PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA UNTUK PERTUKARAN DAN PENGELOMPOKAN BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA UNTUK
PERTUKARAN DAN PENGELOMPOKAN BERBASIS METODE
MONTESSORI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:
Umi Winarni Setyaningsih
101134204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA UNTUK
PERTUKARAN DAN PENGELOMPOKAN BERBASIS METODE
MONTESSORI

Disusun oleh:

Umi Winarni Setyaningsih
NIM: 101134204

Telah disetujui pada tanggal 18 Juni 2014
Oleh:

G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
Pembimbing I

Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
Pembimbing II

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


SKRIPSI
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA UNTUK
PERTUKARAN DAN PENGELOMPOKAN BERBASIS METODE
MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Umi Winarni Setyaningsih
NIM : 101134204

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji
Pada tanggal : 8 Juli 2014
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap

Tanda Tangan


Ketua

: G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.

……................

Sekretaris

: E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A, Ed.D

……................

Anggota 1

: G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A

……...............

Anggota 2


: Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi

..…………….

Anggota 3

: Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd

..…………….
.

Yogyakarta, 8 Juli 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Rohandi, Ph. D.

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :
 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
 Nenek, Tante, Ibu ( Mbah Minuk, Lek Titik, Lek tari,Ibu Pur) yang selalu
menyemangati peneliti dan selalu mengorbankan banyak hal untuk peneliti.
Terima kasih untuk keringat dan tetesan air mata yang keluar agar peneliti
dapat menjadi pribadi yang berguna.
 Almamater Sanata Dharma.
 Dosen Pembimbing, Romo Ari dan Bu Irine yang telah membimbing peneliti
dengan sabar. Terimakasih atas pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang
telah diberikan untuk membimbing peneliti.


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

Hari ini aku harus lebih baik dari kemarin
(Siti Sulistyaningsih)

Ia membuat segalanya indah pada waktu-Nya
(Pengkhotbah 3:11 )

Bersabarlah, segala sesuatu itu awalnya sulit sebelum menjadi mudah
(Saadi)


Sesungguhnya aku ini hanya hamba Tuhan, jadilah padaku seturut sabda-Mu
Tuhan
(Kidung Bunda Maria)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang saya buat
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.


Yogyakarta,
Penulis

Umi Winarni Setyaningsih

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Umi Winarni Setyaningsih
NIM


: 101134204

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA UNTUK
PERTUKARAN DAN PENGELOMPOKAN BERBASIS METODE
MONTESSORI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta,
Yang menyatakan


Umi Winarni Setyaningsih

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Setyaningsih, Umi Winarni. (2014). Persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga
untuk pertukaran dan pengelompokan berbasis metode Montessori.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persepsi guru dan siswa mengenai alat
peraga dalam pembelajaran matematika. Persepsi guru dan siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori diharapkan positif. Hal ini
karena alat peraga matematika berbasis metode Montessori memiliki karakteristik
seperti menarik, bergradasi, auto-education (melatih kemandirian siswa), auto
correction (memiliki pengendali kesalahan), dan kontekstual. Penelitian dalam
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui: (1) persepsi guru atas penggunaan alat
peraga matematika berbasis Montessori pada pembelajaran pertukaran dan
pengelompokan di kelas I SD Karitas Yogyakarta semester genap 2013/2014; (2)
persepsi siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis Montessori pada
pembelajaran pertukaran dan pengelompokan di kelas I SD Karitas Yogyakarta
semester genap 2013/2014.
Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah guru, dan 3 siswa kelas IB. Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah dengan wawancara dan observasi. Pengolahan data
wawancara dilakukan dengan koding yaitu cara mengorganisasikan dan
mengsistematisasi data secara lengkap dan detail sehingga data dapat
memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Pengolahan data observasi
dilakukan dengan mencatat dan mengolah hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru dan siswa terhadap
penggunaan alat peraga matematika berbasis Montessori sangat positif. Namun
sangat disayangkan, guru jarang menggunakan alat peraga pada saat
pembelajaran, dan minimnya pengetahuan guru akan penggunaan alat peraga. Jadi
dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran matematika di kelas I SD Karitas
Nandan Yogyakarta dengan menggunakan alat peraga bola-bola penjumlahan
lebih efektif dibandingkan dengan tidak menggunakan alat peraga saat
pembelajaran.
Kata kunci: persepsi, matematika, alat peraga,wawancara,observasi

