Rangkuman Materi Sejarah Dakwah

--{Rangkuman Materi Sejarah Dakwah}--

--{Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Fungsi}---{Sejarah Dakwah }-A. Pengertian, Ruang Lingkup dan Fungsi Sejarah Dakwah
1. Pengertian
Sejarah dakwah berasal dari dua kata, yaitu “sejarah” dan “dakwah”. Sejarah berasal
dari bahasa Arab “syajarah” yang berarti pohon. Sedangkan “dakwah” secara etimologis
berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan. Kata da’a mengandung arti : menyeru, memanggil,
dan mengajak. Dakwah artinya seruan, panggilan, dan ajakan. Dakwah Islam dapat
dipahami sebagai seruan, panggilan, dan ajakan kepada Islam.
Dengan demikian, “sejarah dakwah” dapat diartikan sebagai peristiwa masa
lampau

umat manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil, dan mengajak umat

manusia kepada Islam serta bagaimana reaksi umat yang diseru dan perubahan-perubahan
apa yang terjadi setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung.
2. Ruang Lingkup Sejarah Dakwah
Pembatasan ruang lingkup kajian dakwah berangkat dari jawaban pertanyaan kapan
dakwah Islam dimulai. Aspek kesejarahan yang dipotret adalah aktivitas umat dalam
memenuhi perintah Allah SWT. Untuk menyebarkan agama, membina masyarakat,
melakukan transformasi sosial budaya, memelihara agama, dan mempertahankannya dari

serangan musuh-musuh Islam. Sejarah Islam juga memotret bagaimana perjuangan
menegakkan agama dalam rentang masa yang begitu panjang ini mengalami pasang surut.
3. Kedudukan dan Fungsi Sejarah Dakwah
Adapun fungsi mempelajari sejarah dakwah antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi perjuangan para Rasul dan kegigihan mereka
dalam menyebarkan dakwah tauhid.
2. Mengidentifikasi penyakit umat setiap zaman dan bagaiman mencari jalan keluar dari
penyakit tersebut.
3. Menentukan sikap dalam berdakwah dengan bercermin dari sejarah yang benar.
4. Mengetahui faktor kemajuan dan kemunduran dakwah dari masa ke masa.
5. Untuk memupuk semangat perjuangan para da’i.
6. Mengetahui sejauh mana dakwah Islam telah dapat mempengaruhi dan merombak
jalannya sejarah, atau telah berhasil menciptakan realitas sosiokultural baru.

7. Memprediksi apa yang bakal terjadi dengan peran Islam di masa mendatang dalam
rangka penataan kehidupan masyrakat baru.

--{Kondisi Bangsa Arab Sebelum Islam}-A.

Keadaan geografis jazirah arab

Semenanjung Arab adalah semenanjung yang terletak di sebelah

barat daya Asia. Wilayahnya memiliki luas 1.745.900 kilometer persegi.
Semenanjung ini dinamakan jazirah karena tiga sisinya berbatasan
dengan air, yakni di sebelah timur berbatasan dengan teluk Oman dan
teluk Persi, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan
teluk Aden, di sebelah barat berbatasan dengan laut merah. Hanya di
sebelah utara, jazirahini berbatasan dengan daratan atau padang pasir
Irak dan Syiria.
Secara geografis, daratan jazirah Arab didominasi padang pasir
yang luas, serta memiliki iklim yang panas dan kering. Hampir lima per
enam daerahnya terdiri dari padang pasir dan gunung batu
.
B. Keadaan sosial dan budaya bangsa arab sebelum islam
Masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
penduduk kota (Hadhary) dan penduduk gurun (Badui). Penduduk kota
bertempat tinggal tetap. Mereka telah mengenal tata cara mengelola
tanah pertanian dan telah mengenal tata cara perdagangan. Bahkan
hubungan perdagangan mereka telah sampai ke luar negeri. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka telah memiliki peradaban cukup tinggi.

Sementara masyarakat Badui hidupnya berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat lainnya guna mencari air dan padang rumput untuk
binatang gembalaan mereka.
Kondisi kehidupan Arab menjelang kelahiran Islam secara umum
dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Hal ini dikarenakan kondisi sosial
politik dan keagamaan masyarakat Arab saat itu. Hal itu disebabkan
karena dalam waktu yang lama, masyarakat Arab tidak memiliki nabi,
kitab suci, ideologi agama dan tokoh besar yang membimbing mereka.

