Analisis Efisiensi Operasional Perusahaa. doc
Analisis Efisiensi Operasional Perusahaan
Farmasi Go-Public Sebelum dan Sesudah Krisis
Ekonomi di Jakarta
Wahyuningsih
(Dosen Biasa FE Usakti)
Indrajaya
(Alumni FE Usakti)
Abstract
Efficiency is an important measurement used to measure a company's
performance. In this thesis, we’re fully aware of the importance of efficiency towards
company's lifecycle, so that we tried to describe it in analytical way, by taking 8
companies in pharmaceutical industry which are listed in Jakarta Stock Exchange, as a
research object. The analysis is focused on comparing the companies’ efficiency before
and after economic crisis hit Indonesia in 1997/1998. The data were taken from Capital
Market Directory of 1996 and 2000 to activities which related to operational and
production.Using DEA method, the result shows that there are 2 efficient companies both
in the year of 1996 and the year of 2000. This research summarized that there are 4
companies which increased their efficiency level, 3 companies which decreased its
efficiency level, and one stagnant company.
Key words: efficiency, operational, performance
Introduksi
Penciptaan keunggulan kompetitif atau daya saing adalah poin yang sangat
penting bagi keberlangsungan suatu bisnis di era persaingan bebas nan ketat saat ini.
Dengan daya saing yang tinggi, perusahaan akan menjadi lebih tangguh karena berarti ia
memiliki banyak senjata untuk melawan para pesaingnya, berarti pula ia mampu berdiri
kokoh dan sulit digoyahkan.
Lalu apa sajakah yang mampu meningkatkan daya saing atau keunggulan
kompetitif yang penting itu? Heizer dan Render (2001) menyebut 6 (enam) keunggulan
atau strategi yang penting untuk persaingan yaitu: fleksibilitas yang tinggi dalam desain
dan volume, harga rendah (konpetitif), pengiriman yang cepat, kualitas tinggi (kesesuaian
dan kinerja), pelayanan purna jual yang maksimal, dan lini produk yang luas.
Menciptakan keunggulan kompetitif atau daya saing yang tinggi tentu tidaklah
semudah mengedipkan mata. Salah satu kunci, bahkan muara, bagi terciptanya sejumlah
keunggulan adalah efisiensi operasionalisasi aktivitas-aktivitas perusahaan. Mengapa?
Karena efisiensi mengindikasikan pengalokasian atau utilisasi sumber daya-sumber daya
organisasi, seperti uang, tenaga kerja, bahan-bahan baku dan penunjang, mesin, bangunan
dan sebagainya untuk menciptakan output, secara optimal. Dengan efisiensi, segala
bentuk pemborosan tentunya dapat dihindari, dan ini berarti biaya-biaya operasipun
menjadi lebih rendah, karena jumlah barang rusak atau cacat dapat ditekan, kerja ulang
tidak banyak terjadi, penundaan-penundaan terhindar, skedul tercapai, dan lain
sebagainya.
Melihat pentingnya efisiensi, perlu dilakukan suatu studi terhadap sejumlah
perusahaan atas kemampuan mereka dalam mencapai hal tersebut. Dari studi ini dapat
diperoleh gambaran mengenai seberapa efisien perusahaan-perusahaan tersebut dalam
operasionalisasi kegiatan-kegiatannya. Selanjutnya, dapat pula terindikasi seberapa besar
sebenarnya daya saing perusahaan yang bersangkutan.
Studi ini merupakan studi kasus terhadap sejumlah perusahaan dalam industri
farmasi yang telah listing di Bursa Efek Jakarta. Adapun metode analisis yang digunakan
adalah metode DEA (Data Envelopment Analysis) sebagai salah satu alat untuk
mengukur nilai efisiensi relatif suatu unit kegiatan ekonomi (UKE). Metode ini memiliki
keunggulan yaitu dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh metode
analisis rasio maupun metode regresi berganda. Dalam kenyataannya, kinerja suatu
organisasi/perusahaan adalah bersifat multidimensional, yang dalam proses pengukuran
efisiensinya akan melibatkan sejumlah input dan sejumlah output (multi-input multioutput).
Masalah Penelitian
Studi ini membahas tentang bagaimana efisiensi perusahaan-perusahaan dalam
industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dimana seluruhnya berjumlah
8 perusahaan, pada saat sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Analisis yang dilakukan
adalah untuk mengukur nilai efisiensi relatif perusahaan-perusahaan dalam industri
farmasi berdasarkan capital market directory tahun 1997 dan 2001 dengan menggunakan
data keuangan tahun 1996 dan 2000.
Masalah yang akan dianalisis dalam studi ini, dengan demikian dapat dirumuskan
sebagai berikut: "Bagaimanakah pencapaian efisiensi perusahaan-perusahaan dalam
industri farmasi yang telah go-public di BEJ pada sebelum dan sesudah krisis ekonomi?"
Pembatasan Masalah
Sekali lagi, studi ini mengukur efisiensi relatif atas perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri farmasi yang pada tahun 1996 terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Bayer Indonesia Tbk.
2. PT. Dankos Laboratories Tbk.
3. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
4. PT. Kalbe Farma Tbk.
5. PT. Merck Indonesia Tbk.
6. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
7. PT. Squibb Indonesia Tbk.
8. PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan data keuangan tahun 1996 dan
2000 berdasar capital market directory tahun 1997 dan 2001.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara lebih spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat efisiensi operasionalisai perusahaan-perusahaan dalam industri
farmasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi.
2. Merekomendasikan sejumlah solusi dalam meningkatkan efisiensi bagi unit-unit
kegiatan ekonomi industri farmasi yang belum efisien.
Referensi Teoritis
Efisiensi dan Kinerja Perusahaan
Perusahaan adalah suatu unit organisasi yang mentransformasikan sejumlah
sumber daya atau faktor produksi untuk menghasilkan barang dan/atau jasa untuk dijual
kepada rumah tangga, perusahaan lain atau pemerintah dengan berorientasi kepada
keuntungan (profit oriented). Keuntungan dapat dicapai oleh perusahaan bila pimpinan
berikut staffnya mempu mengorganisasikan semua sumber daya sedemikian rupa
sehingga akan menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan mempunyai kemampuan
daya saing di pasar. Kinerja (performance) perusahaan sangat mementukan
perkembangan suatu produk atau bahkan industri di masa-masa mendatang. Kinerja
organisasi/perusahaan sangat bersifat multi dimensional, ditentukan oleh berbagai profil
ukuran, diantaranya ekonomi, efektifitas dan efisiensi.
Russel dan Taylor (1998 : 647) menyatakan: "Efficiency is how well a machine or
worker performs compared to a standard output level ". Efisiensi adalah seberapa baik
kerja suatu mesin atau pekerja jika dibandingkan dengan suatu tingkat output standar.
Pendapat lain dikemukakan oleh Meredith (1992:41), yang menyatakan bahwa,
"Efficiency usually measured as the output per unit input ". Bahwa efisiensi akan diukur
sebagai output per unit input.
Efisiensi merupakan suatu ukuran atas suatu proses operasi yang menghasilkan
nilai output maksimum dengan sejumlah input tertentu, baik secara fisik maupun nilai
ekonomis (harga). Efisiensi dapat menyangkut dua hal yaitu efisiensi internal (dimana
minimalisasi
biaya
terus
dilakukan
dengan
melakukan
monitoring
yang
berkesinambungan) dan alokasi yang efisien (dimana sumber daya ekonomi dialokasikan
sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam beroperasi yang dapat
menaikkan nilai dari output).
Dari beberapa definisi yang ada, secara umum efisiensi dapat didefinisikan
sebagai seberapa baik sumber daya-sumber daya organisasi dapat dialokasikan dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang dituju. Kemampuan mengalokasikan sumber
daya organisasi secara baik akan berdampak pada kinerja organisasi keseluruhan.
Efisiensi, dengan demikian, dapat menjadi salah satu karakteristik dalam
penilaian kinerja suatu sistem operasi, seperti yang dikatakan oleh Gaspersz (2000:174).
Kkarakteristik-karakteristik lainnya yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja sistem
operasi adalah:
1) Kapasitas, adalah tingkat output maksimum dalam suatu proses.
2) Efektivitas, merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat
pencapaian output dari sistem operasi.
3) Fleksibilitas, merupakan karakteristik dari proses yang mengukur berapa lama
(waktu) perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau dapat
menggunakan sekumpulan input yang berbeda.
Pengukuran Efisiensi
Efisiensi dan produktivitas hampir tidak bisa dipisahkan, karena produktivitas
merupakan cerminan/refleksi dari efisiensi. Heizer dan Render (2001:15), mendefinisikan
produktivitas sebagai: " The ratio of outputs (goods and services) divided by one or more
inputs (such as labor, capital, or management.” Para penulis lain umumnya memberikan
definisi yang senada dengan Heizer dan Render, dengan menyatakan bahwa produktivitas
merupakan rasio antara keluaran terhadap masukan, atau rasio hasil yang diperoleh
terhadap sumber daya yang dipakai.
Mengukur efisiensi atau produktivitas, dengan demikian, dapat dilakukan dengan
membandingkan output (keluaran) dengan sejumlah input (masukan/sumber daya).
Klasifikasi Input
Yang dimaksud dengan input atau faktor-faktor produksi atau sumber daya adalah
barang atau jasa yang digunakan dalam proses operasi. Input ini secara lebih spesifik
dapat berupa uang, tanah, modal, manusia atau bahkan entrepreneurship atau kemampuan
manajerial,
yaitu
suatu
skill/keahlian
yang
dimiliki
oleh
individu
dalam
mengkombinasikan sumber daya untuk menghasilkan suatu produk dengan cara yang
efisien.
Menurut Gaspersz (2000:170), input yang digunakan dalam proses produksi bisa
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu input tetap dan input variabel.
Klasifikasi Output
Output dari suatu proses dalam sistem produksi dapat berupa barang dan/atau
jasa, yang dapat pula disebut sebagai produk. Akan tetapi dalam suatu organisasi, yang
bersifat multi dimensional, kinerja secara umum dari proses produksi dan operasionalnya
dapat pula dijadikan sebagai output dan dapat dilihat dari berbagai rasio keuangan yang
dihasilkan oleh organisasi tersebut.
Beberapa jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam pengukuran efisiensi
adalah: (a) Rasio Likuiditas (Current Ratio, Quick Ratio, Rasio Kas atas Aktiva Lancar,
Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio Aktiva Lancar atas Total Aktiva, Rasio Aktiva
Lancar atas Total Hutang Jangka Panjang); (b) Rasio Solvabilitas (Rasio Hutang atas
Modal,
Debt
Service
Ratio,
Rasio
Hutang
atas
Aktiva);
(c)
Rasio
Rentabilitas/Profitabilitas (Profit Margin, ROA, ROI, Return on Total Asset, Basic
Earning Power, EPS, Contribution Margin); (d) Rasio Leverage (Leverage, Capital
Adequacy Ratio, Capital Formation); (e) Rasio Aktivitas (Inventory Turn Over,
Receivable Turn Over, Fixed Assets Turn Over, Total Assets Turn Over, Periode
Penagihan Piutang); (f) Rasio Pertumbuhan (Kenaikan Penjualan, Kenaikan Laba Bersih,
EPS), serta (g) Rasio Penilaian Pasar (Price Earning Ratio, Market to Book Value Ratio).
Kerangka Pemikiran
Studi ini menganalisis efisiensi sejumlah perusahaan atas operasionalisasi
kegiatan-kegiatannya pada masa sebelum dan pasca krisis ekonomi. Disini diharapkan
tidak sekedar mengetahui efisiensi setiap perusahaan, tetapi juga eksistensi perusahaan
setelah masa krisis ekonomi dapat tersermin dari tingkat efisiensi yang telah dicapai
sebelumnya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah penetapan input-input yang akan
digunakan dalam analisa, yaitu meliputi nilai inventories, nilai fixed asset - net, nilai
COGS, nilai operating expenses, serta jumlah karyawan (number of employees).
Berikutnya adalah menetapkan output-output untuk analisa yaitu meliputi nilai
current ratio, nilai leverage ratio, dan nilai inventory turnover. Output-output tersebut
dinilai cukup signifikan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan likuiditasnya, seberapa jauh kegiatan perusahaan dibiayai oleh pihak luar
(hutang) jika dibandingkan terhadap modal sendiri, dan seberapa baik perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasinya.
Selanjutnya pengukuran efisiensi relatif dapat dilakukan yaitu dengan metode
DEA, antara suatu unit kegiatan ekonomi (UKE) terhadap UKE yang lainnya yang
dianggap paling efisien.
Berikut kerangka pemikiran secara skematis:
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
INPUT
Inventories
Fixed asset - net
Cost of Goods Sold (COGS)
Operating expenses
Number of employees
OUTPUT
Current ratio
Leverage ratio
Inventory turnover
Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian
Efisiensi
Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis untuk mendapatkan gambaran mengenai
pencapaian efisiensi sejumlah perusahaan farmasi. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan linier programming, metode DEA (Data Envelopment Analysis), berdasarkan
data sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi, yaitu data tahun 1996 dan tahun
2000.
Variabel dan Pengukurannya
Variabel dan pengukuran dalam penelitian ini adalah seperti dalam tabel berikut:
Tabel 1. Variabel
VARIABEL
Efisiensi
Operasional
DIMENSI
Input yang digunakan
Output yang dihasilkan
INDIKATOR
Nilai inventories
Nilai fixed asset -net
Nilai COGS
Nilai operating expenses
Jumlah karyawan
Nilai current ratio
Nilai leverage ratio
Nilai operating turnover
Adapun dalam pengukurannya, seluruh indikator menggunakan skala rasio.
Definisi Operasional Variabel
Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan seberapa baik sumber daya-sumber
daya organisasi dialokasikan dan dimanfaatkan dalam proses operasi untuk menghasilkan
output. Pengukuran efisiensi menggunakan dimensi-dimensi:
1) Input, dengan indikator:
a) Nilai inventories / persediaan, yaitu bahan atau barang yang disimpan dan
akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti untuk
memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan.
Dalam penelitian ini, persediaan diukur dalam satuan moneter (rupiah).
b) Nilai fixed asset / aktiva tetap, yaitu merupakan akumulasi biaya
konstruksi bangunan, pabrik, peralatan, mesin dan pemasangannya,
setelah dikurangi akumulasi biaya penyusutannya. Input ini diukur dalam
satuan moneter (rupiah).
c) Nilai cost of goods sold ( COGS ) / beban pokok penjualan, yaitu harga
pokok produksi dari barang hasil proses produksi yang telah terjual.
COGS diukur dalam satuan moneter (rupiah
d) Nilai operating expenses / pengeluaran operasi (beban usaha), yaitu
sejumlah pengeluaran perusahaan dalam menjalankan operasinya, terbagi
atasi 2 jenis pengeluaran, yaitu beban penjualan dan distribusi serta beban
umum dan administrasi. Input ini juga diukur dalam satuan moneter
(rupiah).
e) Jumlah karyawan perusahaan, yaitu jumlah keseluruhan pekerja pada
perusahaan yang bersangkutan.
2) Output, dengan indikator:
a) Nilai current ratio, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
dapat dihitung melalui informasi tentang modal kerja, yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar.
b) Nilai leverage ratio, yaitu menunjukkan seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh hutang atau pihak luar dibandingkan dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
c) Nilai inventory turnover, yaitu menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, produksi dan kegiatan lainnya sehingga menunjukkan seberapa
cepat persediaan berputar.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder sehingga
pengumpulan data dilakukan dengan library research (penelitian kepustakaan). Adapun
sumber data yang dipergunakan adalah:
1. Capital Market Directory tahun 1997
2. Capital Market Directory tahun 2001
Sedangkan perusahaan-perusahaan obyek penelitian adalah perusahaan-perusahaan dalam
industri farmasi yang pada tahun 1996 telah listed di BEJ.
Metode Analisis Data
Analisis efisiensi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan linier
programming, metode DEA (Data Envelopment Analysis). Metode ini tepat untuk
pengukuran efisiensi organisasi/perusahaan atau unit kegiatan ekonomi (UKE) yang
melibatkan multi input maupun output dalam analisisnya.
Formulasi DEA
s
Maksimumkan Z k urkYrk
r 1
Dengan batasan/kendala:
s
p u
kj
rk Yrj
r 1
m
v
ik
Xi j 0; j 1,...., n
i 1
m
qk
v
ik
X ik 1
1
urk 0; r 1,...., s
vrk 0; i 1,...., m
X
=
input yang digunakan
Y
=
output yang dihasilkan
Vik
=
bobot yang diberikan pada input i oleh UKE k
Urk
=
bobot yang diberikan pada output r oleh UKE k
Konsep Dasar Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik
pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat mengatasi
keterbatasan yang dimiliki oleh analisis rasio parsial maupun regresi berganda. DEA juga
merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu
unit kegiatan ekonomi (UKE) yang meggunakan sejumlah input maupun output (multiinput multi output). Dalam metode DEA, efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio
dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya. Jadi inti dari DEA
menentukan bobot, yang memiliki sifat:
a. Tidak bernilai negatif
b. Bersifat universal
Metode DEA memiliki asumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang
memaksimumkan rasio efisiensinya. Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input
yang berbeda untuk menghasilkan output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan
memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.
Berikut adalah sejumlah input dan output yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 2. Jenis
input dan output yang digunakan
VARIABEL
KETERANGAN
A
PT. BAYER INDONESIA Tbk.
B
PT. DANKOS LABORATORIES Tbk.
C
PT. DARYA-VARIA LABORATORIA Tbk.
D
PT. KALBE FARMA Tbk.
E
PT. MERCK INDONESIA Tbk.
F
PT. SCHERING-PLOUGH INDONESIA Tbk.
G
PT. SQUIBB INDONESIA Tbk.
H
PT. TEMPO SCAN PACIFIK Tbk.
KODE
OUTPUT
Y1
Current Ratio
CR
Y2
Leverage Ratio
LR
Y3
Inventory Turnover
INV._TO
INPUT
X1
Inventories
INVENT.
X2
Fixed Asset – Net
FIX._ASS.
X3
Cost of Goods Sold
COGS
X4
Operating Expenses
OP._EXP.
X5
Number of Employees
Analisis dan Pembahasan Hasil
EMPL._NUM.
Analisis Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 1996
Analisis dengan metode DEA mencakup 3 aspek permasalahan untuk dipecahkan
yaitu tabel efisiensi, tabel peers dan target.
Analisis Efisiensi perusahaan
Setelah melalui serangkaian uji/tes, dapat diketahui bahwa pada tahun 1996, dari
8 perusahaan farmasi yang dianalisis, terdapat 2 perusahaan yang mencapai tingkat
efisiensi relatif 100% yaitu PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. dan PT. Squibb
Indonesia Tbk. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi relatif paling
rendah adalah PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan pada
tahun 1996 berdasarkan urutan dari yang terendah sampai yang tertinggi:
Tabel 3. Tingkat Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 1996
No.
1
2
3
4
5
6
UKE
C
H
B
A
E
D
Nama Perusahaan
PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.
PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
PT. Dankos Laboratories Tbk.
PT. Bayer Indonesia Tbk.
PT. Merck Indonesia Tbk.
PT. Kalbe Farma Tbk.
Tingkat Efisiensi
13.04%
17.24%
42.34%
47.63%
69.43%
93.25%
7
8
F
G
PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
PT. Squibb Indonesia Tbk.
100%
100%
Analisis Peers dan Target perusahaan
Analisis peers dan target digunakan untuk menentukan bagaimana suatu unit
kegiatan ekonomi (UKE) yang secara relatif tidak efisien menjadi efisien (dengan nilai
fungsi tujuan 100%). Dalam analisis ini akan diperlihatkan UKE yang dijadikan sebagai
acuan bagi UKE lain yang tidak efisien. Unit kegiatan ekonomi (UKE) yang dijadikan
acuan adalah UKE yang mempunyai karakteristik homogen dengan UKE yang tidak
efisien.
1) UKE C (PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.)
UKE C (PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat
efisiensi terendah dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT. Schering-Plough
Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE C memiliki tingkat efisiensi
13.04%. Berikut tabel peers dan target values nya :
Tabel 4. Tabel Peers dan Target Values UKE C Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
TARGET
TO GAIN
ACHIEVED
(UKE F, =0.593)
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
60132.0
153753.0
103380.0
51556.0
2500.0
1.1
2.2
1.7
3612.6
2642.3
10465.9
6723.4
144.7
4.0
4.9
1.7
94.0%
98.3%
89.9%
87.0%
94.2%
248.6%
127.7%
0.0%
6.0%
1.7%
10.1%
13.0%
5.8%
28.7%
43.9%
100.0%
2) UKE H (PT. Tempo Scan Pacific Tbk.)
UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kedua dalam penelitian dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT. ScheringPlough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE H memiliki tingkat
efisiensi 17.24%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 5. Tabel Peers dan Target Values UKE H Tahun 1996
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
100316.0
90503.0
257316.0
149195.0
1254.0
1.6
2.2
2.6
TARGET
(UKE F, =0.886)
5397.9
3948.1
15638.0
10046.0
216.2
5.9
7.4
2.6
TO GAIN
ACHIEVED
94.6%
95.6%
93.9%
93.3%
82.8%
259.9%
232.5%
0.0%
5.4%
4.4%
6.1%
6.7%
17.2%
27.8%
30.1%
100.0%
3) UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.)
UKE B (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah ketiga dalam penelitian dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT. ScheringPlough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE B memiliki tingkat
efisiensi 42.34%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 6.Tabel Peers dan Target Values UKE B Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
TARGET
TO GAIN
ACHIEVED
(UKE F, =1.086)
INVENTORIES (million rupiah)
18989.0
6616.1
65.2%
34.8%
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
31320.0
59869.0
45186.0
626.0
3.1
2.1
3.2
4839.1
19167.2
12313.2
265.0
7.3
9.0
3.2
84.5%
68.0%
72.7%
57.7%
133.3%
324.8%
0.0%
15.5%
32.0%
27.3%
42.3%
42.9%
23.5%
100.0%
4) UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.)
UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keempat dalam penelitian dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT.
Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE A memiliki
tingkat efisiensi 47.63%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 7. Tabel Peers dan Target Values UKE A Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
48482.0
40276.0
257201.0
58666.0
938.0
1.0
1.3
5.3
TARGET
TO GAIN
(UKE F, =1.831)
11152.8
8157.3
32310.4
20756.6
446.8
12.3
15.3
5.3
ACHIEVED
77.0%
79.7%
87.4%
64.6%
52.4%
1164.7%
1091.6%
0.0%
23.0%
20.3%
12.6%
35.4%
47.6%
7.9%
8.4%
100.0%
5) UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.)
UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kelima dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE F (PT.
Schering-Plough Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE E memiliki tingkat efisiensi 69.43%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 8.Tabel Peers dan Target Values UKE E Tahun 1996
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
ACTUAL
8706.0
9741.0
19514.0
24313.0
549.0
1.1
TARGET
UKE F
UKE G
(=0.320)
1946.3
1423.5
5638.6
3622.3
78.0
2.1
(=0.389)
2339.9
5340.0
7910.7
5925.2
132.5
1.0
TO GAIN
ACHIEVED
4286.2
6763.5
13549.3
9547.5
210.5
3.1
50.8%
30.6%
30.6%
60.7%
61.7%
174.4%
49.2%
69.4%
69.4%
39.3%
38.3%
36.4%
LR (X)
INVENT. TO (X)
1.6
2.2
2.7
0.9
0.8
1.3
3.5
2.2
118.2%
0.0%
45.8%
100.0%
6) UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.)
UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keenam (atau tertinggi ketiga efisien) dalam penelitian dan memiliki kesamaan
terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan
ini, UKE D memiliki tingkat efisiensi 93.25%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 9.Tabel Peers dan Target Values UKE D Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
TARGET
TO GAIN
ACHIEVED
(UKE F, =5.924)
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
78360.0
175029.0
234173.0
144397.0
1550.0
39.7
2.1
3.0
36082.4
26390.9
104532.8
67153.1
1445.4
39.7
49.3
17.2
54.0%
84.9%
55.4%
53.5%
6.7%
0.0%
2272.4%
474.6%
46.0%
15.1%
44.6%
46.5%
93.3%
100.0%
4.2%
17.4%
7) UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang
dalam penelitian ini dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini dijadikan
sebagai acuan dasar bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 10. Tabel Peers dan Target Values UKE F Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
8) UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.)
6091.0
4455.0
17646.0
11336.0
244.0
6.7
8.3
2.9
TARGET
(UKE F, =1.000)
6091.0
4455.0
17646.0
11336.0
244.0
6.7
8.3
2.9
TO GAIN
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
ACHIEVED
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang dalam
penelitian ini, juga dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini-pun dijadikan
sebagai acuan dasar bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 11. Tabel Peers dan Target Values UKE G Tahun 1996
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
6022.0
13743.0
20359.0
15249.0
341.0
2.5
2.1
3.4
100
TARGET
(UKE G, =1.000)
6022.0
13743.0
20359.0
15249.0
341.0
2.5
2.1
3.4
TO GAIN
ACHIEVED
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan DEA yang dilakukan untuk tahun
penelitian 1996, maka simpulan yang dapat diambil terhadap hasil penelitian tersebut
adalah bahwa pada tahun 1996, terdapat 2 UKE/perusahaan yang dinilai efisien secara
relatif terhadap UKE/perusahaan lainnya yaitu PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. dan
PT. Squibb Indonesia Tbk. Ketidak-efisienan perusahaan-perusahaan dalam penelitian ini
pada umumnya terjadi pada variabel penghitungan input.
Analisis Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 2000
Analisis yang sama menggunakan metode DEA dan mencakup 3 aspek yaitu tabel
efisiensi, tabel peers dan target.
Analisis Efisiensi perusahaan
Hasil uji/tes menunjukkan bahwa pada tahun 2000, dari 8 perusahaan farmasi
yang di analisis, terdapat pula 2 perusahaan yang mencapai tingkat efisiensi relatif 100%
yaitu adalah UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) dan UKE F (PT. Schering-Plough
Indonesia Tbk.). Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi relatif paling
rendah adalah UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.).
Berikut ini adalah tabel tingkat efisiensi perusahaan pada tahun 2000 berdasarkan
urutan dari tingkat efisiensi relatif yang terendah sampai yang tertinggi:
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Tabel 12. Tingkat Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 2000
No.
1
2
3
4
5
6
UKE
H
D
C
B
A
G
Nama Perusahaan
PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
PT. Kalbe Farma Tbk.
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
PT. Dankos Laboratories Tbk.
PT. Bayer Indonesia Tbk.
PT. Squibb Indonesia Tbk.
Tingkat Efisiensi
18.98%
22.54%
22.86%
44.77%
46.97%
51.42%
7
8
E
F
PT. Merck Indonesia Tbk.
PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
100%
100%
Analisis Peers dan Target perusahaan
Analisis peers dan target digunakan untuk menentukan bagaimana suatu unit
kegiatan ekonomi (UKE) yang secara relatif tidak efisien menjadi efisien (dengan nilai
fungsi tujuan 100%). Dalam analisis ini akan diperlihatkan UKE yang dijadikan sebagai
acuan bagi UKE lain yang tidak efisien. Unit kegiatan ekonomi (UKE) yang dijadikan
acuan adalah UKE yang mempunyai karakteristik homogen dengan UKE yang tidak
efisien.
1) UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.)
UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.)
maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam
penghitungan ini, UKE H memiliki tingkat efisiensi 18.98%. Berikut tabel peers dan
target values nya :
Tabel 13. Tabel Peers dan Target Values UKE H Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
224472.0
262981.0
766611.0
320450.0
4300.0
3.3
3.8
3.4
2) UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.)
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.912)
(=0.411)
31204.7
11304.9
68796.9
48500.2
426.1
2.9
3.6
2.0
6781.7
4189.9
23335.1
12306.4
110.5
0.4
0.6
1.4
TO
37986.4
15494.8
92132.0
60806.6
536.6
3.3
4.2
3.4
ACHIEVED
GAIN
83.1%
94.1%
88.0%
81.0%
87.5%
0.0%
9.4%
0.0%
16.9%
5.9%
12.0%
19.0%
12.5%
100.0%
91.4%
100.0%
UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kedua dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT.
Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE D memiliki tingkat efisiensi 22.54%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 14. Tabel Peers dan Target Values UKE D Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
275463.0
404428.0
729039.0
441893.0
1617.0
2.1
1.1
2.7
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.533)
18234.3
6606.0
40201.1
28340.8
249.0
1.7
2.1
1.2
(=0.429)
7091.0
4381.0
24399.4
12867.8
115.5
0.4
0.6
1.5
TO
25325.3
10987.0
64600.5
41208.6
364.5
2.1
2.7
2.7
ACHIEVED
GAIN
90.8%
97.3%
91.1%
90.7%
77.5%
0.0%
143.0%
0.0%
9.2%
2.7%
8.9%
9.3%
22.5%
100.0%
41.2%
100.0%
3) UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.)
UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat
efisiensi terendah ketiga dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E
(PT. Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia
Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE C memiliki tingkat efisiensi 22.86%.
Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 15. Tabel Peers dan Target Values UKE C Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
88024.0
94360.0
232777.0
150262.0
1687.0
1.2
1.8
2.6
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.246)
8414.0
3048.3
18550.3
13077.5
114.9
0.8
1.0
0.5
(=0.610)
10076.2
6225.3
34671.3
18284.9
164.1
0.6
0.8
2.1
4) UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.)
TO
18490.2
9273.6
53221.6
31362.5
279.0
1.4
1.8
2.6
ACHIEVED
GAIN
79.0%
90.2%
77.1%
79.1%
83.5%
13.2%
0.0%
0.0%
21.0%
9.8%
22.9%
20.9%
16.5%
88.3%
100.0%
100.0%
UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keempat dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT.
Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE B memiliki tingkat efisiensi 44.77%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 16. Tabel Peers dan Target Values UKE B Tahun 2000
VARIABLE
ACTUAL
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
66660.0
65431.0
263224.0
152539.0
2466.0
2.3
1.5
4.0
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.460)
15742.4
5703.2
34707.2
24467.8
215.0
1.5
1.8
1.0
(=0.854)
14102.2
8712.7
48524.3
25590.7
229.7
0.8
1.2
3.0
TO
GAIN
29844.6
14415.9
83231.5
50058.5
444.7
2.3
3.0
4.0
55.2%
78.0%
68.4%
67.2%
82.0%
0.0%
102.1%
0.0%
ACHIEVED
44.8%
22.0%
31.6%
32.8%
18.0%
100.0%
49.5%
100.0%
5) UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.)
UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kelima dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT.
Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE A memiliki tingkat efisiensi 46.97%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 17. Tabel Peers dan Target Values UKE A Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
100686.0
63769.0
411958.0
112399.0
878.0
2.0
2.5
4.1
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.314)
10731.1
3887.7
23658.9
16678.9
146.5
1.0
1.3
0.7
(=0.988)
16322.2
10084.3
56163.1
29619.3
265.8
1.0
1.3
3.4
TO
27053.3
13972.0
79822.0
46298.2
412.4
2.0
2.6
4.1
ACHIEVED
GAIN
73.1%
78.1%
80.6%
58.8%
53.0%
0.0%
4.4%
0.0%
6) UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.)
UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keenam (atau tertinggi ketiga efisien) dalam penelitian dan memiliki kesamaan
26.9%
21.9%
19.4%
41.2%
47.0%
100.0%
95.8%
100.0%
baik terhadap UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT.
Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE G memiliki
tingkat efisiensi 51.42%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 18. Tabel Peers dan Target Values UKE G Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
36737.0
23184.0
76958.0
45858.0
347.0
0.7
0.8
2.1
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.051)
1739.3
630.1
3834.6
2703.3
23.8
0.1
0.2
0.1
(=0.575)
9497.2
5867.6
32679.0
17234.3
154.7
0.6
0.8
2.0
TO
ACHIEVED
GAIN
11236.5
6497.7
36513.6
19937.5
178.4
0.7
1.0
2.1
69.4%
72.0%
52.6%
56.5%
48.6%
0.0%
22.4%
0.0%
30.6%
28.0%
47.4%
43.5%
51.4%
100.0%
81.7%
100.0%
7) UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.)
UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang dalam
penelitian ini, dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini dijadikan sebagai
acuan bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien. Berikut tabel peers dan
target values nya:
Tabel 19. Tabel Peers dan Target Values UKE E Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
34197.0
12389.0
75394.0
53151.0
467.0
3.2
4.0
2.2
TARGET
(UKE E, =1.000)
34197.0
12389.0
75394.0
53151.0
467.0
3.2
4.0
2.2
TO GAIN
ACHIEVED
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
8) UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang
dalam penelitian ini juga dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini-pun
dijadikan sebagai acuan bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien.
Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 20. Tabel Peers dan Target Values UKE F Tahun 2000
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
16516.0
10204.0
56830.0
29971.0
269.0
1.0
1.4
3.4
TARGET
TO GAIN
(UKE F, =1.000)
16516.0
10204.0
56830.0
29971.0
269.0
1.0
1.4
3.4
ACHIEVED
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
101
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan untuk tahun penelitian
2000, maka simpulan yang dapat diambil adalah bahwa pada tahun 2000, juga terdapat 2
UKE/perusahaan yang dinilai efisien secara relatif terhadap UKE/perusahaan lainnya
yaitu PT. Merck Indonesia Tbk. dan PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
Pada penelitian ini, umumnya unit-unit kegiatan ekonomi memiliki kesamaan
terhadap kedua UKE/perusahaan yang dinilai efisien sehingga kedua UKE tersebut
dijadikan sebagai acuan bagi perusahaan-perusahaan lain yang tidak efisien. Dalam
penelitian ini, beberapa hasil output perusahaan pada umumnya telah mencapai target dan
apabila belum mencapai target, maka tingkat prosentase pencapaiannya tinggi dan hampir
mendekati target 100%.
Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, secara umum dapat
disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mempertahan efisiensi atau
kinerjanya sebelum dan sesudah krisis tidak sama. Pada tahun 1996 tedapat 2
perusahaan/UKE yang efisien secara relatif yaitu PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
dan PT. Squibb Indonesia Tbk., sedangkan pada tahun 2000 juga terdapat 2
perusahaan/UKE yang efisien tetapi berbeda yaitu PT. Merck Indonesia Tbk.
(menggantikan posisi PT. Squibb Indonesia Tbk) dan PT. Schering-Plough Indonesia
Tbk.
Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Schering-Plough Indonesia Tbk., tetap
mampu mempertahankan kinerjanya baik sebelum dan sesudah krisis, sedangkan PT.
Squibb Indonesia Tbk. mengalami penurunan efisiensi setelah masa krisis. Sementara itu,
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
PT. Merck Indonesia Tbk. justru mengalami peningkatan kinerja setelah masa krisis
dibandingkan sebelumnya.
Secara lebih spesifik, hasil analisis efisiensi dengan metode DEA terhadap tingkat
efisiensi pada 8 unit kegiatan ekonomi (UKE) dalam industri farmasi untuk tahun
penelitian 1996 dan 2000 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.) mengalami penurunan tingkat efisiensi.
2. UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi
walaupun belum mencapai optimal.
3. UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi
walaupun belum mencapai optimal.
4. UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.) mengalami penurunan tingkat efisiensi.
5. UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi menjadi
optimal sehingga perusahaan ini dinilai telah efisien.
6. UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) telah efisien dan mampu
mempertahankannya.
7. UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.) mengalami penurunan tingkat efisiensi menjadi
tidak efisien.
8. UKE H (PT. Tempo Scan pacifik Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi
walaupun belum mencapai optimal.
Rekomendasi untuk Perusahaan Obyek Penelitian
Rekomendasi yang dapat diberikan pada perusahaan-perusahaan farmasi secara
ringkas adalah:
1. UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur biaya
input dan jumlah karyawan, terutama pada input COGS (beban pokok produksi) yang
memiliki tingkat efisiensi terendah dibanding dengan input lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
2. UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur
biaya input dan jumlah karyawan. Untuk jumlah karyawan, karena memiliki tingkat
efisiensi terendah dibanding dengan input lainnya, sebaiknya dilakukan upaya
pengurangan jumlah karyawan. Untuk output, sebaiknya diupayakan untuk
mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap aktivitas produksi/operasi yang
dibiayai dengan hutang.
3. UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada
struktur biaya input dan jumlah karyawan, terutama pada input fixed asset yang
memiliki tingkat efisiensi terendah dibanding dengan input lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
4. UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.), sangat perlu memperhatikan efisiensi dari struktur
biaya input dan jumlah karyawan dan berupaya untuk meningkatkannya, karena
efisiensi pada hampir seluruh input dari perusahaan ini sangat rendah. Untuk output,
sebaiknya perusahaan mengupayakan untuk mengurangi ketergantungan dalam
menjalankan aktivitas produksi/operasi yang dibiayai dengan hutang.
5. UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.), perlu tetap berupaya mempertahankan efisiensi
yang telah dicapainya sehingga aktivitas produksi/operasi yang dilakukannya tetap
optimal.
6. UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.), perlu tetap berupaya mempertahankan
efisiensi yang telah dicapainya sehingga aktivitas produksi/operasi yang dilakukannya
tetap optimal.
7. UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur
biaya input dan jumlah karyawan, terutama pada input fixed asset yang memiliki
tingkat
efisiensi terendah
dibanding dengan input
lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
8. UKE H (PT. Tempo Scan pacifik Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur
biaya input dan jumlah karyawan, terutama pada input fixed asset yang memiliki
tingkat
efisiensi terendah
dibanding dengan input
lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
Riset terhadap efisiensi atau kinerja perusahaan sangat bernilai, karena dari riset
semacam ini dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari operasionalisasi suatu
perusahaan, dan oleh karenanya dapat digunakan sebagai feedback untuk melakukan
perbaikan. Penelitian yang kami lakukan belumlah komprehensif jika dilihat dari
indikator-indikator input maupun output yang digunakan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut yang lebih luas cakupan input maupun output yang diperhitungkan
dalam analisis agar hasilnyapun menjadi lebih signifikan. Penelitian serupa juga perlu
diterapkan pada industri-industri yang lain sebagai bahan koreksi demi maksimalnya
kontribusi dunia industri terhadap ekonomi Indonesia pada umumnya.
Referensi
Baily, Martin N. 2004. Recent Productivity Growth: The Role of Information Technology
and Other Innovations. Economic Review – Federal Reserve Bank of San
Francisco. San Francisco: pg. 35.
Capital Market Directory. 1997 & 2001. Yayasan Padi Kapas. Jakarta.
Dilwoorth, James B. 1995. Production and Operation Management. 5th edition.
Singapore: Mc-Graw Hill.
Everett, Adam Jr & Ebert, J Ronald. 1992. Production and Operation Management:
Concept, Model and Behavior. 5th edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall International, Inc.
Feiganbaum, A.V. 1991. Total Quality Control. 3rd edition. Mc-Graw Hill Book Company.
Garvin, David A. 1994. Managing Quality: The strategic and Competitive. Edge John
Wiley & Sons, Inc.
Gaspersz, Vincent. 2000. Gramedia. Jakarta.
Heizer, Jay & Barry Render. 2001. Operations Management. 5th Edition. Prentice-Hall,
Inc.
Meredith, Jack R. 1992. Production and Operations Management. John wiley & Sons,
Inc.
Plennert, Gerhard J. 2002. International Operations Management. Copenhagen Business
School Press.
Russel, Roberta S. & Bernard W.Taylor III. 1998. Production and Operations
Management. John wiley & Sons, Inc.
Skilton, Paul F. & Dooley, Kevin. 2002. Technological Knowledge Maturity, Innovation
and Productivity. International Journal of Operations & Production Management.
Bradford: Vol. 22, lss.7/8; pg. 887.
Stevenson, William J. 1995. Production and Operation Management. 4th edition, Richard
D. Irwin, Inc.
Farmasi Go-Public Sebelum dan Sesudah Krisis
Ekonomi di Jakarta
Wahyuningsih
(Dosen Biasa FE Usakti)
Indrajaya
(Alumni FE Usakti)
Abstract
Efficiency is an important measurement used to measure a company's
performance. In this thesis, we’re fully aware of the importance of efficiency towards
company's lifecycle, so that we tried to describe it in analytical way, by taking 8
companies in pharmaceutical industry which are listed in Jakarta Stock Exchange, as a
research object. The analysis is focused on comparing the companies’ efficiency before
and after economic crisis hit Indonesia in 1997/1998. The data were taken from Capital
Market Directory of 1996 and 2000 to activities which related to operational and
production.Using DEA method, the result shows that there are 2 efficient companies both
in the year of 1996 and the year of 2000. This research summarized that there are 4
companies which increased their efficiency level, 3 companies which decreased its
efficiency level, and one stagnant company.
Key words: efficiency, operational, performance
Introduksi
Penciptaan keunggulan kompetitif atau daya saing adalah poin yang sangat
penting bagi keberlangsungan suatu bisnis di era persaingan bebas nan ketat saat ini.
Dengan daya saing yang tinggi, perusahaan akan menjadi lebih tangguh karena berarti ia
memiliki banyak senjata untuk melawan para pesaingnya, berarti pula ia mampu berdiri
kokoh dan sulit digoyahkan.
Lalu apa sajakah yang mampu meningkatkan daya saing atau keunggulan
kompetitif yang penting itu? Heizer dan Render (2001) menyebut 6 (enam) keunggulan
atau strategi yang penting untuk persaingan yaitu: fleksibilitas yang tinggi dalam desain
dan volume, harga rendah (konpetitif), pengiriman yang cepat, kualitas tinggi (kesesuaian
dan kinerja), pelayanan purna jual yang maksimal, dan lini produk yang luas.
Menciptakan keunggulan kompetitif atau daya saing yang tinggi tentu tidaklah
semudah mengedipkan mata. Salah satu kunci, bahkan muara, bagi terciptanya sejumlah
keunggulan adalah efisiensi operasionalisasi aktivitas-aktivitas perusahaan. Mengapa?
Karena efisiensi mengindikasikan pengalokasian atau utilisasi sumber daya-sumber daya
organisasi, seperti uang, tenaga kerja, bahan-bahan baku dan penunjang, mesin, bangunan
dan sebagainya untuk menciptakan output, secara optimal. Dengan efisiensi, segala
bentuk pemborosan tentunya dapat dihindari, dan ini berarti biaya-biaya operasipun
menjadi lebih rendah, karena jumlah barang rusak atau cacat dapat ditekan, kerja ulang
tidak banyak terjadi, penundaan-penundaan terhindar, skedul tercapai, dan lain
sebagainya.
Melihat pentingnya efisiensi, perlu dilakukan suatu studi terhadap sejumlah
perusahaan atas kemampuan mereka dalam mencapai hal tersebut. Dari studi ini dapat
diperoleh gambaran mengenai seberapa efisien perusahaan-perusahaan tersebut dalam
operasionalisasi kegiatan-kegiatannya. Selanjutnya, dapat pula terindikasi seberapa besar
sebenarnya daya saing perusahaan yang bersangkutan.
Studi ini merupakan studi kasus terhadap sejumlah perusahaan dalam industri
farmasi yang telah listing di Bursa Efek Jakarta. Adapun metode analisis yang digunakan
adalah metode DEA (Data Envelopment Analysis) sebagai salah satu alat untuk
mengukur nilai efisiensi relatif suatu unit kegiatan ekonomi (UKE). Metode ini memiliki
keunggulan yaitu dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh metode
analisis rasio maupun metode regresi berganda. Dalam kenyataannya, kinerja suatu
organisasi/perusahaan adalah bersifat multidimensional, yang dalam proses pengukuran
efisiensinya akan melibatkan sejumlah input dan sejumlah output (multi-input multioutput).
Masalah Penelitian
Studi ini membahas tentang bagaimana efisiensi perusahaan-perusahaan dalam
industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dimana seluruhnya berjumlah
8 perusahaan, pada saat sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Analisis yang dilakukan
adalah untuk mengukur nilai efisiensi relatif perusahaan-perusahaan dalam industri
farmasi berdasarkan capital market directory tahun 1997 dan 2001 dengan menggunakan
data keuangan tahun 1996 dan 2000.
Masalah yang akan dianalisis dalam studi ini, dengan demikian dapat dirumuskan
sebagai berikut: "Bagaimanakah pencapaian efisiensi perusahaan-perusahaan dalam
industri farmasi yang telah go-public di BEJ pada sebelum dan sesudah krisis ekonomi?"
Pembatasan Masalah
Sekali lagi, studi ini mengukur efisiensi relatif atas perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri farmasi yang pada tahun 1996 terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Bayer Indonesia Tbk.
2. PT. Dankos Laboratories Tbk.
3. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
4. PT. Kalbe Farma Tbk.
5. PT. Merck Indonesia Tbk.
6. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
7. PT. Squibb Indonesia Tbk.
8. PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan data keuangan tahun 1996 dan
2000 berdasar capital market directory tahun 1997 dan 2001.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara lebih spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat efisiensi operasionalisai perusahaan-perusahaan dalam industri
farmasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi.
2. Merekomendasikan sejumlah solusi dalam meningkatkan efisiensi bagi unit-unit
kegiatan ekonomi industri farmasi yang belum efisien.
Referensi Teoritis
Efisiensi dan Kinerja Perusahaan
Perusahaan adalah suatu unit organisasi yang mentransformasikan sejumlah
sumber daya atau faktor produksi untuk menghasilkan barang dan/atau jasa untuk dijual
kepada rumah tangga, perusahaan lain atau pemerintah dengan berorientasi kepada
keuntungan (profit oriented). Keuntungan dapat dicapai oleh perusahaan bila pimpinan
berikut staffnya mempu mengorganisasikan semua sumber daya sedemikian rupa
sehingga akan menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan mempunyai kemampuan
daya saing di pasar. Kinerja (performance) perusahaan sangat mementukan
perkembangan suatu produk atau bahkan industri di masa-masa mendatang. Kinerja
organisasi/perusahaan sangat bersifat multi dimensional, ditentukan oleh berbagai profil
ukuran, diantaranya ekonomi, efektifitas dan efisiensi.
Russel dan Taylor (1998 : 647) menyatakan: "Efficiency is how well a machine or
worker performs compared to a standard output level ". Efisiensi adalah seberapa baik
kerja suatu mesin atau pekerja jika dibandingkan dengan suatu tingkat output standar.
Pendapat lain dikemukakan oleh Meredith (1992:41), yang menyatakan bahwa,
"Efficiency usually measured as the output per unit input ". Bahwa efisiensi akan diukur
sebagai output per unit input.
Efisiensi merupakan suatu ukuran atas suatu proses operasi yang menghasilkan
nilai output maksimum dengan sejumlah input tertentu, baik secara fisik maupun nilai
ekonomis (harga). Efisiensi dapat menyangkut dua hal yaitu efisiensi internal (dimana
minimalisasi
biaya
terus
dilakukan
dengan
melakukan
monitoring
yang
berkesinambungan) dan alokasi yang efisien (dimana sumber daya ekonomi dialokasikan
sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam beroperasi yang dapat
menaikkan nilai dari output).
Dari beberapa definisi yang ada, secara umum efisiensi dapat didefinisikan
sebagai seberapa baik sumber daya-sumber daya organisasi dapat dialokasikan dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang dituju. Kemampuan mengalokasikan sumber
daya organisasi secara baik akan berdampak pada kinerja organisasi keseluruhan.
Efisiensi, dengan demikian, dapat menjadi salah satu karakteristik dalam
penilaian kinerja suatu sistem operasi, seperti yang dikatakan oleh Gaspersz (2000:174).
Kkarakteristik-karakteristik lainnya yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja sistem
operasi adalah:
1) Kapasitas, adalah tingkat output maksimum dalam suatu proses.
2) Efektivitas, merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat
pencapaian output dari sistem operasi.
3) Fleksibilitas, merupakan karakteristik dari proses yang mengukur berapa lama
(waktu) perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau dapat
menggunakan sekumpulan input yang berbeda.
Pengukuran Efisiensi
Efisiensi dan produktivitas hampir tidak bisa dipisahkan, karena produktivitas
merupakan cerminan/refleksi dari efisiensi. Heizer dan Render (2001:15), mendefinisikan
produktivitas sebagai: " The ratio of outputs (goods and services) divided by one or more
inputs (such as labor, capital, or management.” Para penulis lain umumnya memberikan
definisi yang senada dengan Heizer dan Render, dengan menyatakan bahwa produktivitas
merupakan rasio antara keluaran terhadap masukan, atau rasio hasil yang diperoleh
terhadap sumber daya yang dipakai.
Mengukur efisiensi atau produktivitas, dengan demikian, dapat dilakukan dengan
membandingkan output (keluaran) dengan sejumlah input (masukan/sumber daya).
Klasifikasi Input
Yang dimaksud dengan input atau faktor-faktor produksi atau sumber daya adalah
barang atau jasa yang digunakan dalam proses operasi. Input ini secara lebih spesifik
dapat berupa uang, tanah, modal, manusia atau bahkan entrepreneurship atau kemampuan
manajerial,
yaitu
suatu
skill/keahlian
yang
dimiliki
oleh
individu
dalam
mengkombinasikan sumber daya untuk menghasilkan suatu produk dengan cara yang
efisien.
Menurut Gaspersz (2000:170), input yang digunakan dalam proses produksi bisa
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu input tetap dan input variabel.
Klasifikasi Output
Output dari suatu proses dalam sistem produksi dapat berupa barang dan/atau
jasa, yang dapat pula disebut sebagai produk. Akan tetapi dalam suatu organisasi, yang
bersifat multi dimensional, kinerja secara umum dari proses produksi dan operasionalnya
dapat pula dijadikan sebagai output dan dapat dilihat dari berbagai rasio keuangan yang
dihasilkan oleh organisasi tersebut.
Beberapa jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam pengukuran efisiensi
adalah: (a) Rasio Likuiditas (Current Ratio, Quick Ratio, Rasio Kas atas Aktiva Lancar,
Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio Aktiva Lancar atas Total Aktiva, Rasio Aktiva
Lancar atas Total Hutang Jangka Panjang); (b) Rasio Solvabilitas (Rasio Hutang atas
Modal,
Debt
Service
Ratio,
Rasio
Hutang
atas
Aktiva);
(c)
Rasio
Rentabilitas/Profitabilitas (Profit Margin, ROA, ROI, Return on Total Asset, Basic
Earning Power, EPS, Contribution Margin); (d) Rasio Leverage (Leverage, Capital
Adequacy Ratio, Capital Formation); (e) Rasio Aktivitas (Inventory Turn Over,
Receivable Turn Over, Fixed Assets Turn Over, Total Assets Turn Over, Periode
Penagihan Piutang); (f) Rasio Pertumbuhan (Kenaikan Penjualan, Kenaikan Laba Bersih,
EPS), serta (g) Rasio Penilaian Pasar (Price Earning Ratio, Market to Book Value Ratio).
Kerangka Pemikiran
Studi ini menganalisis efisiensi sejumlah perusahaan atas operasionalisasi
kegiatan-kegiatannya pada masa sebelum dan pasca krisis ekonomi. Disini diharapkan
tidak sekedar mengetahui efisiensi setiap perusahaan, tetapi juga eksistensi perusahaan
setelah masa krisis ekonomi dapat tersermin dari tingkat efisiensi yang telah dicapai
sebelumnya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah penetapan input-input yang akan
digunakan dalam analisa, yaitu meliputi nilai inventories, nilai fixed asset - net, nilai
COGS, nilai operating expenses, serta jumlah karyawan (number of employees).
Berikutnya adalah menetapkan output-output untuk analisa yaitu meliputi nilai
current ratio, nilai leverage ratio, dan nilai inventory turnover. Output-output tersebut
dinilai cukup signifikan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan likuiditasnya, seberapa jauh kegiatan perusahaan dibiayai oleh pihak luar
(hutang) jika dibandingkan terhadap modal sendiri, dan seberapa baik perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasinya.
Selanjutnya pengukuran efisiensi relatif dapat dilakukan yaitu dengan metode
DEA, antara suatu unit kegiatan ekonomi (UKE) terhadap UKE yang lainnya yang
dianggap paling efisien.
Berikut kerangka pemikiran secara skematis:
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
INPUT
Inventories
Fixed asset - net
Cost of Goods Sold (COGS)
Operating expenses
Number of employees
OUTPUT
Current ratio
Leverage ratio
Inventory turnover
Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian
Efisiensi
Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis untuk mendapatkan gambaran mengenai
pencapaian efisiensi sejumlah perusahaan farmasi. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan linier programming, metode DEA (Data Envelopment Analysis), berdasarkan
data sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi, yaitu data tahun 1996 dan tahun
2000.
Variabel dan Pengukurannya
Variabel dan pengukuran dalam penelitian ini adalah seperti dalam tabel berikut:
Tabel 1. Variabel
VARIABEL
Efisiensi
Operasional
DIMENSI
Input yang digunakan
Output yang dihasilkan
INDIKATOR
Nilai inventories
Nilai fixed asset -net
Nilai COGS
Nilai operating expenses
Jumlah karyawan
Nilai current ratio
Nilai leverage ratio
Nilai operating turnover
Adapun dalam pengukurannya, seluruh indikator menggunakan skala rasio.
Definisi Operasional Variabel
Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan seberapa baik sumber daya-sumber
daya organisasi dialokasikan dan dimanfaatkan dalam proses operasi untuk menghasilkan
output. Pengukuran efisiensi menggunakan dimensi-dimensi:
1) Input, dengan indikator:
a) Nilai inventories / persediaan, yaitu bahan atau barang yang disimpan dan
akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti untuk
memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan.
Dalam penelitian ini, persediaan diukur dalam satuan moneter (rupiah).
b) Nilai fixed asset / aktiva tetap, yaitu merupakan akumulasi biaya
konstruksi bangunan, pabrik, peralatan, mesin dan pemasangannya,
setelah dikurangi akumulasi biaya penyusutannya. Input ini diukur dalam
satuan moneter (rupiah).
c) Nilai cost of goods sold ( COGS ) / beban pokok penjualan, yaitu harga
pokok produksi dari barang hasil proses produksi yang telah terjual.
COGS diukur dalam satuan moneter (rupiah
d) Nilai operating expenses / pengeluaran operasi (beban usaha), yaitu
sejumlah pengeluaran perusahaan dalam menjalankan operasinya, terbagi
atasi 2 jenis pengeluaran, yaitu beban penjualan dan distribusi serta beban
umum dan administrasi. Input ini juga diukur dalam satuan moneter
(rupiah).
e) Jumlah karyawan perusahaan, yaitu jumlah keseluruhan pekerja pada
perusahaan yang bersangkutan.
2) Output, dengan indikator:
a) Nilai current ratio, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
dapat dihitung melalui informasi tentang modal kerja, yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar.
b) Nilai leverage ratio, yaitu menunjukkan seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh hutang atau pihak luar dibandingkan dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
c) Nilai inventory turnover, yaitu menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, produksi dan kegiatan lainnya sehingga menunjukkan seberapa
cepat persediaan berputar.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder sehingga
pengumpulan data dilakukan dengan library research (penelitian kepustakaan). Adapun
sumber data yang dipergunakan adalah:
1. Capital Market Directory tahun 1997
2. Capital Market Directory tahun 2001
Sedangkan perusahaan-perusahaan obyek penelitian adalah perusahaan-perusahaan dalam
industri farmasi yang pada tahun 1996 telah listed di BEJ.
Metode Analisis Data
Analisis efisiensi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan linier
programming, metode DEA (Data Envelopment Analysis). Metode ini tepat untuk
pengukuran efisiensi organisasi/perusahaan atau unit kegiatan ekonomi (UKE) yang
melibatkan multi input maupun output dalam analisisnya.
Formulasi DEA
s
Maksimumkan Z k urkYrk
r 1
Dengan batasan/kendala:
s
p u
kj
rk Yrj
r 1
m
v
ik
Xi j 0; j 1,...., n
i 1
m
qk
v
ik
X ik 1
1
urk 0; r 1,...., s
vrk 0; i 1,...., m
X
=
input yang digunakan
Y
=
output yang dihasilkan
Vik
=
bobot yang diberikan pada input i oleh UKE k
Urk
=
bobot yang diberikan pada output r oleh UKE k
Konsep Dasar Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik
pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat mengatasi
keterbatasan yang dimiliki oleh analisis rasio parsial maupun regresi berganda. DEA juga
merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu
unit kegiatan ekonomi (UKE) yang meggunakan sejumlah input maupun output (multiinput multi output). Dalam metode DEA, efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio
dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya. Jadi inti dari DEA
menentukan bobot, yang memiliki sifat:
a. Tidak bernilai negatif
b. Bersifat universal
Metode DEA memiliki asumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang
memaksimumkan rasio efisiensinya. Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input
yang berbeda untuk menghasilkan output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan
memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.
Berikut adalah sejumlah input dan output yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 2. Jenis
input dan output yang digunakan
VARIABEL
KETERANGAN
A
PT. BAYER INDONESIA Tbk.
B
PT. DANKOS LABORATORIES Tbk.
C
PT. DARYA-VARIA LABORATORIA Tbk.
D
PT. KALBE FARMA Tbk.
E
PT. MERCK INDONESIA Tbk.
F
PT. SCHERING-PLOUGH INDONESIA Tbk.
G
PT. SQUIBB INDONESIA Tbk.
H
PT. TEMPO SCAN PACIFIK Tbk.
KODE
OUTPUT
Y1
Current Ratio
CR
Y2
Leverage Ratio
LR
Y3
Inventory Turnover
INV._TO
INPUT
X1
Inventories
INVENT.
X2
Fixed Asset – Net
FIX._ASS.
X3
Cost of Goods Sold
COGS
X4
Operating Expenses
OP._EXP.
X5
Number of Employees
Analisis dan Pembahasan Hasil
EMPL._NUM.
Analisis Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 1996
Analisis dengan metode DEA mencakup 3 aspek permasalahan untuk dipecahkan
yaitu tabel efisiensi, tabel peers dan target.
Analisis Efisiensi perusahaan
Setelah melalui serangkaian uji/tes, dapat diketahui bahwa pada tahun 1996, dari
8 perusahaan farmasi yang dianalisis, terdapat 2 perusahaan yang mencapai tingkat
efisiensi relatif 100% yaitu PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. dan PT. Squibb
Indonesia Tbk. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi relatif paling
rendah adalah PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan pada
tahun 1996 berdasarkan urutan dari yang terendah sampai yang tertinggi:
Tabel 3. Tingkat Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 1996
No.
1
2
3
4
5
6
UKE
C
H
B
A
E
D
Nama Perusahaan
PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.
PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
PT. Dankos Laboratories Tbk.
PT. Bayer Indonesia Tbk.
PT. Merck Indonesia Tbk.
PT. Kalbe Farma Tbk.
Tingkat Efisiensi
13.04%
17.24%
42.34%
47.63%
69.43%
93.25%
7
8
F
G
PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
PT. Squibb Indonesia Tbk.
100%
100%
Analisis Peers dan Target perusahaan
Analisis peers dan target digunakan untuk menentukan bagaimana suatu unit
kegiatan ekonomi (UKE) yang secara relatif tidak efisien menjadi efisien (dengan nilai
fungsi tujuan 100%). Dalam analisis ini akan diperlihatkan UKE yang dijadikan sebagai
acuan bagi UKE lain yang tidak efisien. Unit kegiatan ekonomi (UKE) yang dijadikan
acuan adalah UKE yang mempunyai karakteristik homogen dengan UKE yang tidak
efisien.
1) UKE C (PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.)
UKE C (PT. Darya-Varya Laboratoria Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat
efisiensi terendah dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT. Schering-Plough
Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE C memiliki tingkat efisiensi
13.04%. Berikut tabel peers dan target values nya :
Tabel 4. Tabel Peers dan Target Values UKE C Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
TARGET
TO GAIN
ACHIEVED
(UKE F, =0.593)
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
60132.0
153753.0
103380.0
51556.0
2500.0
1.1
2.2
1.7
3612.6
2642.3
10465.9
6723.4
144.7
4.0
4.9
1.7
94.0%
98.3%
89.9%
87.0%
94.2%
248.6%
127.7%
0.0%
6.0%
1.7%
10.1%
13.0%
5.8%
28.7%
43.9%
100.0%
2) UKE H (PT. Tempo Scan Pacific Tbk.)
UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kedua dalam penelitian dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT. ScheringPlough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE H memiliki tingkat
efisiensi 17.24%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 5. Tabel Peers dan Target Values UKE H Tahun 1996
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
100316.0
90503.0
257316.0
149195.0
1254.0
1.6
2.2
2.6
TARGET
(UKE F, =0.886)
5397.9
3948.1
15638.0
10046.0
216.2
5.9
7.4
2.6
TO GAIN
ACHIEVED
94.6%
95.6%
93.9%
93.3%
82.8%
259.9%
232.5%
0.0%
5.4%
4.4%
6.1%
6.7%
17.2%
27.8%
30.1%
100.0%
3) UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.)
