BAB II KAJIAN TEORITIS - Analisis Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Keliling Di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Keliling

  Salah satu fungsi perpustakaan adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang tepat untuk meningkatkan kemajuan masyarakat baik itu yang di kota dan di desa. Perpustakaan keliling merupakan salah satu jenis pelayanan perpustakaan yang dimiliki di perpustakaan umum. “Dalam bahasa inggris disebut mobile library (perpustakaan yang bergerak) karena jenis perpustakaan ini mampu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya” Rakib (2012, 2).

  Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang berpindah-pindah dari

satu tempat ketempat yang lainnya dengan maksud untuk mempercepat

penyebaran informasi kepada masyarakat dengan cara mendatangi penggunanya

di tempat pemukiman penduduk, sekolah serta kantor kelurahan. Dalam

memberikan pelayanan, perpustakaan keliling menggunakan kendaraan baik itu

kendaraan beroda dua maupun beroda empat, baik itu di darat dan di air. Menurut

Ali (2006, 108), “Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak

(mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran

dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke

tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum Kotamadya

yang menetap”.

  Sedangkan menurut Yusup (2009, 471), ” Perpustakaan keliling berbentuk mobil yang berisi buku-buku atau koleksi bahan bacaan lainnya yang dikelola secara khusus untuk tujuan melayani sekelompok anggota masyarakat yang secara teknis tidak terjangkau oleh sistem pelayanan perpustakaan umum terdekat”.

  Selain pengertian di atas, Sutarno (2006, 43) menyatakan bahwa: “Perpustakaan keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari perpustakaan umum kabupaten/kota. Perpustakaan tersebut memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan bekerja sama dengan masyarakat”.

  Perpustakaan keliling sebagai layanan perluasan dari perpustakaan umum/menetap memiliki kelebihan-kelebihan seperti yang termuat dalam

  TheAustralian Librarian’s Manual dalam (Nilasari, 2009: 13) antara lain:

  a. Sifatnya yang fleksibel karena dapat berpindah-pindah b. Menyediakan layanan perpustakaan secara lebih informal

  c. Menyediakan pergantian koleksi secara tetap d. Menghubungka n pemakai dengan layanan perpustakaan menetap secara terus-menerus e. Memungkinkan pemakai menerima layanan profesional dari perpustakaan wilayahnya f. Secara aktif mempromosikan layanan perpustakaan karena selalu kelihatan berkeliling di masyarakat.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan keliling merupakan salah satu sarana yang dimiliki perpustakaan umum untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang letaknya jauh dari perpustakaan umum dengan menggunakan sarana transportasi baik darat ataupun air dengan ketersedian koleksi yang terbatas. Perpustakaan keliling memiliki ciri- ciri di antaranya bergerak, ada pengguna, ada bahan pustaka, memberikan jasa, tidak terjangkau dan menggunakan kendaraan.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Keliling

  Adapaun tujuan dari penyelenggaraan perpustakaan keliling adalah: 1. Meratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil yang belum/tidak memungkinkan adanya perpustakaan permanen; 2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan nonformal kepada publik luas;

  3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada publik; 4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada publik; 5. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat; dan

  6. Mengadakan kerja sama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat. Rakib (2013). Sedangkan Kriswanto (2010) menyatakan tujuan penyelenggaraan perpustakaan keliling adalah:

  1. Membiasakan masyarakat untuk membaca, dan terutama menciptakan sikap bahwa sekarang, buku termasuk kebutuhan dasar dari setiap keluarga. Siapa pun yang bertanggung jawab terhadap keluarga tidak boleh memandang rumahnya sebagai kandang di mana ia hanya perlu menyediakan air dan nasi serta bereproduksi; sebaliknya, ia harus memandang keluarga sebagai sebuah unit manusia yang juga sangat membutuhkan makanan intelektual dan semua anggota keluarga harus memikirkan untuk memenuhi kebutuhan ini.

  2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran rakyat serta melatih mereka, terutama kaum muda, baik secara intelektual, spiritual, maupun emosional menurut usia dan tingkat pendidikan yang berbeda- beda.

  3. Mengatasi kelemahan-kelemahan spiritual dan intelektual yang diakibatkan oleh tidak adanya kemampuan finansial dalam membeli bahan bacaan terutama buku yang dibutuhkan. Mencegah kemiskinan ekonomi agar tidak mengakibatkan kemiskinan intelektual.

  4. Mengatasi penyakit minat baca yang telah parah diderita oleh masyarakat menuju berkembangnya masyarakat membaca (reading

  society ) 5. Mempercepat berkembangnya literasi informasi di masyarakat. Serta mengeliminasi terjadinya kesenjangan intelektual yang diakibatkan oleh

  kesenjangan informasi.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya perpustakaan keliling adalah membantu perpustakaan umum untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca, sehingga masyarakat akan lebih cerdas dan kreatif.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Keliling

  Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang melayani masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan perpustakaan umum untuk mengumpulkan, terlayani oleh perpustakaan umum yang mempunyai fungsi:

  1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.

  2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhanatau rumah jompo dan lain sebagainya.

  3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

  4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

  5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang paling tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.

  6. Menggantikan fungsi pepustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap ditempat tersebut.

  7. Melakukan tugas-tugas kepustakawan, seperti: mendata/membuat koleksi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulanan dan tahunan. (Ali 2006, 108).

  Sedangkan Teo (2007) menyatakan bahwa, “Fungsi utama dari perpustakaan keliling adalah mendekatkan informasi kepada masyarakat desa, karena mereka belum mampu memperoleh informasi secara mandiri. Dengan kata lain, hakekat keberadaan perpustakaan keliling adalah pelayanan bagi pembaca. Apa pun bentuk operasionalnya, yang penting bahan bacaan dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh publik pembaca”.

  Menurut Anwar (2001, 52), fungsi perpustakaan keliling adalah:

  1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum.

  2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat atau mencapai perpustakaan menetap.

  3. Mempromosikan koleksi dan layanan perpustakaan kepada masyarakat.

  4. Menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunaannya serta memberikan waktu layanan yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya . Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan keliling berfungsi untuk memberikan/meratakan layanan informasi baik itu berupa buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil yang belum memiliki perpustakaan permanen serta mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat dan meningkatkan minat baca.

2.1.3 Koleksi Perpustakaan Keliling

  Pengertian koleksi menurut Sutarno (2008, 105), “adalah sejumlah buku atau bahan lain mengenai satu subyek atau merupakan satu jenis yang dihimpun oleh seseorang atau satu badan.”

  Sedangkan menurut Hermawan (2006, 17), “Koleksi adalah inti sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan. Koleksi bukan dilihat dari jumlah eksemplarnya saja, tetapi lebih kepada kualitas isi, jumlah judul, dan kemutakhirannya (up to date).

  Menurut UU No. 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 2, “Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan karya rekaman dalam bentuk berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun diolah dan dilayankan”.

  Perpustakaan harus memiliki koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna karena koleksi perpustakaan sangat beraneka ragam begitu juga dengan kebutuhan pengguna. Koleksi yang disediakan oleh perpustakaan harus dilakukan melalui perencanaan yang matang karena, kualitas dan kuantitas bahan informasi sangat mempengaruhi minat pemakai dalam pemanfaatan jasa perpustakaan.

  Pada dasarnya bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling dapat dikelompokkan kedalam tiga katagori yaitu:

  1. Bahan pustaka yang tercetak Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: buku, surat kabar, majalah, buletin, pamflet dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku yang digunakan hanya di perpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedi, kamus, direktori, alamanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/panduan/petunjuk/lembaga.

  2. Bahan pustaka terekam Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah; slide, kaset audio, kaset video, film strip, compact disc, video compact disc, film dan sejenisnya.

  Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro (microform) seperti: microfilm dan microfish.

