ANALISIS PENGELOLAAN REKAM MEDIS RAWAT INAP PASIEN KANKER BPJS KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014 Oleh: Devi Pramita Sari APIKES Citra Medika Surakarta Email: devimita17yahoo.co

  

ANALISIS PENGELOLAAN REKAM MEDIS RAWAT INAP PASIEN

KANKER BPJS KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN

PEMBIAYAAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM

DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014

  Oleh:

  

Devi Pramita Sari

  APIKES Citra Medika Surakarta Email: devimita17@yahoo.com

  

ABSTRAK

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sekarang

berganti nama BPJS Kesehatan yang mulai operasional pada tanggal 1 Januari

  

2014. Pembiayaan kesehatan pasien rawat inap penyakit kanker program

Jamkesmas masuk dalam kategori sepuluh besar penyakit yang menyerap biaya

tertinggi. Studi pendahuluan menunjukkan terjadi permasalahan pembengkakan

pembiayaan pelayanan kesehatan Jamkesmas dikarenakan kurangnya

dengan pembiayaan yang didasarkan pada kelengkapan catatan data dalam

rekam medis. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan oleh Manajemen Rumah

Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta bersama Tim BPJS Kesehatan

menggunakan pedoman utama adalah catatan rekam medis. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap

pasien kanker program BPJS Kesehatan untuk mendukung pengelolaan

pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi

Surakarta tahun 2014.

  Penelitian ini dilakukan menggunakan survei deskriptif metode kualitatif

dengan pendekatan cross sectional study. Obyek penelitian adalah kegiatan

pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan.

Subyek penelitian diambil secara purposive berjumlah 4 orang terdiri dari 3

informan utama dan 1 informan triangulasi yang dilakukan wawancara dengan

indepth interview. Hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat mengetahui

bahwa tahapan kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker

program BPJS Kesehatan dilaksanakan dengan tahapan verifikasi yang berfungsi

sebagai syarat pengajuan klaim pembiayaan. Manajemen rumah sakit perlu untuk

menetapkan Standar Prosedur Operasional pencatatan lembaran wajib dalam

rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan sehingga

catatan diagnosis rekam medis legible (mudah terbaca), spesifik dan lengkap

serta memudahkan pelaksanaaan koding.

  Kata kunci : rekam medis rawat inap, pasien kanker, BPJS Kesehatan. PENDAHULUAN Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan.

  Dalam jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah Sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat modal, padat teknologi dan padat ketrampilan (Wike, 2009).

  Kesehatan adalah hak dan investasi setiap orang. Semua warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Dalam rangka meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan dasar, khususnya bagi masyarakat miskin, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. Askeskin maupun Jamkesmas kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial (Depkes RI, 2011).

  Salah satu masalah kesehatan tercakup dalam penjaminan pelayanan kesehatan program Jamkesmas yang menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan negara adalah penyakit kanker. Program Jamkesmas tahun 2010 mengeluarkan dana sebesar lebih dari Rp 143 milyar untuk rawat inap penderita kanker di ruang kelas III rumah sakit. Sedangkan data PT Askes tahun 2010 Pada tahun 2011, terjadi lonjakan bermakna dalam pembiayaan kanker program Jamkesmas sebesar 8%. Jenis kanker yang dibiayai didominasi oleh kanker payudara (30%) dan kanker serviks (24%) (Puskom Publik Kemenkes RI, 2012).

  Kanker adalah salah satu penyakit katastropik. Penyakit katastropik berasal dari „catastrophic‟ yang berarti bencana atau malapetaka, merupakan penyakit yang „high cost, high volume dan high risk’ sehingga banyak para penentu kebijakan mengkhawatirkan terjadinya pembengkakan biaya penyakit sehingga penyelenggaraan asuransi kesehatan tidak mencantumkan penyakit tersebut ke dalam paket manfaatnya (Budiarto, 2012).

