PERAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI HAJI DAN UMRAH MELALUI MANASIK DI MAN 1 TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Tentang Peran Guru Fiqih
1. Pengertian Guru
Pendidik mempunyai dua pengertian, arti yang luas dan arti yang sempit. Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-anak. Pendidik dalam arti sempit adalah orang orang yang disiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru dan
dosen.14
Dalam pepatah Jawa guru adalah, sosok yang digugu omongane
lan ditru kelakuane (dipercaya ucapannya dan dicontoh tindakannya). Menyandang profesi guru, berarti harus menjaga citra, wibawa, keteladanan, integritas, dan kredibilitasnya. Ia tidak hanya mengajar di depan kelas, tapi juga mendidik, membimbing, menuntun, dan membentuk karakter moral yang baik bagi peserta didiknya.
Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-uztad dalam bahasa
Arab, yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya,
guru adalah seseorang yang memberikan ilmu.15 Pendapat klasik
mengatakan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi tidak melihat sisi lain sebagai pendidik
14
Binti Maunah, Landasaan Pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2009), Hal. 139. 15
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, (Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), Hal. 23.
(2)
dan pelatih). Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga di
masjid, di surau, di rumah dan sebagainya.16
Namun, pada dinamika selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas. Guru disebut pendidik profesional karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari orangtua untuk ikut mendidik anak. Guru juga dikatakan sebagai seseorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah ataupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak adapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional, yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan dan pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
16
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rinrka Cipta, 2005), Hal. 31.
(3)
Guru adalah seorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan menengah. 17 Orang yang disebut guru
adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, merencanakan dan menerjemahkan dokumen kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis dalam proses pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan.
2. Peran Guru
Peran dalam Kmus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.18 Seorang guru memiliki banyak peran tidak
hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat, dan keluarga. Menurut Mohammad Surya mengatakan di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan
pembimbing siswa.19
17
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru, … Hal. 24.
18
E. Mulyasa, Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1982), Hal. 246.
19
Mohammad Surya, Perlindungan Profesi Guru : Kode Etik Dan Undang-Undang Guru, Makalah, (Bandung : Upi Bandung 2005), Hal. 15.
(4)
Peran guru tidak hanya sebagai pengajar, pembimbing, dan pendidik, masih ada berbagai peran guru lainnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Muhammad Surya sebagai berikut : 20
1. Guru sebagai pelatih, artinya seorang guru harus memberikan
peluang yang sebesar-besarnya bagi anak didik untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sesuai dengan kondisi masing-masing.
2. Guru sebagai konselor, yaitu seorang guru harus mampu
menciptakan situasi interaksi belajar mengajar, dimana anak didik melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusiaf dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
3. Guru sebagai menejer pembelajaran, artinya guru memiliki
kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran.
4. Guru sebagai partisispan, artinya guru tidak hanya berperilaku
mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan anak didik.
5. Guru sebagai pemimpin, artinya seorang guru diharapkan mampu
menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan berasama.
20
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2003) Hal. 185.
(5)
6. Guru sebagai panutan, artinya seorang guru benar-benar menjadi contoh dalam perilaku dan kebiasaan baik diluar maupun didalam proses pembelajaran yang dilakukan.
7. Guru sebagai pembelajar, artinya guru secara terus menerus
belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.
8. Guru sebagai pengarang, artinya guru selalu kreatif dan inovatif
menghasilkan karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas keprofesionalan-nya.
Menurut Suparlan peran guru dapat dibagi menjadi:21
1. Guru berperan sebagai pendidik tugasnya mengembangkan
kepribadian dan membina budi pekerti siswa.
2. Guru sebagai tenaga pengajar tugasnya menyampaiakan ilmu
pengetahuan, melatih keterampilan, merancang pengajaran, melaksnakan pembelajaran, menilai aktivitas pembelajaran.
3. Guru sebagai fasilitator, yaitu memberikan motivasi siswa,
membantu, membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
4. Guru sebagai pembimbing, yaitu memberikan petunjuk atau
bimbingan tentang gaya pembelajaran siswa mencari kelebihan dan kelemahan siswa.
5. Guru sebagai pelayan, yaitu memberikan layanan pembelajaran
yang nyaman dan aman sesuai dengan individual siswa.
21
(6)
6. Guru sebagai perancang, guru merancang program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.
7. Guru sebagai pengelolah, yaitu melaksnakan administrasi kelas.
8. Guru sebagai innovator, yaitu bertugas meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan strategi dan metode mengajar.
9. Guru sebagai penilai, yaitu bertugas menyusun tes dan penialian
siswa secara objektif.
Zikri Neni Iska mengemukakan guru sebagai pendidik tugasnya adalah mengajar, melatih dan memberikan bimbingan. Guru berperan memberikan bimbingan penguasaan nilai, disiplin diri, perencanaan masa depan, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi karena sedemikian besarnya tuntutan kehidupan dan masalah yang dihadapi, guru merupakan pendidik formal di
sekolah.22 Selain peran yang tersebut diatas guru juga harus
melakukan inovasi pembelajaran, kata inovasi secara bahasa artinya pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah dikenal
sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat.23 Sedangkan
dalam bahasa inggris berasal dari kata innovation yang artinya
pembaharuan. Inovasi pendidikan dan pengajaran merupakan
langkah yang tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan
dalam proses pendidikan umumnya dan proses pembelajaran
22 Zikri Neni Iska, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), Hal. 2. 23
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 1990), Hal. 333.
(7)
pada khususnya. Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya
inovasi kurikulum, inovasi pembelajaran, inovasi desain dan
manajemen pembelajaran. 3. Status Guru
Dalam melaksnakan tugas, status seorang guru adalah sebagai
berikut.24
1) Guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang memiliki Surat
Keputusan (SK) mengajar.