  3. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak, maka sebaiknya perpustakaan keliling menyediakan koleksi berupa: kumpulan mainan anak-anak, nintendo, tetris, manik- manik, balok-balok dan lain-lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini dapat merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun di sekolah. (Ali 2006, 109-10). Dalam penyediaan koleksi tidak ada suatu ketentuan tentang jumlah koleksi yang harus dibawa oleh mobil Perpustakaan Keliling. Hal ini tergantung pada situasi dan kondisi daerah setempat. Mengenai jumlah koleksi erat hubungannya dengan jumlah penduduk yang dilayaninya.

  Menurut Eastwood yang dikutip oleh Sari (2011), bahwa jumlah koleksi Perpustakaan Keliling seharusnya 1 ½ x jumlah penduduk. Dan Eastwood juga mengatakan bahwa:“ The addition of new books per year shoul be at laast 250 per

  thousand population”.

  Pendapat Eastwood di atas dapat diartikan bahwa setiap tahun perpustakaan keliling harus menambah koleksi buku lebih kurang sebanyak 250 eksemplar per 1000 penduduk.

  Selain teori di atas, ada juga teori yang menyatakan bahwa: “Perpustakaan keliling yang baik minimal memiliki koleksi 2500 jilid atau 1000 judul”. Koleksi perpustakaan setiap tahun diusahakan untuk ditambah agar pemakai tidak terasa bosan karena tidak ada judul-judul baru.(panduan penyelenggaraan perpustakaan keliling, 1992: 11).

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tidak ada peraturan yang pasti mengenai jumlah koleksi yang harus dimiliki oleh perpustakaan keliling. Koleksi perpustakaan keliling tidak tergantung pada banyak jumlah koleksinya saja tetapi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. Jika koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan pengguna maka penggunjung perpustakaan keliling akan meningkat sehingga fungsi dari penyelenggaraan perpustakaan keliling akan terlaksana dengan baik.

2.1.4 Fungsi Koleksi Perpustakaan Keliling

  Koleksi perpustakaan atau yang sering juga disebut dengan bahan pustaka merupakan unsur pokok yang harus dimiliki perpustakaan. Koleksi memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan pelayanan perpustakaan keliling. Menurut Siregar (2002, 3), fungsi dari koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:

  1. Fungsi Pendidikan yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan.

  2. Fungsi Penelitian yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.

  3. Fungsi Referensi yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat/pengguna perpustakaan.

  4. Fungsi Umum yaitu dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat, fungsi ini berhubungan dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia lainnya.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan memiliki banyak fungsi baik untuk memajukan pendidikan, penelitian serta sebagai referensi dalam melakukan pencarian informasi.

2.1.5 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Keliling

  Pada dasarnya pengadaan koleksi perpustakaan keliling sama dengan pengadaan koleksi perpustakaan umum. Menurut Sutarno (2006 58), “pengadaan koleksi perpustakaan dilakukan dengan cara: membeli/melanggan, tukar menukar, penerbitan, penggandaan, dan memperolehnya secara gratis dari lembaga lain yang memiliki koleksi tertentu dan ingin mengembangkannya”.

  Menurut Darmono (2001, 57), metode pengadaan koleksi perpustakaan adalah:

  1. Pembelian, untuk meringankan biaya pembelian, kita bisa melakukan pembelian di bursa buku-buku bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya memberikan diskon besar-besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pengelola perpustakaan.

  2. Tukar-menukar, kita bisa melakukan kerja sama dengan perpustakaan yang lain dengan tukar-menukar koleksi dengan cara peminjaman jangka panjang. Sehingga pemustaka bisa memanfaatkan koleksi dari perpustakaan yang lain.

  3. Hadiah, untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ hadiah, maka perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif bekerja sama dalam mencari unit kerja atau instansi atau LSM mana yang dapat menghadiahkan buku-bukunya bagi keperluan perpustakaan. Pendekatan ini sangat diperlukan, karena dengan adanya permohonan yang resmi dari pejabat perpustakaan akan memudahkan proses pustakawan dalam memperoleh buku-buku yang di perlukan perpustakaan secara cuma-cuma.

  4. Sumbangan, perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif mencar i perpustakaan yang akan mengadakan penyiangan koleksi, sehingga bisa membuat permohonan buku-buku hasil penyiangan tersebut bisa disumbangkan dan dimanfaatkan oleh perpustakaan kita.

