Training Emotional Spritual Quotient (ESQ) Dan Peningkatan Keyakinan Beragama : Studi Kasus:Alumni Training ESQ Basic Yang tergabung dalam forum Silaturrahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi

=

7 7 7

7888,8,,,(((( >>>>

  

 ????@@@A@AA BA BBB C

CC

C ??? D? DDD5555 7

7 7

7888,8,,,(((( >>>>

E E E

E''' (' ((( FF+FF+++GGGGDDDD H

H H

H****IIIJIJJJDDDD

  

 LLLMLMAMMAAADDDD 

  NNNNOOOO

Artinya: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Pada penjelasan yang lainnya kecerdasan emotional atau (EQ), dapat menciptakan dan membantu seseorang untuk mengenali tindakannya, yang bisa memberikan pengaruh positif pada pihak lain. Kecerdasan Emotional (EQ) mampu menjadikan seseorang dapat berhati-hati dalam berbicara, berprilaku, bertutur kata, dan tindakannya yang santun akan membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati.18

Kecerdasan emotional dapat kita lihat dari empat aspek, pertama yaitu cara seseorang memahami dan mengenali suasana hati sendiri, dia akan sadar sepenuhnya bila hatinya sedang bahagia ataupun sebaliknya. Individu akan mampu mengontrol diri dan bertindak sewajarnya dengan kondisi yang ia hadapi. Kedua, kecerdasan emotional dapat dilihat dari kemampuanya dalam mengendalikan hawa nafsu, karena nafsu pada dasarnya suatu daya penggerak dari suatu tindakan. Aspek

M.Darwis Hude, Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia Di Dalam Al-Qur’an (Jakarta:PT.Erlangga,2006), hal ix


(33)

yang ketiga, yaitu dimana individu mampu mengatasi perasaan khawatir, karena pengelolaan rasa khawatir dengan baik, akan menjadikan sesorang dapat berfikir dan bertindak lebih baik dan jernih. Aspek keempat yaitu, individu yang memiliki optimisme yang tinggi, karena optimisme merupakan suatu harapan yang kuat, bahwa kehidupannya yang sudah dirancang dengan matang dapat berjalan dengan lancar dan sukses. 19

Upaya mendapatkan keceradasan emotional dalam Islam sangat terkait dengan upaya memperoleh keceradasan spiritual. Keduanya memiliki beberapa persamaan baik dari metode maupun mekanisme yaitu, keduanya menuntut latihan yang sungguh-sungguh dengan melibatkan kekuatan dalam (inner power). Perbedaannya terletak pada sarana dan proses perolehan. Aktivitas kecerdasan emotional berada pada lingkup diri manusia (Sub conciousnes), sedangkan keceradasan spiritual sudah melibatkan unsur asing dari diri manusia (Supra Conciousnes).

Ilmu pengetahuan selalu berkembang, para ahli seolah tiada henti untuk mencari dan terus mencari ilmu-ilmu baru dalam kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya kedua kecerdasan tersebut EQ dan IQ, para ahli psikologi menemukan kecerdasan ketiga, yaitu kecerdasan spiritual Spiritual Quotient. Kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient pertama kali ditemukan oleh Prof.VS.Ramachandran, Direktur Centerfror Brain California dan San Diego. Teori


(34)

yang ia kemukakan adalah God Spot (tititk Tuhan) atau God Module (modul Tuhan).20

Dalam kamus ilmiah karya Budi Kurniawan dijelaskan bahwa, spiritual adalah kerohanian atau segala hal-hal yang terkait erat dengan sisi rohani dalam diri manusia.21 Spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritual lebih diarahkan kepada kepercayaan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari kekuatan manusia, sesuatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apapun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita sebagai manusia. Spiritual mengandung kesadaran adanya hubungan suci dengan seluruh ciptaan, dan pilihan tersebut dilakukan dengan cinta dan ketaatan.

Danah Zohar dan Ian Marshal seorang ahli psikologi mendefinisikan kecerdasan spiritual(SQ) sebagai kecerdasan untuk menghadapi makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks yang lebih luas dan lebih bermakna. Dari penelitian para ahli psikologi, ternyata

spiritual quotient berpotensi memberikan pengaruh paling besar dibandingkan dua kecerdasan sebelumnya, untuk membangun serta menjadikan manusia memperoleh keberhasilan dalam kehidupan. Keberhasilan dan kebahagiaan tersebut tentu saja

M. Muhyidin, Manajemen ESQ Power (Jogjakarta:Diva Press,2007) h,74.

21


(35)

tidak berbentuk materi semata, tetapi juga merupakan kebahagian yang bersifat inmateri yang lebih terkait dengan sisi rohani manusia.

Kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, kegiatan ini melalui pola fikir yang bersifat fitrah menuju manusia yang hanif dan terbangun karena pemikiran tauhid, yang pada prinsipnya segala sesuatu yang dilakukan hanya mengharap posisi terbaik dimata Tuhan.22 Manusia sebagai mahluk spiritual ditandai dengan berbagai pertanyaan yang diajukan kepada dirinya dalam menjalani kehidupan yang fana ini, mengapa saya dilahirkan, makna hidup saya, untuk apa saya hidup, bagaimana hidup saya bisa bermamfaat, dan pertanyaan yang paling penting adalah siapa yang telah memberikan kehidupan untuk saya, pertanyaan ini diajukan kepada diri agar dapat menghasilkan jawaban nilai dan makna yang bersifat reflektif.

Disamping itu, kecerdasan spiritual (SQ) juga akan menumbuhkan seseorang berfikir kreatif, berwawasan jauh, membuat jalan hidup sesuai dengan aturan, sadar akan makna, nilai, dan konteks sebagai dasar untuk memahami pengetahuan, serta hadir dalam diri suatu semangat, visi, karya, dan kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, dimana ia akan membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh. Banyak diantara manusia

Danah Zohar dan Ian Marshal , SQ:Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Hidup (Bandung: PT.Mizan Media Utama,2000), hal 8-12.


(36)

yang sering kali menjali hidup penuh dengan luka, suasana buruk dan berantakan, hal ini terjadi tak lain karena belum terpenuhinya kebutuhan jiwa sebagai manusia yaitu sisi spiritualitas.

