Penyesuaian diri pada pensiunan pabrik gula - USD Repository

  

PENYESUAIAN DIRI PADA

PENSIUNAN PABRIK GULA

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Dosen Pembimbing : Sylvia Carolina M.Y.M S.Psi..,M.Si

  Disusun oleh : Maria Ratna .D.P.

  029114064

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PENYESUAIAN DIRI PADA

PENSIUNAN PABRIK GULA

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

Dosen Pembimbing :

Sylvia Carolina M.Y.M S.Psi..,M.Si

Disusun oleh :

Maria Ratna .D.P.

  

029114064

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

Foot Prints In The Sand

One night

I had a dream I

was walking along the

beach with the Lord; and

across the skies flashed

scenes I noticed two sets of foot

prints in the sand and to my surprise,

I notice that many times along the

path of my life there was only one

set of foot prints. And I notice that

it was at the lowest and saddest

times in my life. I asked the Lord

about it. Lord you said that once

I decided to follow you, you

would walk with me all the

way. But I notice that

during the most trouble

sometimes in my life

there is only one set of

footprints. I don’t under-

stand why you left my side

when I needed you most.

  

The Lord said: “My precious

child, I never left you during

your time or trial where

you see only one set

of footprints. I was

carrying you.”

  

“ Sampai masa tuamu Aku tetap Dia,

dan sampai masa putih rambutmu

Aku menggendong engkau”

  

Yesaya 46:4

“Every problem has its own way out even its

hard too do or we never guess”

  

(RIYA)

Den gan pen uh cin ta, kupersem bahkan skripsi in i kepada :

  Bapa-ku di Surga Bunda Maria & Bapa Yusuf Papa dan Mama tercinta Kakakku tersayang

  Diriku sendiri

  Pernyataan Keaslian Data

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang dituliskan di dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  5 Desember 2007 Penulis Maria Ratna Diyah .P.

  

ABSTRAK

Maria Ratna Diyah Prasanti (2007). Penyesuaian Diri Pensiunan Pabrik Gula.

Yogyakarta : Fakultas Psikologi. Jurusan Psikologi. Program Studi Psikologi.

Universitas Sanata Dharma

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana subyek penelitian melakukan penyesuaian diri terhadap masa pensiun, dengan memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuatitatif-kualitatif. Terlebih dahulu dilakukan proses penentuan subyek penelitian terhadap 59 responden untuk membuat kategorisasi sikap terhadap masa pensiun. Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan alat ukur kuantitatif, yaitu skala sikap terhadap masa pensiun. Diperoleh hasil bahwa dari 59 responden ada 5 responden yang memiliki sikap sangat negatif terhadap masa pensiun, 3 responden memiliki sikap negatif terhadap masa pensiun, 38 responden bersikap netral terhadap masa pensiun, 10 responden bersikap positif terhadap masa pensiun, dan responden yang memiliki sikap sangat positif terhadap masa pensiun ada 3 orang. Kemudian diambil masing-masing dua responden dari kategori sikap sangat positif dan sangat negatif untuk dijadikan subyek penelitian. Setelah diperoleh subyek penelitian, pengambilan data dilanjutkan dengan wawancara.

  Dari penelitian ini diketahui bahwa subyek dengan sikap sangat positif terhadap masa pensiun menghadapi semua perubahan dalam masa pensiun melalui penyesuaian diri yang sehat (positif). Sedangkan subyek dengan sikap sangat negatif terhadap masa pensiun menghadapi beberapa perubahan dalam masa pensiun melalui penyesuaian diri yang tidak tepat (negatif). Diketahui pula faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses penyesuaian diri tersebut, yaitu : sikap dan penerimaan terhadap masa pensiun, kepribadian pensiunan, makna “kerja” bagi pensiunan, persiapan menjelang pensiun, kondisi menjelang pensiun, dukungan keluarga, kondisi keluarga ketika pensiun, religiusitas, dan sikap perusahaan. Secara singkat diketahui bahwa subyek pensiunan mampu melakukan penyesuaian diri secara positif (tepat) selama faktor-faktor tersebut menciptakan kondisi yang kondusif yaitu : pensiunan mampu menerima bahwa ia mengalami masa pensiun, pensiunan mempunyai sikap yang humoris, pensiunan melakukan persiapan untuk memasuki masa pensiun, kondisi diri maupun keluarga ketika hendak memasuki masa pensiun baik, ada dukungan yang positif dari keluarga terutama pasangan hidup dan anak, kondisi pensiunan dan keluarga pada saat menjalani pensiun baik, mempunyai religiusitas yang cukup tinggi, serta perusahaan menunjukkan sikap positif terhadap pensiunan seperti pemberian fasilitas khusus pensiunan. Kondisi tersebut berlaku sebaliknya untuk terciptanya penyesuaian diri secara negatif (tidak tepat). Kata kunci : penyesuaian diri dan pensiunan.

  

ABSTRACK

Maria Ratna Diyah Prasanti (2007). Self Adjustment of Sugar Manufacturing

Retirement. Yogyakarta : Study Program Of Psychology. Department Of

Psychology. Faculty Of Psychology. Sanata Dharma University.

  The purpose of this research was to know the subject adjust their retirement by analyzing the factors which was influenced. The methods of this research were quantitative and qualitative methodology. For beginning, do selection process to 59 respondents to make attitude categorization in facing retirement. The method of data collecting was using quantitative measurement, which was attitude scale of retirement. The result is, from 59 respondents there are 5 respondents who had very negative attitude to retirement, 3 respondents had negative attitude to retirement, 38 respondents had neutral attitude to retirement, 10 respondents had positive attitude to retirement, and there are 3 respondents who had very positive attitude to retirement. And then, took two subjects from each category (very negative attitude and very positive attitude) for being research subject. After got the research subject, resume the data collecting by doing interview.

  The result of this research showed that the subjects who had positive attitude in facing retirement face the retirement changes with their positive self adjustment. On the other hand, the subjects who had negative attitude face some retirement changes with inappropriate (negative) self adjustment. From the result is showed that the factors which are influence the self adjustment process are: attitude and acceptance to condition, personality of pensioners, retirement preparation, and condition before retire, family’s support, family’s condition while retirement, religiosity, and company attitude. In brief known if retirement subjects could have the positive self adjustment (appropriate) as long as those factors create a concussive condition such as : the retirements could accept if they were facing retirement, the retirements had humorist attitude, the retirements did some preparation in facing retirement, self condition as well as their family when they were going to face retirement were well, there were positive support from their family specially their couple and kids, retirements and family condition when facing retirement is well, they had high religiosity, and their company showed positive attitude to the retirement such giving retirement special facilities. Those conditions on the contrary happen to create negative (inappropriate) self adjustment. Key words: self adjustment and retirement.

  KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penelitian ini dapat terlaksana hingga akhir.

  Di dalam proses penelitian maupun penulisan skripsi ini, peneliti telah dibantu oleh banyak pihak sehingga semuanya dapat terlaksana dengan baik hingga akhir.

  Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu terlaksananya penelitian ini. Terima kasih peneliti haturkan kepada : 1.

  Bapa di Surga, atas semua kasih dan karunia-Nya. Begitu banyak cinta, kedamaian, kekuatan, dan keajaiban yang Bapa limpahkan untukku.

  2. Bunda Maria dan Bapa Yusuf; iman kalian kepada Bapa selalu menjadi inspirasi di saat aku melihat hidupku.

  3. Papa dan Mama atas semua cinta yang telah Papa-Mama berikan. Harapan terbesar adek, semoga papa-mama senantiasa bahagia.

  4. Mas Bayu, kakakku satu-satunya di dunia ini. Kita harus bisa menjadi “sumber kebahagiaan” Papa dan Mama.

  5. Meine Liebe (mas Yudi); terima kasih buat support-nya terutama pada saat aku merasa putus asa dan tak bersemangat.

  6. Bu Silvy selaku dosen pembimbing; terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan kesabaran yang ibu berikan selama ini. Rahmat Tuhan senantiasa menaungi hidup ibu.

  7. Bapak Eddy Suhartanto selaku Dekan Fakultas Psikologi dan dosen penguji atas ijin penelitian yang diberikan.

  8. Pak Heri selaku dosen penguji.

  9. Pihak kampus USD terutama di fakultas Psikologi atas bantuannya.

  10. Keempat subyek penelitianku; rasa terima kasihku tak kan pernah bisa mengimbangi bantuan anda. Semoga kebahagiaan senantiasa menaungi anda semua beserta keluarga.

  11. Semua responden yang telah bersedia mengisi skala penelitianku.

  12. Almarhum bapak Sutyasno; semoga beristirahat dalam damai. Untuk keluarga; semoga diberi ketabahan.

  13. Pak Sam; terima kasih sudah bersedia mengantar kemana-mana. Pokoknya selalu ditunggu Pak Sakijo di Solo.

  14. Pak Samari, Pak Paat, mas Slamet, dan keluarga besar PG.Comal Baru yang telah memberikan informasi seputar responden.

  15. Almarhum eyang Kasno dan eyang Irawan, Eyang putri Mangkubumen dan Colomadu “matur sembah nuwun pangestunipun”.

  16. Almarhum pak Dipa dan mbok Mani; kasih sayang pak Dipa-mbok Mami selamanya akan tertinggal dalam diri Ria.

  17. Keluarga besar Colomadu dan Mangkubumen, terima kasih untuk semua support dan berkatnya.

  18. Mbak Siska dan Winda, makasih sudah jadi tempat curhatku.

  19. Eks penghuni “lorong kegelapan”: Dewi, Sri, Meta. Berkat kalian tahun- tahun kehidupan di SA dapat kulalui dengan menyenangkan.

  20. Watie; aku bakal kangen nih ma nyanyian ngawur adekku satu ini.

  21. Doraemon “Dian” dan Rachel buat sharingnya mengerjakan skripsi.

  22. Diyah, Dewi, Pita, Sari ma Irna; kita pernah mengalami saat dimana kita ingin menyerah namun kita memilih untuk tetap maju.

  23. Teman-temanku yang kemarin menunggui aku ujian (Lia dan mas Iwan, Wati dan Sri, dek Emby dan Dian, mbak Diyah dan Aning, Dewi dan Ian).

  Makasih banget karena udah menemani dan memberiku support.

  24. Santi yang udah mau jadi penerjemahku. Tiara ma Dea atas penataan power point-ku sehingga menjadi berbunga-bunga.

  25. Keluarga besar Doraemon maupun kebun binatang di Sekar Ayu dari generasi ke generasi. Ada Erna “Swigyu”, Santi “Saru-Hamtaro-Zoo”, Puput “Siput”, Diaz selaku pawang kami, dek Emby “Cinta-ku”, Lia yang kadang jadi Shizuka kadang jadi ibu suri bersama mas Iwan juga dek Indah, adekku Wati ma Hengki. Kebersamaan kita akan menjadi kenangan manis dalam hidupku.

  26. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata “sempurna”. Namun peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca.

  Penulis; Maria Ratna.D.P.

  DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................vi ABSTRAK ............................................................................................................vii ABSTRACK ........................................................................................................viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4 BAB II : LANDASAN TEORI A. Pensiun

  1.Pengertian Pensiun ........................................................................................ 5

  2.Adaptasi Terhadap Masa Pensiun ................................................................. 6

  3.Reaksi Terhadap Masa Pensiun .................................................................... 7 B.

  Penyesuaian Diri

  1.Pengertian Penyesuaian Diri ....................................................................... 10

  2.Bentuk Penyesuaian Diri ............................................................................. 12

  3.Karakteristik Penyesuaian Diri ................................................................... 13

  4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ................................ 16 C.

  Penyesuaian Diri Terhadap Masa Pensiun ...................................................17 D.

  Dinamika Penyesuaian Diri Terhadap Masa Pensiun ................................. 23

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27 B. Subyek Penelitian ........................................................................................ 28 C. Definisi Operasional ................................................................................... 29 D. Metode Dan Alat Pengumpulan Data

  1.Proses Penentuan Subyek Penelitian …………………………………….. 30

  2.Proses Penelitian ......................................................................................... 34 E.

  Prosedur Pengumpulan data ........................................................................ 37 F. Proses Penentuan Norma Kategorisasi Responden

  1.Estimasi Validitas ....................................................................................... 38

  2.Estimasi Reliabilitas .................................................................................... 39 G.

  Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 40 H. Metode Analisis Data .................................................................................. 41

  BAB IV : PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian .................................................................................... 42

  B.

  Pelaksanaan Penelitian

  1.Pembagian Skala Penelitian ........................................................................ 42

  2.Uji Reliabilitas Dan Uji Normalitas ............................................................ 43

  3.Proses Kategorisasi Responden .................................................................. 45

  4.Penentuan Subyek Penelitian ...................................................................... 47 C.

  Pembentukan Rapport ................................................................................. 49 D.

  Pelaksanaan Wawancara ............................................................................. 49 E. Hasil Penelitian

  1.Identitas Subyek Penelitian ......................................................................... 52

  2.Deskripsi Persamaan Dan Perbedaan Semua Subyek Penelitian ................ 54 F.

  Analisis Data Dan Pembahasan

  1.Analisa Deskripsi Penyesuaian Diri Subyek I (Hr) .................................... 56

  2.Analisa Deskripsi Penyesuaian Diri Subyek II (Tr) ................................... 65

  3.Analisa Deskripsi Penyesuaian Diri Subyek III (Sm) ................................. 73

  4.Analisa Deskripsi Penyesuaian Diri Subyek IV (Sy) ................................. 81

  5.Analisa Deskripsi Penyesuaian Diri Semua Subyek Penelitian .................. 90

  6.Dinamika Penyesuaian Diri Subyek Penelitian Terhadap Masa Pensiun..............................................................................100

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 104 B. Saran ……………………………………………………………………. 105 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108

  LAMPIRAN Data skor 59 responden (untuk proses seleksi) ............................................ 110 Uji Reliabilitas 1 (95 aitem) ......................................................................... 128 Uji Reliabilitas 2 (60 aitem) ......................................................................... 131 Uji Reliabilitas 3 (57 aitem) ......................................................................... 133 Uji Reliabilitas 4 (56 aitem) ......................................................................... 135 Skala Penelitian ............................................................................................ 137 Surat Keterangan Penelitian (pembagian skala) .......................................... 144 Surat Keterangan Penelitian (wawancara) ................................................... 145

DAFTAR SKEMA

  halaman Skema Dinamika Penyesuaian Diri Terhadap Masa Pensiun .............................. 26 Skema Dinamika Penyesuaian Diri Subyek Penelitian Terhadap Masa Pensiun ......................................................................................103

  DAFTAR TABEL

  Tabel halaman

  3.1. Tabel Blue Print Skala Sikap Terhadap Masa Pensiun ............................ 32

  3.2. Tabel Guide Interview Penyesuaian Diri Terhadap Masa Pensiun .......... 35

  4.1. Tabel Daftar 67 Aitem Sahih ................................................................... 45

  4.2. Tabel Rangkuman Statistik Deskriptif ..................................................... 46

  4.3. Tabel Norma Kategorisasi Skor Sikap Terhadap Masa Pensiun ............. 46

  4.4. Tabel Kategorisasi Skala Sikap Terhadap Masa Pensiun ........................ 46

  4.5. Tabel Rangkuman Data Responden Berdasarkan Kategorisasi Sikap Terhadap Masa Pensiun ............................................. 47

  4.6. Tabel Data Identitas Diri Subyek Penelitian Kelompok Kategori Sikap Sangat Negatif Terhadap Masa Pensiun .................................................. 52

  4.6. Tabel Data Identitas Diri Subyek Penelitian Kelompok Kategori Sikap Sangat Positif Terhadap Masa Pensiun ..................................................... 53

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sejarah kehidupan manusia, kerja memegang peranan yang penting

  di dalam pemenuhan kebutuhan manusia tidak hanya dari segi biologis tetapi juga dari segi fisik, rasa aman, kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri (Andari, 2001). Kerja sebagai salah satu periode penting di dalam kehidupan manusia juga tidak luput dari perubahan. Salah satu perubahan yang dianggap cukup penting di dalam periode kerja individu adalah pensiun. Pensiun secara ringkas menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991) dapat diartikan sebagai pegawai yang sudah tidak bekerja lagi karena dirasa sudah tua dan mendapatkan uang pensiunan.

  Masa pensiun cenderung ditandai dengan berakhirnya waktu kerja yang penuh digantikan dengan periode waktu luang (Willey, 1990 dalam Hurlock, 1980). Lebih lanjut, Gordon dalam Hurlock (1980) menyatakan bahwa pensiun selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan, perubahan nilai serta perubahan pola hidup individu. Selain itu individu yang pensiun juga mengalami perubahan atas aktivitas sehari-hari, jadwal hidup, lingkungan sosial maupun kondisi finansialnya (Soemodiwirjo, 2001). Perubahan yang cukup mencolok antara masa kerja dengan masa pensiun (masa tidak bekerja) cenderung menimbulkan berbagai macam reaksi.

  Menurut Helmi (2000) masa pensiun nampaknya telah mengalami perubahan makna. Sekarang ini masa pensiun dipersepsikan secara beragam.

  Beberapa individu beranggapan bahwa masa pensiun merupakan masa yang wajar dialami oleh karyawan, sedangkan individu lain menjadi pasif dan tidak berdaya bahkan beberapa individu menunjukkan reaksi-reaksi berlebihan terhadap pensiun. Berbagai macam penyakit mulai bermunculan bersamaan datangnya masa persiapan pensiun karena umumnya masa pensiun dialami ketika individu berada dalam tahap perkembangan dewasa madya, dimana pada usia madya kesegaran fisik dan kesehatan tubuh mulai menurun (Hurlock, 1980). Oleh karenanya tidak jarang individu merasa powerless terhadap statusnya yang baru. Sebagai contoh kasus; seorang pensiunan Deputi kepala wilayah sebuah BUMN di Sumatera Selatan menghabiskan waktunya dengan berbaring di tempat tidur dari tahun 1987 sampai akhir tahun 1998 sehingga kehidupannya sangat tergantung pada orang lain (Soemodiwirjo, 2001).

  Sebenarnya merupakan hal wajar ketika individu mengalami kegoncangan ataupun kecemasan pada saat mengalami suatu perubahan, asalkan kegoncangan tersebut segera disadari dan ada usaha untuk mengelola dengan baik (Helmi, 2000). Oleh sebab itu, merupakan hal yang wajar apabila pensiun sebagai bentuk perubahan menimbulkan kegoncangan emosi (Soemodiwirjo, 2001). Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, “Mampukah pensiunan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada ketika pensiun?”

  Secara singkat, penyesuaian diri merupakan suatu proses untuk menyelaraskan kondisi diri dengan tuntutan lingkungan. Karena manusia adalah individu yang dinamis maka proses penyesuaian diri akan berlangsung sepanjang hidup (Fatimah, 2006). Kenyataannya, banyak individu yang tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu, tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri karena di dalam prosesnya akan ada banyak hambatan baik dari diri maupun lingkungan luar (Fatimah, 2006).

  Hal ini juga terjadi pada saat seseorang memasuki masa pensiun. Pensiunan yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan menjalani masa pensiun dengan bahagia dan bermakna. Sebaliknya, pensiunan yang mengalami hambatan dalam proses penyesuaian diri, merasa bahwa masa pensiun merupakan masa-masa sulit dalam hidupnya.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana usaha subyek penelitian dalam menyesuaikan diri terhadap masa pensiun. Dalam penelitian ini, hasil akhir dari usaha penyesuaian diri yang dilakukan subyek penelitian tidak menjadi fokus utama penelitian. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa proses penyesuaian diri merupakan suatu proses yang akan terus berkesinambungan selama hidup individu. Penelitian ini juga akan melihat faktor apa saja yang mempengaruhi di dalam proses penyesuaian diri tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

  Sesuai latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana subjek penelitian melakukan penyesuaian diri terhadap masa pensiun serta faktor apa saja yang mempengaruhi ?”

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana subyek penelitian melakukan penyesuaian diri terhadap masa pensiun dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri tersebut.

  D. MANFAAT PENELITIAN 1.

  Manfaat praktis : a.

  Bagi karyawan dan keluarga karyawan yang akan memasuki masa pensiun, kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana kehidupan di masa pensiun dan usaha penyesuaian diri terhadap masa pensiun serta faktor apa saja yang sekiranya mempengaruhi.

  b.

  Bagi instansi pemerintah maupun perusahaan, kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran untuk mengembangkan suatu program perusahaan yang memfokuskan pada karyawan calon pensiunan agar lebih siap di dalam menghadapi masa pensiun.

2. Manfaat teoritis : a.

  Bagi penelitian selanjutnya, semoga hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu bahan referensi ataupun sumber informasi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya khususnya penelitian dengan topik “pensiun”.

BAB II LANDASAN TEORI A. PENSIUN 1. Pengertian Pensiun Secara umum Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991) mengartikan

  pensiun sebagai pegawai yang sudah tidak bekerja lagi karena dirasa sudah tua dan akan mendapatkan uang pensiunan. Di Indonesia sendiri sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1974, pemerintah menetapkan bahwa batasan usia pensiun adalah 56 tahun atau lebih bagi PNS yang memangku jabatan tertentu (Prastowo, 2002).

  Pensiun sering diartikan sebagai suatu peristiwa yang menandakan titik peralihan dari suatu posisi sosial ke posisi sosial yang lain. Karenanya pensiun harus dipahami berdasarkan bagaimana kehidupan sosial individu terkait (Madoox,1966 dalam Kimmel,1990). Namun pada dasarnya pensiun merupakan tonggak kehidupan individu sebagaimana masa balita, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa dewasa. Dimana pensiun merupakan masa peralihan dari pola kehidupan kerja menuju pola kehidupan lain yang ditentukan sendiri oleh individu terkait.

  Gordon dalam Hurlock (1980) menyatakan bahwa pensiun selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan, dan perubahan nilai serta perubahan pola hidup individu. Selain itu individu yang pensiun juga mengalami perubahan atas aktivitas sehari-hari, jadwal hidup, lingkungan sosial maupun kondisi finansialnya.

  Rybash (1991) juga mengatakan pensiun sebagai suatu pergeseran sosial dalam hidup seseorang. Pensiun mencerminkan suatu keterlibatan sosial yang kompleks dan faktor budaya yang mencerminkan situasi hidup seseorang yang unik serta bagaimana persepsi individu terhadap masa pensiun. Ketika pensiun, kemungkinan individu mengalami pergesaran ke lingkup sosial cukup besar. Biasanya individu akan mengalami pergeseran ke lingkup sosial yang lebih kecil dan lebih sederhana yang melibatkan adanya perubahan tempat kerja serta kebutuhan untuk membentuk suatu hubungan sosial yang baru dengan tugas sosial yang baru pula.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pensiun merupakan saat dimana individu berhenti bekerja karena batasan usia yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Dimana masa pensiun mengandung berbagai macam perubahan dan individu yang mengalami masa pensiun disebut pensiunan.

2. Adaptasi terhadap Masa Pensiun

  Hornstein dan Warner dalam Rybash dkk (1991) menyatakan bahwa ada empat model adaptasi terhadap masa pensiun. Adapun pengelompokan empat model adaptasi tersebut lebih didasarkan pada bagaimana pandangan individu yang mengalami pensiun terhadap masa pensiun itu sendiri. Keempat model adaptasi tersebut adalah : a.

  Transisi (transition to old age) Masa pensiun dianggap sebagai masa transisi menuju usia tua sehingga masa pensiun dipandang sebagai masa untuk melepaskan pekerjaan yang selama ini digeluti.

  b.

  Permulaan baru (new beginning) Masa pensiun dipandang sebagai suatu kesempatan untuk mengubah kehidupan dan melakukan kegiatan yang selama ini belum terlaksana karena waktu yang ada selama ini hanya digunakan untuk bekerja.

  c.

  Karir lanjutan (continuation) Masa pensiun dipandang sebagai kelanjutan dari masa kerja yang aktif sehingga tidak ada perbedaan antara masa pensiun dengan masa kerja. Hal tersebut nampak dari perilaku pensiunan yang pada umumnya akan mencari pekerjaan baru setelah dia pensiun.

  d.

  Kekacauan (Imposed Disruption) Masa pensiun dipandang sebagai suatu ancaman dan merupakan peristiwa yang tidak menyenangkan. Pensiunan cenderung merasa kehilangan identitas diri dan merasa tidak berharga lagi karena sudah tidak bekerja.

3. Reaksi Terhadap Masa Pensiun

  Secara umum ada dua macam reaksi yang timbul saat individu menghadapi masa pensiun (Andari, 2001) yaitu reaksi yang positif dan reaksi yang negatif terhadap masa pensiun. Hal ini juga sesuai dengan pembagian tipe kepribadian individu yang pensiun oleh Reichard, dkk (1962) dalam Kimmel (1990). Reichard, dkk menyatakan bahwa ada lima tipe kepribadian dimana tiga tipe kepribadian menunjukkan reaksi yang positif terhadap masa pensiun dan dua tipe kepribadian yang lain menunjukkan reaksi yang negatif terhadap masa pensiun. Dua model reaksi terhadap masa pensiun adalah, sebagai berikut : a.

   Reaksi yang positif terhadap masa pensiun.

  Mereka yang mempunyai reaksi positif terhadap masa pensiun mempunyai pandangan yang positif pula mengenai masa pensiun. Ada yang memandang pensiun sebagai puncak karier dimana seseorang mampu bekerja sampai usia yang ditentukan tanpa kecacatan (Andari, 2001). Ada pula yang memandang masa pensiun sebagai waktu untuk beristirahat dan saat untuk menyalurkan hobby ataupun saat untuk melakukan aktivitas yang belum terealisasi karena waktu yang ada telah habis untuk bekerja.

  Selain memiliki pandangan yang positif terhadap masa pensiun, umumnya mereka juga menunjukkan perilaku yang positif ketika pensiun.

  Ditunjukkan dengan tetap melakukan aktivitas-aktivitas meskipun beberapa melakukannya sebagai kompensasi dari perasaannya terhadap masa pensiun (Reichard, dkk ; 1962 dalam Kimmel, 1990). Mereka juga mampu menerima kenyataan bahwa saat ini mereka pensiun dan cenderung telah siap memasuki pensiun (Helmi, 2000).

  Adanya pandangan yang positif terhadap masa pensiun serta mau dan mampu menerima kenyataan bahwa sekarang ini mereka telah pensiun cenderung membuat mereka bersedia dan lebih mudah untuk beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh masa pensiun. Karena bisa menerima diri secara realistis itulah mereka terdorong untuk berusaha sebaik mungkin dalam menjalani masa pensiun sehingga mereka mampu menemukan kepuasan di masa pensiunnya.

  b.

   Reaksi yang negatif terhadap masa pensiun.

  Individu yang menunjukkan reaksi negatif terhadap masa pensiun cenderung mempunyai pandangan negatif terlebih dulu terhadap masa pensiun. Mereka cenderung memandang pensiun sebagai suatu peristiwa yang menyakitkan dan merupakan akhir dari segalanya karena mereka telah kehilangan kekuasaan, kehormatan maupun status sosial yang mereka peroleh ketika mereka bekerja (Andari, 2001).

  Selain memiliki pandangan negatif mengenai pensiun, mereka juga memiliki perasaan negatif pula menyangkut diri sendiri ataupun pihak lain.

  Beberapa pensiunan merasa marah dan benci kepada perusahaan tempat mereka dulu bekerja (Soemodiwirjo, 2001), Mereka merasa sakit hati dan merasa telah dibuang serta disingkirkan oleh perusahaan karena sudah tidak diperlukan lagi. Sedangkan yang lain merasa kecewa dan menyalahkan diri sendiri serta tidak bisa menerima fakta bahwa mereka menjadi tua (Reichard, dkk; 1962 dalam Kimmel, 1990). Bahkan beberapa karyawan yang mau pensiun menjadi enggan untuk bertemu teman sekantor karena merasa rendah diri (Helmi, 2000).

  Pandangan dan perasaan yang negatif terhadap masa pensiun tersebut menimbulkan ketegangan dan perasaan tidak enak dalam diri individu terkait untuk menerima kenyataan bahwa sekarang mereka telah pensiun apalagi untuk menerima perubahan-perubahan yang dibawa masa pensiun.

  Sebenarnya perasaan marah, khawatir ataupun sakit hati tersebut merupakan tanggapan yang alamiah terhadap perubahan yang dibawa masa pensiun (Soemodiwirjo, 2001). Namun jika perasaan-perasaan tersebut tidak segera ditanggulangi akan mengganggu kehidupan selanjutnya. Akibat lebih lanjut individu terkait cenderung menjadi pasif dan menyerah terhadap keadaan yang dibawa masa pensiun sehingga mereka tidak bisa menemukan kepuasaan hidup.

B. PENYESUAIAN DIRI 1. Pengertian Penyesuaian Diri

  Di dalam hidupnya individu tidak pernah bisa lepas dari lingkungannya dimana terdapat suatu hubungan timbal balik diantara keduanya. Menurut Walgito (1988) dalam Fatimah (2006), individu dapat mempengaruhi lingkungan demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam hubungan antara individu dengan lingkungan ada usaha untuk saling menyesuaikan diri.

  Istilah “penyesuaian diri” berasal dari istilah “adaptasi” dalam bidang biologi yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusi (Fatimah, 2006). Istilah adaptasi menurut kajian biologi digunakan untuk menunjukkan bagaimana kemampuan organisme dalam bereaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan dari lingkungan tempat tinggalnya guna mempertahankan hidup.

  Kemudian di dalam kajian bidang psikologi, istilah penyesuaian diri atau adaptasi disebut dengan istilah “adjusment”. Adjusment merupakan suatu proses untuk mencari keseimbangan antara kondisi diri dengan tuntutan maupun tekanan dari lingkungan (Davidoff, 1991 dalam Fatimah, 2006).

  Fatimah (2006) mengemukakan bahwa secara alamiah kehidupan senantiasa mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan alam, sosial, psikis maupun rohani. Dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar tercipta hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan.

  Morris dan Maisto (2002) dalam Herastuti (2002) menyatakan bahwa penyesuaian diri (adjusment) merupakan suatu usaha (berhasil atau tidak) untuk mengatasi stres, menyeimbangkan kebutuhan dengan tuntutan lingkungan serta mengatur pemenuhan kebutuhan secara realistik dan sesuai kemampuan. Dimana stres dapat diartikan sebagai suatu kondisi baik kondisi fisiologis, biologis maupun psikologis yang menimbulkan ketegangan pada diri individu (Mc.Grath dan Wedfrod dalam Arend, 1997). Adapun ketegangan tersebut muncul karena individu merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis.

  Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan mencari titik temu antara kondisi diri dengan tuntutan lingkungan demi terciptanya keselarasan dan keseimbangan hidup. Dimana proses penyesuaian diri akan terjadi sepanjang hidup dan dalam pelaksanaannya tidak selalu berhasil karena ada banyak rintangan baik dari dalam diri maupun dari luar diri.

2. Bentuk Penyesuaian Diri

  Salah satu teori adaptasi yang cukup terkenal dikemukakan oleh seorang pakar psikologi kognitif dari Jerman, Jean Piaget mengemukakan tentang proses adaptasi pikiran. Piaget berpendapat bahwa setiap organisme dilahirkan dengan suatu kecenderungan untuk menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan melalui caranya masing-masing. Lebih lanjut Piaget mengemukakan bahwa :

  “...mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual dimana pengalaman dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur pengertian yang baru...” (Shymansky, 1992 dalam Suparno, 2001).

  Setiap individu mempunyai skema (struktur pengetahuan awal) yang berperan sebagai filter dan fasilitator terhadap berbagai ide, pengalaman serta informasi baru. Melalui kontak dengan pengalaman baru, skema yang ada dapat dikembangkan maupun diubah melalui proses asimilasi dan adaptasi. (Suparno, 2001). Dengan kata lain, adaptasi terjadi dalam suatu proses asimilasi (assimilation) dan akomodasi (accomodation).

  Proses asimilasi (assimilation) terjadi ketika individu menggabungkan informasi (persepsi, konsep maupun pengalaman) baru ke dalam skema atau pola pikir yang sudah ada karena informasi baru tersebut masih sesuai dengan skema yang sudah dimiliki (Suparno, 2001).

  Sedangkan proses akomodasi (accomodation) terjadi ketika individu ketika pengalaman baru tidak cocok dengan skema atau pola pikir yang sudah ada. Dalam kondisi seperti ini, individu dapat melakukan dua hal yaitu membentuk skema baru yang cocok dengan pengalaman baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan pengalaman baru.

  Berdasarkan teori di atas dapat kita simpulkan bahwa ada dua bentuk cara adaptasi yaitu dengan cara asimilasi dan akomodasi. Dimana asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan pengalaman baru ke dalam pola pikir yang sudah dimiliki. Sedangkan akomodasi terjadi ketika individu mengubah pola pikir yang sudah dimiliki agar sesuai dengan pengalaman baru.

3. Karakteristik Penyesuaian Diri

  a). Penyesuaian Diri Positif (Sehat) Schneider (1964) dalam Pramesti (2006) mengemukakan kriteria proses penyesuaian diri yang sehat sebagai berikut :

  1). Ada pembelajaran terhadap situasi baru.

  Proses penyesuaian diri yang sehat, selalu dapat diidentifikasikan dengan jumlah pertumbuhan dan perkembangan dalam memecahkan permasalahan dari situasi yang penuh dengan konflik, frustasi maupun stres.

  2). Mampu belajar dari pengalaman masa lalu.

  Proses penyesuaian diri yang sehat berarti individu terkait dapat mengambil “pelajaran” dari kegagalan masa lalu.

  3). Bersikap realistis dan obyektif.

  Penyesuaian diri yang sehat berarti individu mampu bersikap realistis dan obyektif. Sikap tersebut didasarkan pada pembelajaran terhadap masa lalu dan berpikir rasional, sehingga mampu menilai situasi, masalah, dan keterbatasan pribadi sebagai hal yang aktual.

  Fatimah (2006) mengemukakan bahwa individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal berikut ini : 1) Dapat melaksanakan tugas dan peran yang ada secara efisien. 2) Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan. 3) Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi. 4) Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan diri yang salah. 5) Memiliki pertimbangan yang rasional dalam mengarahkan diri. 6) Bersedia menerima realita yang ada. 7) Mampu belajar dari pengalaman masa lalu dan situasi baru. 8) Bersikap realistik dan obyektif.

  b). Penyesuaian Diri Negatif (Tidak Tepat) Kegagalan dalam melaksanakan penyesuaian diri secara positif dapat mendorong individu untuk melakukan penyesuaian diri yang salah. Fatimah

  (2006) mengemukakan ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, yaitu :

  1). Reaksi bertahan (defence reaction) Ada usaha dari individu untuk mempertahankan dirinya dengan bersikap seolah-olah ia tidak sedang mengalami kegagalan. Ia akan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan. Bentuk khusus dari reaksi bertahan ini, diantaranya : i.

  Rasionalisasi : mencari alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakannya yang salah. ii.

  Represi : usaha untuk menekan perasaan yang mencemaskan dan tidak enak ke alam bawah sadar. iii.

  Proyeksi : menyalahkan pihak lain atas kecemasan yang dialaminya. 2). Reaksi menyerang (aggressive reaction)

  Individu tidak mau menerima kenyataan yang ada. Akibatnya untuk menutupi hal tersebut, ia menunjukkan sikap menyerang atau konfrontasi.

  Reaksi-reaksinya antara lain : i. selalu membenarkan diri sendiri ii. menunjukkan sikap dan perilaku agresi iii. selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi iv. keras kepala dalam sikap dan perbuatannya, dan sebagainya.

  3). Reaksi melarikan diri (escape reaction) Individu memilih untuk melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik dan kecemasan. Reaksi-reaksinya, antara lain : i. regresi (kembali pada tingkah laku kanak-kanak) ii. banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri ataupun menjadi pecandu narkoba iii. untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai berfantasi seolah- olah sudah tercapai.

  Fatimah (2006) juga mengemukakan bahwa individu yang melakukan penyesuaian diri negatif ditandai dengan munculnya sikap-sikap sebagai berikut : i. menunjukkan sikap dan tingkah laku yang serba salah ii. menunjukkan sikap dan tingkah laku yang tidak terarah iii. menunjukkan sikap dan tingkah laku yang emosional iv. menunjukkan sikap dan tingkah laku yang membabi buta v. menunjukkan sikap yang tidak realistis dan obyektif vi. menunjukkan adanya mekanisme pertahanan diri yang salah.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

  Calhoun dan Acocella (1990); dalam Herastuti (2006) menyatakan bahwa proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Berikut ini penjelasan mengenai kedua faktor tersebut.

a). Faktor Internal

  Faktor internal merupakan segala hal dalam diri individu (pikiran, perasaan, sikap, kondisi fisiologis, nilai, ideologi, pengalaman, determinasi diri maupun konflik serta kecemasan pribadi) yang dapat mempengaruhi individu di dalam melakukan penyesuaian diri. Dimana pertimbangan yang dibuat seseorang terhadap sesuatu hal mencerminkan nilai-nilai yang dimilikinya. Sedangkan penilaian terhadap pihak lain, menunjukkan bagaimana kesesuaian kondisi pihak lain dengan nilai yang kita dianut.

b). Faktor Eksternal

  Faktor eksternal adalah segala hal yang berasal dari luar diri yang mampu mempengaruhi diri di dalam melakukan proses penyesuaian diri. Faktor eksternal ini dapat bersifat fisik maupun sosial. i.

  Faktor eksternal-fisik berupa kondisi lingkungan fisik yang ada di luar diri. Misalnya : iklim, lingkungan alam, cuaca, dan sebagainya. ii.

  Faktor eksternal-sosial merupakan kondisi lingkungan sosial yang ada di luar diri. Misalnya : orang lain, masyarakat, norma-norma sosial yang ada di masyarakat, dan sebagainya.

C. PENYESUAIAN DIRI TERHADAP MASA PENSIUN

  Setiap individu mempunyai pandangan dan gambaran mengenai perubahan masa kerja ke masa pensiun yang berbeda-beda. Di samping itu perubahan kebiasaan yang ada selama masa kerja ke masa pensiun menimbulkan suatu tekanan tersendiri bagi individu terkait (Reynolds, 1993). Dimana setiap pensiunan menunjukkan reaksi yang berbeda-beda terhadap tekanan yang dibawa oleh masa pensiun. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan pengalaman hidup, perbedaan kepribadian maupun perbedaan lingkungan dari individu terkait. Menurut Helmi (2006) sumber-sumber yang umunya mengalami perubahan pada masa pensiun, adalah :

a. Kekuasaan (power)

  Kerja sering dianggap sebagai pusat konsep diri (self-concept) seseorang, sedangkan pensiun sering dianggap sebagai tanda menurunnya harga diri (self-worth) seseorang. Karenanya tidak jarang para pensiunan mengalami

  powerless sebab mereka merasa telah kehilangan status tertentu serta

  kekuasaan atau power yang diperoleh selama masa kerja (Savitri, 1990 dalam Helmi, 2000). Saat individu bekerja, dia memperoleh beberapa kekuasaan yaitu legitimated power (kekuasaan untuk bekerja secara sah), information

  power (kekuasaan untuk memperoleh informasi secara cepat dan luas), coercive power (kekuasaan untuk memerintah atau memaksa), charismatic

  (kharisma untuk memimpin), dan expert power (kuasa atas suatu

  power keahlian tertentu).

  Dengan pensiun beberapa power (legitimed power, information power,

  dan coercive power ) hilang. Pensiunan yang pada saat masa kerja terbiasa

  menggunakan kekuasaan tersebut, kemudian pada saat pensiun tidak lagi mempunyai kekuasaan itu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Penyesuaian diri tersebut tidak selalu bisa dilakukan oleh pensiunan terkait. Mereka yang pada saat masa kerja mempunyai jabatan cukup tinggi cenderung lebih sulit untuk menyesuaikan diri (Soemodiwirjo, 2001).

Dokumen yang terkait

Analisis produktivitas dan penyerapan teanaga kerja pada agroindustri gula (Studi kasus pabrik gula semboro Pt Perkebunana Nusantara XI (Persero) di kecamatan Semboro kabupaten Jember

3 9 80

Implikasi pencabutan kebijakan tebu rakyat intensifikasi (Tri) terhadap efisiensi produksi pabrik gula

0 5 74

Coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI

0 6 92

laporan pengamatan pada pabrik indofood

0 5 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Penyesuaian diri kepada tunadaksa dalam bersosialisasi dilingkungan kerja - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Teori Penyesuaian Diri - Penyesuaian diri kepada tunadaksa dalam bersosialisasi dilingkungan kerja - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian - Penyesuaian diri kepada tunadaksa dalam bersosialisasi dilingkungan kerja - Repository UIN Sumatera Utara

0 2 9

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Metode Penyesuaian diri Ahmad Fauri di Lingkungan Kerja - Penyesuaian diri kepada tunadaksa dalam bersosialisasi dilingkungan kerja - Repository UIN Sumatera Utara

1 1 16

1. Skala Kecemasan Menjelang Pensiun 2. Skala Penyesuaian diri 3. Skala Dukungan Sosial Keluarga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial Keluarga sebagai Prediktor Kecemasan Menjelang Pensiun Pe

0 0 24

BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Definisi Penyesuaian Diri - Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

1 1 16