  5. Kerjasama, kita bisa mendapatkan bahan pustaka dengan melakukan kerjasama, misalnya dengan penerbit dan penulis dengan mendapatkan harga buku-buku yang serendah-rendahnya dengan kualitas yang sama dengan buku yang bagus dan mahal.

  6. Terbitan Sendiri, metode pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi sendiri koleksi perpustakaan. Contoh kongkrit dari metode pengadaan ini antara lain adalah kliping atau karya tulis yang dihasilkan oleh pustakawan, siswa dan guru yang kemudian dihimpun menjadi koleksi perpustakaan. Sedangkan Sutarno (2006, 177) menyatakan bahwa metode pengadaan koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan cara:

  1. Pembelian baik langsung maupun melalui pihak ketiga 2. Melakukan tukar menukar 3. Mendapatkan bantuan/sumbangan 4. Menggandakan seperti membuat foto kopi, membuat duplikasi, membuat CD, dan lain sebagainya 5. Menerbitkan, termasuk didalamnya membuat klipping koran

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengadaan koleksi perpustakaan keliling tidak diperoleh hanya dengan pembelian saja tetapi bisa juga dari sumbangan, terbitan sendiri ataupun kerjasama dengan lembaga lain. Apapun cara yang dilakukan dalam pengadaan koleksi perpustakaan keliling yang terpenting adalah harus selektif dalam pemilihan koleksi.

2.1.6 Kriteria Pemilihan Koleksi Perpustakaan Keliling

  Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila bahan-bahan koleksi yang disajikan sesuai kebutuhan dan memenuhi selera pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Untuk memilih bahan pustaka perpustakaan keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi sebagai berikut:

  1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner yang dibagikan kepada mereka sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling.

  2. Tahun terbit koleksi dipilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua tahun terakhir dan berupayakan edisi terbaru.

  3. Usahakanlah agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling.

  4. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara” propaganda politik, mengkritik, menentang dan memberi tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

  5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, lenimisme, maupun ajaran komunis lainnya.

  6. Isi bahan pustaka juga tidak mengandung ajaran ekstrim kanan.

  7. Isi bahan pustaka tidak melanggar norma-norma moral (susila, etika), umumnya.

  8. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dengan asa perikemanusia-an yang berlaku di Indonesia dan dunia Internasional.

  9. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.

  10. Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

  11. Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembangunan nasional.

  12. Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tifografi yang baik, kertas dan penjilidan yang baik, serta huruf, gambar dan ilustrasinya menarik.(Ali 2006, 110).

  Sedangkan menurut Ibid (11), kriteria pemilihan koleksi yang harus diperhatikan yaitu: a. Sesuai dengan kebutuhan penggunanya baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan dapat dilihat dari kuesioner yang dibagiakan kepada penggunannya sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling.

  b. Tahun terbit koleksi dipilih yang paling akhir, sebaiknya dua tahun terakhir.

  c. Diupayakan agar penulis atau pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi penggunjung.

  d. Isi bukan tidak melanggar normal-normal moral (susila dan etika), normal agama, norma estetika yang berlaku dan hidup di Indonesia.

  e. Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan bermanfaat bagi pengembangan kecerdasan dan budaya masyarakat.

  f. Fisik buku mencerminkan disain dan tipografi yang baik, kertas dan penjilidan yang baik serta huruf, gambar dan ilustrasinya menarik.

  Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan perpustakaan keliling harus selektif dalam pengadaan koleksi, sehingga koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan keliling. Selain itu harus diperhatikan juga mengenai isi dari bahan pustaka harus sesuai dengan norma- norma yang ada di Indonesia, bersifat ilmiah dan menghibur. Agar koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan pengguna maka sebaiknya di data kebutuhan informasi seperti apa yang dibutuhkan dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner kepada pengunjung perpustakaan keliling.

  Kebutuhan akan informasi tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan. Seperti: makanan, pakaian, perumahan, pendidikan,dan kesehatan. Begitu juga informasi

  Tidak ada seorang pun yang yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

tidak membutuhkan informasi. Kebutuhan informasi seseorang sangat berbeda-beda

sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

2.2.1 Informasi

  Manusia tidak bisa dipisahkan dari informasi. Kata informasi adalah istilah umum yang dapat digunakan di semua bidang, masalah dan pristiwa. Semua orang, baik itu petani, pegawai, siswa, mahasiswa, orang tua, anak-anak dan yang lainnya dalam masyarakat membutuhkan informasi. Informasi berawal dari data yang telah diproses sehingga memiliki makna yang lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya.

  Informasi memiliki arti yang beragam. Banyak yang memberikan pengertian tentang informasi. Sebenarnya semuanya tergantung kepada bidang ilmu yang mengkajinya. Informasi dapat diartikan sebagai berita atau kabar mengenai suatu kejadian. ”Informasi merupakan penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu”. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002, 567). Informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, atau pengalaman. Sedangkan Ginting (2010, 5) menyatakan, “Informasi adalah fakta, kesimpulan, ide-ide serta karya intelektual yang telah dikomunikasikan secara formal maupun non formal”.

  Menurut Reitz dalam Hasugian (2011, 90) mendefenisikan, informasi (information), “Data presented in readily comprehensible form to which meaning

  

has been attributed within a context fot its use”. In a more dynamic sense, the

message conveyed by the use of a medium of communication or expression. More

concretely, all the facts, consclutions, ideas, and creative works of the human

intellect and imagination that have been communicated, formally or informally,

inany form . Defenisi ini menyatakan bahwa informasi adalah data yang disajikan

  dalam bentuk yang mudah dimengerti yang maknanya dianggap disebabkan dalam konteks penggunaannya. Dalam arti yang dinamis informasi adalah pesan yang disampaikan melalui komunikasi atau ekspresi yang sederhana. Selanjutnya dalam arti yang lebih nyata, bahwa informasi adalah seluruh fakta, kesimpulan, ide-ide, dan karya kreatif intelektual dan imajinasi yang telah dikomunikasikan baik formal maupun informal.

  Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Yusup (2009, 348) bahwa, “Informasi tidak sama dengan fakta atau kebenaran. Informasi memang dapat mengurangi ketidakpastian, namun sekaligus dapat menambah kebingungan.

  Informasi harus bermakna bagi seseorang, meskipun tidak nyata adanya”.

  Dari uraian di atas dapat diketahui pengertian dari informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat yang terdapat dalam berbagai bentuk dokumen atau bahan pustaka. Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Dalam penelitian ini penulis menetepkan informasi adalah bahan pustaka yang ada di perpustakaan keliling.

  Selain memiliki pengertian, informasi juga memiliki sifat. Menurut Machlup dalam Yulianah (2009), sifat informasi adalah: 1. Informasi tidak dihabiskan dalam penggunaanya. Maksudnya sebanyak apapun informasi yang digunakan, maka informasi tidak akan pernah berkurang ataupun habis.

  2. Informasi dapat dibagi oleh beberapa orang dan dapat digunakan secara bersama-sama tanpa merugikan siapapun.

  3. Informasi merupakan sumber-sumber demokratis yang bisa digunakan, baik oleh orang miskin maupun orang kaya secara sama tergantung pada kemampuannya menerima.

  4. Informasi bersifat dinamis, tumbuh dan berkelanjutan.

  Dalam kehidupan sehari-hari informasi dapat ditemukan dalam bentuk: 1. Berita: peristiwa, perihal

  2. Data: statistik, perkembangan 3. Literatur: buku, majalah, rekaman peristiwa dan karangan ilmiah.

  Menurut Sumardjan dalam Hermawan (2006, 2) informasi dalam bahan pustaka dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

  1. Informasi konsumtif (consumtive information) ialah informasi yang berguna secara konsumtif yang dapat dinikmati secara langsung oleh pengguna, karena sifat-sifat informasi yang terkandung dalam informasi itu sendiri, misalnya karya fiksi, cerpen, lagu, film, berita dan sebagainya. Informasi konsumtif ini kadangkala tanpa harus diolah lagi, yang tersedia sudah siap saji atau siap pakai, tanpa memerlukan pengolahan lagi.

  2. Informasi modal (capital information) ialah informasi yang diperlukan untuk proses produksi untuk menyiapkan sesuatu hasil. Informasi modal masih berupa bahan baku yang memerlukan pengolahan. Dalam dunia penelitian banyak informasi yang tersedia berupa fakta dan data yang memerlukan pengolahan dan analisis. Penelitian ini hanya membahas informasi konsumtif merupakan informasi yang dapat digunakan secara langsung oleh pengguna tidak memerlukan pengolahan lagi karena informasinya sudah siap pakai. Yang termasuk dalam informasi konsumtif adalah buku, baik itu buku fiksi dan non fiksi, lagu, film, berita dan sebagainya.

  Menurut Darmawan (2001) menjelaskan 6 ciri dari informasi yang bisa

  memberikan makna bagi pengguna, diantaranya:

  1. Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi

  yang diolah oleh suatu prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.

  2. Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi

  yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan

  3. Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi

  yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.

  4. Relevance of Information (Informasi yang relevan atau sesuai), dalam arti

  bahwa informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.

  5. Accuracy of Information ( Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa

  informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi

  6. Autehnticity of Information ( Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa

  informasi yang dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.

  Informasi dikatakan bermakna apabila memiliki kuantitas, kualitas, informasinya aktual, harus memiliki kebenaran informasi dan ketepatan informasi.

2.2.2 Sumber Informasi

  Sumber informasi merupakan media yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Sumber informasi bisa seperti manusia, media (buku, majalah, surat kabar dan website) dan lembaga informasi mempunyai ciri-ciri yaitu: 1. Dapat dilihat, dibaca dan dipelajari 2. Diteliti, dikaji dan dianalisis 3. Dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan pendidikan, 4. penelitian, laboratorium, 5. Ditransformasikan kepada orang lain.

  Menurut Bouzza dan Evan dalam Astuti (2008, 11) bahwa “sumber informasi terdiri dari sumber informasi formal dan informal. Yang termasuk sumber informasi formal adalah buku, majalah, koran, internet, TV dan radio. Sedangkan yang termasuk sumber informasi informal adalah dosen, rekan . seprofesi dan teman”

  Sedangkan menurut Yusup (2009, 16), “bahwa sumber informasi itu ada dimana-mana, di pasar, sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, perpustakaan, dan tempat-tempat lainnya”.

  Perpustakaan adalah lembaga yang mengelola berbagai sumber informasi informal. Sumber informasi di perpustakaan terdiri dari berbagai jenis, seperti monograf, rekaman suara, gambar bergerak, peta, lukisan, dan lain sebagainya. Mengunjungi perpustakaan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2.2.3 Kualitas Informasi Dalam abad ini, informasi yang dihasilkan jumlahnya sangat banyak.

  Setiap hari banyak buku, artikel jurnal, laporan dan dokumen lainnya yang dihasilkan di seluruh dunia. Banyaknya informasi yang dihasilkan menuntut perpustakaan keliling harus selektif dalam memilih kualitas informasi yang akan diberikan. Menurut James O’Brien dalam Romatua (2011, 18), ada tiga dimensi kua litas informasi yaitu:

  1. (dimensi waktu informasi), informasi dikatakan Time Dimension berkualitas jika: a. Currency atau up to date. Informasi yang disampaikan tepat waktu. Informasi yang disediakan dengan cepat akan memuaskan pengguna dan mendukung pengambilan keputusan.

  b. Timeliness Tersedia kapan saja disaat pengguna membutuhkan informasi. Artinya informasi tersedia kapan pun pengguna menginginkannya.

  c. Frequency yang berarti informasi tersedia dalam periode waktu tertentu.

  2. Content Dimension (dimensi konten informasi)

  a. Accuracy , jelas bahwa informasi yang tersedia akurat, bebas dari kesalahan sehingga tidak menjerumuskan pengguna dan berakibat salah dalam mengambil keputusan b. Relevance, informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dibutuhkan pengguna.

  c. Conciseness , dimaksudkan bahwa informasi yang disajikan diperlukan oleh pengguna, misalnya informasi perkiraan cuaca, pengguna membutuhkan informasi tentang suhu sekarang berapa, akan hujan atau tidak, berapa kecepatan angin.

