PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING OLEH GURU BK UNTUK MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository
PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING OLEH GURU BK UNTUK MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna MemperolehGelarSarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Oleh: MIRA NIRMALA NPM : 1311080029 Jurusan : Bimbingan dan Konseling FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2017 M
PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING OLEH GURU BK UNTUK MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna MemperolehGelarSarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Oleh: MIRA NIRMALA NPM. 1311080029 Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Pembimbing I : Drs. Badrul Kamil, M.Pd.I
Pembimbing II : Nova Erlina, SIQ.,M.Ed
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2017 M
ABSTRAK
PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING OLEH GURU BK
UNTUK MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH MINAT
BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Mira Nirmala
Keterampilan dasar konseling merupakan keterampilan guru bimbingan konseling (bk) dalam menangkap atau merespon pernyataan peserta didik dan mengkomunikasikannya kembali kepada peserta didik. Dalam melaksanakan layanan konseling individu, guru bk harus mampu menerapkan dan menguasai keterampilan dasar konseling karena dapat sedikit banyak menjamin keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan keterampilan dasar konseling oleh guru bk untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandar Lampung. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah satu guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 3 Bandar Lampung, metode pengumpulan datanya menggunakan observasi partisipan dimana peneliti turut serta ambil bagian dalam proses orang yang di observasi, analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif dengan 3 cara yaitu; reduksi dan kategorisasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa keterampilan dasar konseling yang digunakan oleh guru bk dalam proses layanan konseling individu untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik diantaranya yaitu: attending (pemusatan perhatian), dorongan minimum (memberi dorongan), refleksi (penegasan masalah), pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Dari hasil penelitian bahwa keterampilan dasar konseling yang digunakan oleh guru bk dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik meskipun dengan lima keterampilan dasar yang guru bk gunakan. Secara profesional sebagai seorang guru bk keterampilan dasar konseling sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan pekerjaannya. Jika keterampilan ini secara terus menerus dilakukan dan dipraktekkan akan menjadi bagian dari kebiasaan yang tidak terpisahkan dari pengalaman, yang seharusnya semakin baik dan berkesan.
Kata kunci: Keterampilan dasar konseling, Guru bimbingan dan konseling
MOTTO ........
.......
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
1
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (QS: Ar-Ra’d Ayat 11)
1 Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahnya Asy-Syifa, (Semarang: Raja Publik Sing,
2010).h.250
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin dengan rasa syukur kepada Alllah SWT Karya tulis ini kupersembahkan sebagai tanda cinta, sayang pada orang-orang yang selalu mendukung terselesaikannya karya ini, di antaranya:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sehran dan Ibu Emi Rohidayah yang selalu memberikan dukungan serta nasehatnya agar selalu berada dijalan-Nya, terlebih do’a dan kasih sayangnya yang tiada henti-hentinya hingga dapat menyelesaikan kuliah ini.
2. Kakakku Subhi Haryanto, Mery Susanti, Johansah, dan Ahmad Jupriko Hadi dan beserta kakak-kakak iparku Misniarti, Alamsah serta keponakanku Siti Aisyah Azahrah, M. Arif Alfaqih, Lutfi Zaki Muazam Serin, Kanza Sabrina Serin yang senantiasa memberikan dukungan atas keberhasilanku sehingga dapat menyelesaikan Akademik ku di UIN Raden Intan Lampung.
3. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan untukku.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir tanggal 30 Juli 1995 di Desa Pura Jaya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat. Penulis adalah anakkelimadari5 bersaudara, dari pasanganBapak SehrandanIbu Emi Rohidayah. Penulis menempuh pendidikan formal: SDN 1 Pura Jaya pada tahun 2001 lulus tahun 2007. Kemudian melanjutkan di SMPN 1 Kebun Tebu pada tahun 2007 dan lulus tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan lagi di SMAN 1 Kebun Tebu dari tahun 2010sampai dengan 2013.
Pada tahun 2013, penulisterdaftarsebagai mahasiswa Program Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UIN Raden Intan Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.
Padatahun 2013, penulisditerimasebagaimahasiswa di, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, pada FakultasTarbiyah dan Keguruan program studi Bimbingan dan Konseling.Padatahun 2016 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Buyut Baru Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari. Selanjutnya pada tahun yang sama, Penulis mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3Bandar Lampung. Kegiatan yang pernah penulis ikuti yaitu bergabung dalam UKM Pramuka UIN RIL Tahun 2013/2014.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.Alhamdullilahirabbil’alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan petunjuk, sehingga skripsi yang berjudul “Penggunaan Keterampilan Dasar Konselingoleh Guru BK Terhadap Minat Belajar Peserta Didik di SMK Negeri 3 Bandar Lampung, dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, parasahabat, keluarganya, dan pengikutnya yang setia.
