Pedoman Umum Pembangunan dan Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) - Badan Litbang Pertanian

  Pembangunan dan Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Lampiran Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor : 216/Kpts/RC.010/H/05/2016 Tanggal : 31 Januari 2016

PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI PERTANIAN (TSTP)

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI PERTANIAN (TSTP) Penyusun: Tim Penyusun Pedoman Umum TSTP Penyunting Ahli: Prof. Dr. Achmad Suryana, M.Sc.

  Dr. Ir. Muhammad Prama Yufdy, M.Sc. Ir. Gayatri K. Rana, M.Sc.

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  

PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN SAINS DAN

TEKNOLOGI (TSTP) Cetakan I 2015 Cetakan II 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang ©Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016 Katalog dalam terbitan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

  Pedoman umum pembangunan dan pengembangan taman sains dan teknologi (TSTP)/Tim Penyusun Pedoman Umum TSTP; Penyunting Ahli, Achmad Suryana, Muhammad Prama Yufdy dan Gayatri K. Rana. --Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016. x, 78 hlm.: ill.; 21 cm

ISBN 978-602-6916-34-1 636.2.034

  1. Pedoman Umum 2. Taman Sains Pertanian

  3. Taman Teknologi Pertanian

  I. Judul

  II. Tim Penyusun Pedoman Umum TSTP

  III. Suryana, Achmad IV. Yufdy, Muhammad Prama V. Rana, Gayatri K.

  631.17 Penanggung Jawab : Dr. Ir. Muhammad Syakir, M.S. Desain Cover dan Layout : Ifan Muttaqien, S.P., MIT Achmad Sukriya, S.Ikom

  Asep Gumelar, A.Md Diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jalan Ragunan 29, Pasarminggu Jakarta 12540 Telepon : 021-7806202 Faksimile : 021-7800644 E-mail Homepage : www.litbang.pertanian.go.id

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  K ATA P ENGANTAR S esuai dengan arah Nawa Cita Presiden Republik Indonesia dan Rencana Pembangunan

  Jangka Menengah Nasional dalam era Pemerintahan 2014-2019, Kementerian Pertanian, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mulai tahun 2015 berperan aktif dalam membangun dan mengembangkan Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) sebagai sarana akselerasi

impact recognition inovasi pertanian, sekaligus terobosan untuk

memperderas arus inovasi pertanian kepada masyarakat.

  

Tahun 2016, pengembangan Taman Sains Pertanian (TSP) dilakukan

di 9 lokasi Kebun Percobaan (5 di antaranya dimulai tahun 2015),

sebagai wahana penelitian, pengkajian, pengembangan dan

penerapan inovasi pertanian sekaligus show window dan tempat

peningkatan kapasitas pelaku pembangunan pertanian termasuk

penyuluh dan petani. Sedangkan Taman Teknologi Pertanian (TTP)

dibangun di 26 kawasan di 26 kabupaten/kota, sebagai wahana

implementasi inovasi aplikatif spesifik lokasi yang matang dari hulu

ke hilir dengan melibatkan stakeholders terkait. Disamping itu,

dikembangkan pula Taman Sains dan Teknologi Pertanian di

kompleks penelitian pertanian Cimanggu Bogor, yang berskala

nasional. Taman Sains Pertanian maupun Taman Teknologi

Pertanian diharapkan tumbuh dan berkembang dengan

mengedepankan kapasitas dan potensi wilayah, sosial budaya dan

kearifan lokal masing-masing wilayah.

Buku Pedoman Umum ini dimaksudkan sebagai panduan bagi

pelaksana kegiatan di seluruh unit kerja dan unit pelaksana teknis

lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) serta stakeholders terkait lainnya, agar terjadi

persepsi yang sama dalam menyelenggarakan pengembangan TSP

dan TTP.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  

Keberhasilan pembangunan dan pengembangan Taman Sains dan

Teknologi Pertanian tidak terlepas dari kerja keras manajemen dan

peran serta Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan para

stakeholders terkait. Selamat Bekerja.

  Jakarta, April 2016 Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

DAFTAR ISI

  25 Pelaksanaan

  49

  45 VII. PENUTUP

  41 VI. EXIT STRATEGY

  INDIKATOR KEBERHASILAN DAN KEBERLANJUTAN

  36 V.

  34 Pendampingan

  31 Monitoring dan Evaluasi

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi

  13 III. RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN TSP DAN TTP

  11 II. PENGERTIAN

  11 Sasaran

  8 Tujuan

  1 Dasar Hukum

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix I.

