Biologi Ompok hypophthalmus di Sungai Tapung Provinsi Riau Roza Elvyra, Yusfiati, Melly Hayana

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Salah satu jenis ikan yang hidup di Sungai Tapung adalah ikan lais danau (Ompok hypophthalmus). Ikan ini dikenal sebagai mascot kota Pekanbaru yang bernilai ekonomis tinggi. Penelitian fundamental dari aspek biologi ikan ini sangat perlu dikaji sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai landasan usaha konservasi maupun domestikasi dan budidaya dalam rangka mengatasi penurunan populasi ikan, Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan iptek terhadap sumberdaya perikanan pada umumnya.

  Tingkat kematangan gonad dianalisis berdasarkan modifikasi Cassie (Effendie 1992) dan Elvyra (2009) yang terdiri dari TKG I (gonad belum berkembang), TKG II

  Identifikasi jenis sampel dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi Kottelat et al. (1993). Sampel diukur panjang total dan berat tubuhnya, selanjutnya dibedah pada bagian ventral dan diambil gonadnya. Aspek biologi tingkat kematangan Gonad (TKG) diteliti secara morfologis.

  diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap sempirai dan jala.

  hypophthalmus) . Ikan O. hypophthalmus

  Penentuan stasiun penelitian berdasarkan hidrologi Sungai Tapung dan lokasi yang banyak tangkapan ikan lais danau (O.

  Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012-Februari 2013 dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Tapung Provinsi Riau. Lokasi pengambilan sampel terdiri dari 3 stasiun penelitian.

  Provinsi Riau mempunyai empat sungai besar yaitu Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Rokan dan Sungai Siak. Sungai Tapung merupakan daerah aliran Sungai Siak. Sungai Tapung dalam fungsinya sebagai habitat hidup ikan, difungsikan juga oleh masyarakat sebagai jalur transportasi air, sarana MCK dan berbagai fungsi lainnya. Di samping itu berbagai aktivitas masyarakat di sekitar sungai tentu akan berpengaruh terhadap biotanya yang secara tidak langsung akan menyebabkan penurunan populasi ikan yang hidup di dalamnya.

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  PENDAHULUAN

  Kata Kunci: Ompok hypophthalmus, Sungai Tapung, Riau

  

Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan pada 3 stasiun penelitian di Sungai

Tapung. Penentuan stasiun penelitian berdasarkan hidrologi Sungai Tapung dan berdasarkan

lokasi yang banyak tangkapan ikan O. hypophthalmus. Alat tangkap yang digunakan nelayan

adalah jala dan sempirai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi O. hypophthalmus

betina cenderung lebih cepat matang gonad dibandingkan dengan populasi jantan. O.

hypophthalmus yang matang gonad di Sungai Tapung ditemukan pada bulan November

hingga Februari.

  Penelitian terhadap ikan lais danau (Ompok hypophthalmus) di Sungai Tapung

Provinsi Riau telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengkaji beberapa aspek biologi O.

hypophthalmus di Sungai Tapung yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan iptek

terhadap sumberdaya perikanan. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling.

  Abstrak.

  

Roza Elvyra, Yusfiati, Melly Hayana

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Email: roza_elvyra@yahoo.com

METODE PENELITIAN

  |267

Biologi Ompok hypophthalmus di Sungai Tapung Provinsi Riau

  

Roza Elvyra, dkk: Biologi Ompok hypophthalmus di Sungai Tapung Provinsi Riau

  (gonad pada perkembangan awal), TKG III (gonad sedang berkembang), TKG IV (matang gonad) dan TKG V (gonad pasca pemijahan). Data TKG dianalisis berdasarkan selang kelas ukuran panjang tubuh dan metode least square regression (Yoneda et al. 2002).

HASIL DAN PEMBAHASAN

  (a) Ikan lais danau (O. hypophthalmus) betina yang diperoleh dari Sungai Tapung dapat dibedakan secara anatomi bila dibandingkan dengan ikan lais danau jantan. Perbedaan secara anatomi sesuai dengan yang didapatkan Elvyra (2009) di Sungai Kampar yaitu ikan lais danau betina mempunyai ovarium yang terdiri dari dua kantung yang permukaannya licin dan berwarna merah muda, merah gelap, merah

  (b) kecoklatan, sampai berwarna kuning dan terlihat butir telur yang tersusun rapat, hingga kembali berwarna merah pucat dan berkerut. Sedangkan ikan lais danau jantan mempunyai testis berwarna putih susu kemerahan dan berbentuk dua untai benang bergerigi pendek, sampai semakin tampak putih dan bergerigi jelas, lebar dan tebal, hingga kembali berwarna merah pucat dan berkerut.

