Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao Dan Tanah Lempung Sebagai Material Filter Dalam Pengolahan Air Sumur Menjadi Air Bersih

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting kelangsungan bagi
kehidupan manusia. Air salah satu kebutuhan pokok sehari-hari yang tidak dapat
terpisahkantanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia. Karena itu jika
kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak
yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial.Pengadaan air bersih di
Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan,
dan dikelola oleh Perusahan AirMinum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun
demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi. Untuk daerah yang
belum mendapatkan pelayanan air bersih umumnya mereka menggunakan air
tanah

(sumur), air

sungai,

air


hujan,

air

sumber

(mata

air)

dan

lainnya.Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air
tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat
sebagai air bersih. Pemakaian air yang tidak memenuhi standar kualitas air bersih
dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung tapi cepat maupun
tidak langsung tapi secara perlahan(Alpensteel.com, 1 November 2014, Kondisi
Air Bersih Yang Berada Di Indonesia).
Tingginya pencemaran air sumur saat ini sangat mempengaruhi kehidupan
manusia dan lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih yang semakin

lama semakin menurun baik kuantitas maupun kualitasnya. Air dalam sumur
yang dibuat oleh warga digunakan untuk minum, mencuci, kakus dan lainnya.

Ketersediaan air bersih dari tahun ke tahun cenderung berkurang akibat rusaknya
daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15–
35% per tahun. Padahal di lain pihak kecenderungan konsumsi air bersih justru
naik secara eksponensial (Thefirstwinnerblog.blogspot.com, 1 November2014,
Pentingnya Air Bagi Kehidupan)
Masalah air kuning, keruh, bau, karat maupun berminyak ini juga dialami oleh
salah satu sumur di daerah Kutacane Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh
Tenggara.Walaupun kondisi seperti tersebut air tanah tetap digunakan karena
sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang dipergunakan untuk keperluan
sehari – hari.Ciri-ciri umum air mengandung zat besi (Fe) dan kadar mangan (Mn)
yaitu air berwarna kuning,keruh terdapat bau tak sedap/bau besi, serta air keluar
jernih tetapi jika diendapkan beberapa saat menjadi berubah warna dimana
kondisi air sedikit berminyak dan rasa tidak enak (Aimyaya.com, 1 November
2014, Kumpulan Teknik Penyaringan Air Sederhana).
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah air kuning, keruh dan berbau
adalah dengan menggunakan filter. Filter merupakan suatu metode yang
sederhana untuk pengolahan air keruh menjadi air bersih dengan memanfaatkan

daya absorb dari material tersebut. Salah satu contoh filter yang sering digunakan
yaitu filter dari arang aktif. Material filter dari arang aktif memiliki keunggulan
yaitu daya absorbsi yang sangat tinggi, ekonomis karena dapat dibuat dari bahan
yang tidak digunakan lagi (limbah) dan ramah lingkungan.
Arang aktif bisa dibuat dari tongkol jagung, ampas penggilingan tebu, ampas
pembuatan kertas, tempurung kelapa, sabut kelapa, sekam padi, serbuk gergaji,
kayu keras dan batubara. Kemampuan daya serap arang aktif tergantung kepada

luas permukaan partikel dan kemampuan tersebut dapat menjadi lebih tinggi jika
arang aktif diaktivasi dengan menggunakan bahan kimia ataupun dengan
pemanasan pada temperatur tinggi. Menurut Anggreini (2010), arang aktif yang
dibuat secara kimia dapat digunakan untuk menarik logam Zn, Fe, Mn, Cl, PO4
dan SO4 yang terdapat dalam air sumur yang terkontaminasi dan juga dapat
digunakan untuk menjernihkan air limbah industri pulp kertas.Sedangkan karbon
aktif yang dibuat secara fisika biasanya digunakan untuk mengembangkan
struktur rongga yang ada pada arang sehingga memperluas pemukaannya dan
menghilangkan konstituen yang mudah menguap serta membuang produksi tar
atau hidrokarbon – hidrokarbon pengotor pada arang.
Gunawan (2012) melakukan penelitian dengan memanfaatan arang aktif kulit
kakao (theolarama cacao L) sebagai adsorben ion Pb (II) dan Cu (II). Hasil yang

diperoleh bahwa arang aktif kulit kakao memiliki daya absorbsi terhadap logam
mencapai 94,87% ,kadar air 11,03% dan kadar abu 19,11%. Hal inilah yang
menjadi faktor penting yang dipertimbangkan dalam pelaksanaan penelitian ini.
Pada penelitian lainnya Masthura (2013) membuat arang aktif dari tempurung
kelapa sebagaipenjernihan air sumurgalian dengan metode filterisasi. Hasil yang
didapat dari penelitian tersebut adalah suhu pemanasan arang aktif dari tempurung
kelapa yang optimum adalah suhu pemanasan 900o C yang memiliki daya serap
air sebesar 75,20% yang akan digunakan sebagai media filter air sumur galian.
Hasil pengujian air sumur galian setelah difilter diperoleh nilai kekeruhan sebesar
0,5 NTU, warna