HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) DAN KEJADIAN KARDIOVASKULAR PADA PENDERITA DENGAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR SEDANG Repository - UNAIR REPOSITORY

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) DAN KEJADIAN KARDIOVASKULAR PADA PENDERITA DENGAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR SEDANG Karya Akhir Untuk Mendapatkan Keterangan Keahlian di Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Peneliti : Rina Mawarti, dr NIM 011081304 Pembimbing : Dr. J Nugroho Eko P, dr. SpJP(K) FIHA Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr.SpJP(K) FIHA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA 2016

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) DAN KEJADIAN KARDIOVASKULAR PADA PENDERITA DENGAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR SEDANG KARYA AKHIR Untuk Memperoleh Keterangan Keahlian (Sp.JP) pada Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Peneliti :

  Rina Mawarti, dr NIM 011081304

  Pembimbing :

  Dr. J Nugroho Eko P, dr. SpJP(K) FIHA Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr.SpJP(K) FIHA

  PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA 2016

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan anugerahNya sehingga karya akhir dengan judul Hubungan Peningkatan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Dan Kejadian Kardiovaskular Pada Penderita Dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang telah terselesaikan dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa karya akhir ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Kepada DR. J. Nugroho Eko Putranto,dr. SpJP(K) FIHA, FAsCC dan Prof. DR. Djoko Soemantri, dr. SpJP(K) FIHA selaku pembimbing karya akhir kami, pembimbing metodologi penelitian dan statistik serta sebagai koordinator penelitian, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, dukungan dan semangat yang telah diberikan untuk menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Prof. Dr. H. Fasich, Apt selaku Rektor Universitas Airlangga saat penulis memulai pendidikan, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., Mt., Ak.,CMA selaku Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Sc., Sp.PD, K- EMD FINASIM selaku Dekan FK Unair saat penulis memulai pendidikan, Prof. Dr. Soetojo,dr., Sp.U selaku Dekan FK Unair saat ini, H. Slamet Riyadi Yuwono, dr., DTM & H. MARS selaku direktur RSUD Dr. Soetomo saat penulis memulai pendidikan, H. Dodo Anondo, dr., MPH selaku direktur RSUD Dr. Soetomo selama penulis menjalani pendidikan dan H. Harsono, dr. selaku Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo saat ini, atas kesempatan dan fasilitas

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  yang diberikan untuk menempuh PPDS-1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair.

  2. Muhammad Aminuddin,dr., SpJP (K)., FIHA., FAsCC selaku Ketua Program Studi saat penulis memulai pendidikan dan saat ini selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair, atas kesempatan untuk menempuh pendidikan, bimbingan serta bantuannya selama pendidikan.

  3. Prof. R. Moh. Yogiarto, dr., SpJP (K)., FIHA., FASCC selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat penulis memulai pendidikan, atas kesempatan menempuh pendidikan, juga bimbingan serta bantuannya selama pendidikan.

  4. Agus Subagjo, dr., Sp.JP(K), FIHA, FASCC selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat penulis memulai pendidikan atas kesempatan menempuh pendidikan, dan bimbingan serta bantuannya selama pendidikan.

  5. Andrianto, dr., SpJP (K)., FIHA, FASCC selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas kesempatan menempuh pendidikan, dan bimbingan serta bantuaanya selama pendidikan.

  6. Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr., Sp.JP(K), FIHA, FasCC dan Dr. J. Nugroho, dr., Sp.JP(K), FIHA, FasCC selaku koordinator penelitian pada Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas segala bimbingan dan bantuannya selama pendidikan.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  7. Dr. J.Nugroho Eko Putranto, dr., SpJP., FIHA., selaku dosen asuh penulis selama masa PPDS I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, atas segala bimbingan dan motivasi selama pendidikan.

  8. Prof. Dr. Budi Susetyo Juwono (Alm), dr., SpJP (K)., FIHA dan Jatno Karjono (alm), dr., SpJP (K)., FIHA atas bimbingan, bantuan dan keteladanan yang diberikan selama masa hidup beliau selama pendidikan.

  9. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair : Prof. Dr. Budi S. Pikir, dr., SpJP (K)., Prof. Dr. Rochmad Romdoni, dr., SpJP (K)., Jeffrey D. Adipranoto, dr., SpJP (K)., RP.

