Pengaruh faktor-faktor non finansial dan Finansial terhadap ketepatwaktuan Penyampaian laporan keuangan - Perbanas Institutional Repository

PENGARUH FAKTOR-FATOR NON FINANSIAL DAN FINANSIAL TERHADAP KETEPATWAKTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Akuntansi Oleh

   : FATIKHATUL AULA NIM: 2014310272 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2018

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

  Nama : Fatikhatul Aula Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 21 Januari 1995 N.I.M : 2014310272 Program Studi : Akuntansi Program Pendidikan : Sarjana Konsentrasi : Akuntansi Keuangan Judul : Pengaruh Faktor-Faktor Non Finansial dan

  Finansial Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan .

  

Disetujui dan diterima baik oleh :

  Dosen Pembimbing, Tanggal : ………...

  (Dr. Sasongko Budisusetyo, M.Si.,CA.,CPA,CPMA)

  Co. Dosen Pembimbing, Tanggal : ……………..

  (Carolyn Lukita, SE., M.Sc.)

  Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi Tanggal : ………………………..

  

(Dr. Luciana Spica Almilia S.E., M.Si.,QIA., CPSAK)

  

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR NON FINANSIAL DAN FINANSIAL TERHADAP

KETEPATWAKTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Fatikhatul Aula

  STIE Perbanas Surabaya Email : fatikhatul.aula@gmail.com

  Jl. Wonorejo Timur 16 Surabaya 60296, Indonesia

  

ABSTRACT

Timeliness is the availability of information for decision makers at the right time so that it

can influence to the stakeholders

  ’s decisions. The aim of this study is to examine the effect of

non financial and financial factors toward the timeliness of financial reporting. The

population of this study are manufacturing companies that listed in the Indonesia Stock

Exchange 2012-2016. Purposive sampling method is used as a method of sampling, in order

to obtain a sample of 243 companies. The data processing used SPSS version 23 with

descriptive analysis and multiple linear regression. Based on the results of this study, it

showed that independent board of commissioners and profitability have a significant impact

on the timeliness of financial reporting. While public ownership, institusional ownership,

audit tenure, leverage, and firm size do not have a significant effect on the timeliness of

financial reporting.

  

Key words : public ownership, institusional ownership, independent board of commissioners,

audit tenure, profitability, leverage, firm size and timeliness of financial reporting.

PENDAHULUAN

  Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Tujuan dari laporan keuangan menurut IAI (2017:6) adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelapor, yang merupakan informasi mengenai sumber daya ekonomik entitas dan klaim terhadap entitas pelapor. Informasi dalam laporan keuangan dikatakan bermanfaat bila informasi tersebut mampu untuk mempengaruhi pengambilan keputusan para pemakainya dengan cara membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa lalu, masa kini dan masa depan.

  Informasi-informasi yang ada pada laporan keuangan sangat berguna bagi para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan ekonomi, untuk itu penting bagi sebuah perusahaan agar melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu.

  Ketepatwaktuan sendiri merupakan tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat yang dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatannya dalam mempengaruhi pembuatan keputusan (Suwardjono, 2013:170). Pada bagian tiga, paragraf 19 (IAI, 2017:15) menyatakan bahwa ketepatwaktuan merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan direpresentasikan secara tepat. Keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas keputusan yang diambil oleh para pemangku kepentingan (Dewi dan Jusia, 2013). Laporan keuangan harus disampaikan dengan tepat waktu agar tidak kehilangan nilai relevanya, selain itu dengan dilaporkannya laporan keuangan secara tepat waktu maka pengambilan keputusan oleh para investor juga dapat diputuskan sesegera mungkin (Harnida, 2015).

  Penelitian ini dilatar belakangi karena meskipun sudah diberlakukannya peraturan, sanksi ataupun denda, tetapi dari tahun-ketahun masih ada beberapa perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Fenomena keterlambatan dalam penelitian ini didapatkan dari data yang diambil pada www.idx.co.id selama tahun 2012-2016.

  Sumber : idx, diolah

  

Gambar 1

Grafik Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Sektor

Manufaktur ke Bapepam

  Gambar 1 memperlihatkan bahwa grafik tren keterlambatan penyampaian laporan keuangan dari seluruh perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia cukup fluktuatif, untuk periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, hingga tanggal 1 April 2013 tercatat sebanyak 14 perusahaan sektor manufaktur belum menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Pada periode laporan keuangan per 31 Desember 2013, hingga pada 1 April 2014 tercatat sebanyak 10 perusahaan sektor manufaktur yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada periode laporan keuangan per 31 Desember 2014 hingga pada tanggal 1 April 2015 naik kembali menjadi 13 perusahan sektor manufaktur yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada periode laporan keuangan per 31 Desember 2015 hingga pada tangga 1 April 2016 tercatat melonjak naik sebanyak 17 perusahaan yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, serta untuk periode laporan keuangan per 31 Desember 2016 hingga tanggal 1 April 2017 sedikit turun dan tercatat sebanyak 15 perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu.

  Terdapat beberapa faktor non finansial dan finansial yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. faktor-faktor non finansial seperti kepemilikan publik, dengan adanya kepemilikan publik akan mampu untuk mengawasi kinerja manajemen serta menuntut perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Penelitian yang mendukung bahwa kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Widyawati (2014). Penelitian yang tidak mendukung pengaruh antara kepemilikan publik terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu pada penelitian yang dilakukan Utami dan Yennisa (2017) serta Budiyanto dan Aditya (2015). 14 10 13 17 15 5 10 15 20 Ju 2012 2013 2014 2015 2016 mlah Perusahaan Tahun Tidak Tepat Waktu Kepemilikan institusional, monitoring yang dilakukan oleh pihak institusional mampu untuk mengawasi dan membatasi perilaku manajer sehingga keselarasan kepentingan dan tujuan perusahaan dapat tercapai termasuk ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Penelitian yang mendukung bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fujianti (2015) dan Harnida (2015). Penelitian yang tidak mendukung pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu pada penelitian Amelia (2012).

  Dewan komisaris independen, keberadaan komisaris independen berfungsi untuk melakukan monitoring terhadap keefektifan praktik pengelolaan korporasi yang baik, memperbaiki dan meningkatkan kualitas informasi yang disajikan, termasuk menjamin sebuah perusahaan melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Penelitian yang mendukung bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu pada penelitian yang dilakukan Fujianti (2015) dan Amelia (2012). Penelitian yang tidak mendukung pengaruh dewan komisaris independen terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian Ohaka dan Akani (2017) serta Harnida (2015).

  Audit tenure,

  proses audit akan menjadi efisien seiring bertambahnya audit tenure, hal tersebut dikarenakan auditor sudah lebih memahami mengenai operasi, resiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan yang akan membuat perusahaan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Penelitian yang mendukung pengaruh audit tenure terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kristiantini dan Sujana (2017) serta Anggreni dan Latrini (2016). Penelitian yang tidak mendukung pengaruh audit tenure terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Krisnanda dan Ratnadi (2017).

  Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor finansial seperti tingkat profitabilitas, Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, seharusnya lebih mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu bila dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas rendah (Ferdina dan Wirama, 2017). Penelitian yang mendukung bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian Ferdina dan Wirama (2017) serta Dewi dan Jusia (2013), sedangkan penelitian yang tidak mendukung yaitu Utami dan Yennisa (2017), Budiyanto dan Aditya (2015), serta Setiawan dan Widyawati (2014).

  Leverage,

  Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan bagi perusahaan karena perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi, dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut yang akan cenderung membuat perusahaan menunda untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Penelitian yang mendukung bahwa leverage berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ferdina dan Wirama (2017), serta Dewi dan Jusia (2013). Penelitian yang tidak mendukung yaitu Utami dan Yennisa (2017), Budiyanto dan Aditya (2015), serta Setiawan dan Widyawati (2014).

  Ukuran perusahaan, Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada nilai dari item-item antara lain total asset, total penjualan, dan kapitalisasi pasar

  (Setiawan dan Widyawati, 2014). Tingkat aset yang tinggi menunjukkan bahwa secara operasional perusahaan mampu menunjukkan kondisi yang baik. Kondisi tersebut dapat dianggap sebagai good news yang membuat perusahaan menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Penelitian yang mendukung bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Yennisa (2017), Ferdina dan Wirama (2017), Ohaka dan Akani (2017), serta Setiawan dan Widyawati (2014). Penelitian yang tidak mendukung yaitu Budiyanto dan Aditya (2015), Dewi dan Jusia (2013), serta Iyoha F.O. (2012).

Teori Agensi (Agency Theory)

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH FAKTOR-FATOR NON FINANSIAL DAN FINANSIAL TERHADAP KETEPATWAKTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN”

RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Teori Sinyal (Signalling Theory)

  Signalling Theory (Teori Sinyal) adalah teori yang menyatakan adanya dorongan yang dimiliki oleh para manajer perusahaan yang memiliki informasi yang baik mengenai perusahaannya, sehingga para manajer terdorong untuk menyampaikan informasi perusahaan tersebut kepada para calon investor. Sinyal dapat diartikan sebagai cara berbagai jenis perusahaan untuk membedakan diri dengan perusahaan lainnya, dan biasanya dilakukan oleh manajer dengan kedudukan tinggi (Scott, 2012: 475). Sinyal yang dikeluarkan dapat berupa good news dan bad news. Tujuan perusahaan memberikan sinyal melalui berita baik dalam laporan keuangannya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan menarik para investor. Perusahaan yang memiliki kualitas baik akan cenderung memberikan sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal tersebut tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang memiliki kualitas buruk yang akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya (Setiawan dan Widyawati, 2014).

  Teori agensi merupakan teori yang mempelajari desain dari kontrak antara manajer dan prinsipal dimana kontrak tersebut untuk memotivasi agar suatu agen yang rasional mau untuk bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal meskipun ketika agen memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal (Scott, 2012:340). Dalam teori agensi dijelaskan munculnya masalah-masalah yang terjadi antara pihak agen dan prinsipal. Masalah yang timbul dalam teori ini adalah adanya perbedaan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan Agen (manajer) kedua pihak tersebut saling berusaha memaksimalkan kepentingan pribadi masing-masing (Harnida, 2015). Masalah lain yang timbul dalam teori agensi adalah adanya asimetri informasi, ketidakseimbangan informasi yang didapat antara agen dan prinsipal muncul akibat adanya moral hazard dan

  adverse selection yang dilakukan oleh agen (Setiawan dan Widyawati, 2014).

  Masalah-masalah tersebut dapat dikurangi dengan menyampaikan laporan keuangan dengan lengkap, akurat dan tepat waktu.

Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut pada perintah, taat kepada perintah atau aturan dan disiplin. Peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh setiap perusahaan publik sudah diatur dalam peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011, tentang “Jangka waktu peyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik”. Undang-undang maupun peraturan Bapepam tersebut mengindikasikan bahwa secara hukum setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus mematuhi peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sesuai dengan teori kepatuhan (Complience Theori).

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Gambar 2 Ilustrasi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan

  Ketepatan waktu memiliki arti bahwa suatu informasi tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan (Suwardjono, 2013:170). Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan merupakan unsur penting bagi para pemangku kepentingan karena di dalam informasi tersebut menunjukkan keadaan perusahaan baik di masa lalu, masa sekarang ataupun pada masa depan, semua informasi tersebut akan berguna bila disampaikan secara tepat waktu. Secara umum semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut (IAI 2017:17).

  Bapepam membuat sebuah peraturan yaitu peraturan Nomor X.K.2 lampiran Keputusan Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 mengharuskan emiten untuk menyampaikan laporan keuangan tersebut pada bapepam selambat-lambatnya yaitu pada akhir bulan ketiga atau tanggal 31 Maret setelah perode berakhirnya laporan keuangan, apabila tanggal 31 Maret jatuh pada hari libur (tanggal merah), maka batas terakhir penyampaian laporan keuangan akan ditunda sampai pada hari kerja berikutnya.

Kepemilikan Publik

  Ketepatwaktuan dapat dihitung dengan menggunakan tiga kriteria keterlambatan yaitu: (a) Preliminary lag adalah interval jumlah hari antara tanggal pelaporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa; (b)

  Auditor’s report lag

  adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani; (c) Total lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasi oleh bursa (Dyer dan McHugh, 1975).

  Berdasarkan ilustrasi pada gambar 2 dapat diketahui bahwa emiten yang menyampaikan laporan keuangan pada setiap bagian yang digambarkan oleh setiap huruf akan mempunyai dampak yang berbeda pula. Semakin cepat emiten menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan keuangannya hal tersebut menunjukkan bahwa emiten mempunyai nilai ketepatwaktuan yang semakin bagus, sedangkan semakin lama jarak antara penyelesaian audit sekaligus penyampaian laporan keuangan dari batas akhir penyampaian laporan keuangan maka perusahaan tersebut mempunyai nilai ketepatan waktu yang semakin buruk.

  Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum atau bukan institusi yang signifikan terhadap saham publik (Setiawan dan Widyawati, 2014), dengan kata lain kepemilikan publik merupakan proporsi atau jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat umum dibawah lima persen yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan dan tidak aktif dalam kegiatan manajemen perusahaan. Kepemilikan publik mempunyai kekuatan yang besar untuk menuntut manajemen dalam menyajikan informasi secara lengkap, akurat, andal, serta tepat waktu, karena laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh pihak publik (Putri dan Suryono, 2015).

  Struktur kepemilikan institusional didefinisikan sebagai proporsi saham yang dimiliki oleh institusi atau badan (Harnida, 2015). Fungsi kepemilikan institusional pada perusahaan yaitu akan bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan dan juga manajer. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan dalam menuntut dan mewajibkan pihak manajemen agar menyampaikan informasi dalam laporan keuangan dengan segera, karena kepemilikan institusional memiliki hak untuk menggunakan suaranya dalam mempengaruhi keputusan manajemen. Pengaruh adanya investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat digunakan untuk mengawasi serta membatasi perilaku para manajer sehingga akan dapat menyelaraskan berbagai kepentingan dalam perusahaan (Harnida, 2015).

  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan peraturan No. 33/POJK.04/2014 mengenai Dewan Komisaris pada Perusahan Publik, dalam

  pasal 20 menyebutkan bahwa jumlah komisaris independen wajib memiliki presentase paling sedikit 30 persen dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris (Effendi, 2016:37). Dewan komisaris independen berfungsi sebagai pengawas di dalam perusahaan. Dewan komisaris independen merupakan pihak yang akan menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan lain, serta diungkapkannya transaksi yang mengandung konflik kepentingan secara wajar dan adil, kepatuhan perusahaan pada perundang-undangan yang berlaku, serta menjamin akuntabilitas sebuah perusahaan (Effendi, 2016:36).

  Audit Tenure

Kepemilikan Institusional

  Audit tenure merupakan lamanya sebuah klien percaya atas jasa audit yang diberikan oleh KAP yang menyebabkan timbulnya sebuah masa perikatan antara klien dengan KAP pada kurun waktu tertentu (Krisnanda dan Ratnadi, 2017). Audit tenure di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 yang berisi pembatasan untuk akuntan publik paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut, dan lebih lanjut lagi dalam ayat 4 dijelaskan bahwa akuntan publik dapat memberikan kembali jasa audit setelah dua tahun buku berturut- turut tidak memberikan jasa. Pembatasan waktu penugasan audit dalam peraturan tersebut dipandang sangat penting untuk tetap menjaga independensi auditor.

Profitabilitas

  Rasio profitabilitas merupakan salah satu cara mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas kegiatan bisnis yang dilakukannya. Rasio pfrofitabilitas mengukur perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2016: 81). Perusahaan yang mempunyai tingkat laba tinggi cenderung akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, namun perusahaan yang sedang menglami kerugian cenderung akan menunda penyampaikan laporan keuangannya.

Dewan Komisaris Independen

  Leverage

  Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur mengukur sejauh mana aktiva/ekuitas perusahaan dibiayai dengan utang, yang artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva atau modalnya (Kasmir, 2010:114). Rasio leverage menunjukkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset, melalui rasio leverage dapat diketahui seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar.

Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan merupakan indikator yang mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Pengukuran dari ukuran perusahaan yang umumnya digunakan adalah nilai total aktiva, penjualan bersih atau nilai ekuitas (Hartono, 2015:685). Semakin besar nilai dari item-item tersebut maka juga semakin besar ukuran dari sebuah perusahaan (Dewi dan Jusia, 2013). Variabel dari ukuran perusahaan dapat diukur menggunakan logaritma dari total aset (Hartono, 2015:460). Penggunaan Log Natural (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data berlebihan.

  Sesuai dengan teori agensi dalam kontrak antara agen prinsipal pihak agen (manajemen) dituntut untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak prinsipal dimana dalam penelitian ini pihak prinsipal yaitu kepemilikan publik. Terdapatnya kepemilikan publik akan menuntut manajemen agar berkinerja baik dalam memberikan informasi mengenai kondisi suatu perusahaan dengan tepat waktu (Setiawan dan Widyawati, 2014), agar publik mengetahui tingkat pengembalian investasi mereka sesuai dengan teori kepatuhan atas penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawan dan Widyawati (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

  H₁ : Kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Kepemilikan oleh pihak institusi akan mengurangi masalah yang terdapat dalam teori agensi yaitu akan mengurangi adanya perbedaan kepentingan dan asimetri informasi antara pihak agen dan prinsipal. Monitoring yang dilakukan oleh pihak institusi akan lebih efektif bila dibandingkan dengan monitoring yang dilakukan oleh individu, hal tersebut dikarenakan institusi memiliki sumber daya dan kemampuan yang lebih besar sehingga dengan adanya kepemilikan institusional akan mampu mendorong perusahaan dalam mengungkapkan informasi sesegera mungkin dengan tujuan menghindari berkurangnya relevansi dari informasi tersebut (Harnida, 2015). Pengaruh kepemilikan institusional terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan didukung oleh penelitian Fujianti (2015) dan Harnida (2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H₂

Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Keberadaan komisaris independen sebagai alat pengendalian internal akan mengurangi masalah keagenan atau dapat menghindari konflik kepentingan dalam pelaksanaan tugas seluruh tingkatan atau jenjang organisasi pada perusahaan. Dewan komisaris independen akan membawa keseimbangan dan melindungi hak dari para pemangku kepentingan khususnya pemilik dana dan pemegang saham minoritas, selain itu juga akan meningkatkan kualitas pengendalian, serta mengurangi peluang penahanan informasi sehingga akan meningkatkan kualitas laporan keuangan (Harnida, 2015). Pengaruh dewan komisaris independen terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan didukung oleh penelitian yang dilakukan Fujianti (2015) dan Amelia (2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H₃ : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Dalam hubungan agensi antara pemilik perusahaan dan manajemen memerlukan adanya auditor sebagai suatu pihak yang bebas dari pengaruh dan tekanan manapun untuk menilai dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan pihak agen. Proses audit akan menjadi efisien seiring dengan bertambahnya audit tenure, karena auditor akan mengerti operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan dengan lebih baik. Apabila proses audit semakin efisien, maka perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu (Kristiantini dan Sujana, 2017). Pengaruh antara audit tenure dengan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Kristiantini dan Sujana (2017) serta Anggreni dan Latrini (2016). Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H₄ : Audit tenure berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (Harahap, 2015:304). Semakin tinggi profitabilitas sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi pula kinerja dari perusahaan tersebut, hal itu menandakan bahwa adanya good news bagi perusahaan. Laporan keuangan mengandung good news akan membuat perusahaan cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya kepada publik karena perusahaan ingin cepat-cepat dalam memberikan sinyal berupa berupa good news tersebut untuk menarik para investor. Pengaruh profitabilitas terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan didukung oleh penelitian Ferdina dan Wirama (2017) serta Dewi dan Jusia (2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H₅ : Profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Pengaruh Audit Tenure Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Leverage

Pengaruh

Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Leverage

  yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat bergantung pada pinjaman dari pihak luar untuk membiayai asetnya. Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin tinggi pula risiko perusahaan tidak dapat melunasi hutang-hutangnya (Ferdina dan Wirama, 2017). Sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa adanya bad news akan membuat para manajer lebih memilih untuk menunda untuk menyampaikan laporan keuangannya. Pengaruh leverage terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Ferdina dan Wirama (2017), serta Dewi dan Jusia (2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

  H 6 : Leverage berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan

  Salah satu item untuk mengukur ukuran perusahaan yaitu dengan menggunakan nilai dari total aset. Tingkat aset yang tinggi menunjukkan bahwa sumber daya atau kekayaan perusahaan semakin tinggi pula, sehingga secara operasional perusahaan mampu menunjukkan kondisi yang baik. Kondisi tersebut dapat dianggap sebagai good news yang harus disampaikan ke publik untuk menarik para investor, sehingga akan tercipta ketepatwaktuan penyampain laporan keuangan. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan didukung oleh penelitian yang dilakukan Utami dan Yennisa (2017), Ferdina dan Wirama (2017), Ohaka dan Fyneface (2017) serta Setiawan dan Widyawati (2014). Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

  H 7 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

  

Gambar 3

Kerangka Pemikiran

  Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2012-2016. Pada penelitian ini menggunakan metode

  purposive sampling . Beberapa kriteria

  yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut : (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI yang menerbitkan laporan keuangan tahunan auditan berturut-turut selama tahun 2012-2016, (2) Perusahaan sampel yang memiliki periode berakhir laporan keuangan pada 31 Desember, (3) Perusahaan sampel yang

  Kepemilikan Publik Ukuran Perusahaan

  Leverage

  Kepemilikan Institusional Dewan Komisaris Independen

  Profitabilitas

  Ketepatwaktuan penyampaian laporan keungan Audit Tenure

METODE PENELITIAN Klasifikasi Sampel

  memiliki kelengkapan data sesuai dengan dengan variabel yang diteliti.

Data Penelitian

Kepemilikan Institusional

  Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi atau badan (Harnida, 2015). Mengacu pada penelitian terdahulu yaitu Fujianti (2015) dan Harnida (2015) struktur kepemilikan Institusional dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  merupakan lamanya sebuah klien percaya atas jasa audit yang diberikan oleh KAP yang menyebabkan timbulnya sebuah masa perikatan antara klien dengan KAP pada kurun waktu tertentu (Krisnanda dan Ratnadi, 2017). Mengacu pada penelitian terdahulu yaitu Kristiantini dan Sujana (2017) serta Anggreni dan Latrini (2016), maka variabel audit tenur dalam penelitian ini diukur menggunakan akumulasi sesuai dengan lamanya perikatan auditor yang dilihat dari signing partner pada sebuah KAP terhadap sebuah emiten.

  Audit Tenure Audit tenure

  Ʃ Ʃ

  Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dalam perusahaan publik, tidak termasuk dalam pemegang saham pengendali, tidak terafiliasi dan tidak mempunyai hubungan bisnis terhadap perusahaan (Effendi, 2016:37- 38). Mengacu penelitian yaitu Fujianti (2015) dan Amelia (2012) dewan komisaris independen dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut:

  Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012- 2016. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan auditan serta tanggal dari penyampaian laporan keuangan tersebut berdasarkan tanggal laporan auditor independen (LAI).

  Ʃ ℎ Ʃ ℎ

  Ʃ ℎ ( ℎ 5%) Ʃ ℎ ℎ

  Widyawati (2014) kepemilikan publik sendiri dapat diukur dengan rumus:

Dewan Komisaris independen

Variabel Penelitian

  Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum dibawah 5 persen atau bukan institusi yang signifikan terhadap saham publik. Mengacu penelitian terdahulu yaitu Setiawan dan

  ℎ ℎ ℎ

  Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu Laventis dan Wetman (2004) ketepatan waktu dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

  , profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan.

  audit tenure

  Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu ketepatwaktuan penyampaianl laporan keuangan serta variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan publik, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,

Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen

Variabel Independen Kepemilikan Publik

Profitabilitas

Teknik Analisis Data

  Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. (Hanafi dan Halim, 2016: 81). menurut (Hanafi dan Halim, 2016:81) juga didukung oleh penelitian terhadulu yaitu Dewi dan Jusia (2013) profitabilitas dapat dihitung menggunakan rumus:

  ROA =

  Leverage

  Melalui rasio leverage dapat dilihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (Harahap, 2015: 306). Menurut (Kasmir, 2010: 124) serta sesuai penelitan terdahulu yaitu Ferdina dan Wirama (2017) serta Dewi dan Jusia (2013) laverage dapat dihitung rumus:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif

  DER =

Ukuran Perusahaan

  Ukuran S perusahaan merupakan indikator yang mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Variabel ukuran perusahaan dapat diukur menggunakan logaritma dari total aset (Hartono, 2015:460). Mengacu pada penelitian terdahulu yaitu Ferdina dan Wirama (2017) serta Setiawan dan Widyawati (2014) ukuran perusahaan dapat dihitung menggunakan rumus:

  Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset)

  Analisis yang digunakan untuk menjelaskan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen pada penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan persamaan: TIME = α + β1 KP + β2 KI + β3 DKI + β4 AT + β5 ROA + β6 DER + β7 SIZE + e Keterangan : TIME : Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan α : Konstanta β : Koefisien regresi variabel independen KP : Kepemilikan publik KI : Kepemilikan institusional DKI : Dewan komisaris independen AT : Audit tenure ROA : Profitabilitas DER : Leverage SIZE : Ukuran Perusahaan e : Error

  Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang terkait dengan gambaran keseluruhan masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum suatu data. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 berikut ini :

Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel N Min. Maks. Rata-rata Std. Dev Satuan

  37.09

  5.04

  Ketepatwaktuan 243 0.7 1.1111 0.8775 0.0758 Desimal Kepemilikan Publik 243

  1.76

  60.55

  25.37

  78.55 Persen Sumber: Hasil Output SPSS 23, diolah

  87.63

  4.31 1011.55

  Leverage 243

  6.07 Persen

  18.85

  98.24

  3 1.7 0.784 Desimal Profitabilitas 243 -22.14

  1

  243

  Audit Tenure

  7.55 Persen

  38.03

  14.95 Persen Kepemilikan Istitusional 243

  15.21 Persen Komisaris Independen 243

  70.80

  50

Tabel 2 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan Nominal

  N 243 Minimum Rp 116,157,533,000

  Maximum Rp 92,423,556,800,000 Mean Rp 7,911,014,798,488

  Std. Dev Rp 16,012,488,780,177 Sumber: Hasil Output SPSS 23, diolah

  Berdasarkan data dalam tabel 1 diketahui bahwa nilai minimum variabel ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan adalah 0.7 yaitu PT Kedaung Indag Can Tbk tahun 2014, yang artinya perusahaan tersebut tepat waktu karena memiliki nilai kurang dari satu. Sedangkan nilai maksimum adalah 1.1111 oleh PT Agro Pantes Tbk di tahun 2016 , yang artinya perusahaan tersebut terlambat karena memiliki nilai lebih dari satu. Nilai rata-rata sebesar 0.8775 menunjukkan rata- rata perusahaan sektor manufaktur menyampaikan laporan keuangannya secara tepatwaktu. Nilai standar deviasi yang diperoleh sebesar 0.0758 menunjukkan bahwa data ketepatwaktuan bersifat homogen.

  Nilai minimum kepemilikan publik adalah 1.76% dimiliki oleh PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk di tahun 2014. Nilai maksimum yaitu 60.55% dimilki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk di tahun 2012 dan tahun 2013. Nilai rata-rata kepemilikan publik yaitu 25.37% dengan standar deviasi 14.95% menunjukkan data kepemilikan publik bersifat homogen.

  • 22.14% dimiliki oleh PT Argo Pantes Tbk di tahun 2016, nilai profitabilitas mines menunjukkan perusahaan tersebut sedang mengalami kerugian. Nilai maksimum yaitu 18.85% dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk di tahun 2012, tingginya profitabilitas menunjukkan bahwa perusahaan berkinerja baik. Nilai rata-rata profitabilitas yaitu 5.04% dengan standar deviasi sebesar 6.07% menunjukkan data bersifat heterogen.

  Nilai minimum kepemilikan institusional yaitu 37.09% dimiliki oleh PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk di tahun 2016. Nilai maksimum yaitu 98.24% PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk di tahun 2014 dan 2015. Nilai rata-rata kepemilikan institusional yaitu 70.80% dengan standar deviasi 15.21% menunjukkan data kepemilikan institusional bersifat homogen.

  Nilai minimum dewan komisaris independen yaitu 0% dimiliki oleh PT Tri Banyan Tirta Tbk di tahun 2012 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki dewan komisaris independen sama sekali. Nilai maksimum yaitu 50% dimiliki oleh beberapa perusahaan sampel. Nilai rata-rata yaitu 38.03% menunjukkan rata-rata perusahaan sektor manufaktur sudah mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan bahwa jumlah komisaris independen wajib memiliki presentase paling sedikit 30% dengan standar deviasi sebesar 7.55% menunjukkan data bersifat homogen.

  Nilai minimum audit tenure yaitu 1 dan nilai maksimum 3 hal tersebut menunjukkan bahwa paling cepat auditor melakukan audit pada sebuah perusahaan yaitu satu tahun sedangkan paling lama yaitu tiga tahun. Nilai rata-rata audit

  tenure

  1.7 atau bisa dikatakan dua tahun dengan standar deviasi sebesar 0.784 menunjukkan data audit tenure bersifat homogen.

  Nilai minimum profitabilitas yaitu

  Nilai minimum leverage yaitu 4.31% dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk di tahun 2014 menunjukkan bahwa beban hutang yang ditanggung cukup sedikit hanya sebesar 4.31% dari total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Nilai maksimum yaitu 1011.55% dimiliki oleh PT Tembaga Mulia Semanan Tbk di tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah hutang yang ditanggung perusahaan tersebut 10 kali lipat lebih besar dari total ekuitas. Nilai rata-rata leverage yaitu 87.63% dengan standar deviasi sebesar 78.55% menunjukkan bahwa data leverage bersifat homogen.

  Berdasarkan data dalam tabel 2 diketahui nilai minimum ukuran perusahaan yaitu Rp 116,157,533,000 dimiliki oleh PT Argo Pantes Tbk di tahun 2016. Nilai maksimum yaitu Rp 92,423,556,800,000 dimiliki oleh PT Indah Kiat Pulp & paper Tbk di tahun 2016. Nilai rata-rata leverage yaitu Rp 7,911,014,798,488 dengan standar deviasi sebesar Rp 16,012,488,780,177 menunjukkan bahwa data ukuran perusahaan bersifat homogen.

  tenure

  tailed)

  Pada penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan run test dan diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-

  4. Autokorelasi

  signifikansi dari masing-masing variabel independen yaitu kepemilikan publik, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, audit tenure, profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan menunjukkan nilai diatas 0.05, yaitu berturut-turut sebesar 0.560; 0.742; 0.336; 0.159; 0.591; 0.144; dan 0.825, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi baik dan terbebas dari heteroskedastisitas.

  glejser dan menunjukkan bahwa nilai

  Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas di lakukan dengan uji

  3. Heteroskedastisitas

  ), 1.176 (profitabilitas), 1.152 (leverage), 1.156 (ukuran perusahaan). Melalui nilai tolerance dan VIF tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari asumsi multikolinearitas.

  , profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan menunjukkan nilai lebih besar dari 0.10 berturut-turut yaitu sebesar 0.259; 0.267; 0.976; 0.980; 0.850; 0.868; dan 0.865. Selain itu masing- masing variabel independen menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10, yaitu sebesar 3.863 (kepemilikan publik), 3.750 (kepemilikan institusional), 1.025 (dewan komisaris independen), 1.025 (audit

  Uji Asumsi Klasik

  audit tenure

  Melalui pengujian multikolinearitas diketahui nilai tolerance dari variabel kepemilikan publik, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,

  2. Multikolinearitas

  sebesar 0.200 tingkat signifikansi tersebut menjukkan nilai lebih besar dari 0.05 (0.200>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan sampel sebanyak 243 data telah terdistribusi normal.

  Asymp. Sig (2-tailed)

  data dan didapatkan sampel akhir sebanyak 243 perusahaan dengan nilai

  outlier

  Pada awal pengujian terdapat 530 sampel perusahaan sektor manufaktur, dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000,. Nilai tersebut menunjukkan bahwa data tidak normal sehingga perlu dilakukan

  1. Normalitas

  sebesar 0.222. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H diterima yang berarti residual random atau acak (tidak terdapat hubungan korelasi).

  • .039 .061 -.635 .526 Kepemilikan Institusional -.113 .059 -1.922 .056
  • .159 .062 -2.572 .011
  • .006 .006 -1.038 .300 Profitabilitas -.265 .083 -3.214 .001
  • .003 .003 -.931 .353 Adjusted R

  4.866 Sig. F

  Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Yennisa (2017) serta Budiyanto dan Aditya (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Setiawan dan Widyawati (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan

  Hasil pengujian statistik t menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Tidak berperngaruhnya kepemilikan publik terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dikarenakan proporsi kepemilikan publik tidak mampu memberikan tekanan terhadap perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan secara tepat waktu. Tidak signifikannya pengaruh kepemilikan publik ini dapat disebabkan karena bila dilihat secara individu kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham dibawah lima persen sehingga kepemilikan publik tidak dapat masuk secara langsung kedalam perusahaan untuk mengawasi secra langsung manajemen perusahaan, kepemilikan publik juga tidak dapat mempengaruhi keputusan manajemen apakah akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu atau tidak.

  sebesar 0.101 (Tabel 3). Hal ini berarti kemampuan model penelitian dalam menjelaskan variabel dependen (ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan) sebesar 10.1%.

  Adjusted R 2

  Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi terlihat bahwa nilai

  Pada Tabel 3 terlihat bahwa nilai F hitung menunjukkan nilai 4.866 dan signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Model regresi dikatakan fit dan terdapat pengaruh salah satu variabel independen terhadap variabel ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

  Sumber : Data diolah

  0,000

  0.101 F

  

Tabel 3

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

  2

  .010 .006 1.557 .121 Ukuran Perusahaan

  leverage

  Audit Tenure

  Dewan Komisaris Independen

  Kepemilikan Publik

  (Constant) 1.127 .101 11.122 .000

Dokumen yang terkait

Pengaruh sikap keuangan, pengetahuan keuangan dan pengalaman keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga di sidoarjo - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh analisis informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan ipo di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

Pengaruh analisis informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan ipo di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 1 31

Pengaruh gaya hidup, sikap pengelolaan keuangan dan pengetahuan keuangan terhadap perencanaan keuangan keluarga di surabaya - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

Pengaruh peer group dan pendidikan keuangan Keluarga terhadap perilaku Menabung mahasiswa - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

Pengaruh kontrol diri dan literasi keuangan terhadap perilaku pengelolaan utang - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, kepemilikan manajerial, reputasi kap, dan umur perusahaan terhadap timeliness laporan keuangan pada perusahaan sektor pertambangan - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, kepemilikan manajerial, reputasi kap, dan umur perusahaan terhadap timeliness laporan keuangan pada perusahaan sektor pertambangan - Perbanas Institutional Repository

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan ke otoritas jasa keuangan pada perusahaan perbankan Yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan ke otoritas jasa keuangan pada perusahaan perbankan Yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 26