai dapat kembali normal tergantung pada volume air sungai, laju aliran air, suhu, pH, dan volume limbah yang masuk. Sungai yang mengalir lambat akan dengan mudah meluap bersama limbah yang memerlukan oksigen. Hal serupa dapat terjadi juga pada sungai berair deras, arusnya menjadi lambat dan volume airnya menurun pada musim kemarau (Darmono, 2001).

  2.1.3 Air Sungai Deli

  Sungai Deli merupakan salah satu induk sungai pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan/Belumai Ular dengan 5 anak Sungai.Panjang sungai 73

  2

  km dengan luas 402 km .Sungai Deli beserta anak dan ranting sungai mengalir dari Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, dan melintasi Kota

  Kabupaten Deli Serdang sedangkan bagian tengah dan hilir berada di kota Medan (Surbakti, 2013).

2.2 Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 pasal 8 ayat 1, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas, yaitu: a.

  Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c.

  Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; d.

  Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

  Untuk mengetahui apakah suatu perairan tercemar atau tidak, diperlukan serangkaian tahap pengujian untuk menentukan tingkat pencemaran tersebut.

  Beberapa parameter uji yang umumnya harus diketahui, yaitu : a.

   Nilai Keasaman (pH) dan alkalinitas

  Umumnya air yang normal memiliki pH sekitar netral, berkisar antara 6 hingga 8.Air limbah atau air yang tercemar memiliki pH yang sangat asam atau pH cenderung basa tergantung dari jenis limbah dan komponen pencemarnya.

b. BOD / COD

  BOD (Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut

  yang dibutuhkan oleh organisme hidup di dalam air untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar didalam air.Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut.

  COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan uji yang lebih cepat

  daripada uji BOD, yaitu suatu uji berdasarkan reaksi kimia tertentu untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan pengoksidasi (misalnya kalium dikhromat) untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.

   Suhu

  Kenaikan suhu air tersebut akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut di dalam air, meningkatnya kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke permukaan air untuk mencari oksigen.Jika suhu tersebut tidak juga kembali pada suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan lainnya.

  d. Warna, rasa dan bau

  Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di suatu perairan.Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup maupun yang mati.

  e. Jumlah padatan

  Padatan yang dapat tercemari air, berdasarkan ukuran partikel dan sifat- sifat lainnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap (sedimen), padatan tersuspensi dan padatan yang terlarut.Padatan yang mengendap terdiri dari partikel-partikel yang berukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya.Padatan tersebut terbentuk biasanya merupakan akibat erosi.Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap daripada padatan terendap.Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air seperti gula dan garam mineral hasil buangan industri kimia.

  f. Kehadiran mikroba pencemar

  Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba, seperti alga, protozoa, dan bakteri. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia, misalnya E.Coli dan Pseudomonas aeruginosa. Mikroba tersebut dapat berperan sebagai bioindikator kualitas perairan.

  g. Kandungan minyak dan lemak

  Meskipun minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap, namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat menguap. Karena minyak tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap mengapung di air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke pantai atau tanah di sekeliling sungai. Minyak yang menutupi permukaan air akan menghalangi sinar matahari kedalam air. Selain itu lapisan minyak juga dapat mengurangi konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena fiksasi oksigen bebas menjadi terhambat.Akibatnya terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di dalam air.

   Kandungan bahan radioaktif

  Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri peleburan dan pengolahan logam seringkali ditemukan bahan-bahan radioaktif seperti uranium, thorium-230 dan radium-226.Komponen- komponen tersebut dapat terlarut dalam air hujan dan masuk ke sumber- sumber air yang ada. Komponen radioaktif dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara. Semua radio aktif menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan gangguan pada fungsi syaraf, gangguan dalam pembelahan sel yang menyebabkan kanker serta gangguan dalam pembentukan sel-sel darah yang menyebabkan anemia (Nugroho, 2006).

2.4 Pencemaran Air

  Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat kedalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu atau membahayakan masyarakat (Mukono, 2005).

  Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga peningkatan aktivitas manusia.Namun tidak jarang hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Pencemaran air akan terjadi apabila penurunan mutu air ini tidak diminimalkan (Mulia, 2005).

  Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan dapat menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air.Apabila limbah (baik berupa padatan maupun cairan) masuk ke air lingkungan, hal ini dapat dikatakan suatu pencemaran (Darmono, 2001). yang melintasi perkotaan dan pemukiman yang padat. Sebagian besar air limbah rumah tangga, pasar dan sebagainya yang dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan kualitas air sungai menurun. Meningkatnya kegiatan manusia, apabila tidak diimbangi dengan kesadaran semua pihak akan memberikan pengaruh pada pencemaran air sungai (Sunu, 2001).

2.4.1 Kategori Pencemaran Air 1. Infectius agents

  Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen.Penyakit-penyakit bawaan air umunya disebabkan pencemar air yang berasal dari kategori ini.Sumber utama mikroorganisme patogen berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.Mendeteksi mikroorganisme patogen secara spesifik di dalam air merupakan hal yang sulit.Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen didalam air, biasanya digunakan bakteri Coliform sebagai organisme petunjuk (Indicator

  Organism ).Bakteri-bakteri ini menunjukkan adanya pencemaran oleh tinja

  manusia dan relatif mudah didetetksi.Dengan demikian bila indicator

  organism tersebut ditemui dalam sampel air, berarti air tersebut tercemar

  oleh tinja dan ada kemungkinan cukup besar bahwa air tersebut mengandung mikrooganisme patogen.Sebaliknya bila sampel tidak mengandung indicator organism berarti tidak ada pencemaran oleh tinja

   Zat-zat pengikat Oksigen

  Jumlah oksigen terlarut dalam air merupakan indikator yang baik untuk menentukan kualitas air dan kehidupan di dalam air. Air dengan oksigen di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan ikan dan kehidupan air lainnya.Air dengan kandungan oksigen lebih kecil dari 2 ppm hanya mendukung kehidupan cacing dan mikroorganisme lainnya.Masuknya bahan organik seperti sisa makanan menyebabkan peningkatan mikroorganisme pengurai di dalam air. Mikroorganisme pengurai ini mengkonsumsi oksigen yang terlarut dalam air untuk proses respirasinya.

  Sebagai akibatnya terjadi penurunan kadar okisgen dalam air sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.

  3. Unsur Hara

  Beberapa unsur hara yang dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas perairan yaitu posfat dan nitrat.

  4. Pencemar Anorganik

  Banyak pencemar anorganik, seperti ion, garam, asam dan basa dapat masuk ke air melalui proses alam ataupun sebagai akibat aktivitas manusia. Keberadaan Asam di dalam air umumnya berasal dari produk samping (by-product) proses industri seperti pelapisan logam.

  5. Zat Kimia Organik

  Ribuan zat kimia organik digunakan di dalam industri kimia untuk membuat pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen dan produk lain yang kita gunakan setiap hari. Banyak dari zat kimia organik ini memiliki dengan zat kimia organik dapat mengancam kesehatan manusia.Sumber utama zat kimia organik berbahaya adalah limbah industri dan rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.

  6. Energi panas

  Kenaikan atau penurunan temperatur air dari kondisi normal dapat memperburuk kualitas air dan kehidupan di dalamnya. Temperatur air biasanya lebih stabil dari temperatur udara, sehingga makhluk hidup air cenderung tidak mudah beradaptasi dengan perubahan temperatur yang tiba-tiba. Kenaikan temperatur sebagai akibat pembuangan air limbah yang mengandung panas juga menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut di dalam air. Penurunan oksigen disebabkan oleh keberadaan air panas pada lapisan air yang lebih atas. Air panas di lapisan atas dengan kadar oksigen yang lebih rendah ini akan menghambat transfer oksigen ke lapisan dibawahnya. Perubahan temperatur pada air dapat dilakukan oleh manusia dengan jalan membuang air limbah yang mengandung panas ke air penerima seperti sungai dan danau.

  7. Zat Radioaktif

  Pembuangan sisa zat radioaktif ke lingkungan air secara langsung tidak diperbolehkan.Namun, mengingat aplikasi teknologi nuklir yang menggunakan zat radioaktif pada berbagai bidang sudah begitu banyak maka tidak tertutup kemungkinan bahwa zat radioaktif ikut terbawa ke lingkungan air.Pengaruh zat radioaktif dapat bersifat akut atau kronis.Pada akut. Hal ini mengakibatkan rusaknya kromosom.Pengaruh kronis yang timbul dalam jangka waktu lama dapat terjadi pada sistem kromosom (Mulia, 2005).