  Pembiayaan kesehatan pasien kanker rawat inap Jamkesmas di salah satu rumah sakit di Kota Semarang pernah mengalami masalah pembengkakan biaya kesehatan di tahun 2008. Pembengkakan pembiayaan ini membutuhkan dana untuk menutup kekurangan pembiayaan klaim Jamkesmas tersebut. Kurangnya dana operasional pemeliharaan kesehatan akibat pembengkakan pembiayaan kesehatan pasien Jamkesmas di rumah sakit menyebabkan terhambatnya kegiatan penyediaan layanan kesehatan pasien termasuk layanan selama rawat inap kepada pasien kanker payudara program Jamkesmas yang notabene menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Pembengkakan pembiayaan pelayanan kesehatan disebabkan oleh ketidaklengkapan pencatatan diagnosa sekunder yang menjadi pendukung bagi diagnosa utama dalam catatan rekam medis. Hal ini menyebabkan pembayaran klaim hanya ditujukan pada diagnosa utama yang tercatat dalam data rekam medis, sedangkan pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk diagnosa sekunder tidak mendapatkan ganti pembiayaan dari dana klaim. Hal ini menyebabkan pembiayaan kesehatan rawat inap Jamkesmas membengkak dan memerlukan covering pembiayaan (Abdullah, 2013).

  Catatan rekam medis ini digunakan sebagai dasar pengajuan klaim dan bahan analisis biaya pelayanan kesehatan pasien Jamkesmas termasuk untuk pelayanan rawat inap. Data yang bersumber dari rekam medis di masa kini semakin penting dengan berkembangnya pengelolaan data rekam medis elektronik, dimana setiap entry data secara langsung menjadi masukan (input) dari sistem/manajemen informasi kesehatan (Kemenkes RI, 2010). Kegiatan pengelolaan rekam medis adalah salah satu bagian penting dalam manajemen informasi kesehatan. Begitupula dengan kegiatan pengelolaan rekam medis pada program BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta juga memiliki peran penting dalam pengembangan manajemen informasi kesehatan rumah sakit baik untuk kepentingan penelitian, pendidikan, perencanaan, pembiayaan dan evaluasi pelayanan kesehatan BPJS. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Analisis Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kanker BPJS Kesehatan Untuk Mendukung Pengelolaan Pembiayaan Di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014.“

  TINJAUAN PUSTAKA Rumah Sakit

  Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik dilakukan (Junaidi, 2008). Rumah sakit mempunyai fungsi sebagai : (a) tempat menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan maupun paramedis, (c) tempat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran (Jacobalis, 2000).

  Rekam Medis

  Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan yang telah di berikan kepada pasien (Depkes, 2008). Menurut Permenkes No.749a/Permenkes/XII/1989. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya.

  Rawat Inap

  Rawat inap adalah proses perawatan pasien dimana pasien diinapkan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat.Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan langsung pada pasien, dimana kegiatan pelayanan medis dan perawat seperti hasil anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi, perjalanan penyakit serta tindakan lainnya didokumentasikan dalam formulir pasien (Puskom Publik Kemenkes RI, 2012).

  Pasien Kanker

  Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis (Nanang, 2011). Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal (Suryoprajogo. 2009). Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh baik pada orang dewasa maupun anak-anak tetapi lebih sering menyerang orang yang berusia 40 tahun (Wijoyo, 2006). Pasien kanker adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang disebabkan oleh penyakit berupa pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

  Jamkesmas

  Jamkesmas adalah program pemerintah untuk memberikan bantuan dana berobat kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan, yang diambil dari kas negara, diberikan oleh pembayar dana setelah melalui proses verifikasi oleh tim verifikator yang ditunjuk oleh pemerintah (Ernawati, 2012). Penyelenggaraan Jamkesmas memerlukan pengelolaan dana yang terencana, terkendali, dan memanfaatkan penggunaan dana semaksimal mungkin untuk santunan penduduk miskin yang sakit, dari manapun asal penduduk itu dan dimanapun mereka berobat di Indonesia ini (Kartono, 2011).

