S PSPI 1201765 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) berdasarkan
hasil wawancara dengan pustakawan yang dilaksanakan pada tanggal 28 maret
2016, terdapat masalah kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka tercetak di
perpustakaan STPB, koleksi yang sering mengalami kerusakan adalah koleksi
yang berada pada ruang sirkulasi, karena koleksi tersebut sering dimanfaatkan
oleh pemustaka setiap harinya. Jumlah koleksi yang melebihi 13.000 eksemplar
dan hampir setengahnya merupakan koleksi sirkulasi. Peminjaman koleksi setiap
bulannya mencapai 300 koleksi dan rata-rata terdapat dua koleksi yang
mengalami kerusakan.
Tindakan mutilasi dan vandalisme seperti melipat kertas, mencoret, merobek,
menjadi salah satu faktor terjadinya kerusakan pada koleksi, kerusakan yang
sering terjadi di perpustakaan STPB yaitu halaman kertas dan cover buku yang
terlepas, sampul plastik robek, label nomor klasifikasi yang rusak dan hilang.
Sedangkan pada bagian referensi koleksi yang sering mengalami kerusakan adalah
koleksi tugas akhir skripsi dan tesis dikarenakan koleksi tersebut yang sering
dimanfaatkan oleh pemustaka. Kerusakan koleksi tercetak pada perpustakaan
STPB tidak begitu parah, karena setiap hari dilakukan kegiatan pelestarian koleksi
dengan memilih buku-buku di rak untuk mencari koleksi yang harus diperbaiki.

Usaha awal yang dilakukan pustakawan dalam melestarikan koleksi adalah
dengan memberi sampul plastik pada setiap koleksi tercetak.
Kerusakan bahan pustaka melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanis
tentang kerusakan bahan pustaka pada perpustakaan Centre Cultural Francais
Bandung, menyebutkan bahwa 81,58% responden menyatakan sering merobek
bahan pustaka yaitu majalah. Hal ini menunjukkan bahwa mutilasi bahan pustaka
berkala (majalah) adalah masalah utama di perpustakaan. Selain itu menurut
Akussah dan Bentil, sebanyak 55% responden mengatakan bahwa buku referensi
adalah jenis koleksi yang paling banyak disalahgunakan. Sisanya sebanyak 45%
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

2

menyebutkan bahwa buku teks adalah bahan koleksi yang paling banyak
disalahgunakan. Buku referensi dan jurnal menjadi sasaran utama koleksi ynag
disalgunakan, biasanya dikarenakan kedua jenis koleksi tersebut tidak boleh

dipinjam sehingga cara lain yang dilakukan pemustaka yaitu dengan memfotokopi
atau menyobek/mencurinya (Riska Pujianti, 2011).
Menurut (Barcell, 2013). Adapun faktor-faktor penyebab tindakan vandalisme
yang ditemui yaitu pertama dari faktor pemustaka, penyebab vandalisme bahan
pustaka cenderung disebabkan oleh kurangnya kesadaran pemustaka. Pemustaka
sering bertindak ceroboh terhadap bahan pustaka tanpa memperdulikan resiko
kerusakan yang akan terjadi terhadap bahan pustaka. Masih ada sebagian
pemustaka yang kecewa terhadap pelayanan pustakawan yang tidak bisa
membantu pemustaka dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, akhirnya
pemustaka merasa pustakawan tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya, dan
pemustaka melampiaskan kekecewaannya terhadap koleksi. Koleksi yang banyak
rusak akibat vandalisme adalah koleksi fiksi.
Dari faktor pustakawan ditemukan kelemahan yaitu pustakawan kurang
mengawasi pemustaka ketika sedang membaca buku di meja baca. Akibatnya
pemustaka

leluasa

melakukan


tindakan

vandalisme.