  DAFTAR TABEL vii

  17 IV. METODOLOGI DAN TATA LAKSANA Perencanaan

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Daftar Taman Sains Pertanian sampai Tahun 2016

  21 Tabel 2. Daftar Taman Teknologi Pertanian sampai Tahun 2015

  22 Tabel 3. Indikator Kinerja Keberhasilan TTP

  35 Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Rancangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  19 Gambar 2. Input, Proses dan Output Taman Sains dan

  Teknologi Pertanian

  20 Sistem Pengelolaan TSP dan TTP

  27 Gambar 3. Gambar 4. Empat Kelompok Pelaksana (quadruple helix)

  TSTPN, TSP dan TTP Sesuai dengan Peran dan Fungsinya dalam Memperderas Adopsi Inovasi Pertanian

  33 Gambar 5. Tahapan Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian 33

  Gambar 6. Diagram Tahapan Implementasi Program TTP 39 Gambar 7. Konsep Keterkaitan Antar Lembaga dalam

  Pembangunan TSP dan TTP

  44 Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

DAFTAR LAMPIRAN

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Lampiran 1. Indikator Keberhasilan Taman Teknologi Pertanian (TTP)

  47 Lampiran 2. Indikator Keberhasilan Taman Sains Pertanian (TSP)

  49 Lampiran 3. Laporan Indikator Kinerja TSP dan TTP

  50 Lampiran 4. Baseline Survey untuk Mendukung Kegiatan Taman Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian Kuesioner Tingkat Desa/Kelompok 51

  Lampiran 5. Baseline Survey untuk Mendukung Kegiatan Taman Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian Kuesioner Tingkat Rumah Tangga

  64 Lampiran 6. Tahapan Penyusunan Rencana Bisnis

  74

I. P ENDAHULUAN

  Latar Belakang

  alu lintas produk dan jasa antar negara di era globalisasi tidak lagi memiliki sekat pembatas. Indonesia saat ini

  L

  harus memiliki strategi dalam menghadapi derasnya produk dan jasa impor di era pasar terbuka globalisasi ekonomi dunia. Strategi utama dalam menghadapi pasar dunia global adalah dengan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di wilayah Indonesia. Salah satu faktor dalam meningkatkan daya saing adalah sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), yang dimanfaatkan dan diterapkan dalam proses produksi dan aktivitas kehidupan masyarakat, khususnya untuk peningkatan nilai tambah.

  Lembaga penelitian dan pengembangan termasuk perguruan tinggi merupakan salah satu unsur penghasil iptek dalam bentuk hasil penemuan (invensi). Apabila invensi tersebut dapat mendorong lahirnya produk baru, perbaikan mutu produk yang telah ada, maupun efisiensi proses maka disebut sebagai inovasi. Agar terjadi sebuah inovasi, maka sebuah teknologi hasil penemuan (invensi) harus di- diseminasikan, diadopsi dan diterapkan oleh sektor produksi

  1

  serta menghasilkan nilai ekonomi . Oleh karena itu, diperlukan sebuah wahana yang dapat memfasilitasi aliran invensi menjadi inovasi secara lebih efisien dan efektif. Salah satu wahana tersebut adalah Taman Sains dan Teknologi/Science & 1 Techno Park (STP). Di banyak negara maju, seperti Amerika

  World Bank(2010) memberikan batasan inovasi sebagai berikut: What is not disseminated and used is not an innovation.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian Serikat, Jerman, China, dan Korea Selatan, keberadaan STP terbukti berhasil mendorong daya saing dan pertumbuhan ekonomi lokal berbasis teknologi. Pertumbuhan ekonomi lokal/daerah secara agregat menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional.

  Visi pembangunan Indonesia dalam periode pemerintahan 2014

  • – 2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. Penjabaran program untuk tercapainya visi tersebut dituangkan dalam Sembilan Agenda Prioritas atau disebut dengan Nawa Cita, yang salah satunya adalah “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional”, yang antara lain dijabarkan dalam program membangun sejumlah Taman Sains (Science Park) dan Taman Teknologi (Techno Park).

  Salah satu butir lainnya dari Nawa Cita adalah “Meningkatkan Kapasitas Inovasi dan Teknologi”. Sasaran dalam peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi di atas, yakni: meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek, meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek termasuk penyediaan SDM, sarana prasarana, kelembagaan, dan jaringan, serta terbangunnya 100 (seratus) Taman Sains dan dan Taman Teknologi (TSTP) atau

  

Science Techno Park (STP). Pemerintah bertekad untuk

  membangun 100 TSTP sebagai upaya peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi dalam rangka hilirisasi/komersialisasi hasil-hasil riset domestik.

  Di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan), TSTP dirinci menjadi tiga kelas. Pertama adalah Taman Sains dan Teknologi Pertanian Nasional (TSTPN) atau National Agro

  

Science Techno Park, diarahkan berfungsi sebagai: (a) Pusat

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian pengembangan sains dan teknologi maju, (b) Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju, dan (c) Pusat layanan teknologi maju ke dunia usaha dan industri. Lokasi TSTPN untuk pertanian ditetapkan di kawasan penelitian dan pengembangan pertanian di Cimanggu Bogor, Jawa Barat.

  Kedua, Taman Sains Pertanian (TSP) yang berada ditingkat provinsi dan dikembangkan di lokasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian atau Kebun Percobaan (KP). TSP diarahkan sebagai: (a) Penyedia pengetahuan teknologi terkini kepada masyarakat, (b) Penyedia solusi solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Taman Teknologi (techno park), dan (c) Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.

  Ketiga, Taman Teknologi Pertanian (TTP) berada di tingkat kabupaten/kota dan dikembangkan di lahan pemda dengan pengembangan pada lahan masyarakat. TTP diarahkan sebagai: (a) Pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di kabupaten/kota, dan (b) Tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas.

