Buku Bagi Pramuka SIAGA Siaga Sehat Siaga Semangat (2015)

  BKKBN

  Nuraini Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2015 Siaga sehat siaga semangat/Nuraini . -- Jakarta : Direktorat Kerjasama Perpustakaan Nasional RI : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN : 978-602-1564-46-2

x, 18 hal.; 21 cm. – (Seri Pendidikan Kependudukan bagi Pramuka Siaga)

  Judul II. Seri 613.043 9 Pertama kali diterbitkan oleh: SIAGA SEHAT DAN BERSEMANGAT Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan (DITPENDUK) – Penyelaras akhir : Sintawaty Sulisetyoningrum, S.Sos., MPH. Editor : Bambang Hendroyono, S.Pd., M.MPd. Penulis : Nuraini, S.Pd., M.MPd. Penanggung Jawab : Dra. Paulina Johana S., MM Sri Herlin K. S.Si. Desain sampul dan grafis : Yudi

Ayu Wulandari

Tim Ditpenduk

Email : ditpenduk @bkkbn.go.id Materi dapat diperbanyak oleh pihak lain atas izin DITPENDUK – BKKBN Cetakan Pertama, 2015

  

SERI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI

menjadi 270 juta di tahun 2025 dan antara 309 juta di tahun 2050 (Proyeksi BPS).

Penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa di tahun 2010, diproyeksikan akan

United Nations memproyeksikan, Indonesia akan menjadi penyumbang terbesar

PRAMUKA

Buku Seri Pendidikan Kependudukan Bagi Pramuka ini terdiri atas 5 isu kependudukan,

yaitu : Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk, Usia Remaja, Penduduk Usia Produktif,

diharapkan dapat menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya.

memberikan wawasan pengetahuan tentang kependudukan kepada Pramuka, yang

Pakistan, dan akhirnya Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, maka buku ini betujuan

ke-6 dari jumlah seluruh penduduk dunia, dimulai dari China, India, Nigeria, Amerika,

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Pramuka, dimulai dari Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.

seri cerita dan bacaan yang dikemas secara menarik dan disesuaikan dengan tingkatan

Penduduk Lanjut Usia, dan Urbanisasi. Masing-masing isu kependudukan memiliki buku

Oleh karena itu, dituntut peran serta dari berbagai pihak termasuk Pramuka untuk dapat

pemukiman, berkurangnya lahan untuk tempat bermain anak, pengangguran, Keadaan ini akan berdampak meningkatnya kesenjangan sosial, kepadatan penduduk terbanyak di dunia dan akan terus bertambah sampai tahun 2050. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke 4 sebagai negara dengan tingginya kebutuhan pangan dan energi dan bahkan kriminalitas. dapat melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.

tindakan dan kegiatan sehari-hari. sedangkan bagi pramuka penegak dan pandega

Pramuka siaga dan penggalang dapat membantu dengan menjadi contoh nyata dalam

membantu pemerintah dalam menekan angka laju pertumbuhan penduduk. Untuk

Usia Remaja potensial, oleh karena itu harus memiliki kualitas yang baik. Karena peran juta jiwa. Penduduk remaja merupakan modal pembangunan yang sangat akan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2025 sebesar 47 Jumlah remaja di Indonesia sebesar 43, 6 juta jiwa (BPS, 2010), jumlah tersebut pemuda sangat penting bagi keberlangsungan dan kemajuan sebuah bangsa,

pembentukan karakter anak muda. Oleh karena itu, sebagai Pramuka harus memahami

Pramuka telah terbukti di lebih dari 165 negara sebagai wadah yang efektif dalam

terhadap pembentukan karakter anak muda? Salah satunya adalah Pramuka. Dimana

diraih dibidangnya masing-masing. Organisasi mana yang memiliki perhatian penuh

meneruskan kepemimpinan bangsa dan benkotribusi sejak dini dengan prestasi yang

maka negara berkepentingan untuk memiliki anak-anak muda yang siap untuk pribadi dalam membina diri dan menjadi contoh positif untuk rekan seusianya.

