Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi: Pendekatan Psikologi Sastra Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif,
metode kualitatif adalah metode yang berhubungan dengan nilai atau kesan dari
objek (Tantawi, 2014:61).
3.2 Bahan Analisis
Data dalam penelitian ini adalah unsur yang membentuk kepribadian
tokoh utama dalam kajian psikologi sastra. Sumber data pada penelitian ini adalah
data tulis berupa novel ranah 3 warna serta data yang mendukung dalam
penelitian ini.
Judul novel

: Ranah 3 Warna

Pengarang

: A. Fuadi

Penerbit


: Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Jumlah halaman

: 469

Cetakan

: I (pertama)

Tahun terbit

: 2011

Warna sampul

: Coklat campur

3.3
3.3.1


Teknik Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian pustaka. Penelitian pustaka,

suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan
menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku,
periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara
berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya,

v

Universitas Sumatera Utara

yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun laporan ilmiah. (Fathoni,
2005:95-96).
Pertama, metode heuristik dan hermeunitik. Menurut Pradopo (dalam
Tantawi, 2014: 62) metode heuristik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan
struktural bahasanya, sedangkan hermeneutik pembacaan karya sastra berdasarkan
konvensi sastranya.

Pada metode heuristik dilakukan dengan cara membaca novel yang
menjadi objek utama (primer) penelitian ini. Pada bagian ini novel dipahami
berdasarkan konvensi bahasa-bahasa yang digunakan oleh pengarang sebagai
media untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Bahasa dipahami melalui
berbagai aspek makna kebahasaan. Misalnya, melalui makna kata, baik tersurat
maupun tersirat.
Kemudian pada metode hermeneutik yaitu membaca karya sastra
berdasarkan konvensi sastranya. Yaitu dengan membaca novel Ranah 3 Warna
objek penelitian dengan cara memahami konvensi-konvensi yang berlaku
terhadap sebuah karya sastra, terutama konvensi sastra. Konvensi yang
menyangkut kepada tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, point of view (sudut
pandang), dan gaya bahasa. Pada bagian ini akan dianalisis bagaimana pengarang
mengambil dan mengungkapkan tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut
pandang dan gaya bahasa sehingga karya pengarang tersebut menjadi sebuah
karya sastra yang benar-benar bermanfaat untuk dunia sastra itu sendiri maupun
untuk pembaca.

v

Universitas Sumatera Utara


3.4

Teknik Analisis Data
Menurut Faruk, (2015:56)

analisis

data

pertama-tama

adalah

penganalisisan sumber-sumber di atas sesuai dengan teori-teori yang ia gunakan.
Langkah awal analisis ini adalah pemaknaan terhadap “Karya yang diteliti melalui
struktur masing-masing unsur karya hipogram dan transformasinya”.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dalam mengkaji data.
Menurut


Nasir

(dalam

Tantawi,

2014:66)

Analisis

deskriptif

adalah

mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara
sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomen dengan fenomena pada objek yang diteliti. Dalam analisis deskriptif ini,
data yang diperoleh dicatat dan dipilih berdasarkan perbutir masalah yang terdapat
dalam novel Ranah 3 Warna.
Penganalisisan data penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Membaca dan mengapresiasi novel tersebut
2. Mengumpulkan data-data yang mengungkapkan tentang kepribadian tokoh
utama dalam novel Ranah 3 Warna
3. Menyimpulkan tentang kepribadian tokoh utama
4. Mengumpulkan data-data dari buku dan sumber informasi yang terkait
dengan penelitian.

v

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PEMBAHASAN
Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya A.
Fuadi
4.1 Unsur-Unsur Intrinsik yang Mendorong Kepribadian Tokoh Utama
dalam Novel Ranah 3 Warnakarya A. Fuadi
4.1.1 Tema
Pengertian tema menurut Fenanie (2000:8) adalah ide, gagasan, pandangan
hidup yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Menurut Aminuddin (dalam

Siswanto, 2008:161) tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan
sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang
diciptakannya. Tema merupakan kaitan antara makna dengan tujuan pemaparan
prosa rekaan oleh pengarangnya.
Tema yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna ialah menuntut ilmu.
Menuntut

ilmu

adalah

salah

satu

pendorong

kepribadian

Alif


untuk

menjadikannya pribadi yang cerdas, bercita-cita tinggi, dan pantang menyerah
dalam mengejar ilmu.

4.1.2 Alur
Alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin sebuah ceita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam suatu

v

Universitas Sumatera Utara

cerita (Abrams, 1981:137). Stanton (2007:14) mengemukakan alur adalah cerita
yang berisi kejadian tetapi tokoh-tokoh tersebut adalah unsur penting dalam
sebuah cerita. Pentingnya unsur tersebut pada fungsi tokoh yang memainkan suatu
peran sehingga cerita tersebut dapat dipahami oleh pembaca.
Alur dalam novel Ranah 3 Warna adalah alur maju dan mundur. Alur
adalah bentuk dari pribadi Alif yaitu dengan mengingat balik bagaimana Alif

dalam berjuang untuk sukses dengan kerja keras, sabar, dan mengamalkan ilmu
yang di ajarkan ustadznya waktu di pesantren Man Shabaro Zhafira siapa yang
bersabar akan beruntung.

4.1.3 Tokohdan Penokohan
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan
sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan
menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin, 1984:85). Tokoh dalam
karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkahlaku atau watak-watak
tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan di sebut
perwatakan.
Dalam suatu cerita kehidupan tokoh protagonis sehari-hari jarang ada
orang yang mempunyai watak yang seluruhnya baik. Selain kebaikan orang
mempunyai

kelemahan.