  Pada tahun 2015, Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) membangun 1 TSTPN, 5 TSP, dan 16 TTP. Pada tahun 2016, dikembangkan tambahan 4 TSP dan 10 TTP.

  Tujuan pengembangan TSTP yang dilaksanakan Balitbangtan Kementan adalah:

  Meningkatkan penerapan dan alih teknologi hasil 1) penelitian dan pengembangan pertanian, baik dari

  Balitbangtan ataupun dari institusi riset Kementerian/

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Lembaga Pemerintah Non Kementerian (K/L), swasta dan perguruan tinggi kepada masyarakat. Membangun model percontohan pertanian terpadu yang

  2) mengintegrasikan komponen usaha dalam suatu sistem agribisnis atau value chains, baik secara vertikal (on farm,

  off farm, non farm) maupun antar subsistem/komoditas pertanian.

  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani 3) termasuk pemuda tani, pelaku usaha, dan masyarakat sehingga terampil dalam menerapkan agroteknologi dalam pengembangan agribisnis.

  Program pembangunan dan pengembangan TSTP tepat dilaksanakan oleh Balitbangtan karena telah tersedia cukup banyak inovasi teknologi pertanian yang dihasilkan dan siap disebarluaskan kepada masyarakat. Namun demikian, keberhasilan TSP dan TTP dalam menyebarluaskan inovasi teknologi pertanian kepada masyarakat juga bergantung pada dukungan dan komitmen pemerintah daerah, khususnya untuk TTP adalah pemerintah daerah kabupaten/kota yang menjadi lokasi pengembangan TTP. Pengembangan TTP diarahkan untuk menjadi pusat pengembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah dengan menggali dan memperhatikan potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dan mendistribusikan berbagai sumber daya untuk pembangunan pertanian di wilayahnya.

  TSP dilaksanakan di lokasi UPT atau di area KP milik Balitbangtan, dan diarahkan untuk berperan sebagai sumber pengembangan tahap akhir dari inovasi teknologi yang dapat diakses oleh masyarakat pengguna. TSP dilengkapi dengan sarana berlatih bagi masyarakat yang ingin menerapkan inovasi teknologi tersebut. Namun demikian, kelembagaan dan

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian program TSP harus bersifat komplementer dan bukan pesaing atau sesuatu yang berbeda dengan kelembagaan dan program Balai Penelitian (Balit). TSP merupakan subset dari program dan kegiatan Balit dengan tujuan untuk mempercepat pengembangan inovasi teknologi yang sudah hampir matang dan penyampaiannya kepada masyarakat, antara lain melalui TTP. Kegiatan TSP tidak boleh mengganggu kegiatan penelitian yang menghendaki isolasi atau harus steril dari akses masyarakat umum

  TTP merupakan wahana penerapan inovasi teknologi langsung di area kawasan lahan pertanian milik pemda dengan areal lahan pengembangan milik masyarakat, yang diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dari daerah berbagai potensi ekonomi dan ekosistem spesifik lokasi. Proses diseminasi teknologi melalui pelatihan, pendampingan, pemagangan, dan inkubasi menjadi salah satu ukuran kinerja keberhasilan TTP. Dari proses transfer teknologi ini diharapkan terjadi adopsi teknologi unggul baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah, dan dapat mencetak para petani dan pengusaha baru yang bergerak di bidang agribisnis.

  Pemda kabupaten/kota perlu memiliki komitmen tinggi dan kepemilikan (ownership) atas TTP, karena setelah tiga tahun Balitbangtan melakukan inisiasi pengembangan, maka tahun keempat pemda akan memiliki kendali penuh terhadap keberlanjutannya. Oleh karena itu, pemda kabupaten/kota harus sudah mulai terlibat sejak awal dalam penetapan pusat lokasi kegiatan TTP, perencanaan program dan anggaran, pengalokasian anggaran, penataan organisasi, dan alokasi SDM yang ditugaskan dalam pengelolaan dan pengembangan TTP.

  Inovasi teknologi telah banyak dihasilkan dan dikembangkan oleh Balitbangtan, lembaga riset K/L, dan

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian perguruan tinggi, namun pengembangannya ke target area yang lebih luas (hilirisasi) masih terbatas, sehingga perlu upaya khusus dalam pendiseminasiannya. Praktik penyebaran inovasi teknologi di lingkup Balitbangtan selama ini sudah berjalan. Inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Pusat/Balai Besar/Balai Penelitian lingkup Balitbangtan dilanjutkan prosesnya oleh BPTP melalui pengkajian atau uji coba spesifik lokasi sehingga cocok dan layak diterapkan bagi pengembangan angribisnis sesuai potesi agroekosistem dan wilayah setempat. Proses diseminasi dilakukan melalui demonstrasi plot atau area percontohan, pelatihan, pemagangan, dan/atau inkubasi, dan selanjutnya ditransfer kepada pengguna. Prinsip percepatan diseminasi teknologi oleh BPTP yang selama ini dilakukan serupa dengan konsep diseminasi dan penerapan teknologi baru melalui pengembangan TTP, perbedaannya adalah keterlibatan pemda yang intensif dan langsung, serta skala pengembangannya yang lebih luas.