Sebagai manusia kita pasti merindukan apa yang disebut penyatuan lebih jauh, keharmonisan yang lebih mendalam, yang denganya kita tidak hanya menemukan nilai-nilai yang ada, tetapi juga nilai-nilai baru yang perlahan dapat menuntun kita kepada orientasi hidup yang lebih baik dan pasti. Jika kita amati, saat ini banyak sekali penulis yang semangat untuk menulis buku yang membahas mengenai pencariaan kebahagiaan spiritual, mereka merasakan bahwa kebutuhan akan makna yang lebih besar merupakan krisis yang paling penting di zaman saat ini, dimana banyak orang telah mencapai tingkat kemapanan materi, segala bentuk kebahagiaan duniawi telah dicapai, tapi pembicaraan diantara mereka tetap saja akan adanya suatu kehampaan dari kesuksesan duniawi yang mereka dapatkan.

2. Pengertian Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ).

Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) adalah training kepemimpinan dan pengembangan kepribadian. Tujuannya adalah membentuk karakter tangguh dengan memadukan konsep Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emotional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ) secara terintegrasi dan trasendental dalam upaya meningkatkan kinerja individu. Training ESQ merupakan pelopor pelatihan yang mengasah sisi spiritual dengan lebih mendalam yang dibangun dengan mensinergikan sisi emosi dan intelektual manusia. ESQ mencoba menuntun


(37)

seseorang dalam membangun prinsip hidup dan karakter berdasarkan ESQ Way 165, yang pada hakikatnya landasan ESQ adalah Al-Qur’an Nul Karim. Angka 165 merupakan simbol dari 1 hati pada Yang Maha Pencipta, 6 prinsip moral, dan 5 langkah sukses.

Landasan training ESQ adalah agama Islam, akan tetapi ESQ tidak berarti eksklusif untuk umat Islam saja, ESQ hadir bagi siapa saja yang ingin menjadi manusia yang unggul, tangguh dan bertanggung jawab. ESQ merupakan upaya untuk menjembatani rasionalitas dunia usaha dengan spirit ketuhanan, Melengkapi makna sukses dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menuju esensi kebahagiaan yang sesungguhnya.23

Metode training yang digunakan adalah dengan cara peserta training menemukan Inner Value seperti: kejujuran, keadilan, kebersamaan, kreatifitas, kedisiplinan dan lain-lain, yang hakikatnya sudah terdapat dalam diri manusia, namun mungkin selama ini nilai-nilai tersebut tertutup dan tidak tereksplor dengan baik. Hal ini terjadi karena belenggu-belenggu dalam hati manusia seperti prinsip hidup, prasangka negatif, pengalaman, kepentingan dan prioritas-prioritas yang menjadi landasan hidup dan perlahan akan menutupi titik God spot (titik makna hidup) dalam diri manusia. Training ESQ mencoba membuka mata hati kita bahwa sesungguhnya segala yang kita lakukan dimuka bumi ini, adalah dalam rangka


(38)

ibadah dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Ketika manusia dapat melakukan hal ini, maka God Spot (titik makna hidup) akan terbuka dan disaat itulah individu akan menemukan jati diri, sehingga terbuka peluang untuk mengaktualisasikan seluruh potensi diri (IQ, EQ, dan SQ) dalam seluruh aktivitas kehidupan termasuk pekerjaan.

Dalam Training ESQ peserta diajak menyelami diri agar dapat menyadari siapa penciptamu, lalu apa misi serta tugas yang harus dilakukan oleh setiap umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Training ESQ juga menyampaikan setiap materi dengan menggunakan permainan-permainan, simulasi, serta saling berbagi pengalaman antara satu peserta dan lainnya, agar tercipta suasana yang menyenangkan dalam setiap penyampaian materi. Materi training sendiri disampaikan dengan menggunakan multimedia yang menggabungkan antara animasi, klif film, efek suara, dan musik, yang ditampilkan melalui layar besar dengan gelegar tata suara sekitar 10.000 watt. Training dilaksanakan diberbagai tempat pilihan dengan standar tertentu, untuk memastikan bahwa training dapat berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi peserta. 24

3. Sejarah Berdirinya ESQ Leadership Center

ESQ Leadership Center (ESQ LC) adalah sebuah lembaga training independen. ESQ menawarkan kepada masyarakat sebuah jasa pelatihan untuk

Http//www.esqway165.com/solusi kehidupan_php kd metodologi, diakses pada tanggal 8 oktober 2008


(39)

mencerdaskan emotional dan spiritual yang selama ini telah diabaikan. Lembaga pelatihan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient) didirikan pada tahun 2001 oleh Ary Ginanjar Agustian, sebagai pencetus ide sekaligus pendiri ESQ LC. Ary Ginanjar Agustian lahir pada tanggal 24 Maret 1965, beliau adalah seorang pengusaha muda yang terjun langsung ke dalam kancah persaingan dunia usaha. Ary Ginanjar memulai usahanya dari bawah, ia adalah seorang pengusaha muslim yang pemikirannya sangat kritis, yang didadanya selalu bergejolak rasa keingintahuan yang tinggi akan hal-hal baru. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur utama PT. Arga Bangun Bangsa yang menaungi ESQ Leadership Center. Kemampuan Ary Ginanjar dalam bidang pelatihan sumber daya manusia, sudah sangat teruji dalam berbagai seminar dimana ia tampil sebagai pembicara utamanya. Ary Ginanjar Bukanlah alumni pesantren bukan pula seorang psikolog, namun kemampuan beliau diperoleh melalui kemandirian dan semangat belajarnya yang tinggi.

Ari Ginanjar adalah penulis buku best seller yaitu “Rahasia Sukses Membangun Keceradasan Emotional Spiritual” dan “Rahasia Sukses Membangun ESQ Power.” Kedua buku ini ditulis dengan menggunakan pendekatan rukun iman dan Islam, dan Pelatihan yang dilaksanakan merupakan transformasi dari kedua buku karangan Ary Ginanjar tersebut. Ketekunannya dalam mempelajari bidang keagamaan melalui metode “kemerdekaan berfikir”, merupakan bimbingan dari seorang habib yaitu KH. Habib Adnan yang merupakan Ketua Majelis Ulama Bali


(40)

saat itu. Ary Ginanjar mengenyam bangku kuliah di Universitas Udayana Bali dan Tafe College, Adelaide, South Australia, dan STP Bandung. Ia juga pernah mengajar di Politeknik Universitas Udayana, Jimbaran Bali selama lima tahun.

