Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Jaringan Nirkabel dengan Metode Wireless Distributed System Menggunakan Access Point Mikrotik

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam pelaksanaan proyek ini telah disusun jadwal

  kegiatan selama 3 bulan.Jadwal yang telah disusun merupakan pedoman bagi penulis supaya proyek dapat terselesaikan tepat waktu dengan hasil yang diharapkan. Jadwal yang telah disusun penulis adalah sebagai berikut:

  

Gambar 1. Jadwal Kegiatan

  Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  Studi Pustaka Pengumpulan Alat Penunjang Proyek Konfigurasi Mikrotik Pengujian Evaluasi

4.1 Konfigurasi Mikrotik

  (AP Master) Mikrotik 1 Bridge Mikrotik 2 Mikrotik 3 (AP 2) (AP 3)

  ISP Firewall WDS WDS WDS

  Simple queue

Gambar 4. Konfigurasi Mikrotik

  Gambar diatas menjelaskan konfigurasi yang dilakukan penulis dalam implementasi proyek ini.Pada mikrotik 1 dilakukan konfigurasi pada bridge, firewall, WDS, dan dengansimple queue. Pada mikrotik 2 dan 3 akan dikonfigurasi wireless mode WDS . WDS akan menghubungkan masing masing AP, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, bahwa AP Master akan terhubung dengan AP 2 dan AP 2 akan terhubung dengan AP 3. Dengan

a. AP Master

  Pada AP Master penulis akan melakukan konfigurasi bridge. Konfigurasi bridge yang dilakukan bertujuan untuk menggabungkan beberapa port yang akan digunakan dalam pembuatan proyek ini. Pada AP Master penambahan bridge bertujuan untuk menggabungkan jaringan nirkabel (wifi) dan jaringan kabel (LAN).

  Konfigurasi bridge /interface bridge add name=br-local /interface wireless set [ find default-name=wlan1 ] band=2ghz-b/g/n disabled=no mode=ap-bridge \ ssid=AY-HOTSPOT wds-mode=static wireless- protocol=802.11 /interface bridge port add bridge=br-local interface=wlan1 add bridge=br-local interface=ether2 add bridge=br-local interface=wds-to-ap-a2

  Penjelasan dari kode konfigurasi diatas adalah: 1. Pada interface bridge akan ditambahkan satu

  2. Pada interface wireless akan dinyalakan wireless WDS dengan mode ap-bridge supaya AP Master dapat memancarkan sinyal pada AP 2 yang nantinya juga akan meneruskan jaringan wifi.

  3. Pada interface wireless penulis akan mengatur nama SSID yang nantinya akan digunakan sebagai identitas yang sama dari semua AP yang selanjutnya akan digunakan oleh user agar bisa terhubung ke jaringan internet.

  Konfigurasi WDS ke AP 2

  WDS merupakan fitur wireless yang ada pada mikrotik, dengan WDS memungkinkan memperluas jaringan access point tanpa menggunakan kabel. Penggunaan WDS pada konfigurasi AP Master bertujuan agar AP Master dapat berkomunikasi dengan AP 2 tanpa menggunakan kabel dengan MAC Address sebagai identitas dari AP 2. WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan interface dengan nama “wds-to-a2” master- interface “wlan1” dan wds-address

  “4C:5E:0C:C0:20:F8” yang merupakan identitas dari AP 2.

  Konfigurasi NAT IP Firewall

  NAT merupakan suatu protokol pada mikrotik yang digunakan untuk mentranslasikan IP Publik ke

  IP Privat supaya IP Privat terhubung dengan IP Publik dalam penggunaan internet.

  /ip firewall nat add action=passthrough chain=unused-hs-chain comment=\ "place hotspot rules here" disabled=yes add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1 add action=masquerade chain=srcnat comment="masquerade hotspot network" \ konfigurasi diatas AP Master akan mendapat koneksi internet.

  Konfigurasi Manajemen Bandwidth

  Simple queue merupakan salah satu cara pada mikrotik yang digunakan untuk membagi

  

bandwidth . Simple queue digunakan untuk

mengatur bandwidth upload dan download.

  Konfigurasi diatas merupakan konfigurasi pengaturan bandwidth dengan menu konfigurasi

  

simple queue . Konfigurasi ini dilakukan untuk

/queue type

add kind=pcq name=upload-wifi pcq-classifier=src-

address add kind=pcq name=download-wifi pcq- classifier=dst-address /queue simple

add limit-at=64k/64k max-limit=5M/5M name=Local-

Wifi queue=\

upload-wifi/download-wifi target=192.168.0.0/24

  upload maupun download. Dengan konfigurasi

  seperti diatas maka bandwidth yang ada akan terbagi sama rata pada semua pengguna wifi.

b. AP 2

  Pada AP 2 akan dilakukan konfigurasi pada

  interface bridge untuk menggabungkan port yang

  digunakan pada AP 2. Konfigurasi WDS juga diatur agar AP 2 dapat berkomunikasi dengan AP yang lain.