  Spirit Balitbangtan dalam melakukan penelitian dan pengembangan pertanian tetap menekankan pada aspek semangat dari Science. Innovation. Networks. Dalam proses pengembangan TSP dan TTP, semangat tersebut perlu dilanjutkan dengan Corporation Enterprise pada dua arah pengembangan, yaitu arah pertama korporasi hasil penelitian untuk agro industri (Corporation Enterprise for Agro Industry); dan arah kedua yaitu korporasi hasil-hasil penelitian dan perekayasaan untuk pembangunan pedesaan (Corporation

  

Enterprise for Rural Development). Aspek-aspek yang dimaksud

  perlu diwujudkan secara nyata dan terintegrasi baik dari sisi hard technology maupun soft technology.

  Teknologi yang diintroduksi pada TTP bukan yang sudah diadopsi masyarakat/petani secara luas, tetapi teknologi unggul yang memiliki kebaruan yang dapat meningkatkan

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian produktivitas, efisiensi dan daya saing. Teknologi yang diintroduksi harus utuh, dalam arti memiliki kelayakan usaha dan skim bisnis yang menguntungkan.

  Setiap TSP dan TTP harus memiliki identitas (identity), berupa kekhasan dalam inovasi teknologi yang diintroduksi, arah pengembangan, dan sumbangannya bagi pembangunan ekonomi setempat dan nasional. Keterlibatan swasta pada kegiatan TSP dan TTP diperlukan. Khusus TTP, peran swasta mutlak diperlukan selain untuk investasi dalam kegiatan setiap subsistem dalam agribisnis juga dapat berperan menghubungkan sentra produksi dengan pusat pasar dalam

  value chains.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat diringkaskan keberlanjutan TSP dan TTP akan dapat dicapai apabila dipenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Dukungan Pemda: Untuk TTP adanya dukungan kuat pemda kabupaten/kota berupa komitmen dan ownership atas pengembangan TTP. Untuk TSP, dukungan pemda provinsi diperlukan guna memudahkan proses pengembangan teknologi dan diseminasinya ke masyarakat luas. 2) Adanya keterlibatan intensif dari perguruan tinggi setempat dan/atau balitbangda sebagai sumber teknologi atau proses diseminasinya. 3) Tersedianya fasilitas dan terselenggaranya kegiatan pelatihan, pemagangan, dan inkubasi bisnis sebagai bagian dari proses diseminasi teknologi kepada para petani dan pengusaha, termasuk petani/pengusaha muda.

4) Adanya dukungan industri (industri jangkar atau bapak angkat) sebagai basis investasi, pasar, dan pelaku usaha.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

5) Tersedianya lahan pemda untuk pusat pengembangan dan infrastruktur dasar untuk pertumbuhan ekonomi wilayah.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  6) Berkembangnya organisasi satuan kerja daerah yang fleksibel, sehingga mampu membuat TTP mandiri, misalnya seperti Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD). 7) Terdapatnya manajemen profesional yang mampu menjalankan program TSP dan TTP sehingga kegiatan ini dapat berkembang, berkelanjutan, profit/revenue center, dan mandiri. 8) Adanya komitmen jangka panjang dari pemda bagi keberlanjutan TTP yang dicirikan masuknya kegiatan ini dalam RPJMD dan tersedianya alokasi biaya operasional yang kontinu.

  Dasar Hukum 1)

Undang-Undang (UU) No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem

  Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

  Pasal 14: Pemerintah, pemda, dan/atau badan usaha dapat membangun kawasan, pusat peragaan, serta sarana dan prasarana iptek lain untuk memfasilitasi sinergi dan pertumbuhan unsur-unsur kelembagaan dan menumbuhkan budaya iptek di masyarakat.

2) UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

  Pasal 36: Ayat (1): Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam pengembangan, peningkatan penguasaan, dan pengoptimalan pemanfaatan Teknologi Industri. Ayat (2): Pengembangan, peningkatan penguasaan, dan pengoptimalan pemanfaatan Teknologi Industri dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian bidang Industri.

  Pasal 42: Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi: (a) kerja sama penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Industri antara Perusahaan Industri dan perguruan tinggi atau lembaga Penelitian dan pengembangan Industri dalam negeri dan luar negeri; (b) lembaga penelitian dan pengembangan dalam negeri dan/atau Perusahaan Industri dalam negeri yang mengembangkan teknologi di bidang Industri.

  Pasal 43: Ayat (3): Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan: (a) penyediaan ruang dan wilayah untuk masyarakat dalam berkreativitas dan berinovasi, (b) pengembangan sentra Industri kreatif, (c) pelatihan teknologi dan disain, (d) konsultasi, bimbingan, advokasi, dan fasilitasi perlindungan Hak Kekayaan Intelektual khususnya bagi Industri kecil, dan (e) fasilitasi promosi dan pemasaran produk Industri kreatif di dalam dan luar negeri.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  3) UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 4)

UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang dan PP No 28

  Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. 5) UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

  Pasal 118 : Ayat (1) : Penelitian dan pengembangan pangan diarahkan untuk menjamin penyediaan penyimpanan pengolahan dan distribusi pangan agar mendapatkan bahan pangan yang bermutu dan aman di konsumsi bagi masyarakat.