dengan baik karakteristik usia remaja karena akan menjadi bekal yang baik untuk

  Penduduk Usia Produktif Jumlah penduduk usia produktif (usia 15 -64) di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 157,05 juta jiwa dan akan terus meningkat sampai tahun 2035 mencapai angka 207 jiwa. Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka syaratnya mereka harus dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Untuk mempersiapkan

generasi penerus yang akan menjadi penduduk usia produktif yang berkualitas

khususnya para generasi Pramuka, buku ini bertujuan memberikan pengetahuan

tentang berbagai profesi, motivasi untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan adanya

dunia kewirausahawan. Dimana diharapkan Pramuka dapat menjadi contoh nyata yang

baik bagi lingkungan sekitarnya.

  Penduduk Usia Lanjut Saat ini jumlah usia lanjut sekitar 21 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2050 jumlahnya meningkat mencapai angka 79,8 juta jiwa. Meningkatnya jumlah Lansia akan memberikan dampak dalam berbagai aspek kehidupan, seperti penyediaan fasilitas umum yang ramah lansia dan sikap-sikap positif dari keluarga. Oleh karena itu generasi penerus saat ini khususnya untuk para Pramuka yang akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya harus sudah

diajarkan untuk menjadi manusia yang produktif dan mandiri sehingga siap menghadapi

masa dewasa dari sekarang dengan mulai selalu menghormati, menyayangi, dan peduli

kepada kakek dan nenek mereka. Dari sisi lansia, mereka akan senang dan gembira jika

mendapat kasih sayang dan perhatian yang besar dari cucunya.

  Urbanisasi Penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan sudah mencapai 54% (BPS, 2010) dari total seluruh penduduk di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2050, penduduk yang tinggal di perkotaan akan mencapai 75%. Pesatnya pertumbuhan perkotaan dapat menyebabkan masalah seperti polusi, kemacetan, banjir, pemukiman yang padat serta kerusakan lingkungan. Bagi Daya Manusia potensial yang dapat mengelola dan membangun daerah asalnya. daerah asal (desa) jika ditinggalkan dapat menyebabkan kekurangan Sumber

Oleh karena itu perlu ditanamkan kepada setiap insan Pramuka bahwa tinggal di desa

dan kota sama saja dengan kelebihan dan kekurangannya. Setiap Pramuka didorong

untuk mencintai dan peduli daerah asalnya, memiliki kesadaran untuk memajukan

daerahnya masing-masing dan berkontribusi menciptakan desa maupun kota yang

ramah lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan berperilaku hidup

sehat. Disamping juga senantiasa selalu merasa bangga menjadi seorang Pramuka

Indonesia baik di desa maupun di kota. Salam Pramuka!

BAHAYA ASAP ROKOK

  “Pelajaran kita hari ini cukup sampai di sini ya anak-anak. Jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah kalian.” Pesan Bunda Fatmawati sebelum keluar kelas. “iya , bundaaa...!” Jawab anak-anak dengan serentak dan keras hingga terdengar sampai di luar kelas. Kemudian mereka bersiap-siap menuju lapangan untuk memulai latihan pramuka. Yanda Bahrudin dan Pak Cik Agung sudah siap menunggu mereka di lapangan.

  “Siagaaaa.......” terdengar panggilan Pak Cik Agung memanggil semua anggota pramuka siaga dengan tangan memberi tanda untuk membuat lingkaran. Semua siap untuk melaksanakan upacara pembukaan latihan siaga. Mereka upacara dengan tertib. Selesai upacara tidak seperti biasanya Pak Cik Agung membawa mereka ke dalam kelas, karena biasanya mereka selalu berlatih di alam terbuka.

  “Kenapa kita tidak berlatih di lapangan seperti biasa, Pak Cik?” Tanya Hasyim. “Yanda Bahrudin akan menyampaikan sesuatu kepada kalian. Pak Cik harap kalian dengarkan dan jangan ribut ya.” Jawab Pak Cik Agung.

  “Kira-kira Yanda Bahrudin mau menyampaikan apa kepada kita? Kelihatannya penting sekali.” Ujar Adam pada Hasan, teman sebangkunya.