Mereka tidak mempunyai sistem pemerintahan yang ideal dan tidak
mengindahkan nilai-nilai moral. Pada saat itu, tingkat keberagamaan
mereka tidak berbeda jauh dengan masyarakat primitif.
Pada masa itu, kaum wanita menempati kedudukan yang sangat
rendah sepanjang sejarah umat manusia. Masyarakat Arab pra Islam
memandang wanita ibarat binatang piaraan bahkan lebih hina lagi.
Karena para wanita sama sekali tidak mendapatkan penghormatan sosial
dan tidak memiliki apapun. Kaum laki-laki dapat saja mengawini wanita
sesuka hatinya dan menceraikan mereka semaunya.
C. Keadaan ekonomi bangsa arab sebelum islam
Perdagangan


merupakan

unsur

penting

dalam

perekonomian

masyarakat Arab pra Islam. Makkah misalnya, karena letak geografisnya
yang sangat strategis maka ia menjadi tempat persinggahan para kafilah
dagang yang datang dan pergi menuju pusat perniagaan[2]. Mereka
berdagang bukan saja dengan orang Arab, tetapi juga dengan non-Arab.
Kemajuan perdagangan bangsa Arab pra Islam dimungkinkan antara lain
karena pertanian yang telah maju. Kemajuan ini ditandai dengan adanya
kegiatan ekspor-impor yang mereka lakukan. Para pedagang Arab selatan
dan Yaman pada 200 tahun menjelang Islam lahir telah mengadakan
transaksi dengan Hindia, Afrika, dan Persia. Komoditas ekspor Arab

selatan dan Yaman adalah dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi,
kulit binatang, buah kismis, dan anggur. Sedangkan yang mereka impor
dari Afrika adalah kayu, logam, budak; dari Hindia adalah gading, sutra,
pakaian dan pedang; dari Persia adalah intan. Data ini menunjukkan
bahwa perdagangan merupakan urat nadi perekonomian yang sangat
penting sehingga kebijakan politik yang dilakukan memang dalam rangka
mengamankan jalur perdagangan ini.
D.

Keadaan politik bangsa arab sebelum islam
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa sebagian besar

daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah Yaman
yang terkenal subur. Ditambah lagi dengan kenyataan luasnya daerah di

tengah Jazirah Arab,

bengisnya

alam,


sulitnya

transportasi,

dan

merajalelanya badui yang merupakan faktor-faktor penghalang bagi
terbentuknya sebuah negara kesatuan serta adanya tatanan politik yang
benar. Mereka tidak mungkin menetap. Mereka hanya bisa loyal ke
kabilahnya saja. Oleh karena itu, mereka tidak akan tunduk ke sebuah
kekuatan politik di luar kabilahnya yang menjadikan mereka tidak
mengenal konsep negara.
Bangsa arab sebelum datangnya islam, mereka telah mempunyai berbagai macam
agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang
membawa akhlak, hukum-hukum dan peraturan-peraturan hidup. Jadinya agama ini datang
kepada bangsa yang kondisinya bukan bangsa baru maka bertemulah islam dengan agamaagama jahiliah, peraturan-peraturan islam dengan peraturan-peraturan bangsa arab sebelum
islam.
Masyarakat arab sebelum islam bersifat kesukuan dan tidak mengerti politik.
Sebelum islam datang disebut juga zaman jahiliah atau lebih dikenal dengan zaman

