Coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI

COPING PENYESUAIAND.IRIPADA
PENSIUNAN ABRI

OLEH:

MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI
102070026049
UlN
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2007

COPING PENYESUAIAN DIRI PADA PENSIUNAN ABRI
Skripsi
Oiajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI
NIM: 102070026049

Oi bawah Bimbingan

S. Evangeline, I. S, M. Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1428 H/2007 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul COPING PENYESUAIAN DIRI PAPA PENSIUNAN
ABRI telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas


Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2007.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi.
Jakarta, 30 Agustus 2007
Sidang Munaqosyah
Sekretaris Merangkap Anggota

M.Si

Anggota:
Peng ji I

t

M.Si

M.Si

Pembim i 9 I


M.Si

.-----

S. Evangeline, I. S, M. Psi

MOTTO:

Reaksi terbaik bagi manusia ialah bekerja.
Musibah terbesar adalah keputusasaan.
Keberanian terbesar ialah kesabaran.
guru terbaik ialah pengalaman.
modal terbesar ialah kemandirian.
(Ali bin Abi Thalib)

Kadang kala kita di lahirkan dalam keadaan fakir miskin dan sengsara,
karena tuhan menghendaki kita belajar bersemangat pantang mundur dan
terlatih keberanian diri ( Maha guru Ching Hai)

Kupersembahkan

Karya sederhana ini
Teruntuk Bapak dan Ibuku
tercinta
Serta saudara-saudaraku

ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi
(B) Agustus 2007
(C)
(D)
(E)

Muhamad Ikhwanudin Suaebi
Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI) Tangerang
xiii + 63 + lampiran
Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika
sudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyal< penyakit,
cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak
hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Proses menua

atau dapat disebut sebagai masa lansia merupakan proses alami yang
disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini cenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada :ansia. Coping merupakan suatu
usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan
(baik eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggap
sebagai situasi yang filenekan, membebani atau penuh tekanan serta
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi
dilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk
menghadapi dampak negatif stres.
Tujuan : mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yang
dilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI) di Tangerang. Secara khusus. rumusan penelitian ini yaitu,
bagaimana deskritif masing-masing aspek coping yang terdiri dari : (1)
Problem Focused Coping meliputi coping aktif, perencanaan, supresi,
coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion Focused Coping
meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan,
penyangkalan, dan kembali keajaran agama.


Metode : pendekatan kuantitatif dengan metode deskripsi, coping
penyesuaian diri.
Sampel : pensiunan Angkatan Bersenjata Reoublik Indonesia (ABRI)
Jatiuwung-Tangerang, dengan mGnggunakan teknik purposive
sampling, sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 Pensiunan.

Pengumpulan data: skala coping yang telah dimodifikasi, menjadi
74 item dari 39 item valid dan 35 item tidak valid setelah uji validitas.
Uji validitas menggunakan rumus Product Moment Pearson. Estimasi
reliabelitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, coping penyesuaian
diri pada pensiunan ABRI di Tangerang yang terdiri dari 39 item dari
40 subjek didapati hasil koefesien reliabelitas Alpha = 0,735, artinya
penelitian yang dilakukan menunjukkan reliabel. sedangkan untuk
analisa aspek untuk mencari gambaran bahwa problem focus coping
menunjukan (47.5%) dan emotional focus coping menunjukan (52.5)%.
Sedangkan untuk pengelompokan subjek berdasarkan indikator bahwa
pensiunan ABRllebih menggunakan indikator coping pengendalian
yang didapati (15,325) dan indikator dukungan sosial emosional
didapati (17,775).
Kesimpulan : Dengan melihat hasil aspek bahwa pensiunan ABRI

menggunakan emotional focus coping. Sedangkan indikator
menggunakan dukungan sosial emosional.
Saran: 1. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti
dampak dan strategi coping yang dilaKukan pada masa pensiun
dangan didukung alat pengul