UKE B (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah ketiga dalam penelitian dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT. ScheringPlough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE B memiliki tingkat
efisiensi 42.34%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 6.Tabel Peers dan Target Values UKE B Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
TARGET
TO GAIN
ACHIEVED
(UKE F, =1.086)
INVENTORIES (million rupiah)
18989.0
6616.1
65.2%
34.8%
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
31320.0
59869.0
45186.0
626.0
3.1
2.1
3.2
4839.1
19167.2
12313.2
265.0
7.3
9.0
3.2
84.5%
68.0%
72.7%
57.7%
133.3%
324.8%
0.0%
15.5%
32.0%
27.3%
42.3%
42.9%
23.5%
100.0%
4) UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.)
UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keempat dalam penelitian dan memiliki kesamaan terhadap UKE F (PT.
Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE A memiliki
tingkat efisiensi 47.63%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 7. Tabel Peers dan Target Values UKE A Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
48482.0
40276.0
257201.0
58666.0
938.0
1.0
1.3
5.3
TARGET
TO GAIN
(UKE F, =1.831)
11152.8
8157.3
32310.4
20756.6
446.8
12.3
15.3
5.3
ACHIEVED
77.0%
79.7%
87.4%
64.6%
52.4%
1164.7%
1091.6%
0.0%
23.0%
20.3%
12.6%
35.4%
47.6%
7.9%
8.4%
100.0%
5) UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.)
UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kelima dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE F (PT.
Schering-Plough Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE E memiliki tingkat efisiensi 69.43%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 8.Tabel Peers dan Target Values UKE E Tahun 1996
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
ACTUAL
8706.0
9741.0
19514.0
24313.0
549.0
1.1
TARGET
UKE F
UKE G
(=0.320)
1946.3
1423.5
5638.6
3622.3
78.0
2.1
(=0.389)
2339.9
5340.0
7910.7
5925.2
132.5
1.0
TO GAIN
ACHIEVED
4286.2
6763.5
13549.3
9547.5
210.5
3.1
50.8%
30.6%
30.6%
60.7%
61.7%
174.4%
49.2%
69.4%
69.4%
39.3%
38.3%
36.4%
LR (X)
INVENT. TO (X)
1.6
2.2
2.7
0.9
0.8
1.3
3.5
2.2
118.2%
0.0%
45.8%
100.0%
6) UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.)
UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keenam (atau tertinggi ketiga efisien) dalam penelitian dan memiliki kesamaan
terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan
ini, UKE D memiliki tingkat efisiensi 93.25%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 9.Tabel Peers dan Target Values UKE D Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
TARGET
TO GAIN
ACHIEVED
(UKE F, =5.924)
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
78360.0
175029.0
234173.0
144397.0
1550.0
39.7
2.1
3.0
36082.4
26390.9
104532.8
67153.1
1445.4
39.7
49.3
17.2
54.0%
84.9%
55.4%
53.5%
6.7%
0.0%
2272.4%
474.6%
46.0%
15.1%
44.6%
46.5%
93.3%
100.0%
4.2%
17.4%
7) UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang
dalam penelitian ini dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini dijadikan
sebagai acuan dasar bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 10. Tabel Peers dan Target Values UKE F Tahun 1996
VARIABLE
ACTUAL
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
8) UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.)
6091.0
4455.0
17646.0
11336.0
244.0
6.7
8.3
2.9
TARGET
(UKE F, =1.000)
6091.0
4455.0
17646.0
11336.0
244.0
6.7
8.3
2.9
TO GAIN
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
ACHIEVED
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang dalam
penelitian ini, juga dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini-pun dijadikan
sebagai acuan dasar bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 11. Tabel Peers dan Target Values UKE G Tahun 1996
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
6022.0
13743.0
20359.0
15249.0
341.0
2.5
2.1
3.4
100
TARGET
(UKE G, =1.000)
6022.0
13743.0
20359.0
15249.0
341.0
2.5
2.1
3.4
TO GAIN
ACHIEVED
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan DEA yang dilakukan untuk tahun
penelitian 1996, maka simpulan yang dapat diambil terhadap hasil penelitian tersebut
adalah bahwa pada tahun 1996, terdapat 2 UKE/perusahaan yang dinilai efisien secara
relatif terhadap UKE/perusahaan lainnya yaitu PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. dan
PT. Squibb Indonesia Tbk. Ketidak-efisienan perusahaan-perusahaan dalam penelitian ini
pada umumnya terjadi pada variabel penghitungan input.
Analisis Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 2000
Analisis yang sama menggunakan metode DEA dan mencakup 3 aspek yaitu tabel
efisiensi, tabel peers dan target.
Analisis Efisiensi perusahaan
Hasil uji/tes menunjukkan bahwa pada tahun 2000, dari 8 perusahaan farmasi
yang di analisis, terdapat pula 2 perusahaan yang mencapai tingkat efisiensi relatif 100%
yaitu adalah UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) dan UKE F (PT. Schering-Plough
Indonesia Tbk.). Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi relatif paling
rendah adalah UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.).
Berikut ini adalah tabel tingkat efisiensi perusahaan pada tahun 2000 berdasarkan
urutan dari tingkat efisiensi relatif yang terendah sampai yang tertinggi:
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Tabel 12. Tingkat Efisiensi UKE Industri Farmasi Tahun 2000
No.
1
2
3
4
5
6
UKE
H
D
C
B
A
G
Nama Perusahaan
PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
PT. Kalbe Farma Tbk.
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
PT. Dankos Laboratories Tbk.
PT. Bayer Indonesia Tbk.
PT. Squibb Indonesia Tbk.
Tingkat Efisiensi
18.98%
22.54%
22.86%
44.77%
46.97%
51.42%
7
8
E
F
PT. Merck Indonesia Tbk.
PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
100%
100%
Analisis Peers dan Target perusahaan
Analisis peers dan target digunakan untuk menentukan bagaimana suatu unit
kegiatan ekonomi (UKE) yang secara relatif tidak efisien menjadi efisien (dengan nilai
fungsi tujuan 100%). Dalam analisis ini akan diperlihatkan UKE yang dijadikan sebagai
acuan bagi UKE lain yang tidak efisien. Unit kegiatan ekonomi (UKE) yang dijadikan
acuan adalah UKE yang mempunyai karakteristik homogen dengan UKE yang tidak
efisien.
1) UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.)
UKE H (PT. Tempo Scan Pacifik Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.)
maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam
penghitungan ini, UKE H memiliki tingkat efisiensi 18.98%. Berikut tabel peers dan
target values nya :
Tabel 13. Tabel Peers dan Target Values UKE H Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
224472.0
262981.0
766611.0
320450.0
4300.0
3.3
3.8
3.4
2) UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.)
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.912)
(=0.411)
31204.7
11304.9
68796.9
48500.2
426.1
2.9
3.6
2.0
6781.7
4189.9
23335.1
12306.4
110.5
0.4
0.6
1.4
TO
37986.4
15494.8
92132.0
60806.6
536.6
3.3
4.2
3.4
ACHIEVED
GAIN
83.1%
94.1%
88.0%
81.0%
87.5%
0.0%
9.4%
0.0%
16.9%
5.9%
12.0%
19.0%
12.5%
100.0%
91.4%
100.0%
UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kedua dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT.
Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE D memiliki tingkat efisiensi 22.54%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 14. Tabel Peers dan Target Values UKE D Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
275463.0
404428.0
729039.0
441893.0
1617.0
2.1
1.1
2.7
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.533)
18234.3
6606.0
40201.1
28340.8
249.0
1.7
2.1
1.2
(=0.429)
7091.0
4381.0
24399.4
12867.8
115.5
0.4
0.6
1.5
TO
25325.3
10987.0
64600.5
41208.6
364.5
2.1
2.7
2.7
ACHIEVED
GAIN
90.8%
97.3%
91.1%
90.7%
77.5%
0.0%
143.0%
0.0%
9.2%
2.7%
8.9%
9.3%
22.5%
100.0%
41.2%
100.0%
3) UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.)
UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat
efisiensi terendah ketiga dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E
(PT. Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia
Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE C memiliki tingkat efisiensi 22.86%.
Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 15. Tabel Peers dan Target Values UKE C Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
88024.0
94360.0
232777.0
150262.0
1687.0
1.2
1.8
2.6
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.246)
8414.0
3048.3
18550.3
13077.5
114.9
0.8
1.0
0.5
(=0.610)
10076.2
6225.3
34671.3
18284.9
164.1
0.6
0.8
2.1
4) UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.)
TO
18490.2
9273.6
53221.6
31362.5
279.0
1.4
1.8
2.6
ACHIEVED
GAIN
79.0%
90.2%
77.1%
79.1%
83.5%
13.2%
0.0%
0.0%
21.0%
9.8%
22.9%
20.9%
16.5%
88.3%
100.0%
100.0%
UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keempat dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT.
Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE B memiliki tingkat efisiensi 44.77%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 16. Tabel Peers dan Target Values UKE B Tahun 2000
VARIABLE
ACTUAL
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
66660.0
65431.0
263224.0
152539.0
2466.0
2.3
1.5
4.0
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.460)
15742.4
5703.2
34707.2
24467.8
215.0
1.5
1.8
1.0
(=0.854)
14102.2
8712.7
48524.3
25590.7
229.7
0.8
1.2
3.0
TO
GAIN
29844.6
14415.9
83231.5
50058.5
444.7
2.3
3.0
4.0
55.2%
78.0%
68.4%
67.2%
82.0%
0.0%
102.1%
0.0%
ACHIEVED
44.8%
22.0%
31.6%
32.8%
18.0%
100.0%
49.5%
100.0%
5) UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.)
UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah kelima dalam penelitian dan memiliki kesamaan baik terhadap UKE E (PT.
Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE A memiliki tingkat efisiensi 46.97%. Berikut
tabel peers dan target values nya:
Tabel 17. Tabel Peers dan Target Values UKE A Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
100686.0
63769.0
411958.0
112399.0
878.0
2.0
2.5
4.1
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.314)
10731.1
3887.7
23658.9
16678.9
146.5
1.0
1.3
0.7
(=0.988)
16322.2
10084.3
56163.1
29619.3
265.8
1.0
1.3
3.4
TO
27053.3
13972.0
79822.0
46298.2
412.4
2.0
2.6
4.1
ACHIEVED
GAIN
73.1%
78.1%
80.6%
58.8%
53.0%
0.0%
4.4%
0.0%
6) UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.)
UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.) merupakan UKE dengan tingkat efisiensi
terendah keenam (atau tertinggi ketiga efisien) dalam penelitian dan memiliki kesamaan
26.9%
21.9%
19.4%
41.2%
47.0%
100.0%
95.8%
100.0%
baik terhadap UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) maupun terhadap UKE F (PT.
Schering-Plough Indonesia Tbk.) yang efisien. Dalam penghitungan ini, UKE G memiliki
tingkat efisiensi 51.42%. Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 18. Tabel Peers dan Target Values UKE G Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
36737.0
23184.0
76958.0
45858.0
347.0
0.7
0.8
2.1
TARGET
UKE E
UKE F
(=0.051)
1739.3
630.1
3834.6
2703.3
23.8
0.1
0.2
0.1
(=0.575)
9497.2
5867.6
32679.0
17234.3
154.7
0.6
0.8
2.0
TO
ACHIEVED
GAIN
11236.5
6497.7
36513.6
19937.5
178.4
0.7
1.0
2.1
69.4%
72.0%
52.6%
56.5%
48.6%
0.0%
22.4%
0.0%
30.6%
28.0%
47.4%
43.5%
51.4%
100.0%
81.7%
100.0%
7) UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.)
UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang dalam
penelitian ini, dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini dijadikan sebagai
acuan bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien. Berikut tabel peers dan
target values nya:
Tabel 19. Tabel Peers dan Target Values UKE E Tahun 2000
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
34197.0
12389.0
75394.0
53151.0
467.0
3.2
4.0
2.2
TARGET
(UKE E, =1.000)
34197.0
12389.0
75394.0
53151.0
467.0
3.2
4.0
2.2
TO GAIN
ACHIEVED
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
8) UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.)
UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) merupakan salah satu UKE yang
dalam penelitian ini juga dinilai efisien. Dengan tingkat efisiensi 100%, UKE ini-pun
dijadikan sebagai acuan bagi unit-unit kegiatan ekonomi lainnya yang tidak efisien.
Berikut tabel peers dan target values nya:
Tabel 20. Tabel Peers dan Target Values UKE F Tahun 2000
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
VARIABLE
INVENTORIES (million rupiah)
FIXED ASSET (million rupiah)
COGS (million rupiah)
OP. EXPENSES (million rupiah)
EMPL. NUMBER (person)
CR (X)
LR (X)
INVENT. TO (X)
ACTUAL
16516.0
10204.0
56830.0
29971.0
269.0
1.0
1.4
3.4
TARGET
TO GAIN
(UKE F, =1.000)
16516.0
10204.0
56830.0
29971.0
269.0
1.0
1.4
3.4
ACHIEVED
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
101
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan untuk tahun penelitian
2000, maka simpulan yang dapat diambil adalah bahwa pada tahun 2000, juga terdapat 2
UKE/perusahaan yang dinilai efisien secara relatif terhadap UKE/perusahaan lainnya
yaitu PT. Merck Indonesia Tbk. dan PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
Pada penelitian ini, umumnya unit-unit kegiatan ekonomi memiliki kesamaan
terhadap kedua UKE/perusahaan yang dinilai efisien sehingga kedua UKE tersebut
dijadikan sebagai acuan bagi perusahaan-perusahaan lain yang tidak efisien. Dalam
penelitian ini, beberapa hasil output perusahaan pada umumnya telah mencapai target dan
apabila belum mencapai target, maka tingkat prosentase pencapaiannya tinggi dan hampir
mendekati target 100%.
Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, secara umum dapat
disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mempertahan efisiensi atau
kinerjanya sebelum dan sesudah krisis tidak sama. Pada tahun 1996 tedapat 2
perusahaan/UKE yang efisien secara relatif yaitu PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
dan PT. Squibb Indonesia Tbk., sedangkan pada tahun 2000 juga terdapat 2
perusahaan/UKE yang efisien tetapi berbeda yaitu PT. Merck Indonesia Tbk.
(menggantikan posisi PT. Squibb Indonesia Tbk) dan PT. Schering-Plough Indonesia
Tbk.
Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Schering-Plough Indonesia Tbk., tetap
mampu mempertahankan kinerjanya baik sebelum dan sesudah krisis, sedangkan PT.
Squibb Indonesia Tbk. mengalami penurunan efisiensi setelah masa krisis. Sementara itu,
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
PT. Merck Indonesia Tbk. justru mengalami peningkatan kinerja setelah masa krisis
dibandingkan sebelumnya.
Secara lebih spesifik, hasil analisis efisiensi dengan metode DEA terhadap tingkat
efisiensi pada 8 unit kegiatan ekonomi (UKE) dalam industri farmasi untuk tahun
penelitian 1996 dan 2000 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.) mengalami penurunan tingkat efisiensi.
2. UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi
walaupun belum mencapai optimal.
3. UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi
walaupun belum mencapai optimal.
4. UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.) mengalami penurunan tingkat efisiensi.
5. UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi menjadi
optimal sehingga perusahaan ini dinilai telah efisien.
6. UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.) telah efisien dan mampu
mempertahankannya.
7. UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.) mengalami penurunan tingkat efisiensi menjadi
tidak efisien.
8. UKE H (PT. Tempo Scan pacifik Tbk.) mengalami kenaikan tingkat efisiensi
walaupun belum mencapai optimal.
Rekomendasi untuk Perusahaan Obyek Penelitian
Rekomendasi yang dapat diberikan pada perusahaan-perusahaan farmasi secara
ringkas adalah:
1. UKE A (PT. Bayer Indonesia Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur biaya
input dan jumlah karyawan, terutama pada input COGS (beban pokok produksi) yang
memiliki tingkat efisiensi terendah dibanding dengan input lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
2. UKE B (PT. Dankos Laboratories Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur
biaya input dan jumlah karyawan. Untuk jumlah karyawan, karena memiliki tingkat
efisiensi terendah dibanding dengan input lainnya, sebaiknya dilakukan upaya
pengurangan jumlah karyawan. Untuk output, sebaiknya diupayakan untuk
mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap aktivitas produksi/operasi yang
dibiayai dengan hutang.
3. UKE C (PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada
struktur biaya input dan jumlah karyawan, terutama pada input fixed asset yang
memiliki tingkat efisiensi terendah dibanding dengan input lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
4. UKE D (PT. Kalbe Farma Tbk.), sangat perlu memperhatikan efisiensi dari struktur
biaya input dan jumlah karyawan dan berupaya untuk meningkatkannya, karena
efisiensi pada hampir seluruh input dari perusahaan ini sangat rendah. Untuk output,
sebaiknya perusahaan mengupayakan untuk mengurangi ketergantungan dalam
menjalankan aktivitas produksi/operasi yang dibiayai dengan hutang.
5. UKE E (PT. Merck Indonesia Tbk.), perlu tetap berupaya mempertahankan efisiensi
yang telah dicapainya sehingga aktivitas produksi/operasi yang dilakukannya tetap
optimal.
6. UKE F (PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.), perlu tetap berupaya mempertahankan
efisiensi yang telah dicapainya sehingga aktivitas produksi/operasi yang dilakukannya
tetap optimal.
7. UKE G (PT. Squibb Indonesia Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur
biaya input dan jumlah karyawan, terutama pada input fixed asset yang memiliki
tingkat
efisiensi terendah
dibanding dengan input
lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
8. UKE H (PT. Tempo Scan pacifik Tbk.), perlu meningkatkan efisiensi pada struktur
biaya input dan jumlah karyawan, terutama pada input fixed asset yang memiliki
tingkat
efisiensi terendah
dibanding dengan input
lainnya, dengan tetap
mempertahankan output yang hampir maksimal.
Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
Riset terhadap efisiensi atau kinerja perusahaan sangat bernilai, karena dari riset
semacam ini dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari operasionalisasi suatu
perusahaan, dan oleh karenanya dapat digunakan sebagai feedback untuk melakukan
perbaikan. Penelitian yang kami lakukan belumlah komprehensif jika dilihat dari
indikator-indikator input maupun output yang digunakan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut yang lebih luas cakupan input maupun output yang diperhitungkan
dalam analisis agar hasilnyapun menjadi lebih signifikan. Penelitian serupa juga perlu
diterapkan pada industri-industri yang lain sebagai bahan koreksi demi maksimalnya
kontribusi dunia industri terhadap ekonomi Indonesia pada umumnya.
Referensi
Baily, Martin N. 2004. Recent Productivity Growth: The Role of Information Technology
and Other Innovations. Economic Review – Federal Reserve Bank of San
Francisco. San Francisco: pg. 35.
Capital Market Directory. 1997 & 2001. Yayasan Padi Kapas. Jakarta.
Dilwoorth, James B. 1995. Production and Operation Management. 5th edition.
Singapore: Mc-Graw Hill.
Everett, Adam Jr & Ebert, J Ronald. 1992. Production and Operation Management:
Concept, Model and Behavior. 5th edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall International, Inc.
Feiganbaum, A.V. 1991. Total Quality Control. 3rd edition. Mc-Graw Hill Book Company.
Garvin, David A. 1994. Managing Quality: The strategic and Competitive. Edge John
Wiley & Sons, Inc.
Gaspersz, Vincent. 2000. Gramedia. Jakarta.
Heizer, Jay & Barry Render. 2001. Operations Management. 5th Edition. Prentice-Hall,
Inc.
Meredith, Jack R. 1992. Production and Operations Management. John wiley & Sons,
Inc.
Plennert, Gerhard J. 2002. International Operations Management. Copenhagen Business
School Press.
Russel, Roberta S. & Bernard W.Taylor III. 1998. Production and Operations
Management. John wiley & Sons, Inc.
Skilton, Paul F. & Dooley, Kevin. 2002. Technological Knowledge Maturity, Innovation
and Productivity. International Journal of Operations & Production Management.
Bradford: Vol. 22, lss.7/8; pg. 887.
Stevenson, William J. 1995. Production and Operation Management. 4th edition, Richard
D. Irwin, Inc.