Pustakawan

tidak

memberikan sanksi dan aturan yang jelas kepada pemustaka yang melakukan
pelanggaran. Contohnya bagi pemustaka yang kedapatan mencoret-coret buku,
Pustakawan hanya menegur tanpa memberikan sanksi. Akibatnya pemustaka
mengabaikan teguran pustakawan dan tetap melakukan kembali tindakan
vandalisme secara berulang-ulang.
Petugas yang kurang profesional, kurangnya tenaga Pustakawan sangat
mempengaruhi terjadinya tindakan vandalisme di perpustakaan. Tidak adanya
pendidikan

pengguna

menyebabkan


pemustaka

tidak

mengetahui

cara

memperlakukan koleksi dengan baik. Akibatnya informasi yang terkandung
didalam koleksi menjadi berkurang dan bukupun menjadi rusak. Kurangnya
pengamanan di sebuah perpustakaan dapat menjadi faktor pemicu tindakan
vandalisme terhadap koleksi di sebuah perpustakaan. Belum tersedianya sistem
keamanan yang canggih juga merupakan faktor terbesar bagi pemustaka dengan
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


mudah melakukan tindakan vandalisme di perpustakaan karena pemustaka tidak
bisa mengontrol seluruh kegiatan pemustaka di dalam perpustakaan.
Kerusakan bahan pustaka sering terjadi melalui tindakan vandalisme meskipun
dalam jumlah yang relatif sedikit. Vandalisme adalah tindakan perusakan bahan
pustaka dengan menulisi, mencorat-coret, memberi tanda khusus, membasahi,
membakar, dan lain-lain (Barcell, 2013). Kerusakan tersebut diantaranya adalah
buku yang diberi tanda dengan ballpoint, adanya coretan dan gambar-gambar
yang tidak ada artinya dan adanya buku yang diwarnai dengan pensil warna.
Faktor kerusakan yang disebabkan oleh manusia menurut (Library Development
Forum 2014, Hiroshi Tsukada. National Diet Library, Japan). Man-made threats
is mutilation, annotation, dringking and eating, staplers, paper clips, education
for library users and staff, raising Awarenes. Juga kurangnya pengawasan dari
pustakawan terhadap pemanfaatan koleksi yang digunakan oleh pemustaka di
perpustakaan perguruan tinggi serta kurang tegasnya penindakkan peraturan atas
kerusakan yang terjadi terhadap koleksi di perpustakaan perguruan tinggi.
Dari keadaan yang terlihat pada Perpustakaan Perguruan Tinggi saat ini,
adapun penyebab kerusakan yang terdapat pada koleksi perpustakaan menurut
Purwono, (2010) mencakup beberapa faktor, seperti faktor disebabkan oleh
binatang pengerat, serangga, dan jamur. Faktor fisika atau alamiah yang terdapat
pada koleksi seperti debu, suhu udara dan kelembaban tempat penyimpanan

koleksi, dan juga cahaya. Faktor kimia yang disebabkan oleh kandungan asam
dalam kertas atau tinta juga akan mempercepat kerusakan pada bahan pustaka
buku atau bahan kertas dan tinta. Faktor lainnya yaitu yang disebabkan oleh
manusia dalam menggunakan koleksi dan bencana alam yang tidak tahu kapan
akan terjadi, untuk itu peneliti memfokuskan faktor yang akan diteliti yaitu
kerusakan yang disebabkan oleh manusia.
Perpustakaan sebagai pusat informasi dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhan informasi pengguna. Perkembangan informasi pada saat ini telah
mengalami perubahan yang pesat sehingga perpustakaan harus dapat mengikuti
perkembangan informasi yang pada saat ini lebih mudah untuk di akses oleh
pengguna.

Menurut

Undang–Undang

RI

No.43


tahun

Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2007

tentang

4

Perpustakaan dalam pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi
pengelola karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan
sistem yang baku, guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi dan referensi para pemustaka (UU RI No 43, 2007:2). Perkembangan
dari sebuah institusi (perpustakaan) tidak dapat dipisahkan dari manusia karena
perpustakaan merupakan produk yang dibuat oleh manusia. Bahan perpustakaan
adalah salah satu unsur paling penting dalam sebuah sistem perpustakaan
sehingga harus dilestarikan dan dijaga dari kerusakan mengingat mahalnya nilai