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Setyaningsih, Umi Winarni. (2014). Perception of teacher and student on visual
aids device for grouping and exchanging based on Montessori method.
This research was based on the teachers and students’ perceptions about
the visual aids in the mathematics learning. Teachers and students’ perceptions of
using the mathematics apparatus on the basis of Montessori method were
expected to be positive. It was because the mathematics apparatus on the basis of
Montessori had some characteristics such as attractive, grading, auto-education (to
train the students’ independence), auto-correction (had an error controller), and
contextual. This research was aimed to find out: (1) teachers’ perceptions of using
apparatus mathematics on the basis of Montessori in the exchange and group
learning in the first grade at SD Karitas Yogyakarta in even semester 2013/2014;
(2) students’ perceptions of using apparatus mathematics on the basis of
Montessori in the exchange and group learning in the first grade at SD Karitas
Yogyakarta in even semester 2013/2014.
The conducted research was using descriptive research and qualitative
method. The subjects of this research were teachers and three students of class IB.
The main sources in the qualitative research were interview and observation. The
data processing of interview was done by using coding which was a way to
organize and systemize the data completely and in detail so the data was able to
show the highlight of the learning topic. The observation data processing was
done by making note and processing the observation result which had been done.
The results showed that the teachers and students’ perceptions of the use of
apparatus mathematics on the basis of Montessori were definitely positive.
However, the teachers were rarely used the apparatus in the learning process.
Moreover, the teachers did not master the technique of using those apparatus.
Thus, the researcher concluded that mathematics learning in the first grade at SD
Karitas Nandan Yogyakarta by using props balls was much more effective.

Keywords: perception, mathematics, visual aids, interviews, observation
.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan
kepada Bunda Maria yang telah melimpahkan berkat-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1) pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tepat pada
waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1.

Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.

2.

Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program
Studi dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, ide, saran
dan kritik yang membangun untuk penulisan skripsi ini.

3.

Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4.

Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5.

Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, ide, saran dan kritik yang membangun selama
penulisan skripsi ini.

6.

Agustinus Walidi S.Pd., selaku kepala sekolah SD Karitas Nandan
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SD Karitas Nanda Yogyakarta.

7.

Brigitta Rival Alpinda, S.Pd., selaku guru kelas IB di SD Karitas Nandan
Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan waktu kepada penulis untuk
melakukan penelitian di kelasnya.

8.

Siswa kelas IB SD Karitas Nandan Yogyakarta yang telah bersedia
membantu untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

9.

Nenekku tercinta Mbah Minuk, Tanteku tercinta Lek Titik, Ibuku tercinta Ibu
Purwaningsih, dan Lek Tari yang selalu memberikan dukungan baik dalam
bentuk material ataupun finansial serta doa yang tidak pernah berhenti untuk

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

penulis. Terimakasih untuk keringat dan air mata demi tercapainya cita-citaku
sehingga penulis dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
10. Sahabat-sahabat terbaikku Wiwin, Nurul, Maya, dan Eri yang selalu ada
untukku dan selalu dengan sabar mendengarkan curhatanku,
11. Teman-teman PPL SD Karitas Nandan Yogyakarta yang telah memberikan
bantuan selama proses penelitian berlangsung,
12. Teman-temanku di kelas B angkatan 2010, yang telah memberikan semangat
dalam penyelesaian skripsi ini, dan
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini berlangsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis akan merasa
terbantu apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
MOTTO ...........................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...........
ABSTRAK........................................................................................................
ABSTRACT.......................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .......................................................................
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................
1.3
Tujuan Penelitian .................................................................................
1.4
Manfaat Penelitian ...............................................................................
1.5
Definisi Operasional .............................................................................
BAB IILANDASAN TEORI
2.1.1
Kajian Pustaka .....................................................................................
2.1.1
Teori Perkembangan Anak ...................................................................
2.1.1.1 TeoriPerkembangan Anak Menurut Piaget ...........................................
2.1.1.2 TeoriPerkembangan Anak Menurut Montessori ....................................
2.1.1.3 Sejarah Metode Montessori ..................................................................
2.1.2
Matematika ..........................................................................................
2.1.2.1 Hakikat Matematika .............................................................................
2.1.2.2 Pembelajaran Matematika ....................................................................
2.1.3
Alat Peraga...........................................................................................
2.1.3.1 Pengertian Alat Peraga ........................................................................
2.1.3.2 Tujuan Penggunaan Alat Peraga ..........................................................
2.1.3.3 Manfaat Penggunaan Alat Peraga ........................................................
2.1.3.4 Pengertian Alat Peraga Montessori ......................................................
2.1.3.5 Alat Peraga Bola-Bola Penjumlahan Montessori ..................................
2.3.1.6 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori ..........................................................
2.1.4
Materi Penjumlahan dan Pengurangan ..................................................
2.1.4.1 Materi Operasi Bilangan Bulat ............................................................
2.1.5
Persepsi ...............................................................................................
2.1.5.1 Pengertian Persepsi .............................................................................
2.1.5.2 Persepsi Terhadap Penggunaan Alat Peraga Montessori ......................
2.1.5.3 Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Media Pembelajaran .....................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii

xix
1
4
4
4
5
7
7
7
8
9
12
12
12
13
13
14
15
16
16
21
23
24
25
25
31
32
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.2
Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................
2.2.1
Alat Peraga Matematika ......................................................................
2.2.2
Metode Montessori ..............................................................................
2.2.3
Hasil Penelitian Yang Relevan Mengenai Persepsi ..............................
2.3
Kerangka Berpikir ...............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian ....................................................................................
3.2
Setting Penelitian .................................................................................
3.2.1
Objek Penelitian ...................................................................................
3.2.2
Subjek Penelitian .................................................................................
3.2.3
Tempat Penelitian ................................................................................
3.3
Desain Penelitian .................................................................................
3.4
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
3.4.1
Wawancara ..........................................................................................
3.4.2
Observasi ............................................................................................
3.4.3
Dokumentasi .......................................................................................
3.5
Instrumen Penelitian ............................................................................
3.6.
Kredibilitas dan Transferabilitas ..........................................................
3.6.1
Uji Kredibilitas ....................................................................................
3.6.2
Uji Transferabilitas ..............................................................................
3.7
Teknik Analisis Data ...........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
4.1
Penelitian sebelum pengimplementasian alat peraga Montessori ...........
4.1.1
Latar Belakang Subjek ........................................................................
4.1.2
Pandangan Subjek Terhadap Alat Peraga .............................................
4.1.3
Kefamilieran Subjek Terhadap Alat Peraga .........................................
4.1.4
Pengalaman Subjek menggunakan Alat Peraga ....................................
4.2
Penelitian setelah pengimplementasian alat peraga Montessori .............
4.2.1
Pengalaman Subjek .............................................................................
4.2.2
Perasaan Subjek menggunakan alat peraga ..........................................
4.2.3
Kendala subjek ketika menggunakan alat peraga Montessori ...............
4.2.4
Manfaat ketika menggunakan alat peraga Montessori ..........................
4.3
Pembahasan ........................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan ..........................................................................................
5.2
Keterbatasan Penelitian ......................................................................
5.3
Saran ....................................................................................................

32
32
33
34
37

84
86
86

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................

87

39
40
40
40
42
42
49
50
51
53
54
56
57
57
58
62
62
65
67
67
69
69
71
73
74
77

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perencanaan Observasi.......................................................................
Tabel 3.2 Perencanaan Wawancara ....................................................................

45
47

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3

Alat Peraga Bola Penjumlahan Secara Keseluruhan ......................
Bagan Proses Terjadinya Perilaku .................................................
Bagan Proses Terjadinya Perilaku dengan dimodifikasi ................
Peta Literatur dan Penelitian Sebelumnya ......................................
Prosedur Penelitian Menurut Patton ...............................................
Prosedur Penelitian Menurut Patton dengan modifikasi .................
Analisis Data dalam Pendekatan Kualitatif ....................................

18
30
30
36
43
44
59

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
A.
Pedoman Observasi dan Wawancara
Lampiran 3.1 Pedoman Observasi Kondisi Sosio-Cultural ..................................... 91
Lampiran 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ......................................... 92
Lampiran 3.3 Pedoman Observasi Guru .................................................................. 93
Lampiran 3.4 Pedoman Observasi Siswa .................................................................94
Lampiran 3.5 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian Guru ....................................... 96
Lampiran 3.6 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian Siswa ...................................... 97
Lampiran 3.7 Pedoman Wawancara Pasca Penelitian Guru .................................... 99
Lampiran 3.8 Pedoman Wawancara Pasca Penelitian Siswa ..................................103
B.
Observasi
Lampiran 4.1 Transkrip Observasi Kondisi Sosio-Cultural.................................... 106
Lampiran 4.2 Transkrip Observasi Proses Pembelajaran ke-1 .............................. 109
Lampiran 4.3 Transkrip Observasi Proses Pembelajaran ke-2 .............................. 112
Lampiran 4.4 Transkrip Observasi Penelitian Pertemuan ke-1 ............................. 115
Lampiran 4.5 Transkrip Observasi Penelitian Pertemuan ke-2 ............................. 118
C.
Wawancara
Lampiran 4.6 Verbatim Wawancara Pra-Penelitian Guru .................................... 121
Lampiran 4.7 Verbatim Wawancara Pra-Penelitian Siswa A ............................... 125
Lampiran 4.8 Verbatim Wawancara Pra-Penelitian Siswa B ............................... 130
Lampiran 4.9 Verbatim Wawancara Pra-Penelitian Siswa C .............................. 134
Lampiran 4.10 Verbatim Wawancara Pasca Penelitian Guru ................................ 138
Lampiran 4.11 Verbatim Wawancara Pasca Penelitian Siswa A ........................... 145
Lampiran 4.12 Verbatim Wawancara Pasca Penelitian Siswa B ........................... 150
Lampiran 4.13 Verbatim Wawancara Pasca Penelitian Siswa C ........................... 154
D.
Foto-foto
Lampiran 4.14 Foto-foto ........................................................................................ 158
Lampiran 4.15 Surat Izin Penelitian dari PGSD USD ........................................... 163
Lampiran4.16 Surat Keterangan Penelitian dari SD .............................................. 164
Biodata Penulis.................................................................................................... 165

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam bab ini berisikan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian,serta (5) definisi
operasional.

