Penerapan Sistem Bagi Hasil Kepada Pemodal Dalam Kegiatan Pembiayaan Koperasi Syariah (Studi BMT Al-Musabbihin Medan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank maupun non bank yang bersifat formal dan beroperasi dipedesaan,
umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi
menengah kebawah. Akibatnya banyak bermunculan para rentenir dengan
menerapkan suku bunga yang sangat tinggi dalam mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi menengah
kebawah dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonominya. 2 Dalam menjalankan operasionalnya BMT
menerapkan bagi hasil, karena operasional BMT berlandaskan prinsip syariah
Islam.Bagi hasil dalam terminologi asing dikenal dengan istilah profit sharing.
Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara
istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para
pegawai dari suatu perusahaan. 3 Bagi hasil yang diterapkan oleh BMT
merupakan karakteristik tersendiri dan berbeda dengan bunga yang ditetapkan
oleh bank konvensional. Berapapun tingkat pendapatan usaha, itulah yang
kemudian didistribusikan kepada para nasabah atau anggota. Nasabah perlu
mengetahui tingkat nisbah masing-masing produk. Pada kenyataannya meskipun
sudah sangat jelas dalam Islam terdapat larangan riba namun masih banyak
2
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009),
hal.448.
3
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah, (Jakarta :
Press, 1999), hal.26.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang mempercayakan keuangannya pada bank konvensional.
Hal ini disebabkan karena bunga telah menjadi kesukaan masyarakat yang telah
lebih lama dikenal dibandingkan bagi hasil, sehingga bagi hasil masih dianggap
hal baru. Selain itu disebabkan karena masih minimnya kepercayaan masyarakat
untuk mempercayakan masalah keuangannya kepada BMT yang menerapkan
sistem bagi hasil dalam operasionalnya, apalagi BMT merupakan lembaga
keuangan syariah mikro yang tergolong masih baru. Masyarakat juga cenderung
kurang memahami dengan sistem bagi hasil yang dijalankan oleh BMT dan
beranggapan bahwa sistem bagi hasil yang diterapkan oleh BMT tersebut rumit
sehingga masyarakat kurang merasa puas dengan pelayanan sistem bagi hasil
yang dijalankan oleh BMT. Dalam sistem keuangan syariah dan BMT, sistem
bagi hasil hanya berlaku pada akad penyertaan usaha atau kerjasama usaha. Akad
ini dapat diterapkan dalam rapat produk yakni, mudharabah, musyarakah,
muzaro’ah/mukhobaroah dan musaqoh.Namun dalam prakteknya yang sering
diterapkan adalah produk mudharabah dan musyarokah. 4 Hadirnya BMT ini
menunjukkan kecendrungan yang semakin baik. Produk-produk yang dikeluarkan
BMT semakin variatif sehingga mampu memberikan pilihan atau alternative bagi
nasabah untuk memanfaatkan nya. Namun kenyataan nya BMT masih
mengandalkan produk dengan akad jual beli yaitu murabahah dan ijarah. Padahal
BMT mempunyai produk andalan dan mempunyai ciri khas yaitu al-mudharabah
dan al-musyarokah. Produk mudharabah dan musyarokah merupakan produk
kerjasama usaha yaitu menjalin hubungan yang era dan baik dengan mitra untuk
4
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tanwil, (Yogyakarta: UII Press,
2004), hal 122.
Universitas Sumatera Utara
menjalankan usaha bersama dengan menerapkan sistem bagi hasil dalam
membagi keuntungan dan sistem bagi hasil ini lebih kompetitif.
Pada produk mudharabah ini BMT melayani pembiayaan dan simpanan
menggunakan kontrak mudharabah dalam kontrak bank syariah akan berfungsi
sebagai mitra baik dengan penabung demikian juga pengusaha yang meminjam
dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib atau pengelola,
sementara penabung sebagai penyandang dana. Antara keduanya diadakan akad
mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. 5
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi bagi hasil dapat dilihat dari dua
faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung dapat
dijabarkan dalam tiga hal yaitu: 6
1. Investmen Rate atau Angka Investasi yang merupakan presentasi actual
dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan
investmen rate sebesar 80% dal ini berarti 20% dari total dana
dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
2. Jumlah dana yang tersedia yang merupakan untuk diinvestasikan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
salah satu metode yaitu rata-rata saldo minimum bulanan dan rata-rata
saldo harian.
3. Nisbah Bagi Hasil yang merupakan satu ciri mudharabah adalah nisbah
yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. Nisbah antara
5
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm
107.
6
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
satu bank dengan yang lainnya dapat berbeda, jika dapat berbeda dari
waktu kewaktu dalam satu bank misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan dan 12 bulan. Nisbah juga dapat berbeda antara satu dengan yang
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
Sedangkan, dalam faktor tidak langsung dapat dijabarkan kedalam dua hal
sebagai berikut: 7
1. Penentuan biaya dan pendapatan mudharabah yang merupakan
pendapatan yang diterima bank nasabah melakukan share dalam
pendapatan dan biaya. Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan
pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya. Jika semua biaya
ditanggung bank, maka hal ini disebut dengan revenue sharing.
2. Kebijakan Akuntansi atau prinsip dan metode akuntansi, merupakan
bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas
yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan
dan biaya.
BMT Al-Musabbihin sebagai salah satu lembaga keuangan syariah mikro
yang menawarkan jasa simpanan yang terletak di jalan Setia Budi, Komplek
Tasbih Blok C nomor 99 kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Medan Sunggal
Kota Medan. BMT AL-Musabbihin melaksanakan pembinaan pembiayaan kepada
pedagang kecil khususnya, yang bekerja sama dengan IKAMT yang mencoba
memberikan fasilitas untuk peternakan sapi sebanyak 40 ekor yang diprioritaskan
untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban dimesid Al-Musabbihin. Disamping itu
7
Ibid,hal 108.
Universitas Sumatera Utara
BMT Al-Musabbihin akan mencoba memberikan fasilitas disektor pertanian /
petani rakyat dan saat ini BMT ini bekerja sama dengan pihak Aceh Sepakat
sedang melakukan uji coba khusus tanaman jagung seluas lebih kurang satu
hektar dengan pemenuhan syarat para petani untuk pengolahan tanah dengan
menggunakan pupuk organik. Disamping itu juga BMT ini memulai usaha
dibidang simpan pinjam, salah satunya adalah simpanan mudharabah. Simpanan
ini merupakan yang ditawarkan oleh BMT dengan sistem bagi hasil yang dibagi
secara adil antara nasabah penyimpan dana dan BMT sesuai nisbah pada awal
akad. Meskipun menerapkan bagi hasil pada simpanan yang disediakan, namun
kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana dari kebutuhannya di
BMT ini masih rendah. Minimnya pemahaman sistem bagi hasil kepada simpanan
mudharabah dan rendahnya kepercayaan masyarakat untuk menabungkan
uangnya di BMT menyebabkan simpanan mudharabah ini kurang diminati
masyarakat.
Dalam konsep teori hukum Islam, bagi hasil merupakan prinsip dalam
landasan operasional utama bagi produk mudharabah dan musyarakah dalam
perbankan syariah. Prinsip dasar inilah yang membedakan lembaga keuangan
syariah dengan lembaga keuangan biasa. Simpanan mudarabah merupakan produk
penghimpunan dana oleh lembaga keuangan syariah yang menggunakan akad
mudharabah muthlaqah. 8
Lembaga keuangan syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah
sebagai shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana simpanan
8
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah,( Yogyakarta:
UII Press, 2004), hlm 96.
Universitas Sumatera Utara
mudharabah secara mutlak kepada mudharib, tidak ada batasan baik dilihat dari
segi investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah. 9
Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal sebagai istilah profit sharing.
Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara
istilah merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai yang berada
diperusahaan. 10 Sedangkan dalam sistem keuangan syariah dan BMT, sistem bagi
hasil hanya berlaku pada akad penyertaan dana usaha serta kerjasama usaha. Akad
ini
dapat
diterapkan
dalam
empat
produk,
mudharabah,
musyarakah,
muzaro’ah/mukhobaroah, dan musaqoh.Namun dalam prakteknya yang sering
diterapkan adalah produk mudharabah dan musyarakah. 11
Jadi fokus penelitian ini merupakan bagian tidak terpisah sebagai upaya
pengkajian penyelesaian masalah hukum dalam kegiatan bagihasil, khususnya
dalam manajemen lembaga keuangan islam. Penelitian ini penting untuk dikaji
dari perspektif larangan riba dalam hukum islam dan peneliti ingin mengetahui
sejauh mana penerapan sistem bagi hasil pada simpanan pemodal di BMT AlMusabbihin Medan.
Berdasarkan banyaknya uraian diatas, maka menarik untuk dilakukan
penelitian yang berjudul : “Penerapan Sistem Bagi Hasil Kepada Pemodal
Dalam Kegiatan Pembiayaan Koperasi Syariah (Studi Kasus Pada BMT AlMusabbihin Medan).”
9
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm 89.
Muhammad, Loc. Cit, hlm 26.
11
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tanwil, (Yogyakarta: UII Press,
2004), hlm 122.
10
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan skripsi sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal dalam kegiatan
pembiayaan koperasi syariah di BMT Al-Musabbihin Medan?
2. Apakah yang menjadi kendala penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal
pada BMT Al-Musabbihin Medan?
3. Bagaimana penyelesaian sengketa jika antara pemodal dan pengurus koperasi
syariah di BMT Al-Musabbihin Medan terjadi sengketa terkait dengan system
bagi hasil?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat disimpulkan yang
menjadi tujuan penelitian skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal dalam
kegiatan pembiayaan koperasi syariah di BMT Al-Musabbihin Medan.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala penerapan sistem bagi hasil
kepada pemodal pada BMT Al-Musabbihin Medan.
3. Untuk mengetahui Bagaimana penyelesaian sengketa jika antara pemodal dan
pengurus koperasi syariah di BMT Al-Musabbihin Medan terjadi sengketa
terkait dengan sistem bagi hasil.
Manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan secara teoritis dan akademis berguna dalam kontribusi pemikiran
ilmiah untuk menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kajian
tentang bagi hasil khususnya dalam simpanan mudharabah. Secara teoritis
dapat memberikan pengetahuan lebih lanjut, sekaligus hal ini dapat menjadi
sebuah kontribusi bagi para intelektual muslim yang akan datang untuk diteliti
lebih dalam dengan konsep atau mekanisme bagi hasil.
2. Manfaat praktis
Dapat dijadikan pedoman oleh baik itu penulis, mahasiswa, pemerintah,
praktisi hukum, masyarakat ataupun khususnya para pengamat perkembangan
lembaga keuangan syariah serta menambah khasanah pemikiran bagi
pengelola lembaga-lembaga keuangan syariah.
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penulisan
dari skripsi ataupun tulisan ilmiah yang lain tentang “Penerapan Sistem Bagi
Hasil Kepada Pemodal Dalam Kegiatan Pembiayaan Koperasi Syariah
(Study Kasus pada BMT Al-Mussabbihin Medan)”ini belum pernah menjadi
pembahasan oleh penulis lain dalam topik dan permasalahan yang sama. Dimana
topik yang penulis kaji ini termotivasi dengan sistem bagi hasil dalam ketentuan
mudharabah yang diterapkan oleh hukum islam dalam sistem bagi hasil pada
koperasi syariah. Jadi penulisan ini dapat disebut “asli” dan sesuai dengan asasasas khazanah ilmu pengetahuan yang jujur, rasional, obyektif, dan terbuka.
Semua ini merupakan implikasi etis dari proses pembahasan yang benar dan
Universitas Sumatera Utara
sudah ditinjau secara yuridis. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa
penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat
eksploratif kualitatif yang bertujuan mengekplorasi, menggambarkan keadaan
atau status fenomena yang berhubungan dengan manajemen yang dikaitkan
dengan penerapan sistem bagi hasil pada pemodal dalam kegiatan pembiayaan
koperasi syariah yang diterapkan pada BMT Al-Mussabbihin Medan.Oleh karena
itu, penelitian ini tidak bermaksud menguji suatu hipotesis, akan tetapi hanya
mendeskripsikan dan menganalisis data sehingga dapat menemukan fenomena
dan kecendrungan, serta kemungkinan adanya berbagai implementasi dalam
pengelolaan ataumanajemen sumber daya manusia. 12
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analistis.Deskriptif artinya ini
bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta
(individu, kelompok, atau keadaan), dan untuk menentukan frekuensi sesuatu
yang terjadi, 13baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
12
13
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hal 105.
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Garanit, 2004), hlm. 58.
Universitas Sumatera Utara
yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,
atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. 14
2. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan penelitian skripsi adalah data sekunder
yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yang terdiri dari beberapa bahan
hukum yaitu :
a. Bahan hukum primer adalah Peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan bagi hasil dalam koperasi syariah.
b. Bahan hukum sekunder, yang meliputi Al-Qur’an, Hadits, buku-buku,
dokumen hasil penelitian bidang hukum
c. Bahan hukum tersier, yang meliputi tentang bahan-bahan ajaran kuliah,
jurnal hukum, serta tentang tata cara penulisan karya tulis ilmiah.
3. Teknik Pengumpul Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data dilakukan
dengan :
a. Library Research ( Penelitian Kepustakaan)
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk
memperoleh
dikerjakan,
informasi dari penelitian
tanpa
memperdulikan
terdahulu
apakah
yang
sebuah
harus
penelitian
menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian
tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboraturium atau
didalam museum. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
14
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan. 15
b. Field Research, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pengurus
BMT Al-Musabbihin Medan dan pedagang kaki 5 yang meminta
modal usaha pada BMT Al-Musabbihin Medan. Hasil wawancara
digunakan sebagai data yang akan mendukung data sekunder.
F. Sistematika penelitian
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya
sistematika yang teratur dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Adapun sistematika penelitian skrikpsi ini adalah
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian dari pengantar. Didalamnya
termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang
terdiri dari latar belakang, penelitian skripsi, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode
penelitian serta sistematika penelitian
BAB II
PENGATURAN SISTEM BAGI HASIL MENURUT HUKUM
ISLAM
15
M.Nazir, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta,Kencana,1988), hal.111.
Universitas Sumatera Utara
Bab ini berisi tentang Pengertian dan pengaturan Sistem Bagi Hasil
dalam Hukum Islam, Jenis pola dan penentuan Sistem Bagi Hasil
dalam Hukum Islam.
BAB III
KEDUDUKAN
PEMODAL
DALAM
PEMBIAYAAN
KOPERASI SYARIAH
Bab ini pembahasan yang tercantum dalam penulisan ialah tentang
bagaimana tinjauan umum tentang koperasi syariah yang meliputi
pengertian koperasi syariah, dasar hukum koperasi syariah di
indonesia, dan jenis-jenis koperasi syariah. lalu bab ini juga
membahas tentang pembiayaan dalam koperasi syariah yang
meliputi jenis-jenis pembiayaan, kedudukan pemodal dalam
koperasi syariah.
BAB IV
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL KEPADA PEMODAL
DALAM KEGIATAN PEMBIAYAN KOPERASI SYARIAH
PADA BMT AL-MUSSABBIHIN MEDAN
Bab ini yang menjadi pembahasan ialah pertama di bahas tentang
penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal, lalu pembahasan
tentang pembiayaan koperasi syariah pada BMT al-musabbihin
Medan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank maupun non bank yang bersifat formal dan beroperasi dipedesaan,
umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi
menengah kebawah. Akibatnya banyak bermunculan para rentenir dengan
menerapkan suku bunga yang sangat tinggi dalam mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi menengah
kebawah dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonominya. 2 Dalam menjalankan operasionalnya BMT
menerapkan bagi hasil, karena operasional BMT berlandaskan prinsip syariah
Islam.Bagi hasil dalam terminologi asing dikenal dengan istilah profit sharing.
Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara
istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para
pegawai dari suatu perusahaan. 3 Bagi hasil yang diterapkan oleh BMT
merupakan karakteristik tersendiri dan berbeda dengan bunga yang ditetapkan
oleh bank konvensional. Berapapun tingkat pendapatan usaha, itulah yang
kemudian didistribusikan kepada para nasabah atau anggota. Nasabah perlu
mengetahui tingkat nisbah masing-masing produk. Pada kenyataannya meskipun
sudah sangat jelas dalam Islam terdapat larangan riba namun masih banyak
2
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009),
hal.448.
3
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah, (Jakarta :
Press, 1999), hal.26.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang mempercayakan keuangannya pada bank konvensional.
Hal ini disebabkan karena bunga telah menjadi kesukaan masyarakat yang telah
lebih lama dikenal dibandingkan bagi hasil, sehingga bagi hasil masih dianggap
hal baru. Selain itu disebabkan karena masih minimnya kepercayaan masyarakat
untuk mempercayakan masalah keuangannya kepada BMT yang menerapkan
sistem bagi hasil dalam operasionalnya, apalagi BMT merupakan lembaga
keuangan syariah mikro yang tergolong masih baru. Masyarakat juga cenderung
kurang memahami dengan sistem bagi hasil yang dijalankan oleh BMT dan
beranggapan bahwa sistem bagi hasil yang diterapkan oleh BMT tersebut rumit
sehingga masyarakat kurang merasa puas dengan pelayanan sistem bagi hasil
yang dijalankan oleh BMT. Dalam sistem keuangan syariah dan BMT, sistem
bagi hasil hanya berlaku pada akad penyertaan usaha atau kerjasama usaha. Akad
ini dapat diterapkan dalam rapat produk yakni, mudharabah, musyarakah,
muzaro’ah/mukhobaroah dan musaqoh.Namun dalam prakteknya yang sering
diterapkan adalah produk mudharabah dan musyarokah. 4 Hadirnya BMT ini
menunjukkan kecendrungan yang semakin baik. Produk-produk yang dikeluarkan
BMT semakin variatif sehingga mampu memberikan pilihan atau alternative bagi
nasabah untuk memanfaatkan nya. Namun kenyataan nya BMT masih
mengandalkan produk dengan akad jual beli yaitu murabahah dan ijarah. Padahal
BMT mempunyai produk andalan dan mempunyai ciri khas yaitu al-mudharabah
dan al-musyarokah. Produk mudharabah dan musyarokah merupakan produk
kerjasama usaha yaitu menjalin hubungan yang era dan baik dengan mitra untuk
4
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tanwil, (Yogyakarta: UII Press,
2004), hal 122.
Universitas Sumatera Utara
menjalankan usaha bersama dengan menerapkan sistem bagi hasil dalam
membagi keuntungan dan sistem bagi hasil ini lebih kompetitif.
Pada produk mudharabah ini BMT melayani pembiayaan dan simpanan
menggunakan kontrak mudharabah dalam kontrak bank syariah akan berfungsi
sebagai mitra baik dengan penabung demikian juga pengusaha yang meminjam
dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib atau pengelola,
sementara penabung sebagai penyandang dana. Antara keduanya diadakan akad
mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. 5
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi bagi hasil dapat dilihat dari dua
faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung dapat
dijabarkan dalam tiga hal yaitu: 6
1. Investmen Rate atau Angka Investasi yang merupakan presentasi actual
dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan
investmen rate sebesar 80% dal ini berarti 20% dari total dana
dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
2. Jumlah dana yang tersedia yang merupakan untuk diinvestasikan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
salah satu metode yaitu rata-rata saldo minimum bulanan dan rata-rata
saldo harian.
3. Nisbah Bagi Hasil yang merupakan satu ciri mudharabah adalah nisbah
yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. Nisbah antara
5
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm
107.
6
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
satu bank dengan yang lainnya dapat berbeda, jika dapat berbeda dari
waktu kewaktu dalam satu bank misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan dan 12 bulan. Nisbah juga dapat berbeda antara satu dengan yang
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
Sedangkan, dalam faktor tidak langsung dapat dijabarkan kedalam dua hal
sebagai berikut: 7
1. Penentuan biaya dan pendapatan mudharabah yang merupakan
pendapatan yang diterima bank nasabah melakukan share dalam
pendapatan dan biaya. Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan
pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya. Jika semua biaya
ditanggung bank, maka hal ini disebut dengan revenue sharing.
2. Kebijakan Akuntansi atau prinsip dan metode akuntansi, merupakan
bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas
yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan
dan biaya.
BMT Al-Musabbihin sebagai salah satu lembaga keuangan syariah mikro
yang menawarkan jasa simpanan yang terletak di jalan Setia Budi, Komplek
Tasbih Blok C nomor 99 kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Medan Sunggal
Kota Medan. BMT AL-Musabbihin melaksanakan pembinaan pembiayaan kepada
pedagang kecil khususnya, yang bekerja sama dengan IKAMT yang mencoba
memberikan fasilitas untuk peternakan sapi sebanyak 40 ekor yang diprioritaskan
untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban dimesid Al-Musabbihin. Disamping itu
7
Ibid,hal 108.
Universitas Sumatera Utara
BMT Al-Musabbihin akan mencoba memberikan fasilitas disektor pertanian /
petani rakyat dan saat ini BMT ini bekerja sama dengan pihak Aceh Sepakat
sedang melakukan uji coba khusus tanaman jagung seluas lebih kurang satu
hektar dengan pemenuhan syarat para petani untuk pengolahan tanah dengan
menggunakan pupuk organik. Disamping itu juga BMT ini memulai usaha
dibidang simpan pinjam, salah satunya adalah simpanan mudharabah. Simpanan
ini merupakan yang ditawarkan oleh BMT dengan sistem bagi hasil yang dibagi
secara adil antara nasabah penyimpan dana dan BMT sesuai nisbah pada awal
akad. Meskipun menerapkan bagi hasil pada simpanan yang disediakan, namun
kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana dari kebutuhannya di
BMT ini masih rendah. Minimnya pemahaman sistem bagi hasil kepada simpanan
mudharabah dan rendahnya kepercayaan masyarakat untuk menabungkan
uangnya di BMT menyebabkan simpanan mudharabah ini kurang diminati
masyarakat.
Dalam konsep teori hukum Islam, bagi hasil merupakan prinsip dalam
landasan operasional utama bagi produk mudharabah dan musyarakah dalam
perbankan syariah. Prinsip dasar inilah yang membedakan lembaga keuangan
syariah dengan lembaga keuangan biasa. Simpanan mudarabah merupakan produk
penghimpunan dana oleh lembaga keuangan syariah yang menggunakan akad
mudharabah muthlaqah. 8
Lembaga keuangan syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah
sebagai shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana simpanan
8
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah,( Yogyakarta:
UII Press, 2004), hlm 96.
Universitas Sumatera Utara
mudharabah secara mutlak kepada mudharib, tidak ada batasan baik dilihat dari
segi investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah. 9
Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal sebagai istilah profit sharing.
Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara
istilah merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai yang berada
diperusahaan. 10 Sedangkan dalam sistem keuangan syariah dan BMT, sistem bagi
hasil hanya berlaku pada akad penyertaan dana usaha serta kerjasama usaha. Akad
ini
dapat
diterapkan
dalam
empat
produk,
mudharabah,
musyarakah,
muzaro’ah/mukhobaroah, dan musaqoh.Namun dalam prakteknya yang sering
diterapkan adalah produk mudharabah dan musyarakah. 11
Jadi fokus penelitian ini merupakan bagian tidak terpisah sebagai upaya
pengkajian penyelesaian masalah hukum dalam kegiatan bagihasil, khususnya
dalam manajemen lembaga keuangan islam. Penelitian ini penting untuk dikaji
dari perspektif larangan riba dalam hukum islam dan peneliti ingin mengetahui
sejauh mana penerapan sistem bagi hasil pada simpanan pemodal di BMT AlMusabbihin Medan.
Berdasarkan banyaknya uraian diatas, maka menarik untuk dilakukan
penelitian yang berjudul : “Penerapan Sistem Bagi Hasil Kepada Pemodal
Dalam Kegiatan Pembiayaan Koperasi Syariah (Studi Kasus Pada BMT AlMusabbihin Medan).”
9
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm 89.
Muhammad, Loc. Cit, hlm 26.
11
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tanwil, (Yogyakarta: UII Press,
2004), hlm 122.
10
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan skripsi sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal dalam kegiatan
pembiayaan koperasi syariah di BMT Al-Musabbihin Medan?
2. Apakah yang menjadi kendala penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal
pada BMT Al-Musabbihin Medan?
3. Bagaimana penyelesaian sengketa jika antara pemodal dan pengurus koperasi
syariah di BMT Al-Musabbihin Medan terjadi sengketa terkait dengan system
bagi hasil?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat disimpulkan yang
menjadi tujuan penelitian skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal dalam
kegiatan pembiayaan koperasi syariah di BMT Al-Musabbihin Medan.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala penerapan sistem bagi hasil
kepada pemodal pada BMT Al-Musabbihin Medan.
3. Untuk mengetahui Bagaimana penyelesaian sengketa jika antara pemodal dan
pengurus koperasi syariah di BMT Al-Musabbihin Medan terjadi sengketa
terkait dengan sistem bagi hasil.
Manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan secara teoritis dan akademis berguna dalam kontribusi pemikiran
ilmiah untuk menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kajian
tentang bagi hasil khususnya dalam simpanan mudharabah. Secara teoritis
dapat memberikan pengetahuan lebih lanjut, sekaligus hal ini dapat menjadi
sebuah kontribusi bagi para intelektual muslim yang akan datang untuk diteliti
lebih dalam dengan konsep atau mekanisme bagi hasil.
2. Manfaat praktis
Dapat dijadikan pedoman oleh baik itu penulis, mahasiswa, pemerintah,
praktisi hukum, masyarakat ataupun khususnya para pengamat perkembangan
lembaga keuangan syariah serta menambah khasanah pemikiran bagi
pengelola lembaga-lembaga keuangan syariah.
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penulisan
dari skripsi ataupun tulisan ilmiah yang lain tentang “Penerapan Sistem Bagi
Hasil Kepada Pemodal Dalam Kegiatan Pembiayaan Koperasi Syariah
(Study Kasus pada BMT Al-Mussabbihin Medan)”ini belum pernah menjadi
pembahasan oleh penulis lain dalam topik dan permasalahan yang sama. Dimana
topik yang penulis kaji ini termotivasi dengan sistem bagi hasil dalam ketentuan
mudharabah yang diterapkan oleh hukum islam dalam sistem bagi hasil pada
koperasi syariah. Jadi penulisan ini dapat disebut “asli” dan sesuai dengan asasasas khazanah ilmu pengetahuan yang jujur, rasional, obyektif, dan terbuka.
Semua ini merupakan implikasi etis dari proses pembahasan yang benar dan
Universitas Sumatera Utara
sudah ditinjau secara yuridis. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa
penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat
eksploratif kualitatif yang bertujuan mengekplorasi, menggambarkan keadaan
atau status fenomena yang berhubungan dengan manajemen yang dikaitkan
dengan penerapan sistem bagi hasil pada pemodal dalam kegiatan pembiayaan
koperasi syariah yang diterapkan pada BMT Al-Mussabbihin Medan.Oleh karena
itu, penelitian ini tidak bermaksud menguji suatu hipotesis, akan tetapi hanya
mendeskripsikan dan menganalisis data sehingga dapat menemukan fenomena
dan kecendrungan, serta kemungkinan adanya berbagai implementasi dalam
pengelolaan ataumanajemen sumber daya manusia. 12
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analistis.Deskriptif artinya ini
bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta
(individu, kelompok, atau keadaan), dan untuk menentukan frekuensi sesuatu
yang terjadi, 13baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
12
13
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hal 105.
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Garanit, 2004), hlm. 58.
Universitas Sumatera Utara
yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,
atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. 14
2. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan penelitian skripsi adalah data sekunder
yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yang terdiri dari beberapa bahan
hukum yaitu :
a. Bahan hukum primer adalah Peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan bagi hasil dalam koperasi syariah.
b. Bahan hukum sekunder, yang meliputi Al-Qur’an, Hadits, buku-buku,
dokumen hasil penelitian bidang hukum
c. Bahan hukum tersier, yang meliputi tentang bahan-bahan ajaran kuliah,
jurnal hukum, serta tentang tata cara penulisan karya tulis ilmiah.
3. Teknik Pengumpul Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data dilakukan
dengan :
a. Library Research ( Penelitian Kepustakaan)
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk
memperoleh
dikerjakan,
informasi dari penelitian
tanpa
memperdulikan
terdahulu
apakah
yang
sebuah
harus
penelitian
menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian
tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboraturium atau
didalam museum. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
14
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan. 15
b. Field Research, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pengurus
BMT Al-Musabbihin Medan dan pedagang kaki 5 yang meminta
modal usaha pada BMT Al-Musabbihin Medan. Hasil wawancara
digunakan sebagai data yang akan mendukung data sekunder.
F. Sistematika penelitian
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya
sistematika yang teratur dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Adapun sistematika penelitian skrikpsi ini adalah
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian dari pengantar. Didalamnya
termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang
terdiri dari latar belakang, penelitian skripsi, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode
penelitian serta sistematika penelitian
BAB II
PENGATURAN SISTEM BAGI HASIL MENURUT HUKUM
ISLAM
15
M.Nazir, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta,Kencana,1988), hal.111.
Universitas Sumatera Utara
Bab ini berisi tentang Pengertian dan pengaturan Sistem Bagi Hasil
dalam Hukum Islam, Jenis pola dan penentuan Sistem Bagi Hasil
dalam Hukum Islam.
BAB III
KEDUDUKAN
PEMODAL
DALAM
PEMBIAYAAN
KOPERASI SYARIAH
Bab ini pembahasan yang tercantum dalam penulisan ialah tentang
bagaimana tinjauan umum tentang koperasi syariah yang meliputi
pengertian koperasi syariah, dasar hukum koperasi syariah di
indonesia, dan jenis-jenis koperasi syariah. lalu bab ini juga
membahas tentang pembiayaan dalam koperasi syariah yang
meliputi jenis-jenis pembiayaan, kedudukan pemodal dalam
koperasi syariah.
BAB IV
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL KEPADA PEMODAL
DALAM KEGIATAN PEMBIAYAN KOPERASI SYARIAH
PADA BMT AL-MUSSABBIHIN MEDAN
Bab ini yang menjadi pembahasan ialah pertama di bahas tentang
penerapan sistem bagi hasil kepada pemodal, lalu pembahasan
tentang pembiayaan koperasi syariah pada BMT al-musabbihin
Medan.
Universitas Sumatera Utara