informasi yang terkandung.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan perkembangan informasi yang terus
berkembang, maka sebuah lembaga perpustakaan dituntut juga untuk dapat
mengikuti perkembangan informasi yang akan berpengaruh pada meningkatnya
sumber informasi, dengan adanya perkembangan informasi, koleksi-koleksi yang
telah ada tidak bisa kita abaikan begitu saja. Koleksi yang ada harus tetap kita
lestarikan agar tidak mengalami kerusakan dan dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Perpustakaan memiliki peranan penting untuk menunjang proses belajar
mengajar dengan cara menyediakan informasi maupun ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan oleh pengguna.
Dengan demikian informasi maupun ilmu pengetahuan yang berada pada bukubuku baik cetak maupun non cetak harus dipelihara oleh pengelola perpustakaan
dengan tujuan agar semua bahan pustaka tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu
baik pada saat ini maupun mendatang. Agar bahan pustaka tetap dapat bermanfaat
sebagai sumber informasi maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pada
prinsipnya berarti melestarikan kekayaan informasi suatu lembaga untuk
kepentingan jangka panjang sesuai dengan fungsi perpustakaan itu sendiri yakni
sebagai tempat penyimpanan informasi dan kumpulan karya manusia suatu
bangsa. Bahan pustaka setiap waktu akan berkembang seiring perkembangan
zaman yang informasinya harus disesuaikan.
Bahan perpustakaan atau koleksi perpustakaan merupakan salah satu unsur

penting yang dimiliki oleh perpustakaan. Koleksi tercetak sering kali mengalami
kerusakan setalah digunakan oleh pemustaka, seperti kertas yang terlipat dan
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

memungkinkan kertas menjadi patah hingga rusak, adanya noda-noda bekas air
atau jejak yang ditinggalkan oleh pemustaka. Agar bahan pustaka tidak cepat
rusak, setiap pustakawan harus mengetahui cara merawat bahan pustaka. Oleh
sebab itu pustakawan perlu mengetahui cara penyusunan kembali bahan pustaka
ke rak, mengontrol buku yang dikembalikan oleh pemustaka untuk mengetahui
apakah pemustaka merusak koleksi atau tidak.
Untuk itu perlu adanya usaha pelestarian (preservasi), menurut International
Federation Library Association (IFLA) preservasi yaitu mencakup semua aspek
usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenagaan, metode dan teknik,
serta penyimpanannya. Tujuan pelestararian bahan pustaka adalah melestarikan
hasil budaya cipta manusia, baik yang berupa informasi maupun fisik dari bahan
pustaka tersebut. Kelestarian bahan pustaka tergantung pada beberapa faktor,

diantaranya mutu bahan dasar, lingkungan penyimpanan, serta faktor lainnya
(Martoatmodjo, Karmidi, 2009). Untuk melestarikan bahan pustaka kita perlu
melakukan tindakan preventif untuk mengurang terjadinya kerusakan dan
tindakan kuratif terhadap bahan pustaka yang telah mengalami kerusakan dengan
cara menganalisis dan mengetahui apasaja yang menjadi penyebab kerusakan dan
bagaimana penanganannya.
Usaha pelestarian bahan pustaka dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pencegahan kerusakan koleksi dan perbaikannya. Tentu usaha pencegahan lebih
murah dari pada memperbaiki bahan pustaka yang mengalami kerusakan, dengan
menjaga kebersihan ruangan, bangunan untuk menyimpan koleksi harus layak
pakai, memiliki suhu kelembaban yang ideal. Bila pengaturan suhu dan
kelembaban tidak mungkin dilaksanakan maka diusahakan adanya sirkulasi udara
yang baik. Menurut Wahyudiati (Riska Pujianti, 2011) ada beberapa usaha
pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
koleksi di perpustakaan yaitu dengan mengatur tata ruang layanan koleksi
perpustakaan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan pemustaka
melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi.
Usaha lainnya yaitu dengan menempatkan pengawas (pustakawan) diruang
layanan koleksi yang memungkinkan untuk mengawasi seluruh ruangan dan
Rani Rizka Annisah, 2016

ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

memonitor hal-hal yang tidak diinginkan. Pustakawan diharapkan untuk dapat
memeriksa setiap koleksi yang telah dimanfaatkan oleh pemustaka. Perpustakaan
juga dapat memasang poster larangan merusak bahan pustaka agar dapat menarik
perhatian pemustaka dan pesan yang tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
Selain itu dengan memberi pengarahan kepada pengguna tentang bahaya dan
kerugian akibat tindakan penyalahgunaan koleksi. Perpustakaan juga perlu
memberlakukan sanksi yang tegas bagi pelaku tindakan penyalahgunaan koleksi.
Pencegahan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan memebekali staf perpustakaan
dengan pengetahuan yang cukup mengenai preservasi bahan pustaka. Bentuk
pengamanan seperti pemasangan sistem keamanan misalnya penggunaan kamera
pengintai untuk mengawasi kegiatan pengguna di perpustakaan.
Kemajuan perkembangan teknologi yang semakin pesat salah satunya dengan
adanya internet, dimana pengguna dapat mengakses segala sumber informasi
dengan cepat dan mudah, sehingga perpustakaan akan bersaing dengan teknologi.
Untuk itu sebuah perpustakaan harus menyediakan informasi yang berkualitas.
Salah satu informasi yang berkualitas adalah dengan menyediakan informasi yang
utuh dan tidak rusak dengan kondisi koleksi buku yang bagus dan keutuhan
informasinya dapat terjaga. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ini sebagai
pertimbangan supaya tidak terjadi kerusakan selanjutnya. Apabila penelitian ini
tidak dilakukan maka akan semakin banyak buku yang rusak dan informasi yang
ada tidak dapat memenuhi informasi pemustaka, apabila koleksi banyak yang
rusak akan berdampak pada penurunan minat kunjung perpustakaan.
Perpustakaan adalah organisasi non profit, dan STPB merupakan perpustakaan
pergurun tinggi dengan pemustaka merupakan para akademisi. Perpustakaan
sering dimanfatkan oleh mahasiswa sehingga memungkinkan terjadinya
kerusakan bahan pustaka. Kerusakan disebabkan oleh kurangnya kesadaran
pemustaka untuk memelihara bahan pustaka sehingga tidak menghiraukan hal-hal
kecil seperti melipat kertas untuk menandai informasi yang dibutuhkan dan
lainnya yang menyangkut kerusakan bahan pustaka atau yang disebut sebagai
koleksi. Setelah mengetahui faktor penyebab kerusakan bahan pustaka cetak,
diharapkan dapat dilakukan pengawasan lebih terhadap koleksi. Peneliti tertarik
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

untuk meneliti fenomena yang sering terjadi sebagaimana latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya, maka untuk penelitian ini memilih judul “
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK
OLEH MANUSIA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG
USAHA PRESERVASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG)”

B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaimana faktor kerusakan bahan pustaka tercetak oleh manusia dan
usaha preservasi bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung (STPB)?

2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimana tindakan preventif yang dilakukan Pustakawan terhadap
kerusakan bahan pustaka tercetak di Perpustakaan STPB?
b. Bagaimana bentuk kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia
terhadap bahan pustaka tercetak di Perpustakaan STPB?
c. Bagaimana tindakan kuratif yang dilakukan Pustakawan terhadap
kerusakan bahan pustaka tercetak di Perpustakaan STPB?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian Umum
Untuk mengetahui faktor kerusakan bahan pustaka tercetak oleh manusia
dan usaha preservasi bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung (STPB).

2. Tujuan Penelitian Umum
a. Mengetahui tindakan preventif yang dilakukan Pustakawan terhadap
kerusakan bahan pustaka tercetak di Perpustakaan STPB.
b. Mengetahui bentuk kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia
terhadap bahan pustaka tercetak di Perpustakaan STPB.
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

c. Mengetahui tindakan kuratif yang dilakukan Pustakawan terhadap
kerusakan bahan pustaka tercetak di Perpustakaan STPB.

