PENEGAKAN HUKUM PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ORANG ASING DI KOTA PALU (STUDI KASUS DI IMIGRASI KLAS I PALU) LIANORA SINAGA JUBAIR SYACHDIN Abstrak - PENEGAKAN HUKUM PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ORANG ASING DI KOTA PALU (STUDI KASUS DI IMIGRASI KLAS I PALU)

  

PENEGAKAN HUKUM PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ORANG

ASING DI KOTA PALU (STUDI KASUS DI IMIGRASI KLAS I PALU)

LIANORA SINAGA

JUBAIR

SYACHDIN

  

Abstrak

Negara Indonesia memiliki sejuta pesona yang menyebabkan orang asing

berkeinginan untuk mengunjungi Indonesia. Pada dewasa ini khususnya di kota Palu

pada tahun 2014 sampai dengan 2016, telah terjadi pelanggaran Keimigrasian yang

dilakukan orang asing berhubungan dengan Izin tinggal berupa penyalahgunaan

visa kunjungan dan Melebihi batas waktu Izin tinggal (overstay).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penegakan hukum

penyalahgunaan izin tinggal orang asing di kota palu ditempuh dengan tindakan

administratif yaitu deportasi dan cekal. Kendala yang dihadapi oleh petugas Imigrasi

terdiri atas dua bagian yaitu Kendala internal yang meliputi tidak tersedianya PPNS

di kantor Imigrasi, kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) dan Kendala Eksternal

yang meliputi kurangnya Fasilitas penunjang kerja aparat petugas Imigrasi seperti

Pendanaan Operasional pengawasan orang asing dan Pendanaan Operasional

Penyidikan dan Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk melaporkan

keberadaan orang asing yang tinggal secara ilegal atau mencurigakan di

wilayahnya.

  Kata kunci : Pelanggaran Izin tinggal, Penegakan Hukum I.

  menganggap Indonesia adalah negara

   PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  yang kaya akan sumber daya alam, mempunyai nilai ekonomi serta Negara Indonesia memiliki sejuta kultur budaya yang khas menjadi pesona yang menyebabkan orang daya tarik tersendiri bagi setiap asing berkeinginan mengunjungi wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Apalagi di era

  Indonesia. Hal inilah yang kemudian perdagangan bebas ini banyak orang membuat warga negar asing ingin asing yang ingin mengembangkan berkunjung bahkan menetap di bisnis di Indonesia mereka Indonesia. Dari hasil wawancara Penulis pada tanggal 17 April 2017, pukul 09.30 wita dengan Kepala seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, bapak Sunaryo mengatakan bahwa : ”Orang asing yang datang ke

  Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di kota Palu mengalami peningkatan 2014 hingga 2016 jumlah orang asing yang datang berkunjung mencapai 1.000 (seribu) Orang

  “ Pada dewasa ini khususnya di kota

  Palu pada tahun 2014 sampai dengan 2016, terjadi Penyalahgunaan izin tinggal yang dilakukan orang asing yaitu penyalahgunaan visa kunjungan dan Melebihi batas waktu Izin tinggal (overstay) .

  Menurut M. Iman Santoso, keberadaan orang asing yang tinggal melebihi dari batas waktu izin tinggal yang diberikan dan menyalahgunakan visa kunjungan untuk bekerja akan mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban nasional, dimana Negara mengharapkan kedatangan orang asing akan memberikan dampak positif bagi pembangunan, namun yang terjadi mereka malah melanggar ketentuan- ketentuan yang diatur dalam pasal 34 sampai dengan pasal 38 undang-undang nomor

  6 tahun 2011 tentang keimigrasian.

  1 Hal ini jelas merugikan

  kepentingan rakyat dan negara Indonesia baik dari segi Ekonomi, Sosial budaya, Keamanan, maupun Politik. Kantor Imigrasi Klas I Palu terhadap Penyalahgunan Izin tinggal orang asing belum dilakukan secara Maksimal karena pada faktanya walaupun telah merujuk pada undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, mengenai tata cara pelaksanaan penegakan Hukum melalui tindakan keimigrasian, belum sepenuhnya dilaksanakan. Didalam proses Penindakan Keimigrasian terdapat dua cara jika warga Negara asing tersebut menyalahgunakan Izin Tinggal, pertama tindakan Administratif dan kedua tindakan Projustitia.

  Berdasarkan hal di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian 1 M. Iman Santoso

  , “Perspektif Imigrasi dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional”, UI Press Jakarta, 2004, Hlm 3. lebih mendalam dengan judul hukum guna menjamin pentaatan Hukum terhadap terhadap ketentuan yang ditetapkan

  “Penegakan Penyalahgunaan Izin tinggal orang asing tersebut. Penegakan hukum juga dapat di Kota Palu (Studi Kasus di Imigrasi diartikan sebagai proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya Klas I Palu)”. norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam

B. Rumusan masalah

  hubungan-hubungan hukum terhadap Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

  Ditinjau dari sudut subyeknya, maka di kemukakan beberapa masalah penegakan hukum itu dapat dilakukan sebagai berikut : oleh subyek yang luas dan dapat pula 1. Bagaimanakah Penegakan Hukum diartikan sebagai upaya Penegakan terhadap penyalahgunaan Izin tinggal

  Hukum itu melibatkan semua subyek Orang Asing di Wilayah Imigrasi hukum dalam setiap hubungan hukum.

  Klas I Palu? Siapa saja yang menjalankan aturan 2. Kendala apa sajakah yang dihadapi normatif atau melakukan sesuatu atau dalam Penegakan Hukum terhadap tidak melakukan sesuatu dengan Penyalahgunaan Izin Tinggal di kota mendasarkan dari pada norma aturan Palu? hukum yang berlaku, berarti dia

  II PEMBAHASAN

  menjalankan atau menegakkan aturan

A. Penegakan Hukum terhadap

  hukum. Dalam arti sempit, dari segi

  Penyalahgunaan Izin Tinggal di

  subyeknya itu,penegakan hukum itu Wilayah Imigrasi Klas I Palu. hanya diartikan sebagai upaya aparatur

1. Pengertian Penegakan Hukum

  penegakan hukum tertentu untuk Secara umum Penegakan hukum menjamin dan memastikan tegaknya dapat diartikan sebagai tindakan hukum itu, apabila di perlukan. Aparatur menerapkan perangkat sarana hukum tertentu untuk memaksakan sanksi penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.

2 Sedangkan menurut Satjipto

  Faktor sarana dan fasilitas pendukung c. Faktor masyarakat.

  http://filzaatikaa.blogspot.co.id/2012/03/penegak an-hukum.html 6 Soerjono Soekanto,”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum”, PT Raja Grafindo Persada, Ed.1-11- Jakarta:, 2012. 7 Lawrence M. Friedman; “The legal System; A Social Scince Prespective”, Russel sage foundation, New york, 1975; hlm. 12-16.

  norma, aturan, dan perilaku nyata manusia yang berada pada sistem 5

  substance) bisa dikatakan sebagai

  Substansi Hukum (legal

  7 a.

  Menurut Lawrence Meir Friedman, seorang ahli sosiologi hukum dari Stanford University, Ia berpendapat bahwa berhasil atau tidaknya Penegakan Hukum bergantung pada tiga unsur sistem hukum yang diantaranya adalah :

  Faktor kebudayaan.

  d.

  Rahardjo, “Penegakan Hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum yaitu pikiran-pikiran badan pembuat undang- undang yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum menjadi kenyataan”.

  3

  Faktor hukumnya sendiri.

  6 a.

  Berdasarkan teori Efektivitas Hukum Soekanto, ada 5 hal yang mempengaruhi Efektif atau tidaknya Penegakan Hukum yaitu :

  Soerjono soekanto 5 menjelaskan tentang Penegakan hukum bahwa : “Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah- kaidah/pandangan nilai yang mantap dan mengejewantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian dalam hidup.”

  2017 3 Satjipto Rahardjo, “Masalah Penegakan Hukum”, sinar baru : Bandung,1983, Hal 24. 4 Barda nawawi arief, “Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan “, PT. Citra Aditya Bakti, semarang, 2001, hlm.3

  2 http/ artikel.php?id=49 yang diakses pada 30 Januari

  4

  instansi (struktur kelembagaan) dan pejabat (kewenangan) yang terkait di bidang penegakan hukum, maka reformasi penegakan hukum tampaknya memerlukan peninjauan dan penataan kembali seluruh struktur kekuasaan/kewenangan penegakan hukum. Jadi,“reformasi penegakan hukum” mengandung di dalamnya “reformasi kekuasaan/kewenangan di bidang pen egakan hukum”

  b.

  itu, di dalam subtansi hukum ada bahwasanya ketiga unsur hukum itu istilah “produk”yaitu suatu harus berjalan bersama agar hukum yang keputusan yang baru di susun dan baru di buat yang mana di sini di di buat untuk menegakan keadilan itu tekankan pada suatu hukum akan dapat berjalan efektif dan keadilan yang dibuat jika melalui peristiwa terlebih dahulu. dirasakan oleh masyarakat yang diatur b. Struktur Hukum (legal structure) oleh hukum itu sendiri. dan Struktur Hukum/Pranata Hukum. Struktur hukum (legal 1.

   Contoh Kasus Pelanggaran

  structure) yaitu kerangka bentuk

  Data pelanggaran Orang Asing

  yang permanen dari sistem tetap berada di dalam batas-

  Tabel 1

  batasnya. Sedangkan struktur

  Sumber data : Seksi Wasdakim

  Hukum/pranata hukum disebut sebagai sistem struktural yang Berdasarkan hasil wawancara penulis menentukan bisa atau tidaknya dengan Kepala Sub bagian penindakan hukum itu dilaksanakan dengan keimigrasian, Bapak Elmi, S.H., M.H baik. Karena Hukum tidak dapat pada tanggal

  09 Juni 2017, ia berjalan atau tegak bila tidak ada mengatakan bahwa kasus yang terjadi aparat penegak hukum yang pada periode 2014-2016 Penegakan kredibilitas, kompoten dan Hukum di tempuh dengan Tindakan independen.

  c.

  Budaya Hukum (legal culture), NO KEBANGSAAN KETERANGAN dimaknai sebagai suasana pikiran

  1 Italia Overstay 65 hari sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum

  2 China Penyalahgunaan digunakan, dihindari, atau visa kunjungan disalahgunakan. Maka secara singkat dapat dikatakan bahwa

  3 China Penyalahgunaan yang disebut budaya hukum visa kunjungan adalah keseluruhan sikap dari warga masyarakat dan sistem

  Administratif yaitu Deportasi dan Cegah nilai yang ada dalam masyarakat tangkal (Cekal). yang akan menentukan bagaimana seharusnya hukum itu

  2. Penegakan Hukum Upaya

  berlaku dalam masyarakat yang

  terhadap Penyalahgunaan izin bersangkutan. tinggal

  Dengan melihat teori Lawrence Meir a.

   Proses Tindakan Administratif

  Friedman kita dapat menarik kesimpulan

  Merujuk pada Pasal 75 ayat 1, 3) Larangan untuk berada disatu atau

  Undang-undang No.6 tahun 2011 beberapa tempat tertentu di Wilayah penyalahgunaan visa kunjungan dan Indonesia;

  Overstay yang dilakukan oleh Orang 4)

  Keharusan untuk bertempat tinggal Asing pada Kantor Imigrasi Klas I di suatu tempat tertentu di Wilayah Palu, maka Pejabat Imigrasi Indonesia; berwenang melakukan Tindakan 5)

  Pengenaan biaya beban; dan/atau Administratif keimigrasian terhadap 6) Deportasi dari Wilayah Indonesia.

  Indonesia yang melakukan kegiatan mengeluarkan Orang asing dari Wilayah

  9 berbahaya dan patut diduga Indonesia.

  membahayakan keamanan dan Dengan demikian tindakan ketertiban umum atau tidak administratif kepada warga Negara menghormati atau tidak menaati asing yang melakukan pelanggaran visa peraturan perundang-undangan . kunjungan dan Overstay dapat

  TindakanAdministratif dilakukan dengan 6 (enam) alternatif Keimigrasian adalah sanksi seperti yang disebutkan diatas, dengan administratif yang ditetapkan Pejabat alasan bahwa warga Negara yang Imigrasi terhadap Orang Asing di bersangkutan tidak mengindahkan luar proses peradilan Tindakan peraturan yang mengatur keberadaan Administratif Keimigrasian dapat warga Negara asing di Wilayah

  8 berupa : Indonesia.

  1) dalam daftar Orang asing yang melakukan Pencantuman

  Pencegahan atau Penangkalan; Overstay dikenakan sanksi menurut 2) perubahan, atau

  pasal 124 ayat (b) undang-undang Pembatasan, pembatalan Izin Tinggal; keimigrasian No. 6 tahun 2011, dengan 8 pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan

  Arief Kunjono. Rahman, Illegal Migran dan Sistem Keimigrasian Indonesia : Suatu Tinjauan 9 Analisis. Direktorat Jendral Imigrasi, Jakarta,

  Pasal 1 ayat 36, Undang-undang No.6 Tahun 2002. Hlm 57 2011 tentang “Keimigrasian” atau denda paling banyak Rp.

  1. Setiap orang asing yang dengan 25.000.000-, (dua puluh lima juta sengaja menyalahgunakan atau rupiah). melakukan kegiatan yang tidak

  b.

  sesuai dengan makud dan tujuan

   Proses Tindakan Hukum Pidana

  Tindakan Hukum Pidana berupa pemberian izin tinggal yang penyidikan Keimigrasian yang diberikan kepadanya; merupakan bagian dari pada rangkaian 2.

  Setiap orang yang menyuruh atau

  

Integrated Criminal Justice atau sistem memberikan kesempatan kepada

  penuntutan, peradilan). Menurut pasal 1 melakukan kegiatan yang tidak ayat 8 Undang-undang Nomor 6 tahun sesuai dengan maksud atau tujuan 2011 tentang keimigrasian menyebutkan pemberian Izin Tinggal yang bahwa : diberikan kepadanya”.

  c.

  “Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang

   Karantina Imigrasi

  selanjutnya disebut dengan PPNS Karantina Imigrasi adalah tempat Keimmigrasian adalah pejabat Imigrasi penampungan sementara bagi orang yang diberi wewenang oleh undang- asing yang dikenakan proses pengusiran undang untuk melakukan penyidikan atau deportasi atau tindakan keimigrasian lainnya. Namun Karantina tindak pidana keimigrasian”

  Orang asing yang melalukan Imigrasi diganti dengan Rumah Detensi penyalahgunaan visa kunjungan dapat di Imigrasi berdasarkan Peraturan pidana sebagai mana yang disebutkan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 pada pasal 122 undang-undang No.6 tentang Rumah Detensi Imigrasi. Pasal 1 tahun 2011 tentang keimigrasian bahwa : ayat (33) Rumah Detensi Imigrasi yang selanjutnya disingkat Rudenim adalah

  “Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana unit pelaksana teknis yang menjalankan denda paling banyak fungsi Keimigrasian sebagai tempat Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta penampungan sementara bagi orang rupiah) : asing yang dikenai Tindakan Administratif dan menunggu proses Berikut Proses Rudenim sebagai pemulangan ke negaranya. berikut : Pasal 1 ayat (34) Ruang Detensi

  a) Setelah orang asing yang melakukan

  Imigrasi adalah tempat penampungan pelanggaran tindak pidana sementara bagi orang asing yang dikenai keimigrasian ditahan oleh Petugas Tindakan Administratif Keimigrasian Imigrasi, maka Kepala Kantor yang berada di Direktorat Jenderal menerbitkan Surat Perintah Imigrasi dan Kantor Imigrasi Pendetensian. Pendetensian di penempatan orang asing di Rudenim yang dilakukan petugas Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi, dalam hal yang ditunjuk. yang bersangkutan :

  b) Setelah surat perintah Pendetensian

  1. diterbitkan, Petugas Imigrasi Berada di wi:ayah Negara

  Republik Indonesia tanpa izin membuat Berita Acara Pendetensian keimigrasian yang sah lalu menempatkan Orang asing di

  2. Ruang detensi Keimigrasian orang Menunggu proses pengusiran atau deportasi asing tersebut di sebut Deteni.

  3.

  c) Menunggu proses keputusan Petugas Imigrasi membuat Laporan

  Menteri Hukum dan Hak asasi kejadian, Berita Acara Pemeriksaan, Manusia mengenai Berita acara Pendapat, dan orang permohonan keberatan yang asing tersebut mengumpulkan diajukan dokumen yang dimilikinya seperti

  4. tindakan paspor, visa, dan menyiapkan tiket Terkena

  Keimigrasian dan pulang ke negera asalnya, serta 5. selesai menjalani dokumen-dokumen lainnya yang

  Telah hukuman dan belum dapat dibutuhkan oleh Petugas atau dipulangkan atau Penyidik. pengusiran/deportasi.

  d) Setelah penyelidikan lanjutan selesai maka diterbitkan Surat Keputusan Tindakan Administratif, kemudian Kepala Kantor Menerbitkan Surat Perintah pengeluaran Deteni, dan petugas Imigrasi membuat Berita Acara Pengeluaran Deteni.

  Jangka waktu penampungan dalam Rudenim tidak terbatas, berbeda dengan lama waktu penahanan di Rumah kitab undang-undang Hukum Acara Pidana.

  Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang asing dari Wilayah Indonesia.

  terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut : 1)

  Kepala Kantor Imigrasi mengeluarkan Surat Perintah

  Administratif (Deportasi) 2)

  Kepala kantor menerbitkan Surat Perintah pengawalan untuk pemulangan Deteni yang dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk. 3)

  Petugas Imigrasi yang ditunjuk mengkoordinasi kepada pihak 25 Pasal 1 ayat 36, Undang-undang No.6 Tahun

  2011 tentang “Keimigrasian” orang asing bersangkutan (b) Lalu lintas Orang asing melakukan permohonan untuk yang masuk atau keluar mendapatkan visa. wilayah Indonesia

  Imigrasi di bandara, lalu orang asing tersebut diserahkan kepada Petugas bandara keberangkatan Internasional atau biasa disebut Tempat pemeriksaan Imigrasi (TPI).

  26 e.

   Pengawasan Orang Asing

  Pengawasan Orang Asing diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor pelaksanaan undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian. Adapun tata cara pengawasan terdiri atas : 1)

d. Alur Pendeportasian

  Pengawasan orang asing sebelum memasuki wilayah Indonesia berhubungan dengan konsulat atau keduataan Republik Indonesia khusus atase Imigrasi untuk melayani dan meneliti secara selektif setiap permohonan visa ke Indonesia, serta memutuskan apakah dapat diberikan visa atau tidak. Pengawasan tersebut dilakukan oleh para Atase Imigrasi pada setiap perwakilan di Indonesia di luar negeri pada saat 26 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Dedi

25 Secara tehnis, Proses Pendeportasian

  Yulianto PPNS kantor Imigrasi Klas I Palu, tanggal 12 Juni 2017, pukul 10.00 wita

  2) (c) yang telah

  Pengawasan orang asing yang Orang melakukan kegiatan di wilayah mendapatkan keputusan Indonesia, pengawasan yang pendetensian dimaksudkan disini merupakan (d)

  Orang asing yang dalam pengawasan lanjutan, dari setelah proses penentuan status sebagai izin masuk di Indonesia penindakan Keimigrasian baik yang melalui darat, maupun (e) asing yang

  Orang laut melalui tempat pemeriksaan mendapatkan izin berada di Imigrasi (TPI), Dilakukan luar rumah detensi Imigrasi pemeriksaan dokumen berupa setelah terlampauinya jangka paspor, visa maupun dokumen pendetensian keimigrasian lainnya disesuaikan (f)

  Orang asing dalam proses dengan izin keimigrasian yang peradilan pidana dimiliki secara sah dan dengan 4)

  Pengawasan lapangan terhadap orang tujuan dan kegiatan yang nantinya asing dilakukan dengan cara: dilakukan di Indonesia.

  a) Pengawasan terhadap keberadaan

  3) dan kegiatan Orang asing di

  Pengawasan secara Administratif dilakukan dengan cara : wilayah Indonesia, meliputi a) pengecekan :

  Pengumpulan, pengolahan serta penyajian data dan informasi (a) Keberadaan orang asing; mengenai : (b) Kegiatan orang asing; dan

  (a) Keimigrasian (c) Dokumen Pelayanan Kelengkapan bagi orang asing Perjalanan atau Izin tinggal yang dimiliki.

