Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Pemerintah melaksanakan perbaikan dan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera di segala bidang. Dalam melaksanakan pembangunan di semua sektor, pemerintah tentu membutuhkan dana yang diantaranya berasal dari pajak. Pada dasarnya, pajak merupakan kontribusi wajib berdasarkan undang-undang, yang harus dibayar oleh seluruh Wajib Pajak tanpa mendapat imbalan secara langsung yang akan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Setiap warga Negara Indonesia yang telah berpenghasilan di atas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) wajib untuk membayar pajak. Setiap badan usaha wajib terdaftar sebagai Wajib Pajak dan melakukan kewajiban perpajakannya. (DIRJEN PAJAK, 2012)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Menurut Mardiasmo (2011) menyebutkan pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara meningkatkan pelayanan publik. Penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan


(2)

Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Penerimaan cukai, pencairan tunggakan pajak maupun pajak-pajak lainnya.

Penerimaan dari sektor pajak masih termasuk minim jika di bandingkan dengan jumlah penduduk dan potensi usaha masyarakat yang belum maksimal di eksploitasi sebagai sumber utama penerimaan negara Untuk mengurangi 2 ketergantungan pinjaman luar negeri, Pada tahun 1970-an hingga tahun 1980-an penerimaan Negara masih tertumpu pada sektor minyak dan gas bumi (migas), namun dengan seiring dinamika perkembangan dunia yang kurang menguntungkan pada saat itu, dominasi dari sektor migas lambat laun mulai menyusut. Pemerintah tidak lagi mengandalkan penerimaan dari sektor ini, kemudian dicari alternatif dari penerimaan lain yang relatif aman dan mendukung kesinambungan anggaran yaitu dengan memilih sektor pajak sebagai primadona baru dalam penerimaan Negara Soeprapto (dalam Yulianawati, 2011:126).

Pemerintah menetapkan pajak sebagai sumber dana utama dalam pembangunan dikarenakan penerimaan pajak merupakan pemasukan dana yang paling potensial bagi negara karena besarnya pajak seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian, dan stabilitas politik. Pajak merupakan penerimaan negara yang wajib dibayar oleh wajib pajak kepada negara berdasarkan undang - undang yang dapat dipaksakan untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran umum dan pengeluaran pembangunan negara. Bila kita perhatikan keadaan sekeliling kita, seperti jalan - jalan, sekolah - sekolah, fasilitas umum yang kita pakai tentu membutuhkan biaya yang sangat besar untuk membangun dan memeliharanya. Untuk


(3)

menutupi biaya-biaya tersebut diperlukan dana, yang sekarang ini paling dominan bersumber dari pajak disamping adanya sumber-sumber potensial lainnya.

Dalam meningkatkan penerimaan negara, khususnya penerimaan dari pajak dibutuhkan peranan masyarakat. Kesadaran dan kepatuhan dari wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan pajak yang pada akhirnya juga mempengaruhi dana yang tersedia bagi pembangunan nasional.

Adapun salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan melaksanakan ekstensifikasi perpajakan. Dalam hal ini, berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan perluasan objek pajak. Umumnya dalam hal ekstensifikasi perpajakan ini yang paling sering dilakukan adalah penambahan jumlah wajib pajak yang tidak mau untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak atau pengusaha kena pajak.

Berdasarkan pada praktik sehari-hari, banyak diantara masyarakat yang sudah terdaftar dan mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) masih dikirimkan surat imbauan NPWP atau pemberian NPWP secara jabatan, sedangkan adapula yang belum mempunyai NPWP tapi sama sekali belum dikirimkan surat imbauan NPWP atau pemberian NPWP secara jabatan. Hal ini merupakan salah satu pelaksanaan ekstensifikasi WP. Jadi, berdasarkan masalah tersebut penulis ingin mengetahui lebih lanjut langkah - langkah serta data - data apa saja yang menjadi dasar pelaksanaan ekstensifikasi WP, sehingga tidak menimbulkan penafsiran negatif bagi


(4)

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Tugas Akhir tentang Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

A.Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori - teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1.1 Untuk mengetahui langkah - langkah yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1.2 Untuk mengetahui faktor - faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1.3 Untuk mengetahui upaya - upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.