Sejak buku pertama terbit, telah diadakan ribuan kali training di Indonesia, bahkan pada tahun 2006 telah merambah hingga mancanegara Malaysia, Belanda, Amerika, Australia Singapore, dan Mesir. Hingga saat ini ESQ telah mencetak lebih dari 512.000 alumni, 24.000 perusahaan dan lembaga telah mengirimkan stafnya mengikut training ESQ, dan lebih dari 30 pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota telah melaksanakan In House training ESQ (per juni 2008). Keberhasilan Ary Ginanjar dalam menyampaikan dan menyebarkan pelatihan, tidak terlepas dari proses kaderisasi yang diterapkannya. Saat ini kader tim trainer Ary Ginanjar hampir mencapai 84 orang, dan akan terus bertambah setiap bulannya. Hal ini dilakukan karena Ary Ginanjar menginginkan agar ilmu yang ada dalam pelatihan terus terjaga dan disampaikan dengan baik, serta dapat dilanjutkan oleh para generasi berikutnya. Pada awalnya ESQ LC hanya fokus kepada pelaksanaan pelatihan, namun saat ini telah dibentuk divisi-divisi baru yang bergerak dibidang bisnis penerbitan, multimedia, retail hingga ke tours dan travel untuk menunjang kegiatan ESQ.

Hal ini terlihat dari pendirian perusahaan PT. Arga ESQ Semesta Tour, PT. Arga Publishing, PT. Arga Cipta Grande, PT. Arga Printing, PT. Arga Pilar, dan Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ yang bertujuan untuk membina hubungan


(41)

dan silaturahmi diantara para alumni. Keberadaan ESQ yang sudah menghapiri usia tujuh tahun, ternyata telah berhasil membangun kantor cabang dan kantor wilayah hampir di seluruh Indonesia. Saat ini tercatat 11 cabang ESQ yakni, Medan, Padang, Palembang, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Surabaya, Bali, Batam, dan Riau. Adapun kantor perwakilan dan mitra ESQ sudah tersebar di Aceh, Yogyakarta, Solo, Balikpapan, Mamuju, Papua, Cirebon, Makasar, Pontianak, Cilegon, Bogor, NTB, Madiun, Bengkulu, Lampung, Sukabumi, Cibinong, Manado, Jambi, Probolinggo, Jember, Kendari, Banyuwangi, dan Garut. Selain itu pada tahun 2006, ESQ berhasil menembus hingga ke mancanegara, yaitu Malaysia, Belanda, Amerika, dan Singapore.

3.1 Visi dan Misi Training Emotional Spiritual Quotient

Visi dan misi dari training ESQ adalah membangun Indonesia emas ditahun 2020. Visi ini dibangun dengan harapan menjadikan Indonesia kembali bangkit dan menjadi pelopor dalam setiap perubahan yang mengarah kepada suatu kebaikan bagi umat manusia di seluruh belahan muka bumi ini. ESQ memiliki harapan agar seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap umat manusia tanpa suatu kesia-siaan, dalam artian selalu dilandaskan semata-mata hanya mengharapkan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan tujuh nilai budi utama yaitu: jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, adil, dan peduli dalam kehidupan. Jika spirit ketuhanan telah menjadi landasan dan pegangan hidup manusia maka cita-cita


(42)

untuk menjadikan kehidupan dengan penuh kerukunan, kedamaian, dan kesejahteraan niscaya akan tercipta.

Harapan ini tentu saja merupakan suatu motivasi besar, dimana saat ini manusia seolah-olah telah mengingkari fitrahnya, serta perlahan melupakan segala kewajiban dan tanggung jawabnya, sehingga ia berada dalam kondisi yang kebingungan dalam memaknai setiap langkah dan tujuan hidupnya. Cita-cita ini dibangun, tidak terlepas dari fakta yang ada dalam masyarakat, dimana saat harta, wanita, dan kekuasaan sudah ada dalam genggaman, namun mengapa hati tetap saja tidak tenang dan kesemuannya ternyata tidak memberikan kebahagiaan yang hakiki. Bangsa kita saati ini memang sedang mengalami keterpurukan dan ESQ sangat optimis bahwa bersama kita bisa membangun kembali kejayaan bangsa. 3.2 Macam-macam Training Emotional Spritual Quotient

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan pengaplikasian yang nyata dalam kehidupan, maka training ESQ memiliki 7 tingkatan yaitu, diawali dengan ESQ Basic Training. Pada training awal ini, para peserta akan mengenal terlebih dahulu konsep dasar ESQ, yang bertujuan mengugah sisi spiritual manusia, apabila sisi tersebut telah tersentuh maka perlahan akan mengubah hidup dan cara pandang mereka menuju kearah yang lebih baik lagi. Training ESQ juga mencoba membangun optimisme, menjadikan manusia dari buruk menjadi lebih baik, dari yang baik menjadi yang lebih baik lagi. Dalam training ini, para peserta juga akan diajak bagaimana cara mengsinergikan tiga kecerdasan manusia yaitu IQ, EQ, dan


(43)

SQ, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan. ESQ Basic Training memiliki beberapa kelas yaitu, kelas eksekutif, kelas professional, kelas regular, kelas mahasiswa, kelas remaja, dan kelas anak-anak. Training ini berlangsung selama 2 sampai 4 hari.

Training berikutnya adalah ESQ Mission Statement, training ini membantu para peserta untuk memiliki visi dan misi hidup yang jelas dan kuat, sehingga segala kegiatan yang dilakukan tidak dalam kondisi kesia-sian saja namun memiliki arti dan hasil yang bermamfaat pula. Setelah mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan Yellow Belt dengan predikat Bintang1.

Tahapan ketiga dalam training ESQ adalah ESQ Character Building, dalam training ini akan dijelaskan dan diarahkan secara lebih mendalam bagaimana menjadikan manusia yang memiliki karakter yang kuat dan tangguh, siap dengan segala kondisi dan tantangan apapun. Sehingga segala yang dijalankan penuh dengan optimisme, kejujuran, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Setelah mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan Green Belt dengan predikat Bintang 2.

Tahapan yang keempat adalah ESQ Self Control, training ini betujuan membangun kemampuan untuk mengendalikan serta mengalahkan semua kelemahan yang ada dalam diri, dan berusaha mengeluarkan setiap potensi yang ada. Training ini memberikan solusi terbaik untuk membangun semangat dan


(44)

pribadi yang tangguh. Setelah mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan

Blue Belt dengan predikat Bintang 3.

Pada tahapan kelima yaitu training ESQ Strategic Colaboration, peserta diajak untuk menemukan potensi yang tak ternilai yaitu kolaborasi serta menciptakan tim kerja yang solid, karena dengan kerja sama yang baik dan rasa solidaritas yang tinggi maka setiap rencana dan tujuan-tujuan yang baik niscaya akan mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah mengikuti training ini maka peserta berhak mendapatkan Dark Blue Belt dengan predikat Bintang 4.