  “Aku tahu” jawab Siti yang duduk di bangku depan Adam dan Hasan. “Yanda Bahrudin ingin menyampaikan tentang bahaya merokok.” Katanya dengan suara lantang.

  “Kamu tahu darimana, Siti?” Tanya Adam penasaran. “Memang anak kecil ada yang merokok? hingga Yanda Bahrudin mengajak kita berkumpul di ruang kelas untuk membicarakan masalah ini?”

  “Ya karena lebih baik diberi tahu sejak dini, Adam, sehingga kita tidak coba-coba untuk merokok nantinya.” Jawab Hasan tegas. “Kemarin sewaktu aku pergi bersama kakakku, aku melihat ada anak seusia kita sudah memegang rokok ditangannya.

  Wah, kacau sekali.” Cerita Hasan kepada teman- temannya. Adam membentuk huruf O pada mulutnya, Siti mendengarkan.”Ya, aku juga pernah melihat di televisi, ada anak kecil yang sudah terbiasa merokok, kalau tidak di beri, maka dia akan menangis keras,” Komentar Siti

  Tidak berapa lama mereka bercerita, Yanda Bahrudin datang. “Selamat Siang Anak-anak, Salam Pramuka” Ucapnya sambil mengangkat tangan memberi salam. Kemudian Ia berjalan menuju meja guru dengan gagah karena memakai baju seragam pramuka yang rapi, membawa tas jinjing berisi laptop dan proyektor.

  “Siang ini kita tidak berlatih di lapangan, mungkin beberapa dari kalian sudah ada yang tahu kenapa.” Ucapnya di depan kelas. “Yanda mendapat tugas dari Kepala Sekolah untuk menjelaskan tentang bahaya merokok pada kalian.” Jelas Yanda Bahrudin kepada anggota pramuka siaga. Yanda Bahrudin membuka laptopnya di meja dan menyiap proyektor, terlihat gambar tanda dilarang merokok di pojok kirinya bertuliskan “Bahaya Merokok”.

  Semua tenang dan antusias untuk mendengarkan penjelasan dari Yanda Bahrudin.

  Yanda Bahrudin mulai menjelaskan pada anak-anak apa itu rokok. “Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila dikonsumsi oleh kita dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan, kalian tahu apa itu zat adiktif?” Tanyanya kepada anak-anak yang serentak dijawab tidak. “Zat adiktif adalah bahan berbahaya atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan pada pemakainya, anak-anak.” Jelasnya lagi. “Siapa yang ayahnya dirumah suka merokok?” Tanyanya kepada anak-anak.

  Beberapa anak mengacungkan tangannya malu-malu, Yanda Bahrudin lanjut menjelaskan. “Berdasarkan kategori perokok, ada dua jenis perokok yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Apa itu perokok aktif?

  Perokok aktif adalah orang yang suka merokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif.”

  “Berarti kalau ayah Adam perokok, Adam juga perokok ya Yanda?” Tanya Adam dengan lantang dan percaya diri, disambut tawa teman-teman sekelasnya.

  Yanda Bahrudin tersenyum mendengar pertanyaan Adam. “Justru lebih berbahaya perokok pasif, Adam. Memang Ayah kamu perokok, Adam?” Tanya Yanda Bahrudin, Adam hanya tersenyum malu. “Kalau ayah kamu perokok dan kamu sayang kepada ayah kamu, katakan padanya untuk berhenti. Karena merokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Bukan hanya bagi perokok aktif, perokok pasif pun lebih berbahaya karena perokok pasif jauh lebih rentan terserang penyakit.” Jelas Yanda Bahrudin.

  “Ada yang tahu penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan dari merokok?” Tanya Yanda Bahrudin.

  Siti mengacungkan tangan dengan semangat sambil menjawab dengan lantang “Penyakit paru- paru, gangguan pernapasan, melahirkan anak yang cacat pada ibu hamil sampai kematian, Yanda”.

  “Iya, betul sekali Siti. Pasti kamu sudah melihat iklan di televisi, ya?” Jawab Yanda Bahrudin sambil bercanda. “Maka dari itu anak-anak, jangan merokok ya. Karena selain membahayakan diri sendiri juga dapat membahayakan orang-orang di sekitar kita.” Nasihat Yanda Bahrudin kepada anak-anak .

  “Siagaaaa......” terdengar suara Pak Cik Agung memanggil anggota siaga dari lapangan. “Pak Cik Agung sudah memanggil kalian semua untuk kembali ke lapangan, Yanda berharap kalian semua mengerti dengan penjelasan Yanda tadi. Silahkan kalian semua ke lapangan.” Lanjut Yanda Bahrudin, sambil memberikan salam pramuka. Anak-anak keluar kelas menuju lapangan dengan tertib. Mereka akan melanjutkan pelatihan pramuka mereka dengan Pak Cik Agung seperti biasanya.

Kami Sayang Bu Cik Kartini

  Hari Sabtu adalah hari yang sangat ditunggu- tunggu oleh anak-anak. Mereka akan latihan pramuka.

  Pembina pramuka mereka adalah Bu Cik Kartini dan Pak Cik Agung yang juga alumni SD Mandiri.

  Bu Cik Kartini adalah sosok yang ramah dan dewasa, ia suka menasehati, memberikan saran dan masukan pada sesama teman, guru atau pada anak didiknya. Selain aktif membina pramuka, ia juga masih aktif melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Bu Cik Kartini selalu semangat dalam membina pramuka.

  Namun hari Sabtu ini, Bu Cik Kartini terlihat tidak bersemangat. Bu Cik Kartini yang biasanya selalu perhatian saat sedang latihan pramuka di lapangan upacara, kini hanya terduduk lesu di bawah tiang bendera.

  Tentu saja, wajah Bu Cik Kartini yang tidak bersemangat itu terlihat oleh anggota Barung Putih dan Barung Merah sehingga membuat mereka khawatir akan keadaan Bu Cik Kartini.

  “Bu Cik Kartini kenapa ya. Seperti kurang sehat” Kata Christina memperhatikan.

  “Matanya seperti orang kurang tidur.” Jawab Hasan yang mendengar ucapan Christina.

  “Kamu tahu darimana itu wajah orang kurang tidur?” Tanya Mutia penasaran.

  “Wajah kakakku seperti itu jika sedang mengerjakan tugas dari kampus sampai malam. Lelah, seperti orang kurang tidur.” Jawabnya langsung menjelaskan. “Bu Cik Kartini adalah seorang mahasiswi yang sedang sibuk membuat tugas akhir tetapi harus membagi waktu melatih kita pramuka. Mungkin karena itu ia terlihat lelah.” Katanya lagi.

  “Wah kalau begitu terus, Bu Cik Kartini bisa tidak akan melatih kita lagi!” Celetuk Adam, membuat anggota Barung Putih semakin khawatir. Barung Putih sangat menyayangi Bu Cik Kartini. Mereka tidak ingin Bu Cik Kartini berhenti melatih pramuka. Wajah mereka bingung dan penuh kekhawatiran.

  Akhirnya mereka pun sepakat untuk menanyakan langsung pada Bu Cik Kartini selepas latihan pramuka sore itu.

  Walaupun sedih, namun Barung Putih tetap akan berlapang dada dengan jawaban Bu Cik Kartini nantinya. Tetapi mereka tetap berharap bahwa Bu Cik Kartini tidak akan berhenti untuk melatih mereka pramuka.

  Segera setelah latihan pramuka selesai, Barung Putih bergegas menghampiri Bu Cik Kartini yang sedang meneguk minuman.

  “Bu Cik, boleh kami bertanya?” Tanya Mutia dengan hati-hati sambil menatap wajah Bu Cik Kartini.

  “Iya, Mutia, tanya apa?” Tanya Bu Cik Kartini sambil tersenyum dengan suara lembut. “Ada apa ramai-ramai seperti ini?” Tanyanya lagi heran.

  “Apa benar, Bu Cik mau berhenti melatih kami karena lebih mementingkan kuliah?” Tanya Mutia.

  Bu Cik Kartini semakin heran, ia mengernyitkan dahinya hingga terlihat beberapa kerutan.