1.1

Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan sumber

daya manusia yang berkualitas, yang mampu berkompetensi dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah peningkatan mutu pendidikan sangat
berhubungan erat dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu
interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mempelajari suatu materi
tertentu. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa
secara langsung dalam proses belajar mengajar. Dengan berperan aktif dalam
proses belajar, siswa akan lebih cepat mengerti dan memahami materi yang
sedang dipelajari.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Kata matematika berasal
dari bahasa Latin mathematica dengan akar bahasa Yunani mathematike dari
kata kerja manthanein (Oxford Dictionary of English, 2011) yang berarti belajar
atau hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut
wiskunde atau ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013: 184).
Kualitas pembelajaran matematika harus selalu ditingkatkan, karena proses
pembelajaran akan mempengaruhi pencapaian tujuan belajar siswa dan akan
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, pendidik membutuhkan alat
peraga dalam melaksanakan pembelajaran.
Alat peraga merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang
bermanfaat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suyono, 2011: 17). Hal tersebut
dapat dilihat dari karakteristik anak Sekolah Dasar (SD) yang pada umumnya
berusia 7-12 tahun. Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 70) anak usia 712 tahun merupakan anak yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ini anak memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dilihat dari segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Perkembangan afektif anak ditandai dengan
hubungannya dengan teman dan orang lain yang ada di sekitarnya. Anak pada
usia tersebut memiliki perkembangan bahasa yang lebih komunikatif dan suka
melalukan berbagai aktivitas motorik. Pada tahap ini anak masih menerapkan
logika berpikir pada barang-barang yang konkret. Berdasarkan hal tersebut, perlu
adanya pembelajaran yang menarik dan menggunakan alat peraga yang sesuai
dengan perkembangan anak pada usia tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 6 Februari 2014 dengan ketiga
subjek siswa kelas IB SD Karitas Nandan, dapat disimpulkan bahwa alat peraga
membantu mereka dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan pada
mata pelajaran matematika. Hasil wawancara yang telah dilakukan, menjadi bukti
pentingnya mengembangkan alat peraga untuk lebih memaksimalkan proses
pembelajaran. Alat peraga matematika memiliki beberapa manfaat, antara lain: (1)
memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam matematika, (2)
dengan berbagai kecerdasan yang berbeda, dapat memberikan pengalaman belajar
yang efektif bagi siswa, (3) memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran
matematika (4) memberikan kesempatan bagi siswa yang lebih lamban berpikir
untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan berhasil, (5) memperkaya program
pembelajaran bagi siswa yang lebih pandai, dan (6) efisiensi waktu (Suharjana,
2009: 3-4).
Selain dikembangkan, alat peraga juga butuh dievaluasi. Evaluasi
merupakan hal yang paling penting. Dengan melakukan evaluasi maka dapat
diketahui apakah tujuan yang diinginkan tercapai atau tidak. Selain itu,dengan
melakukan evaluasi, dapat diketahui kekurangan, kelebihan, dan hambatan dari
alat peraga tersebut. Dengan demikian, evaluasi terhadap alat peraga sangat
penting dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu.
Salah satu metode pembelajaran yang menerapkan penggunaan alat peraga
dalam

pembelajaran

adalah

metode

Montessori.

Metode

Montessori

memanfaatkan panca indera untuk mempelajari suatu hal dengan menggunakan
alat peraga, alat peraga tesebut akan membawa anak pada konsep abstrak,
berlanjut dari konsep abstrak anak dapat berpikir ke moralitas (Montessori, 2002:

2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

41). Alat peraga matematika yang digunakan dalam penelitian adalah bola-bola
penjumlahan. Alat peraga bola-bola penjumlahan merupakan alat peraga yang
dikembangkan dengan mengadopsi alat peraga Montessori yang disebut Golden
beads atau manik-manik emas. Alat peraga manik-manik emas milik Montessori
terdiri atas manik emas satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan. Alat peraga bolabola penjumlahan juga terdiri atas rangkaian manik yang memiliki nilai satuan,
puluhan, dan ratusan, namun dalam penelitian ini tidak memakai rangkaian bola
yang bernilai ribuan karena subjek yang digunakan adalah anak kelas 1SD.
Karakteristik alat peraga Montessori meliputi auto education, menarik,
bergradasi, auto correction, dan kontekstual. Auto education dan auto correction
terkait dengan kemandirian guru dan siswa terhadap penggunaan alat peraga
tersebut, bergradasi terkait dengan tingkat kesulitan dalam alat peraga, dan
menarik terkait dengan daya tarik yang ada dalam alat peraga tersebut. Sedangkan
kontesktual terkait dengan bahan yang digunakan dalam alat peraga tersebut.
Berdasarkan observasi awal pada kelas I SD Karitas Nandan yang
dilakukan sebanyak dua kali pada tanggal 16 Januari 2014 dan 17 Januari 2014
pada mata pelajaran matematika, diperoleh informasi bahwa alat peraga yang
dimiliki sekolah sangat terbatas dan penggunaannya juga belum maksimal.
Apabila setiap guru mengupayakan ketersediaan alat peraga walaupun bentuknya
sederhana, namun dapat memaksimalkan proses pembelajaran, ada baiknya
dicoba agar siswa dapat menangkap materi lebih baik.
Peneliti menemukan penelitian yang membahas tentang pengembangan
alat peraga seperti yang dilakukan oleh Isanandar (2011) dan Putri (2013),
penelitian yang membahas tentang pembelajaran Montessori yang dilakukan oleh
Wulandari (2007) dan Wahyuningsih (2012), dan penelitian yang membahas
tentang persepsi terhadap penggunaan alat peraga yang dilakukan oleh
Alimohammad (2011) dan Azzaki (2013). Belum banyak yang meneliti tentang
persepsi. Hal ini terbukti pada saat peneliti sedikit mengalami kesulitan dalam
mencari referensi tentang skripsi maupun jurnal yang membahas tentang persepsi,
padahal persepsi itu sendiri sangat penting karena berkaitan dengan sikap, intensi
penggunaan alat peraga dan dapat memberi masukan dalam pengembangan alat
peraga.

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penelitian ini dibatasi hanya pada persepsi guru dan siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis Montessori dalam pelajaran matematika kelas I
SD. Penelitian ini fokus pada Standar Kompetensi (SK) 4. Melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan
masalah dan Kompetensi Dasar (KD) 4.5 Menggunakan sifat operasi pertukaran
dan pengelompokan.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah persepsi guru atas penggunaan alat peraga berbasis metode
Montessori pada pembelajaran pertukaran dan pengelompokan di kelas I
SD Karitas Nandan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran
2013/2014?
1.2.2 Bagaimanakah persepsi siswa atas penggunaan alat peraga berbasis
metode Montessori pada pembelajaran pertukaran dan pengelompokan di
kelas I SD Karitas Nandan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran
2013/2014?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui persepsi guru atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis Montessori pada pembelajaran pertukaran dan pengelompokan di
kelas I SD Karitas Yogyakarta semester genap 2013/2014.
1.3.2 Mengetahui persepsi siswa atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis Montessori pada pembelajaran pertukaran dan pengelompokan di
kelas I SD Karitas Yogyakarta semester genap 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang salah satu alat
peraga matematika berbasis metode Montessori, yang diharapkan dapat
memudahkan guru melakukan pengajaran dan membantu siswa kelas 1
mengerjakan soal matematika pada pembelajaran pertukaran dan pengelompokan.
1.4.2

Manfaat praktis

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.4.2.1 Bagi para subjek penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu subjek untuk semakin mengenal
kemampuan dirinya, terlebih dalam mengerjakan soal matematika.
1.4.2.2 Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan media pembelajaran bagi peneliti. Tak hanya
pembelajaran mengenai bagaimana melakukan penelitian yang benar, tetapi juga
pembelajaran bagaimana melihat persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga
matematika berbasis Montessori
1.4.2.3 Bagi rekan-rekan guru
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga
1.4.2.4 Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang
berminat untuk melakukan penelitian mengenai persepsi guru dan siswa terhadap
alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Persepsi adalah suatu proses penilaian terhadap suatu objek, melalui proses
penginderaan,

diakhiri dengan

interpretasi dan dipengaruhi oleh

pengalaman, motivasi, dan kondisi saat ini. Dalam penelitian ini, persepsi
yang

dimaksudkan

adalah

persepsi

guru

dan

siswa

atas

pengimplementasian alat peraga berbasis Montessori dalam pembelajaran
matematika.
1.5.2 Matematika adalah ilmu yang berisi konsep dan simbol-simbol yang telah
disusun secara sistematis dan logis dari konsep yang sederhana dan yang
lebih kompleks (lebih jelas).
1.5.3 Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan.
1.5.4 Berhitung adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan, membagi)
1.5.5 Kemampuan

berhitung

atau

yang

dimaksud

kemampuan

untuk

menghitung adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjumlah,

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

mengalikan, maupun melakukan segala hal yang berkaitan dengan
perhitungan atau ilmu matematika.
1.5.6 Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
atau angka yang diberikan oleh guru.
1.5.7 Penjumlahan adalah materi dalam pelajaran matematika kelas 1 SD yang
menjumlahkan antara nilai

satu dengan yang

lainnya

sehingga

menghasilkan bilangan tertentu.
1.5.8 Pengurangan adalah materi dalam pelajaran matematika kelas 1 SD yang
mengurangkan antara nilai

satu dengan yang

lainnya

sehingga

menghasilkan bilangan tertentu.
1.5.9 Alat peraga bola-bola penjumlahan adalah alat bantu yang dikembangkan
dengan mengadopsi alat peraga Montessori yang disebut Golden beads
material atau manik-manik emas yang digunakan dalam proses
pembelajaran agar siswa kelas I mudah memahami materi tentang
penjumlahan dan pengurangan.
1.5.10 Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang terdapat di kelas 1
SD Karitas semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan kompetensi
dasar menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokan
1.5.11 Siswa SD adalah siswa kelas 1B SD Karitas yang terdiri atas 13 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi tentang kajian dari beberapa buku dan jurnal

penelitian. Kajian tersebut berisi teori-teori yang mendukung penelitian di
antaranya

mengenai

teori

perkembangan

anak

menurut

Piaget,

teori

perkembangan anak menurut Montessori, Montessori, matematika, alat peraga,
alat peraga bola-bola penjumlahan, dan persepsi.

2.1.1 Teori Perkembangan Anak
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget
Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang dikenal dengan teori
konstruktivisme (Suparno, 2001: 5). Menurut Piaget, proses belajar seseorang
akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya.
Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan
urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap
kognitifnya. Hergenhahn menyatakan bahwa Piaget membagi tahap-tahap
perkembangan kognitif ini menjadi empat (Hergenhahn, 2008: 318), yaitu :
1. Tahap sensorimotor (0 sampai 2 tahun)
Tahap Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana.

Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan

dilakukan langkah demi langkah.
2. Tahap pra-operasional (2 tahun sampai 7 tahun)
Tahap pemikiran pra-operasional terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Pemikiran prakonseptual (sekitar 2 tahun sampai 4 tahun)
Dalam tahap ini anak mulai membentuk konsep sederhana, namun sering
sekali melakukan banyak kesalahan lantaran logika mereka adalah transduktif.
b. Pemikiran intuitif (sekitar 4 tahun sampai 7 tahun)
Dalam tahap ini anak sudah dapat memecahkan masalah, namun masih
secara intuitif. Anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

kesan yang agak abstraks. Pada usia ini, anak telah dapat mengungkapkan isi
hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang
luas.
3. Tahap operasional konkret (sekitar 7 sampai 11 atau 12 tahun)
Pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang
jelas dan logis. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat konkret namun belum mampu berpikir secara
abstrak.
4. Tahap operasional formal ( sekitar 11 atau 12 tahun sampai 14 atau 15 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan logis. Anak
sudah memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan dan memecahkan amsalah
melalui penggunaan eksperimentasi sistematis.
Piaget berpendapat, tahapan perkembangan kognitif anak SD berada pada
rentang usia 7 tahun sampai 11 tahun sehingga anak berada pada tahap
operasional konkret. Kecepatan perkembangan tiap individu berbeda tiap anak,
dan tidak ada satu pun individu yang melompati salah satu dari tahapan tersebut.
Maka dari itu, guru sebagai pengajar diharapkan dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan memberikan
sentuhan benda-benda yang konkret, maupun pengalaman yang nyata bagi anak.

2.1.1.2 Teori Perkembangan Anak menurut Montessori
Maria Montessori membagi tahap perkembangan anak menjadi tiga yaitu
usia 0-6 tahun, 6-12 tahun, dan 12-18 tahun (Holt, 2008: xii) sebagai berikut:
1. Tahap pertama (0-6 tahun)
Usia 0-6 tahun merupakan usia emas bagi anak. Pada tahap ini anak
termasuk dalam periode sensitif atau periode awal, dimana anak sangat peka, dan
mampu menyerap dengan mudah apa yang diajarkan di lingkungannya.
Montessori percaya bahwa setiap anak itu unik, memiliki potensi yang luar biasa,
dan mampu untuk berkembang.
2. Tahap kedua (6-12 tahun)
Usia 6-12 tahun merupakan kelanjutan perkembangan anak yang sudah
mengalami tahap perkembangan yang pertama (0-6 tahun). Pada usia ini anak

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

termasuk dalam periode sensitif dimana banyak pertanyaan muncul dipikiran anak
untuk ditanyakan. Selain itu daya imajinasi anak mulai berkembang,
perkembangan nilai-nilai moral, perkembangan bersosialisai dengan orang lain,
mulai mengenal budaya sekitar, dan menampilkan kebudayaan fisik.Karakteristik
tahap perkembangan inilah yang menjadi awalan dari tahap perkembangan
selanjutnya.
3. Tahap ketiga (12-18 tahun)
Usia 12-18 tahun merupakan kelanjutan perkembangan anak yang sudah
mengalami tahap perkembangan kedua (12-18 tahun). Pada tahap ini kematangan
fisik anak mulai berkembang dimana anak mulai mencari identitas diri. Anak akan
mulai menyukai kebebasan dan mandiri tanpa harus bergantung terus-menerus
dengan keluargnya. Kebebasan dan mandiri anak tidak terlepas dari lingkungan
sosial yang mengajarnya.
Setiap anak mempunyai tahap perkembangan yang berbeda. Anak yang
duduk di bangku SD memasuki tahap perkembangan kedua, di mana karakteristik
anak pada tahap perkembangan ini sudah berkembang lebih baik daripada yang
sebelumnya. Karakteristik anak atau siswa adalah keseluruhan dan kemampuan
anak sebagai pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan gambaran
kegiatan

untuk

menggapai

impiannya

(Rosyada,

2008:

187).

Lewat

pengalamannya, anak dapat mengembangkan potensi dalam dirinya untuk
mempelajari hal selanjutnya.

2.1.1.3

Sejarah Metode Montessori
Metode Montessori adalah salah satu metode pendidikan yang dicetuskan

oleh seorang wanita dari Italia bernama Maria Montessori. Maria Montessori lahir
pada 31 Agustus 1870 di kota Chiaravalle, Ancona, Italia Utara dan wafat pada
usia ke-82 tepatnya 6 Mei 1952 karena pendarahan otak (Magini, 2013: 7&97).
Sudono mengatakan, Montessori merupakan tokoh pendidikan yang menekankan
ketika anak bermain, ia akan mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang
terjadi di lingkungannya (Sudono, 2000: 2). Metode Montessori memanfaatkan
panca indera untuk mempelajari suatu hal dengan menggunakan alat peraga, alat

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

peraga tesebut akan membawa anak pada konsep abstrak, berlanjut dari konsep
abstrak anak dapat berpikir ke moralitas (Montessori, 2002: 41).
Pada tanggal 6 Januari 1907, Maria Montessori dan Eduardo Talamo
mendirikan rumah anak-anak atau yang biasa disebut dengan casa dei bambini.
Montessori juga mempelajari berbagai tingkah laku anak. Rumah anak-anak yang
sebelumnya hanya didesain sebagai penitipan, dijadikan sebagai tempat untuk
bereksperimen. Di sana, ia meletakan berbagai jenis mainan dan beberapa alat
didaktis dari Itard dan Seguin yang telah dimodifikasi (Magini, 2013: 43-46).
Selain mengembangkan kemampuan akademis, dalam penggunaan metode
Montessori anak diajarkan dan dibimbing untuk lebih mandiri dalam
mengembangkan kreativitas kehidupan sosial, fisik, dan psikis. Walaupun
pembelajaran metode Montessori terstruktur, namun anak-anak diberikan
kebebasan untuk memilih apa yang akan mereka kerjakan dan kapan mereka
mengerjakannya, mereka sering bekerja secara kolaboratif ( Liliard, 2005: 38).
Liliard menyebutkan delapan prinsip yang digunakan dalam metode
Montessori, yaitu (1) pentingnya keleluasaan anak dalam beraktivitas, (2)
kemerdekaan anak dalam memilih sendiri apa yang mau dipelajari, (3) pentingnya
minat, (4) pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman,
(5) pentingnya kolaborasi dengan teman sebaya, (6) pentingnya konteks dalam
pembelajaran, (7) pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa, dan (8)
pentingnya keteraturan dan kerapian lingkungan belajar (Liliard, 2005: 30-33).
Sebelumnya, Montessori memang terinsprirasi Edward Séguin (1812-1881) dan
Jean Marc Gaspard Itard (1775-1838) yang telah berhasil mendidik anak-anak
cacat mental dengan metodenya. Berdasar pada alat peraga yang digunakan Itard
dan Seguin, Montessori telah mengembangkan dan mengujicobakan pada anakanak normal di distrik kumuh di daerah Roma sebelum ia mendirikan casa dei
bambini (Montessori, 1964: 32). Pada percobaan tersebut diperoleh hasil yang
sangat menggembirakan bahwa anak-anak tuna grahita dapat belajar dengan baik.
Casa dei bambini sendiri dikelola oleh beberapa direktris yang selalu menemani
anak-anak. Karena kesibukan sebagai seorang pengajar, dokter, pembantu dalam
penelitian dan sebagainya, Montessori hanya mampu mengunjungi casa dei
bambini sekali dalam seminggu. Setiap berkunjung, Montessori selalu melakukan