2) Guru sebagai profesi (ibu profesi) karena melahirkan banyak
profesi.
3) Guru sebagai social leadership, dianggap serbatahu, teladan,
dan sumber pengetahuan.
4. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah Sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan mengembangakan kepribadian anak didik menjadi seseorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun
bangsa dan Negara.25
24
Ibid, Hal. 26. 25
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), Hal. 36.
(8)
Dalam prespektif Islam, mengemban amanat sebagai guru, bukan terbatas pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan memiliki dimensi nilai yang lebih luas dan agung, yaitu tugas kerasulan dan ketuhanan. Diakatakan sebagai tugas ketuhanan karena, mendidik
merupakan sifat “fungsional” Allah (sifat rububiyah) sebagai “rabb”,
yaitu sebagai “guru” bagi semua makhluk, sedangkan tugas kerasulan, yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Secara lebih khusus, tugas nabi dan kaitannya dengan pendidikan, sebagaiaman
tercantum dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2:
Artinya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.26 Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas Rasul adalah melakukan pencerahan, pemberdayaan, transformasi dan mobilisasi
potensi umat manusia menuju kepada cahaya (nur) setelah sekian lama
terbelenggu kegelapan.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh semabarang orang di luar bidang kependidikan walaupun pada
26
Departemen Agama Ri , Al-Quran Dan Terjemahannya, (Jkarta : Cv Pusataka Harapan Agunag), Hal. 553.
(9)
kenyataan masih ada dan bahkan masih banyak dilakukan oleh orang di luar kependidikan.
Tugas seorang guru bukan merupakan sebuah tugas yang ringan. Memiliki profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara proposional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan
sebuah slogan diatas kertas.27
5. Pengertia Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti paham yang dimaksud adalah
kepahaman dalam masalah-masah agama (syari’at) yang diajarkan Allah
dan Rasulnya.28
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
(Q.S At-Tubah: 122).29
27
Ibid, Hal. 38-39.
28 H.A Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bnadung : Pustaka Setia, 1997) Hal. 11 29
(10)
Pengertian Fiqih seperti yang tergamabar pada ayat di aatas merupakan pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut dalam perkembangannya kemudian memiliki penyempitan makna.
Secara istilah fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i
yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafhsili. Menurut ulama lain fiqih adalah apa yang dicapai oleh mujtahid dengan zatnya. Sedangkan Al-Amidi memberikan definisi yang tidak berbeda :
“Fiqih adalah ilmu tentang seperangkat hukum-hukum syara’
yang bersifat furu’iyah (cabang) berhasil didapatkan melalui penalaran atau istidal”, oleh karena itu, dari berbagai pengertian dapat diketahui
bahwa hakikat fiqih :
1) Fiqih adalah ilmu tentang hukuman Allah.
2) Fiqih bersifat amaliyah furu’iyah.
3) Pengetahuan tentang hukum Allah didasarkan pada dalil tafshilihi
(terurai).
4) Fiqih digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidhal seorang
mujtahid atau faqih.30
Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Aliyah merupakan alah satu dari mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, mengahayati, dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya melalui bimbingan,pengajaran, latihan, penggunaan,
30
Zurnial Dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syrif Hidayatullah, 2008) , Hal. 5.
(11)
pengamalan, dan pembiasaan. Materi pembelajaran fiqih pada tingkatan Madrasah Aliyah meliputi fiqih ibadah dan muamalah.
Mata pelajara fiqih mempunyai karakteristik khusus yaitu, ibadah. Fiqih sering juga dikatakan sebgai mata pelajaran ibadah. Ibadah artinya menghambakan diri kepada Allah. Ibadah merupakan tugas hidup manusia di dunia, karena itu manusia yang beribadah
kepada Allah disebut ‘abdullah atau hamba Allah. Tujuan ibadah
adalah membersihkan dan menyucikan jiwa dengan mengenal dan mendekatkan diri serta beribadat kepada Allah.
Ibadah (fiqih) terdiri dari ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah secara khusus adalah bentuk ibadah langsung kepada Allah yang tata cara pelakasanaannya telah diatur dan ditetapkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Sedangkan ibadah umum dalam bentuk hubungan anatara manusia dengan manusia atau manusia dengan alam yang memiliki makna ibadah.
B.Kajian Tentang Pembelajaran Fiqih 1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum peneliti menjelaskan pengertian pembelajarn fiqih terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian belajar.
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah pada yang lebih baik ataupun kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain juga akan selalu terkait
(12)
dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi
dengan orang lain atau lingkungannya.31
Secara umum pengertian belajar menurut Muhibin Syah adalah tahapan prubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetapkan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.32 Menurut Mulyasa, pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perilaku ke arah yang lebih baik.33
Sedangkan fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum
syari’yyah yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik
berupa ucapan atau perbuatan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran mata pelajaran fiqih adalah sebagai proses belajar untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik,serta dapat meningkatkan kemampuan membangun pengetahuan baru yang didapat dari pengalaman dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini sesuai dengan komponen pembelajaran secara kontekstual bahwa dengan mengaitkan materi pembelajaran yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks kehidupan nyata maka proses pembelajaran benar-benar bermakna dan membekas di benak peserta didik.
31
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakrya), Hal. 155.
32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatanbaru, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), Hal. 10.
33
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2004), Hal. 100.
