Analisis Lingkungan Bisnis Semen Indones

Analisis Lingkungan Bisnis PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Dani Pratama
Sri Wahju Handayani
MM. 8B Executive

MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
PT Semen Indonesia meruapakan salah satu perusahaan di bidang industri semen dan
sebagai market leader

di Indonesia. Sepak terjang perusahaan plat merah ini juga telah

melebarkan sayap bisnisnya ke kawasan regional ASEAN yang dengan mengakuisisi Thang
Lhong Cement Vietnam. Sebagai pemain utama di Indonesia serta ekspansi bisnis yang massif

harus di dukung dengan strategi untuk mengimplementasikan startegi tersebut dalam
mendukung tujuan PT Semen Indonesia menjadi perusahaan Semen Internasional. Untuk itu
diperlukan analisa yang mendalam terkait lingkungan bisnis di suatu wilayah baik dari faktor
Internal maupun Eksternal.Salah satu contoh nyata dalam lingkungan bisnis ialah Kondisi
makro dan situasi persaingan yang meningkat antar pelaku industri semen membuat Perseroan
harus mengatasi beberapa persoalan mendasar. Perseroan meningkatkan konsolidasi internal dan
sinergi baik dari sisi operasional, maupun perencanaan strategis. Penerapan fokus strategi cost
management dengan melakukan upaya-upaya pengendalian biaya produksi maupun distribusi
yang cenderung meningkat dengan menerapkan beragam hasil pengembangan inovasi
.
Kondisi perekonomian Global yang tidak menentu adalah salah satu faktor yang
mendapat perhatian dalam sebuah bisnis yang menjalankan sebuah entitas bisnis di dalam
maupun luar negeri terkait bahan baku impor. Selain itu, Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dollar amerika menjadi perhatian penting bagi pelaku usaha khususnya industri semen. Belum
lagi faktor internal seperti persaingan usaha yang kian kompetitif dari pemain eksisting maupun
pemain baru yang pada beberapa tahun mendatang menjadi ancaman nyata bagi Semen
Indonesia. Untuk Itu dalam pembahasan ini dapat dipetakan melalui EFAS & IFAS untuk
memetakan setiap peluang,ancaman, kesempatan maupun kelemahan sehingga dapat di gunakan
sebagai sebuah tools bisnis proses.


PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Perusahaan diresmikan di Indonesia
pada tanggal 7 Agustus1957 oleh Presiden
RI pertama dengan kapasitas terpasang
250.000 ton semen per tahun, dan sampai
akhir tahun 2012 kapasitas tumbuh sebesar
113% menjadi 28,5 juta ton/tahun.

Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Persereroan
tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
EfekSurabaya (kini menjadi Bursa Efek
Indonesia) serta merupakan BUMN pertama
yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat dengan komposisi
pemegang saham saat itu; Pemerintah RI 73% dan Masyarakat 27%. Pada bulan September
1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah
komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Pada tanggal 15
September 1995 PT Semen Indonesia berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen
Tonasa.Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.

Pada tanggal 17 September 1998, Pemerintah RI melepas kepemilikan sahamnya di
Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S. A. de C.
V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah
menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September
1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,0%,
masyarakat 23,4% dan Cemex 25,5%. Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan
saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepadaBlue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,0% Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%,
dan masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd, menjual seluruh
sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah
menjadi Pemerintah 51,0% dan publik 48,9%.
Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika Perseroan melakukan
penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen saham Thang Long Cement, perusahaan
semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton/tahun. Akuisisi Thang
Long Cement Company ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai BUMN pertama yang
berstatus multi national corporation. Sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan sebagai
perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5
juta ton per tahun.