D. Signifikansi Penelitian
1. Dari segi teori, Penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi
mengenai faktor kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh
manusia seperti melipat, mencoret, memutilasi buku, sehingga
menghilang kelestarian bahan pustaka mengingat nilai informasi yang
penting dan terus berkembang. Memberikan kontribusi kepada para
pemustaka dalam memperlakukan koleksi sebagaimana mestinya,
dengan tidak melakukan tindakan vandalisme terhadap bahan pustaka
agar koleksi dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka
lainnya. Untuk pustakawan agar dapat melakukan usaha preservasi
dengan melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan tindakan kuratif untuk melestarikan bahan pustaka yang
telah mengalamai kerusakan dengan mengidentifikasi koleksi yang
sudah rusak dan pencegahan terhadap koleksi yang masih baik kondisi
fisiknya sehingga dapat terpelihara dengan baik.

2. Dari segi kebijakan, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu
kontribusi pemikiran dan informasi sebagai bahan masukan bagi
Perpustakaan STPB dalam memelihara dan mencegah terjadinya
kerusakan koleksi yang lebih lanjut dan juga dapat merumuskan
kebijakan terhadap tindakan merusak koleksi perpustakaan, dan dapat
mempertegas peraturan dari kebijakan di perpustakaan, kebijakan
tersebut dapat berupa sanksi-sanksi yang diberikan terhadap pemustaka
yang melanggar kebijakan dengan merusak koleksi perpustakaan dan
melakukan pengawasan serta evaluasi untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan lanjut terhadap koleksi perpustakaan.

3. Dari segi praktik, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran untuk melakukan tindakan preventif seperti
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

menjauhkan koleksi dari faktor perusak bahan pustaka yaitu binatang
pengerat, menjauhkan koleksi dari sinar matahari langsung, mengatur
suhu dan kelembaban ruangan agar terhindar dan meminimalisir
terjadinya kerusakan. Serta tindakan kuratif setelah terjadinya
kerusakan koleksi dengan memperbaiki semaksimal mungkin koleksi
yang mengalami kerusakan dengan perbaikan seperti menjilid ulang
dan menyampul buku. Bagi pemustaka penelitian ini diharapkan dapat
memeberikan informasi dan user education, agar tidak terjadi
kerusakan koleksi selanjutnya seperti cara memperlakukan buku denan
tidak melakukan tindakan vandalisme dan mutilasi terhadap bahan
pustaka, dan menyadarkan pemustaka untuk memelihara koleksi untuk
nantinya dapat dimanfaat kembali oleh oleh pemustaka lain.

4. Dari segi isu dan aksi sosial, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
sumber rujukan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh faktor kerusakan bahan
pustaka tercetak oleh manusia di perpustakaan.

E. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri atas lima Bab. Adapun uraiannya adalah sebagai
berikut :
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian,
identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian mengenai analisis faktor kerusakan bahan pustaka tercetak oleh
manusia di perpustakaan.
Bab II adalah kajian pustaka yang berisikan kerangka pemikiran, asumsi dan
hipotesis penelitian. Kajian pustaka memiliki peran yang sangat penting karena
menunjukkan kedudukan masalah penelitin dalam bidang ilmu ynag diteliti.
Kajian pustka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan
penelitian, tujuan serta hipotesis mengenai analisis faktor kerusakan bahan
pustaka tercetak oleh manusia di perpustakaan.
Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Bab III adalah metode penelitian yang berisi penjabaran yang rinci mengenai
metode penelitian termasuk lokasi, partisipan, desain penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data mengenai
analisis faktor kerusakan bahan pustaka tercetak oleh manusia di perpustakaan.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temun yang berkaitan dengan
masalah penelitian serta pembahasan berupa pemaparan data dan pembahasan
data yang terhimpun mengenai mengenai analisis faktor kerusakan bahan pustaka
tercetak oleh manusia di perpustakaan.
Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi dari kekurangan
yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian. Bab kesimpulan dan saran
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan
penelitian mengenai mengenai analisis faktor kerusakan bahan pustaka tercetak
oleh manusia di perpustakaan.

Rani Rizka Annisah, 2016
ANALISIS FAKTOR KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA TERCETAK OLEH MANUSIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu