BAB I PENDAHULUAN - STTU Apartemen

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Keberadaan permukiman kumuh dan rendahnya aksesibilitas kaum miskin

untuk mendapat hunian yang layak, memang merupakan masalah yang terdapat di

kota-kota di Asia, tak terkecuali di Indonesia. Daya tarik kota sebagai pusat

kegiatan ekonomi, perdagangan dan jasa, menyebabkan hadirnya tingkat migrasi

desa-kota yang tidak mampu diakomodasi dengan jumlah perumahan layak huni

bagi warganya, sehingga seringkali kaum miskin menjadi kelompok yang

tersingkirkan dari persediaan hunian yang ada. Sedangkan Jutaan masyarakat di

kota Asia adalah penyewa. Rumah sewa mungkin hanya merupakan sebagian

jawaban bagi masalah perumahan perkotaan, namun ini adalah pilihan perumahan

yang penting – terutama bagi kaum miskin kota, dan khususnya dalam situasi saat

orang tak siap atau tak mampu membeli atau membangun rumah sendiri.

Sayangnya, pemerintah belum memberikan banyak dukungan bagi perbaikan

rumah sewa yang telah ada atau memperluas rumah sewa murah di daerah baru.

  Walaupun demikian, sejumlah besar masyarakat yang hidup di kota-kota

Asia terus memilih menjadi penyewa tinimbang membeli rumah yang mereka

tempati. Nyatanya jumlah orang yang hidup di kota sebagai penyewa justru

meningkat. Rumah sewa saat ini menempati proporsi besar pada persediaan

perumahan di banyak negara Asia – dan di negara-negara lain di seluruh dunia.

Perumahan sewa untuk warga berkemampuan dapat berbentuk apartemen mewah

atau kondominium kontrak di menara tinggi pusat kota, rumah deret, atau rumah

tunggal dengan berbagai bentuk dan ukuran.

  Apartemen merupakan salah satu dari rumah sewa yang mana sarana dan

bangunan umum ini dikelola dengan baik sehingga dapat dipergunakan dengan

optimal. Salah satu cara pengelolaannya yaitu kegiatan inspeksi secara berkala

terhadap keadaan bangunan yang kemungkinan dapat mengganggu keselamatan

penggunanya. Salah satu tempat yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan

penggunanya secara langsung adalah pemukian. Karena pemukiman merupakan

  

tempat tinggal yang ditempati dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan

tempat lainnya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kesehatan apartemen.

  Syarat-syarat apartemen sehat ada diantaranya tercantum dalam PP RI

No.4 Tahun 1988 tentang rumah susun, PerDa Kota Surabaya No.3 Tahun 2005

tentang rumah susun, serta UU RI No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Indikator-indikator dalam peraturan tersebut selanjutnya kami gunakan sebagai

indikator apartemen sehat yang kami sesuaikan dengan keadaan di daerah

tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas tata cara survey serta gambaran hasil

survey yang akan memperlihatkan derajat kelayakan Apartemen Cosmopolis.

1.2 Rumusan Masalah

  a. Bagaimana kondisi kesehatan lingkungan dan bangunan Apartemen Cosmopolis? b. Bagaimana kondisi kesehatan kamar/ruang hunian Apartemen Cosmopolis?

c. Bagaimana kondisi kesehatan fasilitas sanitasi Apartemen Cosmopolis?

  d. Bagaimana kondisi sarana prasarana Apartemen Cosmopolis?

  e. Apakah kondisi sanitasi Apartemen Cosmopolis tersebut memenuhi syarat sehat?

  1.3 Tujuan Mengetahui kondisi sanitasi dan lingkungan Apartemen Cosmopolis

dengan menggunakan indikator rumah susun/apartemen sehat dari peraturan-

peraturan pemerintah yang ada, antara lain PP RI No.4 Tahun 1988 tentang rumah

susun, PerDa Kota Surabaya No.3 Tahun 2005 tentang rumah susun, serta UU RI

No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

  1.4 Manfaat Memberikan informasi tentang kualitas sanitasi dan lingkungan sekitar

Apartemen Cosmopolis dengan menggunakan indikator apartemen sehat, serta

sebagai media pembelajaran dalam menilai sanitasi dan lingkungannya yang

tergolong sehat untuk dihuni.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  

2.1 Pengertian Apartemen, Sanitasi, Kesehatan Lingkungan dan Deskripsi

Apartemen Cosmopolis

  2.1.1 Pengertian Apartemen Apartemen, flat atau rumah pangsa merupakan sebuah model tempat

tinggal yang hanya mengambil sebagian kecil ruang dari suatu Suatu

gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit apartemen. Istilah

apartemen digunakan secara luas di Amerika Utara.

  Apartemen juga merupakan sebuah blok bangunan yang bagian dalamnya

diberi sekat-sekat hingga menjadi sejumlah ruang, yang disewakan atau

dipasarkan dengan sistem strata title. Strata title adalah hak milik atas satuan

rumah susun, bukan hak atas tanah tetapi berkaitan dengan tanah yang didalamnya

terdapat hak pemilikan bersama atas apa yang disebut bagian bersama, tanah

bersama, benda bersama.

  2.1.2 Pengertian Sanitasi Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih

dengan maksud mencegah bersentuhan langsung dengan kotoran dan

bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan manusia. Menurut Notoadmojo, sanitasi lingkungan

adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencangkup perumahan,

pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Sedangkan Menurut

WHO, sanitasi lingkungan adalah mengatur semua faktor lingkungan, baik

lingkungan fisik, biologi, sosial maupun ekonomi manusia yang mempunyai

pengaruh yang merugikan perkembangan fisik dan daya hidup manusia.

  2.1.3 Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan, Kesehatan lingkungan

adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis

yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya

realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia. Menurut Sumengen

Sutomo 1991, Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan

  

manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor

lingkunganyang dapat mengganggu kesehatan manusia.

  Sedangkan menurut Sudjono Soenhadji, 1994, Kesehatan lingkungan

adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan,keselarasan dan keserasian

lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan

pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman,

sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan,

sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Jadi, Kesehatan lingkungan adalah

suatu keseimbangan ekologis yang harus adaantara manusia dengan

lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

2.2 Deskripsi Apartemen Cosmopolis

  Lokasi Apartemen Cosmopolis adalah Jl Raya Arif Rahman Hakim

147 Surabaya. Dibangun oleh PT. Kreatifitas Putra Mandiri dengan jumlah lantai

adalah 6 lantai, dan dilengkapi fasilitas penunjang seperti taman, kolam renang,

gym, dan tempat parkir. Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal,

2007) Apartemen Cosmopolis termasuk kategori Walked-Up Apartemen.

Kategori Walked-Up berarti bangunan apartemen terdiri dari 3-6 lantai, terkadang

memiliki lift dan biasanya untuk golongan menengah keatas.

  Gambar 1. Lift sebagai sirkulasi vertikal di Apartemen Cosmopolis. Gambar 2. Koridor sebagai sirkulasi horizontal di Apartemen Cosmopolis.

  Gambar 3. Tempat Parkir di Apartemen Cosmopolis Apartemen Cosmopolis memiliki target sasaran untuk mahasiswa dan

keluarga menengah keatas dengan daya tarik lokasi yang strategis dekat dengan

Universitas UHT,ITS,dan Unair, dan juga dekat dengan pusat perbelanjaan dan

pusat kota.

2.3 Persyaratan kesehatan dan bangunan apartemen

  Persyaratan kesehatan dan bangunan apartemen menurut Peraturan

Pemerintah no.4 Tahun 1988 dan Undang-undang no.16 Tahun 1985 meliputi

parameter sebagai berikut :

  1. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.

  2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih.

  

3. Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal 10 m/ karyawan.

  4. Dinding bersih dan berwarna terang,permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.

  5. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,5 m dari lantai.

  6. Atap kuat dan tidak bocor.

  7. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.

2.4 Ketentuan kesehatan kamar/hunian

  Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Peraturan

Pemerintah no.4 Tahun 1988 dan Undang-undang no.16 Tahun 1985 adalah

sebagai berikut :

a. Umum 1. Setiap kamar / ruang di apartemen harus selalu dalam keadaan bersih.

  3. Bebas dari serangga dan tikus.

  b. Tidak berdebu atau berasap (kadar debu kurang dari 0,26 mg/m3).

  c. Mempunyai suhu 18-28 derajat C.

  d. Mempunyai kelembaban 40 ± 70 %.

  e. Tidak terdapat kuman alpha stretococus haemoliticus dan kuman pathogen.

  f. Kadar gas beracun tidak melebihi ambang batas.

  b. Khusus

  1. Kamar mandi- dinding, pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus dilengkapi dengan tirai yang tidak tembus sinar dari

  2. Tersedia tempat sampah yang cukup.

  4. Udara dalam kamar / ruang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Tidak berbau (terutama untuk H2S dan amoniak). luar.- Perbandingan dengan jumlah tempat tidur ´single´ (untuk satu orang)dengan luas lantai kamar tidur.

2. Ruang istirahat karyawan.

  a. Ruang karyawan wanita harus terpisah dengan ruang karyawan pria.

  b. Tersedia locker (lemari) yang aman untuk penyimpanan pakaian karyawan sesuai kebutuhan.

  c. Dilengkapi dengan kamar mandi, jamban dan peturasan yangterpisah antara pria dan wanita.

  3. Ruang pengelolaan makanan dan minuman harus memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  

4. Kamar lena harus tersedia lemari tertutup untuk penyimpanan lena.

  5. Ruang cuci tidak memungkinkan tercampurnya lena bersih dan kotor.

  6. Gudang

  a) Gudang untuk penyimpanan bahan makanan dan bahan berbahaya,alat kantor, alat rumah tangga dan lain-lain harus terpisah.

  b) Gudang untuk penyimpanan bahan makanan dan bahan berbahayaharus memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c) Dilengkapi rak-rak dengan tinggi minimal 20 cm dari lantai dan tangga serta peralatan lain sesuai kebutuhan.

2.5 Persyaratan Kesehatan Fasilitas Sanitasi

  a. Umum

  a. Tersedianya penyediaan air bersih

  b. Tersedianya pembuangan sampah

  c. Tersedianya P.T.A.L

  d. Tersedianya (PST dan BP) Pemberantasan serangga tikus dan binatang pengganggu e. Sanitasi perumahan pegawai apartemen

  b. Khusus a. Sanitasi kamar tamu apartemen

  b. Sanitasi kamar linen

  c. Sanitasi kamar uniform

  d. Sanitasi kamar jahit

  e. Sanitasi ruang binatu

  f. Ruang ornament

2.6 Persyaratan Kesehatan Sarana Penunjang

  Hal ini dilakukan agar barang – barang yang diperlukan mudah untuk dicari. Tempat penyimpanan peralatan atau perabotan apartemen dan tempat untuk penyimpanan peralatan dapur, kantin, serta peralatan lainnya harus dipisah.

  2. Ruang jemuran.

  Tempat menjemur pakaian sehingga tidak melakukannya di balkon yang dapat merusak pemandangan.

  3. Fitness center dan taman rekreasi Sebagai pusat kesehatan dan relaksasi.

  4. Catring makanan ataupun cafe, penyedia makanan bagi penghuni apartemen.

  Terdapat sarana penunjang di dalam ataupun di luar apartemen. Misalnya : 1. Gudang .

  6. Tempat jasa.

  7. Musholla ataupun mesjid.

  Tempat ibadah yang benar – benar khusus untuk ibadah.

  8. House keeping ( misal laundry dan cleaning ).

  Bertanggung-jawab atas pengaturan kegiatan kerumahtanggaan.

  9. Pelayanan Kesehatan 10. Mekanikal dan Elektrical.

  Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan bagi para penghuni apartemen bila dibutuhkan.

  11. Security .

  Bertanggung jawab atas keamanan penghuni bangunan.

  5. Mini market.

  12. Area Parkir.

  13. Tempat pembuangan sampah.

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian dalam observasi Apartemen Cosmopolis, Surabaya adalah:

3.1 Lembar observasi

  Lembar observasi yang dipergunakan disusun berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No: 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun. Undang-

undang Republik Indonesia No: 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun. Undang-

undang Republik Indonesia No:28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Lembar observasi menilai apartemen berdasarkan Persyaratan Sarana Penunjang.

Persyaratan Kesehatan Fasilitas Sanitasi, Persyaratan Kesehatan Kamar / Ruang

Hunian, Persyaratan Kesehatan Lingkungan & Bangunan. Masing-masing bagian

memiliki bobot kepentingan yang berbeda dan pada masing-masing bagian

terdapat sub-sub bagian yang memiliki nilai maksimal yang berbeda. Bobot di

tentukan berdasarkan pengaruhnya terhadap kesehatan, yakni sebagai berikut: 10% = berpengaruh kecil terhadap kesehatan

  20% = berpengaruh besar terhadap kesehatan Sedangkan untuk penilaian pada kolom nilai observasi bersifat subyektif

dilakukan oleh para penilai yang didasarkan pada obyek yang dinilai. Cara

penilaiannya dengan melihat kesesuaian antara obyek yang dinilai dengan kolom

indicator penilaian, apabila obyek yang diamati sesuai dengan salah satu yang ada

di kolom indicator penilaian maka nilai observasinya sesuai dengan yang

tercantum di kolom nilai maksimalnya sub bagian tersebut. Penghitungan skor

dengan mengalikan bobot dan nilai observasi, secara sistematis dirumuskan

sebagai berikut: Skor = bobot x nilai observasi

Skor akan dijumlah dan dibandingkan dengan skor standar untuk menarik

kesimpulan kategori sanitasi dari apartemen yang diobservasi. Kategori sanitasi

untuk apartemen dibedakan menjadi 2, yakni: Sanitasi Apartemen Memenuhi Syarat : 235-315

  Sanitasi Apartemen Tidak Memenuhi Syarat : < 235 Secara sistematis, penilaian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Masing-masing indicator dinilai

  2. Menghitung skor pada masing-masing indicator dengan mengalikan bobot dengan nilai observasi

  3. Menjumlah skor pada tiap penilaian (Persyaratan Sarana Penunjang.

  Persyaratan Kesehatan Fasilitas Sanitasi, Persyaratan Kesehatan Kamar /

Ruang Hunian, Persyaratan Kesehatan Lingkungan & Bangunan.)

  4. Menghitung skor yang diperoleh

  5. Membandingkan hasilnya dengan klasifikasi sanitasi apartemen termasuk kategori apartemen sehat atau apartemen kurang sehat atau apartemen tidak sehat.

3.2 Pelaksanaan

  Observasi dilaksanakan satu hari pada hari sabtu tanggal 10 November

2012 bertempat di Apartemen Cosmpolis Jalan Raya Arif Rahman Hakim 147,

Keputih, Sukolilo, Surabaya. Observasi dimulai pukul 10.00 WIB. Observasi ini

dilakukan oleh satu kelompok (kelompok 2) secara bersama.

3.3 Alat Pendukung

  Untuk mendukung pelaksanaan observasi ini, kami menggunakan beberapa alat pendukung, yakni: a. Meteran bangunan Meteran digunakan untuk mengukur panjang bangunan. Misalnya mengukur luas kamar mandi, dan lain-lain.

  b. Kamera digital Kamera digunakan untuk mendokumentasikan hal-hal yang penting dari observasi kami.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lingkungan Apartemen

  a. Lokasi Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa lokasi apartemen sangat strategis karena berada di jalur kendaraan umum. Dari segi kenyamanan juga sangat nyaman karena tidak rawan banjir dan jauh dari TPA. Karena berada pas didepan jalan raya, maka kondisi lingkungan di apartemen agak bising. Lingkungan di dalam lingkup apartemen sudah asri karena terdapat RTH dan bersih dari sampah dan sumber/sarang vektor penyakit.

  b. Bangunan Apartemen Cosmopolis dilengkapi oleh lift dan tangga sebagai akses vertikal, dan koridor sebagai akses horizontal. Keadaan lantai disana bahannya kuat, rata, tidak licin, dan kedap air. Pencahayaan di apartemen menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Pada saat siang hari menggunakan pencahayaan alamai kare disetiap hunian ada jendela yang menghadap outdoor, sedangkan pada saat malam hari menggunakan cahaya lampu. Secara keseluruhan kondisi bangunan di Apartemen Cosmopolis sudah sangat baik dengan adanya maintenance dari pihak managemen.

  Gambar 4. Jendela yang menghadap outdoor

  Gambar 5. Koridor Apartemen

  c. Kondisi Ruangan Secara keseluruhan kebersihan/tata letak dalam ruangan apartemen sudah

cukup baik, dan rapi, terdapat exhaust alami dan buatan. Namun disini setelah

kamar apartemen dibeli oleh pembeli, kebersihan dan kerapian apartemen menjadi

tanggungjawab pembeli. Pihak management menyediakan jasa cleaning servis,

loundry dan maintenance bila pembeli ingin memakai jasa CS tetapi harus

membayar. Kebisingan didalam ruangan apartemen dinilai tidak terlalu bising,

karena gedung apartemen dan jalan raya jaraknya cukup jauh. Dalam pengukuran

kebisingan ini, kelompok kami tidak menggunakan alat pengukur melakinkan

hanya dengan menggunakan pendapat dari penghuni dan faktor kebisingan seperti

letak rumah dari jalan raya.

4.2. Sarana Sanitasi Apartemen

  4.2.1. Sarana air bersih Indikator sarana air bersih yang kami gunakan adalah kualitas air berdasarkan pemerikasaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah pemeriksaan mengenai bau, rasa, warna, kekeruhan dari air yang ada di dalam tangki. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di apartemen Cosmopolis, kualitas air yang tersedia telah memenuhi persyaratan fisik karena. Air yang disediakan oleh pihak manajemen apartemen Cosmopolis

memiliki rasa tawar, tidak berbau dan memiliki warna yang jernih.

Indikator lain yang kami gunakan adalah kuantitas ketersedian air. Berdasarkan hasil tanya langsung kepada pihak manajemen apartemen Cosmopolis, diketahui penggunaan air secara keseluruhaan dapat memenuhi kebutuhan penghuni dan jarang sekali terjadi kekurangan air atau air tersumbat. Penempatan kran air merata di beberapa sudut lokasi apartemen seperti di toilet, taman, lobby depan dan beberapa fasilitas umum lainnya.

  4.2.2. Saluran pembuangan air limbah Untuk saluran pembuangan air limbah, kami menggunakan indikator ada tidaknya saluran pembuangan air limbah. Saluran pembuangan air limbah termasuk juga saluran pembuangan air hujan yang terpisah satu sama lain. Saluran air berupa pipa yang berada di atap untuk menampung dan mengalirkan air. Pada apartemen Cosmopolis, saluran pembuangan air hujan ini berbentuk pipa yang biasanya berada di dekat jendela mereka. Saluran pembuangan air hujan ini pada awalnya terpisah dengan saluran pembuangan air limbah, namun ketika sampai ke bawah, saluran ini akhirnya tercampur dengan saluran pembuangan air limbah. Lapisan saluran ini merupakan bahan kedap air sehingga air dapat mengalir dengan lancar.

  4.2.3. Toilet Umum Beberapa indikator yang kami gunakan dalam penilaian toilet umum diantaranya adalah kebersihan, kemiringan, lantai kedap air dan pemisahan antara toilet laki-laki dan perempuan. Berdasarkan pemeriksaan yang telah kami lakukan, terdapat pemisahan antara toilet laki-laki dan perempuan serta aroma yang tercium wangi dan toilet dalam keadaan bersih. Pada bagian bawah toilet kemiringan lantai mengarah ke saluran pembuangan air limbah dan lantai kedap air.

  Gambar 6. Toilet umum Gambar 7. Toilet duduk

  4.2.4. Tempat Pembuangan Sampah Untuk tempat pembuangan sampah, kami menggunakan indikator ada atau tidaknya tempat sampah, ada atau tidaknya rodent atau binatang pengerat, frekuensi pengosongan tempat sampah serta tertutup atau tidaknya tempat sampah,. Tempat sampah yang tertutup akan mambantu menghalangi masuknya rodent ke tempat sampah dan mengotori tempat sampah, karena jika tempat sampah terbuka maka sampah yang ada dapat menarik rodent untu adatang adan pada akhirnya akan semakin mengotori tempat sampah. Apartemen Cosmopolis telah memiliki tempat sampah beberapa tempat umum seperti kolam renang, taman dan koridor. Tempat sampah yang telah disediakan berupa tempat sampah tertutup. Di tiap blok juga terdapat tempat penampungan sementara yang dikosongkan setiap pagi. Tempat sampah sementara diletakkan di depan koridor yang dikosongkan setiap paginya.

4.3. Sarana Penunjang

  a. Tempat ibadah Di apartemen Cosmopolis ini terdapat tempat ibadah (mushola) dengan

keadaan yang bersih, dan selalu terawat. Tempat ibadah ini juga

difungsikan /digunakan. Air yang ada di tempat ibadah ini pun

mencukupi /memadai.

  b. Tempat parkir Kondisi tempat parkir yang ada di apartemen ini bersih, dalam artian

tidak ada sampah yang berserakan. Tempat parkir yang ada tidak

memungkinkan terjadinya genangan air. Selain itu juga tempat parkir ini sangat teratur, luas memadai dan juga terdapat sistem pembagian roda 2 dan roda 4. Untuk pencahayaan yang ada di tempat parker agak redup karena berada di lantai bawah atau basement.

  c. Taman bermain Taman bermain di apatement ini yaitu kolam renang . dengan kondisi yang sangat bersih. Kolam renang ini terdapat fasilitas yaitu kamar ganti dan juga gazebo. Untuk aspek keamanan terutama anak kecil harus di damping orang tua masing-masing.

  Gambar 8. Taman dan kolam renang.

d. Penghijauan (RTH)

  

Penghijauan yang ada di apatemen ini sangat teratur dalam penataan

tanamannya. Hampir disetiap jalan atau koridor terdapat tanaman yang

sangat asri. Variasi tanamannya juga sangat banyak yang membuat

apartemen ini menjadi indah, sejuk.

  Gambar 9. Tumbuh-tumbuhan di halaman Apartemen Cosmopolis

  e. Alat pemadam kebakaran

Alat pemadam kebakaran yang ada di apartemen ini terdapat di setiap

sudut koridor/jalan , di tempat parkir dan juga kantor. Alat pemadam

kebakaran ini letaknya memang mudah di jangkau atau di capai oleh

umum kalo misalnya terjadi kebakaran. Namun sayang di alat pemadam kebakaran ini tidak terdapat cara penggunaannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan Dari hasil observasi kami mencangkup keseluruhan aspek sanitasi pada

Apartemen Cosmopolis, dapat kami simpulkan bahwa kondisi fisik, sarana

maupun prasarana apartemen memenuhi standar sanitasi dengan baik. Standar

sanitasi yang kami jadikan referensi adalah diantaranya UU RI No. 16 tahun 1985,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 tahun 1988, dan UU RI No. 28

tahun 2002.

  Skor rata-rata hasil observasi dari semua observer kelompok kami adalah 299. Berdasar kriteria skor sanitasi:

  • Sanitasi Apartemen Memenuhi Syarat : 235-315
  • Sanitasi Apartemen Tidak Memenuhi Syarat : < 235

    Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum sanitasi pada

    Apartemen Cosmopolis sudah memenuhi syarat.

  5.2 Saran Berdasarkan hasil perhitungan skor, Apartemen Cosmopolis termasuk

kategori sanitasi yang sehat dan memenuhi persyaratan. Namun problem

selanjutnya adalah, kebersihan dan sanitasi masing masing kamar yang menjadi

tanggungjawab setiap penghuni kamar apartemen tidak dapat dimaintenance oleh

pihak apartemen karena kamar tersebut sudah menjadi hak penghuni. Maka dari

itu disarankan agar pihak management melakukan himbauan-himbauan kepada

penghuni kamar Apartemen Cosmopolis untuk selalu menjaga kebersihan

kamarnya dan ditegaskan mengenai jasa cleaning service yang siap untuk

membersihkan ruangan apartemen apabila penghuni tidak sempat membersihkan

kamarnya. Disarankan juga kepada pihak managemen untuk melakukan

pengawasan terhadap ruangan apartemennya secara berkala, jadi apabila terdapat

kerusakan atau kondisi yang tidak sehat dapat langsung ditangani dan

maintenance dapat dilakukan.

  

LAMPIRAN I

  

INSTRUMEN PENILAIAN SANITASI LINGKUNGAN APARTEMEN

PENILAIAN OBSERVASI APARTEMEN

  1. Nama Apartemen : Apartemen Cosmopolis 2. Alamat : Jl Raya Arif Rahman Hakim 147 Surabaya.

  3. No. Telp : …..................................................................

  4. Nama Pimpinan Apartemen : …..................................................................

  5. Nama Pemeriksa : Kelompok 2

  No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

I. Persyaratan Kesehatan

  25 Lingkungan & Bangunan

A. Umum

  1. Lokasi  Strategis, dilewati jalur

  2

  2

  4

  a. Jarak kendaraan umum (misalnya angkot atau bus kota)

   Tidak dilewati jalur

  1 kendaraan umum

  3

  b. Kenyamanan  Jauh dari sumber

  2

  2 pencemaran dan tidak 2 rawan banjir

   Jauh dari sumber pencemaran tapi rawan banjir

  1 terkena  Berisiko pencemaran dan rawan banjir

  2

  4  Tidak pernah terjadi

  2 bencana alam dalam c. Bencana Alam kurun waktu 2 tahun

  ( ystem banjir, terakhir gempa bumi)

   Pernah terjadi bencana alam dalam kurun waktu

  1 1 tahun terakhir d. TPA  Tidak terletak dekat (500 m) dengan TPA / bekas TPA  Terletak pada bekas TPA  Terletak dekat (500 m) dengan TPA

  3

  1

  2 B. Konstruksi Bangunan

  4. Lantai

  a. Permukaan  Bahan kuat, Permukaan rata, Kedap air, Mudah dibersihkan.  Permukaan rata tapi tidak kedap air, Mudah dibersihkan.

   Permukaan tidak rata.

  3

  2

  1

  1

  3

  b. Kebersihan  Bersih, Tidak licin, Tidak lembab.

   Licin dan lembab

  2

  1

  1

  2

  1

  2

  2

  6

  1

  2

  6 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  2 Lingkungan  Bersih, tidak sebagai tempat bersarang serangga atau tikus, Ada RTH  Bersih, tidak sebagai tempat bersarang serangga atau tikus, Tidak Ada RTH

  2

  1

  3

  3. Bangunan

  b. Koridor  Ada (1 sisi, 2 sisi, > 2sisi)  Tidak Ada

  a. Pencapaian Lantai Vertikal

   Ada (Ekskalator/Tangga/ Lift)

   Tidak Ada

  2

  1

  1

  2

  5. Dinding a. Permukaan  Permukaan rata, Kedap air, Mudah dibersihkan.

   Permukaan rata tapi tidak kedap air, Mudah dibersihkan.  Permukaan tidak rata.

  1

  2

  1

  1

  2

  c. Kekuatan  Tidak ada rembesan air dan tidak berlubang/ retak  Ada rembesan air dan atau berlubang/ retak

  2

  1

  3

  2

  8. Pintu

  a. Kondisi  Dapat dibuka,ditutup dan dikunci dengan baik  Dapat mencegah masuknya binatang pengganggu

  3

  3

  1

  3

  b. Kondisi  Bersih  Ada sawang

  1

  3

  1

  2

  1

  1

  3

  b. Warna  Terang  Gelap

  2

  1

  2

  1

  6. Bahan Atap  Kuat, Tidak ada genangan air  Ada tempat genangan air

  2 1 1

  2 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  7 Langit-Langit

  a. Tinggi  Ada, tinggi ≥ 2.8 m  Ada, tinggi < 2.8 m  Tidak ada

  3

  2

  3

  9. Pencahayaan

  2

  Kesehatan Kamar / Ruang Hunian

  4 II. Persyaratan

  4

  2

  1

  2

  1

   Bila lubang penghawaan tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis  Tidak menjamin pergantian udara dengan baik

  a. Kondisi  Terang dan tidak menyilaukan

   Luas lubang ventilasi antara 5% - 15% dari luas lantai dan berada pada ketinggian minimal 2.10 meter dari lantai.

  10. Ventilasi  Sesuai dengan jumlah pengunjung terbanyak  Tidak Sesuai dengan jumlah pengunjung terbanyak  Dapat menjamin pergantian udara didalam kamar/ruang dengan baik.

  2 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  1

  1

  2

   Kurang Terang

   Ruang kegiatan dengan resiko tinggi > 300 lux  Ruang tamu > 60 lux  Lampu tidur > 5 lux

  30 A. Umum

  11. Kondisi Ruang

  3

  2

  6

  a. Kebersihan  Rapi, Tidak Pengab, Tidak Bau H2S dan Amoniak.

   Tidak tertata rapi, Kadar

  2 gas beracun tidak 1 melebihi nilai ambang batas. ystem

   Tidak pengab.

  2

  1

  2

  b. Tingkat Kebisingan  Tidak melebihi NAB

  • Kamar tidur < 40 Dba Kantor < 75 Dba -

  1 Dapur < 80 Dba (diukur menggunakan alat ukur intensitas suara Sound Level Meter)

   Melebihi NAB No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

B. Khusus

  12. Kantor

  3

  2

  6

  a. Kebersihan  Rapi, Tidak Pengab, Tidak Bau H2S dan

  2 Amoniak.  Tidak tertata rapi, Kadar gas beracun tidak

  1 melebihi nilai ambang batas.  Tidak ystem pengab

  3

  2

  4

  2

  b. Ventilasi  Ada Jendela, ber-AC

  2  Ada Jendela,tidak ber-AC  Tidak ada jendela, ber-

  1 AC  Tidak ada jendela dan tidak ber-AC

  13. Ruang Tidur a. Kebersihan  Peralatan bersih, ystem dan rapi.

   Peralatan kurang tertata rapi.

  1

  2

  1

  1

  2

  2

  2

  e. Toilet  Ada  Tidak ada

  2

  2

  2

  4 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  14. Ruang Istirahat Karyawan

  a. Kamar mandi  Ada kamar mandi terpisah antara pria dan wanita

   Ada kamar mandi tidak terpisah antara pria dan wanita  Tidak ada kamar mandi.

  3

  2

  1

  2

  1

  1

  2

  c. Suhu  < 18 o C  18-28 o

  1

  1

  2

  b. Luas Ruang Tidur  < 22 m 2

   > 24 m

2

  2

  1

  1

  C  > 28 o

  2

  C

  2

  3

  1

  1

  3

  d. Perlengkapan  Ada Tirai  Tidak Ada Tirai  Ada Selimut, Bantal, Guling.

   Tidak Lengkap  Tempat sampah kering  Tidak Ada tempat sampah

  6

  2

  2

  3

  2

  1

  3

  9

  b. Sumber Air  Sungai  Sumur  PDAM

  1

  2

  3

  6

  16. Kamar Mandi

  c. SPAL  Sarana pembuangan air limbah kedap air dan tertutup

   Tidak sesuai

  2

  1

  2

  4 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  d. Ketersediaan KM antara pria dan wanita  Memadai antara Pria dan wanita

  a. Pria

  2

  1

  a. Kebutuhan Air bersih  Memadai dan ystem  Cukup  Kurang

  1

  b. Kelengkapan ruang istirahat  Ruangan terpisah antara pria dan wanita  Ruangan tidak terpisah antara pria dan wanita

  a. Perlengkapan

  2

  1

  1

  2  Ada loker karyawan  Tidak ada loker karyawan

  2

  1

  1

  2

  15. Ruang Makan

   Bersih

  1

   Kotor

   Ada wastafel

   Tidak Ada wastafel

   Tertata rapi

  

Tidak Rapi

  2

  1

  2

  1

  2

  • 1 s/d 25 karyawan minimal 2 ruang, 1
jamban, 1 peturasan

  • 26 s/d 50 karyawan tersedia 3 ruang, 2 jamban, 3 peturasan
  • 51 s/d 100 karyawan minimal 5 ruang, 3

  1 jamban, 5 peturasan b. Wanita

  • 1 s/d 20 karyawan

  Minimal 1 ruang dan 1 jamban.

  • 21 s/d 40 karyawan minimal 2 ruang dan 2 jamban. 41 s/d 70 karyawan. - Minimal 3 ruang dan 3 jamban.

   Tidak Memadai

  17. Dapur

  a. Perlengkapan

  Ada tempat pencucian

  2

  1

  

peralatan kotor

  1 Tidak ada

    Ada tempat penyimpanan

  2

  

bahan makanan

  1 Tidak ada

   2

  1 Ada cerobong asap 

  Tidak ada

   2

  1  Ada tempat penyimpanan

  makanan panas dan dingin Tidak Ada

   < 27% dari luas bangunan

  1

  1

   >27% dari luas bangunan 

  b. Luas

  2 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  18. Gudang  Bersih, Rapi  Kotor, Tidak Rapi  Ada rak  Tidak Ada  Ada ventilasi  Tidak Ada  Gudang makanan dengan yang lain terpisah  Tidak terpisah

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2 III. Persyaratan

  Kesehatan Fasilitas Sanitasi

  1

  1

  2

  1

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  2

  2

  1

  2

  19. Ruang Cuci  Bersih  Kotor  Ada mesin cuci  Tidak Ada  Ada tempat cucian kering  Tidak Ada  Ada tempat mengeringkan cucian  Tidak Ada  Tidak memungkinkan tercampurnya baju bersih dan kotor  Memungkinkam tercampur baju bersih dan kotor  Lantai tidak licin  Lantai licin

  2

  1

  30

  20. Kualitas Air

  a. Syarat Fisik

  2

  2

  4  Jernih, Tidak keruh

  1  Kotor, keruh

  2  Tidak berbau

  4

  1  Berbau

  4

  2

  1  Rasa Tawar  Rasa tidak enak

  b. Syarat Kimia

  2

  2

  4

  1  Ph = 7 (netral)  Ph < 7 atau Ph > 7 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  c. Syarat Bakteriologis

  2

  2

  4  Tidak mengandung

  1 kuman penyakit  Mengandung kuman penyakit

  d. Syarat Radioaktif

  2

  2

  4  Dapat menghantarkan

  1 arus listrik  Tidak dapat

  21. Kuantitas Air

  2

  10

  20  Air memadai

   Minimal 750 lt/hr  Minimal 500 lt/hr  Minimal 300 lt/hr

  1  Minimal 150 lt/hr

   Air tidak memadai

  2

  20  Tersedia pada setiap

  1 tempat kegiatan  Tidak tersedia pada setiap

  20

  2 kegiatan

  1  Terhindar kontaminasi silang  Terkena kontaminasi silang

  22. Pembuangan air Limbah

  2

  3

  6

  1  Memiliki Spal

   Tidak Memiliki Spal  Air limbah mengalir dengan ystem  Air limbah tidak ystem  Spal Kedap air  Spal tidak Kedap air

  2

  8

  8 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  24. Kamar Mandi dan Jamban tamu  Bersih dan tidak berbau  Kotor, Bau  Letak tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar tidur.

   Letak berhubungan langsung dengan dapur, kamar tidur.  Tiap kamar terdapat kamar mandi dan jamban.  Minimal 1 kamar mandi untuk setiap 1 s/d 10 kamar.

  2

  1

  1

  8

  2

  1

  2

  1

  3

  6

  6

  12

  4

  2

  Spal  Toilet terpisah antara pria dan wanita  Toilet Tidak terpisah

  1

  2

  1

  6

  6

  23. Toilet Umum  Bersih dan tidak berbau  Kotor dan Bau  Lantai kedap air, tidak licin  Kedap air, Tidak licin  Kedap air, Licin  Lantai miring ystem

  Spal  Tidak miring ystem

  2

  1

  1

  3

  2

  1

  2

  1

  2

  6

   Lantai kedap air, Mudah dibersihkan.  Tidak kedap air

  26. TPS  Tidak permanen  Permanen  Tidak menjadi tempat perindukan serangga dan Binatang pengerat  Sebagai tempat perindukan serangga  Mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah  Susah Dijangkau pengangkut sampah  Frekuensi pengosongan maksimal 3 x 24 jam  Lebih dari 3 hari

  15

  2 No. Komponen yang dinilai Kriteria/Indikator Nilai Bobot Skor

  2

  2

  2

  1

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  2

  25. Tempat Sampah

  2

  2

  2

  1

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  1

  2

   Tidak kedap air  Tutup mudah dibuka  Tutup susah dibuka  Sampah tiap ruangan diangkut/dikosongkan tiap hari  Sampah diangkut 3 hari sekali

  a. Bahan  Ada  Tidak ada  Bahan yang kuat, ringan, tahan karat dan kedap air.

IV. Persyaratan Sarana Penunjang

  27. Cafe / Restoran

  2

  1

  1

  1 Ada

   Tidak Ada

   2

  1 Tempat bersih dan

   1 nyaman. Tempat kotor dan tidak

   nyaman

  2

  1 Lantai tidak licin

   2 Lantai licin

   1 Makanan dan minuman  dalam keadaan bersih dan segar

  2

   Makanan dan minuman

  tidak bersih

  1 Penyajian makanan

   minuman terhindar dari pengotoran lalat dan

  2 serangga lainnya.

  1 Penyajian makanan tidak

   2 terhindar dari lalat atau serangga lainnya.

  1 Ada washtafel