(13)
Mata pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah merupakan hal yang penting bagi peserta didik yang secara garis besar untuk memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli
maupun aqli serta mengamalkan hukum Islam dengan benar.34
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih
a. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Pembelajara fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat
Islam kaffah (sempurna).35
b. Fungsi Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran fiqih pada umumnya berfungsi untuk: (a) penanaman nilai-nilai dan kseadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT; (b) penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraruran masyarakat dan madrasah; (c) pembentukan kedispilanan dan rasa tanggung jawab sosial di Madrasah dan masyarakat; (d) pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT; (e) pengembangan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah; (f)
34
Khairuddin, El. Al.,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) : Konsep Dan Implementasi Di Madrasah, (Yogyakarta : Pilar Media, 2007), Hal. 197.
35
Peratuaran Menteri Agama Republik Indonesia No. 2, Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab, Bab Vii, Hal. 50.
(14)
perbaikan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari; (g) pembekalan peserta didik untuk mendlami fiqih pada jenjang pendidikan selanjutnya.
c. Karakteristik Pembelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Aliyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Aagama Islam (PAI) yang diarahkan untuk mengenal, memahami,
menghayati, dan mengamalkan hukum Islam.36 Hal ini kemudian
menjadi dasar pandangan hidup bagi peserta didik melalui kegiatan sehari-harinya.
Karakteristik suatu pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu perlu didefinisikan dalam rangka pengembangan silabus mata pelajaran tersebut. Struktur suatu mata pelajaran menyangkut dimensi standar kompetensi ,kompetensi dasar dan materi pokok atau struktur keilmuan mata pelajaran tersebut. Hasil identifikasi karakteristik mata pelajaran tersebut bermanfaat sebagai acuan
dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran bagi seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas mengajarnya.
Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi, materi keilmuan
mata pelajaran fiqih mencakup dimensi pengetahuan (knowlwdge),
keterampilan (skill), dan nilai (value). Hal ini sesuai dengan tujuan
36
(15)
pokok pembelajaran mata pelajaran fiqih yaitu, mengarahkan peserta didik untuk memahami, mengenal, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam yang mengarah pada penciptaan yang taat kepada Allah SWT melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi muslim yang selalu bertambah keimanannya kepada Allah SWT.
d. Kompetensi Dasar Fiqih kelas X Madrasah Aliyah
Standar kompetensi mata pelajaran fiqih berisi sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah. Kemampuan ini berorientasi kepada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan ibadah kepada Allah SWT. Maka standar kompetensi mata pelajaran fiqih kelas X Madrasah Aliyah semester 1 materi haji dn umrah yang sesuai dengan Kurikulum 2013
meliputi sebagai berikut:37
Standar Kompetensi
1.4 Membiasakan sikap tolong menolong sebagai implementasi hikmah ibadah haji dan umroh
2.4 Menelaah ketentuan Islam tentang haji dan umrah, undang-undang penyelenggaraan haji dan umroh beserta hikmahnya 3.4 Memperagakan simulasi manasik haji dan umrah
Tabel 2.1
Standar kompetensi untuk materi haji dan umrah
37
Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Aagama Islam Kementerian Agama Ri Tahun 2014, Hal. 129-134.
(16)
C.Kajian Tentang Manasik Haji dan Umroh 1. Pengertian Manasik
Sebelum membahas mengenai manasik peneliti akan membahas terlebihdahulu menegnai metode pembelajaran, karena manasik merupakan kegiatan praktik langsung yang dalam dunia pembelajaran biasa disebut dengan metode demonstrasi atau metode simulasi.
Metode berasal dari kata meta dan hodos “meta” berarti melalui
dan“hodos” berarti jalan atau cara. Secara bahasa berarti cara atau jalan
yang dilalui untuk mencapai tujuan.38 Metode adalah salah satu alat
untuk mencapai tujuan/ pelicin jalanpengajaran menuju tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat,maka guru akan mampu mencapai
suatu tujuan pengajaran.39 Metode mengajar adalah alat yang
merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu
strategi belajar mengajar.40 Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nayata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah macam-macam metode
yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, pertama metode
ceramah ialah metode yang digunakan diantaranya adalah metode ceramah dalam mengawali penyampaian materi pelajaran, metode ceramah ialah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah efektif untuk keperluan penyampaian informasi
38
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. 5, Hal. 61.
39
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), Cet III, Hal.75.
40
JJ Hasibun Dan Moedjiono , Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Pt Remaja Rosadakarya, 1995), Cet VI, Hal. 3.
(17)
dan pengertian. Kelemahannya adalah siswa cenderung pasif, dan
cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir.41
Kedua, metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan suatu perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.42
Ketiga, metode tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran oleh guru dengan memberikan pertanyaan dan meminta jawaban kepada siswa. Metode Tanya jawab dapat merangsang siswa untuk
dapat mengemukakan pendapat dan pikiran masing-masing.43
Keempat, metode demonstrasi atau metode simulasi, dalam penggunaan metode pembelajaran metode ceramah dan diskusi saja belum tentu cocok untuk seluruh proses pembelajaran. Untuk itu pada pelajaran tertentu perlu menggunakan metode demonstrasi di kelas ataupun metode simulasi secara langsung. Metode Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajarilebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa berbuat sesuatu.44 Jadi siswa itu berlatih
memegang peranan sebagai orang lain. Seperti contoh padasimulasi haji
41
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), Hal. 76.
42
Team Didaktik Metodik Krikulum IKIP Suarabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: Rajawali, 1976), Hal. 52.
43
Comie Semiawan, Pendidikan Keterampilan Proses : Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992), Hal. 76.
44
(18)
siswa meragakan sebagai orang yang sedang naik haji, seakan-akan siswa itu seperti orang yang sedang menjalankan haji sungguhan.