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

observasi terhadap berbagai aktivitas

yang dilakukan anak. Dari berbagai

observasi tersebut Montessori menemukan beberapa hal dasar dan esensial bagi
pendekatanya. Ia menemukan bahwa konsentrasi, kebebasan, kemandirian, rasa
hormat dan dihargai, adalah hal dasar yang harus diciptakan di sekitar lingkungan
belajar anak (Magini, 2013: 49-54).
Montessori berpendapat, anak yang terbiasa dengan disiplin aktif yang
dicapai melalui kebebasan untuk beraktivitas akan lebih menghargai pemberian
hadiah yang tidak meremehkan kemampuannya untuk melakukan sesuatu
(Montessori, 2002: 101). Anak menyadari bahwa perkembangan kemampuan dan
kebebasan batin menjadi asal-usul bagi aktivitasnya. Konsep kebebasan dalam
pendidikan semestinya dimengerti sebagai kebebasan yang menuntut kondisi yang
paling mendukung perkembangan seluruh kepribadian anak bukan hanya secara
fisik tetapi juga mental termasuk perkembangan kemampuan otak (Montessori
2002: 104). Oleh sebab itu,

pendidik semestinya memberikan perhatian atas

perkembangan hidup masing-masing anak.
Montessori menyebut tiga ciri utama pelajaran yang diberikan secara
individual (2002: 108).
1. Singkat. Pelajaran itu harus singkat. Semakin efisian kata-kata yang
diberikan, semakin baik suatu pelajaran. Pendidik mesti sungguh-sungguh
dalam mempertimbangkan bobot kata-kata yang akan diucapkan untuk
menilai perlu tidaknya kata-kata itu.
2. Sederhana. Pelajaran harus sederhana. Kata-kata yang sudah dipilih dengan
seksama haruslah yang paling sederhana yang bisa ditemukan dan yang
mengacu pada kebenaran. Kata-kata yang sederhana dapat membantu anak
untuk memahami objek yang sedang dipelajarinya.
3. Objektif. Pelajaran haruslah objektif. Guru tidak boleh menarik perhatian
anak-anak pada dirinya sendiri sebagai guru, melainkan hanya pada objek
yang ingin dia terangkan. Penjelasan singkat tersebut haruslah merupakan
penjelasan mengenai objek yang akan dipelajari anak-anak.

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.1.2 Matematika
2.1.2.1 Hakikat Matematika
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
yang diperoleh akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga
keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Selain
itu, matematika dianggap merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan kontribusi
dalam penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013: 185).
Mustafa (dalam Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah metode
dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang
konsisten, sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak,
matematika murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan.
Berdasarkan Depdiknas (2007), mata pelajaran matematika termasuk mata
pelajaran intrakurikuler yang wajib diajarkan dan memiliki alokasi lima jam
pelajaran per minggu.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar dan matematika
mempunyai kedudukan yang penting dalam struktur kurikulum pendidikan,
khususnya di Sekolah Dasar.

2.1.2.2 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (Trisnu, 2012) pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Menurut Surya, pembelajaran adalah pola
interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas (Surya, 2004)

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi penggetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
yang baik terhadap materi (Susanto, 2013: 195). Pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar mengarahkan siswa untuk berpikir secara logis, kritis, analitis,
sistematis, dan kreatif (BSNP, 2006: 106).

2.1.3 Alat Peraga
2.1.3.1 Pengertian Alat Peraga
Alat peraga terdiri dari dua suku kata, yaitu alat dan peraga.
Pengertian alat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah barang
yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, mencapai suatu maksud tertentu,
sedangkan peraga merupakan alat media pengajaran untuk meragakan sajian
pelajaran (KBBI, 2008). Menurut Estiningsih (dalam Suharjana, 2009: 3) alat
peraga adalah media yang digunakan dalam pembelajaran dengan membawakan
ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Dikemukakan pula oleh Suharjana bahwa
penggunaan alat peraga dapat membantu siswa dalam menanamkan dan
mengembangkan konsep yang abstrak menjadi konkret (Suharjana, 2009: 3).
Sudjana mengemukakan bahwa alat peraga adalah alat bantu yang digunakan oleh
guru dalam proses belajar agar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2000: 10).
Arsyad mengemukakan alat peraga sebagai

alat bantu mengajar yang dapat

digunakan sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diciptakan secara
terencana oleh guru (Arsyad, 2007: 4). Sependapat dengan hal tersebut, Sudono
mengungkapkan bahwa alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk
menerangkan suatu mata pelajaran tertentu dalam suatu proses belajar mengajar
(Sudono, 2010: 14). Hal ini diperkuat oleh Munadi, bahwa fungsi utama alat
peraga

merujuk

sebagai

sumber

belajar

yang mengaktifkan siswa dan

menyalurkan informasi (Munadi, 2010: 37).
Smaldino menjelaskan bahwa alat peraga adalah bagian dari media
pembelajaran (Smaldino, 2011: 14). Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhaatian anak sehingga anak dapat menimbulkan motivasi belajar,

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan, dan memberikan kesempatan
anak untuk belajar sendiri (Hamalik dalam Arsyad, 2010: 26). Dari p