Analisis Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Simalungun

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu: suatu proses yang berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat. Dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat yang terjadi dalam jangka panjang.

W.W. Rostow mengatakan bahwa proses pembangunan dari semua negara dari yang belum berkembang menjadi yang telah berkembang harus melalui beberapa tahapan tertentu. Tahapan itu secara berurutan menurutnya adalah sebagai berikut; tahap masyarakat tradisional (traditional society), tahap prakondisi agar dapat tinggal landas menuju pertumbuhan yang berkelanjutan (precondition for take-off into self-sustaining growth), tahap lepas landas (take-off), tsahap dorongan menuju kedewasaan (drive to maturity), dan tahap konsumsi tinggi massa (high mass consumption).

Pada dasarnya pembangunan ekonomi direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan keadaan negara/daerah, kemampuan untuk berkembang dan kemajuan yang ingin dicapai secara nasional/daerah. Kemajuan yang ingin dicapai ini merupakan tuntutan dan sekaligus sebagai tantangan bagi bangsa/daerah itu sendiri. Adapun keberhasilan suatu bangsa/daerah dalam usaha mencapai kemajuan yang diinginkannya, sangat ditentukan oleh kemampuan


(2)

penyelenggara negara/daerah serta keadaan dan kedudukan bangsa/daerah itu diantara bangsa/daerah lain. Hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan atau di Indonesia biasa disebut sebagai Trilogi pembangunan, yaitu; 1)Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, 2)meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, 3) memantapkan stabilitas ekonomi nasional.

Indikator makro ekonomi yang sering dijadikan acuan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, proses pembangunan itu sendiri akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, maka proses ini secara kumulatif menunjang tercapainya pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan demikian pembangunan mengandung pengertian yang jauh lebih luas daripada pertumbuhan. Konsep pertumbuhan saling terkait dengan pembangunan. Bahkan pertumbuhan harus berjalan bersama-sama dengan pembangunan. Meskipun dalam tahap awalnya pembangunan tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya pertumbuhan, pada tahap-tahap berikutnya tanpa adanya pembangunan maka pertumbuhan akan tersendat dan akhirnya akan terhenti.

Petumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan adalah merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan berarti jumlah kebutuhan ekonomi juga terus bertambah, sehingga dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahun.


(3)

Perkembangan pembangunan perekonomian daerah tergantung dari kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Pembangunan daerah sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi wilayah, yang salah satunya dengan memprioritaskan membangun dan memperkuat sektor-sektor dibidang ekonomi dengan mengembangkan, meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya secara optimal dengan tetap memperhatikan ketentuan antara industri dan pertanian yang tangguh serta sektor pembangunan yang lainnya (BPS Sumut).

Analisis dalam rangka pengembangan wilayah pada dasarnya memberikan penekanan pada penggunaan potensi dan sumber daya daerah, baik sumberdaya manusia, sumberdaya alam maupun kelembagaan yang ada guna mengantisipasi berbagai permasalahan dan kebutuhan daerah. Disamping itu juga mengembangkan berbagai kebijakan pembangunan pada tingkat daerah untuk merangsang perkembangan sosial ekonomi daerah yang bersangkutan, terrmasuk menciptakan dan mengantisipasi berbagai peluang. Walaupun demikian, dalam analisis pengembangan daerah, berbagai kegiatan sektoral dan kegiatan yang merupakan bagian dari pembangunan yang ada didaerah yang bersangkutan juga perlu diperhitungkan.

Setiap daerah di Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, menyebabkan tiap-tiap daerah semakin memacu pertumbuhan ekonomi guna peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari tujuan


(4)

penyelenggaraan otonomi daerah yaitu peningkatan pelayanan publik serta memajukan perekonomian daerah.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan disuatu daerah. Hal ini dapat diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun. Dengan kata lain PDRB merupakan tolak ukur perkembangan ekonomi secara regional, yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan Nasional. Pertumbuhan ekonomi regional yang dicerminkan oleh PDRB sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang turut memberi andil dalam pertumbuhan produksi dari masing-masing sektor.

Demikian halnya dengan Kabupaten Simalungun. Sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki daerah yang cukup luas di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yaitu dengan luas wilayah 4.386,60 km2 menjadikannya sebagai daerah terluas ketiga setelah kabupaten Madina dan Langkat, serta dengan potensi kekayaan sumberdaya yang melimpah, yakni daerah lahan pertanian dan perkebunan yang luas. Pada tahun 2010 Kabupaten Simalungun tercatat sebagai daerah penghasil padi terbesar di Sumut dengan luas lahan pertanian sebesar 42.344 ha. Daerah perkebunan yg luas juga terdapat di daerah ini, baik perkebunan jagung luasnya sebesar 14.112 ha, sawit (27.155 ha) , karet (13..280,4 ha), kopi (9.610,3 ha), kakao (5.705,26 ha), cengkeh (442,88 ha), kelapa (2.952,38 ha), ubi jalar dan ubi kayu (14.214 ha) teh (3.500 ha) serta komoditi pertanian lainnya, yang terdiri dari perkebunan rakyat yang menjadi komoditas unggulan kabupaten ini. Luas areal hutan seluas 138.741,72 ha yang sangat potensial untuk