  Pasal 119: Ayat (2): Pemerintah mendorong dan menyinergikan kegiatan penelitian dan pengembangan pangan yang dilakukan oleh pemda, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pelaku usaha dan masyarakat.

  Pasal 121: Pemerintah dan/atau pemda berkewajiban memfasilitasi publikasi, penyebaran, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian pangan.

  6)

Peraturan Presiden RI (PP) No. 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

  Dalam inisiatif 1-747 MP3EI disebutkan bahwa salah satu dari empat wahana percepatan pertumbuhan ekonomi adalah Industri berbasis daya dukung daerah (Taman Sains & Teknologi serta Taman Industri).

  7)

PP No. 27/2013 tentang Pengembangan Inkubator

Wirausaha.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  8) RPJMN 2015-2019 tentang Pembangunan Taman Sains dan Taman Teknologi.

  9)

Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi

dengan Menteri Dalam Negeri RI No. 03 Tahun 2012 - 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah.

  Pasal 16: Penataan dunia usaha dilakukan dengan cara: (a) memanfaatkan hasil-hasil litbang yang menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis, dan (b) meningkatkan kemitraan dengan lembaga/ organisasi.

  Pasal 22: Penataan sumber daya SIDa meliputi: (f) pengembangan sarana dan prasarana iptek. Tujuan Pedoman Umum Pengembangan TSP dan TTP ini disusun untuk menyediakan tuntunan dan arahan, serta memberikan kerangka kerja dalam menjabarkan langkah operasional bagi pelaksana dan pemangku kepentingan (stakeholders) TSP dan TTP baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.

  Sasaran

  1) Terlaksananya program pengembangan TSTPN, TSP, dan TTP di lingkungan Kementerian Pertanian sesuai dengan kerangka acuan dan kerangka kerja yang disajikan dalam Pedoman Umum ini.

  2) Tercapainya kesamaan persepsi dan pengetahuan sekaligus membuka ruang diskusi terkait pembangunan dan pengembangan TSP dan TTP di Indonesia.

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian II P ENGERTIAN

  Dalam pedoman umum ini, yang dimaksud dengan: 1) Taman Sains dan Teknologi Pertanian Nasional (TSTPN) adalah pusat pengembangan sains dan teknologi pertanian maju serta pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju dan Pusat layanan teknologi pertanian maju ke masyarakat. 2) Taman Sains Pertanian (TSP) adalah: (a) Tempat pengembangan invensi bidang pertanian untuk menjadi inovasi yang dilengkapi dengan unit percontohan berskala pengembangan, berwawasan agribisnis hulu-hilir, bersifat holistik dan komprehensif dalam pengembangannya, (b) Tempat kegiatan pengkajian untuk perbaikan teknologi dan perekayasaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bio- fisik dan sosial ekonomi yang berkembang sangat dinamis, (c) Tempat penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) oleh peneliti dari lembaga litbang pemerintah, dosen perguruan tinggi, dan pakar teknologi, yang siap diterapkan untuk kegiatan serta pengembangan usaha, (d) penyedia solusi solusi teknologi yang tidak terselesaikan di TTP, (e) sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi pertanian tingkat lanjut bagi pengembangan perekonomian lokal. 3) Taman Teknologi Pertanian(TTP) adalah : (a) tempat untuk penerapan teknologi pertanian hulu-hilir berwawasan agribisnis yang bersifat spesifik lokasi, (b) tempat untuk percontohan dan penerapan inovasi yang telah dikembangkan di TSP, dan (c) tempat pelatihan,

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian pemagangan, inkubasi kemitraan usaha, diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas. teknologi adalah proses pembelajaran,

  4) Transfer diseminasi, dan penerapan teknologi yang terjadi melalui unit pengembangan TSP dan TTP yang dilakukan secara simultan berbasis Spectrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) dengan memanfaatkan beragam saluran komunikasi baik secara personal, kelompok, maupun massa, secara langsung dengan tatap muka maupun bermedia cetak/tertulis dan elektronis, serta dengan memanfaatkan kelembagaan yang ada. 5) Kegiatan pengembangan teknologi, adalah pengkajian teknologi spesifik lokasi melalui uji kesesuaian terhadap aspek sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan yang selanjutnya dijabarkan ke dalam bentuk penyiapan perumusan kebijakan, bimbingan teknis, dan pendampingan.

  6) Pengkajian teknologi pertanian, adalah kegiatan pengujian kesesuaian komponen teknologi pertanian pada berbagai kondisi lahan dan agroklimat untuk menghasilkan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

7) Inovasi pertanian adalah hasil penelitian atau pengkajian pertanian yang diterapkan oleh pengguna atau pasar.

  Inovasi pertanian terdiri atas dua macam, yaitu teknologi keras (hard technology) berupa produk dan prototipe dan teknologi lunak (soft technology) berupa pengetahuan, sistem informasi, dan kelembagaan.

