EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

  

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK

MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2017/2018 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

  

Oleh

TIKA EGA FABELLA

NPM :1311080044

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

  Pembimbing I : Dr. Rifda El Fiah, M.Pd

Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H/ 2017 M

  

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK

MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2017/2018 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

  

Oleh

TIKA EGA FABELLA

NPM :1311080044

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

  Pembimbing I : Dr. Rifda El Fiah, M.Pd

Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H/ 2017 M

  

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK

MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMPN 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  

Oleh :

TIKA EGA FABELLA

  Kedisiplinan belajar adalah kadar atau derajat kepatuhan peserta didik terhadap peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah untuk memperoleh kondisi yang lebih baik dengan menjadikan disiplin sebagai kontrol penguasaan diri yang dilakukan tanpa adanya paksaan. Dapat dilihat dari permasalahan tersebut terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan disiplin belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas layanan konseling kelompok teknik modeling dalam meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik kelas

  VIII SMPN 3 Bandar Lampung.

  Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design . Sampel dalam penelitian berjumlah 20 peserta didik kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 yang memiliki disiplin belajar dalam kategori rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket disiplin belajar wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pendukung.

  Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat peningkatan disiplin peserta didik setelah melakukan layanan konseling kelompok dengan teknik

  modeling. Hasil dari analisis data pretest pada peserta didik setelah diberikan

  layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. , berdasarkan test statistik dari uji Wilcoxon Signed Ranks diperoleh Zhitung ≤ Ztabel (52.5 ≤ 2807), nilai asymptotik sig.(2-tailed) untuk uji dua arah sebesar 005 karena sig ≤ 0.005, ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dari hasil data tersebut disiplin belajar peserta didik kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung dapat ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok. Artinya layanan konseling kelompok teknik modeling efektif dalam meningkatkan disipin belajar. Kata kunci : layanan konseling kelompok teknik modeling, disiplin belajar.

  

MOTTO

ِ ۡﻺِﻟ َﺲۡﯿﱠﻟ نَأَو ٰﻰَﻌَﺳ ﺎَﻣ ﱠﻻِإ ِﻦ َٰﺴﻧ ٣٩

  Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

  

(Q.S An-Najm ayat 39)

  1

1 Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama, Syaamil Qur’an, Bandung, 2007,

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdulillah. Dengan penuh rasa bangga ku persembahkan skripsi ini kepada:

  1. Kedua Orang tuaku tercinta Ayah F. Kasmanto dan Ibu Maria Agustina yang telah memberikan dukungan moril dan materi untuk kesuksesan anaknya, yang tak pernah patah semangat memberikan cinta kasih sayang dan pengorbanan, serta senantiasa mendoakan anaknya, karena tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua demi keberhasilan dan kebahagian untuk anak-anaknya, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kalian ayah ibuku.

2. Kanda tercinta Desfran Faltian, dan adik-adikku Gilang Rahmat Fassa dan

  Echa Qhodila Asyiffa. yang sangat aku sayangi dan banggakan yang selalu memberikan semangat, senyum, dan do’anya untuk menantikan keberhasilanku, terimakasih dan sayang ku untuk kalian.

  3. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung, yang telah mendewasakan dalam berfikir dan bertindak, semoga ini menjadi awal kesuksesan dalam hidupku.

RIWAYAT HIDUP

  Peneliti bernama lengkap Tika Ega Fabella, lahir Di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 25 Agustus 1995, dan Tinggal di Jl. Pratu M. Amin, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. yang merupakan anak Kedua dari Empat bersaudara dari pasangan suami istri Bapak F. Kasmanto dan Ibu Maria Agustina.

  Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh peneliti antara lain pendidikan di SD TPI Perkemas, lulus pada tahun 2007. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di MTs Negeri 01 Lampung Selatan, lulus pada tahun 2010. Setelah itu peneliti kembali melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, dan lulus pada tahun 2013.

  Pada tahun 2013 peneliti terdaftar sebagai Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, yang saat ini sudah bertransformasi menjadi Unversitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melalui Jalur UM-PTKIN pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Bimbingan dan Konseling.

  Pada tahun 2016 peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sakti Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, kemudian melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 3 Bandar Lampung.

KATA PENGANTAR

  Puji beserta syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Layanan Konseling Kelompok

  

Dengan Teknik Modeling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik

Kelas VIII Di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018”.