Pada tahun 2012, Perseroan semakin mengintensifkan upaya membentuk strategic

holding company yang lebih menjamin terlaksananya sinergi pada seluruh aspek operasional
dari perusahaan yang bernaung dibawah grup perusahaan. Melalui pembentukan strategic
holding ini, Perseroan meyakini seluruh potensi dan kompetensi perusahaan dalam group baik
dalam bidang operasional, produksi dan terutama pemasaran, dapat disatu padukan dengan
semakin baik untuk memberikan kinerja optimal. Melalui penerapan strategic holding, maka
posisi “holding” terhadap anak usaha (yakni perusahaan semen dan anak perusahaan yang akan
datang) menjadi sangat jelas, yakni:
1. HoldCo menentukan arah group
2. Di masa yang datang, setiap OpCo tambahan akan berada di tingkat yang sama
dengan OpCo yang ada.
Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, menjadi
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah
awal dari upaya merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group yang ditargetkan dan
diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh
potensi yang dimiliki untuk menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang
optimal. Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai
aspek yang krusial, mencakup:
1. Nama tersebut bisa merefleksikan ambisi dari grup.
2.


Merangkul karakteristik nasional dari perusahaan yang mencakup ketiga OpCo

3. Melalui nama tersebut sejarah dan tradisi tetap dihormati
4. Melalui nama Semen Indonesia, seluruh Opco tetap dapat menggunakan keberadaan
merek eksisting secara optimal, mengingat pengenalan merek baru akan sangat
menyita waktu dan biaya. Perseroan juga telah mempertimbangkan bahwa nama
Semen Indonesia sangat sejalan dengan sasaran pembentukan Holding dari berbagai
aspek, mencakup:

5. Kemampuan untuk meningkatkan Sinergi:


Sesuai dengan positioning anak-anak perusahaan yang bergerak dalam bidang
persemenan.



Merefleksikan Holding yang lebih besar dan melambangkan ke- Indonesiaan.




Dapat memayungi anak-anak perusahaan persemenan yang berada di lokasi
geografis yang berbeda (Indonesia, Tonasa, dan Padang)



Dapat diterima dengan mudah di lingkup Internasional ataupun Dalam negeri

6. Meningkatkan potensi pemasaran dan pertumbuhan
a. Masing-masing merk eksiting (Semen Indonesia, Semen Tonasa dan Semen
Padang) tetap tumbuh dan eksis sebagai merk yang kuat di Indonesia.
b. Pada masa mendatang, nama Semen Indonesia dapat menciptakan kebanggaan
nasionalis; menghilangkan asosiasi dengan spesifik daerah.
c. Kemungkinan lebih bisa diterima oleh potensial target merger dan akusisi
(perusahaan Semen BUMN lainnya).
d. Komplemen dari struktur strategic holding

e. Menambah keberadaan di pasar regional dan internasional
f.


Selaras dengan aspirasi menjadi pemain regional kelas atas Pembentukan Semen
Indonesia sebagai Strategic Holding, akan memberikan keleluasaan dalam
merealisasikan berbagai aksi korporasi, menyangkut: akuisisi, financing,
pengembangan bisnis terintegrasi dengan industri semen, akuisisi lahan dalam
rangka persiapan pembangunan pabrik baru dan sebagainya.

Visi & Misi Semen Indonesia

Visi
Menjadi perusahaan persemenan internasional yang terkemuka di Asia Tenggara
Misi
1. Mengembangkan

usaha

persemenan

dan


industri terkait

yang

berorientasikan

kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya saing dan sinergi
untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).
5. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
6. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).
7. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.

Perseroan memiliki berbagai keunggulan lain yang mampu meningkatkan daya saing
ditengah kompetisi industri semen yang semakin ketat. Keunggulan Perseroan mencakup antara
lain :
a. Jangkauan Distribusi
Keunggulan jaringan distribusi Semen Indoneisa didukung oleh 30 unit gudang