  8) Komponen teknologi pertanian, adalah suatu hasil kegiatan penelitian pertanian siap saji yang mempunyai

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian potensi untuk diuji lebih lanjut menjadi teknologi spesifik lokasi. 9) Teknologi pertanian spesifik lokasi, adalah suatu hasil kegiatan pengkajian yang memenuhi kesesuaian lahan dan agroklimat setempat yang mempunyai potensi untuk diuji lebih lanjut menjadi paket teknologi pertanian wilayah. 10) Paket teknologi pertanian, adalah rakitan komponen teknologi pertanian yang telah melalui berbagai uji kesesuaian lahan dan agroklimat, kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan setempat. 11) Pengguna teknologi, adalah petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha agribisnis, pengambil kebijakan/birokrat, akademisi/ilmuwan, penyuluh, pengurus dan anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani, serta masyarakat umum.

12) Petani, adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian

  (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan peternakan) atas risiko sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil). Orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain dengan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk petani. 13) Perdesaan, adalah suatu wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 14) Inkubasi teknologi dan bisnis adalah usaha untuk mengalirkan invensi atau hasil Research and Development

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  (R & D) menjadi produk komersial dan lahirnya perusahaan rintisan (start up company). Inkubasi teknologi diarahkan pada kematangan teknologi yang akan dikembangkan melalui proses R & D, prototyping, test produk, dan sertifikasi. Sedangkan Inkubasi bisnis dimulai dari studi kelayakan (feasibility study) bisnis dan penyusunan rencana bisnis (business plan), mediasi bisnis, serta pendanaan awal untuk perusahaan rintisan dan bantuan perluasan pasar.

  15) Exit Strategy adalah rencana keberlanjutan program yang

  kita laksanakan dengan mengoptimalkan lembaga dan sumber daya ditingkat lokal dan khususnya untuk pertanian termasuk dalam merancang sistem logistik yang aman dan berkelanjutan.

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian III R UANG L

  INGKUP P ENGEMBANGAN TSP DAN TTP Ruang Lingkup Pengembangan TSP dan TTP

  TSP dan TTP memiliki proses dan tata laksana yang serupa, karena keduanya merupakan upaya pengembangan dan hilirisasi inovasi teknologi pertanian, yang saling berkaitan. Perbedaannya adalah lokasi TTP berada di kawasan lahan pemda dengan area pengembangan pada lahan petani atau komunitas. Sementara itu lokasi TSP berada di kebun percobaan milik Balitbangtan.

  TTP lebih difokuskan pada pemberdayaan masyarakat khususnya petani dan pengusaha usaha kecil, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menerapkan inovasi teknologi pertanian. TSP dilaksanakan di kebun percobaan atau di lokasi unit kerja penelitian. Oleh karena itu, umpan balik yang diperoleh atau permasalahan-permasalahan dalam penerapan inovasi teknologi yang tidak dapat diselesaikan di lokasi TTP merupakan materi yang akan dikaji lebih lanjut di TSP.

  Beberapa prinsip penting pengembangan TTP sesuai arahan Badan Perencana Pembangunan Nasional (BAPPENAS) adalah sebagai berikut: 1) TTP merupakan wahana untuk mendukung upaya peningkatan ekonomi daerah yang berbasis iptek-inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa dan nilai tambah.

2) TTP mengintegrasikan proses produksi (onfarm) dengan kegiatan pengolahan dan pemasaran (off farm).

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  3) TTP merupakan wahana hilirisasi inovasi teknologi pertanian berbasis potensi daerah, melalui proses magang, pelatihan, dan inkubasi bisnis bagi calon pelaku usaha. 4) Manajemen TTP harus dilakukan secara profesional melalui perancangan kelembagaan dan SDM secara berkelanjutan.

  5) Secara bertahap, TTP dirancang untuk menjadi mandiri (bukan cost center). 6) TTP bersifat padat teknologi dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan melalui pendekatan sistem pertanian bioindustri (integrasi tanaman-ternak) serta memperhatikan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

  Cakupan Proses Pengembangan TSP dan TTP

  Proses pengembangan TSP dan TTP pada prinsipnya sama, namum terdapat beberapa penekanan-penekanan pada beberapa kegiatan yang berbeda, yaitu: 1) Perencanaan pengembangan TSP dan TTP sejak awal dilakukan melalui koordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga lembaga terkait, baik di pusat dan daerah, maupun antar pemerintah, perguruan tinggi, dan swasta. Khusus untuk TTP, keterlibatan pemda harus dimulai sejak perencanaan pengembangannya.

  2) Pelaksanaan kegiatan TSP dan TTP melibatkan seluruh unsur pemangku kepentingan, dengan pilihan kegiatan mulai dari aspek praproduksi, produksi/budi daya, panen, pascapanen, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil.

  3) Kegiatan pelatihan, magang, inkubasi bisnis menjadi salah satu kegiatan prioritas TSP dan TTP. 4) Pelaksanaan monitoring dan pemantauan terhadap semua tahapan kegiatan dan pelaksanaan evaluasi secara reguler

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian dari hasil guna dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi keberhasilan program TSP dan TTP. 5) Penyusunan laporan sebagai hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengukur atau menyimpulkan perkembangan, dan mengidentifikasi permasalahan kegiatan TSP dan TTP, dengan menggunakan indikator yang telah ditentukan. 6) Selama proses pengembangan dan penerapan teknologi diharapkan mendapat umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan pengembangan TSP dan TTP. kapasitas (capacity building) pelaku

  7) Peningkatan pembangunan pertanian dan kelembagaan lokal dilakukan secara berjenjang dan dengan sistem training to trainers sehingga dapat secara cepat menyiapkan pelaku pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis.

  Provitas & Kualitas Nilai Tambah Usaha

  Multi Multi Pemula

  Komoditas Produk Teknologi Teknologi

  Gambar 1. Rancangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian.

  Off Farm:

  • Grading
  • Packaging
  • Processing
  • Dll.

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian Gambar 2. Input, Proses, dan Output Taman Sains dan Teknologi Pertanian. Daftar lokasi TSP dan TTP tahun 2016 disajikan pada Tabel 1 dan 2.

  Tabel 1. Daftar Taman Sains Pertanian sampai 2016. Lokasi Tahun Tematik/Komoditas No Mulai Utama Propinsi Kebun Percobaan

  1 Lampung KP Natar, Kab. 2015 Teknologi pertanian Lampung Selatan lahan kering masam

  2 Jawa KP Jakenan, Kab. 2015 Teknologi pertanian Tengah Pati ramah lingkungan dan rendah emisi gas rumah kaca

  3 Kalimantan KP Banjarbaru, 2015 Teknologi pertanian Selatan Kab. Banjarbaru lahan rawa

  4 Sulawesi KP Maros, Kab. 2015 Teknologi pertanian

Selatan Maros berbasis tanaman

serealia

  5 Sulawesi KP Sidondo, Kab. 2015 Teknologi integrasi Tengah Sigi tanaman perkebunan dengan ternak

  6 Sumatera KP Sukarami, Kab. 2016 Teknologi pertanian Barat Solok sayuran organik moder

  

7 Banten KP Serpong, Kab 2016 Agro-engineering park:

Tangerang teknologi alat pertanian spesifik Indonesia terkini

  

8 Jawa Barat KP Sukamandi, 2016 Pertanian bioindustri

Kab.Subang modern berbasis padi

  9 Sulawesi KP Mapanget, Kota 2016 Teknologi pertanian Utara Manado mandiri pangan dan energi

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian Tabel 2. Daftar Taman Teknologi Pertanian sampai 2016.

  5 TTP Cikajang Kab. Garut, Jawa Barat 2015 Kentang (tambahan: domba garut dan jeruk garut)

  10 TTP Solokuro Kab. Lamongan, Jawa Timur 2015 Jagung dan sapi potong

  9 TTP Pringkuku Kab. Pacitan, Jawa Timur 2015 Padi gogo

  Kambing

  8 TTP Nglanggeran Kab. Gunung Kidul, DI Yogyakarta 2015 Kakao dan

  7 TTP Lebaksiu Kab. Tegal, Jawa Tengah 2015 Domba, padi, dan jagung

  6 TTP Sedong Kab. Cirebon, Jawa Barat 2015 Padi, mangga gedong gincu, dan domba compass agrinak

  2015 Ayam KUB, kambing perah, dan domba

  No Nama TTP Lokasi Tahun Mulai Komoditas Utama

  4 TTP Cigombong Kab. Bogor, Jawa Barat

  2015 Padi, jagung, dan sapi

  3 TTP Tanjung Lago Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan

  2 TTP Guguak Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat 2015 Kakao, jagung, dan itik

  2015 Padi, jamur, dan sapi

  1 TTP Kota Jantho Kab. Aceh Besar, Aceh

  11 TTP Tapin Selatan Kab. Tapin, Kalimantan Selatan 2015 Bawang merah dan padi

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian No Nama TTP Lokasi Tahun Mulai Komoditas Utama

  12 TTP Pelaihari Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan 2015 Padi, jagung, dan sapi

  13 TTP Garing Hatampung Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah

  2015 Bawang merah, sapi potong, tomat, dan cabai

  14 TTP Batui Kab. Banggai, Sulawesi Tengah 2015 Padi, kakao, kelapa dalam, dan sapi potong

  15 TTP Barebbo Kab. Bone, Sulawesi Selatan 2015 Padi, sapi potong, bawang, dan cabai merah

  16 TTP Mollo Kab.Timor Tengah Selatan, NTT 2015 Aneka sayur, jeruk keprok soe, dan sapi

  17 TTP Sungai Mandau Kab. Siak, Riau 2016 Padi, bawang merah, dan itik alabio

  18 TTP Geragai Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi 2016 Kelapa sawit, sapi potong, dan aneka hortikultura

  19 TTP OKU Induk Kab. OKU Induk, Sumatera Selatan

  2016 Sedang verifikasi

  20 TTP Musi Banyuasin Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan

  2016 Sedang verifikasi

  21 TTP Panceng Kab. Gresik, Jawa Timur 2016 Mangga

  22 TTP Pupuan Kab. Tabanan, Bali 2016 Kopi, serai wangi, kambing, dan lebah madu

  Tahun

No Nama TTP Lokasi Komoditas Utama

Mulai

  23 TTP Pototano Kab. Sumbawa 2016 Jagung hibrida Barat, NTB

  

24 TTP Kab. Kutai 2016 Padi gogo, jagung,

Tenggarong Kertanegara, dan singkong

Sebrang Kalimantan Timur gajah

  

25 TTP Batu Kab. Pangkep, 2016 Jeruk pamelo dan

Sulawesi Selatan ternak sapi

  26 TTP Poleang Kab. Bombana, 2016 Kelapa dalam, Barat Sulawesi kakao, dan pisang Tenggara

  Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian IV M ETODOLOGI DAN T ATA L AKSANA

  engembangan TSP dan TTP dilakukan secara sistematis dalam empat tahapan, yaitu: 1) Perencanaan, 2)

  P

  Pelaksanaan, 3) Monitoring dan evaluasi, dan 4) Program pendampingan keberlanjutan TSP/TTP.

1) Perencanaan

  Pada prinsipnya seluruh KP atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Balitbangtan merupakan embrio dari TSP. Pemilihan lokasi untuk TSP dari banyak pilihan lokasi kebun percobaan di seluruh Indonesia didasarkan atas pertimbangan pada keterwakilan agroekosistem, sebaran pulau, dan komoditas prioritas. Sementara itu pilihan lokasi TTP selain ketiga hal tersebut, juga adanya dukungan dan komitmen pemda bagi kegiatan TSP di daerahnya dan keberlanjutannya. Dalam merencanakan TSP dan TTP, beberapa aspek penting yang perlu dilakukan adalah: (a) Pengembangan organisasi pelaksana, (b) Pengembangan program, (c) Fokus Kegiatan, dan (d) Pendanaan. Masing-masing tahapan dideskripsikan sebagai berikut:

a) Organisasi pelaksana

  TSP adalah suatu kawasan pengembangan atau pengujian yang menghasilkan inovasi teknologi pertanian, untuk percontohan dan pembelajaran agribisnis bagi masyarakat sekitarnya termasuk untuk petani, kelompok tani, pengusaha pertanian, peneliti, dan pemerintah daerah. Oleh karena itu, TSP merupakan suatu kawasan atau taman (park) yang terintegrasi antara kegiatan pengembangan teknologi

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian produksi, pengolahan, pemasaran, yang didukung oleh SDM yang multi disiplin dalam bidang keilmuan. Sebagian besar SDM untuk pengembangan tersebut sudah ada di Balitbangtan, untuk beberapa bidang ilmu dan tambahan teknisi serta tenaga pendukung perlu disediakan melalui outsourcing.

  Pelaksana kegiatan TSP dan TTP merupakan suatu tim yang terdiri atas: (a) Tim Pengarah, yaitu: Kepala Balitbangtan, Sekretaris Balitbangtan, Kepala Pusat, dan kepala Balai Besar. (b) Tim Pelaksana, yaitu: penanggung jawab, sekretaris, bendahara, dan manajer pengelola. (c) Tim Teknis, yaitu: peneliti lintas disiplin dan lintas lembaga/kementerian, yang ditetapkan oleh Kepala

  Balitbangtan. (d) Mitra Utama, yaitu: perguruan tinggi terkait, unit kerja penyuluhan di daerah, dinas pertanian, dan pemda, dan (e) Pelaku usaha (swasta) pendukung kemitraan bidang usaha agribisnis.

  Struktur organisasi TSP sama dengan TTP, namun pada TTP perlu lebih banyak melibatkan unsur daerah (pemda kabupaten/kota dan kelembagaan lokal termasuk Gapoktan) dan perguruan tinggi lokal sebagai pendamping.

b) Pengembangan program

  Kegiatan TSP ditujukan untuk memberikan percontohan inovasi unggul dan memiliki kebaruan yang menjadi pusat ilmu bagi masalah-masalah bidang pertanian yang dihadapi petani dan pelaku agribinis lainnya. TSP juga merupakan tempat penelitian dan magang bagi peneliti dan mahasiswa dan ilmuwan lainnya, termasuk untuk memperbaiki teknologi

  

Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian petani (existing technology). Orientasi perancangan model berbasis inovasi teknologi, komoditas unggulan, dan bioteknologi dengan prioritas utama untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha/komoditas.

  TSTPN Kementerian Pertanian Fasilitas: Konsultasi, Demfarm, Laboratorium, Diseminasi,

  Teknologi, Operasional TSTP/ASTP Manajemen Profesional

  Fasilitas: R & D, Pendidikan, Pelatihan, Laboratorium/ Pengujian, Agro Wisata

TTP TSP

  

Bimbingan

Kawasan Usaha Pertanian Berb UPT Kementerian Pertanian Teknis/ asis Inovasi di lahan Pemdadan (Balai Penelitian, Balai

  

Pendampingan

/Kelompok Tani On-Farm Pelatihan, Kebun Percobaan)