  Shalawat beriring salam peneliti sanjungkan kepada tambatan hati panutan cinta kasih yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam kegelapan menuju kepada alam yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

  Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya;

  2. Andi Thahir, MA, Ed.D selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling beserta Ahmad Fauzan M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan tentang skripsi ini sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

  3. Dr. Rifda El Fiah, M.Pd selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini, ditengah kesibukan beliau telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam menyelesaikan skripsi ini

  4. Hardiyansyah Masya, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujud karya ilmiah ini seperti yang diharapkan;

  5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama menuntut ilmu di Jurusan Bimbingan dan Konseling UIN Raden Intan Lampung. Terimakasih atas ilmunya yang sangat bermanfaat;

  Seluruh staf karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 6. khususnya Jurusan Bimbingan dan Konseling, terimakasih atas ketulusan dan kesediannya membantu peneliti dalam menyelesaikan syarat-syarat administrasi;

7. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan terutama untuk Rori Gumintang Rivelly,

  Fernanda, Anggi Arya, Furqon Priyadi, Kevin Ferdialdo, Fepbrina, Yunita Uni, Siti Maisyaroh , Maya Puspa, Ayu iswara, Musdariah, Iqromatul, Resty, Sischa, Vaulia, Nadia, Uswatun, Isnatun, Ririn, Putri, Yunita Verawati, dan semuanya terimakasih atas bantuan, do’a, dan motivasinya;

  8. Semua pihak yang turut serta membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan masih terbatasnya ilmu dan teori penelitian yang peneliti kuasai. Oleh karena itu kepada pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran-saran yang bersifat membangun.

  Bandar Lampung, 2017 Peneliti,

  Tika Ega Fabella NPM. 1311080044

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i ABSTRAK .................................................................................................................. ...................................................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv

MOTTO ...................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

  2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9

  3. Batasan Masalah ....................................................................................... 10

  4. Rumusan Masalah .................................................................................... 10

  5. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10

  6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 11

  7. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 12

  BAB II LANDASAN TEORI A. Konseling Kelompok ............................................................................... 14

  1. Pengertian Konseling Kelompok ...................................................... 14

  2. Tujuan Konseling Kelompok ............................................................ 16

  3. Tahapan Penyelenggara Konseling Kelompok ................................ 17

  B. Teknik Modeling ...................................................................................... 20

  1. Pengertian Teknik Modeling .............................................................. 20

  2. Macam-macam Modeling .................................................................. 21

  3. Karakteristik Live Model .................................................................... 21

  4. Pengaruh Modeling ............................................................................. 22

  C. Disiplin Belajar ........................................................................................ 24

  1. Pengertian Disiplin Belajar .............................................................. 24

  2. Tujuan Disiplin ................................................................................. 28

  3. Manfaat Disiplin ............................................................................... 30

  4. Bentuk-bentuk Masalah Ketidakdisiplinan Di Sekolah .................. 30

  5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Di Sekolah ................ 31

  6. Unsur-unsur Disiplin Belajar ........................................................... 33

  7. Indikator Disiplin Belajar ................................................................. 35

  D. Penelitian Relevan .................................................................................... 36

  E. Kerangka Berfikir..................................................................................... 37

  F. Hipotesis .................................................................................................. 40

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................................... 42 B. Desain Penelitian ................................................................................... 42 C. Variabel Penelitian ................................................................................ 44 D. Definisi Oprasional ................................................................................ 45 E. Populasi dan Sampel .............................................................................. 47

  1. Populasi ........................................................................................... 47

  2. Sampel dan Teknik Sampling ........................................................ 48

  F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 49

  G. Pengembangan Instrumen Penelitian ................................................... 54

  H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 50

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 62

  1. Drskripsi Data .................................................................................... 63

  2. Efektifitas Layanan Konseling Kelompok dengan Menggunakan Teknik Modeling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik ..................................................................................... 69

  B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 79

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 82 B. Saran-Saran ............................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan

  yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas kehidupannya sendiri. Unsur- unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah: (a) usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pertolongan) dan dilakukan secara sadar; (b) ada pendidik, pembimbing atau penolong; (c) ada yang didik atau si terdidik; dan (d)

  2 bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.

  Dari pengertian pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang diberikan orang-orang yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu terhadap perkembangan orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya pribadinya memiliki kecakapan yang cukup dalam melaksanakan segala kebutuhan hidupnya secara mandiri. Seorang peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya, dan setiap peserta didik juga dituntut supaya bisa berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang ada di sekolah. 2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta, cetakan ke 9,

  Dalam hal ini perkembangan kognitif peserta didik dipengaruhi faktor lingkungan, kemudian kognitif yang terbentuk memiliki hubungan dengan tingkah laku yang terbentuk pada setiap remaja, khususnya peserta didik. Faktor lingkungan yang berpengaruh tersebut adalah pertama disiplin (tata tertib), tata tertib ini diajukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku disiplin peserta didik, namun dalam hal ini disiplin yang digunakan adalah disiplin demokratis, dimana disiplin demokratis cenderung mengembangkan perasaan berharga, bahagia, tenang, dan sikap bekerja

  3

  sama. Faktor lingkungan yang kedua adalah teman sebaya, peserta didik yang diterima oleh teman-temannya dia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya, dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.

  Berdasarkan penjelasan tersebut, lingkungan dan pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif peserta didik, maka disiplin dalam mematuhi peraturan atau tata tertib yang ada di sekolah pun menjadi penting keberadaannya. Kedisiplinan merupakan bagian penting dalam pendidikan, baik dalam konteks formal, non formal, maupun dalam pendidikan informal. Permasalahan mengenai kedisiplinan merupakan hal yang sudah umum dan seringkali terjadi baik di dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut cukup meresahkan karena suatu kedisiplinan merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Disiplin dalam pengertian bebas berarti ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap peraturan/tata tertib yang telah dibuat dan disepakati. 3 Syamsu Yusuf & Juntika Nurikhsan, Teori Kepribadian, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

  Menurut Prijodarminto mengartikan kedisiplinan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebegai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya

  4 bila mana ia tidak berbuat sebagai mana lazimnya.

  Sedangkan menurut Moenir ”indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar peserta didik berdasarkan ketentuan disiplin waktu disiplin perbuatan, yaitu: 1. Disiplin waktu, meliputi (a) tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu; (b) tidak keluar kelas saat jam pelajaran; dan (c) mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. 2. Disiplin perbuatan meliputi; (a) patuh dan tidak menentang peraturan; (b) tidak malas belajar; (c) tidak menyuruh orang lain bekerja untuk dirinya; (d) tidak suka berbohong; dan (e) melakukan tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak membuat keributan dan tidak mengganggu orang lain saat belajar.

  Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Pada hakikatnya disiplin bukan hanya merupakan kepatuhan pada norma yg dipaksakan dari luar, melainkan merupakan kemampuan mengendalikan diri yang didasarkan 4 Hanif Aftiani, penerapan konseling kelompok behavior untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, tersedia On-line: ejournal.unesa.ac.id/article/6219/13/article.pdf.(13april2017). pada keinginan untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban didalam kehidupan. Dalam surat Huud ayat 112, Allah berfirman:

  ٌﺮﯿِﺼَﺑ َنﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﮫﱠﻧِإ اْﻮَﻐْﻄَﺗ ۚ◌ َﻻَو َﻚَﻌَﻣ َبﺎَﺗ ْﻦَﻣَو ﺎَﻤَﻜَﺗْﺮِﻣُأ ْﻢِﻘَﺘْﺳﺎَﻓ

  Artinya: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan

  

kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu

melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS.

5 Huud : 112).

  Berdasakan surat Huud ayat 112, dijelaskan bahwa sudah seharusnya peserta didik selalu disiplin dan jangan melampui batas yang sudah sekolah tetapkan atau aturan yang ada di sekolah.

  Fenomena ketidakdisiplinan cukup menghawatirkan dan apabila hal tersebut dibiarkan akan membawa dampak yang kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental peserta didik, ketidakdisiplinan akan mengganggu pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap kurang berkembangnya prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, agar proses belajar mengajar berjalan lancar salah satu upaya yaitu dengan meningkatkan kedisiplinan pada peserta didik khususnya kedisiplinan dalam belajar.

  Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian upaya meningkatkan kedisiplinan siswa menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Majalengka Tahun Pelajaran 2012/2013, yang dilakukan oleh Danang P, Nanda Dwi 5 P, dan Shinta Lailasari, hasil risetnya menyatakan bahwa disiplin belajar yang

  Alqur’an dan terjemahan, Bandung, CV penerbit J-ART dimaksut adalah keseluruhan sikap dan perbuatan yang timbul dari kesadaran diri nya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya disekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan demikian disiplin belajar yang dimaksud oleh peneliti ada relevansinya dengan yang penulis

  6 buat yaitu pengaruh disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

  Permasalahan yang sering terjadi adalah terdapat peserta didik yang terlambat masuk dalam kelas, bolos, tidak pernah mencatat, suka mengobrol dengan teman, peserta didik tidak mendengarkan dan tidak memperhatikan penjelasan guru dan lambat dalam mengumpulkan tugas maupun PR. Hal serupa terjadi di SMP Negeri 3 Bandar Lampung khususnya kelas VIII dari pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) tahun pelajaran 2016/2017.

  Peneliti mengamati banyaknya peserta didik yang tidak disiplin dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peserta didik yang tidak patuh dan taat

  7

  saat belajar berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara Ibu Desi Ferli Yanti S.Pd di SMP Negeri 3 Bandar Lampung, terdapat peserta didik yang terkesan tidak serius saat belajar, berbicara dengan teman saat pelajaran berlangsung, bahkan tidak mengikuti pelajaran. Peneliti sering menjumpai peserta didik yang kurang memperhatikan adanya peserta didik yang datang terlambat masuk kelas, berbicara dengan teman saat pelajaran berlangsung. 6 Angga Eka Yuda Wibawa, Pengembangan model konseling kelompok behaviour dengan

teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa SMA Kabupaten Lamongan.

  Tersedia on-line:http://journal,unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.(13 april 2017) 7 Hasil Observasi di SMP Negeri 3 Bandar Lampung

  Hal serupa diperkuat dengan adanya catatan kasus guru bimbingan konseling di sekolah yang menyatakan beberapa peserta didik melakukan hal serupa pada jam pelajaran berlangsung, terlihat pada tabel 1 sebagai berikut:

  Tabel 1 Ketidakdisiplinan Belajar Kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung

T.A 2017/2018

  KASUS Jumlah peserta Presentase NO didik

  1. Datang dan pulang sekolah tidak tepat 13 36,11% waktu

  2. Keluar kelas saat jam pelajaran 11 30,56%

  3. Tidak mengumpulkan dan 7 19,44% menyelesaikan tugas tepat pada waktunya

  4. Tidsk patuh dan menentang peraturan 5 13,89%

  

Jumlah 36 100%

Sumber: Data Dokumentasi Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3

8 Bandar Lampung.

  Berdasarkan tabel tersebut peserta didik mengalami ketidadisiplinan dalam belajar, terdapat 36,11% datang dan pulang sekolah tidak tepat waktu , 30,56% keluar kelas saat jam pelajaran, 19,44% tidak mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, 13,89% tidak patuh dan menentang peraturan.

  Peneliti menyimpulkan apabila hal ini dibiarkan maka akan menyebabkan kegagalan dalam proses belajar dan pengembangan peserta didik. Dampak ketidakdisiplinan belajar yaitu ketinggalan pelajaran dan nilai akademik rendah. Untuk menanggulangi hal tersebut maka diperlukan bantuan dari konselor dan guru pembimbing untuk dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik terhadap tata tertib 8 sekolah tersebut, upaya penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu bantuan yang dapat diberikan adalah konseling kelompok dengan teknik modeling. Menurut W.S Winkel dan Sri Hastuti, konseling kelompok berlangsung dalam kelompok, dimana terjadi interaksi antara konselor dengan beberapa konseli dan antara konseli yang satu dengan yang lain. Namun tujuan utama bukan mengembangkan kesatuan kelompok, melainkan membantu masing-masing anggota kelompok itu untuk menemukan

  9

  penyelesaian terhadap masalah yang memberatkan dirinya. Alasan penggunaan konseling kelompok untuk mengurangi tingkat pelanggaran peserta didik terhadap tata tertib sekolah yaitu karena fungsi dari konseling kelompok itu sendiri adalah kuratif atau penyembuhan sehingga diharapkan peserta didik yang memiliki tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib rendah mampu untuk berubah dan termotivasi untuk lebih mematuhi tata tertib sekolah sehingga dapat merubah perilakunya sendiri menjadi lebih disiplin.

  Menurut Jamal Ma’mur Asmani teknik modeling merupakan teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat

  10 perilaku yang sudah terbentuk.

  Sedangkan menurut Rosjidan modeling adalah suatu komponen dari suatu strategi dimana konselor menyediakan demonstrasi tentang tingkah laku yang menjadi tujuan, teknik modeling ini sesuai diterapkan pada konseli yang mempunyai kesulitan untuk belajar tanpa contoh, sehingga konseli

9 Hanif Aftiani, penerapan konseling kelompok behavior untuk meningkatkan kedisiplinan

  siswa, tersedia On-line: ejournal.unesa.ac.id/article/6219/13/article.pdf.(13april2017) 10 Subardi, upaya menigkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam bimbingan kelompok, tersedia on-line:ejournal.ikip-veteran.ac.id(13juni2017) memerlukan contoh atau model perilaku secara konkret untuk dilihat atau

  11 diamati sebagai pembelajaran pembentukan tingkah laku konseli.

  Dalam hal ini intervensi melalui konseling kelompok, dapat dilakukan dengan teknik modeling, peneliti memilih konseling kelompok dengan teknik modeling karena sesuai dengan tujuan umum terapi tingkah laku yakni menciptakan kondisi- kondisi baru bagi proses belajar, dasar alasannya bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari dan ditiru termasuk tingkah laku yang maladaptif. Dalam hal ini perilaku melanggar atau tidak disiplin dapat dianggap sebagai perilaku maladaptive dan perilaku tersebut dapat dihapus serta dirubah menjadi efektif atau adaptif sesuai yang diinginkan yakni disiplin dan patuh terhadap tata tertib.

  Berdasarkan hal tersebut maka, peserta didik membutuhkan pemahaman diri agar mereka sadar dan bisa bertanggung jawab serta merubah perilakunya agar dapat disiplin belajar. Guru bimbingan konseling sangat berperan penting dalam membantu peserta didik merubah perilaku nya agar dapat disiplin dalam belajar. Dalam hal ini dibutuhkan satu layanan yang intensis yaitu peneliti akan menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik modelling untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

  Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik modeling adalah upaya membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahannya, khususnya pada ketidakdisiplinan belajar peserta didik. 11 Ayu Sri Junarsih Mandala, Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Modeling Untuk

  Meningkatkan Emotional Inteligence Siswa Pada Kelas XAP1 SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten

  Berdasarkan pertimbangan bahwa konseling kelompok dengan teknik modeling dapat dipergunakan untuk mencegah ketidakdisiplinan belajar peserta didik, maka peneliti membatasi masalah umum sebagai berikut: “Efektivitas

  

Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling Dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Belajar Pada Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar

Lampung Pelajaran 2017/2018”

  B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan pra penelitian, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

  1. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung datang dan pulang sekolah tidak tepat waktu;

  2. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung keluar kelas saat jam pelajaran;

  3. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung tidak mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya;

  4. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung tidak patuh dan menentang peraturan;

  C. Batasan Masalahs

  Agar pembahasan pada penelitian ini terarah dan tidak keluar dari permasalahan yang ada, maka peneliti hanya membahas: “Efektivitas layanan konseling kelompok dengan teknik modeling dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Apakah Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling Efektif Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Pada Pese rta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”?

  E. Tujuan Peneliitian

  Tujuan dari penelitian adalah mengetahui efektivitas layanan konseling kelompok dengan teknik modeling dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.

  F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

  1) Teoritis Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan ilmu dalam bidang pendidikan khususnya bimbingan dan konseling yaitu membantu peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar. 2) Praktis a. Bagi Peserta Didik Dapat menambah pengetahuan tentang kedisiplinan belajar serta dampaknya, sehingga dapat mengurangi ketidakdisiplinan belajar pada peserta didik.

  b. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan positif bagi sekolah, khususnya dalam meningkatkan kedisiplinan belajar sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal, dapat dijadikan sebagai tolak ukur atas pelaksanaan dan pemanfaatan layanan konseling kelompok dengan teknik modeling secara optimal.

  c. Bagi guru bimbingan dan konseling Dapat menambah pengetahuan guru pembimbing dalam melaksanakan konseling kelompok dengan teknik modeling di sekolah terkait dengan kedisiplinan belajar, serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan guru pembimbing dalam memberikan layanan yang tepat terhadap peserta didik sehingga konseling kelompok dengan teknik modeling dapat digunakan dalam mencegah ketidakdisiplinan belajar.

  d. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan, memberikan pengalaman yang sangat besar berupa pengalaman yang menjadi calon konselor profesional dan menjadi pedoman bagi penulis dalam membimbing peserta didik nantinya.

G. Ruang Lingkup Penelitian

  Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, diantaranya adalah:

  1. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah sejauh mana konseling kelompok dengan teknik modeling dapat meningkatkan pengetahuan tentang kedisiplinan belajar.

  2. Ruang Lingkup Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung.

  3. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 3 Bandar Lampung.

  4. Ruang Lingkup Waktu Waktu penelitian, penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun

  pelajaran 2017/2018.s

BAB II LANDASAN TEORI A. Konseling Kelompok

1. Pengertian Konseling Kelompok

  Konseling berasal dari bahasa inggris “Counseling” yang dikaitkan dengaan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasehat (to obtain

  counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).

  Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berati pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan tukar pikiran.

  12 Sedangkan menurut jones,

  shertzer dan stone dalam buku dasar-dasar bimbingan dan konseling oleh prayitno mengemukakan bahwa: Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman peserta didik difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan dimana ia diberikan bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah tersebut. Konselor tidak memecahkan masalah untuk peserta didik. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.

  13 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah suatu

  bantuan yang diberikan oleh konselor kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dengan bertukar pikiran dan cara yang sesuai dengan kemampuannya sendiri. Konseling kelompok adalah suatu bentuk konseling 12 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 21. 13 Prayitno dan Erman A, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),

  yang dilakukan oleh konselor untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan permasalahan kepada sekelompok yang di dalamnya terhadap hubungan timbal balik antara konselor dengan kelompok.Menurut Latipun konseling kelompok adalah: merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar.

  14 Menurut Dewa Ketut Sukardi konseling kelompok adalah:

  konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).

  Dengan demikian Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok merupakan suatu pemberian bantuan dengan memanfaatkan dinamika kelompok oleh konselor kepada beberapa peserta didik yang tergabung dalam suatu kelompok untuk memecahkan masalah kelompok.

2. Tujuan Konseling Kelompok

  Menurut Dewa Ketut Sukardi, tujuan konseling kelompJok meliputi:

  a. melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak;

  b. melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya; c. dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok; dan d. mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok. 14

  Menurut Prayitno, tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan kepribadian siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan diri, kepribadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama. Sedangkan tujuan khusus konseling kelompok, yaitu:

  a. membahas topik yang mengandung masalah aktual, hangat, dan menarik perhatian anggota kelompok; b. terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku dalam bersosialisasi atau komunikasi; c. terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain; dan

  d. individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan

  15 emosi.

  3. Tahapan Penyelenggara Konseling Kelompok

  Sebelum diselenggarakan konseling kelompok, ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan terlebih dahulu. Tahapan penyelenggaraan konseling kelompok menjadi 4 tahapan, yaitu: 15

  1. Tahap Pembentukan

  Uswatun Sa’diah, Pengaruh Konseling kelompok menggunakan teknik behavioristik positiven

reinforcement terhadap disiplin belajar peserta didik kelas V 1 Way Dadi Bandar Lampung, tersedia

on-line:http://repository.radenintan.ac.id/576/1/sudah_digabung.pdf ( 10 mei 2017).

  Tahap pembentukan merupakan tahap persiapan pelaksanaan konseling pada tahap ini terutama saat pembentukan kelompok, dilakukan dengan

  16

  seleksi angggota. Ketentuan penting yang mendasari pada tahap ini adalah:

  a) adanya minat bersama (Common Interest), dikatakan demikian jika secara potensial anggota itu memiliki kesamaan masalah dan perhatian yang akan dibahas;

  b) suka rela atau inisiatifnya sendiri, karena hal ini berhubungan dengan hak pribadi siswa; c) adanya kemauman berpartisipasi di dalam proses kelompok; dan d) mampu berpartisipasi di dalam kelompok.

  Proses utama tahap awal adalah orientasi dan eksplorasi. Pada awalnya tahap ini diwarnai keraguan dan kekhawatiran tetapi juga harapan dari peserta konseling. Namun apabila konselor mampu memfasilitasi kondisi tersebut tahap ini memunculkan kepercayaan terhadap kelompok. Langkah-langkah pada tahap awal kelompok adalah:

  a. pembukaan pada awal proses konseling adalah pengenalan, perlibatan diri dan pemasukan diri; b. pada tahap ini konselor memberikan rangkaian penjelasan yang diperlukan, mulai dari pengertian mengapa diadakan konseling kelompok sampai prosedur atau aturan yang akan dilaksanakan pada 16 kelompok; dan c. kemudian konselor mempersilahkan para siswa untuk mengutarakan masalah yang mereka alami berkaitan tentang materi pokok yang menjadi bahan diskusi.