  “Kata siapa Bu Cik akan berhenti melatih kalian?” Tanyanya lembut tanpa berhenti tersenyum. “Bu Cik memang sangat lelah karena kuliah dan tugas akhir.

  Tapi kalianlah penyemangat Bu Cik, agar segera menyelesaikan seluruh tugas akhir dan dapat melatih kalian lagi.” Jelasnya dengan bijaksana. “Bu Cik tidak akan meninggalkan kalian. Bu Cik mencintai kalian dan pramuka. Jadi kalian tidak usah takut!” Ujarnya semangat sambil tersenyum.

  “Tapi Bu Cik terlihat sangat lelah hari ini. Kami pikir Bu Cik kelelahan dan akan berhenti melatih pramuka.” Ucap Pertiwi.

  “Tidak apa-apa, kelelahan karena mengerjakan tugas akhir sudah biasa untuk mahasiswa tingkat akhir seperti Bu Cik. Nanti juga lelahnya hilang. Jadi kalian tidak perlu khawatir lagi.” Katanya lagi menjelaskan.

  “Memang kapan Bu Cik lulus? Apakah tugas akhir sangat susah, Bu Cik?” Tanya Pertiwi.

  “Tidak susah, kalau kalian rajin dan tekun pasti bisa mengerjakannya dengan baik dan lulus tepat waktu. Maka dari itu, kalian harus tekun dan rajin belajar.” Nasihat Bu Cik Kartini. “Bu Cik akan lulus sebentar lagi, bila tugas akhir Bu Cik sudah selesai, pasti dapat lebih konsentrasi melatih kalian.” Jawabnya lagi.

  “Jadi Bu Cik tidak akan berhenti melatih kami, ya bu?” Tanya Christina dengan semangat. Bu Cik Kartini membalas dengan mengangguk sambil tersenyum.

  Wajah anggota Barung Putih seketika berubah, mereka sangat senang mendengar penjelasan Bu Cik Kartini.

  “Bu Cik tidak akan berhenti melatih pramuka hanya karena tugas akhir, karena pramuka sudah sangat Ibu cintai dari SD dulu. Walaupun Bu Cik kelelahan dan hampir setiap malam tidak tidur, tetap saja Bu Cik akan selalu bersemangat apabila saat melatih pramuka sudah tiba!” Jawab Bu Cik Kartini semangat.

  Sore itu, mereka berjalan pulang bersama Bu Cik Kartini dengan gembira. Mereka senang dan sangat lega sehingga tidak sabar untuk latihan pramuka kembali hari Sabtu depan. Semangat Bu Cik Kartini yang ingin tetap melatih mereka disela kesibukannya sebagai mahasiswi tingkat akhir membuat anggota Barung Putih kagum. Mereka semua ingin seperti Bu Cik Kartini yang bersemangat untuk mencapai cita- citanya dengan tetap melatih mereka pramuka.

Sulitnya Mencari Pekerjaan

  Hari Minggu pagi adalah waktu Hasan untuk menonton kartun kesukaannya yang akan ditayangkan di televisi. Tapi kali ini ada yang berbeda, Hasan tidak berada di sofa rumahnya sambil memegang mainan robotnya seperti biasa yang ia lakukan. Pagi itu Ia sudah berada di lapangan dekat rumahnya, memakai kaos dan celana olahraga.

  Hasan lari pagi bersama Kak Riski, kakak pertamanya yang baru saja lulus dari Perguruan Tinggi disalah satu Universitas di Kota Surabaya.

  Hasan senang sekali, semenjak ada kakaknya di rumah ia tidak lagi merasa kesepian. Kakak keduanya, Kak Lia, baru saja meneruskan kuliahnya diluar kota dan mengharuskannya untuk tinggal disana. Semenjak itu rumahnya jadi sangat sepi. Namun sekarang Kak Riski sudah pulang dan ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bersama dengan kakaknya.

  Sore hari saat berkumpul bersama, Ayah bertanya “Kamu sudah cari pekerjaan, Ris?” Tanya Ayah Hasan sambil membaca koran. “Sudah melamar dimana saja? Belum ada panggilan?” Ujar Ayah lagi, seketika pertanyaan Ayah membuat raut wajah Kak Riski muram.