Skripsiinimerupakanbagiandaripersyaratanuntukmenyelesaikanstudi program strata satu (S-1), padaFakultasTarbiyah dan Keguruan UIN RadenIntan Lampung, guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang ilmu Tarbiyah. Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini taklupa dihaturkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, MPd, selaku Dekan Fakultas tarbiyah dan Keguruan UIN RadenIntanLampung; 2. Bapak Andi Thahir, M.A.,Ed.D, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling.
3. Bapak Dr.Ahmad Fauzan,M.Pd selaku sekretarisJurusan Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN RadenIntanLampung;
4. Bapak Drs. Badrul Kamil, M.Pd.Iselakupembimbing I, yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan bagi tersusunnya skripsi ini;
5. Ibu Nova Erlina, SIQ.,M.Ed sebagai pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berarti bagi penulis;
6. Bapak dan Ibu Dosen serta para staf/karyawan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung yang telah membimbing dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan;
7. IbuSuniyar, S.Pd,M.Pd selaku Kepala SMKN 3 Bandar Lampung, yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Dini Afini, S.Pd selaku Guru Bimbingan dan Konseling SMKN 3 Bandar Lampung yang telah bersedia dengan ramah menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti saat wawancara dan terima kasih telah menyediakan waktunya untuk membantu dalam pengumpulan data selama penelitian.
9. Pesertadidik di SMKN 3 Bandar Lampung yang tidakbiasadisebutsatu-persatu.
Terimakasihatasdukungandankerjasamanya.
10. Teman-teman Seperjuangan di Jurusan Bimbingan dan KonselingFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung angkatan 2013 khususnya kelas BK A. Terima Kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini, semoga silaturahmi tetap terjalin dan terjaga dan ilmu yang kita dapatkan bermanfaat, Amin.
11. Sahabat sekaligus seperti keluarga yang selalu saling mendukung dan memberikan motivasi satu dengan yang lain disaat gairah jiwa menurun dan kalian selalu ada, Alpizon, Apri Yanti, Dewi Rosita, Nur Azizah, Febriawan,
Munik Yuni A, Rosnaeni. Semoga kita selalu terjaga dan kita dapat dipertemukan pada kesuksesan yang selalu kita impikan.
12. UKM Pramuka UIN Raden Intan, seluruh kk Purna Racana, teman seangkatan dan adik-adik yang sudah banyak memberikan pengalaman dan pembelajaran hidup yang tak ternilai.
13. Teman-teman KKN kelompok 51 yang tidakpernahberhentimemberikannasihat.
Terimakasihataspelajaran yang telahdiberikan di saat KKN.
14. Teman-temanPPLdi SMKN 3 Bandar Lampung. Terimakasihataskebersamaan selama 2 bulan yang telahdiberikan di saatPPL.
15. AlmamaterkutercintaUINRadenIntan Lampung dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun telah embantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,diharapkanbetapa pun kecilnyakaryatulis (hasilpenelitian) inidapatmenjadisumbangan yang cukupberartidalampengembanganilmupengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, Oktober 2017 Penulis, MIRA NIRMALA NPM.1311080029
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv MOTTO ................................................................................................................. v RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah................................................................ 7 C. Batasan Masalah ..................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian .................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................. 8 G. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 9 BAB II LANDASASAN TEORI KETERAMPILAN DASAR KONSELING A. Pengertian ............................................................................... 10 B. Macam-macam keterampilan Dasar Konseling .................... 12 C. Penelitian yang Relevan ......................................................... 19 D. Kerangka Pemikiran ............................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................ 26 B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................. 27 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 28 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28 E. Teknik Analisis Data .............................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. 31 B. Pembahasan .................................................................................... 38 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 44 B. Saran ............................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Observasi Lampiran 2 : Pengesahan Seminar Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 5 : Sejarah Profil Sekolah SMK Negeri 3 Bandar Lampung Lampiran 6 : RPL Guru BK SMK Negeri 3 Bandar Lampung Lampiran 7 : Rekapitulasi Absen Peserta didik Lampiran 8 : Dialog Sesi Konseling Guru BK dan Peserta didik Lampiran 9 : Daftar Hadir Sesi Konseling Lampiran 10 : Foto Kegiatan yang Berlangsung
DAFTER TABEL
Tabel Halaman
1. ....................................................................................................... Tabel Proses Konseling ........................................................................................ 15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru Bimbingan Konseling diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai memungkinkan tahapan perubahan tingkah laku peserta didik menjadi lebih terarah, sehingga guru bimbingan dan konseling bertindak sebagai fasilitator pemberi bantuan dalam jangka waktu yang singkat.
Konteks tugas Guru Bimbingan dan Konseling berada dalam kawasan konseling yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan peserta didik dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum.
Konseling merupakan satu proses yang melibatkan hubungan dua arah antara
2 konselor profesional dengan individu yang memerlukan bimbingan.
“Menurut Brammer proses konseling adalah peristiwa yang tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tersebut
3
(konselor dan klien)”. Manakala Hansen, Ressberg dan Cremer juga mendefinisikan konseling sebagai suatu proses menolong manusia belajar
2 Noriah Mohd. Ishak, Zuria Mahmud & Salleh Amat, Hubungan dual di kalangan
kaunselor: satu kajian kes. Jurnal PERKAMA, vol. 11,(Kuala Lumpur Persatuan Kaunseling Malaysia 2005). h.37-60 3 mengenali diri, persekitaran dan cara-cara mengendali tugasan dan
4 perhubungan dengan orang lain.
Proses konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang berprofesi di bidang konseling kepada individu yang memiliki kesulitan dan biasa dilakukan dengan cara face to face, sehingga individu yang mendapatkan bantuan tersebut mendapatkan kebahagiaan. dalam proses konseling individu tentu saja membutuhkan teknik dan keterampilan tertentu yang harus dikuasai. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan dasar konseling.
Keterampilan dasar konseling merupakan keterampilan dalam melakukan sesi konseling. Dalam definisi ini mengindikasikan bahwa proses konseling menekankan adanya hubungan antara orang yang memberi bantuan dengan yang menerima bantuan dengan menggunakan metode wawancara.
Benjamin dalam Sertzer & Stone mengartikan “hubungan konseling adalah interaksi antara seorang profesional dengan klien dengan syarat bahwa profesional ini mempunyai waktu, kemampuan, untuk memahami dan mendengarkan, serta mempunyai minat, pengetahuan, dan keterampilan. Hubungan konseling harus dapat memudahkan dan memungkinkan orang
5
yang dibantu untuk hidup lebih mawas diri dan harmonis.” Hubungan tersebut dapat terbangun dengan keterampilan dasar konseling.
Karena dalam keterampilan dasar konseling konselor dapat memberikan layanan yang maksimal agar terciptanya hubungan yang berkesan antara klien dan
6
konselor. Konselor perlu memiliki berbagai teknik dan terampil dalam berbagai 4 5 Mizan & Halimatun, Kaunseling Individu, (Malaysia: Fajar Bakti 2006).h.3 6 Sofyan Willis. Op Cit.h.36 Geldard Kathryn & Geldard David, Keterampilan Praktik Konseling, (Yogyakarta: Pustaka
7
teori agar dapat memberikan bimbingan yang baik kepada klien. Sememangnya keterampilan konseling adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru konseling dalam menanggapi permasalahan yang dihadapi oleh klien.
Menurut Carkhuff dalam Abimanyu dan Manrihu di dalam komunikasi dengan konseli, konselor harus menggunakan respon-respon yang diklasifikasikan ke dalam berbagai teknik keterampilan dasar komunikasi, seperti (1) tahap pembukaan yaitu membangun rapport, attending, acceptance (penerimaan), mendengarkan, empati, refleksi; (2) tahap eksplorasi masalah yaitu mengajak terbuka, mengikuti pokok pembicaraan, pertanyaan terbuka, konfrontasi, dorongan minimal, menjernihkan (clarifying), memimpin (leading), fokus, diam, mengambil inisiatif, memberi nasehat; dan kemudian (3) tahap terminasi (pengakhiran) seperti menyatakan waktu telah habis, menyimpulkan, menanyakan perasaan, memberi tugas
8 dan tindak lanjut, merencanakan pertemuan selanjutnya serta berpisah secara formal.
Sejauh ini diduga belum semua guru bimbingan dan konseling yang berada di dalam negeri maupun luar negeri telah mencapai kualifikasi sesuai standar profesinya sebagai guru bimbingan dan konseling. Penelitian Harold L. Hackney mendapati bahwa akuisi keterampilan dan sikap dalam pra-praktikum memungkinkan model konsultasi-profesional dalam praktikum yang berfokus pada akumulasi pengalaman 7 Paw Eng See, Noriah Mohd Ishak & Salleh Amat. 2008. Lukisan sebagai proses diagnosis dan
intervensi rawatan dalam sesi kaunseling. Jurnal PERKAMA, vol.14. (Kuala Lumpur: Persatuan Kaunseling Malaysia). h. 1-22 8 Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi konseling terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing di SMA/SMK se Kota Makassar, (Makasaar:Program
9
dari pada keterampilan. Hal ini tentu dapat menjadikan sebagai referensi perbaikan keterampilan-keterampilan guru konseling di kota Bandar Lampung. Bahwa program pendidikan konselor memiliki tanggung jawab untuk memastikan individu agar berkompeten, menunjukkan pemahaman tentang pedoman etika, dan bebas dari masalah psikologis yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memberikan layanan konseling yang memadai. Pelatihan konselor telah terbukti
10 menjadi penting dalam hubungan konseling.
Penelitian di Indonesia bahwa pada umumnya kinerja guru bimbingan dan konseling belum memuaskan, di Kabupaten Bandung (64,28%) kinerja guru bimbingan dan konseling masuk pada kategori tidak memuaskan, sebagian kecil (35,71%) masuk pada kategori memuaskan, dan tidak ada guru bimbingan dan
11
konseling yang menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan. Pemahaman guru pembimbing mengenai keterampilan konseling masih belum optimal. Hal ni ditunjukkan dengan rata-rata skor pencapaian 19,36 atau sekitar 52,18%. Skor ini juga menunjukkan bahwa keterampilan konseling belum dipahami secara konseptual, makna dan contoh-contoh penggunaan masing-masing keterampilan belum betul- betul dikuasai dengan baik. Kedua, hasil identifikasi penguasaan guru pembimbing tentang keterampilan konseling, berupa 10 keterampilan yang diurutkan mulai dari 9 Harold L. Hackney, (2011), Development of a Pre-practicum Counseling Skills Model, Volume 11, Issue 2, 102–109. 10 Little, C., Packman, J., Smaby, M. H., & Maddux, C. D, (2005), The Skilled Counselor Training Model: Skills acquisition, self-assessment, and cognitive complexity. CounselorEducation and
Supervision, 44, 189-201. 11 Ilfiandra, Agustin M, dan Ipah S, Peningkatan Mutu Tata Kelola Layanan Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Atas di Provinsi Jawa Barat. (Bandung: UPI, 2006).h.6 yang kadang-kadang digunakan sampai yang belum digunakan adalah ; Keterampilan attending, bertanya, memberi dukungan dan pengukuhan, mendengarkan, menutup, empati, klarifikasi, pemecahan masalah, pemfokusan, memberi dorongan,
12
paraphrase. Hal ini senada dengan pendapat Fitriana Mahadhita, b ahwa minat peserta didik dalam mengikuti konseling individu dapat dipengaruhi oleh kemampuan konselor. Kemampuan konselor dalam melaksanakan konseling individu berkaitan
13
erat dengan Keterampilan Dasar Konseling (KDK). Selanjutnya, diperjelas pada penelitian Rosita Endang Kusmaryani menunjukkan bahwa dalam pelaksanaaan konseling selama ini hanya sebagian guru pembimbing (47%) yang menggunakan keterampilan konseling secara optimal. Sebagian guru pembimbing yang lain (53%)
14
belum dapat menggunakan keterampilan konseling secara optimal. Dari jurnal tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan konseling belum sepenuhnya dilakukan oleh konselor sekolah.
Kenyataan di lapangan, sebagian besar konselor sekolah mengatakan bahwa keterampilan konseling yang mereka kuasai memang sangat kurang, ini disebabkan oleh karena tidak adanya kompetensi yang mereka miliki berupa pengetahuan dan wawasan yang luas tentang konseling. Beberapa hal yang terjadi di lapangan misalnya seperti penstrukturan konseling tidak jelas, konselor larut dalam konseling, 12 Rosita Endang Kusmaryani, Rita Eka Izzaty, Agus Triyanto. (2010). Pengembangan Modul
Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing. (Universitas Negeri Yogyakarta).h.2 13 Fitriana Mahadhita, Hubungan Antara Keterampilan dasar konseling (KDK) Dengan Minat
Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Godong Tahun Ajaran 2014/ 2015,(Semarang: UNESA, 2015).h.7 14 Rosita Endang Kusmaryani, “Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan, Vol. 40 No. 2, (Yogyakarta: FKIP UNY, 2010).h.11. konseling hanya ngobrol biasa dan hanya bersifat nasihat biasa, konseli tidak siap konseling, konselor kurang mampu mendifinisikan masalah siswa (pada tahap awal), konselor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling, dan
15
kebanyakan konselor kurang memahami tahapan-tahapan konseling. Diperkuat dengan hasil penelitian kelompok Nova Erlina, SIQ,M.Ed.,dkk diperoleh beberapa hasil bahwa guru-guru konseling di kota Bandar Lampung masih kurang dalam keterampilan-keterampilan sesi konseling yang harus dimiliki oleh konselor, guru bk
16
masih banyak memberikan contoh keterampilan yang kurang tepat. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan dasar konseling sangat penting dimiliki oleh Guru Bimbingan dan Konseling. Hal ini diungkapkan pula oleh Tan, McLeod, dan Willis bahwa Guru Bimbingan dan Konseling dapat mencapai tujuan yang diharapkan
17
apabila Guru tersebut menguasai keterampilan konseling dengan baik. Penelitian tentang keterampilan dasar konseling perlu dilakukan untuk melihat kompetensi
18 keterampilan dasar konseling dalam kalangan guru konseling sekolah menengah.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti ingin melihat penggunaan keterampilan dasar konseling sehingga peneliti melakukan penelitian tentang “penggunaan
15 Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing Di Sma/Smk Se Kota Makassar, (Makasar: Program Pasca
Sarjana UNM 2011).h.2 16 Nova Erlina.,dkk, Keterampilan Menjalankan Sesi Konseling oleh Guru-guru Konseling di kotaBandar Lampung, (Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M, 2016).h.89 17 18 Rosita Endang Kusmaryani,Op Cit. h.12 Nova Erlina,dkk, Kemahiran Asas Konseling Dalam Kalangan Guru Konseling Sekolah Menengah, Book 3, Asean Comparative Education Research Network Conference, (Malaysia: keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK N 3 Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pemahaman Guru BK mengenai teori keterampilan dasar konseling masih belum optimal.
2. Dalam layanan sesi konseling Guru BK belum betul-betul menguasai keterampilan dasar konseling dengan baik.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan pembatasan permasalahan terhadap pengertian judul. Yang kegunaannya memperjelas pokok permasalahan yang akan dibahas sehingga dapat menghindarkan kesalahpahaman dan memberikan simpulan. Adapun batasan masalah yang terdapat dalam judul “penggunaan keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandar Lampung”. Untuk melihat bagaimana penggunaan keterampilan dasar konseling Guru BK.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana penggunaan keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandar Lampung?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana penggunaan keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.. Berikut adalah manfaat yang dapat diberikan, diantaranya adalah:
1. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi suatu pengalaman berharga sebagai penerapan teori-teori yang telah didapat. Dan bagi peneliti selanjutnya, sebagai bekal untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan agar nantinya dapat melaksanakan tugas sebaik baiknya.
2. Manfaat penelitian bagi guru BK atau konselor Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling disekolah.
3. Bagi Peserta didik Dengan adanya kemampuan Guru BK yang profesional dalam melaksanakan konseling individual, maka peserta akan merasa nyaman dalam mengikuti layanan konseling sehingga diperoleh tujuan yang hendak dicapai.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah Penggunaan keterampilan dasar konseling oleh
Guru BK untuk mengatasi masalah peserta didk. Subjek penelitian adalah satu orang
Guru BK di SMK Negeri 3 Bandar Lampung.BAB II LANDASAN TEORI KETERAMPILAN DASAR KONSELING A. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling Seorang konselor harus memiliki keterampilan-keterampilan yang
mencukupi. Keterampilan dasar komunikasi konseling dapat juga dipandang sebagai keterampilan minimal seorang konselor profesional, sehingga penguasaan akan keterampilan-keterampilan ini dapat sedikit banyak menjamin keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan konseling. Dengan harapan bahwa konseli dapat memecahkan masalahnya sendiri demi perkembangan optimal diri konseli sendiri. Di dalam proses konseling dikenal adanya tiga tahap, dan ini harus diketahui oleh konselor sekolah. Tiga tahap tersebut adalah 1). tahap awal, 2). tahap pengembangan, dan 3). tahap terminal konseling. Setiap tahap ada keterampilan- keterampilan tertentu yang menyatu di dalam membangun suatu proses konseling yang utuh. Apabila proses ini gagal untuk dibangun maka suatu keterampilan yang
19 dilakukan dapat mengganggu konseling secara keseluruhan.
Dalam melaksanakan layanan konseling individu, konselor harus mampu menerapkan keterampilan-keterampilan dasar konseling karena keterampilan dasar konseling sangat berpengaruh terhadap keberhasilan konseling. Apabila konselor
19 Asrowi, “Model Pengembangan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Untuk
Meningkatkan Efektivitas Konseling Individual Guru-Guru Bk Smp”,(Universitas Sebelas Maret tidak mampu menerapkan keterampilan dasar konseling dengan baik dan benar maka
20 konseling tidak akan berjalan lancar dan tidak berhasil.
Keterampilan konseling menurut Ivey ia mengatakan bahwa keterampilan konseling dapat juga dipandang sebagai keterampilan minimal seorang konselor profesional, sehingga penguasan akan keterampilan-keterampilan ini dapat sedikit banyak menjamin keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan
21 konseling.
Sofyan S. Willis mengatakan bahwa keterampilan dasar konseling merupakan kunci keberhasilan agar tujuan konseling dapat tercapai. Konselor yang efektif harus mampu merespon konseli dengan teknik atau keterampilan yang benar, sesuai keadaan konseli saat itu. Respon yang baik seperti pernyataan-pernyataan verbal dan non verbal yang dapat menyentuh, merangsang, dan mendorong konseli untuk terbuka sehinga dapat menyatakan dengan bebas perasaan, pikiran, dan
22 pengalamannya.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar konseling merupakan keterampilan konselor dalam menangkap atau merespon pernyataan konseli dan mengkomunikasikannya kembali kepada konseli, sehingga penggunaan ketarampilan dasar konselor sangat mempengaruhi keberha silan dalam proses konseling tersebut.
20 Mei Melinda, Denok Setiawati, Pengembangan Media Keterampilan Dasar Konseling Berbasis Software dalam Layanan Informasi di SMAN 11 Surabaya, ( Surabaya: UNESA,2015).h.3 21 Ivey, A.E dan Ivey, M.B. Intentional Interviewing and Counseling:Facilitating Client Development and Multicultural Society, (CA; Brooks/Cole , 2003).h.11. 22
Aspek kompetensi kepribadian konselor lainnya yang masih perlu ditingkatkan adalah menampilkan kinerja berkualitas tinggi. Kinerja dalam konteks tugas seorang konselor merupakan jati diri yang merefleksikan seberapa sungguh- sungguh seorang konselor melaksanakan tugasnya. Cavanagh dan Justin memaparkan: “Wholehearted counselors add enthusiasm and adventurousness to the
quality of self-knowledge and, therefore, devote themselves to improving their skills
and understanding in every possible way.” Konselor diharapkan mampu membuka
diri dengan sepenuh hati untuk meningkatkan kemampuan diri, sekaligus
23 mempelajari hal apapun yang dapat dilakukannya.
B. Macam-macam keterampilan dasar konseling menurut para ahli:
Keterampilan konseling yang disajikan oleh Carkhuff, keterampilan tersebut didasarkan pada tujuan untuk menumbuhkan suatu kondisi yang harus dilalui oleh konseli dalam proses konseling. Keterampilan konseling ini menyajikan keterampilan yang harus dikuasai oleh konselor meliputi keterampilan attending, responding,
personalizing, dan initiating. Keterampilan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan
kondisi involving, exploring, understanding dan acting pada konseli. Secara rinci Charkuff menyusun keterampilan-keterampilan konseling pada setiap tahap konseling
24
yang dimaksud. Menurut Carkhuff dalam Abimanyu dan Manrihu di dalam
23 Ulya Makhmudah, Mempersiapkan Kompetensi Kepribadian Calon Konselor untuk
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 1, No. 1 (Surakatra: Universitas Sebelas Maret 2017).h.7 24 th Anne Hafina, Proceedings of The 4 International Conference on Teacher Education ; Join
Conference UPI& UPSI Bandung, Indonesia Teknik Latihan Keterampilan Dasar Konseling individual, (Bandung: UPI, 2010).h.3 komunikasi dengan konseli, konselor harus menggunakan respon-respon yang diklasifikasikan ke dalam berbagai teknik keterampilan dasar komunikasi, seperti (1) tahap pembukaan yaitu membangun rapport, attending, acceptance (penerimaan), mendengarkan, empati, refleksi; (2) tahap eksplorasi masalah yaitu mengajak terbuka, mengikuti pokok pembicaraan, pertanyaan terbuka, konfrontasi, dorongan minimal, menjernihkan (clarifying), memimpin (leading), fokus, diam, mengambil inisiatif, memberi nasehat; dan kemudian (3) tahap terminasi (pengakhiran) seperti menyatakan waktu telah habis, menyimpulkan, menanyakan perasaan, memberi tugas dan tindak lanjut, merencanakan pertemuan selanjutnya serta berpisah secara
25
formal. Menurut Carkhuff konselor yang menguasai sejumlah keterampilan konseling akan tiba pada suatu keadaan proses konseling yang berjalan secara
26 efektif.
Menurut Tan ada 12 tugas inti konseling yang berkaitan dengan tahap- tahap konseling dan dapat mempengaruhi proses konseling, yaitu: (1) contacting (membangun rapport), (2) connecting (membangun rapport), (3) relating (membangun hubungan dan maintenance), (4) assessing, (5) profiling, (6)
conceptualizing (formulating), (7) planning, (8) intervening, (9) monitoring, (10)
evaluating, (11) terminating, dan (12) following. Selanjutnya, Tan menambahkan ada
25 Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi konseling terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing di SMA/SMK se Kota Makassar , (Makasaar: Program 26 Pascasarjana UNM, 2011).h.8 Anne Hafina, Op Cit.h.2 empat tipe keterampilan konseling : keterampilan dasar konseling, keterampilan intermediate konseling, keterampilan advance konseling dan metaskill konseling.
Capuzzy membagi keterampilan menjadi dua yaitu keterampilan dasar dan keterampilan lanjutan. Keterampilan dasar terdiri dari: a) Keterampilan penampilan, meliputi kontak mata, bahasa tubuh, jarak, tekanan suara, dan alur verbal (verbal
tracking); b) Keterampilan mendengar dasar, meliputi pengamatan terhadap konseli,
perilaku verbal, dorongan, parafrase dan membuat kesimpulan, refleksi perasaan dan mengajukan pertanyaan; c) Self attending skills, meliputi kesadaran diri, humor, sikap
nonjudgmental terhadap diri, sikap nonjudgmental terhadap orang lain, genuine dan
concreteness. Sementara keterampilan lanjutan terdiri dari : a) Keterampilan
memahami dan menolak (understanding & challenging), meliputi b) Keterampilan
27 perilaku, dan c) Keterampilan terminasi (pengakhiran).
Menurut Supriyo dan Mulawarman dalam komunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Respon-respon tersebut dikelompokkan ke dalam berbagai teknik dasar komunikasi konseling, yaitu teknik attending, opening, acceptance,
restatement, reflection of feeling, paraphrase, clarification, leading, structuring,
27 Rosita Endang Kusmaryani, Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing Di
Yogyakarta. Jurnal KEPENDIDIKAN, Vol.40, No.2,(Yogyakarta: UNY, 2010).h.4
reasurrance, silence, rejection, advice, konfrontasi, interpretasi, summary dan
28 terminasi.
Adapun macam- macam keterampilan dasar konseling yang digunakan dalam sesi konseling menurut Sofyan Willis , yaitu: (1) Attending (perhatian); (2) Empati; (3) Refleksi; (4) Eksplorasi; (5) Menangkap Pesan; (6) Bertanya Untuk Membuka Percakapan (Open Question); (7) Bertanya Tertutup (Closed Questions); (8) Dorongan Minimal (Minimal Encouragement); (9) Interpretasi; (10) Mengarahkan; (11) Menyimpulkan Sementara (Summarizing); (12) Memimpin; (13) Fokus; (14) Konfrontasi; (15) Menjernihkan (Clarifying); (16) Memudahkan (Facilitating); (17) Diam; (18) Mengambil Inisiatif; (19) Memberi Nasehat; (20) Pemberian Informasi;
29
(21) Merencanakan; (22) Menyimpulkan. Sofyan Willis Membagi keterampilan dasar konseling ke dalam 3 tahapan dalam proses konseling, dapat dilihat dari tabel berikut:
TAHAP AWAL TAHAP PERTENGAHAN TAHAP AKHIR (DEFINISI (TAHAP KERJA) (ACTION)
MASALAH) Menyimp
- Attending - - Menyimpulkan - Mendengar kan
- Merencanakan ulkan semen>Empati
- Menilai - Refleksi - Memimpin - Mengakhiri konse
- Eksplorasi - Memfokuskan - Bertanya
28 Hubungan Antara Keterampilan Dasar Konseling (Kdk) Dengan Minat
Fitriana Mahadhita,
Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Godong Tahun Ajaran 2014/ 2015,
(Semarang: UNES 2015).h.37 29Mena
- Konfrontasi - ngkap pesan utama
- Menjernihkan M - endorong dan
- Memudahkan dorongan
- Mengarahkan minimal
- Dorongan minimal
- Diam - Mengambil inisiatif
- Memberi nasehat
Memberi
- informasi
Menafsirka
- n
Tabel.1 Proses Konseling
Berdasarkan tinjauan dari beberapa ahli terkait keterampilan dasar konseling maka dapat disimpulkan keterampilan dasar konseling yang harus dimiliki oleh konselor sebagai berikut:
1. Attending, yakni keterampilan berupa pemberian perhatian, baik verbal maupun nonverbal melalui kontak mata, postur, bahasa tubuh, dan mendengarkan.