2. Tahap Transisi

  Tujuan tahap ini adalah membangun rasa saling percaya yang mendorong anggota menghadapi rasa takut yang muncul pada tahap awal.

  Konselor perlu memahami karakteristik dan dinamika kelompok yang terjadi pada tahap transisi. Peran konselor pada tahap ini adalah: a) menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok;

  b) tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut; dan

  c) mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan atau sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut.

  3. Tahap Kegiatan.

  Tahap ini mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok. Kegiatan ini meliputi setiap kelompok mengemukakan masalah pribadi yang perlu mendapatkan bantuan untuk pengentasannya. Klien menjelaskan lebih rinci masalah yang dialami. Semua anggota ikut merespon apa yang disampaikan anggota yang lain.

  4. Tahap Pengakhiran.

  Tahap ini biasa disebut juga dengan tahap tendensi /ending dimana pada tahap ini semua kegiatan akan diakhiri namun tidak dalam artian kegiatan akan berakhir begitu saja. Namun masih ada kegiatan selanjutnya yang bias

  17

  dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

  a) Frekuensi pertemuan Berkenaan dengan kegiatan ini hal yang Paling urgen dilihat adalah berkaitan dengan frekuensi pertemuan yang akan dilakukan selanjutnya. Karena untuk mendapatkan hasil yang memuaskan tentunya tidaklah bias dilakukan dengan hanya sekali pertemuan akan tetapi hasil yang sempurna akan dicapai jika itu dilakukan jika pertemuan itu dilakukan lebih dari 1 kali.

  b) Pembahasan keberhasilan kelompok Pada kegiatan ini semua kegiatan kelompok harus dipusatkan pada pembahasan dan penerapan hal-hal yang telah mereka dapatkan dan pelajari mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan agar mereka dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TEKNIK MODELING

1. Pengertian teknik modeling

  Modeling (penokohan) adalah istilah yang menunjukkan terjadinya

  proses belajar melalui pengamatan (observational learning) terhadap orang lain dan perubahan terjadi melalui peniruan. Peniruan (imitation) 17 menunjukkan bahwa perilaku orang lain yang diamati, ditiru lebih merupakan peniruan terhadap apa yang dilihat dan diamati. Proses belajar melalui pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar setelah

  18

  mengamati perilaku pada orang lain. Menurut Jamal Ma’mur Asmani teknik modeling adalah: teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien

  19

  dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk. Sedangkan menurut Perry dan Furukawa modeling adalah: proses belajar melalui observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model

  20 yang ditampilkan.

  Penggunaan teknik modelling digunakan karena menurut Bandura dalam Friedman, menyatakan bahwa dalam teknik modeling menggunakan 4 jenis informasi yaitu (1) pengalaman kita dalam melakukan perilaku yang serupa (kesuksesan dan kegagalan dimasa lalu); (2) melihat orang lain 18 melakukan perilaku yang kurang lebih sama; (3) persuasi verbal (bujukan

  

Komalasari Gantina, dan Wahyuni Eka., Teori dan Teknik Konseling, PT. Indeks, Jakarta,2011, h,

176 19 Subardi, upaya menigkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam 20 bimbingan kelompok, tersedia on-line:ejournal.ikip-veteran.ac.id(13juni2017) Ayu Sri Junarsih Mandala, Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Emotional Inteligence Siswa Pada Kelas XAP1 SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten

  orang lain yang menyemangati atau menjatuhkan); (4) apa perasaan kita

  21 tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional).

  2. Macam-macam Modeling

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KONSELING REALITA UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Raden Intan Repository

0 0 140

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 131

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG .T.A. 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 118

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIKMODELLING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII G SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 99

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK POSITIVE REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK KELAS VII MTS AL-HIKMAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 136

TEKNIK MODELING DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII G SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG T.P 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 149

EFEKTIVITAS BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 98

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs AL-HIKMAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 160

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Raden Intan Repository

0 2 111

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 99