  “Sudah Ayah, di beberapa tempat. Tapi belum dipanggil juga.” Jawab Kak Riski sedih.

  “Kamu harus lebih sabar lagi, kalau sudah rezekinya nanti pasti dapat.” Kata Ayah menyemangati Kak Riski.

  “Memang kakak mau kerja apa?” Tanya Hasan yang belum mengerti, ia melihat wajah Kak Riski yang muram.

  Hasan merasa kasihan terhadap Kak Riski yang belum dapat pekerjaan. Ia sering melihat Kak Riski membuat surat lamaran pekerjaan tapi tidak pernah ada balasan.

  Hal ini membuat Hasan ikut menjadi sedih dan terlihat oleh teman-temannya di sekolah. Adam bertanya kepada Hasan, “Mengapa kamu terlihat sedih?”

  “Tidak apa-apa” Jawab Hasan setelah Adam bertanya. “Aku khawatir terhadap kakakku.” Ujar Hasan.

  “Ada apa dengan kakakmu, Hasan? Bukankah dia sudah lulus dari Perguruan Tinggi? Kamu harusnya senang dan bangga!” Ujar Adam lantang hingga membuat Hasan tersenyum kecil.

  “Betul, tapi masalahnya malah datang setelah itu” Katanya ragu-ragu untuk melanjutkan. “.... nyatanya.... sampai sekarang..... dia belum juga mendapatkan pekerjaan.” Lanjut Hasan pelan dengan raut muka sedih.

  “Jadi kamu sedih karena kakakmu masih belum mendapat pekerjaan?” Tanya Harun yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Hasan.

  “Tenang saja, Hasan. Jangan khawatir. Kakakmu pasti akan segera mendapatkan pekerjaannya. Dia pintar dan sangat tangguh.” Ucap Hasyim menyemangati. “Jadi sabar saja, yang penting tidak boleh menyerah.” Katanya lagi.

  “Benar kata Hasyim, kakakku awalnya juga sulit mendapatkan pekerjaan. Tetapi sekarang ia sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan elektronik ternama. Ia selalu menyemangatiku untuk belajar dengan giat agar dapat mencapai cita-cita. Ayah dan ibuku sangat bangga padanya, karena memang sudah dari Sekolah Dasar dia selalu mendapat juara kelas. Aku berminat menjadi anggota pramuka juga karena kakakku. Kata kakakku, anak pramuka itu disiplin dan mau bekerja keras.” Cerita Adam kepada teman-temannya.

  “Wah kakakmu dan kamu berbeda sekali ya, Adam.” Celetuk Gatot menggoda.

  “Kalian benar, teman-teman. Kita memang harus belajar dengan giat, berusaha dengan keras dan tidak berhenti berdoa agar keinginan dan cita- cita kita tercapai.” Ucap Hasan menyimpulkan.

  Kini ia tidak lagi sedih dan khawatir terhadap masalah kakaknya, yang penting ia sudah mendoakan agar Kak Riski mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

  Setiap orang harus memiliki cita-cita. Untuk mencapai cita-cita itu kita harus belajar dengan sungguh-sungguh agar apa yang kita cita-citakan dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Permainan Ketangkasa n

  o

  Segi Empat Berantakan Bagaimana cara bermainnya....kita coba yuuuk......

  1. Setiap barung di beri amplop yang berisi potongan kertas.

  2. Setiap barung diminta menyusun potongan tersebut sehingga terbentuk tulisan yang nantinya akan menjadi semboyan kelompok. o

  Hulahope Berantai

  1. Diberikan permainan dengan menggunakan hulahope, selanjutnya masing-masing anggota barung harus bisa memindahkan hulahope ke anggota barung lainnya.

  2. Pertama, hulahope yang diletakkan diatas leher dengan cara diletakkan di leher tanpa menggunakan tangan.

  3. Kedua, hulahope diselempangkan pada leher dan ketiak. Barung diatur dengan formasi lingkaran sambil menyanyikan lagu “siapa bisa menjadi terbaik, terus menerus tidak pernah salah”.

  4. Ketiga, hulahope berpindah ke teman di sebelahnya.