Adapun tujuan dari penerapan metode simulasi adalah:45
a) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat
profesionalmaupun bagi kehidupan sehari-hari.
b) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip.
c) Untuk melatih memecahkan masalah.
d) Untuk membangun kerja sama kelompok (Cooperatif Learning)
Dan manfaat metode simulasi tersebut adalah:46
a) Belajar siswa menjadi menyenangkan.Menggalakkan guru
untuk mengembangkan kreativitas siswa.
b) Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan
lingkunganyang sebenarnya.
c) Menimbulkan semacam interaksi antar siswa.
d) Menumbuhkan cara berpikir kritis
Manasik artinya tata cara ibadah. Yang pada intinya membelajarkan bagaimana tata cara ibadah haji/umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga Workshop atau pelatihan untuk melaksanaan
ibadah haji/umroh.47 Manasik dapat dikatakan sebagai suatu proses
pembelajaran. Kegaiatan manasik yang biasanya dilaksanakan oleh
45
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Hal. 27.
46
Ibid, Hal. 28. 47
Widyo Nugroho, Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji, (Jakarta : Universitas Gunadarma, 2010), Hal. 1.
(19)
berabgai lembaga bimbingan haji dengan tujuan memberikan pelatihan kepada calon jamaah haji.
Pelaksanaan ibadah haji sangat berkaitan dengan adanya bimbingan manasik haj bimbingan manasik haji ini sangat penting dilakukan sebelum para jamaah haji berangkat ke tanah suci. Tujuan dari bimbingan manasik haji ialah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji. Pengetahuan seputar ibadah haji yang diberikan meliputi syarat, rukun dan wajib haji sampai akhlak, hikmah, kesehatan dan lain-lain dapat diterima oleh calon jamaah haji melalui bimbingan manasik haji.
Seperti kita ketahui bahwasannya biaya pelaksanaan haji di negara kita ini masih tergolong sangat tinggi sehimgga tidak semua jamaah mampu mengulang kembali ibadah tersebetu, pelatihan atau manasik ini bertujuan agar para jamaah melaksanakan ibadah dengan benar saat berada di baitullah.
Seiring perkembangan zaman, di lembaga pendidikan sekolah mulai dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas sekarang telah banyak yang melksanakan praktik manasik haji untuk menunjang pemahaman materi mengenai ibadah haji dan umrah serta memberikan pengalaman kepada peserta didik tentang ibadah haji dan umrah.
2. Pengertian Haji dan Umrah
a. Pengertian haji
Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu. Menurut
(20)
melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat tertentu.48 Dalam islam haji merupakan rukun ibadah yang ke lima setelah syahadat, sholat, zakat, puasa dan rukun ini merupakan tiang tetap tegaknya agama Islam.
Ibadah ini hanya wajib dilaksnakan sekali dalam seumur hidup
dan hanya wajib bagi yang mampu (istitho’ah) karena melibatkan tiga
aspek sekaligus baik jasmani, rohani, maupun amaliah. Selain itu haji
dpandang sebagai puncak ibadah yang dengannya manusia diharapkan dapat mencapai puncak kesadaran akan kehadiran Tuhan dengan
sejelas-jelasnya. Seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an (Q.S Ali
Imran 3:97) sebagai berikut:49
Artinya padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Dalam menunaikan ibadah haji itu hukumnya wajib sekali dalam
seumur hidup. Adapun dalam melaksanakan haji itu ada 3 cara:50
1. Haji Ifrad : mengerjakan haji terlebih dahulu kemudian
mengerjakan umroh.
48
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Jakarta : PT. Sinar Baru Algensindo, 2002), Hal. 247.
49
Yusuf Abdurrohman , Hikmah Dan Keajaiban Perjalanan Haji, (Yogyakarta : Media Insane Pustaka , 2008), Hal. 1.
50
(21)
2. Haji tamttu’ : mendahulukan umraoh kemudian haji.
3. Haji qiran : mengerjakan haji dan umroh secara bersamaan.
Caranya adalah melakukan ihram untuk keduanya pada waktu ihram haji, dan mengerjakan sekalian urusan haji. Urusan umroh dengan sendirinya termasuk dalam pekerjaan haji.
b. Syarat wajib haji
Syarat wajib haji antara lain, Islam (tidak wajib, tidak sah haji orang kafir), baligh (sampai umur 15 tahun,atau baligh dengan tanda-tanda lain), dan berakal (tidak wajib atas orang gila tau orang bodoh). Kemudian disyaratka kesanggupan untuk melaksnakan ibadah haji itu. Secara garis besar, kesanggupan tergambar dalam dua cara yaitu mengerjakan sendiri dan diwakilkan kepada orang lain. Kesanggupan sendiri meliputi kesanggupan badan, harta dan aman dalam perjalanan. Sedangkan orang yang tidak sanggup melaksnakannya sendiri tetapi sanggup mewakilkannya kepada
orang lain.51
c. Rukun Haji
Rukun-rukun haji adalah pekerjaan yang jika salah satunya dilalaikan, maka haji tersebut menjadi batal dan tidak bisa diganti dengan kaffarat dan fidyah. Adapun rukun-rukun haji sebagai berikut :
1. Ihram (niat) adalah berniat ketika memasuki haji. Niat ini merupakan pokok terpenting dianatara rukun-rukun haji.
51
(22)
2. Wukuf di Arafah, merupakan inti dari seluruh amalan-amalan haji.
3. Tawaf ifadah, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali yang dimulai dari Hajar Aswad dengan mengkirikannya.
Macam-macam Tawaf, yaitu:
a. Tawaf Qudum, yaitu tawaf ketika baru sampai yang hampir sama dengan salat tahyatul masjid ketika baru sampai di masjid.
b. Tawaf Ifadah, yaitu tawaf yang merupakan rukun haji. c. Tawaf Wada’, yaitutawaf ketika akan meninggalkan
Makkah.
d. Tawaf Tahallul, yaitu penghalalan barang yang haram karena ihram.
e. Tawaf Nazar, yaitu tawaf yang dinazarkan. f. Tawaf Sunat, yaitu tawaf yang disuantkan.
4. Sa’i anatar Safa dan Marwah, yaitu berjalan atau berlari-lari
kecil dari bukit Safa menuju bukit Marwah dan sebaliknya. 5. Tahallul, yaitu mencukur rambut di kepala minimal 3 helai
rambut.
d. Wajib Haji
Selain rukun haji diatas, ada lagi yang disebut dengan wajib haji. Wajib haji ini jika tidak dilakukan dapat menyembelih hewan
(23)
ternak sebagai dam (denda) dan ibadah haji tersebut tetap sah.
Wajib haji tersebut adalah :52
a. Ihram dari miqat (tempat yang ditentukan dan masa tertentu). b. Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam yaitu dimalam
hari raya haji sesudah hadir di padang Arafah. c. Melontar jumroh al-‘aqobah pada hari raya haji.
d. Melontar ketiga jumroh. Jumroh yang pertama (jumroh al-ula),
kedua (jumroh al-wusta), dan ketiga (jumroh al-‘aqabah),
dilontar pada tanggal 11, 12, 13 bulan haji. Tiap-tiap jumroh dilontar dengan tujuh batu kecil yang waktunya sudah tergelincir matahari pada tiap-tiap hari.
e. Bermalam di Mina.
f. Thawaf wada’ (thawaf ketika akan meninggalakn Makkah). g. Menjauhkan diri dari segalayang dilarang atau yang
diharamkan.
e. Pengertian Umrah
Sedangkan ibadah umrah memiliki pengertian berkunjung ke
ka’bah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Umrah disunahkan bagi setiap muslim yang mampu.ibadah umrah dapat dilaksnakan kapan saja kecuali pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Ibadah umroh memiliki kegiatan yang wajib dilakukan,
yaitu mengerjakan Ihram, tawaf, sa’i, dan diakhiri dengan tahalul.
52
(24)
f. Rukun Umrah
1. Ihram serta niat, pelaksanaan ihram mencakup berpakaian
ihram, shalat sunat ihram dan do’a ihram.
2. Bertawaf sekeliling Ka’bah, tempat memulai tawaf adalah garis lurus berwarna cokelat dimulaidarai Hajarul Aswad jika memungkinkan untuk menciumnya. Tawaf ini dilakukan sebnyak tujuh kali.
3. Sa’i dianatar bukit Safa dan Marwah yang dmulai dari bukit Safa kemudian diakhiri di bukit Marwah sebanyak tujuh kali perjalanan pulang pergi.
4. Tahallul, yaitu mencukur rambut di kepala minimal 3 helai rambut.
5. Tertib, menjalankan keempat rukun tersebut.
g. Miqat Umrah
Miqat Zamani (ketentuan masa), yaitu sepanjanag tahun boleh ihram untuk umrah.
Miqat makani (ketentuan tempat), seperti haji, berarti tempat ihram yang telah lalu itu juga tempat uhram. Kecuali bagi bagi yang bermaksud umrah dari Mekah, hendaklah ia keluar dari Tanah Haram ke Tanah Halal. Jadi, miqat oarnag yang di Mekah adalah Tanah Halal.
h. Wajib Umroh
1. Ihram dan miqat-nya:
(25)
D.Tinjauan Tentang Peningakatan Pemahaman Siswa
1. Pengertian Pemahaman
Agar individu, dalam hal teruatama para pendidik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama para pendidik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan para terdididk dan siswanya, maka diperlukan
suatu pemahaman. Pemahaman tentang dirinya sendiri (self
understanding) dan juga pemahaman tentang orang lain (understanding the other). 53
Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh paraahli. Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar,
misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya
sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain
dari yang telahdicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan
pada kasus lain.54
Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, sperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan
53
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Hal. 214
54
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal.24.
(26)
yang nampak dalam data tertentu seperti dalam grafik.55 Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
1) Tingkat rendah, yakni pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan
dalam arti yang sebenarnya. Misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
2) Tingkat sedang yakni pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan
bagian-bagian terdahulu yang diketahui berikutnya atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik pengetahuan.
3) Tingkat tertinggi yakni pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi
diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang ditulis dapat membuat ramalan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus atau masalahnya.
Jadi pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memahami apabila siswa mengerti serta mampu untuk menjelaskan kembali kata-katanya sendiri tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta mampu menerapkan ke dalam konsep-konsep lain serta mampu menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan siswa ditinjau dari segikomponen pendidikan adalah sebagai berikut :
55
(27)
1) Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan
mempengaruhi juga kepada kegiatan siswa.56
2) Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesionalnya. Dalam satu kelas antara anak didik satu dengan yang lainnya berbeda. Nantinya akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan belajar. Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk memberikan sustu pendekatan belajar sesuai dengan keadaan anak didik sehingga akan
tercaai tujuan pembelajaran yang diharapkan.57
3) Anak Didik
Anak didik adalah orang yang sengaja datang kesekolah. Anak didik yang berkumpul disekolah mempunyai karakteristik kepribadian sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang didapat juga berbedabeda, dalam setiap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenallah adanya tingkat keberhasilan yaitu tingkat maksimal, optimal, minimal atau kurang.