2. Mendengarkan, yakni keterampilan menangkap inti dan makna pembicaraan, tanpa prasangka atau penilaian.
3. Bertanya, yakni keterampilan mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi.
4. Empati yakni keterampilan memahami perasaan dan pikiran konseli.
5. Klarifikasi, yakni keterampilan memperjelas informasi konseli yang sebelumnya samar-samar atau tidak jelas.
6. Konfrontasi, yakni keterampilan yang menunjukkan kepada konseli tentang adanya hal-hal yang tidak konsisten yang dilakukan konseli.
7. Parafrase, yakni keterampilan mengungkapkan kembali esensi atau inti dari ungkapan konseli.
8. Refleksi, yakni keterampilan untuk memantulkan kembali perasaan, pikiran, dan isi sebagai hasil pengamatan konselor terhadap perilaku verbal dan nonverbal.
9. Pemokusan, yakni keterampilan yang mengarahkan arus pembicaraan ke arah topik yang diinginkan.
10. Interpretasi, yakni keterampilan menerjemahkan peristiwa kehidupan konseli sehingga dapat difokuskan pada masalah-masalah dalam cara yang lebih baru dan lebih mendalam
11. Pemberian dorongan, yakni keterampilan memberikan stimulasi kepada konseli supaya konseli dapat terus berbicara dan lebih terarah.
12. Penutupan, yakni mengakhiri sesi konseling dengan memberikan penekanan pada inti pembicaraan dan menunjukkan attending yang relevan.
13. Meringkas/merangkum, yakni keterampilan untuk mengungkapkan kembali pokok-pokok pikiran dan perasaan yang diungkapkan konseli selama proses konseling.
Walaupun setiap tahapan konseling mempunyai keterampilan-keterampilan diatas, tidak berarti aturannya kaku seperti itu. Artinya konselor dengan kemampuan dan seni akan melakukan konseling dengan teknik-teknik yah bervariasi dan berganda (multi technique). Hal ini terjadi karena setiap klien berbeda kepribadian (kemampuan, sikap, motivasi kehadiran, temperamen), respon lisan dan bahasa badan dan sebagainya.
Pengertian teknik bervariasi dan berganda adalah: 1. Bisa saja teknik ditahap awal digunakan di tahap pertengahan dan akhir.
Sebagai contoh attending, empati, bertanya, dorongan minimal, bisa dipakai pada semua tahapan konseling.
2. Respon konselor mungkin meliputi satu, dua atau lebih teknik konseling (multi technique).
Contoh 1 Ko: “ Bolehkah saya mendengarkan lebih rinci perasaan malas yang saudara katakan tadi?” (pertanyaan terbuka, eksplorasi perasaan).
Contoh 2 Ko: ” Ya,..., lalu..., emmh..., apa perasaan saudara saat itu?” (dorongan minimal, bertanya, Eksplorasi perasaan).
Contoh 3
Ko: “Saya lihat anda begitu gugup, dan saya memahami kecemasan anda.
Sebaiknya anda jelaskan pengalaman anda dengan orang tersebut.” (refleksi perasaan, empati primer, eksplorsi pengalaman).
Dari respon konselor dalam contoh 1, 2, dan 3, masih dapat dimasukan teknik
attending dan empati (primer dan advance), sehingga akan menjadi lebih dari 3 teknik sekali respon (multitechnique).
C. Penelitian yang Relevan
Di Indonesia penelitian Fitriana Mahadhita yang berjudul “Hubungan Antara Keterampilan Dasar Konseling (KDK) Dengan Minat Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Godong Tahun Ajaran 2014/ 2015” .
Hasil penelitian nya menunjukan bahwa keterampilan dasar konseling termasuk dalam
kategori tinggi (75,49%) dan minat siswa mengikuti layanan konseling individu termasuk
kategori tinggi (79,31%). Serta ada hubungan yang signifikan antara keterampilan dasar
konseling dengan minat siswa mengikuti layanan konseling individu di SMA Negeri 1
Godong Tahun Ajaran 2014/2015. Dengan demikian dapat diprediksikan ketika Keterampilan
Dasar Konseling (KDK) yang dikuasai konselor tinggi maka minat siswa mengikuti layanan
30konseling individu juga akan tinggi. Penelitian Dominika Triastuti yang berjudul
“Tingkat Pemahaman Keterampilan Konseling pada Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri Se-kabupaten Bantul”. Subjek penelitian yang berjumlah 63 guru hanya dapat diteliti sejumlah 60 guru dikarenakan adanya ketidaksediaan untuk diteliti dari