  3. Form Dimension (dimensi bentuk informasi)

  a. Kalau bentuk informasi adalah cara bagaimana informasi tersebut sampai ke pengguna. Media apa yang sebaiknya digunakan. Sedangkan Chavoas (2012), kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya, lengkap dan relevan.

  1. Akurasi

  Informasi yang dihasilkan benar-benar akurat, data yang dimasukkan dan proses yang digunakan didalam sistem harus benar sesuai dengan kenyataan atau proses harus sesuai dengan perumusan-perumusan yang sesai.

  2. Relevansi

  Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah yang dihadapai.

  3. Ketepatanwaktu

  Informasi yang dihasilkan tepat waktu, kalau saat ini kita membutuhkan suatu informasi maka informasi yang kita butuhkan itulah yang kita dapatkan. Informasi tidak datang waktu yang dah lewat atau sebelumnya.

  a. Kelengkapan

  Informasi yang dihasilkan lengkap, informasi yang dihasilkan harus lengkap jadi tidak ada kekurangan sedikitpun tentang informasi yang dicari. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa informasi dikatakan berkualitas apabila informasi yang ada sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.2.4 Kebutuhan Informasi .

  Kebutuhan berasal dari kata butuh yang artinya sesuatu yang harus dipenuhi sehingga memberikan kepuasan bagi yang membutuhkan. Manusia adalah mahluk yang kompleks yang memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Pada dasarnya, manusia berusaha dan bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan.

  Menurut Saepudin (2009), “Kebutuhan yang dihadapi orang tidak akan berkurang sepanjang hidupnya, begitu juga masalah-masalah yang menyertainya karena pada dasarnya yang disebut masalah adalah kebutuhan yang menduduki prioritas tinggi. Terjadinya kebutuhan itu jika terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan kondisi nyata sekarang. Sebenarnya, timbulnya suatu kebutuhan itu juga dari adanya informasi yang datang menerpa orang yang bersangkutan”.

  Belkin dalam Ishak (2006, 91) menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut. Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey dalam Yusup (2009, 336) menjelaskan bahwa “karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial maka seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan bagaimana caranya dapat memecahkan masalah tersebut”.

  Prawati dalam Ishak (2003, 92) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan:

  1. Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir.

  2. Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari.

  3. Exhaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh.

  4. Catching-up approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang cepat dan singkat.

  Menurut Katz, Gurevitch, dan Haas dalam (Yusup 2010, 82-83) kebutuhan informasi terdiri dari:

  1. Kebutuhan kognitif Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Hal ini memang benar bahwa orang menurut pandangan psikologi kognitif mempunyai kecenderungan untuk mengerti dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

  2. Kebutuhan afektif Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media, baik media cetak maupun elektronik, sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan.

  3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs) Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

  4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs) Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

  5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs) Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion).

  Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi terjadi karena adanya kekurangan pengetahuan atau informasi pada diri seseorang untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Kebutuhan akan informasi dapat dijadikan sebagai penambah pengetahuan melalui membaca berbagai sumber informasi yang banyak disediakan di perpustakaan.

  2.2.5 Faktor Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

  Perpustakaan Keliling sebagai salah satu sarana penyedia informasi harus mengetahui kebutuhan informasi seperti yang dibutuhkan penggunanya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pengguna adalah menurut Nicholas dalam Ishak (2006, 93), faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah :

  1. Jenis pekerjaan

  2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan

  3. Waktu

  4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)

  5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi”.

  Sedangkanmenurut Sulistiyo Basuki (2004: 396) kebutuhan informasi ditentukan oleh:

  1. Kisaran informasi yang tersedia;

  2. Penggunaan informasi yang akan digunakan;

  3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing- masing pemakai;

  4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan

  5. Konsekuensi penggunaan informasi Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas yaitu aspek psikologis pencari informasi, waktu, menelusur informasi secara internal, sumber daya teknologi. Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan akan informasi seseorang yaitu kebutuhan individu seperti kebutuhan psikologis, peran sosial seperti peran kerja dan peran tingkat kinerja individu, dan faktor lingkungan seperti lingkungan kerja, sosial budaya, politik, ekonomi.