(5)

dikembangkan. Selain itu disektor pariwisata, daerah ini juga memiliki panorama alam yg indah, pegunungan dan keindahan Danau Toba dengan kota Pariwisata Parapat yang mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah dari sektor jasa. Maka sangat diperlukan berbagai kreatifitas pemerintah daerah Kabupaten Simalungun untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di daerah tersebut.

Melihat kekayaan sumber daya alam yang melimpah tetapi tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang meyakinkan, atau dengan fakta pertumbuhan ekonomi yang rendah, yaitu pertumbuhan ekonomi yang selalu berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi, maka sangat disayangkan jika potensi-potensi besar yang ada di Kabupaten Simalungun tidak bisa mendongkrak pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut ketingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Sumber : Data diolah dari lampiran

Grafik. 1.1 Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara 2001-2010 (persen)

3.76

2.42 2.56 2.72 3.11

4.76 5.31

4.73 4.92 5.12 3.95 3.99

4.81 5.74 5.48 6.2 6.9 6.39 5.07 6.35 0 1 2 3 4 5 6 7 8

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara


(6)

Sebagai daerah terluas ketiga di provinsi Sumut, pada tahun 2010 kabupaten Simalungun hanya menjadi daerah terbesar ke-lima perekonomiannya apabila dilihat dari besarnya PDRB kabupaten/kota. Hal ini mengindikasikan bahwa masih kurang dioptimalkannya pengelolaan potensi-potensi yang ada di kabupaten Simalungun.

Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, pertumbuhan yang cepat dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari pengembangan beberapa sektor primer. Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek bola salju (snow ball effect) terhadap sektor-sektor lainnya, khususnya sektor sekunder.

Untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari perkembangan PDRB, maka sangat diperlukan pembangunan ekonomi yang mengacu pada sektor unggulan, selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur perekonomian wilayah. Manfaat mengetahui sektor unggulan, yaitu mampu memberikan indikasi bagi perekonomian secara nasional dan regional. Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.


(7)

Sektor-sektor tersebut bukan hanya merupakan penyumbang dalam pembentukan produk nasional maupun domestik, tetapi juga memberikan lapangan kerja utama bagi penduduk. Sektor-sektor perekonomian yang mampu menyerap tenaga kerja dan dapat dijadikan indikasi pertumbuhan ekonomi nasional dan domestik adalah: 1) Sektor Pertanian, 2) Sektor Pertambangan dan Penggalian, 3) Sektor Industri Pengolahan, 4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum, 5) Sektor Bangunan (Konstruksi), 6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, 8) Sektor Keuangan, Asuransi, usaha persewaan dan Real estate,dan 9) Sektor Jasa-jasa lainnya.

Maka dari itu setiap pemerintah daerah harus mengetahui sektor-sektor basis yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah. Karena hal ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan pembangunan daerah dan strategi perencanaan yang matang, serta kemampuan pemerintah untuk melihat pergeseran-pergeseran struktur ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun. Untuk mengetahuinya pemerintah harus melakukan analisis terhadap sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan perekonomian daerah yang lebih besar (provinsi atau nasional). Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Simalungun”.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah;


(8)

1. Bagaimanakah klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?

2. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?

3. Bagaimanakah perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?

4. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor unggulan perekonomian Kabupaten Simalungun?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan diatas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

3. Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

4. Untuk menentukan sektor-sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk;

1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Simalungun.


(9)

2. Sebagai sumbangan informasi dan bahan bacaan bagi penelitian-penelitian yang akan mengkaji lebih dalam mengenai perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

3. Sebagai informasi untuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatan berbagai sumberdaya dalam masyarakat untuk pengembangan pembangunan wilayah Kabupaten Simalungun.

4. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.


(1)

penyelenggaraan otonomi daerah yaitu peningkatan pelayanan publik serta memajukan perekonomian daerah.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan disuatu daerah. Hal ini dapat diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun. Dengan kata lain PDRB merupakan tolak ukur perkembangan ekonomi secara regional, yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan Nasional. Pertumbuhan ekonomi regional yang dicerminkan oleh PDRB sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang turut memberi andil dalam pertumbuhan produksi dari masing-masing sektor.

Demikian halnya dengan Kabupaten Simalungun. Sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki daerah yang cukup luas di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yaitu dengan luas wilayah 4.386,60 km2 menjadikannya sebagai daerah terluas ketiga setelah kabupaten Madina dan Langkat, serta dengan potensi kekayaan sumberdaya yang melimpah, yakni daerah lahan pertanian dan perkebunan yang luas. Pada tahun 2010 Kabupaten Simalungun tercatat sebagai daerah penghasil padi terbesar di Sumut dengan luas lahan pertanian sebesar 42.344 ha. Daerah perkebunan yg luas juga terdapat di daerah ini, baik perkebunan jagung luasnya sebesar 14.112 ha, sawit (27.155 ha) , karet (13..280,4 ha), kopi (9.610,3 ha), kakao (5.705,26 ha), cengkeh (442,88 ha), kelapa (2.952,38 ha), ubi jalar dan ubi kayu (14.214 ha) teh (3.500 ha) serta komoditi pertanian lainnya, yang terdiri dari perkebunan rakyat yang menjadi komoditas unggulan kabupaten ini. Luas areal hutan seluas 138.741,72 ha yang sangat potensial untuk


(2)

dikembangkan. Selain itu disektor pariwisata, daerah ini juga memiliki panorama alam yg indah, pegunungan dan keindahan Danau Toba dengan kota Pariwisata Parapat yang mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah dari sektor jasa. Maka sangat diperlukan berbagai kreatifitas pemerintah daerah Kabupaten Simalungun untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di daerah tersebut.

Melihat kekayaan sumber daya alam yang melimpah tetapi tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang meyakinkan, atau dengan fakta pertumbuhan ekonomi yang rendah, yaitu pertumbuhan ekonomi yang selalu berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi, maka sangat disayangkan jika potensi-potensi besar yang ada di Kabupaten Simalungun tidak bisa mendongkrak pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut ketingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Sumber : Data diolah dari lampiran

Grafik. 1.1 Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara 2001-2010 (persen)

3.76

2.42 2.56 2.72 3.11

4.76 5.31

4.73 4.92 5.12 3.95 3.99

4.81 5.74 5.48 6.2 6.9 6.39 5.07 6.35 0 1 2 3 4 5 6 7 8

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara


(3)

Sebagai daerah terluas ketiga di provinsi Sumut, pada tahun 2010 kabupaten Simalungun hanya menjadi daerah terbesar ke-lima perekonomiannya apabila dilihat dari besarnya PDRB kabupaten/kota. Hal ini mengindikasikan bahwa masih kurang dioptimalkannya pengelolaan potensi-potensi yang ada di kabupaten Simalungun.

Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, pertumbuhan yang cepat dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari pengembangan beberapa sektor primer. Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek bola salju (snow ball effect) terhadap sektor-sektor lainnya, khususnya sektor sekunder.

Untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari perkembangan PDRB, maka sangat diperlukan pembangunan ekonomi yang mengacu pada sektor unggulan, selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur perekonomian wilayah. Manfaat mengetahui sektor unggulan, yaitu mampu memberikan indikasi bagi perekonomian secara nasional dan regional. Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.


(4)

Sektor-sektor tersebut bukan hanya merupakan penyumbang dalam pembentukan produk nasional maupun domestik, tetapi juga memberikan lapangan kerja utama bagi penduduk. Sektor-sektor perekonomian yang mampu menyerap tenaga kerja dan dapat dijadikan indikasi pertumbuhan ekonomi nasional dan domestik adalah: 1) Sektor Pertanian, 2) Sektor Pertambangan dan Penggalian, 3) Sektor Industri Pengolahan, 4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum, 5) Sektor Bangunan (Konstruksi), 6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, 8) Sektor Keuangan, Asuransi, usaha persewaan dan Real estate,dan 9) Sektor Jasa-jasa lainnya.

Maka dari itu setiap pemerintah daerah harus mengetahui sektor-sektor basis yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah. Karena hal ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan pembangunan daerah dan strategi perencanaan yang matang, serta kemampuan pemerintah untuk melihat pergeseran-pergeseran struktur ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun. Untuk mengetahuinya pemerintah harus melakukan analisis terhadap sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan perekonomian daerah yang lebih besar (provinsi atau nasional). Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Simalungun”.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah;


(5)

1. Bagaimanakah klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?

2. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?

3. Bagaimanakah perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?

4. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor unggulan perekonomian Kabupaten Simalungun?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan diatas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

3. Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

4. Untuk menentukan sektor-sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk;

1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Simalungun.


(6)

2. Sebagai sumbangan informasi dan bahan bacaan bagi penelitian-penelitian yang akan mengkaji lebih dalam mengenai perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

3. Sebagai informasi untuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatan berbagai sumberdaya dalam masyarakat untuk pengembangan pembangunan wilayah Kabupaten Simalungun.

4. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.