penyangga, pengoperasian 20 packing plant di lokasi yang strategik dan tersebar di seluruh
wilayah Indonesia serta didukungoleh 361 distributor nasional untuk menjamin kelancaran
pasokan semen ke seluruh penjuru Nusantara. Semen Indonesia saat ini sedang membangun 3
packing plant tambahan di beberapa lokasi prospek. Hingga tahun 2016 Perseroan merencanakan
tambahan 12 unit packing plant. Tujuan pembangunan packing plant tersebut adalah:
• Efisiensi biaya transportasi, distribusi dan pengantongan.
• Menjamin kontinuitas pasokan semen di wilayah pemasaran Perseroan.
• Perluasan pasar.
b. Bahan Baku
Area-area tambang Perseroan memiliki cadangan bahan baku dengan kualitas terbaik dan
dalam jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan produksi semen di seluruh pabrik
Perseroan dalam jangka panjang.
c. Brand Image
Perseroan memiliki empat merk yang lekat di hati konsumen, yaitu Semen Indonesia,
Semen Padang, Semen Tonasa dan Thang Long Cement. Perseroan menguasai pangsa pasar
domestik terbesar yang mencapai sekitar 42 %, menunjukkan keunggulan reputasi yang
mencerminkan kekuatan corporate dan brand image Perseroan.

B.


Analisis Lingkungan Bisnis
Kodisi Ekonomi Global
Memasuki tahun 2015, perekonomian dunia menunjukan gejala pemulihan khususnya

Amerika Serikat. sementara negara-negara utama lainnya, seperti Tiongkok, Jepang, Jerman dan
Inggris masih belum pulih sebelum krisis. hal ini di perparah dengan kondisi ekonomi Yunani
yang menyebabkan efek domino di beberapa negara khusunya Uni Eropa. Hal ini menimbulkan
tantangan lain berupa penguatan nilai tukar dollar Amerika terhadap hampir seluruh mata uang
dunia, termasuk Indonesia. Sekalipun demikian, para ekonom meyakini, bahwa perkeonomian
global mulai menunjukan ke arah pembalikan. pelemahan harga minyak dunia sepanjang tahun
2014 membuat momen perbaikan ekonomi di tahun 2015 dan tahun-tahun selanjutnya diyakini
akan lebih baik lagi sekalipun pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Jepang

yang menjadi

barometer perekonomian dunia tumbuh dibawah ekspetasi.
Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia di tahun 2014 secara umum kurang kondusif bagi para pelaku bisnis
dihampir seluruh sektor ekonomi. salah satu penyebabnya adalah kondisi perekonomian global
yang masih juga belum pulih pasca krisis yang terjadi sejak 2008 lalu. Kondisi perekonomian

yang masih melemah tersebut membuat permintaan produk-produk komoditas andalan Indonesia
seperti CPO, Karet, dan barang-barang pertambangan menurun. Akibatnya adalah Indonesia
mengalami defisit neraca perdagangan yang diperparah dengan naiknya beban subsidi BBM
sepanjang tahun 2014. kondisi tersebut ditambah dengan kecendrungan menguatnya nilai tukar
dollar AS terhadap rupiah dan membuat rupiah cendrung tertekan. hal tersebut membuat BI
akhirnya meningkatkan tingkat suku bunga dari 7,50 % menjadi 7,75 %. hal ini membuat suku
bunga kredit cenderung tinggi, demikian juga biaya penghimpunan dana, membuat dunia
perbankan kesulitan menyalurkan kredit untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Secara nasional kredit perbankan hanya tumbuh 11,6 % pada tahun 2014, jauh dibawah
pertumbuhan tahun 2013 yang sebesar 21,60%. Tingkat suku bunga BI yang tinggi tersebut juga
berdampak pada penurunan kredit sektor property akibat tingginya suku bunga KPR yang
menurunkan daya beli masyarakat terhadap sektor property. Dari hal tersebut penurunan sektor
property berefek terhadap penurunan penjualan semen di Indonesia.

Prospek Konsumsi Semen Regional (ASEAN)
Sebagaiman diketahui bersama, pada tahun 2015 mendatang, berlaku ketentuan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA), suatu zone ekonomi baru yang meliputi seluruh negara yang tergabung
dalam ASEAN. total penduduk di kawasan ini adalah sekitar 600 juta jiwa dengan Indonesia
menyumbang sekitar 40% penduduk ASEAN. Penyatuan zona ekonomi tersebut akan membuat
lalu lintas perdagangan antara anggota MEA berlangsung lebih dinamis, sehingga pertumbuhan
ekonomi di kawasan di harapkan lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya. pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi akan berimbas positif pada pertumbuhan permintaan semen untuk
mendukung kegiatan pembangunan fisik di seluruh kawasan.
Ekonomi beberapa negara di kawasan ASEAN seperti Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina
dan Thailand di tenggarai memiliki seluruh persyaratan untuk bertumbuh semakin pesat, dengan
mempertimbangkan kekayaan alam dan sumber daya manusianya.

Konsumsi Semen Perkapita Regional ASEAN

Proyek Infrastruktur Pemerintah
Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah di tahun 2015 hingga tahun 2020
dengan mengembangkan infrastruktur dasar seperti, Jalan raya, pelabuhan, pemabangkit listrik,
waduk serta mega proyek lainnya. dengan demikian pada tahun-tahun mendatang seiring dengan
realisasi pembangunan beragam proyek infrastruktur dasar yang menyasar daerah-daerah
potensial, termasuk potensi kemaritiman melalui pembanguan-pembangunan pelabuhan,
konsumsi domestic tumbuh dan di ikuti oleh tumbuhnya kapasitas produksi nasional untuk
mengimbangi permintaan tersebut. sehingga ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih tinggi dan
pada akhirnya permintaan semen akan kembali meningkat.
Selama beberapa tahun terakhir, menyusul terjadinya pertumbuhan permintaan semen
nasional sebagai konsekuensi meningkatkan pembangunan sektor property, industri semen
berkembang menjadi salah satu sektor yang menarik minat para investor. beberapa rencana
pembangunan pabrik baru kemudian bermunculan baik dari produsen eksisting, dalam rangka
ekspansi usaha, maupun dari calon produsen semen baru, dalam rangka memperluas cakupan
usaha.

Iklim Investasi di Indonesia
Indonesia bukan merupakan negara yang paling mudah untuk mendirikan perusahaan baru
atau untuk berperan aktif di bidang bisnis. Keadaan tersebut tercermin dalam laporan peringkat
indeks Doing Business 2014 yang diterbitkan Bank Dunia. Dalam laporan tersebut, Indonesia
berada di posisi 120. Salah satu masalah yang paling besar dalam pendirian perusahaan baru di
Indonesia yaitu mendapatkan semua izin yang diperlukan. Perizinan bisa memakan waktu lama
dan berbiaya mahal. Agar berhasil mengembangkan bisnis di Indonesia, penting sekali untuk
membangun jaringan yang baik dengan kalangan bisnis danpemerintah. Pengusaha asing harus
sadar akan kepentingan jaringan ini dan berupaya untuk mengembangkannya. Untungnya,
membangun jaringan tersebut tidaklah sulit. Karena, pengusaha asing merupakan pihak yang
menarik bagi orang Indonesia. Sangat dianjurkan untuk mendalami nilai-nilai budayaterlebih
dahulu untuk mengetahui bagaimana bersosialisasi dengan mitra bisnis serta karyawan Indonesia
dan untuk mengerti 'budaya bisnis' di Indonesia. Ini akan membuat bisnis Anda lebih efisien dan
efektif, terutamadalam jangka panjang.
Tinjauan Umun Industri Semen di Indonesia
Ketatnya persaingan industri semen di Indonesia dapat terlihat dari banyaknya produsen
semen sebanyak 6 produsen eksisting dan saat ini terdapat calon 5 calon investor yang serius
akan mendirikan pabrik semen baru dengan kapasitas mencapai 10,8 juta ton. sehingga dalam 4
tahun mendatang, jika seluruh rencana tersebut terealisasi, akan ada tambahan kapasitas produksi
semen secara nasional sebesar 34,2 juta ton. sebagai gambaran, total kapasitas produksi
terpasang semen nasional per akhir tahun 2014 mencapai 71,5 juta ton. Sementara permintaan
semen nasional tahun 2014, dengan merujuk kepada asosiasi semen Indonesia (9 januari 2015)
mencapai 59,910 juta ton, tumbuh 3,3 % dari 58,024 juta ton di tahun 2013.
Pada tahun 2014, grafik konsumsi semen di Indonesia tetap di dominasi oleh wialayah
Jawa (56,3%), di susul berturut-turut oleh Sumatera (20,9%), Kalimantan (7,6%), Sulawesi
(7,6%), Bali dan Nusa Tenggara (5,6%) dan Kawasan Papua dan Maluku (2,1%). PT Semen
Indonesia Tbk sepanjang tahun 2013 berhasil menjual 27,95 juta ton semen dan menguasai 43,8
persen pangsa pasar semen nasional. Jumlah produksi sebesar itu dikontribusi oleh Semen Gresik

