Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah “Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia “. Secara
terminologi,judul dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pengertian Sekolah
Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang khusus untuk
mengajar dan membimbing siswa di bawah pengawasan guru dan
pemerintah; suatu tempat/ wadah pendidkan untuk mendukung kegiatan
belajar-mengajar antara guru dan siswa.
Pengertian Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang
menyelenggarakan : program Diploma Satu (D I), Program Diploma Dua
(D II), Program Diploma Tiga (D III) dan/atau Program Diploma Empat (D
IV), dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1,
Program S2 dan/atau Program S3.
Pengertian Aviasi
Aviasi merupakan Ilmu Penerbangan
Pengertian Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
terbentang di khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2) dan terdiri atas
13.667 pulau besar
Berdasarkan
penjabaran di atas, “Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia ”
merupakan sebuah tempat/wadah pendidikan untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan akademik dalam
9
Universitas Sumatera Utara
bidang ilmu penerbangan untuk meningkatkan SDM dalam industri penerbangan di
Indonesia.
2.2 Tinjauan Umum Sekolah Tinggi Penerbangan
2.2.1 Pengertian Perguruan Tinggi
Menurut Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000
Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, Pendirian perguruan tinggi
merupakan pembentukan akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
universitas. Adapun pendirian perguruan tinggi yang dimaksud, adalah :
Akademi
Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan profesional dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,
teknologi atau kesenian tertentu. Akademi terdiri atas satu program studi atau lebih
yang menyelenggarakan Program Diploma Satu (D I), Program Diploma Dua (D
II) dan/atau Program Diploma Tiga (D III).
Politeknik
Politeknik adalah
perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik
terdiri atas tiga program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program Diploma
Satu (D I), Program Diploma Dua (D II), Program Diploma Tiga (D III) dan/atau
Program Diploma Empat (D IV).
Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang
menyelenggarakan : program Diploma Satu (D I), Program Diploma Dua (D II),
Program Diploma Tiga (D III) dan/atau Program Diploma Empat (D IV), dan yang
memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1, Program S2 dan/atau
Program S3.
10
Universitas Sumatera Utara
Institut
Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian sejenis. Institut terdiri atas enam program studi atau lebih yang
menyelenggarakan Program S1 dan/atau Program Diploma dan mewakili tiga
kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian yang berbeda dan
yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2, dan Program S3.
Universitas
Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian
tertentu. Universitas terdiri atas sepuluh program studi atau lebih yang
menyelenggarakan Program S1 dan/atau Program Diploma dan mewakili tiga
kelompok bidang ilmu pengetahuan alam dan dua kelompok bidang ilmu
pengetahuan sosial atau lebih dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
Program S2 dan Program S3.
2.2.2 Tinjauan Umum Industri Penerbangan Indonesia
Sejak tahun 2000 hingga sekarang perkembangan industri penerbangan di
Indonesia meningkat pesat setelah terjadi relaksasi izin mendirikan perusahaan
angkutan udara. Pada tahun 2011 perkembangan industri transportasi udara
semakin pesat yang didukung oleh banyak tersedianya pesawat udara di tanah air,
hal ini terjadi karena:
a. Adanya peristiwa WTC 11 September 2001 yang mengakibatkan banyak
pesawat udara yang tidak dioperasikan oleh perusahaan Amerika dan Eropa,
sehingga disewakan dengan harga murah
b. Banyak industri di Eropa Timur terutama negara-negara di daerah Balkan yang
ingin survive sehingga mencari market ke Asia dengan penawaran yang lebih
kompetitif.
c. Krisis ekonomi global yang mendorong pasar menjadi lebih kompetitif, dan
industri berlomba-lomba untuk menjadi lebih efisien
11
Universitas Sumatera Utara
d. Masa transisi dalam perubahan teknologi
Mudahnya mendapatkan berbagai armada pesawat udara dengan harga yang
murah tersebut juga telah membawa dampak positif bagi perkembangan industri
penerbangan
Indonesia
yang
diikuti
dengan
perkembangan
perusahaan
penerbangan yang cukup pesat. Disisi lain, pesatnya pertumbuhan Industri
Angkutan Udara juga tidak lepas dari peran Pemerintah dalam menciptakan suasana
yang kondusif dengan mengadakan kebebasan aturan di bidang angkutan udara
yang turut memberikan kontribusi dengan memicu pertumbuhan perusahaan
penerbangan nasional.
Namun peningkatan jumlah penerbangan dan pesawat terbang yang beroperasi
di Indonesia, tidak diikuti dengan peningkatan infrastruktur yang memadai seperti
peningkatan jumlah lembaga pendidikan penerbangan dan teknisi yang memadai,
yang berakibat terjadinya kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2.2.3 Sejarah Berkembangnya Sekolah Penerbangan di Indonesia
Sejarah Teknik Penerbangan tidak dapat dilepaskan dari agenda
perkembangan dirgantara nasional. Pada awal tahun 1960-an, Presiden Sukarno
menyampaikan visinya, bahwa Teknologi Dirgantara dan Kelautan harus
dikembangkan di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan nasional penguasaan
bidang Kedirgantaraan dan Kelautan. Awal pendidikan tinggi teknologi dirgantara
pertama di mulai di ITB ditandai dengan didirikannya Teknik Penerbangan sebagai
jurusan dari Bagian Mesin Departemen Mesin-Elektro pada tahun 1962 oleh O.
Diran dan Lim Keng Kie. Perlu diketahui bahwa status Jurusan pada tahun 1962
adalah sama dengan status Kelompok Bidang Keahlian pada tahun 1991.
Bersamaan dengan dibukanya jalur pendidikan tinggi teknologi dirgantara di ITB,
didirikan pula Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pada saat
kedua lembaga tersebut didirikan, belum ada Kebijakan Dirgantara Nasional.
Pada tahun 1967 didirikan industri pesawat terbang LIPNUR sebagai cikal
bakal pengembangan industri manufaktur pesawat terbang. Pada tahun yang sama
diluluskan Sarjana S-1 pertama Teknik Penerbangan ITB, Sulaeman Kamil.
12
Universitas Sumatera Utara
Walaupun Kebijakan Dirgantara Nasional belum dicanangkan, Indonesia memulai
program antariksa dengan diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit Domestik
(SKSD) I Palapa A1 pada tahun 1975.
Pada tahun 1976, Kebijaksanaan Kedirgantaraan Nasional mulai
dicanangkan oleh Prof.B.J. Habibie yang mendapat tugas khusus dari Presiden RI
Soeharto. Kebijakan ini kemudian dijabarkan dengan pendirian beberapa lembaga
kedirgantaraan nasional. Pada tahun 1976 didirikan Industri Pesawat Terbang
Nurtanio (semula LIPNUR) yang kemudian menjadi Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN) sebagai industri pesawat terbang nasional. Setahun sebelumnya
telah didirikan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) di
Serpong sebagai pusat unggulan dalam penelitian dan pengembangan teknologi
dirgantara. Kemudian, pada tahun 1978 didirikan pula Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai penentu kebijakan teknologi. Ketiga institusi
tersebut dicanangkan sebagai triad institutions di dalam melaksanakan Program
Kedirgantaraan secara terpadu di Indonesia. Di dalam pelaksanaannya
disusun strategi pengembangan empat fase transformasi teknologi kedirgantaraan,
yaitu
(1) Pengenalan Teknologi,
(2) Integrasi teknologi,
(3) Pengembangan Teknologi
(4) Riset Industri.
Sejalan dengan perkembangan industri dan pusat penelitian dirgantara ini,
dirasakan perlu untuk mengembangkan lembaga pendidikan tinggi yang mampu
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, terampil, dan mandiri
dalam bidang teknologi dirgantara. Namun usaha ini belum dapat dilaksanakan
karena berbagai kendala, seperti keterbatasan tenaga pendidikan. Namun demikian
langkah persiapan ke arah itu mulai digalakkan. Pada tahun 1979 mulai dijalankan
program beasiswa staf Teknik Penerbangan ITB yang merupakan program
Menristek/Ketua BPPT/Dirut IPTN pada saat itu, Prof. B.J. Habibie. Lulusan
pertama program beasiswa IPTN adalah Said D Jenie yang menyelesaikan studi S3-nya di MIT Amerika Serikat pada tahun 1982. Program beasiswa ini juga
dilaksanakan bagi mahasiswa ITB/siswa untuk mengisi kebutuhan SDM.
13
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Dasar Hukum Sekolah Tinggi Penerbangan
Keberadaan sekolah penerbangan dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan kualitas penerbangan di Indonesia, oleh karena itu melalui
keberadaan sekolah tinggi penerbangan di Indonesia diakui oleh Negara
sebagaimana tercantum dalam :
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3859);
4. Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah, dengan
Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999;
Selain itu kedudukan sekolah penerbangan diperkuat lagi dengan
dikeluarkannya : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
43
TAHUN
2000
TENTANG
SEKOLAH
TINGGI
PENERBANGAN
INDONESIA.
Menimbang: bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
sumber daya manusia yang terdidik dan profesional di bidang penerbangan
dipandang perlu mendirikan Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia sebagai perguruan
tinggi kedinasan di lingkungan Departemen Perhubungan.
2.2.5 Peraturan Pendirian Sekolah
Berdasarkan PP No.24 tahun 2007, beberapa kriteria minimum standar sarana
dan prasarana yaitu sebagai berikut:
1. Lahan
Lahan tiap satuan pendidikan harus memenuhi ketentuan rasio luas lahan
terhadap jumlah siswa
14
Universitas Sumatera Utara
Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat.
Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis
sempadan sungai dan jalur kereta api.
Lahan terhindar dari gangguan-gangguan
Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang
lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah
Daerah setempat.
Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-Perundangan
yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
2. Bangunan
Bangunan gedung untuk setiap satuan pendidikan memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada lampiran PP
No 24 tahun 2007
Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak
peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga
memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum pada lampiran PP No.24
tahun 2007
Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan.
Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan
Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman,
dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan
Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan berikut.
15
Universitas Sumatera Utara
a.Maksimum terdiri dari tiga lantai
b.Dilengkapi
tangga
yang
mempertimbangkan
kemudahan,
keamanan,
keselamatan, dan kesehatan pengguna.
Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan
Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan
diawasi secara profesional.
Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No.
19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.
Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
Pemeliharaan bangunan gedung sekolah
Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Selanjutnya untuk persyaratan pendirian standart Sekolah Tinggi , mulai dari
persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi dosen tetap untuk setiap program studi,
persyaratan minimal jumlah dan jenis program study, persyaratan minimal jumlah
dan kualifikasi tenaga administrasi dan penunjang akademik, dan persyaratan
minimal sarana dan prasarana diatur dalam Keputusan Mentri Pendidikan Nasional
NOMOR 234/U/2000
Gambar 2. 1 Persyaratan pendirian Sekolah Tinggi
Sumber : Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No 234/U/2000
16
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan
Dalam sekolah tinggi penerbangan Indonesia, sekolah memiliki struktur
organisasi untuk melaksanakan kegiatan sekolah dengan teratur dan tertib. Struktur
Organisasi dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia adalah sebagai berikut:
o 1 orang ketua , yang bertugas memimpin dan mengelola sekolah secara
keseluruhan
o 3 orang pembantu ketua , dengan sebutan PUKET I, PUKET II, dan PUKET III,
bertugas untuk membantu pekerjaan ketua secara khusus, dan memimpin
kegiatan administrasi sekolah
o 4 orang ketua jurusan, untuk setiap jurusan, yang bertugas mengontrol dan
mengatur kegiatan belajar mengajar antara pengajar dan mahasiswa
o 3 orang staff untuk setiap subbag admininstrasi yang bertugas untuk melakukan
kegiatan administrasi baik secara umum maupun akademik
o Dosen, yang bertugas untuk membimbing, mengajar, dan memberi arahan
kepada mahasiswa
o 1- 2 orang staff untuk setiap unit penunjang, seperti Unit Laboratorium, Unit
Perpustakaan, Unit Kesehatan , Unit Asrama, Unit Fasilitas Umum, Unit
Olahraga & Seni, dan Unit Bengkel Kerja
17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Sumber : Peraturan Mentri
2.2.7 Karakteristik dan Tuntuan Kegiatan
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama berupa kegiatan pedidikan yaitu proses terjadinya kegiatan
belajar dan mengajar atau interaksi pembelajaran antara pelajar dan pengajar.
Kegiatan pembelajaran ini juga dibagi dalam dua metode pembelajaran yaitu:
-pembelajaran teori berupa kuliah yang diadakan dalam ruang kelas (class theory).
-pembelajaran praktek berupa praktik langsung ke lapangan baik dilakukan secara
indoor (laboratorium dan workshop, maupun outdoor (lapangan))
b. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang terdiri atas semua kegiatan yang menunjang operasional
sekolah penerbangan baik itu secara administratif maupun teknis. Jenis kegiatan
penunjang ini antara lain adalah
- Kegiatan penunjang pendidikan meliputi pembinaan mental dan jasmani siswa
18
Universitas Sumatera Utara
- Kegiatan penunjang umum meliputi kegiatan olahraga, ibadah dan seni
2.2.8 Program Studi dan Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
1. Program Studi
a. Jurusan Penerbang
Gambar 2.3 Simulator penerbang
Sumber : Internet
Terdapat beberapa Program Studi pada Jurusan Penerbang, yaitu :
Penerbang Sayap Tetap
Pesawat sayap tetap adalah pesawat yang terbang bukan karena gerakan pada
sayap. Jurusan penerbang sayap tetap mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli untuk menerbangkan pesawat jenis sayap tetap.
Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang
dilakukan dalam ruang kelas dan praktek berupa simulator pesawat dan praktek
lapangan.
Sayap Putar
Pesawat sayap putar adalah pesawat yang terbang karena gerakan pada sayap,
misalnya Helikopter. Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu
pembekalan teori yang dilakukan dalam ruang kelas dan praktek berupa simulator
pesawat dan praktek lapangan.
Operasi Pesawat Udara
Untuk menjadi seorang pilot profesional, calon pilot diharuskan melalaui
tahapan pendidikan yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan dunia. Di Indonesia
kita mengacu kepada FAA (Federal Aviation Administration) yang berkantor pusat
19
Universitas Sumatera Utara
di Amerika Serikat. Sebelum diterima oleh maskapai penerbangan maka seorang
pilot harus menempuh untuk memperoleh license PPL, CPL serta ATPL
Untuk menjadi seorang pilot yang professional, pilot tersebut memerlukan
lisensi sesuai kebutuhan dan kegunaannya untuk berpraktik nyata. Beberapa lisensi
tersebut adalah sebagai berikut:
-
PPL (Private Pilot License)
Merupakan lisensi paling dasar bagi pilot. Pemegang lisensi ini diperkenankan
menerbangkan pesawat untuk kepentingan sendiri dan tidak diperbolehkan
membawa penumpang dan dibatasi pada pesawat bermesin tunggal. Selain itu pilot
yang hanya mempunyai lisensi PPL hanya diperkenankan terbang pada siang hari
dan tidak terbang untuk dibayar (non komersial). Di Indonesia PPL mensyaratkan
jam terbang sejumlah 60 jam terbang.
-
CPL ( Commercial Pilot License)
Pemegang lisensi CPL diperkenankan menerbangkan pesawat bermesin tunggal,
diperkenankan membawa penumpang (berbayar atau tidak) dan diperkenankan
untuk penerbangan komersial tanpa kru (sebatas pada penerbangan baliho,
penyemprotan kebun, pemadaman api, pesawat sewaan, laporan lalulintas,
pemotretan udara bahkan instruktur terbang). Selain itu juga diperkenankan untuk
terbang pada malam hari. CPL adalah syarat minimal pilot komersial. Di Indonesia
CPL mensyaratkan 200 jam terbang.
-
ATPL ( Airline Transport Pilot License)
Merupakan tingkatan tertinggi kemampuan pilot. ATPL disyaratkan untuk pilot
yang bekerja di airline dengan penerbangan terjadwal. Pilot pemegang lisensi ini
juga diperkenankan menerbangkan pesawat dengan kru (dua kru atau lebih),
pesawat dengan penumpang/kargo besar. ATPL mensyaratkan 1500 jam terbang.
b. Jurusan Teknik Penerbangan
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Praktik aplikasi dalam Workshop
Sumber : Internet
Jurusan Teknik Pesawat terbang mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dibidang perawatan pesawat udara. Metode
pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan
dalam ruang kelas dan praktek aplikasi teori yang dilakukan didalam laboratorium
dan bengkel kerja (Workshop). Terdiri dari :
- Program studi Teknik Pesawat Udara (TPU)
- Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara (TNU)
- Program Studi Teknik Listrik Bandar Udara (TLB)
- Program Studi Teknik Mekanikal bandar Udara (TMB)
- Program Studi Teknik Bangunan dan Landasan (TBL)
Fasilitas praktik yang dimiliki jurusan teknik penerbangan antara lain: Sheet
Metal Shop, Gas Turbine Shop, Generator Set Shop, General Workshop, Physic
Shop, Hydraulic Shop, Welding Shop, Electonic Shop, Electrical Shop, Computer
Shop, Digital Shop, Aircraft Instrument Shop, Air Conditioning Shop, dan Ruang
Gambar.
c. Jurusan Keselamatan Penerbangan
21
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Internet
Jurusan Keselamatan Penerbangan mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dibidang pengaturan lalu lintas udara. Metode
pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan
dalam ruang kelas dan praktek aplikasi teori yang dilakukan didalam laboratorium
dan bengkel kerja (work shop).
Terdiri dari :
- Program Studi Pemandu Lalu Lintas Udara
- Program Studi Penerangan Aeronautika
- Program Studi Komunikasi Penerbangan
- Program Studi Pertolongan Kecelakaan Penerbangan
Fasilitas praktik yang dimiliki Keselamatan Penerbangan antara lain: Junior
ATC radar lab, Senior ATC radar lab, Tele Printer lab, Typing lab, Radio Telephoni
lab, Radar Primary Lab, Radar Secondary lab, Radar Display lab, dan Wet Drill.
d. Jurusan Manajemen Penerbangan
Gambar 2.6 Laboratorium manajemen penerbangan
Sumber : www.google.com
22
Universitas Sumatera Utara
Jurusan Manajemen Penerbangan mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang administrasi lalu lintas udara. Bidang
yang dipelajari dalam jurusan ini adalah teori-teori dan aplikasi manajemen /
pengaturan administrasi dan kelayakan penerbangan Metode pembelajaran dibagi
dalam dua metode yaitu pembekalan teori dalam kelas (class theory) dan praktek
kerja.
Terdiri dari :
1.
Program Studi Operasi Bandar Udara (OBU)
2.
Program Studi Administrasi Perhubungan Udara (APU)
3.
program Studi Manajemen Transportasi Udara (MTU)
Fasilitas yang dimiliki jurusan Manajemen Penerbangan antara lain :
Simulator X ray, Aircraft Marshaller Simulator, Airside Driving Simulator
2. Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
Penyelenggaraan diklat pada sekolah penerbangan dilaksanakan atas dasar
kurikulum yang disusun sesuai dengan sasaran program study dengan berpedoman
pada kurikulum nasional. Kurikulum dan silabus pendidikan pelatihan mengacu
pada standart Nasional ( Departemen Pendidikan Nasional) dan internasional, yaitu
ICAO (International Civil Aviation Organization). Pola pendidikan dan pelatihan
mengacu pada pola pendidikan akademis, fisik, mental dan kedisplinan.
Dengan acuan pada Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI-Curug)
sebagai standart dalam mendirikan sekolah penerbangan, maka dapat dilihat bahwa
matakuliah untuk setiap program studi tersusun atas Mata Kuliah Dasar Umum
(MKU), Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), Mata Kuliah Keahlian (MKK) dan
Ekstrakurikuler.
Tabel 2.1 Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
Jurusan Teknik Penerbangan
Mata Kuliah Dasar Umum
Agama
SKS
2
Ekstrakulikuler
Jungle Survival
SKS
1
23
Universitas Sumatera Utara
Pancasila
2
Kewiranegaraan
2
Ilmu
2
Dasara
Budaya
2
Ilmu
Facilities
1
Aviation
1
Medicine
2
Introduction
2
School
Sosial
SKS
Dasar
Mata Kuliah Dasar
Olahraga
Mata Kuliah
Keahlian
SKS
Regulation
Keahlian
Pengantar
Teknik
Penerbangan
2
Material Teknik
2
Aerodinamika
2
2
Pesawat
Dirgantara
2
Algoritma
Menggambar Teknik
4
Pesawat
2
Pemograman
Aerodinamika
2
3
Pesawat
2
Dinamika
Metode
2
2
Ringan
2
Manufaktur
Prestasi Terbang
3
Panduan
3
2
terbang
8
Dirgantara
Fisika
Bumi
Analisis
Struktur
Manajemen Industri
Dinamika Terbang
Udara
Teknik
&
Sistem Transportasi
Termodinamika
Mekanika Fluida
Pengetahuan
Lingkungan
2
2
&
Kinematika
2
&
Navigasi
&
Pesawat
2
Terbang
Aeroelastisitas
eksperimental
2
3
Perancangan
2
2
2
Beban Pesawat
Metode
On
The
Job
Training
24
Universitas Sumatera Utara
Fisika Dasar
Tugas Akhir &
Ujian
Kalkulus
Komprehensif
Jurusan Teknik Pesawat Terbang
Mata Kuliah Dasar
Umum
SKS
Agama
2
Pancasila
2
Kewiranegaraan
2
Ilmu
2
Dasara
Ilmu
Budaya
2
Kuliah
Dasar
Facilities
1
Aviation
1
Medicine
2
Introduction
2
SKS
2
3
mesin
3
Ilmu Bahan Pesawat
2
Terbang
3
mesin
Fisika I & II
1
School
Menggambar Teknik
Bagian-
bagian
Elektronika
SKS
Jungle Survival
Keahlian
Sosial
Dasar
Mata
Ekstrakulikuler
8
Regulation
Olahraga
Mata
Kuliah
Keahlian
SKS
8
Teknologi
4
Mekanik
3
Aerodinamika
5
Listrik Pesawat
5
Terbang
5
Sistem Pesawat
6
Terbang
6
Instrumen
2
Pesawat
2
Matematika I & II
Terbang
Rangka Pesawat
Terbang
3
25
Universitas Sumatera Utara
Motor Priston &
3
Prospeler
Motor Turbin
Balance
Weight
and
Peraturan
Keselamatan
Penerbangan
Sistem
perawatan
rangka Pesawat
Terbang
Sistem
Perawatan
Motor Pesawat
Terbang
Jurusan Keselamatan Penerbangan
Mata Kuliah Dasar
Umum
SKS
Agama
2
Pancasila
2
Kewiranegaraan
2
Ilmu
2
Dasara
Ilmu
Budaya
2
Sosial
Ekstra kulikuler
SKS
Security & Fire
1
Lighting
1
Facilities
1
Aviation
2
Medicine
2
Introduction
School
Dasar
Regulation
Olahraga
26
Universitas Sumatera Utara
Mata Kuliah Dasar
SKS
Keahlian
Mata
Kuliah
SKS
Keahlian
Matematika I
Aerodrome
3
Rules of the air
3
Communication
5
Aerodrome
7
Fisika I
II
Air law
Control
3
Basic Teknologi
Procedure
2
Bahasa Inggris I &
Elektronika
Aeronautical
Information
service
Approach
Area
&
Control
Procedure
Sumber : Jurnal STPI
2.2.9 Institusi Sekolah Penerbangan yang ada di Indonesia
Tabel 2.2 Institusi Sekolah Penerbangan di Indonesia
No.
1.
Nama Institusi
Sekolah Tinggi
Program Studi
Alamat
Tangerang
- Penerbang
Penerbangan Indonesia - Teknik Pesawat Udara,
,
-
Teknik
Listrik
Bandara,
- Teknik Navigasi Udara
- Lalu Lintas Udara
2
Institute Teknologi
- Jurusan Teknik
Jl. Ganesha 10
Bandung
Penerbangan (S1).
Bandung
40132
27
Universitas Sumatera Utara
3
Sekolah Tinggi
-
Manajemen Jl.
Penerbangan Aviasi
Transportasi Udara,
(STPA)
- Manajemen Bandar Jakarta Selatan
Udara
Gatot
Subroto
72,
(bekas
gedung
Mabesau,
Pancoran) Telp.
(021) 7991923
4
5
Sekolah Tinggi
- Teknik penerbangan
Komplek Lanud
Teknologi Adisucipto,
Adusucipto,
Yogyakarta
Yogyakarta
Sekolah Tinggi
- Transportasi Udara
Jl. A. Yani (By
Manajemen
Pass) Kav. 85,
Transportasi
Rawasari,
(STMT) Trisakti
Jakarta
Timur
13210.
Telp
(021)
4890433
(hunting), Fax :
(021) 4895933.
6
Politeknik Negeri
- Aeronautika
Jl. Gegerkalong
Hilir
Bandung (Polban)
Desa Ciwaruga,
Bandung
Telp:
(022)
2013789
7
UniversitasSuryadarma - Teknik Penerbangan
Jl.
Protokol
Halim
Perdanakusuma
13610
28
Universitas Sumatera Utara
Telp.
(021)8013475
8
Deraya Flying School
- Private Pilot License Bandara Halim
(PPL),
Commercial Perdanakusuma,
Pilot License (CPL), IR
Jakarta 13610
- Multi Engine/IR
Telp.
(021)
80899506
9
Lembaga Diklat
- Aircraft Maintenance
Penerbangan Surakarta and Engine
Jl.
Laksamana
Muda
Adisucipto No.
29 Manahan,
Surakarta
571139
Tlp.
(0271)
721848
10
Sekolah Tinggi
- Aeronautika,
Teknologi
- Avionika,
Kedirgantaraan,
- Logistik
Yogyakarta
Yogyakarta
11
Akademi teknik dan -
Jurusan
Teknik Medan:
Jl. Penerbangan
Keselamatan
Penerbangan
Penerbangan (ATKP)
- Jurusan Keselamatan No.
Penerbangan
85
Padang Bulan
- Jurusan Manajemen Surabaya :
Penerbangan
Jl.
Jemur
Andayani
I
No.73,
Siwalankerto,
Wonocolo,
29
Universitas Sumatera Utara
Surabaya, Jawa
Timur
Makassar
12
Universitas Nurtanio
Teknik
Jl.
Pajajaran
Penerbangan,
219,
Rangka Pesawat,
Husein
Motor Pesawat,
Sastranegara,
Avionika,
Bandung Telp.
Listrik Pesawat,
(022) 6034484,
Lanud
6011076
13
Sumber : Jurnal STPI
2.2.10 Studi Banding Proyek Sejenis
Di dalam pembahasan sub bab ini akan dibahas tentang studi banding yang
dilakukan dengan proyek yang memiliki fungsi sejenis dengan bangunan proyek.
Berikut ini adalah beberapa sekolah tinggi penerbangan yang dijadikan sebagai
objek studi banding.
2.2.10.1 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Gambar 2.7 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia – Curug
Sumber : Internet
30
Universitas Sumatera Utara
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug adalah perguruan tinggi
kediknasan yang berada di bawah Departemen Perhubungan Republik Indonesia
ini. Sekolah yang awalnya bernama Akademi Penerbangan Indonesia (API)
didirikan pada tahun 1 Juni 1952 di Jakarta. Pada tahun 1969, nama API diubah
menjadi Lembaga Perhubungan Udara (LPPU) dan pada tahun 1978, nama LPPU
juga diganti menjadi Pendidikan Latihan Penerbangan(PLP). Nah, baru pada tahun
2000, sekolah tinggi ini berganti nama menjadi STPI. Kampus STPI terletak di
dalam kompleks bandar udara Budiarto meliputi empat desa yaitu Serdang Wetan,
Rancagong, Kamuning dan Palasari Kecamatan Legok Kawedanan Curug
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten yang luasnya sekitar 545 hektar.
Program studi yang diselenggarakan di STPI terdiri atas dua kelompok utama yaitu
diklat awal (program diploma) dan diklat khusus (keahlian). Diklat awal
dilaksanakan berdasarkan satuan kredit semester mulai dari satu tahun sampai
dengan empat tahun sedangkan diklat khusus (non diploma) mulai dari beberapa
hari sampai beberapa minggu atau bulan antara lain :
Tabel 2.3 Macam- macam Diklat
No
DIKLAT
1. Penerbang
-Penerbang sayap tetap
-Penerbang
Sayap
Putar
-Operasi Pesawat
Udara
2. Teknik Penerbangan
-Teknik Pesawat
Udara
-Teknik Radio/
Navigasi Udara
-Teknik Listrik Bandar
Udara
-Teknik Mekanikal
Bandar Udara
-Teknik Bangunan dan
Landasan
3. Keselamatan
Penerbangan
-Pemandu Lalu Lintas
Udara
JENJANG
D-II, III
dan IV
D-II & DIII
D-III
PERSYARATAN
SMA A1, A2 /IPA/ MA
A1,A2,A3,STM
Listrik/Mesin/Elektronika,SMT
Penerbangan
SLTA atau yang sederajat
D-II, III
dan IV
D-I, II, III
dan IV
D-I, II, III
& IV
D-II dan
III
D-II dan
III
SMA, A1,A2,/ IPA/ MA A2,
A3
STM Listrik/ Mesin/
Elektronika, SMT Penerbangan
s.d.a
SMA A1,A2/ IPA
MA A2,A3
STM Listrik/ Mesin
SMT Penerbangan
D-II, III,
& IV
D-II dan
III
SMA A1,A2/ IPA
MA A2,A3
SLTA/Sederajat
31
Universitas Sumatera Utara
-Penerangan
Aeronautika
-Komunikasi
Penerbangan
-Pertolongan
Kecelakaan
Penerbangan
4. Manajemen
Penerbangan
-Administrasi
Perhubungan Udara
-Operasi Bandar Udara
-Angkutan Udara
Niaga
Diklat Khusus
D-II
D-II dan
III
D-III
D-III
D-III
No
DIKLAT
1. Pendidikan Penerbang
Comersial Pilot License (Non Diploma)
Airline Transport Pilot License (ATPL) Ground
Matrikulasi (untuk PNB lulusan LN)
Flight Instructor
Flight Operation Officer
2. Teknik Penerbangan
Ahli Perawatan Pesawat Udara (APPU)
Airframe and Power Plant (A&P)
Basic Aircraft Mechanics (BAM)
Basic Aviation Technical Knowledge (BATK)
Sheet Metal
Digital Technique
Radar Technique
3. Keselamatan Lalu Lintas Udara
ATC Radar
ATC Automation
PANS-OPS
Company Aviation Information Service
Briefing Practice
Basic Fire Fighting
Advanced Fire Fighting
Type Rating (Driving)
LAMA
12 – 18
bulan
3 bulan
1 – 3 bulan
3 bulan
3 bulan
2 – 3 bulan
2 – 3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
4 minggu
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 minggu
Sumber : Jurnal STPI
32
Universitas Sumatera Utara
Kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
STPI Curug mengacu pada standar nasional Departemen Pendidikan Nasional RI
dan Internasional Civil Aviation Organization (ICAO).
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan STPI Curug
Jurusan Penerbangan Ruang Kelas
Laboratorium
9 ruangan
Radio
Aircraft
Telephony
link
dan
simulator
jenis TB-10, Sundowner
dan TB-700
Jurusan
Teknik Ruang Kelas
Penerbangan
Laboratorium
Jurusan Keselamatan Ruang Kelas
Penerbangan
Jurusan
Laboratorium
Manajemen Ruang Kelas
Penerbangan
Laboratorium
13 ruangan
Bengkel dan laboratarium
sheet metal
General Workshop
Gas turbine
R. Gambar
Instrument
Hydraulic
Welding
Elektronika,
Digital dan analog,
DME, VOR, Tx/Rx,
Mesin listrik
Instrumen listrik
Sistem
pendingin,
penerangan
bandara,
instalasi, fisika, komputer,
baterai, genset otomatis
15 ruangan
ATC simulator, Junior
ATC laboratory, Senior
ATC laboratory, ATC
radar
laboratory,
Kendaraan
PKP-PK,
AMSS laboratory, dan
Computer Laboratory
5 ruangan
Laboratorium komputer
33
Universitas Sumatera Utara
Sarana dan Prasarana
No.
Fasilitas
Kapasitas
1.
Gedung Utama
206 pegawai
2
Laboratorium Bahasa Inggris
30 orang
3
Auditorium
200 orang
4
Asrama
1117 orang
5
Perpustakaan
40 orang
6
Ruang Makan
450 orang
7
Rumah Sakit
20 tempat tidur
8
Fasilitas Olahraga :
e. Lapangan Basket
1 lapangan
f. Lapangan Voli
3 lapangan
g. Lapangan Tenis
2 lapangan
h. Lapangan Sepak bola
1 lapangan
i. Kolam renang
Ukuran Olympic
j. Lapangan Badminton
2 lapangan
k. Gedung Serbaguna
500 orang
l. Tenis Meja
6 meja
m. Kebugaran
1 set ( 8 macam)
9
Mesjid
600 orang
10
Gereja
50 orang
11
Kendaraan
13( besar ) + 8 (
kecil)
12
Instalasi Air
600 m2
13
Pembangkit Listrik
700kV
14
Mess
48 rumah
Perumahan
139 rumah
15
Latihan Outbond
1 set
16
Hangar
2
buah @ 8 pesawat
34
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas Laboratorium / peralatan
Jurusan Penerbangan
Gambar 2.8 Ruang Kelas
Sumber : Internet
Gambar 2.9 Aircraft Simulator
Sumber : Internet
Gambar 2. 10 Simulator Kelas
Sumber : Internet
35
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Radiotelephony
Sumber : Internet
Jurusan Teknik Penerbangan
Gambar 2.12 Ruang Kelas
Sumber : Internet
Gambar 2.13 Sheet Metal Shop
Sumber : Internet
36
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 Hydraulic Shop
Sumber : Internet
Gambar 2.15 Welding Shop
Sumber : Internet
Gambar 2.16 Aircraft Shop
Sumber : Internet
Gambar 2. 17 Electrical Shop
Sumber : Internet
37
Universitas Sumatera Utara
Jurusan Keselamatan Penerbangan
Gambar 2.18 ATC Lab
Gambar 2.19 Junior ATC Lab
Gambar 2. 20 Wet Drill
Gambar 2.21 Radar Lab
38
Universitas Sumatera Utara
Jurusan Manajemen Penerbangan
Gambar 2.22 Lab Komputer (CBT Lab)
Gambar 2.23 X- ray Cargo
Gambar 2.24 X-Ray Simulator
Gambar 2.25 Lab Bahasa
39
Universitas Sumatera Utara
2.2.10.2 SIA Centre
Di sinilah tempat 6000 kru datang dan mendapatkan pelatihan mereka. Ruang
besar pada atrium merupakan tempat awak kabin belajar dan di beri pelatihan ulang
tentang prosedur keselamtan.Replika merupakan gabungan dari pesawat boeing
777 pada bagian depan dan Airbus A380 di bangian belakang.Replika ini berguna
untk
memberikan
pelatihan
kepada
pramugara-pramugari
mengevakuasi
penumpang dengan meluncur.
Gambar 2.26 SIA Center
Gambar 2.27 Hanggar
Gambar 2.28 Emergency Escape Training
40
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.29 Flight Simulator
Pada replika pesawat dapat diberikan asap untuk pelatihan kondisi keadaan
darurat. Dan terdapat panel untuk para instructure mengatur scenario.Pada Bagian
lain terdapat kolam yang besar yang berguna untuk pelatihan darurat mendarat di
air.Kolam tersebut memiliki mesin ombak yang dapat diatur kekuatannya.Dengan
kedalaman kolan 3 meter, dapat menampung sebuat rakit.
Gambar 2.30 Kontrol Mock up
Untuk program pelatihan pramugari terdapat replika pesawat yang
lain.Disini para pramugara-pramugari mendapatkan pelatihan pelayanan kepada
penumang. Para peserta latihan juga diajarkan bagaimana cara berjalan yang
baik,plating makanan, menyuguhkan makanan dan latihan menata rias sesuai
standar maskapai penerbangan.
Sebelum menuju mesin simulator para pilot pemula selalu berlatih sistem
pesawat di mesin MTFD dahulu.Selanjutnya para penerbang berlatih di mesin
simulator, dengan kecanggihan mesin tersebut peserta akan meresakan sensasi
terbang dengan pesawat sesungguhnya.
41
Universitas Sumatera Utara
2.3 Lokasi Perancangan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai lokasi proyek, yang terdiri dari kriteria
pemilihan lokasi proyek, alternatif pemilihan lokasi dan deskripsi lokasi sebagai
tapak rancangan.
2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Bangunan sekolah tinggi penerbangan yang direncanakan merupakan fasilitas
umum . Oleh karena itu diperlukan kriteria lokasi sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sumber : Pribadi
42
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Alternatif Pemilihan Lokasi
2.3.2.1 Tinjauan Umum
Lokasi perancangan berada di sekitar kawasan aerotropolis Bandara
Kualanamu Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kawasan aerotropolis yang telah direncanakan oleh PT. Angkasa Pura II
merupakan Kec. Beringin dan Kec. Pantai Labu, Kab. Deli Serdang
Gambar 2.31 Peta Lokasi
Sumber : Olah Data Primer
Lokasi untuk Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia sebaiknya berada berdekatan
dengan bandara Kualanamu untuk menunjang kegiatan sekolah penerbangan. Di
sekitar kawasan bandara, tepatnya Kecamatan Pantai Labu dan Beringin telah
direncanakan untuk menjadi kawasan Aerotropolis dengan berbagai fungsi industri
dan komersil , sehingga kecamatan Batang Kuis menjadi potensi untuk lokasi
sekolah dengan kepadatan yang masih rendah dan lahan yang luas
43
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.32 Kecamatan Deli Serdang
Sumber : Olah Data Primer
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Kualanamu & Sekitarnya
tahun 2025, kawasan Kualanamu dibagi menjadi beberapa bagian dengan fungsi
yang mendukung. Rencana Tata Ruang ini menjadi acuan untuk membangun
proyek sesuai dengan fungsi dan zonasi yang telah ditentukan di dalam Deli
Serdang
Gambar 2.33 Rencana Tata Guna Lahan Deli Serdang
Sumber : Olah Data Primer
44
Universitas Sumatera Utara
Alternatif lokasi berada di dalam kawasan perumahan dan pendidikan serta
berdekatan dengan hutan kota.
Berdasarkan pertimbangan hubungan fungsional antar komponen. Pembagian
zona dibagi dalam 3 kelompok tersebut , adalah :
Kelompok 1 teridiri dari RTH, Rekreasi terbuka dan Olaharaga (ring I)
Pada Kelompok I seluruhnya digunakan untuk RTH, Rekreasi Terbuka dan
Olahraga. Rekreasi terbuka dan olahraga pada sisi kiri dan kanan jalan arteri,
sedangkan RTH pada sisi sebelah barat dari landasan.
Kelompok II terdiri dari Rumah Sakit, Perdaganagan, Jasa Komersial
Perumahan, dan Komponen Pelengkap. (ring II)
Pada kelompok II digunakan untuk komponen yang berhubung langsung
dengan aktivitas bandara seperti Rumah Sakit, Perdaganagan, Jasa Komersial,
Perumahan, dan Komponen Pelengkap. Penempatan rumah sakit di sisi jalan arteri
agar mudah dijangkau dan berdekatan dengan Bandar udara yang bertujuan
mengantisipasi korban kecelakaan penerbangan.
Kelompok III terdiri dari Perkampungan dan Fasilitas Perkotaan (ring III)
Pada kelompok III dialokasikan untuk perkampungan dan fasilitas perkotaan
untuk melayani dan memenuhi kebutuhan penduduk sekitarnya.
Tabel 2.6 Tata Guna Lahan berdasarkan Ring Kawasan
Komponen
Ring
Keterangan
RTH
1
RTH berfungsi sebagai peredam kebisingan
yang ditimbulkan oleh bandar udara dan
dapat sebagai lahan cadangan untuk
mengantisipasi
apabila
dibutuhkan
pengembangan lahan bandar udara.
Rekreasi Terbuka dan
1
Diletakkan di luar perpanjangan landasan
Olahraga
karena berhubungan dengan aktivitas
manusia sehingga tidak berpengaruh
terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh
bandar udara.
Perumahan, Apartemen,
2
Diperuntukkan bagi karyawan bandar udara
dan Asrama
dan para pengguna jasa angkutan udara.
Rumah Sakit
2
Diletakkan pada ring 2 untuk mengurangi
kebisingan dan untuk mengantisipasi
apabila
terjadi
korban
kecelakaan
penerbangan.
45
Universitas Sumatera Utara
Jasa Komersial
2
Perdagangan
2
Komponen Penunjang
Fasilitas
Pelayanan
Masyarakan Perdagangan
2,3
3
Pendidikan
2,3
Kesehatan
Peribadatan
3
2,3
Untuk melayani kebutuhan para pengguna
jasa angkutan udara sehingga dapat
menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Untuk melayani kebutuhan para pengguna
jasa angkutan udara, karyawan bandar
udara, dan masyarakat sekitar bandar udara.
Tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas
bandar udara hanya sebagai pelengkap saja.
Disesuaikan dengan perkampungan yang
dipindahkan ke ring 3, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya tetapi
hanya skala lingkungan.
Pada ring 2 dan ring 3 ada perumahan dan
perkampungan.
Melayani kebutuhan pendudukan setempat.
Melayani kebutuhan ibadah bagi penduduk
di sekitar bandar udara dan para pengguna
jasa angkutan udara.
Sumber : RTRK Deli Serdang
Gambar 2.34 Zona KKOP
Sumber : Olah data primer
Sesuai dengan Rencana Tata Guna Lahan Deli Serdang dan kawasan
KKOP, zona Ring 2 dan 3 merupakan kawasan pendidikan dan perumahan dengan
2 alterntif lokasi yang paling mendekati dengan bandara dan memiliki akses yang
mudah dicapai.
46
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. 35 Alternatif Lokasi
Sumber : Olah data Primer
Gambar 2.36 Zona Ring 2
Sumber : Pribadi
Pertimbangan lokasi A :
- Lokasi kawasan A memilki jarak paling dekat dengan bandara ditinjau dari ring 2
KKOP
- Jalur akses utama menuju bandara
- Berkepadatan rendah
- Sudah memiliki akses eksisting
Pertimbangan lokasi B :
- Lokasi kawasan B memiliki jarak paling dekat dengan bandara ditinjau dari ring
47
Universitas Sumatera Utara
2 KKOP
- Jalur akses yang masih dalam pembangunan
- Bukan lah jalur utama menuju bandara
Maka, Lokasi kawasan site yang tepat untuk Sekolah Tinggi Aviasi
Indonesia merupakan kawasan A dengan adanya jalur eksisting dan jarak dengan
bandara yang lebih terjangkau dari pada kawasan B
Gambar 2.37 Zona Ring 2
Sumber : Pribadi
Alternatif Lokasi
Gambar 2. 38 Alternatif Lokasi
Sumber : Google
48
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Alternatif Lokasi Site
Sumber: Olah Data Primer
Berdasarkan KRITERIA penilaian , site yang dipilih adalah SITE 1. Dengan
pertimbangan fungsi sekolah yang lebih mengacu pada lokasi dengan kebisingan
rendah dan akses yang baik.
49
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Deskripsi Lokasi sebagai Tapak
Gambar 2. 39 Lokasi Site
Sumber : Pribadi
o
Kasus Proyek : Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia
o
Lokasi : Jl. Lingkungan , kec. Batang Kuis
o
Luas lahan : 3 ha
o
Kondisi eksisting : Rumah warga ,dan lahan kosong
o
Batas Site :
Timur – Lahan Kosong
Barat
– Jl. Lingkungan II
Selatan – Jl. Lingkungan I
50
Universitas Sumatera Utara
Utara
o
- Lahan Kosong
Peraturan : GSB sekolah = min 10 m, GSS sekolah = min 4m
KDB = 70%
o
Kontur : Relatif Datar
o
Ktinggian maksimum : 11 lantai
o
Potensi Site : - Terletak dekat dengan bandara
- Kemudahan akses untuk mencapai jalan primer bandara
-Lokasi yang masih memiliki lahan luas
- Memilki tingkat kebisingan yang rendah karna berada pada
lokasi jalan lingkungan
2.3.4 Area Pelayanan
Gambar 2. 40 Pelayanan Sekolah Tinggi Penerbangan
Sumber : Internet
Area Pelayanan Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu mencakup satu
wilayah negara Indonesia, dimana mahasiswa bisa berasal dari kota dan wilayah
mana saja. Selain itu, secara khusus, area pelayanan sekolah tinggi penerbangan
juga mencakup 5 wilayah sekitar ,yaitu : Medan, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan,
Lubuk Pakam, Perbaungan dan Pantai Labu.
51
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.41 Pelayanan terhadap wilayah sekitar
Sumber : Olah Data Primer
2.3.5 Status kepemilikan, nilai lahan, dan peraturan
Sesuai
dengan
PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN
DELI
SERDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN TERTENTU
Bagian Kelima
Fungsi Bangunan
Pasal 17
Fungsi bangunan meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bangunan gedung dengan fungsi
utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi
a. Bangunan pelayanan pendidikan : sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan, sekolah tinggi/universitas, sekolah luar biasa;
b. Bangunan pelayanan kesehatan : puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, rumah
sakit;
c. Bangunan kebudayaan : museum, gedung kesenian, dan sejenisnya;
d. Bangunan laboratorium;
e. Bangunan pelayanan umum : stadion, hall untuk kepentingan olah raga, dan
sejenisnya.
Bagian Kesembilan
Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
Pasal 21
(1) Persyaratan tata bangunan meliputi peruntukan lokasi dan intensitas bangunan.
52
Universitas Sumatera Utara
(2) Intensitas bangunan pada kawasan yang akan dibangun sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi kepadatan, ketinggian dan jarak bebas/sempadan bangunan.
(3) Kepadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Koefisien Daerah Hijau
(KDH).
Bagian Kesepuluh
Koefisien Dasar Bangunan
Pasal 22
(1) KDB ditentukan dengan mempertimbangkan perkembangan kawasan,
kebijaksanaan intensitas pembangunan, daya dukung lahan/lingkungan, serta
keseimbangan dan keserasian lingkungan.
(2) Besarnya KDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang.
(3) Besarnya KDB untuk setiap bangunan, apabila tidak ditentukan lain dalam
ketentuan tata ruang, ditentukan maksimum sebesar 70%.
(4) Besarnya KDB untuk bangunan dengan fungsi industri termasuk pergudangan,
apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, ditentukan maksimum seb
(5) Bupati, atas dasar pertimbangan Kepala Dinas, dapat memberikan dispensasi
penambahan intensitas, dengan ketentuan penambahan intensitas tersebut kurang
dari 10% (sepuluh per seratus) dari yang ditetapkan dalam ketentuan tata ruang dan
tidak berkaitan dengan perubahan pemanfaatan lahan sebelumnya serta perubahan
ketentuan teknis lainnya.
Koefisien Lantai Bangunan
Pasal 23
(1) KLB ditentukan dengan mempertimbangkan daya dukung lahan/lingkungan,
keseimbangan dan keserasian lingkungan, serta keselamatan dan kenyamanan
bangunan.
(2) Luas Lantai bangunan dihitung dari garis sumbu (as) dinding/kolom.
53
Universitas Sumatera Utara
(3) Besarnya KLB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang.
Bagian Kedua Belas
Koefisien Daerah Hijau
Pasal 24
(1) KDH ditentukan dengan mempertimbangkan daya dukung lahan/lingkungan,
serta keseimbangan dan keserasian lingkungan.
(2) Besarnya KDH ditetapkan sesuai dengan peruntukan dalam ketentuan tata
ruang.
(3) KDH minimal 10% pada daerah padat/sangat padat, dan meningkat setara
dengan naiknya ketinggian bangunan dan berkurangnya kepadatan wilayah.
(4) Untuk perhitungan KDH secara umum, digunakan rumus : 100 % - (KDB +
20% KDB).
Bagian Ketiga belas
Garis Sempadan Bangunan
Pasal 25
(1) GSB ditetapkan untuk memperoleh keteraturan dalam tata letak bangunan, baik
terhadap jalan maupun antar bangunan, serta untuk mengurangi resiko kebakaran,
pengaturan sirkulasi udara dan sinar matahari serta kebebasan ruang gerak halaman.
(2) Besarnya GSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang.
(3) Apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, besarnya GSB adalah
sebagai berikut :
a. Untuk daerah disepanjang jalan, GSB adalah separuh lebar daerah milik jalan
(damija) ditambah 1 (satu) meter, dihitung dari tepi batas persil/kavling;
b. Untuk jalan yang telah direncanakan pelebaran, GSB adalah separuh lebar daerah
milik jalan (damija) ditambah 1 (satu) meter, dihitung dari tepi batas persil/kavling
yang terkena rencana pelebaran;
54
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tinjauan Kelompok & Pelaku Kegiatan
2.4.1 Deskripsi pengguna
Pengguna dari Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu Indonesia dapat
digolongkan menjadi :
Kelompok Kegiatan Pimpinan
Adalah kelompok pelaku kegiatan yang memimpin Sekolah Tinggi Aviasi
Indonesia besertapembantu kepala yang membawahi bidang masing-masing antara
lain:
- Kepala Sekolah Tinggi Penerbangan
- Sekretaris Sekolah Tinggi Penerbangan
- Pembantu Kepala I Bidang Akademik dan Staff
- Pembantu Kepala II Bidang Administrasi Umum dan Staff
- Pembantu Kepala III Bidang Kemahasiswaan dan Staff
Kelompok Kegiatan Pendidikan
a. Kelompok kegiatan pendidikan meliputi:
- Kepala Jurusan Penerbang
Orang yang ditunjuk karena kemampuannya di bidang pendidikan penerbang untuk
memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap berlangsungnya
kegiatan di jurusan penerbang
- Kepala Jurusan Teknik Penerbangan
Orang yang ditunjuk karena kemampuannyadibidang pendidikan teknik perawatan
pesawat terbang untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP
terhadap berlangsungnya kegiatan di jurusan Teknik penerbangan.
- Kepala Jurusan Keselamatan Penerbangan
Orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pengaturan lalulintas
udara untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap
berlangsungnya kegiatan di jurusan keselamatan penerbangan. Kepala jurusan
keselamatan penerbangan dapat dipilih dari praktisi professional maupun tenaga
pendidik yang berkompeten dalam bidang pendidikan keselamatan penerbangan.
- Kepala Jurusan Manajemen Penerbangan
55
Universitas Sumatera Utara
Orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pendidikan manajemen
penerbangan untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap
berlangsungnya kegiatan di jurusan manajemen penerbangan.
Kelompok Kegiatan Penunjang Pendidikkan
Adalah pihak-pihak yang menunjang berlangsungnya kegiatan pendidikan di
Sekolah Tinggi Penerbangan. Kedudukan dari kelompok kegiatan ini adalah berada
dibawah Ketua Sekolah Tinggi dan Kepala Jurusan yang menangani administrasi
dan teknis operasional yang menunjang kegiatan utama dalam akademi.
Adapun kelompok kegiatan penunjang antara lain:
- Kepala unit asrama dan staff
- Kepala perpustakaan dan staff
- Kepala unit kesehatan dan staff
- Kepala unit laboratorium dan staff
- Kepala unit workshop dan staff
- Kepala unit fasilitas umum dan staff
- Kepala unit Olahraga dan Seni
Kelompok Kegiatan Akademik
- Taruna (Mahasiswa/i)
- Dosen
Kelompok Kegiatan Servis
-
Security
-
Cleaning Service
-
Staff pengelola
2.4.2 Deskripsi Kegiatan
2.4.2.1 Jenis Kegiatan
Dalam sekolah tinggi penerbangan, terdapat 2 kegiatan secara garis besar,
yaitu:
56
Universitas Sumatera Utara
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama yang ada dalam institusi ini adalah kegiatan pendidikian yaitu
proses terjadinyakegiatan belajar dan mengajar atau interaksi pembelajaran antara
pelajar dan pengajar. Kegiatanpembelajaran ini juga dibagi dalam dua metode
pembelajaran yaitu : pembelajaran teori berupa kuliahyang diadakan dalam ruang
kelas (class theory). Metode pembelajaran yang lain adalah denganpraktek
langsung ke lapangan baik dilakukan secara indoor (laboratorium dan workshop /
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah “Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia “. Secara
terminologi,judul dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pengertian Sekolah
Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang khusus untuk
mengajar dan membimbing siswa di bawah pengawasan guru dan
pemerintah; suatu tempat/ wadah pendidkan untuk mendukung kegiatan
belajar-mengajar antara guru dan siswa.
Pengertian Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang
menyelenggarakan : program Diploma Satu (D I), Program Diploma Dua
(D II), Program Diploma Tiga (D III) dan/atau Program Diploma Empat (D
IV), dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1,
Program S2 dan/atau Program S3.
Pengertian Aviasi
Aviasi merupakan Ilmu Penerbangan
Pengertian Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
terbentang di khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2) dan terdiri atas
13.667 pulau besar
Berdasarkan
penjabaran di atas, “Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia ”
merupakan sebuah tempat/wadah pendidikan untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan akademik dalam
9
Universitas Sumatera Utara
bidang ilmu penerbangan untuk meningkatkan SDM dalam industri penerbangan di
Indonesia.
2.2 Tinjauan Umum Sekolah Tinggi Penerbangan
2.2.1 Pengertian Perguruan Tinggi
Menurut Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000
Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, Pendirian perguruan tinggi
merupakan pembentukan akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
universitas. Adapun pendirian perguruan tinggi yang dimaksud, adalah :
Akademi
Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan profesional dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,
teknologi atau kesenian tertentu. Akademi terdiri atas satu program studi atau lebih
yang menyelenggarakan Program Diploma Satu (D I), Program Diploma Dua (D
II) dan/atau Program Diploma Tiga (D III).
Politeknik
Politeknik adalah
perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik
terdiri atas tiga program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program Diploma
Satu (D I), Program Diploma Dua (D II), Program Diploma Tiga (D III) dan/atau
Program Diploma Empat (D IV).
Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang
menyelenggarakan : program Diploma Satu (D I), Program Diploma Dua (D II),
Program Diploma Tiga (D III) dan/atau Program Diploma Empat (D IV), dan yang
memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1, Program S2 dan/atau
Program S3.
10
Universitas Sumatera Utara
Institut
Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian sejenis. Institut terdiri atas enam program studi atau lebih yang
menyelenggarakan Program S1 dan/atau Program Diploma dan mewakili tiga
kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian yang berbeda dan
yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2, dan Program S3.
Universitas
Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian
tertentu. Universitas terdiri atas sepuluh program studi atau lebih yang
menyelenggarakan Program S1 dan/atau Program Diploma dan mewakili tiga
kelompok bidang ilmu pengetahuan alam dan dua kelompok bidang ilmu
pengetahuan sosial atau lebih dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
Program S2 dan Program S3.
2.2.2 Tinjauan Umum Industri Penerbangan Indonesia
Sejak tahun 2000 hingga sekarang perkembangan industri penerbangan di
Indonesia meningkat pesat setelah terjadi relaksasi izin mendirikan perusahaan
angkutan udara. Pada tahun 2011 perkembangan industri transportasi udara
semakin pesat yang didukung oleh banyak tersedianya pesawat udara di tanah air,
hal ini terjadi karena:
a. Adanya peristiwa WTC 11 September 2001 yang mengakibatkan banyak
pesawat udara yang tidak dioperasikan oleh perusahaan Amerika dan Eropa,
sehingga disewakan dengan harga murah
b. Banyak industri di Eropa Timur terutama negara-negara di daerah Balkan yang
ingin survive sehingga mencari market ke Asia dengan penawaran yang lebih
kompetitif.
c. Krisis ekonomi global yang mendorong pasar menjadi lebih kompetitif, dan
industri berlomba-lomba untuk menjadi lebih efisien
11
Universitas Sumatera Utara
d. Masa transisi dalam perubahan teknologi
Mudahnya mendapatkan berbagai armada pesawat udara dengan harga yang
murah tersebut juga telah membawa dampak positif bagi perkembangan industri
penerbangan
Indonesia
yang
diikuti
dengan
perkembangan
perusahaan
penerbangan yang cukup pesat. Disisi lain, pesatnya pertumbuhan Industri
Angkutan Udara juga tidak lepas dari peran Pemerintah dalam menciptakan suasana
yang kondusif dengan mengadakan kebebasan aturan di bidang angkutan udara
yang turut memberikan kontribusi dengan memicu pertumbuhan perusahaan
penerbangan nasional.
Namun peningkatan jumlah penerbangan dan pesawat terbang yang beroperasi
di Indonesia, tidak diikuti dengan peningkatan infrastruktur yang memadai seperti
peningkatan jumlah lembaga pendidikan penerbangan dan teknisi yang memadai,
yang berakibat terjadinya kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2.2.3 Sejarah Berkembangnya Sekolah Penerbangan di Indonesia
Sejarah Teknik Penerbangan tidak dapat dilepaskan dari agenda
perkembangan dirgantara nasional. Pada awal tahun 1960-an, Presiden Sukarno
menyampaikan visinya, bahwa Teknologi Dirgantara dan Kelautan harus
dikembangkan di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan nasional penguasaan
bidang Kedirgantaraan dan Kelautan. Awal pendidikan tinggi teknologi dirgantara
pertama di mulai di ITB ditandai dengan didirikannya Teknik Penerbangan sebagai
jurusan dari Bagian Mesin Departemen Mesin-Elektro pada tahun 1962 oleh O.
Diran dan Lim Keng Kie. Perlu diketahui bahwa status Jurusan pada tahun 1962
adalah sama dengan status Kelompok Bidang Keahlian pada tahun 1991.
Bersamaan dengan dibukanya jalur pendidikan tinggi teknologi dirgantara di ITB,
didirikan pula Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pada saat
kedua lembaga tersebut didirikan, belum ada Kebijakan Dirgantara Nasional.
Pada tahun 1967 didirikan industri pesawat terbang LIPNUR sebagai cikal
bakal pengembangan industri manufaktur pesawat terbang. Pada tahun yang sama
diluluskan Sarjana S-1 pertama Teknik Penerbangan ITB, Sulaeman Kamil.
12
Universitas Sumatera Utara
Walaupun Kebijakan Dirgantara Nasional belum dicanangkan, Indonesia memulai
program antariksa dengan diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit Domestik
(SKSD) I Palapa A1 pada tahun 1975.
Pada tahun 1976, Kebijaksanaan Kedirgantaraan Nasional mulai
dicanangkan oleh Prof.B.J. Habibie yang mendapat tugas khusus dari Presiden RI
Soeharto. Kebijakan ini kemudian dijabarkan dengan pendirian beberapa lembaga
kedirgantaraan nasional. Pada tahun 1976 didirikan Industri Pesawat Terbang
Nurtanio (semula LIPNUR) yang kemudian menjadi Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN) sebagai industri pesawat terbang nasional. Setahun sebelumnya
telah didirikan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) di
Serpong sebagai pusat unggulan dalam penelitian dan pengembangan teknologi
dirgantara. Kemudian, pada tahun 1978 didirikan pula Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai penentu kebijakan teknologi. Ketiga institusi
tersebut dicanangkan sebagai triad institutions di dalam melaksanakan Program
Kedirgantaraan secara terpadu di Indonesia. Di dalam pelaksanaannya
disusun strategi pengembangan empat fase transformasi teknologi kedirgantaraan,
yaitu
(1) Pengenalan Teknologi,
(2) Integrasi teknologi,
(3) Pengembangan Teknologi
(4) Riset Industri.
Sejalan dengan perkembangan industri dan pusat penelitian dirgantara ini,
dirasakan perlu untuk mengembangkan lembaga pendidikan tinggi yang mampu
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, terampil, dan mandiri
dalam bidang teknologi dirgantara. Namun usaha ini belum dapat dilaksanakan
karena berbagai kendala, seperti keterbatasan tenaga pendidikan. Namun demikian
langkah persiapan ke arah itu mulai digalakkan. Pada tahun 1979 mulai dijalankan
program beasiswa staf Teknik Penerbangan ITB yang merupakan program
Menristek/Ketua BPPT/Dirut IPTN pada saat itu, Prof. B.J. Habibie. Lulusan
pertama program beasiswa IPTN adalah Said D Jenie yang menyelesaikan studi S3-nya di MIT Amerika Serikat pada tahun 1982. Program beasiswa ini juga
dilaksanakan bagi mahasiswa ITB/siswa untuk mengisi kebutuhan SDM.
13
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Dasar Hukum Sekolah Tinggi Penerbangan
Keberadaan sekolah penerbangan dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan kualitas penerbangan di Indonesia, oleh karena itu melalui
keberadaan sekolah tinggi penerbangan di Indonesia diakui oleh Negara
sebagaimana tercantum dalam :
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3859);
4. Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah, dengan
Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999;
Selain itu kedudukan sekolah penerbangan diperkuat lagi dengan
dikeluarkannya : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
43
TAHUN
2000
TENTANG
SEKOLAH
TINGGI
PENERBANGAN
INDONESIA.
Menimbang: bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
sumber daya manusia yang terdidik dan profesional di bidang penerbangan
dipandang perlu mendirikan Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia sebagai perguruan
tinggi kedinasan di lingkungan Departemen Perhubungan.
2.2.5 Peraturan Pendirian Sekolah
Berdasarkan PP No.24 tahun 2007, beberapa kriteria minimum standar sarana
dan prasarana yaitu sebagai berikut:
1. Lahan
Lahan tiap satuan pendidikan harus memenuhi ketentuan rasio luas lahan
terhadap jumlah siswa
14
Universitas Sumatera Utara
Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat.
Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis
sempadan sungai dan jalur kereta api.
Lahan terhindar dari gangguan-gangguan
Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang
lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah
Daerah setempat.
Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-Perundangan
yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
2. Bangunan
Bangunan gedung untuk setiap satuan pendidikan memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada lampiran PP
No 24 tahun 2007
Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak
peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga
memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum pada lampiran PP No.24
tahun 2007
Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan.
Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan
Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman,
dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan
Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan berikut.
15
Universitas Sumatera Utara
a.Maksimum terdiri dari tiga lantai
b.Dilengkapi
tangga
yang
mempertimbangkan
kemudahan,
keamanan,
keselamatan, dan kesehatan pengguna.
Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan
Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan
diawasi secara profesional.
Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No.
19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.
Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
Pemeliharaan bangunan gedung sekolah
Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Selanjutnya untuk persyaratan pendirian standart Sekolah Tinggi , mulai dari
persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi dosen tetap untuk setiap program studi,
persyaratan minimal jumlah dan jenis program study, persyaratan minimal jumlah
dan kualifikasi tenaga administrasi dan penunjang akademik, dan persyaratan
minimal sarana dan prasarana diatur dalam Keputusan Mentri Pendidikan Nasional
NOMOR 234/U/2000
Gambar 2. 1 Persyaratan pendirian Sekolah Tinggi
Sumber : Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No 234/U/2000
16
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan
Dalam sekolah tinggi penerbangan Indonesia, sekolah memiliki struktur
organisasi untuk melaksanakan kegiatan sekolah dengan teratur dan tertib. Struktur
Organisasi dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia adalah sebagai berikut:
o 1 orang ketua , yang bertugas memimpin dan mengelola sekolah secara
keseluruhan
o 3 orang pembantu ketua , dengan sebutan PUKET I, PUKET II, dan PUKET III,
bertugas untuk membantu pekerjaan ketua secara khusus, dan memimpin
kegiatan administrasi sekolah
o 4 orang ketua jurusan, untuk setiap jurusan, yang bertugas mengontrol dan
mengatur kegiatan belajar mengajar antara pengajar dan mahasiswa
o 3 orang staff untuk setiap subbag admininstrasi yang bertugas untuk melakukan
kegiatan administrasi baik secara umum maupun akademik
o Dosen, yang bertugas untuk membimbing, mengajar, dan memberi arahan
kepada mahasiswa
o 1- 2 orang staff untuk setiap unit penunjang, seperti Unit Laboratorium, Unit
Perpustakaan, Unit Kesehatan , Unit Asrama, Unit Fasilitas Umum, Unit
Olahraga & Seni, dan Unit Bengkel Kerja
17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Sumber : Peraturan Mentri
2.2.7 Karakteristik dan Tuntuan Kegiatan
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama berupa kegiatan pedidikan yaitu proses terjadinya kegiatan
belajar dan mengajar atau interaksi pembelajaran antara pelajar dan pengajar.
Kegiatan pembelajaran ini juga dibagi dalam dua metode pembelajaran yaitu:
-pembelajaran teori berupa kuliah yang diadakan dalam ruang kelas (class theory).
-pembelajaran praktek berupa praktik langsung ke lapangan baik dilakukan secara
indoor (laboratorium dan workshop, maupun outdoor (lapangan))
b. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang terdiri atas semua kegiatan yang menunjang operasional
sekolah penerbangan baik itu secara administratif maupun teknis. Jenis kegiatan
penunjang ini antara lain adalah
- Kegiatan penunjang pendidikan meliputi pembinaan mental dan jasmani siswa
18
Universitas Sumatera Utara
- Kegiatan penunjang umum meliputi kegiatan olahraga, ibadah dan seni
2.2.8 Program Studi dan Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
1. Program Studi
a. Jurusan Penerbang
Gambar 2.3 Simulator penerbang
Sumber : Internet
Terdapat beberapa Program Studi pada Jurusan Penerbang, yaitu :
Penerbang Sayap Tetap
Pesawat sayap tetap adalah pesawat yang terbang bukan karena gerakan pada
sayap. Jurusan penerbang sayap tetap mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli untuk menerbangkan pesawat jenis sayap tetap.
Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang
dilakukan dalam ruang kelas dan praktek berupa simulator pesawat dan praktek
lapangan.
Sayap Putar
Pesawat sayap putar adalah pesawat yang terbang karena gerakan pada sayap,
misalnya Helikopter. Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu
pembekalan teori yang dilakukan dalam ruang kelas dan praktek berupa simulator
pesawat dan praktek lapangan.
Operasi Pesawat Udara
Untuk menjadi seorang pilot profesional, calon pilot diharuskan melalaui
tahapan pendidikan yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan dunia. Di Indonesia
kita mengacu kepada FAA (Federal Aviation Administration) yang berkantor pusat
19
Universitas Sumatera Utara
di Amerika Serikat. Sebelum diterima oleh maskapai penerbangan maka seorang
pilot harus menempuh untuk memperoleh license PPL, CPL serta ATPL
Untuk menjadi seorang pilot yang professional, pilot tersebut memerlukan
lisensi sesuai kebutuhan dan kegunaannya untuk berpraktik nyata. Beberapa lisensi
tersebut adalah sebagai berikut:
-
PPL (Private Pilot License)
Merupakan lisensi paling dasar bagi pilot. Pemegang lisensi ini diperkenankan
menerbangkan pesawat untuk kepentingan sendiri dan tidak diperbolehkan
membawa penumpang dan dibatasi pada pesawat bermesin tunggal. Selain itu pilot
yang hanya mempunyai lisensi PPL hanya diperkenankan terbang pada siang hari
dan tidak terbang untuk dibayar (non komersial). Di Indonesia PPL mensyaratkan
jam terbang sejumlah 60 jam terbang.
-
CPL ( Commercial Pilot License)
Pemegang lisensi CPL diperkenankan menerbangkan pesawat bermesin tunggal,
diperkenankan membawa penumpang (berbayar atau tidak) dan diperkenankan
untuk penerbangan komersial tanpa kru (sebatas pada penerbangan baliho,
penyemprotan kebun, pemadaman api, pesawat sewaan, laporan lalulintas,
pemotretan udara bahkan instruktur terbang). Selain itu juga diperkenankan untuk
terbang pada malam hari. CPL adalah syarat minimal pilot komersial. Di Indonesia
CPL mensyaratkan 200 jam terbang.
-
ATPL ( Airline Transport Pilot License)
Merupakan tingkatan tertinggi kemampuan pilot. ATPL disyaratkan untuk pilot
yang bekerja di airline dengan penerbangan terjadwal. Pilot pemegang lisensi ini
juga diperkenankan menerbangkan pesawat dengan kru (dua kru atau lebih),
pesawat dengan penumpang/kargo besar. ATPL mensyaratkan 1500 jam terbang.
b. Jurusan Teknik Penerbangan
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Praktik aplikasi dalam Workshop
Sumber : Internet
Jurusan Teknik Pesawat terbang mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dibidang perawatan pesawat udara. Metode
pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan
dalam ruang kelas dan praktek aplikasi teori yang dilakukan didalam laboratorium
dan bengkel kerja (Workshop). Terdiri dari :
- Program studi Teknik Pesawat Udara (TPU)
- Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara (TNU)
- Program Studi Teknik Listrik Bandar Udara (TLB)
- Program Studi Teknik Mekanikal bandar Udara (TMB)
- Program Studi Teknik Bangunan dan Landasan (TBL)
Fasilitas praktik yang dimiliki jurusan teknik penerbangan antara lain: Sheet
Metal Shop, Gas Turbine Shop, Generator Set Shop, General Workshop, Physic
Shop, Hydraulic Shop, Welding Shop, Electonic Shop, Electrical Shop, Computer
Shop, Digital Shop, Aircraft Instrument Shop, Air Conditioning Shop, dan Ruang
Gambar.
c. Jurusan Keselamatan Penerbangan
21
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Internet
Jurusan Keselamatan Penerbangan mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dibidang pengaturan lalu lintas udara. Metode
pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan
dalam ruang kelas dan praktek aplikasi teori yang dilakukan didalam laboratorium
dan bengkel kerja (work shop).
Terdiri dari :
- Program Studi Pemandu Lalu Lintas Udara
- Program Studi Penerangan Aeronautika
- Program Studi Komunikasi Penerbangan
- Program Studi Pertolongan Kecelakaan Penerbangan
Fasilitas praktik yang dimiliki Keselamatan Penerbangan antara lain: Junior
ATC radar lab, Senior ATC radar lab, Tele Printer lab, Typing lab, Radio Telephoni
lab, Radar Primary Lab, Radar Secondary lab, Radar Display lab, dan Wet Drill.
d. Jurusan Manajemen Penerbangan
Gambar 2.6 Laboratorium manajemen penerbangan
Sumber : www.google.com
22
Universitas Sumatera Utara
Jurusan Manajemen Penerbangan mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang administrasi lalu lintas udara. Bidang
yang dipelajari dalam jurusan ini adalah teori-teori dan aplikasi manajemen /
pengaturan administrasi dan kelayakan penerbangan Metode pembelajaran dibagi
dalam dua metode yaitu pembekalan teori dalam kelas (class theory) dan praktek
kerja.
Terdiri dari :
1.
Program Studi Operasi Bandar Udara (OBU)
2.
Program Studi Administrasi Perhubungan Udara (APU)
3.
program Studi Manajemen Transportasi Udara (MTU)
Fasilitas yang dimiliki jurusan Manajemen Penerbangan antara lain :
Simulator X ray, Aircraft Marshaller Simulator, Airside Driving Simulator
2. Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
Penyelenggaraan diklat pada sekolah penerbangan dilaksanakan atas dasar
kurikulum yang disusun sesuai dengan sasaran program study dengan berpedoman
pada kurikulum nasional. Kurikulum dan silabus pendidikan pelatihan mengacu
pada standart Nasional ( Departemen Pendidikan Nasional) dan internasional, yaitu
ICAO (International Civil Aviation Organization). Pola pendidikan dan pelatihan
mengacu pada pola pendidikan akademis, fisik, mental dan kedisplinan.
Dengan acuan pada Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI-Curug)
sebagai standart dalam mendirikan sekolah penerbangan, maka dapat dilihat bahwa
matakuliah untuk setiap program studi tersusun atas Mata Kuliah Dasar Umum
(MKU), Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), Mata Kuliah Keahlian (MKK) dan
Ekstrakurikuler.
Tabel 2.1 Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
Jurusan Teknik Penerbangan
Mata Kuliah Dasar Umum
Agama
SKS
2
Ekstrakulikuler
Jungle Survival
SKS
1
23
Universitas Sumatera Utara
Pancasila
2
Kewiranegaraan
2
Ilmu
2
Dasara
Budaya
2
Ilmu
Facilities
1
Aviation
1
Medicine
2
Introduction
2
School
Sosial
SKS
Dasar
Mata Kuliah Dasar
Olahraga
Mata Kuliah
Keahlian
SKS
Regulation
Keahlian
Pengantar
Teknik
Penerbangan
2
Material Teknik
2
Aerodinamika
2
2
Pesawat
Dirgantara
2
Algoritma
Menggambar Teknik
4
Pesawat
2
Pemograman
Aerodinamika
2
3
Pesawat
2
Dinamika
Metode
2
2
Ringan
2
Manufaktur
Prestasi Terbang
3
Panduan
3
2
terbang
8
Dirgantara
Fisika
Bumi
Analisis
Struktur
Manajemen Industri
Dinamika Terbang
Udara
Teknik
&
Sistem Transportasi
Termodinamika
Mekanika Fluida
Pengetahuan
Lingkungan
2
2
&
Kinematika
2
&
Navigasi
&
Pesawat
2
Terbang
Aeroelastisitas
eksperimental
2
3
Perancangan
2
2
2
Beban Pesawat
Metode
On
The
Job
Training
24
Universitas Sumatera Utara
Fisika Dasar
Tugas Akhir &
Ujian
Kalkulus
Komprehensif
Jurusan Teknik Pesawat Terbang
Mata Kuliah Dasar
Umum
SKS
Agama
2
Pancasila
2
Kewiranegaraan
2
Ilmu
2
Dasara
Ilmu
Budaya
2
Kuliah
Dasar
Facilities
1
Aviation
1
Medicine
2
Introduction
2
SKS
2
3
mesin
3
Ilmu Bahan Pesawat
2
Terbang
3
mesin
Fisika I & II
1
School
Menggambar Teknik
Bagian-
bagian
Elektronika
SKS
Jungle Survival
Keahlian
Sosial
Dasar
Mata
Ekstrakulikuler
8
Regulation
Olahraga
Mata
Kuliah
Keahlian
SKS
8
Teknologi
4
Mekanik
3
Aerodinamika
5
Listrik Pesawat
5
Terbang
5
Sistem Pesawat
6
Terbang
6
Instrumen
2
Pesawat
2
Matematika I & II
Terbang
Rangka Pesawat
Terbang
3
25
Universitas Sumatera Utara
Motor Priston &
3
Prospeler
Motor Turbin
Balance
Weight
and
Peraturan
Keselamatan
Penerbangan
Sistem
perawatan
rangka Pesawat
Terbang
Sistem
Perawatan
Motor Pesawat
Terbang
Jurusan Keselamatan Penerbangan
Mata Kuliah Dasar
Umum
SKS
Agama
2
Pancasila
2
Kewiranegaraan
2
Ilmu
2
Dasara
Ilmu
Budaya
2
Sosial
Ekstra kulikuler
SKS
Security & Fire
1
Lighting
1
Facilities
1
Aviation
2
Medicine
2
Introduction
School
Dasar
Regulation
Olahraga
26
Universitas Sumatera Utara
Mata Kuliah Dasar
SKS
Keahlian
Mata
Kuliah
SKS
Keahlian
Matematika I
Aerodrome
3
Rules of the air
3
Communication
5
Aerodrome
7
Fisika I
II
Air law
Control
3
Basic Teknologi
Procedure
2
Bahasa Inggris I &
Elektronika
Aeronautical
Information
service
Approach
Area
&
Control
Procedure
Sumber : Jurnal STPI
2.2.9 Institusi Sekolah Penerbangan yang ada di Indonesia
Tabel 2.2 Institusi Sekolah Penerbangan di Indonesia
No.
1.
Nama Institusi
Sekolah Tinggi
Program Studi
Alamat
Tangerang
- Penerbang
Penerbangan Indonesia - Teknik Pesawat Udara,
,
-
Teknik
Listrik
Bandara,
- Teknik Navigasi Udara
- Lalu Lintas Udara
2
Institute Teknologi
- Jurusan Teknik
Jl. Ganesha 10
Bandung
Penerbangan (S1).
Bandung
40132
27
Universitas Sumatera Utara
3
Sekolah Tinggi
-
Manajemen Jl.
Penerbangan Aviasi
Transportasi Udara,
(STPA)
- Manajemen Bandar Jakarta Selatan
Udara
Gatot
Subroto
72,
(bekas
gedung
Mabesau,
Pancoran) Telp.
(021) 7991923
4
5
Sekolah Tinggi
- Teknik penerbangan
Komplek Lanud
Teknologi Adisucipto,
Adusucipto,
Yogyakarta
Yogyakarta
Sekolah Tinggi
- Transportasi Udara
Jl. A. Yani (By
Manajemen
Pass) Kav. 85,
Transportasi
Rawasari,
(STMT) Trisakti
Jakarta
Timur
13210.
Telp
(021)
4890433
(hunting), Fax :
(021) 4895933.
6
Politeknik Negeri
- Aeronautika
Jl. Gegerkalong
Hilir
Bandung (Polban)
Desa Ciwaruga,
Bandung
Telp:
(022)
2013789
7
UniversitasSuryadarma - Teknik Penerbangan
Jl.
Protokol
Halim
Perdanakusuma
13610
28
Universitas Sumatera Utara
Telp.
(021)8013475
8
Deraya Flying School
- Private Pilot License Bandara Halim
(PPL),
Commercial Perdanakusuma,
Pilot License (CPL), IR
Jakarta 13610
- Multi Engine/IR
Telp.
(021)
80899506
9
Lembaga Diklat
- Aircraft Maintenance
Penerbangan Surakarta and Engine
Jl.
Laksamana
Muda
Adisucipto No.
29 Manahan,
Surakarta
571139
Tlp.
(0271)
721848
10
Sekolah Tinggi
- Aeronautika,
Teknologi
- Avionika,
Kedirgantaraan,
- Logistik
Yogyakarta
Yogyakarta
11
Akademi teknik dan -
Jurusan
Teknik Medan:
Jl. Penerbangan
Keselamatan
Penerbangan
Penerbangan (ATKP)
- Jurusan Keselamatan No.
Penerbangan
85
Padang Bulan
- Jurusan Manajemen Surabaya :
Penerbangan
Jl.
Jemur
Andayani
I
No.73,
Siwalankerto,
Wonocolo,
29
Universitas Sumatera Utara
Surabaya, Jawa
Timur
Makassar
12
Universitas Nurtanio
Teknik
Jl.
Pajajaran
Penerbangan,
219,
Rangka Pesawat,
Husein
Motor Pesawat,
Sastranegara,
Avionika,
Bandung Telp.
Listrik Pesawat,
(022) 6034484,
Lanud
6011076
13
Sumber : Jurnal STPI
2.2.10 Studi Banding Proyek Sejenis
Di dalam pembahasan sub bab ini akan dibahas tentang studi banding yang
dilakukan dengan proyek yang memiliki fungsi sejenis dengan bangunan proyek.
Berikut ini adalah beberapa sekolah tinggi penerbangan yang dijadikan sebagai
objek studi banding.
2.2.10.1 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Gambar 2.7 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia – Curug
Sumber : Internet
30
Universitas Sumatera Utara
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug adalah perguruan tinggi
kediknasan yang berada di bawah Departemen Perhubungan Republik Indonesia
ini. Sekolah yang awalnya bernama Akademi Penerbangan Indonesia (API)
didirikan pada tahun 1 Juni 1952 di Jakarta. Pada tahun 1969, nama API diubah
menjadi Lembaga Perhubungan Udara (LPPU) dan pada tahun 1978, nama LPPU
juga diganti menjadi Pendidikan Latihan Penerbangan(PLP). Nah, baru pada tahun
2000, sekolah tinggi ini berganti nama menjadi STPI. Kampus STPI terletak di
dalam kompleks bandar udara Budiarto meliputi empat desa yaitu Serdang Wetan,
Rancagong, Kamuning dan Palasari Kecamatan Legok Kawedanan Curug
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten yang luasnya sekitar 545 hektar.
Program studi yang diselenggarakan di STPI terdiri atas dua kelompok utama yaitu
diklat awal (program diploma) dan diklat khusus (keahlian). Diklat awal
dilaksanakan berdasarkan satuan kredit semester mulai dari satu tahun sampai
dengan empat tahun sedangkan diklat khusus (non diploma) mulai dari beberapa
hari sampai beberapa minggu atau bulan antara lain :
Tabel 2.3 Macam- macam Diklat
No
DIKLAT
1. Penerbang
-Penerbang sayap tetap
-Penerbang
Sayap
Putar
-Operasi Pesawat
Udara
2. Teknik Penerbangan
-Teknik Pesawat
Udara
-Teknik Radio/
Navigasi Udara
-Teknik Listrik Bandar
Udara
-Teknik Mekanikal
Bandar Udara
-Teknik Bangunan dan
Landasan
3. Keselamatan
Penerbangan
-Pemandu Lalu Lintas
Udara
JENJANG
D-II, III
dan IV
D-II & DIII
D-III
PERSYARATAN
SMA A1, A2 /IPA/ MA
A1,A2,A3,STM
Listrik/Mesin/Elektronika,SMT
Penerbangan
SLTA atau yang sederajat
D-II, III
dan IV
D-I, II, III
dan IV
D-I, II, III
& IV
D-II dan
III
D-II dan
III
SMA, A1,A2,/ IPA/ MA A2,
A3
STM Listrik/ Mesin/
Elektronika, SMT Penerbangan
s.d.a
SMA A1,A2/ IPA
MA A2,A3
STM Listrik/ Mesin
SMT Penerbangan
D-II, III,
& IV
D-II dan
III
SMA A1,A2/ IPA
MA A2,A3
SLTA/Sederajat
31
Universitas Sumatera Utara
-Penerangan
Aeronautika
-Komunikasi
Penerbangan
-Pertolongan
Kecelakaan
Penerbangan
4. Manajemen
Penerbangan
-Administrasi
Perhubungan Udara
-Operasi Bandar Udara
-Angkutan Udara
Niaga
Diklat Khusus
D-II
D-II dan
III
D-III
D-III
D-III
No
DIKLAT
1. Pendidikan Penerbang
Comersial Pilot License (Non Diploma)
Airline Transport Pilot License (ATPL) Ground
Matrikulasi (untuk PNB lulusan LN)
Flight Instructor
Flight Operation Officer
2. Teknik Penerbangan
Ahli Perawatan Pesawat Udara (APPU)
Airframe and Power Plant (A&P)
Basic Aircraft Mechanics (BAM)
Basic Aviation Technical Knowledge (BATK)
Sheet Metal
Digital Technique
Radar Technique
3. Keselamatan Lalu Lintas Udara
ATC Radar
ATC Automation
PANS-OPS
Company Aviation Information Service
Briefing Practice
Basic Fire Fighting
Advanced Fire Fighting
Type Rating (Driving)
LAMA
12 – 18
bulan
3 bulan
1 – 3 bulan
3 bulan
3 bulan
2 – 3 bulan
2 – 3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
4 minggu
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 minggu
Sumber : Jurnal STPI
32
Universitas Sumatera Utara
Kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
STPI Curug mengacu pada standar nasional Departemen Pendidikan Nasional RI
dan Internasional Civil Aviation Organization (ICAO).
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan STPI Curug
Jurusan Penerbangan Ruang Kelas
Laboratorium
9 ruangan
Radio
Aircraft
Telephony
link
dan
simulator
jenis TB-10, Sundowner
dan TB-700
Jurusan
Teknik Ruang Kelas
Penerbangan
Laboratorium
Jurusan Keselamatan Ruang Kelas
Penerbangan
Jurusan
Laboratorium
Manajemen Ruang Kelas
Penerbangan
Laboratorium
13 ruangan
Bengkel dan laboratarium
sheet metal
General Workshop
Gas turbine
R. Gambar
Instrument
Hydraulic
Welding
Elektronika,
Digital dan analog,
DME, VOR, Tx/Rx,
Mesin listrik
Instrumen listrik
Sistem
pendingin,
penerangan
bandara,
instalasi, fisika, komputer,
baterai, genset otomatis
15 ruangan
ATC simulator, Junior
ATC laboratory, Senior
ATC laboratory, ATC
radar
laboratory,
Kendaraan
PKP-PK,
AMSS laboratory, dan
Computer Laboratory
5 ruangan
Laboratorium komputer
33
Universitas Sumatera Utara
Sarana dan Prasarana
No.
Fasilitas
Kapasitas
1.
Gedung Utama
206 pegawai
2
Laboratorium Bahasa Inggris
30 orang
3
Auditorium
200 orang
4
Asrama
1117 orang
5
Perpustakaan
40 orang
6
Ruang Makan
450 orang
7
Rumah Sakit
20 tempat tidur
8
Fasilitas Olahraga :
e. Lapangan Basket
1 lapangan
f. Lapangan Voli
3 lapangan
g. Lapangan Tenis
2 lapangan
h. Lapangan Sepak bola
1 lapangan
i. Kolam renang
Ukuran Olympic
j. Lapangan Badminton
2 lapangan
k. Gedung Serbaguna
500 orang
l. Tenis Meja
6 meja
m. Kebugaran
1 set ( 8 macam)
9
Mesjid
600 orang
10
Gereja
50 orang
11
Kendaraan
13( besar ) + 8 (
kecil)
12
Instalasi Air
600 m2
13
Pembangkit Listrik
700kV
14
Mess
48 rumah
Perumahan
139 rumah
15
Latihan Outbond
1 set
16
Hangar
2
buah @ 8 pesawat
34
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas Laboratorium / peralatan
Jurusan Penerbangan
Gambar 2.8 Ruang Kelas
Sumber : Internet
Gambar 2.9 Aircraft Simulator
Sumber : Internet
Gambar 2. 10 Simulator Kelas
Sumber : Internet
35
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Radiotelephony
Sumber : Internet
Jurusan Teknik Penerbangan
Gambar 2.12 Ruang Kelas
Sumber : Internet
Gambar 2.13 Sheet Metal Shop
Sumber : Internet
36
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 Hydraulic Shop
Sumber : Internet
Gambar 2.15 Welding Shop
Sumber : Internet
Gambar 2.16 Aircraft Shop
Sumber : Internet
Gambar 2. 17 Electrical Shop
Sumber : Internet
37
Universitas Sumatera Utara
Jurusan Keselamatan Penerbangan
Gambar 2.18 ATC Lab
Gambar 2.19 Junior ATC Lab
Gambar 2. 20 Wet Drill
Gambar 2.21 Radar Lab
38
Universitas Sumatera Utara
Jurusan Manajemen Penerbangan
Gambar 2.22 Lab Komputer (CBT Lab)
Gambar 2.23 X- ray Cargo
Gambar 2.24 X-Ray Simulator
Gambar 2.25 Lab Bahasa
39
Universitas Sumatera Utara
2.2.10.2 SIA Centre
Di sinilah tempat 6000 kru datang dan mendapatkan pelatihan mereka. Ruang
besar pada atrium merupakan tempat awak kabin belajar dan di beri pelatihan ulang
tentang prosedur keselamtan.Replika merupakan gabungan dari pesawat boeing
777 pada bagian depan dan Airbus A380 di bangian belakang.Replika ini berguna
untk
memberikan
pelatihan
kepada
pramugara-pramugari
mengevakuasi
penumpang dengan meluncur.
Gambar 2.26 SIA Center
Gambar 2.27 Hanggar
Gambar 2.28 Emergency Escape Training
40
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.29 Flight Simulator
Pada replika pesawat dapat diberikan asap untuk pelatihan kondisi keadaan
darurat. Dan terdapat panel untuk para instructure mengatur scenario.Pada Bagian
lain terdapat kolam yang besar yang berguna untuk pelatihan darurat mendarat di
air.Kolam tersebut memiliki mesin ombak yang dapat diatur kekuatannya.Dengan
kedalaman kolan 3 meter, dapat menampung sebuat rakit.
Gambar 2.30 Kontrol Mock up
Untuk program pelatihan pramugari terdapat replika pesawat yang
lain.Disini para pramugara-pramugari mendapatkan pelatihan pelayanan kepada
penumang. Para peserta latihan juga diajarkan bagaimana cara berjalan yang
baik,plating makanan, menyuguhkan makanan dan latihan menata rias sesuai
standar maskapai penerbangan.
Sebelum menuju mesin simulator para pilot pemula selalu berlatih sistem
pesawat di mesin MTFD dahulu.Selanjutnya para penerbang berlatih di mesin
simulator, dengan kecanggihan mesin tersebut peserta akan meresakan sensasi
terbang dengan pesawat sesungguhnya.
41
Universitas Sumatera Utara
2.3 Lokasi Perancangan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai lokasi proyek, yang terdiri dari kriteria
pemilihan lokasi proyek, alternatif pemilihan lokasi dan deskripsi lokasi sebagai
tapak rancangan.
2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Bangunan sekolah tinggi penerbangan yang direncanakan merupakan fasilitas
umum . Oleh karena itu diperlukan kriteria lokasi sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sumber : Pribadi
42
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Alternatif Pemilihan Lokasi
2.3.2.1 Tinjauan Umum
Lokasi perancangan berada di sekitar kawasan aerotropolis Bandara
Kualanamu Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kawasan aerotropolis yang telah direncanakan oleh PT. Angkasa Pura II
merupakan Kec. Beringin dan Kec. Pantai Labu, Kab. Deli Serdang
Gambar 2.31 Peta Lokasi
Sumber : Olah Data Primer
Lokasi untuk Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia sebaiknya berada berdekatan
dengan bandara Kualanamu untuk menunjang kegiatan sekolah penerbangan. Di
sekitar kawasan bandara, tepatnya Kecamatan Pantai Labu dan Beringin telah
direncanakan untuk menjadi kawasan Aerotropolis dengan berbagai fungsi industri
dan komersil , sehingga kecamatan Batang Kuis menjadi potensi untuk lokasi
sekolah dengan kepadatan yang masih rendah dan lahan yang luas
43
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.32 Kecamatan Deli Serdang
Sumber : Olah Data Primer
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Kualanamu & Sekitarnya
tahun 2025, kawasan Kualanamu dibagi menjadi beberapa bagian dengan fungsi
yang mendukung. Rencana Tata Ruang ini menjadi acuan untuk membangun
proyek sesuai dengan fungsi dan zonasi yang telah ditentukan di dalam Deli
Serdang
Gambar 2.33 Rencana Tata Guna Lahan Deli Serdang
Sumber : Olah Data Primer
44
Universitas Sumatera Utara
Alternatif lokasi berada di dalam kawasan perumahan dan pendidikan serta
berdekatan dengan hutan kota.
Berdasarkan pertimbangan hubungan fungsional antar komponen. Pembagian
zona dibagi dalam 3 kelompok tersebut , adalah :
Kelompok 1 teridiri dari RTH, Rekreasi terbuka dan Olaharaga (ring I)
Pada Kelompok I seluruhnya digunakan untuk RTH, Rekreasi Terbuka dan
Olahraga. Rekreasi terbuka dan olahraga pada sisi kiri dan kanan jalan arteri,
sedangkan RTH pada sisi sebelah barat dari landasan.
Kelompok II terdiri dari Rumah Sakit, Perdaganagan, Jasa Komersial
Perumahan, dan Komponen Pelengkap. (ring II)
Pada kelompok II digunakan untuk komponen yang berhubung langsung
dengan aktivitas bandara seperti Rumah Sakit, Perdaganagan, Jasa Komersial,
Perumahan, dan Komponen Pelengkap. Penempatan rumah sakit di sisi jalan arteri
agar mudah dijangkau dan berdekatan dengan Bandar udara yang bertujuan
mengantisipasi korban kecelakaan penerbangan.
Kelompok III terdiri dari Perkampungan dan Fasilitas Perkotaan (ring III)
Pada kelompok III dialokasikan untuk perkampungan dan fasilitas perkotaan
untuk melayani dan memenuhi kebutuhan penduduk sekitarnya.
Tabel 2.6 Tata Guna Lahan berdasarkan Ring Kawasan
Komponen
Ring
Keterangan
RTH
1
RTH berfungsi sebagai peredam kebisingan
yang ditimbulkan oleh bandar udara dan
dapat sebagai lahan cadangan untuk
mengantisipasi
apabila
dibutuhkan
pengembangan lahan bandar udara.
Rekreasi Terbuka dan
1
Diletakkan di luar perpanjangan landasan
Olahraga
karena berhubungan dengan aktivitas
manusia sehingga tidak berpengaruh
terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh
bandar udara.
Perumahan, Apartemen,
2
Diperuntukkan bagi karyawan bandar udara
dan Asrama
dan para pengguna jasa angkutan udara.
Rumah Sakit
2
Diletakkan pada ring 2 untuk mengurangi
kebisingan dan untuk mengantisipasi
apabila
terjadi
korban
kecelakaan
penerbangan.
45
Universitas Sumatera Utara
Jasa Komersial
2
Perdagangan
2
Komponen Penunjang
Fasilitas
Pelayanan
Masyarakan Perdagangan
2,3
3
Pendidikan
2,3
Kesehatan
Peribadatan
3
2,3
Untuk melayani kebutuhan para pengguna
jasa angkutan udara sehingga dapat
menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Untuk melayani kebutuhan para pengguna
jasa angkutan udara, karyawan bandar
udara, dan masyarakat sekitar bandar udara.
Tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas
bandar udara hanya sebagai pelengkap saja.
Disesuaikan dengan perkampungan yang
dipindahkan ke ring 3, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya tetapi
hanya skala lingkungan.
Pada ring 2 dan ring 3 ada perumahan dan
perkampungan.
Melayani kebutuhan pendudukan setempat.
Melayani kebutuhan ibadah bagi penduduk
di sekitar bandar udara dan para pengguna
jasa angkutan udara.
Sumber : RTRK Deli Serdang
Gambar 2.34 Zona KKOP
Sumber : Olah data primer
Sesuai dengan Rencana Tata Guna Lahan Deli Serdang dan kawasan
KKOP, zona Ring 2 dan 3 merupakan kawasan pendidikan dan perumahan dengan
2 alterntif lokasi yang paling mendekati dengan bandara dan memiliki akses yang
mudah dicapai.
46
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. 35 Alternatif Lokasi
Sumber : Olah data Primer
Gambar 2.36 Zona Ring 2
Sumber : Pribadi
Pertimbangan lokasi A :
- Lokasi kawasan A memilki jarak paling dekat dengan bandara ditinjau dari ring 2
KKOP
- Jalur akses utama menuju bandara
- Berkepadatan rendah
- Sudah memiliki akses eksisting
Pertimbangan lokasi B :
- Lokasi kawasan B memiliki jarak paling dekat dengan bandara ditinjau dari ring
47
Universitas Sumatera Utara
2 KKOP
- Jalur akses yang masih dalam pembangunan
- Bukan lah jalur utama menuju bandara
Maka, Lokasi kawasan site yang tepat untuk Sekolah Tinggi Aviasi
Indonesia merupakan kawasan A dengan adanya jalur eksisting dan jarak dengan
bandara yang lebih terjangkau dari pada kawasan B
Gambar 2.37 Zona Ring 2
Sumber : Pribadi
Alternatif Lokasi
Gambar 2. 38 Alternatif Lokasi
Sumber : Google
48
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Alternatif Lokasi Site
Sumber: Olah Data Primer
Berdasarkan KRITERIA penilaian , site yang dipilih adalah SITE 1. Dengan
pertimbangan fungsi sekolah yang lebih mengacu pada lokasi dengan kebisingan
rendah dan akses yang baik.
49
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Deskripsi Lokasi sebagai Tapak
Gambar 2. 39 Lokasi Site
Sumber : Pribadi
o
Kasus Proyek : Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia
o
Lokasi : Jl. Lingkungan , kec. Batang Kuis
o
Luas lahan : 3 ha
o
Kondisi eksisting : Rumah warga ,dan lahan kosong
o
Batas Site :
Timur – Lahan Kosong
Barat
– Jl. Lingkungan II
Selatan – Jl. Lingkungan I
50
Universitas Sumatera Utara
Utara
o
- Lahan Kosong
Peraturan : GSB sekolah = min 10 m, GSS sekolah = min 4m
KDB = 70%
o
Kontur : Relatif Datar
o
Ktinggian maksimum : 11 lantai
o
Potensi Site : - Terletak dekat dengan bandara
- Kemudahan akses untuk mencapai jalan primer bandara
-Lokasi yang masih memiliki lahan luas
- Memilki tingkat kebisingan yang rendah karna berada pada
lokasi jalan lingkungan
2.3.4 Area Pelayanan
Gambar 2. 40 Pelayanan Sekolah Tinggi Penerbangan
Sumber : Internet
Area Pelayanan Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu mencakup satu
wilayah negara Indonesia, dimana mahasiswa bisa berasal dari kota dan wilayah
mana saja. Selain itu, secara khusus, area pelayanan sekolah tinggi penerbangan
juga mencakup 5 wilayah sekitar ,yaitu : Medan, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan,
Lubuk Pakam, Perbaungan dan Pantai Labu.
51
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.41 Pelayanan terhadap wilayah sekitar
Sumber : Olah Data Primer
2.3.5 Status kepemilikan, nilai lahan, dan peraturan
Sesuai
dengan
PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN
DELI
SERDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN TERTENTU
Bagian Kelima
Fungsi Bangunan
Pasal 17
Fungsi bangunan meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bangunan gedung dengan fungsi
utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi
a. Bangunan pelayanan pendidikan : sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan, sekolah tinggi/universitas, sekolah luar biasa;
b. Bangunan pelayanan kesehatan : puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, rumah
sakit;
c. Bangunan kebudayaan : museum, gedung kesenian, dan sejenisnya;
d. Bangunan laboratorium;
e. Bangunan pelayanan umum : stadion, hall untuk kepentingan olah raga, dan
sejenisnya.
Bagian Kesembilan
Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
Pasal 21
(1) Persyaratan tata bangunan meliputi peruntukan lokasi dan intensitas bangunan.
52
Universitas Sumatera Utara
(2) Intensitas bangunan pada kawasan yang akan dibangun sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi kepadatan, ketinggian dan jarak bebas/sempadan bangunan.
(3) Kepadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Koefisien Daerah Hijau
(KDH).
Bagian Kesepuluh
Koefisien Dasar Bangunan
Pasal 22
(1) KDB ditentukan dengan mempertimbangkan perkembangan kawasan,
kebijaksanaan intensitas pembangunan, daya dukung lahan/lingkungan, serta
keseimbangan dan keserasian lingkungan.
(2) Besarnya KDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang.
(3) Besarnya KDB untuk setiap bangunan, apabila tidak ditentukan lain dalam
ketentuan tata ruang, ditentukan maksimum sebesar 70%.
(4) Besarnya KDB untuk bangunan dengan fungsi industri termasuk pergudangan,
apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, ditentukan maksimum seb
(5) Bupati, atas dasar pertimbangan Kepala Dinas, dapat memberikan dispensasi
penambahan intensitas, dengan ketentuan penambahan intensitas tersebut kurang
dari 10% (sepuluh per seratus) dari yang ditetapkan dalam ketentuan tata ruang dan
tidak berkaitan dengan perubahan pemanfaatan lahan sebelumnya serta perubahan
ketentuan teknis lainnya.
Koefisien Lantai Bangunan
Pasal 23
(1) KLB ditentukan dengan mempertimbangkan daya dukung lahan/lingkungan,
keseimbangan dan keserasian lingkungan, serta keselamatan dan kenyamanan
bangunan.
(2) Luas Lantai bangunan dihitung dari garis sumbu (as) dinding/kolom.
53
Universitas Sumatera Utara
(3) Besarnya KLB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang.
Bagian Kedua Belas
Koefisien Daerah Hijau
Pasal 24
(1) KDH ditentukan dengan mempertimbangkan daya dukung lahan/lingkungan,
serta keseimbangan dan keserasian lingkungan.
(2) Besarnya KDH ditetapkan sesuai dengan peruntukan dalam ketentuan tata
ruang.
(3) KDH minimal 10% pada daerah padat/sangat padat, dan meningkat setara
dengan naiknya ketinggian bangunan dan berkurangnya kepadatan wilayah.
(4) Untuk perhitungan KDH secara umum, digunakan rumus : 100 % - (KDB +
20% KDB).
Bagian Ketiga belas
Garis Sempadan Bangunan
Pasal 25
(1) GSB ditetapkan untuk memperoleh keteraturan dalam tata letak bangunan, baik
terhadap jalan maupun antar bangunan, serta untuk mengurangi resiko kebakaran,
pengaturan sirkulasi udara dan sinar matahari serta kebebasan ruang gerak halaman.
(2) Besarnya GSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang.
(3) Apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, besarnya GSB adalah
sebagai berikut :
a. Untuk daerah disepanjang jalan, GSB adalah separuh lebar daerah milik jalan
(damija) ditambah 1 (satu) meter, dihitung dari tepi batas persil/kavling;
b. Untuk jalan yang telah direncanakan pelebaran, GSB adalah separuh lebar daerah
milik jalan (damija) ditambah 1 (satu) meter, dihitung dari tepi batas persil/kavling
yang terkena rencana pelebaran;
54
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tinjauan Kelompok & Pelaku Kegiatan
2.4.1 Deskripsi pengguna
Pengguna dari Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu Indonesia dapat
digolongkan menjadi :
Kelompok Kegiatan Pimpinan
Adalah kelompok pelaku kegiatan yang memimpin Sekolah Tinggi Aviasi
Indonesia besertapembantu kepala yang membawahi bidang masing-masing antara
lain:
- Kepala Sekolah Tinggi Penerbangan
- Sekretaris Sekolah Tinggi Penerbangan
- Pembantu Kepala I Bidang Akademik dan Staff
- Pembantu Kepala II Bidang Administrasi Umum dan Staff
- Pembantu Kepala III Bidang Kemahasiswaan dan Staff
Kelompok Kegiatan Pendidikan
a. Kelompok kegiatan pendidikan meliputi:
- Kepala Jurusan Penerbang
Orang yang ditunjuk karena kemampuannya di bidang pendidikan penerbang untuk
memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap berlangsungnya
kegiatan di jurusan penerbang
- Kepala Jurusan Teknik Penerbangan
Orang yang ditunjuk karena kemampuannyadibidang pendidikan teknik perawatan
pesawat terbang untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP
terhadap berlangsungnya kegiatan di jurusan Teknik penerbangan.
- Kepala Jurusan Keselamatan Penerbangan
Orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pengaturan lalulintas
udara untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap
berlangsungnya kegiatan di jurusan keselamatan penerbangan. Kepala jurusan
keselamatan penerbangan dapat dipilih dari praktisi professional maupun tenaga
pendidik yang berkompeten dalam bidang pendidikan keselamatan penerbangan.
- Kepala Jurusan Manajemen Penerbangan
55
Universitas Sumatera Utara
Orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pendidikan manajemen
penerbangan untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap
berlangsungnya kegiatan di jurusan manajemen penerbangan.
Kelompok Kegiatan Penunjang Pendidikkan
Adalah pihak-pihak yang menunjang berlangsungnya kegiatan pendidikan di
Sekolah Tinggi Penerbangan. Kedudukan dari kelompok kegiatan ini adalah berada
dibawah Ketua Sekolah Tinggi dan Kepala Jurusan yang menangani administrasi
dan teknis operasional yang menunjang kegiatan utama dalam akademi.
Adapun kelompok kegiatan penunjang antara lain:
- Kepala unit asrama dan staff
- Kepala perpustakaan dan staff
- Kepala unit kesehatan dan staff
- Kepala unit laboratorium dan staff
- Kepala unit workshop dan staff
- Kepala unit fasilitas umum dan staff
- Kepala unit Olahraga dan Seni
Kelompok Kegiatan Akademik
- Taruna (Mahasiswa/i)
- Dosen
Kelompok Kegiatan Servis
-
Security
-
Cleaning Service
-
Staff pengelola
2.4.2 Deskripsi Kegiatan
2.4.2.1 Jenis Kegiatan
Dalam sekolah tinggi penerbangan, terdapat 2 kegiatan secara garis besar,
yaitu:
56
Universitas Sumatera Utara
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama yang ada dalam institusi ini adalah kegiatan pendidikian yaitu
proses terjadinyakegiatan belajar dan mengajar atau interaksi pembelajaran antara
pelajar dan pengajar. Kegiatanpembelajaran ini juga dibagi dalam dua metode
pembelajaran yaitu : pembelajaran teori berupa kuliahyang diadakan dalam ruang
kelas (class theory). Metode pembelajaran yang lain adalah denganpraktek
langsung ke lapangan baik dilakukan secara indoor (laboratorium dan workshop /