(5)

2. Manfaat Praktk Kerja Lapangan Mandiri 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu secara langsung pada bidang yang ditekuni sehingga dapat membandingkan antara teori perpajakan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan.

b. Menambah wawasan dan pengalaman serta mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai macam masalah di bidang perpajakan yang akan dijadikan modal penting untuk bekerja di perusahaan. c. Melatih mahasiswa untuk berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap

pekerjaan yang diberikan serta mengembangkan dan mengubah sikap, kemampuan, keterampilan dalam berkomunikasi di lingkungan instansi pemerintahan.

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

a. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak.

b. Dapat menjadi sumbang saran dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

c. Membantu memberi saran dan ide - ide baru dalam upaya mengoptimalkan Pajak


(6)

d. Memprommosikan citra Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat kepada masyarakat.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

a. Menjalin hubungan baik antara fakultas dengan instansi pemerintahan khususnya KPP Pratama Medan Barat.

b. Mempromosikan sumber - sumber potensi dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c. Mendapat masukan untuk perbaikan revisi kurikulum yang berlaku di Program Diploma III Administrasi Perpajakan.

B.Uraian Teoritis 1. Definisi Pajak

Defenisi Pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo, (2006:1) menyatakan bahwa iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang - Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Menurut P.J.A Adriani dalam Waluyo, (2003: 4) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada


(7)

negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan umum (Undang - Undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. N.J.Feldman dalam Resmi, (2003:1) Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang kepada pengusaha oleh pihak yang terutang kepada pengusaha (menurut norma - norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran - pengeluaran umum.

Soeparman Soemahamidjaja dalam Anshari, (2005, 10), menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma - norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Menurut Undang - Undang Perpajakan Nasional "Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan"

2. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui Ciri – Ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya fungsi pajak menurut Waluyo (2011:6) yaitu sebagai berikut :


(8)

a. Fungsi Penerimaan (Budgeter), yaitu memasukkan uang sebanyak - banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran negara. Sebagai contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend), yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu. Sebagai Contoh: Dikenakan pajak lebih tinggi terhadap minuman keras. Demikian pula terhadap barang mewah.

Siti Resmi (2009:3) juga mengemukakan terdapat 2 fungsi Pajak yaitu :

3. Pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi

Pengertian Wajib Pajak menurut Erly Suandy (2011:105) sebagai berikut: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.”


(9)

Sedangkan pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi menurut Erly Suandy (2011:105) sebagai berikut:

Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) adalah Orang Pribadi yang menurut ketentuan perundang – undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

4. Pengertian Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah Kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak.

Ekstensifikasi pajak memfokuskan pada peningkatan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan memfokuskan pada penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak. Hal ini sesuai dengan strategi ekstensifikasi yang dilakukan oleh Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung guna mengoptimalisasi pajak daerah, antara lain:

1.Penyesuaian

tarif pajak daerah disesuaikan peraturan perundang - Undangan yang berlaku serta dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat.


(10)

2. Menggali potensi pajak daerah baru, melalui persiapan perlimpahan pajakpusat dan pajak propinsi. Agar kegiatan ekstensifikasi berhasil sesuai yang diharapkan maka

menurut B. Boediono dalam Yusuf, (2010:51), terdapat tiga fungsi utama aparatur perpajakan untuk menjamin suksesnya sistem perpajakan (termasuk pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi), yaitu penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Ketiga hal tersebut tidak boleh dipisahkan dan harus berjalan bersamaan untuk mewujudkan sistem perpajakan yang baik yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Selain itu kesadaraan wajib pajak sangat dibutuhkan karena dengan meningkatkan kesadaran dan jumlah wajib pajak maka akan meningkatkan jumlah pendapatan negara melalui pajak.


(11)

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Menurut Siti Resmi (2011) dalam bukunya Perpajakan menyatakan bahwa :

“Nomor Pokok Wajb Pajak (NPWP) merupakan satuan sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap Wajib Pajak hanya satu NPWP”.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pada dasarnya harus dimiliki oleh setiap orang pribadi atau badan yang memiliki penghasilan diatas batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Wajib Pajak dapat mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak tempat domisili yang bersangkutan atau melalui pendaftaran via Internet.