4) Kegiatan Pengajaran
56
Nana Sudjana, Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya , 1995), Hal. 24
57
(28)
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara
guru dengan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar.58 Kegiatan
belajar mengenai bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang sehat, strategi belajar yang digunakan, pendekatan-pendekatan, metode dan media embelajaran serta evaluasi pengajaran. Dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tetap, maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5) Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan dan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka evaluasi. Penguasaan emahaman siswa tergantung pada evaluasi yang diberikan guru kepada siswa. Hal ini berarti jukasiswa mampu menjawab dan mempraktekkan dengan baik, maka siswa dapat dikatakan faham terhadap materi yang diberikan.
6) Suasana Belajar
Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin juga mempengaruhi terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi, karena dengan pemahaman materi berpengaruh pula terhadap jawaban yang diberikan siswa jika tingkat pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar pun akan tercapai.
Adapun faktor-faktor lain yang mempengarhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah :
1) Faktor Internal (Individu Sendiri)
58
(29)
a. Faktor Jasmaniyah (fisiologi) meliputi : keadaan panca indera yang sehat, tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.
b. Faktor Psikologi, meliputi : intelektual (kecerdasan), minat
bakat dan potensi yang dimiliki.
2) Faktor Eksternal (Dari Luar Individu)
a. Faktor sosial, meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan kelompok dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor budaya, meliputi : adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian.
c. Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).59
Aspek jasmani berpengaruh dalam pemahaman karena didalam tubuh yang sehat terdaat jiwa yang sehat. Bagaimana mungkin jasmani seseorang yang penuh beberapa penyakit bisa berfikir serius, melaksanakan skema pemikirannya menerobos dunia oleh karena itu dengan fisik yang kuat seseorang akan mampu melaksanakan dan memahami atas apa yang dimengerti.
Aspek psikologi sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Manusia dengan akalnya mampu mengubah dunia dan membangun dan merambah kehidupan manuju sebuah kehidupan yang hakiki. Dengan akal seseorang dapat berfikir, melihat dan merenung sehingga dengan itu ia sampai kepada keimanan kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
59
Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya, 1993), Hal. 10.
(30)
akhir, Qadha dan qadar serta dapat menangkap sunnah-sunnah Allah di alam semesta. Dengan akal juga seseorang akan terjaga dari sikap pembangkangan, penyimpangan, kesesatan, dan tenggelam dalam kesesatan dunia yang membuat ia tersesat dari kebenaran dan kehilangan akhirat.
3. Langkah-langkah dalam meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran fiqih
1) Memperbaiki proses
Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses pemahaman siswa dalam belajar, perbaikan proses pengajaran meliputi :
a. Perbaikan tujuan pembelajaran khususnya tujuan intruksional
khusus bahan (materi) pelajaran
b. Metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar.
Yang mana evaluasi ini bertjuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Evaluasi ini dapat berupa tes formatif, subsumatif dan sumatif.
2) Adanya kegiatan bimbingan belajar
Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu (siswa) agar dapat mencapai taraf
perkembangan dan kebahagiaan secara optimal.60
a. Mencatat cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku
60
Abin Syamsudin Makmum, Psikologi Kependidikan, (Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya, 1996), Hal. 188.
(31)
Pelajaran.
c. Memberikan informasi dalam memilih bidang studi program,
jurusan dan kelompok belajar yang sesuai dengan bakat, minat kecerdasan dan lain-lain.
d. Membuat tugas sekolah baik individu atau kelompok.
e. Menunjukkan cara-cara menyelesaikan kesulitan belajar.
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan belajar diberikan untuk mencegah terjadinya suatu kegagalan belajar, menghindari kesalahan dan memperbaikinya.
3) Penambahan waktu belajar dan feed back (umpan balik) dalam
belajar
Berdasarkan John Carroll (1936) dalam observasinya mengatakan bahwa bakat untung bidang studi tertentu dapat ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang diberikan
pada tingkat tertentu.61
Disamping penambahan waktu belajar juga harus
mengadakan feed back (umpan balik) sebagai pemantapan belajar. Karena dengan adanya feed back jika terjadi kesalahan pada anak,
maka akan segera memperbaikinya.62
4) Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah suatu jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas belajar dan untuk mencapai tujuan belajar terhadap situasi disekitarnya. Motivasi belajar ada 2, yaitu :
61
Mustaqim Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 1991), Hal. 113.
62
(32)
a. Ekstrinsi, yaitu dorongan yng timbul untuk mencapai tujuan yang akan datang dari luar dirinya. Misalnya : orang tua / guru yang memberikan penghargaan, hadiah, perhatian atau menciptakana suasana belajar yang sehat.
b. Intrinsik, yaitu dorongan agar siswa melakukan kegiatan belajar
atas dasar keinginan dan kebutuhan serta kesadaran diri sendiri
sebagai siswa.63
5) Kemuan belajar
Kemauan belajar adalah hal aling penting dalam belajar. Karena kemuan merupakan fungsi jiwa untuk mencapai tujuan dan merupakan kekuatan diri dalam jiwa seseorang. Artinya seseorang siswa mempunyai suatu kekuatan dari dalam jiwa untuk melakukan aktifitas belajar.
6) Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan adalah suatu pengajaran yang bersifat membetulkan (pengajaran yang membuat menjadi baik).
Adapun sasaran pokok dari tindakan perbaikan pengajaran adalah sebagai berikut :
a. Siswa yang prestasinya dibawah minimum diusahakan dapat
memenuhi kriteria dan keberhasilan minimum.
b. Siswa yang sedikit kurang atau telah mencapai bakat maksimal
dalam keberhasilan akan dapat disempurnakan atau ditinggalkan pada program yang lebih tinggi lagi.
63
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Argesindo, 1998), Hal. 160-161.