2.4.2 Efek Pencemaran Air

  Air yang telah tercemar oleh organisme patogen seperti bakteri atau virus dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Apabila air tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu dan merupakan bencana besar. Hampir semua makhluk hidup dimuka bumi ini memerlukan air dari mikroorgansime sampai dengan mamalia sekalipun (Sunu, 2001).

  Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman.Pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu kematian.Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi berbagai penyebab macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air berupa :

a. Penyakit menular

  Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun anorganik akan mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Air yang tercemar dapat berupa air yang tergenang (tidak mengalir) dan dapat pula air yang mengalir.Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab.Misalnya akibat perkembang-biakan mikroorganisme.

  

Jenis mikroba Penyakit

Virus Virus Polio Poliomielitis Bakteri Vibrio Cholera Cholera Salmonella typhi Typhus abdominal Shigella dysenteriae Dysentri Protozoa Entaamoeba histolycia Dysenteri amoeba Metazoa Ascaris lumbricoides Ascariasis b.

   Penyakit tidak menular

  Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air limgkungan tercemar oleh senyawa anorganik yang dihasilkan oleh industri yang banyak menggunakan unsur logam (Wardhana, 2004).

  2.5 Nitrogen

  Nitrogen adalah salah satu elemen penting yang dibutuhkan oleh tumbuh- tumbuhan dan biasanya dipasok sebagai pupuk dalam jumlah besar yang dilakukan berulang-ulang. Kelebihan jumlah elemen dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak produktif dari tanaman dan mengakibatkan kerusakan olehhama sehingga terjadi pembuahan yang kurang sempurna (Sunu, 2001).

  2.6 Nitrat Dan Nitrit

  Nitratdannitrit merupakansenyawa nitrogenyang terbentukdarihasil ikatan nitrogendanoksigenmelaluisiklus nitrogen denganbantuanbakteri

  Nitrobacter dan Nitrosomonas , apabila melebihistandar kualitas airbersih diperolehdariairsungaidisekitar tempat industri disebabkankarenaadanya perembesan hasildekomposisisampah industrike dalam sungai.Kehadiran bahanpolutan senyawanitrogendalamairsungai akanterus berlangsungselama prosesdekomposisi sampah belumberhentidanpadaproses selanjutnya akan terbentuk nitrat dan nitrit yang mana kedua bahan tersebut dalam konsentrasimelebihistandarkualitas air bersihdapatmenimbulkan gangguan kesehatan bagimanusia.BerdasarkanPeraturanMenteriKesehatanRINomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal, 3 September1990tentang PersyaratanKualitas AirBersihtelahditetapkan bahwakadar maksimumyangdiperbolehkanuntuk nitrat adalahsebesar10mg/ldannitrit sebesar1,0 mg/l,berdasarkan SKMenteriNegara Kependudukan danLingkunganHidup(KLH) nomor: KEP-02/MENKLH/I/1988untuk air golonganAkonsentrasi nitrit yang dianjurkan/dibolehkanadalahnihil,untuk nitrat dianjurkan5mg/ldibolehkan 10mg/l (Rusman,2013).

  Nitrat dan nitrit merupakan ion yang terbentuk secara alami sebagai bagian siklus nitrogen.Nitrat digunakan terutama sebagai pupuk anorganik dan nitrit digunakan sebagai pengawet makanan. Konsentrasi nitrat dalam air tanah dan air permukaan biasanya lebih rendah, tetapi dapat mencapai nilai yang tinggi akibat proses perembesan atau pengaliran dari lahan pertanian atau kontaminasi dari limbah. Kondisi anaerob dapat mengakibatkan pembentukan nitrit.Penggunaan senyawa klor dapat memicu pembentukan nitrit dalam sistem distribusi apabila pembentukan kloramin tidak dikendalikan dengan bersifat naik-turun. Nitrifikasi dalam sistem distribusi dapat meningkatkan kadar nitrit, biasanya sampai 0,2-1,5 mg/liter (Ester, 2005).

2.6.1Gejala Klinis Yang Disebabkan Oleh Nitrat dan Nitrit

  Pengaruh negatif nitratdannitrit terhadap kesehatansangatbesar.Nitratdan nitritseluruhnya diserapolehtubuh,yang sangat pentingdipertimbangkan adalah bahwa nitratdapat secara menyeluruh diubahmenjadinitrithasilreduksi bakteri, dimanareduksiiniterjadididalam tubuhtermasuk perut(sistempencernaan).