  Konfigurasi Bridge /interface bridge name=br-wds /interface bridge port add bridge=br-wds interface=wlan1 add bridge=br-wds interface=wds-to-ap-a1 add bridge=br-wds interface=wds-to-ap-a3

  Konfigurasi bridge yang dilakukan pada AP 2 dilakukan dengan cara dan tujuan sama seperti yang

  Konfigurasi WDS ke AP Master /interface wireless wds add comment=to-Master disabled=no master- interface=wlan1 name=wds-to-ap-a1 \ wds-address=D4:CA:6D:29:80:A1

  Kode konfigurasi diatas menjelaskan cara penghubungkan AP Master dan AP 2 dengan mode WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan int erface dengan nama “wds-to-ap-a1” master- interface “wlan1” dan wds-address MAC address dari AP Master. Konfigurasi tersebut bertujuan agar AP Master dan AP2 dapat terhubung melalui jaringan wifi dengan MAC address sebagai identitas dari AP Master.

  Konfigurasi WDS ke AP 3 /interface wireless wds add comment="to Slave A3" disabled=no master- interface=wlan1 name=\ interface “wlan1” dan wds-address MAC address dari AP Master. Konfigurasi tersebut bertujuan agar AP 2 dan AP 3 dapat terhubung melalui jaringan wifi dengan MAC address sebagai identitas dari AP 3.

  Konfigurasi Wireless /interface wireless set [ find default-name=wlan1 ] band=2ghz-b/g/n disabled=no mode=wds-slave \ ssid=AY-HOTSPOT wds-mode=static wireless- protocol=802.11

  Pada interface wireless penulis akan mengatur nama SSID yang sama dengan AP Master. SSID tersebut nantinya akan digunakan client agar dapat terhubung ke jaringan internet melalui wifi. Konfigurasi pada AP 2 diatur dengan mode wds- slave karena AP 2 berperan sebagai penerima sinyal dari AP Master sekaligus sebagai pemancar ke AP 3 dan wifi.

c. AP 3

  Pada AP 2 akan dilakukan konfigurasi pada interface bridge untuk menggabungkan port yang digunakan pada AP 2. Konfigurasi WDS juga diatur agar AP 2 dapat berkomunikasi dengan AP yang lain.

  Konfigurasi bridge /interface bridge add name=br-local /interface bridge port add bridge=br-local interface=wlan1 add bridge=br-local interface=wds-to-ap-a2 add bridge=br-local interface=ether2

  Konfigurasi bridge yang dilakukan pada AP 3 dilakukan dengan cara dan tujuan sama seperti yang dilakukan pada AP Master dan AP 2. Pada AP 3 port yang di bridge menuju ke AP 2. Pada AP 3 semua koneksi yang terjadi hanya menggunakan jaringan nirkabel tanpa menggunkan kabel sama

  Konfigurasi WDS ke AP 2

  Kode konfigurasi diatas menjelaskan cara penghubungkan AP 3 dan AP 2 dengan mode WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan interface dengan nama “wds-to-ap-a2” master- interface “wlan1” dan wds-address MAC address dari AP 2. Konfigurasi tersebut bertujuan agar AP 3 dan AP 2 dapat terhubung melalui jaringan wifi dengan MAC address sebagai identitas dari AP 2.

  Konfigurasi Wireless

  Pada interface wireless penulis akan mengatur

  /interface wireless wds add comment="to Slave A2" disabled=no master- interface=wlan1 name=\ wds-to-ap-a2 wds-address=4C:5E:0C:C0:20:F8 /interface wireless set [ find default-name=wlan1 ] band=2ghz-b/g/n disabled=no mode=wds-slave \ ssid=AY-HOTSPOT wds-mode=static dari AP 2 dan sinyal wifi yang nantinya akan digunakan client.

4.2 Hasil Pengujian Proyek

  Konfigurasi mikrotik sebagai AP Master, AP 2 maupun AP 3 sudah selesai dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pengujian pada masing-masing AP. Masing-masing AP akan diuji untuk mengetahui apakah ditemukan kesalahan atau tidak. Jika ditemukan kesalahan maka akan dilakukan perbaikan. Jika tidak ditemukan kesalahan atau eror maka proyek sudah berhasil dilakukan. Adapun pengujian yang dilakukan dengan menggunakan smartphone sebagai user.

  Pengujian dilakukan dengan menguji coba apakah user dapat terhubung ke 3 AP dengan melakukan satu kali login. User akan berpindah-pindah tempat, untuk mengetahui apakah user masih bisa terkoneksi dengan internet atau tidak. Saat dilakukan pengujian dengan berpindah tempat, kemudian akan dilihat dari masing-masing AP melalui winbox untuk mengetahui ke AP mana user terhubung.

  Berikut hasil pengujian yang dilakukan pada masing- masing AP.

a. AP Master

  Pengujian AP Master dilakukan dengan mendekatkan smartphone pada AP Master kemudian lakukan login pada wifi dengan SSID AY- HOYSPOT. Pada pengujian ini penulis menggunakan 2 smartphone sehingga ada 2 MAC Address yang terhubung pada AP Master.