  BPJS

  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). BPJS Kesehatan mulai opersional pada tanggal 1 Januari 2014. Berlakunya UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS yang diberlakukan pada Januari 2014, dengan memberlakukan sistem pembiayaan seperti yang dilakukan pada INA-CBGs, mendesak kepada pemerintah untuk segera menetapkan paket-paket pelayanan yang spesifik diterapkan bagi peserta BPJS. Ada pihak-pihak yang menilai penyakit-penyakit katastropik seperti kanker, jantung, stroke dan gagal ginjal tidak perlu dijamin oleh jaminan kesehatan karena mahal. Padahal, dengan penerapan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat, beban biaya pengobatan

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan penilitian observasional dilakukan menggunakan survei deskriptif metode kualitatif dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta pada Bulan Februari-April 2014. Obyek penelitian adalah kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan. Subyek penelitian diambil secara purposive dengan jumlah total sampel 4 orang terdiri dari 3 informan utama dan 1 informan triangulasi yang dilakukan wawancara dengan

  

indepth interview. Analisis data kualitatif menggunakan analisis isi dengan

penyajian data wawancara dan mengambil kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  

Gambaran Pengelolaan Program dan Pembiayaan BPJS Kesehatan Rawat

Inap Pasien Kanker di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta.

  Pelaksanaan program BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta dikelola oleh pihak rumah sakit bersama tim yang dibentuk khusus sebagai tim internal untuk melakukan pengendalian BPJS Kesehatan yang disebut dengan Tim Ongkologi. Kegiatan pengelolaan BPJS Kesehatan terkait dengan program pengendalian BPJS Kesehatan yang bertujuan untuk mengelola pembiayaan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta. Kegiatan pengendalian BPJS Kesehatan ini telah dilaksanakan sejak rumah sakit melayani pasien BPJS Kesehatan pada 2014.

  Tim BPJS Kesehatan ini terdiri dari : 1) Direktur Utama sebagai pengambil keputusan. 2) Direktur Pendidikan dan Penunjang Medis sebagai pengawas dan pembina Tim BPJS Kesehatan. 3) Koordinator Tim BPJS Kesehatan. 4) Dokter sebagai Koordinator harian tim internal yang bertugas memantau proses pelayanan BPJS Kesehatan. 5) Petugas Bagian Keuangan. 6) Petugas rekam medis yang melakukan input dan pengolahan data rekam medis rawat inap dan rawat jalan harian. 7) Bagian Rawat Inap dan Rawat Jalan. 8) Dokter Laboratorium. 9) Bagian Radiologi, 10.) Bagian Humas. 11) Bagian Farmasi

  Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama yakni : 1) Koordinator Internal Tim BPJS Kesehatan. 2) Seorang Petugas rekam medis rawat inap pasien kanker BPJS Kesehatan. 3) Seorang Kepala perawat ruang rawat inap Bangsal Mawar 3, dan informan triangulasi adalah seorang verifikator BPJS Kesehatan di rumah sakit maka kegiatan Tim BPJS Kesehatan dalam mengelola dan mengendalikan pembiayaan pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan catatan dalam rekam medis. Kegiatan yang dilakukan oleh team BPJS Kesehatan tersebut dalam melaksanakan pengelolaan program BPJS Kesehatan rawat inap pasien kanker di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta adalah dengan melakukan verifikasi print out lampiran BPJS Kesehatan berdasar resume, tanggal dirawat, resume ulang, dan tindakan. Verifikasi dilakukan untuk mengetahui print out lampiran BPJS Kesehatan lengkap atau tidak lengkap sebagai syarat pengajuan klaim. Kegiatan yang dilakukan waktu pengelolaan program BPJS Kesehatan rawat inap pasien kanker adalah kegiatan pemberian SEP mulai dari Poliklinik/IGD sesuai hak yang dimiliki apabila belum membawa persyaratan medis, melakukan coding, dan grouping serta jika ada kelebihan pasien disuruh

  

cossering (jika pasien non PBI). Tindakan yang dilakukan ataupun disarankan

  kepada pasien jika selain terdaftar sebagai pasien BPJS pasien juga memiliki kartu keanggotaan Jamkesda/PKMS, Jasaraharja, atau asuransi swasta lainya maka menyarankan dan memberitahu dampaknya. Dampak kalo Jamkesda/PKMS maka belum tentu semua dijamin bahkan bisa nombok, Jasaraharja maka hanya pasien kecelakaan dan terkait dengan kepolisian (jika pasien kecelakaan jaminan yang dituju pertama adalah jasaraharja baru yang dituju kedua adalah BPJS Kesehatan), dan Asuransi Swasta lain hanya beberapa persen yang ditanggung.

  Pengendalian pasien kanker rawat inap terhadap keikutsertaan BPJS Kesehatan untuk mencegah pembengkakan pembiayaan tidak ada. Tetapi sejak tanggal 1 Januari 2014 ada pengendalian pasien kanker rawat inap BPJS Kesehatan yang Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) yang menerima pemberian obat disesuaikan dengan Formularium Nasional (Fornas) dan pemberian obat kankernya diusahakan first line.

  Perbedaan yang dirasakan secara mencolok terhadap pekerjaan yang dilakukan antara pasien rawat inap penyakit kanker sebelum dan sesudah adanya BPJS Kesehatan yaitu petugas team BPJS Kesehatan harus lebih teliti terhadap diagnosa pasien berdasarkan hasil PA yang ada karena tidak bisa semua pasien kanker mendapatkan obat yang diadviskan. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada pasien rawat inap penyakit kanker dirasakan masih belum memadai dibuktikan dengan tidak semua obat pasien kanker di acc BPJS Kesehatan dan belum ada tim BPJS Kesehatan yang khusus menangani penyakit kanker.

  

Gambaran Kegiatan Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kanker

BPJS Kesehatan untuk Pengelolaan Pembiayaan Kesehatan Pasien Di

Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta Pencatatan

  Data pencatatan yang dilakukan untuk pasien rawat inap umum maupun pasien rawat inap BPJS Kesehatan adalah sama. Data sosial yang dicatat yaitu data yang menjelaskan tentang sosial, ekonomi dan budaya dari pasien seperti agama, pendidikan, pekerjaan, identitas orang tua, identitas penanggung jawab pembayaran (BPJS Kesehatan). Identitas individu yaitu data mengenai identitas pribadi pasien baik nama, jenis kelamin, nomor rekam medis, tempat tinggal, tanggal lahir, dll. Perbedaan hanya terletak pada cap stempel asuransi BPJS Kesehatan di lembar awal rekam medis pasien.

  Secara umum, pencatatan data sosial dan identitas individu pasien di TPPRI oleh petugas rekam medis ini sudah cukup baik dan memenuhi syarat mutu rekam medis yakni lengkap, akurat dan terintegrasi. Pencatatan data pelayanan berupa anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, terapi dan tindakan medis bagi pasien kanker BPJS Kesehatan dilakukan di bagian Unit Rawat Inap (URI) yakni Bangsal Rawat Inap Ruang Mawar 3 sebagai bangsal pusat pelayanan bagi pasien kanker. Pencatatan dilakukan pada formulir rekam medis rawat inap pasien bedah dengan format rekam medis berbasis masalah. Secara umum pada tahun 2014, pencatatan data pelayanan kesehatan pasien kanker BPJS Kesehatan di URI oleh tenaga kesehatan yang merawat ini sudah memadai. Kelengkapan data mengenai diagnosis utama dan sekunder sudah ditulis secara lengkap.

  Pengarsipan

  Kegiatan pengarsipan terdiri dari perakitan, analisis berkas, dan penyimpanan. Pada pelaksanaan assembling ini dilakukan penyusunan rekam medis dengan mengurutkan nomor urut lembaran rekam medis dan apabila ditemukan berkas rekam medis yang masih kosong maka petugas berwenang untuk melengkapi. Kegiatan analisis kuantitatif dan kualitatif diantaranya dengan melakukan pengecekan kelengkapan data dan jumlah berkas rekam medis, apakah terdapat data yang belum lengkap, lembaran yang rusak ataupun hilang. Selama tahun 2014 masih ditemui catatan- catatan rekam medis yang masih belum lengkap dan bagian Unit Rekam Medis (URM) mengembalikan berkas untuk dilakukan pencatatan secara lengkap sesuai kebutuhan. Tidak pernah terjadi kerusakan ataupun kehilangan terhadap lembaran rekam medis BPJS Kesehatan.