Kemudian tahapan keenam adalah ESQ Total Action, setelah melalui tahapan-tahapan training sebelumnya, maka pada training ini peserta akan dituntun untuk mewujudkan ide-ide dan kemudian mengaplikasikannya secara total dan sungguh-sungguh, karena segala tujuan dan keinginan yang baik tentu tidak akan mudah tercipta, apabila manusia tidak memiliki gerak yang pasti sebagai aplikasi yang nyata dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan yang baik dan bermamfaat tadi. Setelah mengikuti training ini peserta menyandang Brown Belt

dengan predikat bintang 5.25

Tahapan yang terakhir adalah training ESQ Star Leader, pada training ini peserta akan diminta untuk mengajukan sebuah ide-ide projek sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing demi terwujudnya Indonesia dan Dunia Emas. Dalam

25

Http://www.esqway165.com/Solusi_Kehidupan php kd ragam, data diakses pada tanggal 8 oktober 2008.


(45)

pelaksanaanya peserta akan didukung oleh jaringan ESQ diseluruh dunia. Setelah menyelesaikan dan mewujudkan ide-ide serta projek ini, peserta berhak menyandang Black Belt dengan predikat Bintang 6.

3.3 Materi-materi Training Emotional Spiritual Quotient

Materi-materi yang disampaikan dalam training ESQ merupakan transformasi dari materi-materi yang terdapat dalam buku Ary Ginanjar Agustian yaitu “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ) dan “Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER”. Materi-materi tersebut adalah sebagai berikut:

UNLEASH YOUR SPIRITUAL INTELLIGENCE : ESQ Overview : Reasons for ESQ

ESQ Overview adalah materi yang menyampaikan mengenai sekilas ESQ, bagaimana visi dan misi ESQ kedepan untuk mencapai cita-cita yaitu Indonesia Emas.

ESQ Outer Journey : Cosmic Awareness

Pada materi outer journey, akan disampaikan mengenai tiga energi yang terdapat dalam alam semesta ini, yaitu energi elektromagnetik, energi gravitasi, dan energi atom. Apabila manusia dapat mengetahui dan mengelola dengan baik ketiga energi tersebut, maka yang terjadi adalah puncak kebahagiaan dan keharmonisan tertinggi.


(46)

Inner Journey merupakan metode yang mencoba mengeluarkan energi-energi positif dalam diri manusia atau yang dimaksud adalah suara hati.

Zero Mind Process (ZMP) : Paradigm to Spiritual

ZMP adalah sebuah metode yang mengantarkan manusia agar senantiasa memilih suara hati ilahiah sebagai kompas, bukan emosi, bukan pula persepsi. Metode ini juga membantu manusia bagaimana menciptakan suasana hati yang zero

yaitu lepas dari segala bentuk belenggu-belenggu yang dapat menutupi potensi positif dan titik God Spot (titik makna hidup). Adapun belenggu tersebut seperti: prinsip, prasangka negatif, pengalaman, persepsi.

DEVELOPING YOUR EMOTIONAL INTELIGENCE : Star Principle : Spiritual Commitment

Star principle adalah metode yang bertujuan bagaimana setiap manusia dapat membangun sebuah prinsip bintang yaitu sebuah prinsip yang hanya dilandaskan oleh ketauhidan yaitu karena Allah semata serta memuliakan dan menjaga sifat Allah.

Angel Principle : Ultimate Integrity

Angel principle adalah materi yang mengajarkan untuk membangun prinsip malaikat, yaitu prinsip hidup yang senantiasa mentauladani peran dan tugas malaikat. Menjadi manusia yang selalu dipercaya, mengerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Prinsip ini akan membentuk karakter manusia yang memberi, suka menolong, dan sikap saling percaya.


(47)

Leadership Principle : Spiritual Leadership

Leadership principle merupakan materi training ESQ yang bertujuan membentuk karakter pemimpin yang mentauladani Rasullullah SAW. Pemimpin yang selalu dicintai, dihormati, karena kharisma yang luar biasa karena sifat-sifat beliau yang sangat mulia.

Learning Principle : Continuous Improvement

Prinsip ini adalah prinsip pembelajaran yaitu bagaimana manusia dapat menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, selalu mengevaluasi kembali pemikirannya, dan bersikap terbuka utuk mengadakan penyempurnaan.

Vision Principle : Ultimate Principle

Vision principle adalah materi yang menyampaikan agar setiap manusia sadar bahwa visi hidupnya adalah bersiap-siap untuk menghadapi hari akhir. Melakukan setiap langkah secara optimal dan sungguh-sungguh, serta memiliki kendali diri dan sosial.

Well Organized Principle : Ultimate Synergy

Well organized yaitu membentuk prinsip keteraturan, prinsip ini bertujuan menjadikan manusia memiliki kesabaran, ketenangan, dan keyakinan dalam berusaha. Memahami arti penting dari sebuah proses.

LET’S ACTION :


(48)

Setelah membangun visi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan misi yang akan dilakukan untuk mencapai visi-visi tersebut. Pada materi ini akan disampaikan bahwa setiap manusia sesunggunya telah diberikan misi oleh Allah SWT. Bagi umat Muslim sesungguhnya Syahadatlah yang menjadi pendorong dalam mencapai tujuan, sekaligus menciptakan ketenangan batin dalam menjalankan misi hidup. 26

Character Building : Build Your Character

Materi ini bertujuan membangun karakter yang tangguh, membangun kekuatan afirmasi, meningkatkan ESQ dan membangun suatu paradigma positif. Dalam Islam shalat sesunggunya merupakan langkah paling penting untuk membentuk karakter manusia yang paripurna dan bersahaja.

Selft Control : Control Your Step

Self Control merupakan materi yang menjadikan manusia mampu mengendalikan diri dari segala bentuk pengaruh negatif dan belenggu-belenggu yang tak terkendali, dan puasa adalah salah satu metode yang paling baik untuk pengendalian diri tersebut.

Strategic Collaboration : Build Your Synergy

Pada materi ini akan disampaikan bagaimana mengeluarkan potensi spiritual yang ada dalam diri manusia. Islam mengajarkan zakat sebagai upaya untuk

26

Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emotional (Jakarta:PT.Arga,2007) cet.k 33, h 309-316 .


(49)

mengeluarkan potensi spiritual dan membangun sinergi yang kuat, yaitu berlandaskan sikap empati, kepercayaan, keterbukaan, dan kredibilitas.

Total Action : Let’s Move

Setelah melalui tahapan-tahapan materi diatas maka langkah yang paling kongkrit adalah aplikasi total. Karena iman bukanlah sebuah angan-angan tapi harus diwujudkan dalam bentuk amal dan perbuatan.

B. Keyakinan Agama

1. Pengertian keyakinan agama

Dalam kamus bahasa Indonesia, keyakinan diartikan sebagai kepercayaan yang sungguh-sungguh. Keyakinan merupakan bagian dari agama atau religi yang berwujud konsep-konsep yang menjadi keyakinan atau kepercayaan para penganutnya.27 R. Stark dan C.Y.Glock melihat dimensi keyakinan sebagai dimensi yang berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut. Menurutnya setiap agama akan mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut akan taat. Bagi semua agama dapat dikatakan bahwa teologi atau kepercayaan merupakan jantung dari agama.

Glock dan Stark berpendapat bahwa ritual dalam sebuah agama tidak berarti apa-apa jika tidak berada dalam sebuah perangkat dan tatanan kepercayaan atau

27

Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud:Balai Pustaka, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990), hal 1015.


(50)

keyakinan, bahwa di luar diri manusia ada kekuatan supernatural yang wajib untuk kita sembah dan taati. Pada dasarnya manusia tidak mudah untuk taat melaksanakan ritual keagamaanya seperti sembahyang dan ritual lainnya tanpa didasari oleh keyakinan yang membentenginya.28

Sedangkan agama didefinisikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang didalamnya terdapat aturan dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran tentang kebenaran tertinggi yang bersifat mutlak mengenai eksistensi manusia, dan berisikan petunjuk keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Saat ini manusia cenderung menjadikan agama sebagai harapan-harapan kehidupan, setelah kebutuhan manusia secara materil telah terpenuhi. Agama hendaknya dijadikan oleh manusia sebagai tumpuan dan harapan sosial yang dapat dijadikan jalan tengah terhadap berbagai situasi dan kondisi yang disebabkan karena perilaku manusia itu sendiri.

Selanjutnya kita akan membahas lebih dalam mengenai keyakinan agama, karena dalam setiap agama yang ada, pasti dimensi keyakinan lah sebagai pondasi utama dalam membangun kehidupan beragama. Dalam buku “Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci” karya Murthadha Muthahhari, dijelaskan bahwa manusia dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang dimilikinya, tentu

Roland Robertson , Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta:Raja Grafindo Persada,1993), h 295-297.


(51)

bukanlah hal yang mudah menjalani hidup yang baik dan mencapai sesuatu yang bermamfaat bagi kemanusiaan, tanpa memiliki keyakinan, ideal, atau keimanan. Tanpa adanya keyakinan dalam menjalani kehidupan beragama, niscaya manusia akan mengarah kepada sifat egois, mementingkan diri sendiri, mudah putus asa, ragu-ragu dan mudah berubah-ubah.29

Keyakinan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar, inilah yang membedakan satu agama dengan agama yang lainnya, bahkan satu mazhab dalam satu agama dengan mazhab lainnya. Keyakinan agama yang kuat menyebabkan manusia mau berjuang melawan kecendrungan individualnya, dan rela mengorbankan hidup serta kepentingannya bagi keyakinannya tersebut. Hal ini tentu saja bisa terjadi dalam setiap diri manusia apabila ia menganggap bahwa keyakinannya adalah suatu hal yang suci yang selalu menjadi kendali dan pegangan atas dirinya.

Fakta yang bisa kita lihat dalam kehidupan adalah, banyak manusia mengorbankan hidupnya, harta, dan kehormatan mereka bukan dilandaskan atas keyakinan yang mereka pegang tapi lebih kepada tekanan psikologis, kebencian, balas dendam, atau sebagai reaksi dari suatu penindasan. Keyakinan agama menyebabkan pengaruh-pengaruh positif yang luar biasa, jika dipandang dari

Murtadha Muthahhari, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci(Bandung:Mizan Pustaka,2007), hal 93.


(52)

kemampuannya untuk menciptakan kebahagiaan, atau memperbaiki hubungan-hubungan sosial, atau mengurangi dan menghapuskan kesulitan-kesulitan yang sebelumnya sangat sulit dihindari dari sistem yang ada di dunia ini. Keyakinan agama tentu saja memberikan banyak dampak, dan itu akan terlihat dalam setiap gerak dan aktivitas kehidupan manusia.

2. Pengaruh Keyakinan Agama Dalam Kehidupan Sosial

Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai definisi dan peran keyakinan agama dalam membangun kehidupan beragama yang harmoni. Dari beberapa penjelasan, terlihat bahwa keyakinan agama adalah faktor penting untuk menciptakan dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan agama dan sosial, karena tanpa keyakinan agama yang tertanam dalam diri manusia, diprediksikan kehidupan tidak akan terarah dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Hal ini diperkuat dengan beberapa pendapat para ahli psikologi dan sosiologi agama, bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu.

Jika manusia tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, maka pasti ada sesuatu yang ia anggap sebagai suatu kebenaran puncak dan kemudian menjadikannya sebagai agama dan menyembahnya. Manusia tidaklah bisa tidak harus memiliki ideologi dan keyakinan, karena keyakinan agamalah yang bisa mempengaruhi manusia serta memberikan kepuasan kearah kebenaran dan wujud yang suci. Murthadho Muthahhari melihat bahwa, terdapat tiga pengaruh keyakinan agama dalam kehidupan, pengaruh pertama yaitu, keyakinan agama dilihat mampu


(53)

menciptakan kebahagiaan hidup. Kebahagiaan disini adalah ketika manusia tidak hanya mampu menciptakan kebahagiaan untuk dirinya pribadi, tetapi ia akan sangat peka dan mampu membaca linkungan kehidupannya, serta menciptakan kebahagiaan yang sama untuk lingkungannya tersebut. Selain itu, pengaruh keyakinan agama menjadikan manusia semakin optimis dalam menapaki alam dan jagat raya ini. Seseorang yang memiliki keyakinan agama mengibaratkan dirinya berada disebuah negeri, ia akan melihat aturan-aturan dan hukum yang ada di negeri tersebut merupakan sesuatu yang benar dan adil. Ia sangat percaya bahwa aturan dan hukum yang diberlakukan merupakan salah satu upaya dan kehendak sang pemimpin untuk menjadikannya lebih baik dan bergerak kearah yang lebih maju.

Keyakinan agama juga menjadikan manusia mampu untuk menciptakan keceriaan dan kebahagiaan yang diwujudkan dengan adanya harapan, bahwa ia percaya setiap perbuatan atau amal yang baik akan menciptakan akibat yang baik pula. Penyebab kebahagian tersebut tentu juga didukung dengan adanya upaya, dan kepercayaan terhadap kondisi lingkungannya. Pengaruh yang kedua adalah fungsi agama dalam hubungan-hubungan sosial. Dalam ilmu sosiologi manusia adalah mahluk sosial, ia tidak akan mampu hidup sendiri, pasti akan ada saling ketergantungan dengan individu lainnya. Setiap manusia sesungguhnya memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Individu yang memiliki keyakinan


(54)

agama akan menganggap individu lainnya sebagai seorang patner untuk mencapai suatu kesuksesan bersama, saling menghormati, menghargai.

Pengaruh yang ketiga adalah sebagai penawar bagi tekanan jiwa.30 Dalam mengarungi kehidupan tentu kita tidak selalu mengalami keharmonisan, kebahagiaan, dan kemudahan yang hakiki, namun diwaktu tertentu pasti akan berhadapan dengan kesulitan, kesedihan, dan kekecewaan. Setiap manusia akan senantiasa berusaha, bagaimana ia bisa merubah kondisi yang ada, menjadi kondisi yang sesuai keinginan dan harapannya. Namun kenyataannya berbeda, mengapa disaat manusia mengalami kesulitan dan kesedihan mereka cenderung mencari pelarian dan pelampisan kepada hal-hal yang dinilai kurang baik dimata masyarakat, seperti narkotika, dan minum-minuman keras bahkan yang sangat menyedihkan adalah bunuh diri. Hal ini menandakan bahwa sebagian masyarakat di dunia sudah tidak dapat lagi mengendalikan diri, Mereka seakan lepas kendali, tidak memiliki tujuan dan pedoman hidup yang menuntun hidup mereka kearah yang lebih baik.

Keyakinan agama menciptakan di dalam diri manusia, kekuatan-kekuatan untuk bertahan dan menjelmakan kepahitan menjadi rasa manis. Ia sangat yakin bahwa segala kesulitan dan kepahitan yang dialami merupakan suatu reaksi sementara yang sebenarnya terbentang luas cara untuk menemukan


(55)

penyelesaiannya. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh hasil penelitian para ahli Psikolog, bahwa sebagian besar penyakit mental yang terjadi pada masyarakat adalah disebabkan oleh kerusakan psikologis. Dari hasil penelitian terlihat bahwa Kepahitan kehidupan ditemukan pada orang-orang yang tak beragama.31 Keyakinan agama juga menimbulkan perilaku tertentu seperti pelaksanaan ritual berdo’a, memuja, dan juga menimbulkan sikap mental tertentu seperti rasa takut, rasa optimis, pasrah, dan lainnya dari individu dan masyarakat yang mempercayainya. Karena hendaknya segala petunjuk, keinginan dan ketentuan selalu dipatuhi manusia jika ingin menuju kehidupan yang selamat.


(56)

BAB III

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A.Profil Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi

Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) 165 wilayah Bekasi berdiri pada tanggal 14 April 2006. Forum ini berdiri dengan landasan serta cita-cita mencetak para pemuda-pemudi yang berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2020 yang dibekali dengan kemampuan IPTEK dan IMTAQ. Forum Silaturahmi Mahasiswa 165 Bekasi merupakan kumpulan dari para pemuda-pemudi yang bercita-cita agar lebih baik dari hari ke hari. Fosma 165 Bekasi terdiri dari kumpulan mahasiswa dan mahasiswi yang berdomisili di daerah Bekasi dan sekitarnya. Fosma 165 Bekasi atau yang disingkat dengan Fosbek sangat mengusung silaturahmi dan persaudaraan antar para anggotanya sehingga tercipta suasana kekeluargaan.

Adapun visi dari Fosma 165 Bekasi yaitu menciptakan kampus emas diseluruh kampus yang ada di Indonesia. Selain itu Fosma 165 Bekasi juga memiliki visi mewujudkan suatu gerakan moral Asmaul Husna pada tahun 2010 dengan harapan agar aktivitas yang dilakukan selalu dilandaskan dengan 99 nama dan sifat dari Asmaul Husna. Sedangkan misi yang dibawa oleh Fosma 165 Bekasi adalah lahirnya karakter pemuda yang berlandaskan cahaya 165, kemudian


(57)

membangun pemuda Bekasi dengan kegiatan kepedulian, dan melahirkan sinergi untuk kemajuan bersama.

Indonesia emas merupakan puncak dari visi yang diusung oleh Fosma 165 Bekasi dan Fosma daerah lainnya. Ini merupakan harapan kita bersama sebagai bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, optimisme harus selalu tertanam dari setiap diri rakyatnya karena bukanlah sebuah keniscayaan jika dahulu Islam bangkit dan maju di Barat maka yakinlah bahwa Islam akan bangkit kembali di ufuk timur yaitu Indonesia tercinta. Itulah yang dicita-citakan ESQ, dan Fosma adalah langkah awal membangun karakter pemuda-pemudi berkualitas, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral, memiliki dedikasi tinggi dan tanggung jawab yang selalu dipegang teguh. Fosma 165 Bekasi tidak hanya untuk anggota yang telah menjadi alumni training ESQ saja, tetapi Fosbek lebih membuka diri bagi siapapun baik muslim maupun non muslim yang ingin berjuang dan belajar bersama untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat lagi, mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. 32

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Fosma 165 Bekasi sangat positif, selain kegiatan keagamaan, yang bertujuan meningkatkan spiritual, Fosbek juga melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang bertujuan mengasah rasa solidaritas dan saling tolong menolong antara sesama. Saat ini usia Fosma 165

32


(58)

Bekasi menginjak tahun ke-3, tentu masih banyak lagi hal-hal positif yang harus dilakukan. Keanggotaan Fosma 165 Bekasi saat ini termasuk simpatisan Fosma ± 50 orang, data ini diperoleh dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam setiap acara dan even yang diselenggarakan oleh Fosma 165 Bekasi, namun keanggotaan yang aktif dalam setiap kegiatan dan acara yang dilaksanakan Fosma 165 Bekasi berjumlah ± 30 orang.

