Tutup Semlok Dakwah Kultural, Din Syamsuddin Beri Empat Catatan

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Tutup Semlok Dakwah Kultural, Din Syamsuddin Beri Empat Catatan
Tanggal: 2015-06-06

SEMINAR dan Lokakarya Nasional Dakwah Kultural di Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) resmi ditutup hari ini, (6/6), oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din
Syamsuddin. Semlok yang mengambil tema Revitalisasi Dakwah Kultural menuju Masyarakat
Islam Sebenar-benarnya itu telah berlangsung sejak kemarin. Berbagai pandangan tentang tema
tersebut disampaikan oleh nara sumber dari berbagai kalangan. Antara lain, Ketua PP
Muhammadiyah Sukriyanto AR, MHum, Prof Dr Munir Mulkhan, Dr. M. Damami, Dr M Nurhakim,
dan Bupati Bojonegoro Suyoto.
Dalam pidato penutupan, Din memberikan empat catatan pada acara yang digelar Lembaga
Kebudayaan UMM ini. Pertama, perlunya penyesuaian metodologi dakwah kultural di
tengah-tengah masyarakat. Muhammadiyah, katanya, dikenal memiliki aktualisasi teologi yang
terlampau keras karena ketegasan pada semangat purifikasi. Hal ini berimplikasi pada nyaris
ditolaknya seluruh unsur sinkretis di masyarakat.
“Muhammadiyah memang memiliki ketegasan ideologis, tetapi dakwah kutural harus
memperhatikan sasaran, audiensnya, jangan sampai terjadi penolakan yang justru kontra

produktif pada tujuan dakwah,” ungkap Din seraya mengutip sebuah hadits tentang pentingnya
menyesuaikan tingkat pemahaman (kemampuan akal) masyarakat.
Kedua, Din mewanti-wanti jangan sampai ada kesan Muhammadiyah hendak membumi
hanguskan budaya yang telah ada. Islam, menurutnya, adalah agama yang akomodatif. Banyak
contoh cara ibadah Islam diambil dari cara ibadah kaum terdahulu yang di-Islamkan, termasuk
cara solat, puasa bahkan ibadah haji.
“Muhammadiyah perlu sedikit agak rileks, tidak alergi pada budaya,” lanjutnya.
Ketiga, hendaknya dakwah kultural mengangkat local wisdom. “Muhammadiyah harus lebih
akrab dengan budaya yang ada dalam masyarakat sebelum budaya itu diambil oleh orang lain,”
saran Din. Musik rap, misalnya, adalah budaya pop yang akrab dengan anak muda, tidak perlu
dijauhi alih-alih dibuat isinya mengandung dakwah yang menggugah.
Terakhir, Din mengajak agar warga Muhammadiyah memanfaatkan dakwah menggunakan
teknologi informasi. Pemanfaatan media mainstream maupun media sosial sangat penting untuk
menjangkau kalangan masyarakat modern saat ini.
“Kita memiliki konten yang sangat bagus tetapi tidak pandai mengemasnya di media,
sementara orang mengemas sangat bagus hal-hal yang sifatnya tidak penting lewat media massa
melalui hiburan-hiburan,” tutur Din menyontohkan tayangan televisi saat ini.
Sebelumnya Semlok dibuka oleh rektor UMM, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP. UMM, kata
rektor, mendorong tumbuh kembangnya seni-budaya di kampus ini melalui berbagai cara. Salah
satunya melalui pertunjukan-pertunjukan yang digelar baik oleh even organizer yang ada di bawah

UPT UMM Dome maupun Lembaga Kebudayaan. Khazanah budaya Islam yang kental
diharapkan tumbuh sehingga warna karakter kampus ini semakin kuat.
Di akhir Semlok, Lembaga Kebudayaan UMM juga menyampaikan rekomendasi. Dalam
resume hasil Semlok dipaparkan antara lain tentang problematika dakwah kultural yang masih
belum diimplementasikan secara masif.

page 1 / 2

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Menurut Ketua LK UMM, Dr Tri Sulistyoningsih, Muhammadiyah perlu melakukan kampanye
dan kegiatan seni budaya dan olah raga secara lebih giat lagi. “Warga Muhammadiyah harus
enyadari pentingnya seni budaya dan olah raga sebagai sarana dakwah syiar yang efektif,”
katanya. Hal ini, kata Tri, sudah dilakukan oleh LK UMM dengan menggelar berbagai pertunjukan
budaya bernuansa dakwah. (nas)

page 2 / 2