  Pada rekam medis rawat inap, setelah koding-indeksing dan input data ke dalam komputer selesai dilaksanakan maka berkas rekam medis diberi map yang ditulisi nama dan nomor rekam medis kemudian disimpan dalam rak sementara di bagian URM untuk kemudian dilakukan proses verifikasi yang bertujuan untuk proses pengajuan klaim. Setelah dilakukan verifikasi terhadap berkas rekam medis rawat inap BPJS Kesehatan, barulah dilakukan penyimpanan rekam medis dalam raknya sesuai dengan angka akhir.

  Pengolahan Data Koding yang dilaksanakan dengan diagnosis penyakit

  Pemberian kode kepada semua kasus pasien kanker BPJS Kesehatan dilakukan karena diagnosa yang ditulis oleh dokter dalam berkas rekam medis dengan spesifikasi stadium, penyebab, atau bagian yang menjadi serangan kanker.

  Pembuatan indeks terkait dengan kanker pada pasien BPJS Kesehatan yang dilakukan diantaranya indeks rawat inap, indeks penyakit, indeks pasien, indeks kunjungan, indeks operasi, indeks kematian. Penyusunan laporan-laporan rumah sakit seperti laporan jumlah dan jenis penyakit, operasi dan sebab kematian disusun berdasarkan kegiatan indeksing.

  Verifikasi merupakan kegiatan menguji kebenaran administrasi untuk pertanggungjawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh rumah sakit dan dilakukan oleh petugas yang disebut Verifikator Independen. Rekap data pasien termasuk rawat inap BPJS Kesehatan biasanya dilakukan dalam bentuk distribusi data sensus harian, sensus penyakit, sensus pembiayaan tertinggi. Analisis statistik dilaksanakan mengenai distribusi-distribusi data statistik yang digunakan dalam pelaporan rumah sakit seperti laporan mortalitas, morbiditas, NDR.

  Perbedaan yang didapati dalam kegiatan pengelolaan rekam medis BPJS Kesehatan adalah kegiatan verifikasi dalam pengolahan data yang diolah dengan

  INA-CBGs sebagai syarat pengajuan klaim. Pengelolaan rekam medis sebagai data untuk pemberlakuan INA-CBGs dalam pengelolaan tarif BPJS Kesehatan di rumah sakit meliputi berbagai aspek sebagai satu kesatuan yakni penyiapan software dan aktivasinya, administrasi klaim dan proses verifikasi. Petugas administrasi klaim rumah sakit melakukan entri data klaim dengan lengkap dan menggunakan software INA-CBGs. Pembayaran atas klaim-klaim dilakukan berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan Verifikator independen.

  Pengelolaan pembiayaan pelayanan kesehatan pasien miskin dilaksanakan melalui data case-mix yang diaplikasikan berdasar pada catatan rekam medis yang berguna untuk evaluasi perawatan medis. Data akan memungkinkan bagi komite

  

(charge), lama tinggal, dan pelayanan individual menurut kelompok penyakit di

  rumah sakit. Permasalahan dapat dideteksi melalui diagnosis dalam case-mix tersebut.

  Termasuk juga dalam sistem case-mix adalah sistem INA CBG‟s yang digunakan dalam program tarif BPJS Kesehatan. Kegiatan pengelolaan rekam medis yang baik sangatlah penting. Rekam medis membutuhkan informasi mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatannya. Agar lengkap maka rekam medis harus berisi informasi yang cukup dan secara jelas menerangkan identitas pasien, mendukung diagnosa, membenarkan pengobatan yang diterimanya serta mencatat hasil-hasil pemeriksaan secara tepat.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Tahapan kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker BPJS

  Kesehatan sama dengan tahapan kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien bedah umum dengan satu tahap tambahan yakni kegiatan verifikasi sebagai syarat pengajuan klaim.

  b. Masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pengelolaan rekam medis yaitu mengenai ketidaklengkapan data rekam medis dan juga ketidakspesifikan pencatatan data diagnosa.

  Peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut yang tidakdibahasdalampenelitianini yaitu:

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan rekam medis petugas RM.

  2. Peran petugas rekam medis dalam pengelolaan rekam medis rawat inap pasien penyakit katastropik selain kanker yaitu stroke dan jantung .

DAFTAR PUSTAKA

  Abdullah, Hana. 2013. Analisis Kegaiatan Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kanker Payudara Program Jamkesmas Untuk Mendukung Pengelolaan Pembiayaan Kesehatan Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM UNDIP. Vol. 2,

  No. 1, Januari 2013: 2-3

  Adji. 2001. Sistem dan Informasi Manajemen Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

  Azwar, Asrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara

  Budi, Savitri. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Medis

  Budiarto, Wasis. 2012. Biaya Klaim Dan Biaya Penyakit Katastropik Rawat Inap

  Peserta Jamkesmas. Jakarta : Kemenkes

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Rekam Medik. Jakarta: Departemen Kesehatan

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelaksanaan Ernawati. 2012. Sistem Manajemen Kesehatan Rumah Sakit. Jakarta : Gunung

  Mulia Jacobalis. 2000. Kumpulan Tulisan Terpilih Tentang Rumah Sakit Indonesia dan

  Dinamika Sejarah, Transparansi, Globalisasi dan Krisis Nasional. Jakarta : Yayasan Penerbit IDI

  Kartono. 2011. Penyakit Katastropik. Bandung : Grasindo Kementerian Kesehatan RI. 2010. Perubahan Grouper Klaim Jamkesmas dengan

  INA-CBG's. Jakarta :. Kemenkes RI

  Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Pegangan Sosial Jaminan Kesehatan

  Nasional Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.. Jakarta :. Kemenkes RI

  Murti, B., 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

  Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

  Press Nanang, Budiono. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Puskom Publik Kemenkes RI. 2012. Dana Jamkesmas untuk Biaya Rawat Inap

  Pengobatan Kanker. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses

  pada tanggal 8 Februari 2014.

  

  Revans. 2012. Pengelolaan Sistem Manajaemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Pustaka Grhatama

  Santoso. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suryoprajogo. 2009. Patologi Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Thabrany, Hazbullah, 2011. “Penatalaksanaan dan Pembiayaan Kanker di

  Indonesia

  ”. (Thesis). Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia & Roche Indonesia

  Wike. 2009

  .” Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di RSUD Tuguhrejo Semarang”. (Thesis). Semarang : Program Studi Magister

  Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Wijoyo. 2006. Patologi Penyakit Kanker. Yogyakarta: Pustaka Grhatama

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

0 0 8

KEPUASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN III DI LAHAN PRAKTIK Elin Supliyani Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor email : elinsupliyaniyahoo.co.id ABSTRAK

0 0 15

AKBID Citra Medika Surakarta Email : indary_pratamayahoo.com ABSTRAK - PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SUKOHARJO

0 0 13

ERILAKU PANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN TAHUN 2014

0 2 9

ANALISA PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PRIMARY POSTPARTUM HAEMORRHAGE DI RB SUKO ASIH SUKOHARJO

0 0 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA TERHADAP PENINGKATAN PERAN KADER DI DESA TAMBONG WETAN KALIKOTES KLATEN

0 0 9

Kata Kunci : Surveilans Epidemiologi, DBD, Arcview GIS 3.3. PENDAHULUAN - ANALISIS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS 3.3 SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DBD (DI KECAMATAN KUNDURAN KABUPATEN BLORA)

0 0 10

ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PROSES PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

0 0 10

EFEKTIVITAS METODE PROBLEM BASED LEARNING DALAM MERUBAH PERILAKU MEROKOK DI SISWA SMKMUHAMMADIYAH I SURAKARTA

0 0 10

SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA Siti Farida

0 0 7