  Gambar 5. Hasil Uji AP Master

  Gambar diatas merupakan daftar MAC Address yang sudah terhubung pada AP Master.

  1. Mac Address 34:23:BA:77:38:C3 merupakan identitas dari smartphone 1 yang sudah terhubung dengan AP Master. Smartphone 1 mendapatkan kecepatan untuk mengirim data sebesar 65Mbps

  3. Mac Address 4C:5D:0C:C0:20:F8 merupakan identitas dari AP 2 yang sudah terhubung dengan AP Master. Kecepatan mengirim data yang didapat AP 2 sebesar 130Mbps dan 117Mbps untuk menerima data. AP 2 selanjutnya akan menyebar wifi, sehingga dapat digunakan untuk login wifi oleh user sama seperti AP Master.

b. AP 2

  Pengujian AP 2 dilakukan dengan memindahkan smartphone 1 yang awalnya berdekatan dengan AP Master sehingga berdekatan dengan AP 2. Setelah berpindah tempat, smartphone yang tadinya terdaftar pada AP Master akan terputus dari koneksi internet beberapa saat, selanjutnya koneksi akan berpindah ke AP 2 tanpa melakukan login ulang.

  Gambar diatas merupakan daftar MAC Address yang sudah terhubung pada AP 2.

  1. Mac Address 14:DD:A9:5B:6F:45 merupakan identitas dari smartphone 2 yang sudah terhubung dengan AP Master. User melakukan pindah tempat dari area yang dekat dengan AP Master ke area dekat AP 2, sehingga user yang tadinya terdaftar di AP Master akan terdaftar di AP 2 dan tidak lagi terdaftar di AP Master lagi.

  2. Mac Address 4C:5E:0C:C6:0F:43 merupakan identitas dari AP 3 yang sudah terhubung dengan AP 2. AP 3 selanjutnya akan menyebar wifi, sehingga dapat digunakan untuk login wifi oleh user sama seperti AP Master dan AP 2.

  3. Mac Address D4:CA:6D:29:80:A1 merupakan identitas dari AP Master yang sudah terhubung dengan AP 2. AP Master sudah terhubung dengan AP Master, dengan demikian maka AP 2 sudah mendapat koneksi internet dari AP dengan AP 3. Setelah berpindah tempat, smartphone yang tadinya terdaftar pada AP Master akan terputus dari koneksi internet beberapa saat, selanjutnya koneksi akan berpindah ke AP 3 tanpa melakukan login ulang.

  

Gambar 7. Hasil Uji AP 3

  Gambar diatas merupakan daftar MAC Address yang sudah terhubung pada AP 3.

  1. Mac Address 34:23:BA:77:38:C3 merupakan identitas dari smartphone 1 yang sudah terhubung dengan AP Master. User kemudian pindah tempat dari area yang dekat dengan AP Master ke area dekat AP 3, sehingga user yang tadinya terdaftar di AP Master akan terdaftar di AP 3 dan tidak lagi terdaftar di AP Master lagi. maka AP 3 sudah mendapat koneksi internet dari AP Master melalui AP 2.

d. Manajemen Bandwidth

  Pengujian manajemen bandwitd pada proyek ini dilakukan dengan cara mengoneksikan 2 buah smartphone dengan internet melalui 1 AP atau 2 AP. Setelah kedua smartphone terkoneksi dengan internet kedua smartphone membuka youtube. Dengan demikian akan diperoleh data kecepatan bandwidth yang didapat oleh masing-masing smartphone.

  Dari gambar diatas diperoleh data sebagai berikut:

1. Smartphone 1

  Tx Rate : 286,9 kbps Rx Rate :24,3 kbps 2. Smartphone 2

  Tx Rate : 300,3 kbps Rx Rate : 16,9 kbps Dari data diatas dapat di katakan bahwa masing-masing smartphone mendapat kecepatan

  bandwidth yang sama. Dengan demikian maka

  manajemen bandwidth yang dilakukan sudah berjalan.

4.3 Analisa Hasil Pengujian

  Pengujian pada 3 mikrotik yang sudah dikonfigurasi dengan mode WDS sudah menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Perpindahan tempat user dari AP Master ke AP 2 dan AP 3 maupun sudah dapat terhubung

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Pencatatan Pengiriman Barang di PT. Dayana Cipta Manado Berbasis Android dan Web

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aplikasi Location Based Service Rumah Makan berbasis Augmented Reality

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analysis of Output Dose of The Photon Beam LINAC Using TRS 398 Protocol in R.S. Ken Saras

0 0 17

BAB II DASAR TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 24

BAB III PEDOMAN PRAKTIKUM - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 9

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 24

2. Peralatan yang dibutuhkan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 20

2. Peralatan yang Dibutuhkan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 20

2. Peralatan yang Dibutuhkan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 12

2. Peralatan yang dibutuhkan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Internet Protocol Security Menggunakan Openswan untuk Mata Kuliah Keamanan Jaringan Komputer

0 0 11