kebodohan. Bodoh disini bukan dalam artian tidak berpendidikan namun lebih kepada bodoh
dalam hal aqidah dan perilaku.
Sifat tercela bangsa arab sebelum datangnya islam adalah:
1. Menyembah berhala
Berhala yang disembah bangsa arab saat itu bermacam-macam bentuknya dan bahan
pembuatannya tergantung dari setatus social dan ekonomi mereka pada saat itu.
2. Mengawini bekas istri ayahnya
Adat bangsa arab pada saat itu jika seorang ayah meninggal dan mempunyai seorang
istri maka istri tersebut dianggap warisan dan harus dikawini oleh anaknya.
3. Suka berfoya-foya
Mereka bangga jika sudah pernah melakukan dosa dengan cara minum khamar dan
mabok-mabokan sambil berfoya-foya.
4. Mengubur anak perempuan hidup-hidu
Bagi bangsa arab anak perempuan adalah suatu aib yang besar karna menurut mereka
anak perempuan hanya menyulitkan tidak bisa diajak berdagang dan berperang. Oleh
sebab itu dengan menghilangkan aib itu dengan ringan hati mereka menguburkan
anak perempuan mereka hidup-hidup.
Masyarakat arab sangat bodoh dan jahiliah sebelum masuknya islam.
Sifat negatif bangsa arab


a. Suka berperang.
b. Keras.
c. Suka berjudi dan minum khamar.
Sifat positif bangsa arab
a. Pemberani.
b. Sabar.
c. Ketulusan dan berkata benar.
d. Dermawan.
Sebelum islam datang masyarakat arab menyembah berhala dan berhala itu terpusat di
kabbah.

--{Dakwah pada masa Nabi Muhammad SAW}-Dakwah Nabi di Makkah
1. Muhammad SAW. Dan tujuan pengutusannya
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT.
Beliau berasal dari nasab yang mulia dari keturunan ismail bin Ibrahim.
Mengingat tugas beliau begitu berat, yaitu memperbaiki wajah
dunia yang telah coreng-moreng dengan kejahiliahan, maka Allah
SWT.Memilih Nabi Muhammad sebagai manusia yang paling layak untuk
menerima amanah ini dan mempersiapkannya dan berbagai bekal yang
tanpa disadari oleh Muhammad kecil.

Untuk memperkuat kepribadiannya, Allah SWT.Membekali dengan
berbagai mukjizat, seperti peristiwa isra mi’raj, terbelahnya bulan,
keluarnya air dari sela-sela jari beliau, bertambahnya makanan, turunnya
hujan setelah beliau melakukan istisqa, dan lain-lain.Mukjizat terbesar
Allah yang diturunkan ke beliau adalah Al-Qur’an.
2. kondisi objektif masyarakat mekkah saat nabi diutus
1. Kondisi keagamaan

Arab ketika itu tenggelam dalam kepercayaan jahiliah.Sisa-sisa
penganut agama Ibrahim sangat langka dan tidak terdengar lagi
suaranya.Virus kepercayaan jahiliah begitu dahsyat sehingga merambah
hampir semua lapisan masyarakat. Informasi tentang kepercayaan
mereka dapat kita lihat dalam Al-Qur’an.
Agama yang masih bertahan meski banyak perubahan-perubahan
adalah agama yahudi dan nasrani.Yaman memiliki komunitas nasrani yang
cukup besar, demikian juga daerah ghassan, kabilah taghlib, dan
tha’i.sedangkan yastrib didiami oleh yahudi dalam jumblah yang cukup
banyak.

b. kondisi politik dan hukum

kondisi politik di hirah, syam , dan hijaz sangat rusak. Manusia
terbagi ke dalam dua kelas, tuan, dan budak, atau pemimpin dan rakyat.
Rakyatnya selalu menjadi mangsa para pemimpin.Mereka tak ubah seperti
mesin yang siap memperoduksi kekayaan buat pemimpinnya, sedangkan
mereka sendiri tidak mendapatkan apa-apa.Rakyat terombang-ambing
dalam kesesatan, diliputi kezaliman, kehinaan, dan penyiksaan.Mereka
tidak bisa berbuat apa-apa.
c. kondisi sosiokultural
pada saat ini ada beberapa hal yang dapat kita lihat dari sudut
sosiokultural:
1. Hubungan antara laki-laki dengan perempuan sudah rusak.
2. Perlakuan terhadap budak semena-mena.
3. Budaya miras mengakar.
3. Materi dakwah Nabi Muhammad SAW
Dalam

Al-Qur’an

Allah


menegaskan

bahwa

Nabi

Muhammad

SAW.Diutus buat menebar rahmat buat sekalian alam.Kemudian dalam
sebuah hadis, beliau menggariskan bahwa parameter keberhasilan beliau

dalam mengembah amanah Allah adalah sejauh mana orang yang
tersentuh

dakwah

dapat

menjadi

manusia

yang

berakhlak

mulia.

Sepertinya, Alam tidak akan merasakan tersebarnya rahmat Allah jika
akhlak mulia belum tercapai.
Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa materi dakwah di mekkah
adalah sebagai berikut:
1. Tauhid.
2. Iman kepada hari kiamat.
3. Pembersihan jiwa dengan menjauhi segala kemungkaran dan
kekejian

yang

menimbulkan

akibat

buruk,

dan

dengan

melakukan hal-hal yang baik utama.
4. Penyerahan segala urusan kepada Allah.
5. Semua itu setelah beriman kepada risalah Muhammad.

4. Metode dakwah Nabi di Mekkah
Metode dakwah adalah ilmu tentang menyampaikan dakwah
dengan

cara

menghilangkan

halangan-halangan

yang

merintangi

sampainya tujuan dakwah. Agar tujuan dakwah yang telah ditetapkan
oleh rasullulah tersebut tidak bergeser,
beliau mengambil langkah-langkah gemilang yang tercatat dalam
sejarah

sebagai

ajarannya.Beliau

manusia

yang

mengambil

paling

berhasil

langkah-langkah

menyebarkan

bertahap

dalam

pencapaian dakwah.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga tahun
b. Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap

penduduk

mekkah, mulai tahun keempat kenabian sampai akhir tahun
kesepuluh kenabian.
c. Tahapan dakwah di laur mekkah, berlangsung di akhir tahun
kesepuluh kenabian sampai hijrah ke madinah.

5. Sarana dakwah Nabi di mekkah
Al
sesuatu

Bayanuni
yang

mendefinisikan

dimandaatkan

oleh

wasa’il
dai

(sarana)dakwah

dalam

rangka

sebagai:

nenerapkan

manhajdakwah baik sarana maknawiyah (nonfisik) ataupun maddaniyyah
(fisik).
a. sarana fisik


Masjidilharam sebagai sarana untuk memperlihatkan kekuatan








kaum muslimin.
Bukti shafa sebagai tempat pertemuan umum di lapangan terbuka.
Rumah sebagai tempat pengkaderan para sahabat.
Tabligh terbuka, kefasihan, dan retorika rasullulah yang baik.
Dakwah bil haal.
Melakukan ta’akhi (mempersaudarakan sesame muslim).
Meminta bantuan kepada orang lain untuk ta’ziz (kemuliaan)
dakwah.

b. sarana nonfisik



Hubungan Rasullulah SAW. Yang sangat dekat dengan Allah SWT.
Kejujuran dan kepribadian Rasullulah yang luhur dan kehati-hatian
dan kewaspadaan.
Dakwah Nabi di Madinah

1. Hijrah sebagai metode dakwah
dakwah di madinah dianggap kelahiran baru agama islam setelah
ruang dakwah di mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah SWT.
Memilihkan tempat buat nabinya madinah sebagai pilot project
pembentukan masyarakat islam pertama. Madinah memang layak untuk
dijadikan kawasan percontohan.
2. Negara Madinah sebagai sarana baru dakwah Rasullulah
Ketika dakwah sudah melembaga dalam bentuk Negara dengan
Rasullulah sebagai kepala negaranya.Terjadi perbedaaan yang sangat
signifikan dalam metode dakwah.Jika di mekkah beliau tidak leluasa

melaksanakan semua kebijakan yang dirancang, di madinah beliau adalah
penentu kebijakan.
Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan perubahan-perubahan terjadi
dalam metode dakwah.Ketika pemerintah madinah terbentuk beliau
mencanangkan dua program berikut.



Membangun masjid.
Menjalin persatuan sesama muslim.

3. Turunnya perintah jihad
Setelah hijrah berlangsung, syiriat jihad diturunkan dan kaum
muslimin diizinkan untuk melakukan perang. Syariat ini diturunkan dalam
rangka untuk mengamankankan dan memelihara dakwah dari bahaya
yang mengancam serta menghilangkan penghalang sampainya dakwah
kepada orang yang ingin masuk islam sehingga mereka tidak khawatir
dan takut untuk memeluk agama ini.
4. Dakwah dengan mengirim surat
Setelah islam menembus seluruh jazirah Arabia dan kawasan ini
sudah menjadi basis kekuatan islam, Rasullulah mengeluarkan dakwahnya
keluar jazirah.
5. Masyarakat madinah di bawah naungan syariat islam
Madinah yang bercahaya banar-benar menjadi kenyataan setelah
dipimpin oleh Rasullulah SAW. Kegelapan jahiliah secara berthap meredup
dan menghilang dari bumi madinah digantikan dengan cahaya islam.
Kejahiliahan di seluruh sector digantikan oleh nilai islam.
6. Ciri umum dakwah di madinah
Ada bebrapa ciri-ciri umum dalam dakwah Nabi di madinah yang
dapat diidentifikasi, yaitu:


Menjaga kesinambungan tarbiyah dan takziyah bagi sahabat yang
telah memeluk islam.



Mendirikan daulah islamiyyah. Daulah adalah sarana dakwah paling
besar , dan merupakan lembaga terpenting yang secara resmi



menyuarakan nilai-nilai dakwah.
Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh



lapisan masyarakat, baik skala personal maupun jamaah.
Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin
hidup damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang



jelas.
Menghadapi secara tegas pihak yang memiliki perang serta
melakukan psy war (perang urat saraf) bagi kelompok yang selalu
mengintai peluang atau menunggu kesempatan untuk menyerang
daulah islamiah dengan mengirim pasukan-pasukan kecil, serta
melakukan

persiapan

kekuatan

untuk

menghadapi

bebrapa



kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Merealisasikan universalitas dakwah



seluruh kawasan dunia.
Melalui surat, mengirim duta, mengirim rombongan, menerima

islam

dengan

merambah

utusan yang datang, dan seterusnya.

--{Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin}--

A. Abu Bakar As-Shiddiq
Kepemimpinan dan kebijakan Abu Bakar As Shiddiq.
Berikut adalah kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh kholifah Abu
Bakar As Shiddiq,yang merupapakn babak lanjutan dari dakwah Nabi
Muhammad SAW.
a. Memerangi tiga golongan yang mengacaukan islam.
1. Orang-orang murtad.
2. Golongan yang tidak membayar zakat.
3. Orang-orang yang mengaku menjadi Nabi.
b. PengumpulanMushaf Al-Qur’an.
c. Perluasan Wilayah
B. Umar bin Khattab
Kepemimpinan dan kebijakan Umar bin Khattab

Berikut adalah kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh kholifah
Umar bin Khattab,yang merupapakn babak lanjutan dari dakwah Nabi
Muhammad SAW.
a. Perluasan Wilayah
Pada zaman Umar Bin Khattab, ekspansi dilakukan secara
bertahap. Dasmaskus ibu kota Syiria jatuh dan dapat dikuasai oleh
umat

islam

pada

tahun

635

M.

Setahun

kemudian

Byzantium

dikalahkan oleh tentara islam. Dari Syiria ekspansi dilanjutkan ke Mesir
di bawah pimpinan Amr Bin ash dan ke Iraq dibawah pimpin Sa’ad Bin
Abi Waqash. Niskandariyah ibu kota Mesir ditaklukkan pada tahun 641
M. Meletakkan Prinsip Keadilan
b. Pengembangan Kekuasaan.
C.

Utsman bin Affan

1. Kepemimpinan dan kebijakan Utsman bin Affan
a. Perluasan wilayah islam.
b. Kodifikasi al-Qur’an.
Pekerjaan yang paling berat yang dirasakan oleh Usman Bin Affan pada masa
pemerintahannya

adalah

oengumppulan

Al-Qur’an

(Kodifikasi

Al-Qur’an)yang

merupakan lanjutan kerja yang diawali oleh Abu Bakar As Siddiq atas inisiatif Umar Bin
Khottob.
c. Otonomi Daerah.
d. Membentuk Angkatan Laut.
e. PengumpulanMushaf Al-Qur’an
f. Perluasan Wilayah

D. Ali Bin Abi Tholib
1. Kepemimpinan dan kebijakan Ali Bin Abi Tholib
a. Mengganti para Gubenur.
b. Menarik kembali tanah milik Negara.

--{Sejarah Dakwah Masa Bani Umayyah}--

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdi Manaf. Ia
adalah salah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa Jahiliah. Ia dan pamannya
Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung untuk memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Muawiyah
disamping pendiri daulah Bani Abbasiyah juga sekaligus menjadi khalifah pertama. Ia
memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus.
Muawiyah tumbuh sebagai pemimpin karier. Pengalaman politik yang telah
memperkaya dirinya dengan kebijaksanaan dalam memerintah, mulai dari menjadi salah
seorang pemimpin pasukan di bawah komando Panglima Abu Ubbaidah bin Jarrah yang
berhasil merebut wilayah Palestina, Suriah dan Mesir dari tangan Imperium Romawi yang
telah menguasai ketiga daerah itu sejak tahun 63 SM.
Dengan menegakkan wibawa pemerintahan sarta menjamin integritas kekuasaan di
masa-masa yang akan datang, Muawiyah dengan tegas menyelenggarakan suksesi yang
damai, dengan pembaiatan putranya, Yazid, beberapa tahun sebelum khalifah meninggal
dunia.
B. Para Khalifah Dinasti Umayyah
Masa dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya 90 tahun, dengan 14 khalifah. Adapun
urutan khalifah Umayyah antara lain:
1. Muawiyah I bin Abi Sufyan
14-60H/661-679M
2. Yazid I bin Muawiyah
60-64H/679-683M
3. Muawiyah II bin Yazid
64H/683M
4. Marwan I bin Hakam
64-65H/683-684M
5. Abdul Malik bin Marwan
65-86H/684-705M
6. Al-Walid I bin Abdul Malik
86-96H/705-714M
7. Sulaiman bin Abdul Malik
96-99H/714-717M
8. Umar bin Abdul Aziz
99-101H/717-719M
9. Yazid II bin Abdul Malik
101-105H/719-723M
10. Hisyam bin Abdul Malik
105-125H/723-742M
11. Al-Walid II bin Yazid II
125-126H/742-743M
12. Yazid bin Walid bin Malik
126H/743M
13. Ibrahim bin Al-Walid II
126-127H/743-744M

14. Marwan II bin Muhammad

127-132H/744-750M

Muawiyah menerima kekhalifahan di Kufah dengan syarat-syarat yang diajukan oleh
Hasan, yakni:
a) Agar Muawiyah tiada menaruh dendam terhadap seorang pun penduduk Irak;
b) Menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka;
c) Agar pajak tanah negeri Ahwaz diperuntukkan kepadanya dan diberikan tiap
tahun;
d) Agar Muawiyah membayar kepada saudaranya, Husain, 2 juta dihram;
Pemberian kepada Bani Hasyim haruslah lebih banyak dari pemberian kepada Bani
Abdis Syams.
Muawiyah wafat pada tahun 60H di Damaskus karena sakit dan digantikan oleh
anaknya, Yazid yang telah ditetapkannya sebagai putra mahkota sebelumnya. Yazid tidak
sekuat ayahnya dalam memerintah, banyak tantangan yang dihadapi, antara lain
membereskan pemberontakan kaum Syi’ah yang telah membaiat Husain sepeninggal
Muawiyah.
C. Sasaran dakwah Bani Umayah
1.
2.
3.
4.
5.

Wilayah kekuasaan kerajaan Romawi timur dan Kerajaan Persia
Medan dakwah di Asia kecil
Medan dakwah di afrika Utara
Medan dakwah islam ke Asia timur
Medan dakwah ke china

D. Usaha – Usaha Daulah Bani Umayah Dalam menyebarkan agama islam
1. Ekspansi Islam yang terjadi pada masa bani umayah wilayah – wilayah
yang dikuasai meliputi: Spanyol, Afrika Utara, Syuriah, Palestina, Arabia,
Irak, sebagian Asia kecil Persia, Afghanistan, India ( pakistan ), turkmenia,
Uzbekistan, Kirgis (Asia Tengah).
2. Meningkatkan pembangunan tempat ibadah
3. Daulah Bani Umayyah memberikan perhatian besar kepada ilmu – ilmu
keislaman .