  5) kementertian Pertahanan dan

  Pengawasan dengan memakai sistem Aplikasi Pelaporan Orang Asing keamanan, Kementrian Tenaga (APOA) yang mana aplikasi ini di Kerja, Kementrian Pendidikan tujukan kepada pemilik hotel, dan Kebudayaan, Kementrian penginapan, homestay , dan Agama, Badan Koordinasi perseorangan untuk melakukan Intelijen Negara, Markas Besar pelaporan ke Kantor Imigrasi jika ada Angkatan Bersenjata RI, Badan orang asing yang sedang menginap Koordinasi Penanaman Modal,

  6) melakukan pengawasan

  b) Untuk Tim pengawasan Orang Asing

  Keimigrasian secara terkoordinasi tingkat Provinsi dibentuk dengan terhadap kegiatan orang asing di keputusan kepala kantor wilayah wilayah Indonesia, menteri kementerian Hukum dan Hak membentuk tim pengawasan orang Asasi Manusia. Dan diketuai oleh asing atau disebut Tim Pora. yang Kepala Divisi Keimigrasian, diatur pada pasal 194, Peraturan Kantor Wilayah Kementerian Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang peraturan pelaksanaan dan tim pengawasan orang asing undang-undang Nomor 6 tahun 2011 ini terdiri dari Pemda Provinsi, tentang Keimigrasian. Tim Kantor Wilayah Departemen pengawasan orang asing terdiri atas: Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

  a) Kantor Wilayah Departemen

  Tim pengawasan Orang Asing tingkat Pusat dibentuk dengan Pendidikan dan Kebudayaan, Keputusan Menteri dan diketuai Kantor Wilayah Agama, oleh Menteri atau pejabat Kejaksaan Tinggi, Komando Imigrasi yang ditunjuk. Tim Daerah Militer dan Kepolisian pengawasan ini terdiri dari Daerah. Kementrian Luar Negeri,

  c) Tim pengawasan Orang Asing

  Kementrian Dalam Negeri, tingkat Kabupaten/kota dan kecamatan dibentuk dengan keputusan kepala kantor Imigrasi dan diketuai oleh Kepala Kantor Imigrasi. Adapun beberapa instansi tergabung dalam tim pengawasan orang asing diantaranya adalah Pemerintah Daerah kabupaten/kota, Kantor dan Kebudayaan, Kantor Agama, Kejaksaan Negeri, Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Intelijen Nasional (BIN), Komando Distrik Militer dan Kepolisian Resort B.

   Kendala Yang dihadapi oleh Kantor Imigrasi Klas I Palu dalam Penegakan Hukum terhadap Penyalahgunaan Izin Tinggal.

  Dari hasil wawancara penulis dengan Kepala seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian tanggal 14 Juli 2017, Bapak Sunaryo mengatakan : Pada periode tahun 2014 sampai dengan 2016 belum adanya PPNS (Penyidik Pegawai Negeri

  Sipil) Pada kantor Imigrasi Klas I Palu, hal ini terjadi karena belum ada pemanggilan Diklat PPNS dari Kepolisian Direktorat Bareskrim. Sehingga membuat penegakan hukum di wilayah kantor Imigrasi Palu belum optimal.

  b. kurangnya sumber daya manusia dari pegawai Imigrasi. jumlah

  Pegawai Imigrasi adalah 35 (tiga puluh lima) orang termasuk dengan Kepala Kantor. Dengan jumlah pegawai yang terbatas, maka dapat menjadi kendala dalam mengawasi orang asing yang masuk di wilayah kerja Kantor Imigrasi Palu yang sangat luas Meliputi kabupaten Buol, Toli-toli, Parigi Moutong, Poso, Sigi, Donggala dan Kota Palu. Sehingga terjadi ketidak seimbangan antara orang asing yang datang dengan petugas yang mengontrol orang asing tersebut.

1. Kendala internal a.

  2. Kendala Eksternal a.

  Fasilitas penunjang kerja aparat petugas Imigrasi yang kurang, Pendanaan Operasional Menurut Soerjono Soekanto pengawasan orang asing keberhasilan Penegakan hukum misalnya, fasilitas pendeteksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang keberadaan orang asing di suatu mempunyai arti yang netral, sehingga tempat, dan Pendanaan dampak negatif atau positifnya terletak Operasional Penyidikan pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-

  10

  misalnya, ruangan untuk faktor tersebut adalah : penyidikan dan tidak ada alat

  1. Penegak hukum yaitu pihak-pihak alat Rekam. menerapkan hukum.

  b.

  2. Rendahnya tingkat kesadaran Undang-undang masyarakat untuk melaporkan 3. atau fasilitas yang

  Sarana keberadaan orang asing yang mendukung penegakan hukum tinggal secara ilegal atau 4.

  Masyarakat yaitu dimana hukum mencurigakan di wilayahnya. tersebut diterapkan Hal ini juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan

III PENUTUP

  masyarakat terhadap hal-hal apa A.

   Kesimpulan

  saja yang boleh dan tidak boleh Berdasarkan hasil penelitian terhadap dilakukan oleh orang asing di Penegakan Hukum Penyalahgunaan Izin Indonesia dalam hal ini yang tinggal orang asing di kota Palu maka dimaksud adalah peraturan kesimpulan yang dapat diberikan penulis Keimigrasian sehingga ketika sebagai berikut : masyarakat sudah mengetahui

  1. Hukum yang Penegakan tentang peraturan keimigrasian, ditangani oleh aparat penegak masyarakat tidak akan ragu untuk hukum terkait kasus melaporkan orang asing yang penyalahgunaan Izin tinggal melanggar ketentuan peraturan 10 Keimigrasian. Ibid Hlm.5 orang asing masih sangat lemah. karena tidak adanya PPNS di Kantor Imigrasi sehingga pada kasus Penyalahgunaan Izin tinggal khususnya penyalahgunaan visa kunjungan periode tahun 2014 sampai dengan 2016 tidak sampai ke Melainkan hanya sampai ke tahap tindakan Administratif saja berupa pendeportasian.

  2. Kendala yang dihadapai terjadinya penyalahgunaan Izin tinggal di kota Palu yang dilakukan oleh orang asing karena kurangnya jumlah sumber daya manusia yaitu petugas Imigrasi sehingga perbandingan antara orang asing yang masuk ke Sulawesi tengah dan jumlah petugas serta luas wilayah kerja kantor Imigrasi tidak seimbang yang mengakibatkan pengawasan orang asing belum optimal.

  Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut : 1.

  Disarankan agar menambah PPNS di wilayah Kantor Imigrasi Palu sehingga Penegakan Hukum yang ditangani oleh aparat penegak hukum terkait kasus penyalahgunaan Izin tinggal orang asing tidak hanya dilakukan melalui Tindakan dapat ditempuh melalui proses Peradilan.

  2. Kendala Internal seperti masalah kekurangan SDM disarankan perlu menambah jumlah SDM, disarankan juga untuk menambahkan Fasilitas Operasional Pengawasan berupa pendeteksi keberadaan orang asing di suatu tempat, dan Pendanaan Operasional Penyidikan misalnya, ruangan untuk penyidikan dan alat bantu untuk penyidikan seperti alat Rekam. dan disarankan agar pihak Imigrasi lebih banyak mengadakan sosialisasi tentang Peraturan Keimigrasian ke masyarakat sehingga masyarakat

B. Saran

  pun tau hal-hal apa saja yang orang asing saat berada boleh dan tidak boleh dilakukan diwilayah Indonesia.

  

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

  Rahman,

A., K., “Illegal Migran dan Sistem Keimigrasian Indonesia : Suatu

  Tinjauan Analisis ”, Direktorat Jendral Imigrasi, Jakarta, 2002.

  Arief, N., B.,

  “Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan “, PT. Citra Aditya Bakti, semarang, 2001.

  Friedman, L., M., “The legal System; A Social Scince Prespective”, Russel sage foundation, New york, 1975.

  Rahardjo, S.,

“Masalah Penegakan Hukum”, sinar baru : Bandung,1983.

Santoso, M., I,,

  “Perspektif Imigrasi dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional”, UI Press Jakarta, 2004.

  Soekanto, S., ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum”, PT Raja Grafindo Persada, Ed.1-11- Jakarta:, 2012.

  UNDANG-UNDANG

  Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor:52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 5216).

  Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor: 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409).