  2.2.6 Karakteristik Kebutuhan Informasi

  Menurut Leckie (1996, 161-93) kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi, yaitu :

  1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak kebutuhan informasinya.

  2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal.

  Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang atau kebutuhan seorang siswa tentang pelajaran dan tugas-tugas sekolah.

  3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru.

  Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang.

  4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan tiba-tiba muncul dalam benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan informasi tersebut.

  5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut.

  6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik seperti tingkat pendidikan atau usia, pekerjaan, frekuensi dan kepentingan akan informasi tersebut. Karakteristik inilah yang menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi.

  Sedangkan menurut Nicholas (2000) ada sebelas karakteristik kebutuhan informasi yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut, yaitu :

  1. Subjectatau pokok masalah yang ada dalam informasi merupakan hal yang paling mudah untuk dilihat. Dalam menguraikan pokok masalah dalam kebutuhan informasi ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu : Beberapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam informasi, seberapa jauh kedalam pokok masalahnya, dan apakah terdapat masalah dalam menetukan subjek yang lebih rinci.

  Pengguna informasi memiliki fungsi yang berbeda dalam memanfaatkan 2. setiap informasi yang didapatkannya.Pada dasarnya pengguna membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu : fungsi temuan, fungsi aktualisasi informasi, fungsi penelitian, fungsi penyegaran dan fungsi pendorong

  3. Sifat (Nature)

  Sifat informasi yang dimaksudkan seperti informasi berubah pada periode tertentu, informasi juga akan merubah pemikiran orang.

  4. Tingkat Intelektual (Intellectual Level) Tingkat intelektual orang berbeda-beda, inilah salah satu hal yang menyebabkan bahwa kebutuhan informasi setiap orang juga berbeda.

  Dalam pemahaman setiap informasi yang diterima, pengguna juga memerlukan tingkat intelektualitas.

  5. Titik Pandang (View Point) Informasi dalam setiap bidang dilihat dengan titik pandang atau view point yang berbeda. Oleh karena itu untuk memudahkannya dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran dan bidangnya masing-masing.

  6. Kuantitas (Quantity) Setiap pengguna informasi tentu membutuhkan jumlah informasi yang ditentukan oleh setiap individu artinya, setiap pengguna mampu untuk menentukan batasan informasinya masing-masing.

  7. Kualitas (Quality) Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap penggunaan informasi.

  8. Batas Waktu Pengiriman (Date) Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi yang berbeda – beda.

  9. Kecepatan pengiriman (Speed of Delivery) Kecepatan pengiriman merupakan salah satu hal yang mempengarui kualitas informasi. Jika waktu pengiriman lama, maka informasi yang datang juga lama ini akan mengakibatkan sulit untuk mengambil keputusan.

  10. Tempat Asal Publikasi (Place)

Bagi pengguna informasi tempat asal publikasi merupakan faktor yang dapat

membantu dalam mencari pokok permasalahan. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and packaging) 11. Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian dari pokok masalah hingga riset,

sedangkan pemrosesan misalnya disajikan dalam bentuk cetak atau elektronik

Dokumen yang terkait

Bab I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Peran dan Fungsi Legislasi DPRD kota Medan Periode 2009 – 2014 Dalam Pembuatan Peraturan Daerah

0 0 23

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran - Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Produk Ayam Kampung Organik (Studi Pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan Masyarakat Huria Kristen Indonesia)

0 1 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Produk Ayam Kampung Organik (Studi Pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan Masyarakat Huria Kristen Indonesia)

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Sumatera Utara

0 3 23

BAB II URAIAN TEORITIS - Penanganan Taking Order Pada Marriott Cafe di JW Marriott Hotel Medan

2 7 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi - Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1 Harga Saham - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

0 0 8