  (c) Ikan O. hypophthalmus yang diperoleh dari tiga stasiun pengambilan sampel di

  Sungai Tapung selama penelitian yaitu 434 ekor, terdiri dari ikan lais danau betina sebanyak 249 ekor dan jantan sebanyak 185 ekor. Secara keseluruhan berdasarkan jumlah sampel yang didapatkan setiap bulannya dari bulan September 2012 hingga Februari 2013, rata-rata kisaran ukuran

  (d) panjang dan berat tubuh ikan lais danau betina adalah 20,9

  • – 24,8 cm dan 43,1 – Gambar 1. Kisaran ukuran tubuh O.

  64,1 g, sedangkan rata-rata panjang dan

  hypophthalmus selama

  berat tubuh ikan lais danau jantan berkisar

  penelitian, a) panjang tubuh ikan

  19,6

  • – 22,9 cm dan 34,7 – 65,4 g (Gambar

  betina, b) panjang tubuh ikan 1). jantan, c) berat tubuh ikan betina,

  d) berat tubuh ikan jantan dari Sungai Tapung

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  berukuran besar (24-28.4 cm) dibandingkan TKG lainnya.

  Rata-rata ukuran tubuh O.

  hypophthalmus betina matang gonad (TKG

  IV) dari hasil penelitian selama 6 bulan di Sungai Tapung yaitu pada kisaran panjang tubuh 19,1-27,2 cm dan berat tubuh 33,1- 100,53 g. Ikan O. hypophthalmus jantan matang gonad pada kisaran panjang tubuh 18,4-27,0 cm dan berat tubuh 28,3-122,5 g. (a) Hasil penelitian ini menunjukkan ikan O.

  hypophthalmus

  di Sungai Tapung matang gonad pada ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan yang diperoleh Elvyra (2009) pada jenis O. hypophthalmus di Sungai Kampar yaitu ikan betina matang gonad pada ukuran panjang dan berat tubuh 22,9-28,0 cm dan 53,66-94,03 g, sedangkan ikan jantan matang gonad pada ukuran panjang 22,6-28,6 cm dan berat 48,04- 116,82 g.

  (b) O.

  Dari seluruh sampel ikan

  Gambar 2. Persentase tingkat kematangan hypophthalmus yang diperoleh, dengan gonad a) O. hypopthalmus betina,

  menggunakan metode least square

  dan b) O. hypophthalmus jantan regression (Yoneda et al. 2002) dapat di Sungai Tapung berdasarkan

  dianalisis bahwa diperkirakan 20% dari

  selang kelas ukuran panjang

  seluruh populasi ikan O. hypophthalmus

  tubuh

  betina di Sungai Tapung matang gonad pada ukuran 24 cm, sedangkan 20% dari Gonad ikan O. hypophthalmus betina seluruh populasi ikan jantannya matang dan jantan yang diperoleh, dikelompokkan gonad pada ukuran 25 cm (Gambar 3). ke dalam lima tingkat kematangan gonad

  Ukuran ikan mulai mencapai matang gonad (TKG). Persentase tingkat kematangan

  (pertama kali matang gonad) dengan gonad berdasarkan kelas ukuran tubuh metode ini ditentukan dengan persamaan disajikan pada Gambar 2. peluang ikan matang gonad:

  (7,03-0,23PT)

  N=100/[1+e ] untuk ikan betina, Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat

  (4,28-0,11PT)

  dan N=100/[1+e ] untuk ikan bahwa komposisi ikan yang berukuran kecil jantan. Nilai r yang didapatkan adalah -0.46

  (15-19.4 cm), ikan yang berukuran sedang untuk ikan betina dan -0.49 untuk ikan (19.5-23.9) dan ikan yang berukuran besar jantan. (24-28.4 cm) pada TKG I

  • – IV mempunyai komposisi yang hampir sama antara ikan

  Hal ini menandakan bahwa semakin jantan dan betina, kecuali pada TKG V. besar ukuran ikan belum tentu semua ikan

  Selain itu, dari setiap TKG terlihat bahwa akan semakin besar peluangnya untuk pada TKG IV ikan jantan maupun ikan mencapai matang gonad, sehingga berarti betina lebih didominasi ikan yang ada ukuran maksimum biotic tertentu untuk

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  |269

  

Roza Elvyra, dkk: Biologi Ompok hypophthalmus di Sungai Tapung Provinsi Riau

  mencapai matang gonad. Dari analisis ini, Ikan O. hypophthalmus jantan yang diperoleh hasil bahwa rata-rata populasi matang gonad ditemukan pada bulan ikan O. hypophthalmus betina cenderung November, Desember, Januari dan lebih cepat matang gonad dibandingkan Februari. Ikan O. hypophthalmus jantan dengan populasi ikan jantan. Perbedaan yang mempunyai TKG V yaitu gonadnya pencapaian kematangan gonad pada ikan berada pada tingkatan pasca pemijahan dipengaruhi oleh sifat genetik populasi ikan ditemukan pada bulan Desember dan dan habitat ikan (Paugy 2002). Februari. Hasil ini menunjukkan kondisi matang gonad ikan O. hypophthalmus

  Ikan O. hypophthalmus betina yang jantan di Sungai Tapung memerlukan tingkatan gonadnya berada pada keadaan waktu yang lebih lama hingga mencapai matang gonad (TKG IV) ditemukan pada tingkatan pasca pemijahan (TKG V) bulan November, Desember dan Januari. dibandingkan ikan betina. Penelitian Elvyra Ikan O. hypophthalmus betina yang (2009) di Sungai Kampar menemukan ikan gonadnya berada pada tingkatan pasca O. hypophthalmus yang mempunyai TKG pemijahan (TKG V) ditemukan pada bulan

  IV pada bulan September dan Oktober, Oktober dan November. sedangkan ikan jantan yang mempunyai

  TKG IV ditemukan pada bulan September hingga November, hal ini menunjukkan perkembangan gonad O. hypophthalmus jantan juga lebih lama untuk mencapai tingkatan pasca pemijahan.

  Secara keseluruhan, gonad ikan O.

  hypophthalmus yang berada dalam keadaan

  matang ditemukan pada bulan November hingga Februari. Dimana pada bulan November hingga Februari permukaan perairan mengalami kenaikan yang

  (a) dipengaruhi oleh curah hujan yang semakin tinggi karena masuknya musim hujan dibandingkan dengan bulan pengambilan sampel lainnya yaitu bulan September dan Oktober. Berdasarkan hasil ini, dianalisis bahwa ikan O. hypophthalmus di Sungai Tapung memijah pada saat musim hujan yang diawali pada saat masuk musim hujan.

  Sommer et al. (2004) menyatakan bahwa musim hujan menyebabkan naiknya ketinggian permukaan air, daerah yang tergenang akan menyediakan makanan berlimpah dan kondisi parameter perairan

  (b) yang dapat merangsang percepatan pematangan gonad dan pemasakan sel telur

  Gambar 3. Kurva peluang ukuran populasi ikan

  sehingga merupakan waktu yang tepat bagi a) O. hypophthalmus betina, b) O. ikan untuk memijah.

  hypophthalmus jantan mencapai matang gonad di Sungai Tapung

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  • – 24,8 cm dan 43,1
  • – 64,1 g, sedangkan rata- rata panjang dan berat tubuh ikan lais danau jantan berkisar
  • – 22,9 cm dan 34,7 – 65,4 g; populasi ikan O. hypophthalmus betina di Sungai Tapung cenderung lebih cepat matang gonad dibandingkan dengan populasi jantan; ikan O. hypophthalmus yang matang gonad di Sungai Tapung ditemukan pada bulan November hingga Februari.

  Kaiwarinus equula in the East China Sea. Fisheries Research 57: 297-309.

  Yoneda, M., Futagawa, K., Tokimura, M., Horikawa, H., Matsuura, S. and Matsuyama, M. (2002). Reproductive cycle, spawning frequency and batch fecundity of the female whitefin jack

  Am. Fish. Soc. Symp. 39: 111-123.

  (2004). Ecological Pattern of Early Life Stages of Fishes in Large River- Floodplain of the San Fransisco Estuary.

  Sommer, T.D., Harrel, W.C., Kurth, R., Feyrer, F., Zeug, S.C., dan O‘Leary, G.

  Paugy, D. (2002). Reproductive Strategies of Fishes in a Tropical Temporary Stream of the Upper Senegeal Basin : Baoule River in Mali. Aquatic Living Resources 15 : 25-35.

  Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep. of Indonesia.

  Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kottelat, M., Whitten, A.J., Kartikasari, S.N. and Wirdjoatmodjo, S. (1993).

  Elvyra, R. (2009). Kajian Keragaman Genetik dan Biologi Reproduksi Ikan Lais di Sungai Kampar Riau [disertasi].

  Effendie, M.I. (1992). Metode Biologi Perikanan. Yayasan Agromedia. Bogor.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional yang telah mendanai penelitian ini yang merupakan bagian dari Penelitian Fundamental Tahun Anggaran 2012-2013.

  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jumlah sampel yang didapatkan setiap bulannya dari bulan September 2012 hingga Februari 2013, rata-rata kisaran ukuran panjang dan berat tubuh ikan lais danau betina adalah 20,9

UCAPAN TERIMAKASIH

DAFTAR PUSTAKA

  |271 KESIMPULAN

  Semirata 2013 FMIPA Unila