  Masalah kesehatan utama yang berkaitan dengan nitrat dan nitrit adalah pembentukan methemoglobinemia yang disebut sindrom bayi biru.Nitrat direduksi menjadi nitrit dalam lambung bayi, dan nitrit dapat mengoksidasi hemoglobin (Hb) menjadi methemoglobin (metHb) yang tidak mampu mentranspor oksigen keseluruh tubuh (Ester, 2005).

  Nitrit yamg terbentuk melalui reduksi nitrat bisa bekombinasi dengan substansi lain untuk menghasilkan nitrosamin dan senyawa penyebab kanker ampuh lainnya. Jangka panjang dari nitrat bisa meningkatkan beragam bentuk kanker (Widiati, 2001).

  Nitratdannitrit dalamjumlah besardapatmenyebabkan gangguangastrointestinalantara laindiare campurdarah,disusul oleh kejang, koma danbilatidakmendapatkan tindakanmedis dapatmenimbulkan kematian. Keracunan kronisdapatmenyebabkan depresiumum, sakit kepala, dan gangguan mental. Keracunan nitratakutdansubakutdapat

  (Rusman, 2013).

2.7 Metode Spektrofotometri

  Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan kemudian konsentrasinya juga dapat ditentukan.Proses ini disebut ”absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”, karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan inframerah.Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan (Lestari, 2010).

  Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum. Metode spektrofotometri ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Basset, 1994).

  Spektrofotometer UV- Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.Spektroskopi UV- Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hokum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).

  Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Rohman, 2009).

2.7.1. Instrumentasi Spektrofotometri

  Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrument untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal dapat pula dilakukan (Day and Underwood, 1998).

  Spektrofotometer pada dasarnya terdiri dari sumber , monokromater, kuvet untuk zat yang diperiksa, detector, penguat arus (amplifier) dan alat ukur atau alat pencatat (recorder) seperti yang tertera pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Instrumentasi Alat Spektrofotometri Keterangan gambar: dan celah-celah.Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang tinggi oleh sumber listrik bertegangan tinggi atau pemanasan listrik.

  Monokromator

  Monokromator adalah serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif/panjang gelombang-gelombang tunggalnya dan memisahkan panjang gelombang-gelombang tersebut menjadi jalur-jalur yang sangat sempit.

  Tempat cuplikan

  Cuplikan pada daerah terlihat/tampak biasanya berupa larutan yang ditempatkan dalam sel atau kuvet.Untuk daerah terlihat digunakan gelas biasa atau quartz.Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berupa larutan mempunyai panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10 cm.

  Detektor

  Setiap detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubaah tenaga tersebut untuk dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan panas. Kebanyakan detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter atau pencatat (readout).

Dokumen yang terkait

Analisis Dimensi dan Kestabilan Pemecah Gelombang Pelabuhan Perikanan Lampulo Banda Aceh

2 13 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium, Hidrogen, Dan Etanol 96% Terhadap Performansi Dan Emisi Gas Buang Esin Genset Otto

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri pangan - Identifikasi Zat Pemutih Klorin Pada Ikan Asin Yang Beredar Di Pasar Durian Medan

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kloramfenikol - Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Sediaan Kapsul Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

1 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Minyak Kayu Putih 2.1.1 Sistematika Tanaman - Penentuan Bobot Jenis Dan Indeks Bias Serta Kelarutan Dalam Etanol Dan Putaran Optik Minyak Kayu Putih (Melaleuca Leucadendron)

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Krim - Penetapan Kadar Hidrokortison Asetat Dalam Sediaan Krim Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

0 0 16

PENETAPAN KADAR HIDROKORTISON ASETAT DALAM SEDIAAN KRIM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) TUGAS AKHIR - Penetapan Kadar Hidrokortison Asetat Dalam Sediaan Krim Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

0 0 13

Perbandingan Efektifitas Pemakaian Koagulan PAC dan Tawas dalam Menurunkan Kekeruhan Air Baku (Sungai Belawan)

0 0 14

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Air - Perbandingan Efektifitas Pemakaian Koagulan PAC dan Tawas dalam Menurunkan Kekeruhan Air Baku (Sungai Belawan)

0 0 17

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMAKAIAN KOAGULAN PAC DAN TAWAS DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN AIR BAKU (SUNGAI BELAWAN) TUGAS AKHIR - Perbandingan Efektifitas Pemakaian Koagulan PAC dan Tawas dalam Menurunkan Kekeruhan Air Baku (Sungai Belawan)

0 0 12