(33)
7) Keterampilan mengadakan variasi
Yang dimaksud variasi adalah suatu kegiatan dalam roses belajar mengajar yang brtujuan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga situasi belajar mengajar murid senantiasa aktif dan fokus pada pelajaran yang disampaikan. Keterampilan dalam mengadakan
variasi ini meliputi:64
a) Variasi dalam cara mengajar guru
b) Variasi dalam penggunaan strategi belajar dan metode
pembelajaran
c) Variasi pola interaksi guru dan siswa
Dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar yang memungkinkan untuk membangkitkan gairah belajar, sehingga akan ditemukan suasana belajar yang hidup. Dengan keadaan yang demikian pemahaman siswa akan mudah tercapai bahkan akan menemukan suatu keberhasilan belajar yang diinginkan.
4. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk
membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
(pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam
pembelajaran. Penilaian pada proses menjadi hal yang seyogyanya
diprioritaskan oleh seorang guru. Agar penilaian tidak hanya
64
M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Hal. 87.
(34)
berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan
menjadi tiga ranah, yaitu:65
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan , pengertian,
danketerampilan berpikir.
b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dancara penyesuaian diri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yangmenekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama
dengan ketiga domain tersebut diantaranya seperti yang diungkapkan
oleh Ki HajarDewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga
dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap
ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari
tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling
kompleks.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan
dan informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Menurut
65
Dimiyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999).Hal.201
(35)
Taksonomi Bloom (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan,
yaitu:66
1. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif.
Menekankan pada proses mental dalam mengingat dan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa
peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh
sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan
simbol-simbol, terminologi dan peristilahan, fakta- fakta,keterampilan dan prinsip-prinsip.
2. Pemahaman (Comprehension), berisikan kemampuan untuk
memaknai dengan tepat apa yang telah dipelajari tanpa harus
menerapkannya.
3. Aplikasi (Application), pada tingkat ini seseorang memiliki
kemampuan
untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori sesuai
dengansituasi konkrit
4. Analisis (Analysis), seseorang akan mampu menganalisis informasi
yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke
dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuahkondisi yang rumit.
5. Sintesis (Synthesis), seseorang di tingkat sintesa akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah kondisi yang
66
(36)
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan.
6. Evaluasi (Evaluation), kemampuan untuk memberikan penilaian
berupa solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria
yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari lima aspek
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek
yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. E.Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan kajian tetntang peran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umroh melalui manasik di MAN 1 TULUNGAGUNG. Untuk menghindari adanya kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pembahasannya relevan dengan penelitian ini, dalam bentuk tabel sebagaimana berikut:
(37)
Tabel 2.2
PERBANDINGAN PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN
Penilitan Terdahulu
NO Nama Peneliti
dan Judul Penelitian
Fokus Penelitian Persamaan Perbedaaan
1 Achmad Faizin,
Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih Materi Haji Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V MI Ar Rasyidin Ngandong Kecamatan Grabang Kabupaten Magelang Tahun 2010 1. Apakah peningkatan pemahaman mata pelajaran fiqih dalam materi haji siswa kelas V MI Ar Rosyidin Ngandong dapat dilakukan dengan metode demonstrasi? -Materi pelajaran yaitu fiqih dengan materi haji dan umroh dan tujuan pembelajaran yaitu, meningkatka n pemahman siswa. -Metode demonstrasi. - Obyek penelitian yaitu siswa kelas V MI Ar Rasyidin Ngandong Kecamatan Grabang Kabupaten Magelang.
2 Juwariyah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Kelas V Semester II Dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Materi Ketentuan Ibadah Haji Di MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.” Tahun 2010 1. Apakah penerapan metode cooperative learning tipe
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajar Fiqih pada materi ketentuan ibadah haji semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010? 2. Adakah peningkatan sikap siswa terhadap pembelajar Fiqih pada materi -Materi pelajaran yaitu fiqih dengan materi haji dan umroh. - Tujuan pembelajar an, yaitu meningkatk an hasil belajar - Mmetode pembelajar an yaitu, Metode Cooperativ e Learning Tipe Jigsaw. - Obyek penelitian yaiti siswa di tingkat MI.
(38)
ketentuan ibadah haji semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010?
3 Rohmad, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII Melalui Penerapan Metode Gallery Walk Dan Simulasi (studi tindakan di Mts Al-Hadi Girirkususma Banyumeneng Mranggen Demak) Tahun 2010
1. Apakah melalui metode gallery walk dan simulasi pada
pembelajaran Fiqih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di Al-Hadi Girirkususma Banyumeneng Mranggen Demak? -Materi pembelajarn fiqih haji dan umroh. -Metode simulasi. -Tujuan penelitian yaitu, meningkatka n prestasi belajar fiqih -Obyek penelitian yaitu, siswa Kelas VIII MTs -Metode pembelajaran yaitu, Gallery Walk
Penelitian Yang Akan Dilakukan 1 Yulaikah
Vitmawati, Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji Dan Umroh Melalui Manasik di MAN 1
TULUNGAGUNG
1. Bagaimana gambaran umum manasik haji di MAN 1
TULUNGAGUN G?
2. Bagaimana peran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji melalui manasik? 3. Bagimana peran
guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi umroh melalui manasiak?
-Materi pembelajaran, yaitu haji dan umroh. -Tujuan pembelajara n, yaitu meningkatka n pemahman siswa. -Metode pembelajara n yaitu, manasik. -Obyek penelitian yaitu siswa kelas X di tingkat MA.