1. Program Kerja Tahunan Fosma 165 Bekasi

Forum Silaturahmi Mahasiswa 165 Bekasi memiliki program kerja dan rancangan kegiatan yang bertujuan selain menjalin silaturahmi dan ikatan kekeluargaan, kegiatan Fosbek juga merupakan salah satu upaya untuk senantiasa dapat memfungsikan dimensi spiritual dan emotional dalam kehidupan keseharian. Adapun program kerja Fosma 165 Bekasi adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tujuan pelaksanaan

1 Divisi Kesehatan Rohani (Pengayaan spiritual) meliputi:

Pengajian dan pengkajian, buka dan tarawih bersama yatim piatu, I’tikaf, tafakur alam, dan out bond, sahur on

Untuk menjalin tali silaturahmi, Meningkatkan dimensi spiritualitas, dan merupakan ajang untuk saling mengingatkan diantara anggota dan para pengurus Fosma Bekasi.


(59)

the spot, dan perayaan tahun baru Hijriyah.

2 Divisi Sosial masyarakat, meliputi :

Santunan adik asuh, 1000 senyum Ramadhan, sekolah keterampilan dan taman baca, kunjungan ke panti-panti, donor darah, bakti sosial, dan aksi sosial

Menjadikan dan membangun karakter para anggota dan pengurus Fosma 165 Bekasi untuk memiliki rasa kepedulian dan solidaritas yang tinggi antar sesama.

3 Divisi Training dan seminar meliputi :

Training anti aborsi, free sex, dan narkoba. Training GEMAH (Gerakan Moral Asmaul Husna), training kepemimpinan dan motivasi, Sosialisasi ESQ ke kampus,

Fosma 165 Bekasi mencoba untuk memberikan kontribusi dalam menyelamatkan generasi muda dari ancaman narkoba, aborsi, dan freesex yang sangat membahayakan bagi masa depan generasi muda di Indonesia.


(60)

mengadakan latihan dasar kepemimpinan dan training

Ramadhan, serta

mengadakan ESQ in house

training di Bekasi.

4 Divisi Kesehatan dan jasmani yang meliputi kegiatan: olah raga bulanan dan kaos futsal

Menjadikan para anggota untuk senantiasa fit dan sehat serta Membangun suasana kekeluargaan diantara para anggota dan pengurus dari Fosma 165 Bekasi

5

6

Divisi Seni dan budaya yang meliputi kegiatan: pembuatan bulletin dan mading, sayembara cerpen, puisi, pameran fotografi, dan bedah buku.

Divisi Badan usaha Fosma yang meliputi: pembuatan baju Fosma 165 Bekasi dan

merchandise ESQ.

Merupakan salah satu upaya untuk mengeluarkan potensi dari para anggota dan pengurus Fosma 165 Bekasi dari segi tulis menulis dan fotografi.

Melatih para anggota dan pengurus untuk berwirausaha dan keuntungan dipergunakan untuk setiap kegiatan Fosma 165 Bekasi.


(61)

7

Divisi data dan informasi yang meliputi kegiatan: pembuatan website 165 Bekasi, mailinglist, dan

freindster.

Merupakan pusat informasi dan masukan bagi Fosma 165 Bekasi.

Program kerja diatas merupakan hasil dari musyawarah daerah yang dilaksanakan oleh Fosma 165 Bekasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang telah dirancang, disadari tidak seluruh program kerja dapat terlaksana, hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi dilapangan, dan kondisi dari para anggota dan pengurus yang tidak memungkinkan untuk mengelola dengan baik kegiatan yang sudah dirancang. Hal ini dikarenakan mayoritas pengurus dan anggota dari Fosma 165 Bekasi masih duduk dibangku kuliah dan masih dibebankan oleh kegiatan kampus lainnya. Adapun kegiatan yang sudah terlaksana adalah: pengajian dan pengkajian mingguan, buka dan tarawih bersama, sahur on the spot bersama anak yatim piatu, training aborsi dan narkoba, training motivasi


(62)

dan kepemimpinan, training GEMAH, bedah buku, olah raga bulanan, pembuatan baju Fosma 165 Bekasi dan perayaan tahun baru hijriyah.33

2. Sturktur organisasi Fosma 165 Bekasi

Setelah menjelaskan profil dari Forum Silarurahmi Mahasiswa (Fosma) 165 Bekasi, berikut ini adalah struktur organisasi Fosma Bekasi periode 2007-2008.


(63)

a. 3. Sekilas Profil Sepuluh Informan

1. Pria satu ini memiliki inisisal AIR, Ia adalah salah satu aktivis Fosma yang sangat menyanjung keberadaan Fosma khusunya Fosma Bekasi. Bagi AIR


(64)

Fosma adalah salah satu organisasi yang sangat mengedepankan tali silaturahmi dan persaudaraan. Saat ini AIR baru saja mnyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Pengalaman organisasinya juga cukup baik, Ia pernah menjabat sebagai Ketua Fosma Bekasi periode 2006-2007, Ketua Divisi Media dan Publikasi Fosma Jadetabek 2007-2008, dan Chief Editor Fosma Magazine 2007-2008. 2. AP adalah laki-laki kelahiran tahun1981. AP dan keluarga berasal dari daerah DKI.Jakarta. Pendidikan terakhirnya adalah Strata 1 Fakultas Hukum, Jurusan Hukum perdata Univertsitas Krinsadwipayana Bekasi. Dalam Fosma Bekasi AP dipercaya sebagai staf dari tim training GEMAH (Gerakan Moral Asmaul Husna). AP termasuk pengurus Fosma Bekasi yang terhitung cukup lama bergabung dan secara total mengikuti kegiatan Fosma 165 Bekasi. Bagi AP, Fosbek adalah salah satu wadah yang sangat bagus, lahan kita untuk mencari ilmu, menjalin silaturahmi, dan salah satu upaya untuk menjadikan Indonesia emas 2020.

3. Laki-laki satu ini memiliki indisial ID, Ia adalah pemuda kelahiran 1985. ID adalah penduduk asli DKI Jakarta. ID baru saja menyelesaikan kuliahnya di Universitas Islam Asyafi’iyah Jakarta. Selama duduk di bangku kulaih, ID pernah aktiv dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa UIA Departement Sosial Politik tahun 2005-2006 dan BEM Fakultas Hukum UIA Jakarta.


(65)

Bagi ID kualitas anggota Fosma Bekasi harus selalu ditingkatkan dari segi manapun, agar benar-benar tercipta suatu organisasi yang berkualitas pula. 4. Pemuda ini memiliki indisial RY, Ia lahir pada tahun1986, ia merupakan

putra dari keturunan Sunda Melayu. Saat ini RY masih kuliah di Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi. Pengalaman organisasinya juga cukup baik, semasa SMP dan SMU Ia aktif dengan kegiatan OSIS. Selain itu RY juga mengemban amanah sebagai Ketua Fosma Bekasi periode 2007-2008, dan Ketua Fosma Jadetabek periode 2008-2009. Bagi RY Fosma adalah organisasi yang sangat mengusung kegiatan-kegiatan yang positif, karena dengan Fosma inilah sesama alumni dan masyarakat dapat terjalin silaturahmi dan kekeluargaan yang baik.

5. Aktivis Fosma yang satu ini memiliki indisial UH, UH merupakan lulusan dari AMIK Al-Muslim. Berbicara mengenai pengalaman organisasi, pria ini pernah aktiv dalam Senat AMIK Al-Muslim, Ia juga pernah menjabat sebagai Bendahara KODRAT (Keluarga Olah Raga Tarung), Mentor PASKA (Pembinaan Anak Asuh Sunda Kelapa), dan pernah menjabat sebagai sekretaris Fosma 165 Bekasi periode 2007-2008. Menurutnya Fosma adalah organisasi yang cukup baik untuk proses pembelajaran dengan aktivitas dan acara yang diselengarakan beraneka ragam, ditambah pula dengan anggota Fosma yang memiliki latar belakang pendidikan yang


(66)

beraneka ragam, dan merupakan sarana yang sangat baik untuk membangun ikatan silaturahmi.34

6. AJP adalah wanita kelahiran 1987, AJP dan keluarga berasal dari daerah Jawa Tengah atau lebih tepatnya Surabaya. Saat ini Ia masih menempuh pendidikan di Universitas London School Jakarta. AJP atau yang lebih akrab disapa A, semasa SMU dan SLTP aktiv dalam dalam kegiatan OSIS, Rohis, dan juga pernah bergabung dalam kegiatan dance atau tari. Hampir seluruh kegiatan Fosbek, AJP selalu aktiv dan terlibat, bahkan hingga Fosma Jadetabek. AJP selalu menginginkan agar Fosma tetap kompak, lebih kekeluargaan, dan harus menutupi kekurangan orang lain.

7. Perempuan ini memiliki indisial KS, KS lahir pada tahun1985. KS adalah putri dari seorang Pilot dari salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Saat ini KS masih kuliah di Universitas Al-Azhar Indonesia jurusan sastra Arab. Sebelumnya KS juga pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Indonesia. Selama kuliah Ia aktif dalam beberapa organisasi, dintaranya: Sekretaris IJBAB FIB UI periode 2004-2206, bagian dana dan usaha ROHIS FIB UI periode 2005-2006, Bendahara HIMASA UAI, dan Divisi dana dan usaha Fosma 165 Bekasi periode 2007-2008.


(67)

8. Wanita satu ini memiliki indisial MER, merupakan lulusan dari sastra Perancis dan Manajemen Universitas Indonesia. Pekerjaannya saat ini adalah Acounting PT.Graha 165 Tbk. Pengalaman organisasinya, selain aktiv dalam kegiatan Fosma 165 Bekasi dan Jadetabek, ia juga pernah aktiv dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa UI. Bagi MER, Fosma adalah organisasi yang sangat mengasyikkan, bersahabat, terbuka, dan saling mengingatkan.

9. SCU adalah wanita kelahiran tahun 1983, Ia adalah lulusan Universitas Islam Negri SYAHID Jakarta, Jurusan Sastra Inggris. Saat ini SCU bekerja sebagai Staf Divisi I Akademik LPIA. Saat ini ia sangat menikmati perannya di Fosma Bekasi, ia juga termasuk anggota yang tergolong baru bergabung dengan Fosma Bekasi. Hal yang mengagumkan adalah ia sudah dipercaya menjadi Ketua pelaksana kegiatan aksi sosial.

10.YS adalah wanita kelahiran 1988, Ia merupakan keturunan dari keluarga yang berasal dari daerah Jawa Barat atau lebih tepatnya Cirebon. Saat ini ia megenyam bangku kuliah di Universitas Islam Al-Azhar Indonesia di Bekasi Jurusan Manajemen. Selain kegiatan kuliah, saat ini ia aktiv dalam berbagai kegiatan dan acara yang diselenggarakan oleh Fosma Bekasi. bagi YS,


(1)

yakin, setiap orang akan tergerak hatinya jika melihat tetangganya, atau orang-orang dilingkungannya sedang mengalami kesulitan, akan ada suatu panggilan dari hati untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.

12. Bagaimana bapak menilai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan alumni ESQ yang tergabung dalam Fosma?

Jawab: Fosma adalah sebuah kumpulan yang didirikan untuk menampung generasi muda ya khususnya mahasiswa, supaya bagi mereka yang sudah mendapatkan nilai-nilai 165 tidak keluar dari nilai-nilai itu, Fosma didirikan agar para pemuda memiliki suatu wadah untuk membentengi mereka dari pengaruh-pengaruh buruk diluar sana, apa lagi mereka masih muda ya, terkadang banyak hal baru yang ingin mereka coba, nah Fosmalah tempat bagaimana bisa mengasah serta mempertahankan nilai-nilai 165 tadi dengan baik, jangan sampai keluar lagi dari garis orbit tadi. Fosma itu positif sekali, apa lagi jika kita mau secara totalitas sebagai pemuda mengeluarkan idealisme-idealisme mereka untuk membangun cita-cita kita bersama menjadikan Indonesia Emas. Tetapi yang saya tekankan tetap luruskan niat mereka, apapun yang dijalankan ingat selalu diniatkan untuk selalu memegang nila-nilai 165 tadi, cinta Allah dan cinta selalu Rasul sebagai petunjuk langkah kita.

13.Apa pesan-pesan bapak untuk Fosma atau para generasi muda agar dapat terhindar dari berbagai macam pengaruh buruk dalam kehidupan?

Jawab: Kuncinya untuk para pemuda adalah, keyakinan atau kesadaran akan bertuhan tadi, atau Good Conciuosnes, jika nilai-nilai165 tadi sudah dipegang maka saya rasa para generasi muda akan bisa menentukan langkah mereka mana yang baik dan mana yang buruk. Saya harapkan pemuda yang


(2)

sudah mendapatkan nilai-nilai 165, marilah kita bersama mengajak para pemuda lainnya kembali kepada tugas sebenarnya kita sebagai manusia, membangun mental spiritual, dan menerapkan tujuh nilai budi utama tadi mahasiswa atau pelajar memiliki sikap jujur, tidak ada lagi yang mencontek, kan ini yang harus kita bangun dalam masyarakat kita ini.

Wassalam


(3)

(4)

(5)

Foto-Foto Kegiatan Peneliti Bersama Fosma Bekasi


(6)