  Soeharsohadi, dr., SpJP (K)., Iswanto Pratanu, dr., SpJP (K)., Dyah Priyatini, dr., SpJP (K)., Esti Hindariati, dr., SpJP (K)., Budi Baktijasa, dr., SpJP (K)., I Gde Rurus Suryawan, dr., SpJP (K)., Bambang Herwanto, dr., SpJP (K)., Achmad Lefi, dr., SpJP (K)., Yudi Her Oktaviono, dr., SpJP (K)., Moh.

  Budiarto, dr., SpJP., M. Yusuf., dr., SpJP., Meity Ardiana, dr., SpJP., Rerdin Julario, dr., SpJP., Rosi Amrilla F, dr., SpJP. dan Nia Dyah Rahmianti, dr., SpJP. atas segala bimbingan, bantuan dan semangat yang diberikan selama pendidikan.

  10. Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Paru, Kepala Bagian/SMF Radiologi, Kepala Bagian/SMF Rehabilitas Medik, dan Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak beserta staf pengajar atas kesempatan belajar serta segala bimbingannya selama pendidikan.

  11. Kepala Ruangan Rawat Inap, Poliklinik Jantung, ICCU, IDIK, IRD dan Ekokardiografi beserta seluruh staf paramedis RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  dan karyawan bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas segala bimbingan, kerjasama, motivasi dan bantuannya selama pendidikan.

  12. Seluruh pasien yang telah dirawat maupun responden penelitian atas ketulusan dan kerjasamanya, sekaligus menjadi guru bagi penulis selama pendidikan.

  13. Rekan – rekan seangkatan : Wisnu Sakulat.dr, Sp.JP, Indah S.P.dr, Sp.JP, Janeline.dr, Sp.JP, Widorini.dr, Sp.JP dan Amelia Arindanie. dr, atas kerjasama, dukungan, motivasi dan semangat selama pendidikan.

  14. Rekan – rekan seperjuangan dalam ujian tulis nasional (CBT Maret 2016): Irma Kartikasari.dr, Susetyo Admojo.dr, Faizal Amir.dr, Luh Oliva S.dr, Feranti M.dr, atas segala bantuan, dukungan dan kerjasamanya.

  15. Rekan – rekan PPDS-1 stase Ekokardiografi yang turut memberikan dukungan dalam penyelesaian penelitian ini atas jerih payah, kerjasama dan dukungan yang diberikan

  16. Rekan – rekan PPDS – 1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas segala kerjasama, bantuan, semangat selama pendidikan.

  17. Suami penulis, Mukhlison Effendi. M.Ag serta kedua buah hati penulis, Saniya Qonita Mefnanda dan Hibatullah Mutsla Mefnanda atas segala pengertian, dukungan, kesabaran, pengorbanan, serta doa yang tidak henti – hentinya diberikan selama menempuh pendidikan.

  18. Orang tua penulis, Bapak Sumadi,A.Ma.Pd dan Ibu Murtini, mertua penulis Bapak Sobikoen,BA dan Ibu Umi Nasikah, serta kakak-adik saya Ririn Imaningtyas, S.Pd, Ervin Trisanto,S.P dan Novan Agus Wibowo,Amd.Kep.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  dengan penuh kasih sayang dan perhatian mendoakan dan memberikan dukungan, motivasi, dan bantuannya selama menempuh pendidikan.

  19. H. Soeharto selaku Bupati Trenggalek saat penulis memulai pendidikan atas ijin dan dukungan sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair.

  20. Agus Hardjono, dr., Sp.PD selaku Plt. direktur RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sardjono Baskoro, dr., MSi selaku direktur RSUD dr Soedomo Trenggalek, Noto Budiyanto, dr., MM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek dan Joko Susilo, dr., Sp.P selaku Ketua IDI Cabang Trenggalek saat penulis memulai pendidikan atas ijin, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair.

  21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, yang turut membantu dan mendukung penulis selama menjalani pendidikan.

  Penulis menyadari bahwa karya akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan sumbang saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang. Saya berharap karya akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak lupa penulis memohon maaf yang sebesar – besarnya kepada semua pihak atas segala kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama menjalani pendidikan.

  Surabaya, 27 Juli 2016 Penulis,

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  RINGKASAN Hubungan Peningkatan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Dan Kejadian Kardiovaskular Pada Penderita Dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang

  Rina Mawarti J Nugroho Eko Putranto

  Djoko Soemantri Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana terjadi penyempitan atau kekakuan arteri karena adanya penumpukan plak berlebihan di sekitar dinding arteri. Aterosklerosis merupakan penyebab utama CVD. Identifikasi aterosklerosis subklinis (Framingham Risk Score 10-20%) akan memberikan manfaat untuk mencegah kejadian CVD di masa mendatang. CIMT adalah pengukuran ketebalan intima-media arteri karotis dengan ultrasonografi B-mode, merupakan teknik pemeriksaan non-invasif, dan bersifat sensitif. Bermanfaat untuk identifikasi dan kuantifikasi CVD subklinis dan untuk mengevaluasi risiko CVD.

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan CIMT dengan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang, yang dilakukan di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama bulan Februari 2016 – April 2016 pada populasi penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Dari 86 subjek yang memiliki hasil pemeriksaan CIMT awal, 8 subjek kami keluarkan karena meninggal, 10 subjek sedang dirawat di Rumah sakit lain, 40 subjek tidak bisa dihubungi sehingga didapatkan 28 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Nilai CIMT pemeriksaan awal diperoleh dari data sekunder catatan medik penderita pada tahun 2010. Nilai CIMT merupakan rerata dari nilai CIMT mean pada 12 area pengukuran. Kejadian kardiovaskular berdasarkan definisi Framingham Heart Study.

  Penelitian ini melakukan penilaian CIMT pada 28 subjek rerata jeda waktu penilaian CIMT dilakukan 71,60 ± 1,13 bulan (69 - 73 bulan). Dari penilaian CIMT yang berbeda waktu ini diharapkan dapat menggambarkan peningkatan proses aterosklerosis yang terjadi pada subjek dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Didapatkan rerata peningkatan CIMT mean 0,086 ± 0,1129 mm (-0,110 sampai 0,256 mm) dan rerata peningkatan CIMT max 0,144 ± 0,1126 mm (-0,012 sampai 0,395 mm). Menggunakan uji T berpasangan didapatkan peningkatan bermakna dengan p < 0,0001, Confidence Interval 95%, baik berdasarkan dari CIMT mean maupun CIMT max. Analisis menggunakan regresi logistik didapatkan peningkatan CIMT mean berhubungan terhadap kejadian kardiovaskular (p = 0,016) (p ≤ 0,05) . Analisis faktor risiko peningkatan CIMT yaitu Diabetes Melitus, dislipidemia dan merokok tidak bermakna terhadap kejadian kardiovaskular.

  Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Terdapat hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Penelitian dan bukti – bukti lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian ini.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ABSTRAK Hubungan Peningkatan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Dan Kejadian Kardiovaskular Pada Penderita Dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang

  Rina Mawarti J Nugroho Eko Putranto

  Djoko Soemantri

  Latar Belakang

  : Penyakit kardiovaskular klinis (CVD) umumnya terjadi ketika aterosklerosis berlangsung. Pengukuran ketebalan intima-media karotid (CIMT) dengan B-mode ultrasound adalah teknik non-invasif, sensitif untuk mengidentifikasi dan mengukur penyakit vaskular subklinis dan untuk mengevaluasi kejadian kardiovaskular. Mengukur CIMT dan mengidentifikasi plak karotid dapat berguna untuk penilaian penyakit kardiovaskular pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang (10% -20% risiko 10-tahun terjadi infark miokard atau penyakit jantung koroner, kematian yang akibat penyakit jantung koroner penyakit, kejadian serebrovaskular, penyakit arteri perifer atau gagal jantung). Peningkatan CIMT dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.

  Tujuan

  : untuk menganalisis hubungan antara peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

  Metode

  : Penelitian ini menggunakan desain longitudinal kohort retrospektif yang dilakukan di poli klinik rawat jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari Februari 2016 sampai April 2016. Dari 86 subjek yang telah dilakukan pemeriksaan CIMT tahun 2010, didapatkan 28 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. CIMT pemeriksaan ulang diukur dengan B-mode ultrasound dengan hasil rerata CIMT mean dan rerata CIMT max menggunakan semi-outomatic. Korelasi uji T berpasangan digunakan untuk menguji peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang, uji regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan antara peningkatan CIMT dengan kejadian kardiovaskular.

  Hasil

  : Kami periksa CIMT dalam waktu jeda 71,6 ± 1,13 bulan pada 28 subjek dengan rerata FRS 16,25 ± 1,91%. Hasil menunjukkan peningkatan CIMT maen 0.079 ± 0.104 mm (<0,0001), CIMT max 0137 ± 0,1150 (<0,0001). Terdapat hubungan antara peningkatan CIMT dengan kejadian kardiovaskular (CIMT

  mean

  , p = 0,016, CI 95%, OR 0,0001 (0,0001 - 0044); (CIMT max, p = 0,012, OR 0,0001 (0,0001 - 0035).

  Kesimpulan

  : Terdapat peningkatan antara CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Terdapat hubungan antara peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

  Kata kunci

  : peningkatan CIMT, faktor risiko kardiovaskular moderat, kejadian kardiovaskular.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ABSTRACT Correlation Increasing Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) And Cardiovascular Events In Patient with Moderate Cardiovascular Risk Factor

  Rina Mawarti J Nugroho Eko Putranto

  Djoko Soemantri

  Background :

  Clinical cardiovascular disease (CVD) events generally occur when atherosclerosis progresses. Measurement of carotid intima-media thickness (CIMT) with B-mode ultrasound is a noninvasive, sensitive, and reproducible technique for identifying and quantifying subclinical vascular disease and for evaluating CVD event. Measuring CIMT and identifying carotid plaque can be useful for refining CVD risk assessment in patients at intermediate CVD risk (ie, patients with a 10%-20% 10-year risk of myocardial infarction or coronary heart disease death who do not have established coronary heart disease or coronary disease risk equivalent conditions). Increased CIMT is associated with an increased risk of cardiovascular and cerebrovascular diseases.

  Objective

  : to analyze the correlation between increasing CIMT and cardio vascular events in patients with moderate cardiovascular risk factor.

  Methods

  : This study was an analytic observasional study using longitudinal cohort retrospektif design which conducted at cardiovascular outpatient clinic Dr. Soetomo General Hospital Surabaya from February 2016 until April 2016. This study population include 86 participating in the 2010 enrolled 28 patients included inclusion and exclusion criteria. CIMT re-examined was measured by B-mode ultrasound with result average mean CIMT and average max CIMT use semi- outomatic. Paired T test correlation is used to examine increased between CIMT baseline with CIMT re-examined, regression logistic is used to examine correlation between increased CIMT with CVD.

  Results:

  We examined increased CIMT over 71,6 ± 1,13 month among 28 subjects with mean FRS 16,25 ± 1,91 %. The results showed increased CIMT mean 0,079 ± 0,104 mm (<0,0001), CIMT max 0,137 ± 0,1150 (<0,0001). There is associations between increasing CIMT with incident CVD event ( CIMT mean, p = 0,016, CI 95%, OR 0,0001 (0,0001 – 0,044); (CIMT max, p = 0,012, OR 0,0001 (0,0001 – 0,035).

  Summary:

  There is increasing between CIMT baseline with CIMT re- examination in patient with moderate cardiovascular risk factor. There is correlation between increasing CIMT and cardiovascular events in patient with moderate cardiovascular risk factor.

  Keywords:

  increased CIMT, moderate cardiovascular risk factor, cardiovascular events.

  

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

  SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM PRASYARAT GELAR............................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii PERNYATAAN.....................................................................................................iii PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................iv KATA PENGANTAR.............................................................................................v RINGKASAN..........................................................................................................x ABSTRAK..............................................................................................................xi ABSTRACT...........................................................................................................xii DAFTAR ISI........................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi DAFTAR TABEL................................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviii DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xix

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .................................................................................1

  1.2 Rumusan Masalah............................................................................6

  1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................7

  1.4 Manfaat Penelitian............................................................................7

  BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  2.1 Aterosklerosis

  2.1.1 Definisi dan proses aterosklerosis........................................9

  2.1.2 Skrining Pada Aterosklerosis .............................................11

  

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2.2 Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) ..........................12

  2.2.1 Definisi................................................................................12

  2.2.2 Manfaat pemeriksaan CIMT...............................................13

  2.2.3 Metode Pemeriksaan ..........................................................15

  2.2.4 Interpretasi Hasil Pengukuran CIMT..................................16

  2.2.5 Studi klinis yang terkait dengan pengukuran CIMT...........19

  2.2.6 Studi klinis yang terkait dengan peningkatan CIMT..........20

  2.2.7 Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan CIMT................23

  2.3 Manifestasi klinis proses aterosklerosis.........................................24

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  3.1 Kerangka Konseptual.....................................................................27

  3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual…...............................................28

  3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................29

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Jenis dan Desain Penelitian............................................................30

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................30

  4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................30

  4.3.1 Populasi Penelitian ...............................................................30 4. 3.2 Sampel Penelitian ................................................................30

  4.3.3Cara Pengambilan Sampel.....................................................31

  4.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.................................................31

  4.3.5 Perhitungan Estimasi Minimal Besar Sampel.......................32

  4.4 Variabel Penelitian.........................................................................32

  4.5 Alat dan Bahan Penelitian..............................................................32

  

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4.6 Definisi Operasional......................................................................33

  4.7 Alur Penelitian...............................................................................35

  4.8 Prosedur Penelitian........................................................................36

  4.9 Pengolahan dan Analisis Data

  4.9.1 Pengolahan Data................................................................36

  4.9.2 Analisis Data......................................................................36

  4.10 Ethical Clearance............................................................................37

  BAB 5 HASIL PENELITIAN...............................................................................38

  5.1 Karakteristik subjek penelitian.................................................38

  5.2 Penilaian CIMT........................................................................41

  5.3 Nilai Kejadian Kardiovaskular.................................................42

  5.4Nilai Pemeriksaan CIMT...........................................................43

  5.5Analisis Peningkatan CIMT......................................................43

  5.6 Analisis bivariate faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular ........................................................................................................44

  5.7. Hubungan Peningkatan CIMT mean dengan Kejadian Kardiovaskular...............................................................................44

  5.8 Hubungan Peningkatan CIMT max dengan Kejadian Kardiovaskular...............................................................................45

  5.9 Hubungan faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular.........45

  BAB 6 PEMBAHASAN........................................................................................46

  6.1 Penilaian CIMT........................................................................46

  6.2 Hubungan Peningkatan CIMT dan Kejadian Kardiovaskular ........................................................................................................47

  BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................51 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52 LAMPIRAN...........................................................................................................58

  

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

  halaman

Gambar 2.1 Posisi pengukuran CIMT...............................................................16 Gambar 2.2 Pengukuran CIMT ("double-line" sign) ........................................

  19 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian....................................................

  28 Gambar 4.1 Alur Penelitian …………………………........................................35

  

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 5.1.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian..................................39Tabel 5.1.2 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian .........................................40Tabel 5.1.3 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian .........................................41Tabel 5.2 Nilai CIMT pemeriksaan awal dan CIMT pemeriksaan ulang ….42Tabel 5.3 Nilai kejadian penyakit Kardiovaskular.........................................42Tabel 5.4 Nilai peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang.................................................................................................43Tabel 5.5 Analisis peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang..................................................................................................44Tabel 5.6 Analisis bivariate faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular.

  ................................................................................................................................44

Tabel 5.7 Analisis hubungan peningkatan CIMT mean dengan kejadian kardiovaskular........................................................................................................44Tabel 5.8 Analisis hubungan peningkatan CIMT max dengan kejadian kardiovaskular........................................................................................................45

  Tabel

  5.9 Analisis hubungan faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular…………………............................................................................45

  

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Lembar Informasi dan Persetujuan Penderita....................................58 Lampiran 2. Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian...................................60 Lampiran 3. Lembar Pengumpulan Data Subjek Penelitian..................................61 Lampiran 4. Hasil analisis Statistika SPSS Window Version 20.0.......................65 Lampiran 5. Keterangan Kelaikan Etik..................................................................77

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN

  Low-density lipoprotein

  HDL

  High-density lipoprotein

  HI

  Hazard Ratio

  ICA

  Internal Carotid Artery

  IMT

  Indek Masa Tubuh

  JUPITER

  Justification for the Use of Statins in Primary Prevention: An Intervention Trial Evaluating Rosuvastatin

  LDL

  MESA

  FSR

  Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis

  MI

  Myocardial Infarction

  MRI

  

Magnetic Resonance Imaging

  PAD Periferal Artery Disease SMC

  Smooth Muscle Cells

  TIA

  Transient Ischemic Attack

  USG

  Ultrasonography

  Framingham Skor Risiko

  ABI

  Indeks Ankle-Brachial

  CHS

  AoIMT

  

Aorta Intima-Media Thickness

  ARIC

  Atherosclerosis Risk in Communities

  ASE

  American Society of Echocardiography

  CAC

  Coronary Artery Calcium

  CAD

  Coronary Artery Disease

  CCA

  Common Carotid Artery

  Cardiovascular Heart Study

  ESRD

  CI

  Confiden Interval

  CIMT

  

Carotid Intima-Media Thickness

  CRP

  C-Reaktif Protein

  CVD

  Cardiovascular Disease

  EBCT

  Electron Beam Computerized Tomography

  ECA

  External Carotid artery

  End State Renal Disease

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Penyakit kardiovaskular (Cardiovascular Disease, CVD) masih merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, dimana 17,3 juta kematian per tahun disebabkan CVD, diperkirakan akan meningkat lebih dari 23,6 juta pada tahun 2030. Pada tahun 2008, kematian kardiovaskular mewakili 30% dari semua kematian global, yang mana 80% terjadi di negara-negara berkembang. Bila di negara maju seperti Amerika didapatkan data 2.150 orang meninggal setiap hari, atau satu orang meninggal setiap 40 detik karena CVD, 85.600.000 hidup dengan CVD, dengan pengeluaran negara mencapai $ 320.100.000.000. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia didapatkan data prevalensi penyakit jantung koroner tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, dan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Stroke menempati tingkat kedua penyebab kematian, mencapai 11,13% dari total kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke di seluruh dunia mencapai 33 juta. Dari tahun 2001 sampai 2011, kematian yang disebabkan stroke relatif menurun dari 35,1% menjadi 21,2%. Namun setiap tahun, 795.000 orang terus mengalami stroke baru atau berulang (iskemik atau hemoragik). Sekitar 610.000 ini merupakan stroke serangan pertama dan 185.000 adalah stroke berulang. Pada tahun 2011, stroke menyebabkan 1 dari 20 kematian di Amerika Serikat, sedangkan di Eropa stroke diperkirakan meningkat dari 1,1 juta pada tahun 2000 menjadi 1,5 juta per tahun

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  pada tahun 2025, yang menyebabkan peningkatan anggaran untuk perawatan penderita stroke. Prevalensi stroke di Asia juga mengalami peningkatan yang disebabkan meningkatnya penderita dengan faktor risiko kardiovaskular. Di India stroke diderita 44-843 / 100.000 penduduk, sedangkan di Bangladesh 500- 2000/100.000 penduduk. Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0 ‰), sedangkan berdasarkan diagnosis Nakes/gejala diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). (Dariush et al, 2015,

  Kameshwar P et al, 2012, RISKESDAS, 2013 ).

  Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana terjadi penyempitan atau kekakuan arteri karena adanya penumpukan plak berlebihan di sekitar dinding arteri. Aterosklerosis merupakan penyebab utama CVD termasuk infark miokard (Myocardial Infarction, MI), stroke, gagal jantung, dan penyakit arteri perifer.

  Aterosklerosis terjadi di lapisan intima arteri berukuran sedang atau besar, terutama di daerah bifurkasio. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan aliran darah, karena daerah tersebut terkena pergeseran tegangan yang mengakibatkan kerusakan sel endotel. Sedangkan aterosklerosis yang berkembang di lapisan adventitia ditandai oleh infiltrasi sel limfosit (Campbell et al, 2012, Gimbrone et al, 2000, Johan Frostegard, 2013).

  Proses aterosklerosis dimulai pada masa kecil dan berlanjutan dalam beberapa dekade. CVD yang disertai gejala klinis, umumnya terjadi ketika aterosklerosis berkembang menjadi penyakit disebabkan aliran darah yang terbatas, menyebabkan iskemia atau ketika terbentuk trombus pada plak akibat ruptur atau erosion. Meskipun tidak semua individu dengan plak aterosklerosis

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  akan terjadi CVD secara klinis, semakin besar derajat aterosklerosis subklinis, semakin besar risiko kejadian CVD di masa mendatang. Oleh karena itu, identifikasi aterosklerosis subklinis akan memberikan manfaat untuk mencegah kejadian CVD di masa mendatang. (Adam et al, 2006).

  Perkembangan dalam beberapa tahun terakhir, berbagai usaha preventif dilakukan guna meningkatkan manajemen faktor risiko CVD. Diantaranya adalah mengurangi risiko pada populasi sehat, identifikasi awal pada individu risiko tinggi. Diharapkan dengan usaha preventif ini, dapat menurunkan biaya perawatan CVD. Alat bantu untuk identifikasi individu risiko tinggi tanpa gejala bisa dengan menggunakan skor risiko Framingham, skor risiko multifaktor berdasarkan faktor- faktor risiko tradisional seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, usia dan merokok, dengan menggunakan penanda risiko seperti scoring kalsium arteri koroner, Indeks Ankle-Brachial (ABI), C-Reaktif Protein (CRP) dan ultrasonografi (USG) karotis untuk mengukur ketebalan intima-media arteri karotis (Carotid Intima-Media Thickness, CIMT) (Christine et al, 2012).

  CIMT adalah pengukuran ketebalan intima-media arteri karotis dengan ultrasonografi B-mode, merupakan teknik pemeriksaan non-invasif, dan bersifat sensitif. Bermanfaat untuk identifikasi dan kuantifikasi CVD subklinis dan untuk mengevaluasi risiko CVD. CIMT sebagai petanda awal adanya aterosklerosis, terbukti berhubungan dengan faktor risiko kardiovaskular, CVD, dan aterosklerosis yang terjadi di arteri perifer dan koroner (Antonio et al, 2001).

  Mengukur CIMT dan identifikasi plak karotis dapat berguna untuk menyeleksi individu dengan risiko kardiovaskular menengah, yaitu penderita dengan 10% - 20% risiko 10-tahun terjadinya infark miokard atau kematian yang

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  disebabkan penyakit jantung koroner. Selain itu CIMT juga dipertimbangkan untuk penderita riwayat keluarga CVD dini, individu usia lebih muda dari 60 tahun dengan kelainan faktor risiko tunggal dengan abnormalitas berat misalnya pada dislipidemia genetik, wanita berusia lebih muda dari 60 tahun dengan dua faktor risiko CVD. CIMT dapat dipertimbangkan jika tingkat agresivitas terapi tidak pasti, juga dapat memberi informasi tambahan tentang beban penyakit vaskular subklinis atau risiko CVD masa mendatang (Stein et al, 2008).

  Hasil data pengukuran CIMT dan skrining adanya plak bermanfaat untuk merubah perilaku penderita dan bagi dokter bermanfaat untuk meningkatkan strategi pencegahan guna mengurangi risiko kardiovaskular. Pengukuran CIMT mengikuti protokol dari studi epidemiologi besar, studi Atherosclerosis Risk in

  Communities (ARIC)

  yang dilaporkan dengan memakai nilai persentil yang disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan ras / etnis (Stein et al, 2008).

  Studi epidemiologi dan uji klinis telah menunjukkan bahwa CIMT dapat mengidentifikasi terjadinya CVD, perkembangan dan regresi dari aterosklerosis.

  Studi otopsi menunjukkan hubungan langsung antara histologis karotis dan aterosklerosis di koroner. Namun secara klinis pengukuran ini masih jarang diterapkan. Program skrining kesehatan pembuluh darah di Medison, Amerika tahun 2006 merupakan contoh keberhasilan penggunaan CIMT dalam klinis.

  Program ini dimodifikasi dengan penggunaan usia vaskular untuk prediksi risiko CVD (Adam, 2006). Sedangkan dari studi Rotterdam didapatkan hasil bahwa dengan menambahkan CIMT untuk faktor risiko penyakit jantung koroner dan penyakit serebrovaskular tidak menghasilkan peningkatan nilai prediktif bila digunakan sebagai alat skrining ( Antonio et al, 2001)

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Pada beberapa studi prospektif yang melibatkan 1.000 individu asimtomatik diperiksa CIMT dan risiko CVD. Didapatkan hasil bahwa CIMT bermakna dikaitkan dengan risiko infark miokard, stroke, kematian akibat penyakit jantung koroner, atau kombinasi keduanya. Sebagian besar dari penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa CIMT mampu memprediksi kejadian kardiovaskular di masa mendatang. CIMT dapat merupakan faktor risiko tradisional independen. Pada studi yang lain juga menunjukkan hasil yang sama, yang mana adanya plak karotis memberikan prediksi yang lebih besar kejadian kardiovaskular (Stein et al, 2008).

  Hasil pengukuran peningkatan CIMT dapat digunakan sebagai prediksi kejadian CVD dimasa mendatang pada penderita usia menengah dan dewasa tua yang tanpa disertai gejala. Dari hasil pemeriksaan selama 2.4 tahun, didapatkan hasil peningkatan CIMT signifikan terkait dengan faktor risiko tradisional lain yang mana bermanfaat untuk preventif dan intervensi CVD (Quoc et al, 2011). Peningkatan CIMT memiliki implikasi klinis untuk manajemen yang tepat dalam memprediksi faktor risiko pada penderita diabetes tipe 2 (Bosevski M, Stojanovska, 2015).

  Sebuah meta-analisis besar, yang dilakukan oleh Lorenz dan kawan pada tahun 2012, menggunakan data penderita dari 16 penelitian yang melibatkan 36.984 peserta untuk menguji hubungan antara peningkatan CIMT (yang diobservasi selama 2 sampai 7 tahun) dan kejadian CVD pertama (infark miokard, stroke atau kematian vaskular) didapatkan hasil tidak menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara peningkatan CIMT dan risiko kejadian CVD pada populasi umum, meskipun didapatkan hubungan signifikan pengukuran CIMT

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  tunggal dan penyakit kardiovaskular. Hal ini menimbulkan pertanyaan atas penggunaan peningkatan CIMT sebagai penanda pengganti CVD dalam praktis klinis. (Lorenz et al, 2012).

  Masih kontroversi pendapat tentang penggunaan CIMT sebagai penanda risiko CVD dalam praktek klinis. Meskipun ada beberapa bukti bahwa CIMT dapat memprediksi kejadian kardiovaskular pada individu asimtomatik risiko tinggi, namun bukti tersebut masih terbatas pada penelitian. Pada tahun 2010, ACCF / AHA menerbitkan pedoman untuk penilaian risiko kardiovaskular pada individu asimtomatik. Disebutkan bahwa CIMT dianjurkan diukur untuk keperluan membantu klasifikasi risiko kardiovaskular pada orang dewasa asimtomatik berisiko menengah (Christine et al, 2012). Berdasarkan hal tersebut, sehingga peneliti bermaksud untuk meneliti hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang, sehingga dapat bermanfaat untuk pencegahan awal kejadian kardiovaskular dalam praktek klinis.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apakah terdapat peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada penderita dengan risiko kardiovaskular sedang ?

  2. Apakah terdapat hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang ?

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Untuk menganalisis hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

  1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Menganalisis peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

  2. Menganalisis hubungan peningkatan CIMT mean dan kejadian

  kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

  3. Menganalisis hubungan peningkatan CIMT max dan kejadian

  kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis

  Menambah dasar pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.

  1.4.2 Manfaat Praktis

  1. Meningkatkan pengetahuan manfaat pemeriksaan CIMT dalam praktek klinis.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2. Meningkatkan pengetahuan untuk penatalaksanaan yang sesuai dan tepat pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang yang didapatkan peningkatan CIMT sehingga dapat mencegah kejadian kardiovaskular.

  3. Meningkatkan pengetahuan untuk edukasi pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang yang didapatkan peningkatan CIMT.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aterosklerosis

2.1.1 Definisi dan proses aterosklerosis

  Aterosklerosis merupakan proses inflamasi kronik komplek, bersifat sistemik pada sistem sirkulasi, berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah, dapat mengenai seluruh pembuluh darah dan mendasari terjadinya serangan jantung dan stroke (iskemia). Pembuluh darah yang sering terkena yaitu pembuluh darah besar (arteri aorta, karotis dan iliaka), serta pembuluh darah sedang (arteri koroner dan poplitea) (Enrico, 2015). Penyebab pasti dari aterosklerosis itu sendiri belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa aterosklerosis diawali adanya jejas pada endotel, yang menyebabkan perubahan pada dinding arteri, sehingga menimbulkan penebalan dan kekakuan tunika intima dan tunika media pembuluh darah (Elin et al, 2015).

  Istilah Aterosklerosis berasal dari kata Yunani sclerosis yang berarti pengerasan dan athere yang berarti akumulasi (lipid) (Turunen, 1999).

  Aterosklerosis secara morfologi diawali adanya fatty streak yang terdiri dari akumulasi makrofag berisi droplet lipid atau foam cells di tunika intima dan akan tampak sebagai kerak berwarna kekuningan. Selanjutnya terbentuk plak fibrous terdiri dari makrofrag (foam cells) dan matrik ekstraseluler berupa akumulasi sel otot polos sehingga tunika intima menjadi tebal. Kemudian terbentuk lesi komplek yang merupakan akumulasi plak terdiri dari lemak, sel inflamasi, jaringan fibrous, jaringan hematom dan jaringan trombotik (Enrico et al, 2015).