Selain itu dengan berlakunya Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008 benar – benar akan “memaksa” Wajib Pajak untuk memiliki NPWP. Beberapa ketentuan dalam UU ini memberikan insentif dan disinsentif agar orang mau secara sukarela memiliki NPWP. Salah satu ketentuan baru yang akan mendorong orang pribadi untuk memiliki NPWP adalah adanya ketentuan tarif pemotongan Pajak Penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan tarif normal.


(12)

D.Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari PKLM ini antara lain :

1. Mengetahui pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak serta kontribusinya terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2. Mengetahui Faktor - faktor yang menghambat pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan ekstensifikasi pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

E.Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka Penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini Penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.


(13)

2. Studi Literatur

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku - buku literatur, peraturan perundang - undangan di bidang perpajakan, dan catatan - catatan yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Barat.

4. Pengumpulan Data

Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menyusun Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terdiri dari:

a. Data Primer yaitu data - data yang diperoleh dari pihak - pihak yang mengetahui dan memahami tentang tata cara pelaksanaan ekstensifikasi pajak. b. Data Sekunder yaitu data - data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang

mendukung laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu informasi data - data yang dikumpul, dianalisis, dan dievaluasi secara terperinci agar mencapai tujuan yang diinginkan.


(14)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis - jenis yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam bentuk dokumen, tabel, dan bagan. Dimana metodenya terdiri dari:

1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)

Penulis melakukan tanya jawab dengan para petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi dalam penulisan laporan ini sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamatai, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.


(15)

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi. Penulis juga melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, Undang - Undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi Penulis untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas akhir.

G.Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini, maka penulis membaginya dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, Uraian Teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM

BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT


(16)

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi dimana Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilakukan. Dalam hal ini sejarah singkat lokasi yang akan diuraikan penulis adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, Struktur Organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan.

BAB III : PEMBAHASAN TATA CARA PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

Pada bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana prosedur dan tata cara pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini Penulis akan menganalisa data yang diperoleh, kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Menurut Siti Resmi (2011) dalam bukunya Perpajakan menyatakan bahwa :

“Nomor Pokok Wajb Pajak (NPWP) merupakan satuan sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap Wajib Pajak hanya satu NPWP”.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pada dasarnya harus dimiliki oleh setiap orang pribadi atau badan yang memiliki penghasilan diatas batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Wajib Pajak dapat mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak tempat domisili yang bersangkutan atau melalui pendaftaran via Internet.

Selain itu dengan berlakunya Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008 benar – benar akan “memaksa” Wajib Pajak untuk memiliki NPWP. Beberapa ketentuan dalam UU ini memberikan insentif dan disinsentif agar orang mau secara sukarela memiliki NPWP. Salah satu ketentuan baru yang akan mendorong orang pribadi untuk memiliki NPWP adalah adanya ketentuan tarif pemotongan Pajak Penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan tarif normal.


(2)

D.Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari PKLM ini antara lain :

1. Mengetahui pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak serta kontribusinya terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2. Mengetahui Faktor - faktor yang menghambat pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan ekstensifikasi pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

E.Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka Penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini Penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.


(3)

2. Studi Literatur

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku - buku literatur, peraturan perundang - undangan di bidang perpajakan, dan catatan - catatan yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Barat.

4. Pengumpulan Data

Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menyusun Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terdiri dari:

a. Data Primer yaitu data - data yang diperoleh dari pihak - pihak yang mengetahui dan memahami tentang tata cara pelaksanaan ekstensifikasi pajak. b. Data Sekunder yaitu data - data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang

mendukung laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu informasi data - data yang dikumpul, dianalisis, dan dievaluasi secara terperinci agar mencapai tujuan yang diinginkan.


(4)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis - jenis yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam bentuk dokumen, tabel, dan bagan. Dimana metodenya terdiri dari:

1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)

Penulis melakukan tanya jawab dengan para petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi dalam penulisan laporan ini sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamatai, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.


(5)

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi. Penulis juga melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, Undang - Undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi Penulis untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas akhir.

G.Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini, maka penulis membaginya dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, Uraian Teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM

BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT


(6)

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi dimana Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilakukan. Dalam hal ini sejarah singkat lokasi yang akan diuraikan penulis adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, Struktur Organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan.

BAB III : PEMBAHASAN TATA CARA PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

Pada bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana prosedur dan tata cara pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini Penulis akan menganalisa data yang diperoleh, kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN