Southeast Asian Teachers Training Colleg (1)

Southeast Asian Teachers' Training College Course
sebagai Program Pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang di Osaka
Ai Sumirah Setiawati
Universitas Negeri Semarang
ai.sumirah@mail.unnes.ac.id
Abstrak
Program Southeast Asian Teachers' Training College Course atau dikenal dengan
program CI, merupakan salah satu program bantuan dari The Japan Foundation.
Program ini ditujkan bagi dosen dan maahasiswa yang bercita-cita menjadi pengajar
bahasa Jepang setelah lulus. Lama program selama 45 hari diselenggrakan di Japanese
Language Intitute Kansai Osaka Jepang. Program ini berisikan berbagai kegiatan
pemahaman bahasa Jepang dan pengajarannya, serta budaya Jepang. Materi lain untuk
peserta mahasiswa yaitu program pertukaran ‘kouryuukai’ ( 交 流 会 ), kunjungan
sekolah ‘gakkou houmon’ (学校訪問), sosialisasi dengan masyarakat ‘shakai taiken’
( 社 会 体 験 ) yang diselenggarakan dalam bentuk home visit, pengenalan budaya
‘bunka taiken’ (文化体験), dan presentasi ‘happyoukai’ (発表会). Materi bagi peserta
dosen sebagian besar sama namun tidak ada pidato dan presentasi. Materi khusus
dosen yaitu metode pengajaran bahasa Jepang ‘kyoujuhou’ (教授法), kelas nihongo
variety, observasi kelas ‘jugyou sankan’ (授業参観), presentasi pertengahan program
‘chuukan happyou’ (中間発表), dan micro teaching dengan nama kegiatan presentasi
hasil pelatihan ‘seika happyou’ (成果発表)

Kata kunci: pelatihan, bahasa Jepang, budaya Jepang
1. Pendahuluan
Dunia pendidikan bahasa Jepang tidak lepas dari peran The Japan
Foundation (JF). Berdasarkan Wikipedia, Japan Foundation atau Kokusai Kouryuu
Kikin (国際交流基金) dibentuk pada tahun 1972 berdasarkan Keputusan Parlemen
Jepang sebagai badan hukum khusus yang bertugas mengenalkan budaya Jepang
ke dunia internasional dan menjadi lembaga administratif independen di bawah
naungan Departemen Luar Negeri Jepang per tanggal 1 Oktober 2003 berdasarkan
Independent Administrative Institution Japan Foundation Law.
Japan Foundation yang berkantor pusat di Tokyo ini memiliki kantor
perwakilan di banyak negara (sekitar 21 negara) di dunia termasuk Indonesia.
Kantor perwakilan di Indonesia terletak di Jakarta yaitu di Summitmas 1 lantai 3
jalan Jendral Sudirman kavling 61-62. Lembaga ini memilik program yang secara
umum dibagi menjadi tiga yaitu program budaya, pendidikan bahasa Jepang, dan

studi Jepang dan pertukaran intelektual. Program Southeast Asian Teachers'
Training College Course atau dikenal dengan sebutan CI adalah salah satu program
dari divisi pendidikan bahasa Jepang yang baru diselenggarakan mulai tahun 2014.
Program CI bertujuan untuk mendorong pengajar bahasa Jepang dan
membangun kapasitas pendidikan bahasa Jepang di Asia Tenggara secara lebih

efisien dan efektif. Program ini ditujukan bagi dosen dan mahasiswa dari
universitas atau perguruan tinggi di Asia Tenggara agar mengikuti pelatihan untuk
memperdalam pemahaman mereka tentang bahasa dan budaya Jepang dan untuk
memperluas pengetahuan mereka tentang pengajaran bahasa Jepang
2. Program Southeast Asian Teachers' Training College Course
a. Peserta
Peserta Program Southeast Asian Teachers' Training College Course
adalah dosen dan mahasiswa pendidikan bahasa Jepang dari seluruh Indonesia.
Setiap universitas diperbolehkan mengirim perwakilan dosen dan mahasiswanya
masing-masing satu orang untuk selanjutnya diseleksi oleh pihak JF. Peserta
yang lolos kemudian akan mendapatkan pelatihan bahasa dan budaya Jepang
serta pengajaran bahasa Jepang bagi dosen di Japanese Language Institute
Kansai Osaka selama 45 hari.
Persyaratan peserta yaitu bagi dosen harus memiliki kemampuan bahasa
Jepang minimal N2 dan mahasiswa minimal N4. Bagi mahasiswa disyaratkan
juga bahwa mereka adalah mahasiswa yang memiliki cita-cita menjadi pengajar
bahasa Jepang setelah lulus kuliah. Seleksi yang dilakukan yaitu secara
administrasi dan essay, dan peserta yang lolos akan diminta untuk menujukkan
bukti berbadan sehat yang didapatkan dari rumah sakit yang bisa dipercaya.
b. Fasilitas

Fasilitas yang diterima oleh setiap peserta yaitu:
1)

tiket pesawat pulang pergi kelas ekonomi,

2)

airport tax dan foreign travel tax,

3)

biaya akomodasi,

4)

biaya transportasi kegiatan,

5)

biaya konsumsi selama di Jepang,


6)

asuransi kesehatan dan kecelakaan

7)

tunjangan lain dalam bentuk yang diperlukan untuk keikutsertaan dalam
program ini seperti kartu tiket angkutan umum.
Gambar 1. Gedung tempat penyelenggaraan pelatihan

http://www.jnzc.jp/english-ver/e-teachersexchprg-nz.htm

c. Program Kegiatan

Gambar 2. Orientasi program

1) Program Mahasiswa
Program kegiatan bagi mahasiswa terdiri dari pembelajaran bahasa
dan budaya Jepang, program pertukaran ‘kouryuukai’ (交流会), kunjungan

sekolah ‘gakkou houmon’ ( 学 校 訪 問 ), sosialisasi dengan masyarakat
‘shakai taiken’ (社会体験) yang diselenggarakan dalam bentuk home visit,
pengenalan budaya ‘bunka taiken’ (文化体験), dan presentasi ‘happyoukai’
(発表会).
(a) Program kelas yang terdiri dari kelas budaya Jepang, Nihongo variety,
speech,

interview,

dan

metode

pengajaran

bahasa

Jepang.

Pembelajaran di kelas diselenggarakan dalam bentuk diskusi. Pengajar

hanya memberikan pengantar lalu memberikan masalah yang
didiskusikan oleh mahasiswa baik secara perorangan maupun
kelompok.

Materi yang diberikan pada kelas budaya Jepang yaitu tentang budaya
Jepang itu sendiri dan pemahaman lintas budaya.
Pada kelas Nihongo variety materi yang diberikan yaitu mengenai cara
mengetik huruf Jepang, sejarah, geografi dan alam Jepang,
pengenailan buku materi pembelajaran bahasa Jepang, pengenalan
website anime dan man’ga, bahasa anak muda Jepang, dan bahasa
Jepang dengan berbagai dialek daerah.
Pada kelas pidato ‘supiichi’ ( ス ピ ー チ ) mahasiswa mendapat
bimbingan dalam menyusun naskah pidato dan bagaimana cara
berpidato dengan aksen dan pelafalan bahasa Jepang yang baik.
Sebagai puncak kegiatan kelas ini mahasiswa melakukan pidato
dihadapan para pengajar, mahasiswa Jepang yang berasal dari berbai
universitas di Jepang, dan peserta dosen.

Gambar 3. Mahasiswa sedang pidato dihadapan mahasiswa Jepang


Pada kelas interview, mahasiswa mendapat bimbingan mengenai tema
apa yang akan digali kemudian menusun pertanyaan-pertanyaan apa
yang bisa diajukan untuk memeperoleh informasi mengenai tema.
Materi kelas cara pengajaran bahasa Jepang yaitu mengenai
pemahaman lintas budaya melalui pembelajaran bahasa Jepang, cara
belajar Kanji, cara pengajaran secara team teaching, dan sosialisasi
program Nihongo partners yaitu program bantuan tenaga native ke
berbagai sekolah di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya.
(b) Program pertukaran dilakukan denga cara wawancara secara
berkelompok. Satu kelompok mahasiswa menentukan satu tema yang
ingin mereka ketahui atau pelajari secara detil dengan cara
menanyakan langsung kepada orang Jepang dari berbagai kalangan
mahasiswa sampai orang tua dengan berbagai profesi. Wawancara

dilakukan sebanyak beberapa kali dan hasilnya dilaporkan pada acara
presentasi atau happyoukai.

Gambar 4. Kegiatan interviu

(c) Program kunjungan sekolah dilakukan terhadap beberapa sekolah

mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pada kunjungan ini
pun mahasiswa melakukan kouryuu untuk mengumpulkan informasi
tentang budaya Jepang terutama yang menjadi tema bahasan dari
kelompoknya.

Gambar 5. Program kunjungan ke sekolah

(d) Program shakai taiken dilakukan dengan cara home visit. Setiap dua
orang mahasiswa difasilitasi dengan satu keluarga Jepang. Mahasiswa
melakukan kunjungan terhadap keluarga Jepang dan bersama-sama
pergi wisata dan menikmati kuliner Jepang selama sehari penuh.
(e) Program pengenalan budaya atau bunka taiken terdiri dari belajar
merangkai bunga (ikebana), shodo (menulis kaligrafi), dan taiko (seni
memukul beduk Jepang).

Gambar 7. Ikebana

(f)

Happyoukai diselenggarakan secara berkelompok dengan cara unjuk

kreatifitas. Budaya Jepang yang mahasiswa fahami dari hasil

bebrbagai wawancara dan pertukaran disajikan tidak hanya dalam
bentuk presentasi seperti seminar saja tetapi juga disajukan dalam
bentuk olah peran dan lain-lain. Setelah presentasi selesai setiap
kelompok mendapat pertanyaan dari penonton yang terdiri dari orang
Jepang dari berbagai kalangan, profesi, dan usia. Selain itu ada juga
penonton yang berasal dari program pelatihan lain yang sama-sama
diselenggarakan di tempat yang sama. Pada acara ini peserta dosen
juga turut hadir sebagai penonton dan menilai presentasi mahasiswa.
2) Program Dosen
Program kegiatan bagi dosen banyak yang sama dengan mahasiwa
yaitu, program pertukaran ‘kouryuukai’ ( 交 流 会 ), kunjungan sekolah
‘gakkou houmon’ ( 学 校 訪 問 ), sosialisasi dengan masyarakat ‘shakai
taiken’ ( 社 会 体 験 ) yang diselenggarakan dalam bentuk home visit, dan
pengenalan budaya ‘bunka taiken’ (文化体験), dan presentasi ‘happyoukai’
(発表会).
Program yang berbeda dengan mahasiswa yaitu kelas metode
pengajaran bahasa Jepang ‘kyoujuhou’ ( 教 授 法 ), kelas nihongo variety,
observasi kelas ‘jugyou sankan’ ( 授 業 参 観 ), presentasi pertengahan

program ‘chuukan happyou’ (中間発表), dan micro teaching dengan nama
kegiatan presentasi hasil pelatihan ‘seika happyou’ (成果発表).

Gambar 8. Interviu dengan mahasiswa Osaka Furitsu University

(a) Program kyoujuho yaitu kelas metode pengajaran yang difokuskan
pada sosialisasi dan pemahaman JF Standard yaitu standar
kemampuan berbahasa Jepang yang disusun dengan mengadopsi
CEFR (Common European Framework of Reference for Languages).
Selain pemahaman dan bagaimana JF Standard ini diterapkan dalam
materi, peserta dosen juga dibimbing agar bisa merumuskan standarstandar kemampuan yang ingin dicapai di tempat ia mengajar dengan

merumuskan JF Can Do (tujuan pembelajaran sesuai JF Standard)
menjadi My Can Do (tujuan pembelajaran yang di sesuaikan dengan
karakter pembelajar dan tempat mengajar dosen tanpa melenceng dari
tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam JF Standard). Setelah
menyusun tujuan-tujuan pembelajaran bahasa Jepang peserta dosen
juga diarahkan untuk mengumpulkan bahan ajar dengan mengunjungi
berbagai tempat baik Osaka maupun tempat lainnya seperti Kyoto dan
Nara.

(b) Materi pada kelas Nihongo Variety yaitu materi berbagai hal tentang
Jepang seperti sejarah, budaya, geografi, alam, membaca berita,
aplikasi excel untuk belajar huruf Kanji, pengenalan website anime
dan man’ga, bahasa anak muda, dan dialek bahasa Jepang.
(c) Program observasi kelas ‘jugyou sankan’ yaitu program dimana
peserta dosen mengikuti kelas yang diikuti oleh peserta mahasiswa.
Kelas terdiri dari kelas diskusi dan kelas pidato (speech). Pada akhir
kegiatan, peserta dosen diminta memberikan penilaian kepada peserta
mahasiswa yang melakukan pidato dan presentasi. Penilaian dilakukan
dengan mengambil referensi dari JF Standard.
(d) Pada program ‘chuukan happyou’, peserta dosen mempresentasikan
bahan ajar yang dihasilkan selama sampai pertengahan program. Isi
presentasi yaitu JF Standard yang diejawantahkan ke dalam materi
atau media hasil dari kegiatan mengumpulkan bahan ajar pada
program kelas kyoujuho.
(e) Program micro teaching atau disebut seika happyou. Pada kegiatan ini
peserta dosen mengajarkan materi budaya kepada peserta mahasiswa.
Selama kegiatan berlangsung direkam dengan handycam, lalu setelah
selesai mengajar peserta dosen mendapat masukan dari peserta dosen
lainnya dan staf pengajar dari JF Kansai Osaka.
3) Program Kegiatan lainnya
(a) Osaka Fieldwork
Pada kegiatan ini peserta mahasiswa diberi tugas mencari, meneliti
suasana dan apapun yang berkaitan dengan Jepang. Temuan-temuan

yang menarik mereka presentasikan di depan peserta mahasiswa dan
dosen serta staf pengajar JF Kansai.
Berbeda dengan peserta mahasiswa, peserta dosen diberi tugas untuk
mencari hal apapun yang bisa dijadikan bahan ajar atau media
pembelajaran bahasa Jepang di tempat mengajar masing-masing.
Pada kegiatan ini peserta benar-benar belajar bagaimana naik
transportasi di Jepang, mengunjungi berbagai tempat wisata terkenal
dan berinteraksi dengan masyarakat Jepang.
(b) Kyoto Fieldwork
Jenis kegiatan sama dengan Osaka fieldwork.
(c) Nara Fieldwork
Jenis kegiatan sama dengan Osaka fieldwork.
(d) Portofolio
Baik peserta mahasiswa maupun dosen diminta untuk menyimpan
berbagai bahan yang dimungkinkan penting atau akan bermanfaat bagi
pembelajaran atau pengajaran bahasa Jepang jika sudah kembali ke
Indonesia.
3. Penutup
Program Southeast Asian Teachers' Training College Course sebagai
Program Pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang di Japanese Language Instite Kansai
Osaka merupakan salah satu upaya pemerintah Jepang dalam mengenalkan budaya
dan bahasa Jepang kepada masyarakat dunia. Program ini diperuntukkan bagi
dosen dan mahasiswa yang bercita-cita ingin menjadi guru. Setelah mengikuti
program ini peserta diharapkan dapat mendiseminasikan semua ilmu dan
pengalaman yang diperoleh selama pelatihan kepada para pengajar dan pembelajar
bahasa Jepang lainnya.
4. Daftar Pustaka
The Japan Foundation 2016. Program Guideline. Tidak dipublikasikan.
The Japan Foundation 2016. Materi Pelatihan Southeast Asian Teachers' Training
College Course. Tidak dipublikasikan.
http://www.jnzc.jp/english-ver/e-teachersexchprg-nz.htm