sebesar 13.64 juta ton, Semen Padang 7,27 juta ton, Semen Tonasa 6,33 juta ton dan Thang Long
Cement Vietnam 2,29 juta ton.
Perusahaan

2012

2013

2014

*2015

Lafarge

1,600

1,600

3,200

3,200

Padang

6,300

6,500

8,160

9,250

Baturaja

1,500

1,500

2,600

2,700

Indocement

18,600

20,500

23,100

23,100

Holcim

8,700

9,100

10,700

10,700

Gresik

11,300

13,300

14,500

14,500

Tonasa

6,550

6,700

6,700

6,700

Bosowa

3,000

3,400

5,500

6,000

Kupang

570

570

570

570

Total

58,120

63,170

75,030

76,720

*Proyeksi

Calon Investor Industri Semen di Indoensia
No

Nama Investor

Kapasitas Per Tahun

Lokasi

2

China Anhui

12,5 juta ton

Kalimantan/Papua

3

China Trio Int Engineering Co.Ltd

1,5 Juta ton

4

State Development and Investment 1 Juta Ton

Subang, Jabar
Papua

Cooperation (SDIC)
5

Siam Cement Group

1,8 Juta Ton

Sukabumi, Jabar

6

Jui Shin Indonesia

2,5 Juta ton

Karawang, Jabar

7

China Triumph Int Eng. Ltd

1,5 Juta ton

Grobogan, Jateng

8

Wilmar Group

2 Juta ton

Banten

9

Ultra tech Cement – India

4 Juta ton

Jateng

-

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Table EFAS & IFAS

EXTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS
TABLE)
Weight
External Factors
OPPORTUNITY
Ketersediaan Bahan Baku
AFTA (Asean Free Trade
Area)
Program Infrastruktur
Pemerintah
Stabilitas Politik Indonesia

Weight Rating

Score

4.0

0.40

0.10

3.7

0.37

0.07

5.0

0.35 Jalan, Pelabuhan, bandara dll akan

1.2

0.06

0.05

0.7

0.04

Pasar Indonesia yang luas

0.10

4.0

0.40

Adanya Kerjasama

0.03

1.8

Hutang Indonesia

Pemerintah - Swasta

Bahan baku dibeberapa didaerah di

0.10

0.05

Meningkatnya Peringkat

Comment

Indonesia berupa bukit-bukit kapur
Dapat memperluas pangsa pasar di
10 negara ASEAN
Adanya program pembangunan
meningkatkan kebutuhan semen
Stabilitas yang relatif stabil sejak era
reformasi
Peringkat hutang Indonesia menjadi
BB+
Pangsa pasar semen di Indonesia

mencapai 250 Juta Jiwa
0.05 Program-program infrastruktur
dikerjakan dengan join venture

antara Swasta & Pemerintah
Terus mengalirnya investasi asing
Iklim Investasi yang Stabil

0.05

0.7

0.04

dari Indonesia meningkatkan
kepercayaan diri kepada Indonesia
prospek ekonomi kedepannya

THREATS
Negara-negara Eropa & Amerika
Krisis Ekonomi Dunia

0.05

2.0

0.10 terkena dampak sehingga nilai tukar
rupiah melemah
Tingkat Suku bunga di Indonesia

Tingkat Suku bunga yang
tinggi

0.07

2.3

0.16

sebesa 7.5% menyebabkan bunga
mahal dalam penyaluran kredit
perbankan ke sektor swasta
Menurunkan tingkat daya beli

Kenaikan Harga BBM

0.06

2.5

0.15

Tingkat Inflasi

0.03

2.6

0.08 adanya kenaikan harga BBM

Melambatnya Sektor
Properti di Indonesia
Infrastruktur yang belum
memadai

Fluktuasi nilai tukar Rupiah

masyarakat
Tingginya tingat inflasi di dorong
bersubsidi
Akibat daya beli masyarakat yang