Selain

itu


ada

juga

watak

protagonis

yang

menggambarkan dua sisi kepribadian yang berbeda, seperti tokoh utama dalam
novel Ranah 3 Warna tokoh utama mempunyai sifat yang mudah tersinggung
meskipun dia tidak mendendam.
v

Universitas Sumatera Utara

Stanton


(dalam

Nurgiyantoro,

2007:165)

mengungkapkan

bahwa

penokohan adalah gambaran tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dengan sikap
ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh
tersebut. Jadi, penokohan merupakan gambaran terhadap tokoh-tokoh berdasarkan
waktu atau kepribadiannya yang dapat diketahui dari ciri fisiologis, psikologis,
dan sosiologis.
Tokoh dan kepribadiannya dalam novel Ranah 3 Warna
1. Alif Fikri sebagai tokoh utama adalah pribadi yang giat dalam mengejar
cita-cita, menuntut ilmu, baik, jujur, pekerja keras, tetapi mudah
tersinggung.
2. Randai pribadi yang setia kawan, manja, dan malas belajar tetapi
mempunyai otak yang cerdas.
3. Raisa pribadi yang murah senyum, pering, ramah, dan baik.
4. Ayah pribadi pekerja keras dan bertanggung jawab.
5. Amak pribadi pekerja keras dan juga lembut
6. Wira pribadi yang setia kawan
7. Agam pribadi yang pandai menghibur teman dan lucu
8. Memet pribadi pecinta damai
9. Rusdi pribadi yang pandai berpantun dan pecinta tanah air.
10. Bang Togar pribadi keras tetapi baik dan suka bersedekah.
11. Francois Lepin (Franc) pribadi yang ramah, baik, dan lucu.
12. Ferdinant pribadi yang baik, bertanggung jawab, dan penyayang.
13. Madeleine (Mado) pribadi yang lembut, rajin memasak dan penyayang.
14. Robert (Rob) berwatak pemarah, ambisius dan arogan
15. Lance Katapuk
16. Daniel Janvier
17. Stephane Jobin
18. Alban Plamondon
19. Patrick
20. Mark
21. Kim
22. Emily
23. Sebastian Trudeau
24. Cathy
25. Agus Munawir
26. Alexa
v

Universitas Sumatera Utara

27. Elva
28. Mira
29. Bi Oom
30. Asto
31. Mang Udin
32. Tata
33. Ibu Tin
34. Pak Danang
35. Kang Romli
36. Atang
37. Jumbo
38. Menlu
39. Tyson
40. Kurdi
41. Pak Purnomo
42. Rinto
43. Ketut
44. Pak Oce
45. Pak Ruli
46. Ibu Sonia
47. Pak Widodo
48. Kak Wawan
49. Roni
50. Bonny
51. Sazli
52. Dina
53. Topo
54. Sandi
55. Kak Miki
56. Dinara
57. Rinto
58. Ema
59. Asti
60. Raja

v

Universitas Sumatera Utara

4.1.4

Latar
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, tempat, dan suasana

terjadinya lakuan dalam karya sastra (Sudjiman, 1993:48).
1. Latar Waktu
Latar waktu pada novel Ranah 3 Warna adalah pagi, siang, sore, dan
malam.
2. Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ranah 3 Warna adalah
a. Maninjau, Sumatera Barat Indonesia yaitu rumah Alif dan Danau
Maninjau
b. Bandung, Jawa Barat Indonesia yaitu kos Randai, UNPAD, kos bang
Togar.
c. Jakarta yaitu bandara Soekarno-Hatta
d. Amman, Yordania (tanah timur tengah)
e. Kanada, Montreal, dan Quebec (Benua Amerika).
3. Latar Suasana
Latar suasana pada novel Ranah 3 Warna adalah senang, susah, sedih,
dan bahagia.
Latar adalah penjelas untuk waktu, tempat, dan suasana yang dirasakan
Alif dalam menuntut ilmu yang mendorong kepribadiannya menjadi tampak yang
dapat membentuk kepribadian Alif yaitu pribadi yang mudah tersinggung.

4.1.5 Gaya Bahasa
Menurut Harimurti (dalam Pradopo, 2007:265) gaya bahasa adalah
pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, lebih
khusus adalah pemakaian ragam bahasa tertentu untuk memeroleh efek tertentu.
Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah efek estetis yang menghasilkan seni.

v

Universitas Sumatera Utara

Gaya adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan
menggunakan media massa bahasa yang indah dan harmonis serta mampu
menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan
emosi pembaca (Aminuddin, 1984:71).
Dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan bahasa yang diberi
gaya dengan menggunakan ragam bahasa yang khas dan dapat diidentifikasi
melalui pemakaian bahasa yang menyimpang dari penggunaan bahasa sehari-hari
atau yang lebih di kenal sebagai bahasa khas dalam wacana sastra.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Ranah 3 Warna ini melibatkan
masalah kiasan dan majas: majas kata, majas kalimat, majas pikiran, dan majas
bunyi. Sedangkan bahasa yang digunakan dalam novel ini bahasa Minang
(Padang), bahasa Sunda (Bandung), bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa
Arab dan bahasa Perancis.
Gaya bahasa digunakan agar karya sastra indah untuk dibaca. Dengan
ragam bahasa yang di pakai disinilah kepribadian Alif muncul yaitu kepribadian
Alif yang pantang menyerah dalam mengejar ilmu mempelajari bahasa yang
belum pernah ia ucapkan dan pelajari yaitu bahasa Perancis.
4.1.6 Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari
tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan
gayanya sendiri.

v

Universitas Sumatera Utara

Harry Shaw (dalam Sudjiman, 1988:76) menyatakan titik pandang terdiri
atas:
1. Sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam waktu dan ruang yang digunakan
pengarang dalam pendekatan materi cerita
2. Sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap
masalah dalam cerita.
3. Sudut pandang pribadi, yaitu hubungan yang dipilih pengarang dalam
membawa cerita; sebagai orang pertama, kedua, atau ketiga. Sudut
pandang pribadi dibagi atas (a) pengarang menggunakan sudut pandang
tokoh, (b) pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawaan, dan (c)
pengarang menggunakan sudut pandang yang impersonal: ia sama sekali
berdiri di luar cerita.
Sudut pandang termasuk pendorong kepribadian tokoh utama, yaitu
dengan melihat sudut pandang pribadi, mental, dan sudut pandang fisisk.

4.2

Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri dalam Novel Ranah 3 Warna
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan kepribadian menurut Balitbang

Kemendiknas

yaitu relegius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Berikut uraian kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3
Warna karya A. Fuadi:

v

Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Pribadi Pantang Menyerah
Pantang menyerah dapat diartikan dengan mengejar untuk mendapatkan
sesuatu dengan sungguh-sungguh dengan tidak takut gagal, tidak putus asa, dan
terus mencoba hingga berhasil.
Berikut kutipannya dalam novel tersebut Batanggang :
”Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan berbagai
mata pelajaran dan rumus penting. Semua aku tulis besar-besar dengan
spidol agar gampang diingat. Di atas segala macam tempelen pelajaran ini,
aku tempel sebuah kertas merah,, bertuliskan Arab tebal-tebal: Man Jadda
Wajada! Mantra ini menjadi motivasiku kalau diriku, setiap aku merasa
semangatku melorot. Aku paksa diriku lebih kuat lagi. Aku lebihkan usaha.
Aku jalanku beberapa halaman lagi, beberapa soal lagi, beberapa menit
lagi. Going the extra miles. I’malu fauqa ma’amilu. Berusaha di atas ratarata orang lain” (Fuadi, 2011:12).
Tokoh Alif Fikri adalah tokoh yang pantang menyerah untuk menggapai
cita-citanya baik dalam belajar untuk kuliah keluar negeri. Cita-cita Alifsangat
tinggi untuk masuk UMPTN jurusan Teknologi seperti pak Habibie, walaupun
Alif tidak bisa masuk perguruan tinggi tanpa ijazah SMA ia ikut ujian tes setara
SMA. Akhirnya,

Ia memutuskan untuk mengambil jurusan Hubungan

Internasional. Dengan mencoba berulang-ulang tanpa putus asa, dan berbagai cara
Alif lakukan untuk berhasil.

4.2.2

Pribadi Cerdas
Cerdas adalah sempurna perkembangan akal budinya (untuk berfikir,

mengerti, dan tajam pemikirannya (KBBI 2007:2009).
Berikut kutipannya dalam novel tersebutLipatan Koran Basah :
’’Aku buka pelan-pelan lipatan itu dan ini dia: terpampang sebuah tulisan
besar yang memenuhi setengah halaman koran. Di bagian atas berjudul
Diplomasi Alternatif Buat Negara Palestina”. Di bawah judul itu tercetak
rapi: “Alif Fikri pengamat masalah internasional. Mahasiswa HI Unpad”.

v

Universitas Sumatera Utara

Alhamdulillah pekikku. Lupa kalau masih ada kuliah. Tetapi peduli amat.
Ini sejarah baru dalam hidupku, tulisanku akhirnya dimuat media massa.
Mukaku bersemu merah karena senang” (Fuadi, 2011:149).
Tokoh Alif adalah pribadi yang cerdas yaitu terbukti pada kutipan di atas
bahwa Alif berhasil memasukkan tulisannya di Koran.
Kepribadian Alif Fikri yang cerdas tergambarkan dalam novel Ranah 3
Warna yang mengatakan bahwa Alif tepat dalam mengambil keputusan, berfikir
positif, maju, berwawasan luas dan ulet dalam belajar agar dia bisa memenangkan
juara.
Berikut kutipannya dalam novel Ranah 3 Warna :
”Felicitations, mon homologue. Selamat ya mitraku, teriaknya.Aku menangkap
bayangan Rob yang tertunduk di ujung ruangan.Dia hanya mendaat medali
perunggu.Aku merasa telah menaikkan misiku merebut penghargaan dan
mengalahkan bule itu dengan talak. Lihat, orang kampung dari Indonesia pun
bisa menggusur seorang bule kanada, kalau mau mengerahkan segenap doa dan
usaha. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan, kami menang” (Fuadi, 2011:414).

Tokoh Alif adalah pribadi yang cerdas yang terbukti bahwa Alif berhasil
mendapatkan medali emas dalam perlombaan siapa yang kreatif dan berhak
mendapatkan medali asal dapat menunjukkan prestasi antara pertukaran kuliah
mahasiswa Kanada dengan mahasiswa Indonesia.

4.2.3

PribadiGemar Membaca
Tokoh berkebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya. (Zubaedi, 2013:74). Selain menambah
ilmu pengetahuan, gemar membaca juga menghindarkan seseorang dari hal-hal
yang kurang berguna.
Berikut kutipannya dalam novel tersebut Mendaki Tiga Tingkat Puncak
Buku :

v

Universitas Sumatera Utara

’’Kamarku kini seperti toko barang bekas. Buku dan catatan usang
berceceran disana-sini. Pelan-pelan, aku tumpuk semua buku di lantai
berdasarkan kelas. Hasilnya, satu bukit puncak buku untuk pelajaran kelas
satu, satu bukit kelas dua, dan satu bukit kelas tiga. Tiga bukit buku! Aku
meneguk ludah. Aku baru sadar ketiga bukit inilah yang akan aku daki
kalau ingin menaklukkan ujian persamaan SMA dan UMPTN”
(Fuadi,2011:9).

Tokoh Alif adalah pribadi gemar membaca untuk mengejar cita-citanya
agar masuk perguruan tinggi dari jalur UMPTN. Alif giat membaca buku meski ia
tidak pernah mempelajarinya. Tapi rasa ingin tahu Alif sangat besar dan kerja
kerasnya juga telah membuahkan hasil.

4.2.4

Pribadi yang Optimis
Optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik

dalam menghadapi segala hal (KBBI, 2007:801).
Berikut kutipannya dalam novel tersebut Mendaki Tiga Tingkat Puncak
Buku :
’’Orang-orang yang aku kenal ini menaruh simpati, kasihan, bahkan ada
yang meremehkanku. Seakan mereka tidak percaya dengan tekad dan
kemampuanku. Aku tidak butuh semua komentar mereka. Aku bukan
pecundang. Sebuah ‘dendam’ menggelegak di hatiku. Aku ingin
membuktikan kepada mereka semua, bukan mereka yang menentukan
nasibku, tapi diriku dan Tuhan. Aku punya impianku sendiri. Aku ingin
kuliah lulus UMPTN, kuliah di jalur umum untuk bisa mewujudkan
impianku ke Amerika” (Fuadi, 2011:8).

Alif memiliki kepribadian optimis dalam menghadapi permasalahan. Alif
selalu optimis dalam menghadapi segala macam permasalahan dengan baik.
Walaupun berbagai masalah menghampiri dirinya, Alif selalu membuktikan untuk

v

Universitas Sumatera Utara

menjadi yang terbaik demi masa depan yang cerah. Ketika ia memang benarbenar ditimpa masalah yang memang tidak mudah dijalaninya dalam menimba
ilmu.
Berikut kutipan pribadi optimis dalam novel tersebut: ”siap Yah. Jadi
ambo akan bertekad akan memaksimalkan usaha persis seperti Denmark.
Membalikkan semua penilaian orang yang memandang sebelah mata” (Fuadi,
2011:25)

Tokoh Alif juga membuka mata bahwa orang yang di remehkan tidak
selalu kalah, kalau ada usaha pasti akan menang. Yaitu dengan membalikkan
semua penilaian orang yang memandang sebelah mata.

4.2.5

Pribadi Mudah Tersinggung
Mudah tersinggung dapat dikatakan sensitif, tidak suka di rendahkan, dan

tidak suka dinilai.
Alif adalah pribadi yang mudah tersinggung, tetapi walaupun begitu Alif
tidak mendendam dan tetap memaafkan walaupun terkadang ia juga sering
mengingatnya.
Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebutjangan remehkan
meminjam:
’’Mataku yang tadi sudah diserang kantuk langsung nyalang lagi. Kawanku
sudah mengeluarkan isi hatinya. Langsung menikamku. Aku memang
orang yang meminjam. Tapi pengakuan dan penyalahan seperti ini dari
kawan dekatku tetap membuatku terpana. Dadaku sesak dan sumbuku
tersulut juga akhirnya.
apa sebetulnya masalah wa’ang? Keberatan kalau aden sering
menulis artikel?” tanyaku mengundang bencana,” (Fuadi,
2011:169).

v

Universitas Sumatera Utara

Tokoh Alif adalah tokoh yang mudah tersinggung apabila ia mendengar
yang membuat hatinya sakit. Di kisahkan dalam novel tersebut ketika ia
meminjam komputer Randai untuk mengerjakan tugas komputernya rusak, dan
Randai mengatakan hal yang membuat Alif sakit hati dan Alif pindah kos.
Walaupun Alif memaafkan Randai tetapi Alif masih sering teringat Randai
apalagi Randai adalah saingan terberatnya.

4.2.6

Pribadi yang Sabar
Tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak

lekas patah patah hati (KBBI 2007:973).
Alif memiliki pribadi yang sabar, walaupun cobaan datang kepadanya
terus-menerus tanpa henti. Alif terus sabar dan mengamalkan mantra dari
ustadnya waktu di Pondok Madani (PM) dulu Man shabaro zafira siapa yang
bersabar pasti akan beruntung. Baik sabar dalam cobaan menimba ilmu, tidak
ada belanja di perantauan, dan di tinggal ayahnya yang tercinta. Tapi bagi Alif
semua akan membuahkan hasil walaupun entah bagaimana datangnya ataupun
kapan berhasilnya, yang pasti Allah sudah mengatur jalannya, kita hanya terus
menunggu dan bersabar.
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:
”Yang membuat aku sering termenung adalah minimnya uang bulananku.

Walau masih cukup untuk hidup sederhana,aku tidak punya uang lebih
untuk membeli buku tambahan, sekedar jajan, atau ke bioskop. Berbeda
dnegan banyak teman kuliahku yang kerap main ke Bandung Indah Plaza
untuk makan atau sekedar menonton bareng selesai kuliah” (Fuadi,
2011:83).

v

Universitas Sumatera Utara

Bukti kesabaran Alif yang selanjutnya yaitu ketika ia di tinggal ayahnya
yang tercinta, dan pergi selama-lamanya dan takkan pernah kembali, terdapat
dalam novel tersebut:
”Wajah ayah tenang tapi berawan. Tangan itu telah kelu dan semakin lama
semakin dingin. Dingin yang perih. Aku belai muka ayah dengan kedua
tanganku. Lalu aku rapatkan kelopak matanya yang setengah terbuka
dengan ujung telunjukdan jempolku. Sambil memicingkan mata, aku
genggam tangn beku ayah. Aku coba berlaku ikhlas dengan membisikkan
innalillahi wainna ilaihi rajiun. Semua yang ada di dunia semua punya
dia, dititipkan sementara dan semuanya pasti kembalikepada dia” (Fuadi,
2011:96).

Bukti kesabaran Alif juga terdapat dalam novel tersebut berikut
kutipannya:
”Sudah 20 tahun aku hidup, tapi belum pernah sekalipun aku sampai harus
tidur di rumah sakit. Aku paling takut dengan rumah sakit dan tidak kuat
dengan baunya. Apalagi kali ini aku tidak tahu bagaimana membayar
biayanya” (Fuadi, 2011:126).
Alif juga merasakan keperihan yang mendalam ketika di perantauan. Ia
sama sekali tak punya uang untuk makan dan akhirnya Alif berjualan door to
door (pintu ke pintu) membawa barang jualannya saat arisan, bahkan
kekampuspun Alif tidak malu. Pernah suatu saat Alif berjualan Ia di paksa
menyerahkan uangnya oleh preman-preman jalan, setelah uang Alif semuanya di
curi Alif di timpa musibah lagi dengan sakit tifus selama sebulan. Alif bingung
harus membayar dengan apa karena utangnya sudah banyak.

4.2.7

Pribadi Taat Agama (Relegius)
Relejius atau relegius merupakan sesuatu yang bersifat religi (kepercayaan

terhadap Tuhan) atau sesautu yang bersangkut-paut dengan religiKBBI

v

Universitas Sumatera Utara

(2007:943-944). Kerelejiusan juga ditunjukkan dengan tokoh bersikap dan
berperilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksaan agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain. (Zubaedi, 2013:74).
Berikut kutipannya dalam novel Ranah 3 Warna: “seperti biasa setiap hari
aku bangun lebih pagi dari keluarga angkatku, sebelum matahari terbit, untuk
sholat subuh. Setelah gemetaran mengambil wudu, aku bergelung lagi tidur’’
(Fuadi, 2011:370).

Tokoh Alif adalah pribadi yang taat beragama, iya selalu bersyukur,
selalu sholat lima waktu dan selalu mengamalkan apa yang di amalkan oleh
Rasulullah (Nabi) berperilaku dan patuh terhadapagama yang dianutnya.

4.2.8

Pribadi Bertoleransi
Toleransi adalah sifat atau sikap toleran (sikap menenggang pendirian

yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.Toleransi dapat
dicerminkan melalui tokoh yang memiliki sikap atau tindakan yang menghargai
perbedaan agama KBBI (2007:1204).
Berikut kutipannya terdapat dalam novel Ranah 3 Warna:
”Dengan sudut mata aku bisa melihat Franc terbelalak-belalak mengikuti
semua gerakanku ketika salat isya. Tapi ia belum berani bertanya lebih
jauh. Dia hanya berkata, ”Bonne Nuit, Alif. Selamat malam” (Fuadi,
2011:280).

v

Universitas Sumatera Utara

Tokoh Alif adalah pribadi yang bertoleransi terhadap orang yang tidak
sepaham dengannya, termasuk dalam bertoleransiagama.

4.2.9

Pribadi yang Berbakti Kepada Orang Tua
Berbakti adalah kewajiban setiap orang untuk patuh terhadap orang tua,

menyayangi dan memuliakan mereka. Orang tua ialah ayah dan ibu, orang tua
termasuk ibu adalah yang melahirkan dan membesarkan anaknya dengan kasih
sayang sedangkan ayah adalah orang yang mencari nafkah untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya. Sehingga wajib bagi anak untuk berbakti kepada orang
tua.
Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebut:
’’Namaku tercetak jelas disana. Telunjukku yang gemetar aku geser ke
kanan lagi. Dan tercetaklah disana nomor kode untuk Hubungan
Internasional Padjadjaran. Alhamdulillah ya Tuhan. Sebuah senyum terbit
di bibir ayah. Belum pernah aku melihat senyum ayah seperti pagi ini.
Tanpa suara, tapi sungguh senyum yang lebar dan terang” (Fuadi,
2011:30).
Alif adalah anak yang berbakti pada orangtua. Ia selalu membuat orang
tua bahagia. Selalu membanggakan orangtua dengan prestasi-prestasinya dan
telah menjadi anak yang dapat menghidupi keluarganya dengan baik.

4.2.10 Pribadi Bertanggung Jawab
Tanggungjawab diaplikasikan

oleh

tokoh

yang

terbiasa

untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri
sendiri,keluarga, masyarakat, lingkungan (alam, social budaya), dan Tuhan yang
maha Esa. (Zubaedi, 2013:74). Tanggungjawab merupakan tindakan-tindakan di
atas kewajiban dan terkesan seperti sebuah pengemban tugas.

v

Universitas Sumatera Utara

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:
’’Kini akulah laki-laki satu-satunya di keluarga kecil kami. Akulah yang
harus membela amak dan adik-adik. Tapi bagaimana caranya? Kalau ingin
menggantikan peran Ayah mencari nafkah, aku mungkin harus berhenti
kuliah dan bekerja. Tapi bagaimana dengan impianku untuk kuliah? Untuk
merantau keluar negeri? Aku memijit-mijit keningku yang kini berkulit
kusut. Pesan terakhir ayah terus bersipongpong di lubuk hatiku: ’’alif,
belaadik-adik dan amakmu. Rajinlah sekolah.” Ya Allah, berilah aku
kemudahan untukmenjalankan amanat ini” (Fuadi, 2011:100).

Tokoh Alif adalah pribadi yang bertanggungjawab dengan apapun yaitu
untuk menghidupi keluarganya. Setelah ayah Alif meninggal dunia ayahnya
berpesan untuk menjaga orangtuanya dan adik-adiknya. Karena tinggal Aliflah
anak laki-laki satu-satunya. Ialah yang membela mereka.

4.2.11 Pribadi Bercita-cita Tinggi
Setiap tokoh pasti mempunyai cita-cita dan ingin mendapatkannya dengan
cara belajar dan bekerja keras. Cita-cita adalah keinginan setiap individu agar
hidupnya mudah, bahagia dan dihormati.
Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebut:
”Aku tatap matanya. Dia sungguh-sungguh, tidak sedang bercanda. Aku
menjawab keras, ’’jangankan setahun, tiga tahunpun akan aden lakukan
demi mencapai cita-cita. Kalau tidak mau menolong, aden akan tolong
diri-sendiri.” Aku kemudian bergegas pergi, sementara Randai kembali
berteriak-teriak minta maaaf” (Fuadi, 2011:10).

Tokoh Alif adalah pribadi yang bercita-cita tinggi, cara apapun akan dia
lakukan demi mengejar cita-citanya. Seperti belajar fisika, matematika, kimia
semua Alif lakukan, Alif pelajari walaupun ia tidak mengerti sedikitpun. Alif
berjuang keras untuk masuk perguruan tinggi ITB dan akan pergi ke Amerika.

v

Universitas Sumatera Utara

Walaupun masuk ITB Alif tidak berhasil tetapi ia telah menginjakkan kakinya di
benua Amerika yaitu di Kanada tepatnya di Quebec.

4.2.12 Pribadi yang Suka Tantangan Baru
Alif adalah pribadi yang suka dengan tantangan baru atau hal-hal yang Ia
rasa dapat mengetes kemampuannya apakah ia dapat menaklukkannya atau tidak.
Apapun caranya ia akan mencoba agar ia dapat menaklukkan semua tantangan
yang akan diterimanya.
Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebut:
”Sungguh tantangan yang berat buat aku, seorang lulusan pesantren yang
tidak belajar kurikulum SMA. Mendengar aku nekat akan mencoba
peruntungan ini, keluarga dan teman-temanku bersimpati dengan cara
masing-masing. Beberapa orang teman SD-ku yang sekarang sudah kuliah
mengajakku masuk D3 saja. ”Aden saja yang lulusan SMA favorit tidak
tembus UMPTN. Berat benar.coba D3 yang lebih ringan persainnya dan
bisa cepat kerja,” kata Zulman meyakinkan bahwa aku akan senasib
dengannya” (Fuadi, 2011:6).
Tokoh Alif adalah pribadi yang suka tantangan baru, ia ingin mencoba dan
menganggap ia mampu melakukannya.

4.2.13 Pribadi Pekerja Keras
Tokoh memiliki perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas dengan sebaik-baiknya.
(Zubaedi, 2013:75).Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu(KBBI, 2007:554).
Sedangkan keras merupakan gigih atau bersungguh-sungguh hati. (KBBI,
2007:5540).
Pribadi pekerja keras terdapat dalam novel tersebut:

v

Universitas Sumatera Utara

”Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan berbagai
mata pelajaran dan rumusan penting. Semua aku tulis besar-besar dengan
spidol agar gampang diingat. Di atas segala macam tempelan pelajaran ini,
aku temple sebuah kertas karton merah, bertuliskan tulisan Arab tebaltebal: Man Jadda Wajada ! mantra ini menjadi motivasiku kalau sedang
kehilangan semangat. Bahkan aku teriakkan kepada diriku, setiap aku
merasa semangatku melorot. Aku paksa diriku lebih kuat lagi. Aku
lebihkan usaha. Aku lanjutkan jalanku beberapa halaman lagi, beberapa
soal lagi, beberapa menit lagi. Going the Extra miles. I’malu fauqa ma
‘amilu. berusaha di atas rata-rata orang lain” (Fuadi, 2011:12)
Bukti pribadi pekerja keras terdapat dalam novel Ranah 3 Warna halaman
117:
”Dalam hanya hitungan bulan setelah membuat perjanjian dengan dirisendiri, aku sekarang telah punya tiga pekerjaan paruh waktu: mangajar
privat, menjual barang catalog dari tantenya Wira, dan tentu saja kain
produksi minang dari Randai. Akibatnya, jadwal hidupku berubah drastis.
Akhirnya tidak ada lagi waktu berleha-leha. Pagi kuliah,siang mengajar,
sore dan malam habis untuk mencari nafkah.”

Alif adalah sesosok yang rajin dan pekerja keras. Ia selalu bertekad kuat,
selalu melebihkan usaha diatas rata-rata orang lain yaitu dengan kesabaran dalam
apapun cobaan yang diterimanya. Baik cobaan mengejar ilmu, uang yang bulanan
yang hampir tidak cukup, semua cobaan itu iya tuntaskan dengan sunguh-sungguh
dengan kesabaran, ikhlas, bertawakkal, selama ada usaha pasti ada jalan.

4.2.14 Pribadi yang Tegar
Tegar atau tabah adalah menjdikan kuat. Dengan masalah yang datang
terus-menerus tanpa henti yang menjadikannya tabah, kuat dan bersyukur KBBI
(2007:1155).
Pribadi yang tegar terdapat dalam novel tersebut halaman 130:
”Memang seminggu lalu aku menulis surat pendek, tetapi aku tidak
bercerita kepada Amak bahwa aku sakit. Aku tidak mau Amak tahu dan
lalu menjadi cemas dengan kondisiku. Sudah begitu banyak yang yang
dipikirkan beliau. Sebagai anak laki-laki, paling tua lagi, aku harus bisa
tegar menghadapi hidup sendiri” (Fuadi, 2011:130).

v

Universitas Sumatera Utara

Pribadi yang tegar juga terdapat dalam tersebut berikut kutipannya:
”Aku terduduk lunglai di kasur tipisku. Rasanya kasur ini bagai pula
mungil di tengah lautan besar yang marah, aku terkurung dan ombak besar
bergulung-gulung siap menelan pulau ringkih ini. Ombak besar ini
muncul dalam bentuk kematian Ayah, kehabisan uang saku, dan ujian
semester yang mengintai. Kenapa semua dating bertubi-tubi? Ya Tuhan
aku tahu aku harus sabar dan berusaha, tapi sampai kapan? Sampai kapan?
Gugatan ini terngiang ngiang terus. Akutidak ma uterus menggugat di
kepalaku. Ini bukan aku yang biasa.aku bukan tipe anak cengeng yang
mengulang-ulang kemalangan. Tapi kali ini kau terlalu letih untuk
melawan pikiranku” (Fuadi, 2011:102).
Alif adalah pribadi yang tegar. Dengan segala cobaan yang datang
kepadanya bertubi-tubi ia harus tegar dalam menghadapi masalahnya, karena ia
lahir sebagai anak laki-laki tunggal dan yang paling tua di keluarga mereka.

4.2.15 Pribadi Bersahabat
Bersahabat ialah bersifat menyenangkan

dalam pergaulan. Dalam

pemahamannya istilah di atas merupakan keadaan dimana tokoh memiliki
tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, saling menolong,
dan bekerja sama dengan orang lain. (Zubaedi, 2013:4).
Berikut kutipannya dalam novel tersebut halaman 248:
”Kaki Rusdi yang tadi menghantam batu kini ikut tergelincir bersama
batu-batu yang longsor. Pelan-pelan, badannya merosot ke bawah. Aku
terus memegang tangannya, tapi sedikit demi sedikit aku ikut tertarik
mendekati tubir jurang. Pasir dan bebatuan tajam menggerus lenganku.
Perih. Aku tidak berani melihat ke bawah. Aku hanya berani berteriak
panic. Ya Allah, selamatkanlah kami. Kerikil kembali longsor di sekitar
kakiku dan jatuh berderai-derai di pasar jurang.”

Alif adalah pribadi yang bersahabat, menyayangi teman, dan tahu untuk
membalas kebaikan orang lain. Alif selalu membantu teman yang membutuhkan
pertolongannya apabila ia mampu menolongnya.
v

Universitas Sumatera Utara

4.2.16 Pribadi yang Memiliki Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan ialah dimana tokoh memiliki cara berpikir,
bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya. (Zubaedi, 2013:74) . semangat
kebangsaan mengacu pada bagaimana pentingnya meninggikan derajat bangsa
dengan upaya yang dilakukan semaksimal mungkin
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:
”Franc langsung menubruk dan mendorongku sambil berputar-putar di
tengah tepuk tangan yang riuh. ”Felicitations, mon homologue. Selamat
ya, mitraku,”teriknya. Aku menangkap bayangan Rob yang tertunduk di
ujung ruangan. Rambut panjangnya yang biasa mekar seakan-akan
kuncup. Sisa-sisa kesombongannya rontok habis. Dia hanya mendapat
medali perunggu. Aku merasa telah menunaikan misiku merebut
penghargaan dan mengalahkan bule itu dengan telak. Lihat, orang
kampung dari Indonesia pun bisa menggusur seorang bule Kanada, kalau
mau mengerahkan segenap doa dan usaha. Alhamdulillah, terima kasih
Tuhan, kami menang” (Fuadi, 2011:414).

Alif adalah pribadi yang memiliki semangat kebangsaan. Ia selalu
membuktikan bahwa orang Indonesia juga bisa mengalahkan bule Kanada dan
tidak ada orang lagi yang meremehkan Indonesia. Dan hal itu terbukti bahwa Alif
dapat memenangkan medali emas yang direbutkan mahasiswa Indonesia dan
mahasiswa Kanada. Ia juga memperkenalkan Indonesia seperti budaya Indonesia,
pulau, penduduk, ragam bahasa daerah, adat istiadat dan provinsi Indonesia
kepada orangtua angkatnya, Franc, dan orang bule yang bertanya kepadanya
tentang Indonesia.

v

Universitas Sumatera Utara

4.2.17 Pribadi Pecinta Tanah Air
Cinta tanah air merupakan langkah awal seseorang sebelum menuju
semangat kebangsaan. Dengan mencintai tanah air, rasa ingin memberikan
pengabdian terhadap bangsa.
Saat Alif menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya
dan Padamu Negeri Alif tidak dapat membendung air matanya dan jatuh pecah
sangat deras bahkan Alif sampai terisak menyanyikan lagu tersebut bukti bahwa
dia sangat mencintai Indonesia.
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:
”Hiduplah Indonesia Raya…..” begitu tangan Raisa ke posisi sempurna,
mataku mulai terasa pedas. Angin dingin kembali berembus, lalu hening,
suara yang terdengar hanya kain bendera yang mengepak-ngepak perkasa
di atas sana” (Fuadi, 2011:402).

Dan saat Alif dan teman-temannya menyanyikan lagu selanjutnya padamu
negeri alif tidak dapat membendung air matanya.
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:
”Bagimu Negeri, jiwa ragaaa kaaaamiiii….’’
Rasanya setiap helai bulu di badanku berdiri tegak, seakan ingin ikut
menghormat bendera. Inilah perasaan merinding paling parah yang pernah
aku alami. Sebenarnya jemari tangan Raisa sudah kembali mengatupdi
depan dada sebagai penutup lagu. Tapi bunyi ”jiwa raga kamiiii” terus
terdengar panjang, entah hanya berdengung di kepalaku atau memang
betulkeluar dari mulut kami” (Fuadi, 2011:402).
Tokoh alif sangat mencintai tanah air, Alif dan teman-temannya
melaksanakan

hari

sumpah

pemuda

di

Negara

Kanada,

dan

mereka

memperkenalkan tentang Indonesia dengan seni seperti tarian, alat musik dan juga
kuliner Indonesia.

v

Universitas Sumatera Utara

4.2.18 Pribadi yang Malu Mengatakan Cinta
Mencintai seseorang adalah hal yang biasa dirasakan oleh setiap orang
baik laki-laki ataupun perempuan, baik muda maupun tua. Karena cinta datang
tidak di undang dan tidak bisa di paksa, tidak memandang materi atau hal-hal
yang lainnya.KBBI(2007) cinta adalah suka sekali, sayang benar, kasih sekali
terpikat (antara laki-laki dan perempuan), ingin sekali, berharap sekali, rindu.
Berikut kutipan Pribadi yang pemalu terbukti dalam novelRanah 3 Warna:
”Aku duduk di ujung meja, tempat favoritku. Dari posisi ini aku leluasa
melihat keluar jendela, dan mataku kembali tertumbuk ke jendela kantor
Raisa. Kali ini dia sedang sibuk, mengetik atau berbicara dengan teman
kerjanya. Ingin aku katakana ke Raisa kalau aku sering melihat dia dari
lantai atas kantorku. Tapi setiap kali berniat bicara, aku malu dan belum
apa-apa muka dan kupingku merah” (Fuadi, 2011:357).
Alif adalah pribadi yang pemalu. Ia sudah lama jatuh cinta kepada Raisa
teman depan kos dan juga teman seperjuangannya waktu diluar negeri di Kanada.
Setiap melihat Raisa jantungnya berdebar namun Ia tidak mampu menatapnya.
Bahkan saat berhadapan dengannya, Alif hampir pingsan menahan malu dan ingin
menyembunyikan bahwa Alif menyukai Raisa. Cinta yang Alif tanam hingga tiga
tahun akhirnya kandas karena teman dekatnya Randai telah bertunangan dengan
Raisa wanita yang dicintai Alif

4.2.19 Pribadi Mandiri
Mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri atau tidak bergantung pada
orang lain. KBBI (2007:710) tokoh memiliki sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain. Dalammenyelesaikan tugas. (Zubaedi, 2013:75).
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:

v

Universitas Sumatera Utara

”Apa gunanya masa muda kalau tidak memperjuangkan cita-cita besar dan
membalas budi orangtua? Biarlah tulang mudaku ini remuk dan badanku
susut. Aku ikhlas mengorbankanmasa muda yang indah seperti yang
dinikmati kawan-kawanku. Karena itu aku tidak boleh lemah. Aku harus
keras kepada diriku sendiri. Pedih harus aku rasai untuk tahu benar
rasanya senang. Harus berjuang melebihi rata-rata orang lain. Man Jadda
Wajada!” (Fuadi, 2011:117).

Tokoh Alif adalah pribadi yang mendiri, bekerja keras untuk mendapatkan
uang untuk menghidupi dirinya sendiri tanpa harus bergantung kepada orang tua
dan orang lain. Alif mencari uang dengan berjualan door to door atau yang
disebut pintu ke pintu dan menjual tulisannya koran ke Koran sehingga Alif
berhasil.

4.2.20 Pribadi yang Memiliki Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu akan muncul untuk hal yang dianggap aneh, rahasia,
misteri, dan tidak jelas. Begitupun rasa ingin tahu tergantung pada kepekaan
sesorang. Dalam hal ini, rasa ingin tahu tokoh ditunjukkan dengan memiliki sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dielajarinya, dilihat, dan di dengar. (Zubaedi, 2013:74).
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:”Rus boleh nanya? Apa proyek si
Rob untuk perlombaan mendapat medalipenghargaan?” (Fuadi, 2011:333).
Alif adalah pribadi yang rasa ingin tahunya sangat kuat. Jika ia tidak
mengerti ia akan bertanya dan coba mencari tahu apa yang dianggapnya
penasaran. Ia akan mencari hingga ia mendapat kebenarannya.

v

Universitas Sumatera Utara

4.2.21 Pribadi Peduli Sosial
Dalam hal ini, tokoh memiliki sikap dan tindakan yang selalu ingin
member bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. (Zubaedi,
2013:74). Peduli social hendaknya tidak mengharapkan apa-apa dan pilih-pilih
orang yang akan dibantu. Dengan menganggap adanya persamaan hak tiap orang.
Berikut kutipannya dalam novel tersebut:
”Mencukupi kebutuhan hidup , aku manjadi orang yang ekstra hemat.
Semua pengeluaran dan pemasukan aku catat dalam sebuah buku kas
pribadi berwarna biru langit, yang sudah lusuh karena sering aku taruh di
bawah bantal. Tidak ada jajan yang tidak perlu, memaksa diri untuk
menabung walau sesedikit apa pun, dan tidak lupa menyisihkan untuk
mengantarkan ke panti asuhan di jalan Nilem. Artikelku semakin teratur
dimuat oleh berbagai media. Lama-kelamaan, walau penuh pengiritan,
biaya hidup bisa aku cukupi dan utangku yang sebelumnya menggunung
mulai aku cicil. Tapi yang masih belum tercapai adalah bagaimana aku
bisa punya penghasilan yang memadai sehingga aku mampu mengirim
uang untuk Amakdan adik-adik di Maninjau” (Fuadi, 2011:172-173).

Tokoh alif adalah pribadi yang memiliki sikap peduli sosial, setiap ia
mendapat uang dari hasil menjual artikelnya, ia akan sisihkan uang tersebut untuk
bersedekah kepada orang yang membutuhkan yang hidup di pinggiran sungai
yang serba kekurangan baik makan maupun pakaian.

v

Universitas Sumatera Utara

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap kepribadian tokoh utama pada novel

Ranah 3 Warna karya A. Fuadi pendekatan psikologi sastra yang terkadung di
dalamnya,

dapat

disimpulkan

terdapat

unsur-unsur

intrinsik

pendorong

kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi
adalah sebagai berikut:
a. Tema,
b. Alur,
c. Tokoh dan penokohan,
d. Latar,
e. Gaya bahasa, dan
f. Sudut pandang.
Selain itu, dipaparkan pula mengenai kepribadian tokoh utama Alif Fikri
dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi. Berdasarkan hasil analisisnya,
ditemukan 21 kepribadian tokoh utama Alif yakni sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Pribadi pantang menyerah,
Pribadi cerdas,
Pribadi gemar membaca,
Pribadi yang optimis,
Pribadi mudah tersinggung,
Pribadi yang sabar,
Pribadi taat beragama,
Pribadi bertoleransi,
Pribadi berbakti pada orang tua,
Pribadi yang bertanggung jawab,
Pribadi yang bercita-cita tinggi,
Pribadi yang suka tantangan baru,
Pribadi pekerja keras,
Pribadi tegar,
v

Universitas Sumatera Utara

5.2

o. Pribadi bersahabat,
p. Pribadi yang memiliki semangat kebangsaan,
q. Pribadi pecinta tanah air,
r. Pribadi yang malu mengatakan cinta,
s. Pribadi mandiri,
t. Pribadi yang memiliki rasa ingin tahu, dan
u. Pribadi peduli sosial.
Saran
Banyak unsur yang dapat diteliti kembali terhadap kepribadian tokoh

utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna baik dari unsur-unsur intrinsik
maupun analisis kepribadian tokoh utama Alif fikri dari analisis psikologi sastra
dan analisis bidang ilmu terapan lainnya. Melalui laporan hasil penelitian ini,
untuk para pembaca, dari tingkat penikmat sampai tingkat pengkritik sastra, agar
mengamalkan nilai-nilai kepribadian yang di tuangkan pengarang dalam karya
sastra, sehingga merubah kepribadian menjadi lebih baik.

v

Universitas Sumatera Utara