(39)
Pada dasarnya, dalam suatu peneltian deskriptif, peneliti ingin mengetahui sebuah fenomena yang diperankan di lapanagan secara lebih detail. Maka dari itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peran guru fiqih dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti ingin mengetahu secara lebih detail mengenai peran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umroh melalui manasik.
Keberhasilan peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat diukur dengan hasil dari evalusi pembelajaran, berupa tes formatif dan sumatif. Dan apabila hasil tes tersebut masih belum mencapai nilai KKM maka peran guru fiqih dalam lembaga tersebut perlu dipertanyakan.
Baerdasarkan uraian di atas peneliti menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema pradigma penelitian sebagai berikut :
Bagan 2.1
Skema Pradigma Penelitian
Meningkatkan
Pemahaman Siswa
Peran Guru Fiqih
Manasik Haji Kajian teori
(1)
berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu:65
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan , pengertian, danketerampilan berpikir.
b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dancara penyesuaian diri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku
yangmenekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki HajarDewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Menurut
65
Dimiyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999).Hal.201
(2)
Taksonomi Bloom (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan, yaitu:66
1. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif. Menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol, terminologi dan peristilahan, fakta- fakta,keterampilan dan prinsip-prinsip.
2. Pemahaman (Comprehension), berisikan kemampuan untuk memaknai dengan tepat apa yang telah dipelajari tanpa harus menerapkannya.
3. Aplikasi (Application), pada tingkat ini seseorang memiliki kemampuan
untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori sesuai dengansituasi konkrit
4. Analisis (Analysis), seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuahkondisi yang rumit.
5. Sintesis (Synthesis), seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah kondisi yang
66
(3)
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
6. Evaluasi (Evaluation), kemampuan untuk memberikan penilaian berupa solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
E.Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan kajian tetntang peran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umroh melalui manasik di MAN 1 TULUNGAGUNG. Untuk menghindari adanya kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pembahasannya relevan dengan penelitian ini, dalam bentuk tabel sebagaimana berikut:
(4)
Tabel 2.2
PERBANDINGAN PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN
Penilitan Terdahulu
NO Nama Peneliti
dan Judul Penelitian
Fokus Penelitian Persamaan Perbedaaan
1 Achmad Faizin,
Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih Materi Haji Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V MI Ar Rasyidin Ngandong Kecamatan Grabang Kabupaten Magelang Tahun 2010 1. Apakah peningkatan pemahaman mata pelajaran fiqih dalam materi haji siswa kelas V MI Ar Rosyidin Ngandong dapat dilakukan dengan metode demonstrasi? -Materi pelajaran yaitu fiqih dengan materi haji dan umroh dan tujuan pembelajaran yaitu, meningkatka n pemahman siswa. -Metode demonstrasi. - Obyek penelitian yaitu siswa kelas V MI Ar Rasyidin Ngandong Kecamatan Grabang Kabupaten Magelang.
2 Juwariyah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Kelas V Semester II Dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Materi Ketentuan Ibadah Haji Di MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.” Tahun 2010 1. Apakah penerapan metode cooperative learning tipe
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajar Fiqih pada materi ketentuan ibadah haji semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010? 2. Adakah peningkatan sikap siswa terhadap pembelajar Fiqih pada materi -Materi pelajaran yaitu fiqih dengan materi haji dan umroh. - Tujuan pembelajar an, yaitu meningkatk an hasil belajar - Mmetode pembelajar an yaitu, Metode Cooperativ e Learning Tipe Jigsaw. - Obyek penelitian yaiti siswa di tingkat MI.
(5)
ketentuan ibadah haji semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010?
3 Rohmad, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII Melalui Penerapan Metode Gallery Walk Dan Simulasi (studi tindakan di Mts Al-Hadi Girirkususma Banyumeneng Mranggen Demak) Tahun 2010
1. Apakah melalui metode gallery walk dan simulasi pada
pembelajaran Fiqih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di Al-Hadi Girirkususma Banyumeneng Mranggen Demak? -Materi pembelajarn fiqih haji dan umroh. -Metode simulasi. -Tujuan penelitian yaitu, meningkatka n prestasi belajar fiqih -Obyek penelitian yaitu, siswa Kelas VIII MTs -Metode pembelajaran yaitu, Gallery Walk
Penelitian Yang Akan Dilakukan
1 Yulaikah
Vitmawati, Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji Dan Umroh Melalui Manasik di MAN 1
TULUNGAGUNG
1. Bagaimana gambaran umum manasik haji di MAN 1
TULUNGAGUN G?
2. Bagaimana peran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji melalui manasik? 3. Bagimana peran
guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi umroh melalui manasiak?
-Materi pembelajaran, yaitu haji dan umroh. -Tujuan pembelajara n, yaitu meningkatka n pemahman siswa. -Metode pembelajara n yaitu, manasik. -Obyek penelitian yaitu siswa kelas X di tingkat MA.
(6)
Pada dasarnya, dalam suatu peneltian deskriptif, peneliti ingin mengetahui sebuah fenomena yang diperankan di lapanagan secara lebih detail. Maka dari itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peran guru fiqih dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti ingin mengetahu secara lebih detail mengenai peran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umroh melalui manasik.
Keberhasilan peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat diukur dengan hasil dari evalusi pembelajaran, berupa tes formatif dan sumatif. Dan apabila hasil tes tersebut masih belum mencapai nilai KKM maka peran guru fiqih dalam lembaga tersebut perlu dipertanyakan.
Baerdasarkan uraian di atas peneliti menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema pradigma penelitian sebagai berikut :
Bagan 2.1
Skema Pradigma Penelitian
Meningkatkan Pemahaman Siswa Peran Guru
Fiqih
Manasik Haji Kajian teori