0.10

4.0

0.40 melemah masyarakat menunda
pembelian rumah
Menyebabkan ekonomi biaya mahal

0.02

1.8

0.04 dan pendistribusian yang tidak
merata
Tingginya nilai rupiah terhadap

0.02

2.8

0.06 Dollar menyebabkan impor mesin
menjadi lebih mahal
Adanya kompetior exsisting seperti

Penetrasi Pasar Kompetitor
yang agresif

Holcim, Indocement dll yang agresif
0.10

3.2

0.32 dan adanya pesaing baru dari
perusahaan semen luar (Ciam
Cement Group)

TOTAL SCORE

1.00

3.01

INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS
TABLE)
Weight
Internal Factors
STRENGH

Weight Rating

Score

Comment
Memiliki Aset-aset produksi di

Asset yang Besar

Produsen Semen Terbesar di
ASEAN
Kondisi Keuangan yang
Stabil
Market Leader Industri
Semen di Indonesia

Ekspansi Bisnis yang Masif

0.10

4.5

0.45 Tonasa, Gresik, Padang & Vietnam
dengan produksi tahunan 50 juta ton
Merupakan perusahaan semen

0.07

2.5

0.18 terbesar di ASEAN dengan produksi
lebih dari 50 juta Ton
Rata-rata pertumbuhan ROE sebesar

0.10

4.7

0.47 21 % dengan tingkat pertumbuhan

0.10

3.5

0.35

0.07

2.5

0.18

Corporate Culture

0.05

1.0

0.05

SDM

0.05

3.0

0.15

0.01

1.7

0.02

BUMN terkemuka di
Indonesia

laba sebesar 15%
Menguasai hampir 50% pangsa
pasar semen di Indonesia
Melakukan pembangunan pabrik
baru di Indonesia maupun di
Regional ASEAN dengan akuisisi
perusahaan semen
Memiliki culture kerja yang sesuai
dengan VISI semen Indonesia
Pengembangan SDM melalui
corporate University
Merupakan salah satu BUMN
pencetak laba terbesar di Indonesia
Memiliki 4 merek Semen (Semen
Tonasa, Semen Gresik, Semen

Memiliki 4 Brand Semen

0.08

1.6

0.13 Padang & Thang Long Cement)
dibawah manjemen Semen
Indonesia
Sebagai perusahaan terbuka, Semen

Tata Kelola Perusahaan

0.02

1.8

0.04 Indonesia telah menerapakan GCG
dengan sangat baik

WEAKNESS
Pemanfaatan Teknologi yang belum
Pemanfaat Teknologi

0.01

3.0

0.03 maksimal dalam meningkatkan
produksi
Dividen yang dibagikan setiap tahun

Dividen Payout Ratio

Promosi
Distribusi yang belum
merata

0.05

4.0

0.20

mencapai 40% dari laba bersih,
sehingga mengurangi Modal untuk
keperluan pengembangan bisnis
Promosi yang dilakukan belum

0.10

2.7

0.27

0.02

2.0

0.04 merata akibat distribusi dari Pabrik

seagresif kompetitor
Konsentrasi penjualan yang belum
ke pasar belum maksimal
Untuk Wilayah Jabodetabek pangsa
pasar di kuasai oleh Indocement &

SCM wilayah Jabodetabek

0.08

3.8

0.30

Holcim Indonesia akibat SCM yang
belum maksimal untuk wilayah ini,
kelangkaan untuk merek semen
Indonesia sering terjadi
Relatif mengandalkan pasar dalam

Pasar Eskpor kurang dari
30% dari total produksi

Penetrasi Pasar pada tingkat
ASEAN
TOTAL SCORE

0.07

3.2

0.22

negeri sehingga resiko penurunan
pendapatan akan besar jika terjadi
resesi ekonomi domestik
Kurangnya penetrasi pasar pada

0.02

3.1

0.06 regional ASEAN baik dengan
akusisi maupun penjualan langsung.

1.00

3.13

Kuat
3.0 EFE Total

4.0

Kuat

Sedang

Lemah

3.0 - 4.0

2.0 - 2.9

1.0 - 1.9

PT Semen
Indonesia

Sedang
Weight
Score

2.0 2.9
Lemah
1.0 1.9

Dari hasil penganalisian lingkungan, didapatkan data bahwa skor bobot total dari matriks
EFE sebesar 3,01 yang menunjukan posisi eksternal kuat dan skor bobot total dari matriks IFE
sebesar 3,13 yang menunjukan posisi internal kuat. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa PT
Semen Indonesia berada pada kuadran I yang dapat digolongkan dalam kuadran yang tumbuh
dan membangun (Grow and Build). Semen Indonesia berada dalam kuadran I yang berarti
strategi yang digunakan dapat berupa strategi integrative dan strategi intensif. untuk strategi
integrative, mengupayakan kepemilikan lebih besar atas pesaing. sedangkan untuk strategi
intensif lebih mengupayakan peningkatan pangsa pasar produk yang ada saat ini mealalui uapaya
pemasaran yang lebih besar serta pengembangan produk yang mengupayakan peningkatan
penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa lingkungan eksternal melalui Porter’s Five Forces terhadap peluang
dan ancaman dalam industri, dapat disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru tergolong tinggi
dengan adanya pendatang-pendatang baru di Industri Semen Indonesia karena dari skala
ekonomis, kebutuhan modal,dan distribusi menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh
Semen Indonesia untuk tetap mempertahankan pangsa pasarnya, maupun market leader pada
industri semen di Indonesia. Faktor Eksternal lainnya adalah melemahnya perekonomian dunia
berdampak langsung terhadap perkeonomian di Indonesia yang secara langsung menurunkan
tingkat permintaan semen akibat efek menurunya sektor property di Indonesia.
Berdasarkan analisa lingkungan internal melalui Resource-Based View terhadap kekuatan
dan kelemahan dalam perusahaan, dapat disimpulkan bahwa sumber daya yang dimiliki
perusahaan tergolong kuat. Untuk reputasi perusahaan juga baik, meskipun terkadang produk
semen tertentu dikenal dan dikonsumsi oleh mayoritas pembeli di wilayah setempat saja. Dari
segi kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan tergolong kuat, terlebih karena jangkauan
distribusi yang luas serta SDM yang memadai. Namun, yang harus diperhatikan adalah kebijakan
penetapan harga yang tidak sama dapat membuat pembeli beralih ke produk lain yang memiliki
harga terjangkau di daerahnya. Kompetensi inti yang dimiliki oleh perusahaan tergolong kuat,
terlebih karena kapasitas perusahaan yang besar, jangkauan distribusi yang luas, serta memiliki
cadangan bahan baku internal.

DAFTAR PUSTAKA
David, F. R. (2011). Strategic management: Concepts and cases (13th ed.). New Jersey:
Prentice Hall.
Hitt, M. A., Ireland, R. D. & Hoskisson R. E. (2011). Strategic management:
Competitiveness and globalization:AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 254 Concepts (9th ed.). Mason:
South-Western Cengage Learning.
Munir, A., Saddozai, A. K., Khattak, B., Hashim, S. (2011). Porter five forces analysis of
Pakistan Communication Limited (Mobilink): A critical approach. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research In Business, 3 (5), 704-712.
Saunders, M., Lewis, P. & Thornhill, A. (2007). Research methods for business students
(4th ed.). Harlow: Pearson Education Limited.
Semen Indonesia. (2013-2014). Laporan tahunan Semen Indonesia. Retrieved November
11, 2014, from http://semen indonesia.com/.
Tempo. (2014). Pertumbuhan industri semen (%). Retrieved September 23, 2014, from
http://store.tempo.co/

infografis/detail/IG201403120007/pertumbuhanindustri

semen-

#.VCExX1c261s.
Valentin, E.K. (2001). SWOT analysis from a Resource-Based View. Journal of Marketing
Theory and Practice, 9 (2), 54-69.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63