Level of IFN-gamma and lnterleukin-10 ln Tuberculosis Rat Models After Administration of Centell asiatica Extract Repository - UNAIR REPOSITORY

The 15* National Congress of
lndonesian Society of Pharmacolo$y

The Indonesian Society of Pharmacology

(rKAfl)

The lS'nNatronat Congr ess of

lh.

lndonelran Soaeity ot Pharmacoloogy, October 20, 2016.

ta

'aki'

After Administration
Level oI tFN-y and lnterleukin-10 ln Tuberculosis Rat Models

of


Centello osiotico Exlract
Arifa Mustikar , Roostantia lndrawatir
Airlangga
'Departenten tarmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas
Correspondence email: mustikaarif a@gmail.com

Abstract

are unclear'
Evidence based o1 centello osiotico as immunomodulator in tuberculosis diseases
Therefore, the further research of centello osiotico as immunomodulaior are necessary, through
Mycoboctetium
measuring the level of IFN-y and lnterleukin-1.0. Twenty eight male rats infect€d with

into four
tuberculosis through intratrachea. After 29 days post infection, rats were divided randomly

groups.GroupsT,2,and3weregroupsthatobtainedtheethanolextracto[centelloosioticoal3TS
group was the

mg / kgBW, 75O mg /kgBW and l'5OO mg / kgBW, during 14 days, peroral and fourth
level were
lnterleukin-10
control group that obtained only vehicle. The measurement of IFN-y and
performed by ELISA on the day 15'h . The results have shown that the hithest mean level of IFN-y and
The low€st mean tevel of lnterleukin-lo is the group that obtained the ethanol extract of Centel/s
o;iotico at l50 mg / kgBW. ln conclusion, the ethanol extract of Centello osiotico improve immune
response of iuberculosis rat models, through increased lFNy level'
Keyword : Centetlo osiotico, M.tuberculosis, lFNv, lnterleukin-10

Kadar IFN-y Dan lnterleukin-1o Pada Tikus Model Tuberculosis Setelah Pemberian Ekstrak
Centello osioticd
Abstrak
pada
Bukri ilmiah tentant khasiat centella osiatico sebagai imunomodulator untuk terapi pendamping
tuberkulosis masih belum banyak. OIeh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebiir lanjut tentang efek
ekstrak Centeilo oslotlco terhadap respons imun pada tikus model tuberculosis melalui kadar sitokin

IFN-y dan tnterleukin-10.


Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperinrental pada tikus

deDSan

rancangan acak lengkap. Dua puluh deiapan tikus jantan diinfeksi denlean Mycobocterium tuberculosis
secara intratrakeal. pada hari ke-29 setelah infeksi, dua puluh empat tikus dinagisecara acak menjadi4
kelompok. Kelompok 1, 2, dan 3 diberi ekstrak elanol centello os,ot,'co dengan dosis 375m9/kgbb,

7somg/kgbb, lsoomg/kgbb, sekali sehari secara peroral setama 14 hari. Kelompok 4 adalah kelompok
kontrol, diberi vehikulum. Pada hari ke- 15, tikus dikorbankan nya\?anya untuk diambil darahtiya
secara intrakardial dan diperiksa kadar IFN-y dan lnterleukin-10 dengan menggunakan metode ELISAHasil penelitian menunjukkan, rerata tertinggi kadar lFNy pada kelompok tiku: yang diberi ekstrak
pada
eranol Centello osiotrcc dengan dosis 750 rng/kgbb tikus. Rerata terendah kadar lnterleukin-l.O

keiompok tikus yang diberi ekstrak etanol centello osiotico dengan dosis 750 rng"/kgbb tikus.
Kesimpulan dari penelitian adalah ekstrak elanol Centella oslotlco memperbaiki respons rmun tikus
model tuberxulosis me!alui peningkatan kJdar iFNv
Kata kunci

'.


Centello osiotico, M.tuberculosis, IFNY, lnterleukin-10

154

The 15"'National Congre5s of the lndoncsrrir So(r,rty of Pharmacoloogy, O(tober 20, 2016,

lalarl.l

PENDAHUI.UAN

Tuberkulosis b€rawal dari irrhalasi bakteri Mycobocterium tubertuiosis ke dalam alveoli paru.
Bakteri berikatan dengan reseptor fagosit yanB t€rdapat diberbagai sel seperti alveolar makrofag, sel
dendritik dan monosit yang masuk dari penrbuluh darah. Makrofag dan sel dendritik mengkespresikan

resJptor faBosit dan toll like receptors (TLR). lkatan spesifik antara TLR dengan patoBen akan
menciptakan sebuah signal transduksi pada host. Sinyal ini akan mengaktifkan Nf-kP, selaniutnya akan
menginduksi sitokin dan kemokin (1). Jadi aktivasi TLR merupakan penghubung yang pentant antara

respons imun alami dengan respons inrun selular, Oleh karena itu, respons imun terhadap

Mycobocterium tuberculosis memetang peranan penting dalam hasil keluaran infeksi Mycobocterium
tuberculosis. Bila seseorang terpapar bakteri tersebul maka keluaran penyakit tertantung respons imun

individu tersebut. Bila respons imun tinggi, maka bakteri akan mati dan individu sehat. Bila respons
imun sedang, maka individu tersebut akan mengalami infeki laten, pembawa bakteri dan hanya 10%
men,adisakit

(21.

Makrofag dianggap sebagai sel utama pada teriadinya infeksi tuberkulosis. Makrofag alveolar
mempunyai peranan esensial untuk mengeliminasi organisme yang masuk ke dalam saluran napas.
Makrofag merupakan sel yant pertama yang berinteraksi dengan Mycobocterium tuberculosis. lnteraksi
awal antara bakteri dengan makrofag adalah metalui reseptor yang disebut Fc, komplemen, manose,
protein surfaktan, dan CD43. Meskipun belum diketahui secara pasti .,ika bakteri berinteraki dengan

salah satu atau lebih reseptor tersebut tetapi secara rnvit;"o diketahui bahwa respons makrofag
tergantunB pada interaksi ant3ra makrofag dengan salah satu reseptor. lnteraksinya dengan Fc reseptor
meningkatkan ptoduksi reoctive cxygen species (Ros) dan menyebabkan {usi antara fagosom yang
mengandung bakteri dan lisosom (3). Di sisi lain inieraksi antara bakteri dengan reseptor C3 mencegah


respirotory brust dan memblokir maturasi antara fagosom yang mengandung bakteri dengan mencegah
fusi antara fagosom dengan lisosom. lnteraksi Mycobocterium tuberculosis dengan TLR-2 dan TLR-4
akan mengaktifkan berbaBai kcnrponer Mycobocterium tuberculosis seperti 19-kDa lipoprotein da,.l
lipoarabinomannan (tAM) yang akan mergaktifkan makrofag m€lalui TLR-2 dan nrenginduksi lL-12 dan
sinresis iNOS (1) (4).
Pada infeksi tubekulosis respons ;mun protektif lebih pada respons imun seluler daripada respon imun

humoral yang memproduksi antibodi. Mycobocterium tuberculosls tinggal di datam makrofag dan
relatif resisten terhadap mekanisme mikrobisidal yang secara efisien mengeliminasi bakteri lain yang
difagositosis. Hal ini merupakan bagian dari kemampuan bakteri ters€but untuk menghindari aktivasi
makrofag oleh IFN-Y dan lL-12 (5, 6) Berbagai studi menunjukkan bahwa sitokin tersebut memegant
peranan kritis pada infeksi Mycobocterium tuberculosis baik pada manusia maupun pada hewan.
Defisiensi dari ltN-y dan lL-12 atau reseptornya menyebabkan individu lebih rentan terhadap infeki
tersebut. Lebih dari 20 tahun diasumsikan bahwa induksi sel Th1 menghasilkan respons imun yang
protektif terhadap inteks: tuberkulosis (4).
Respons imun yang paling rnenentukan pertahanan tubuh terhadap bakteri adalah respons imun
seluler yang diperankan oleh makrofag. Secara umum rnakrofag akan memfagositosis mikroorganisme
yang masuk ke dalam tubuh dan selanjutnya dihambai pertumbuhannya dan dibunuh. mocrophoges

introcellular killing Mycobocterium tubercurosis


ini

sangat mempengaruhi

perkembangan

mikroorgaan!sme dan manifestasi kliniknya. gakteri Mycobocterium tuberculosis rnenriliki kemempuan

untuk menghindar dari kemampuan daya bunuh intraseluler nrakrofag dan tetao hidup dan
berkembang biak di dalanr rnakrofag. Hal ini jugd menyebabkan bakteri tersebut manrpu menghindar

dari berbagai antibiotik. Kemanrpuart makrofag untuk rnembunuh l\4ycobocterium

tuberculosis

tergantung dari aktifai, oieh sel efektor laannt/a melalul produksi sitok;rr. Bei5a8ai penelitian telah
155

The


l5" Natrr,n,il ( onltr.rs! ol lhe lndonelian Soaeity of

phar ma(oloogy, Octobcr

20,20l6,lnkirta

membuktikan bahwa aktivasi makrofaB tergantung oleh interferon gamma (lFN-v), tumor necrosis
factor alpha (TM q) dan transforminB Srowth factor beta (TGt 9) (7). lrN-v dan TNF-o merupakan
sitokin activator nrakrofag dan TGF-p merupakan deaktivasi makrofag untuk membunuh M. tuberculosis

intraseluler- Beberapa penelitian baik secara invitro maupun invivo pada hewan coba menunjukkan
bahwa pemberian tuberculin akan menurunkan produksi IFN-y dan mentinduksi TGF-P. Demikian iuga
penelitian pada penderita tuberkulosis menunjukkan penurunan IFN-y, lt-2, lL-4 (8) Pada penelitian
lainnya, TNF-o juga mampu meningkatkan produksi nitrit oxide oleh makrofag (4). (etidakseimbangan

ini dapat dilihat dari
menurunnya reoctive oxygen intermediote dan nitrit oxide yanB dihasilkan oleh makrofag yang diinfeksi

satokin menyebabkan kemampuan daya bunuh makrofag menurun. Hal


denga$ M. tuberculosis 19,lO).
Fenomena ini menunjukkan bahwa elinrinasi Mycobocterium tuberculosis ditentukaoleh respon imrrn

seluler yang diperankan o,eh makrcfag dan sitokin yang merangsang atau menghambat aktivitas
makrofag.
Ekstrak metanol Centello osiotico telah dibuktikan sebagai imunomodulator pada tikus dengan cara
meninBkatkan eksprei dari CD4, CD8, makrofag, imunoglobulin G, M dan A. Hal ini membuktikan bahwa

ekstrak tersebut dapat mempengaruhi respons imunologi baik humoral maupun seluler. Pada
penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan modulasi respons imun antara ekstrak
melanol Centello oslot,co (EMCA) dengan tablet yang hanya mengandung osioticoside, osiatic ocid dan
modecoside (FTECA). EMCA memodulasi responss imun melalui presentasi oleh molekul MHC klas ll
sedangkan FTECA memodulasi respons imun melalui MHC klas I (3, 11).
Ekstrak etanol Centello osiotico (pegagan) juga dibuktikan meningkatkaD produksi imunoglobulin G
mencit (12). Peneliti ldir.,uga membuktikan bahwa ekstrak tumbuhan tersebut meningkatkan kadar
IFN-y secara bertnakna pada makrofag terinfeksi Mycobocteriun tubercLtlosis dan meningkatkan
produksi INF-o tetapi tidak bermakna secara siatistik (13). Peneliti lain juga menunjukkan peningkatan

titer antibodi pada pemberian ekstrak tun]buhan tersebut pada ..nencit (14). Fkjtrak air dan etanol

cextella osiotico nranrpu meningkatkan kadar TNt-q pada sel kultur makrofag sehat (1.51. centello
osiotico iuga terbukti tidak bersifat toksik dan memiliki khasiat hepatoproteklil pada hewan coba tikus
yang diinduksi dengan corbon tetrochloride (L6\.

Sampai saat ini bukti ilmiah tentang khasiat Centello osiotico terutama pada hewan coba yang diinfeksi

dengan Mycoboierium tuberculosis masih belum banyak data yang dikumpulkan. Hal ini tentu saja
menimbulkan keraguan baik cleh srasyarakat maupun tenaga medis untuk memanf"atkan tanaman
tersebut sebagai terapi pendamping tuberkulosis. untuk meningkatkan penggunaan tanaman obat
Centello osiqtico r.'renjadi obat fitofarmaka sebagai imuno.nodulatcr pada infeksi tuberkulosis, maka
perlu dilakukan penelitian ientang pengaruh eksttak Centello osiot,co terhadap respons imun seluler

pada iikus yanB Ciinfeksi Mycoboterium tuberculosis. Tuiuan dari penelitian ini adalah untuk
inengetahui tentanB pengaruh ekstrak Centeilo osiotrco terhadap respons imun seluler pada tikus yang
diinlelsi Mycoboterium tuberculosis meialui kadar sitokin lFN,y dan tL-10.
MATERI DAN METOOE
MATERI

Centello osiatica
lanarnan yang digunakan adalah seluruli tumbuhdn Centella a:iatica yang diperoleh dari gaiai Materia


Medika Batu.
Hewan coba

156

The l5'nNationalConsress ol the lncjonesran Socerty o, Pharmacolooey, October 20, 2015, Jakarta

Hewan coba yang digunakan adalah Rattus Norvegicus dengan jenis kelamin iantan dan berat badan

antara 125 - 200 granr.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah, tikus ratus norwegicus, simplisia Centello osiatico,

alcohol 7lyo, aquadestilata, carboxy methyl cellulose natrium (CMC Na), tween 80, bakteri M.
tuberculosis, ketamin HCl. Xalasin, pakan tikus, dan elisa kit untuk IFN y dan lnterleukin 10 (no catalog
RrF00).

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang hewan coba, peralataan bedah minor, sonde,
spuit 1 cc, spuit 5cc, spuit 10 cc, vacuum, waterbath, mortar stamper, vacutainer, tabung sntrifuge,
tube 2 cc, mikropipet, Elisa washing, and Elisa reader.
METOD€
EkstI aksi Ce ntel lo o sioti co

Metode ekastraksi Centello osiotico adalah maserasi dengan menggunakan pelarut alcohol 70%. Dosis
ekstrak etanol Certello osiotico adalah jumlah ekstrak elanol Centello osiotica yang diberikan pada tikus
sesuai dengan berat badan secara peroral satu kali sehari selama L4 hari. Oosis ekstrak etanol centella
asiatica adalah 375 m1lK9BB,7s9mglKgBB dan L500mg,/kgBB

Model infeksi tikus
Pembuatan model infeksi tikus dengan M. tuberculosis sesuai dengan tata cara yang telah dilakukan
oleh Mustika (17)
Pemeriksaan kadar IFN-V dan lL-10 dalam serum darah tikus

Pemeriksaan kadar IFN-Y dan lL-10 dalam serum darah tikus dengan menggunakan Metode ELISA.
Darah tikus !,anB diambil cjariiantung, didiamkan dalam suhu kamar sanpai terbentuk bekun, kemudian
disentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 5 menit. Serunr yang d;perolelr dilakukaq pemerik:aan
kadar dengan menggunakan melode ELISA.

[aik Etik
Prosedur penelitian ini telah mendapat persetuiuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga dengan No : 129-KE
HASIT DAN PEMBAHASAN

Hasil penleriksaan efek ekstrak etanol Centello osidt co terhadap kadar lFNy pda serum darah tikus
yang diinfeksi dengan M.tuberculosis
Pemeriksaan kadar lFNy pada serum darah tikus dilakukan dengan menggunakan metode ELlsA.
Hasil pemeriksaan kadar lFNy pada serum darah tikus dapat dilihat pada tabel 1. Rerata tertinggi kadar
lFNy ada pada kelompok tikus yang diberi ekstrak etanol centello osiotico den1an dosis 750 mg,/kgbb
tikus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok yang

tidak memperoleh ekstrak dengan kelompok yang memperoleh ekstrak dengan dosis 750 mg/kgbb.
Perbedaan yang bermakna juga diiunjukkan antara kelompok yang memperoleh ekstrak etanol dosis
375 m&/kggbb dan 1500 mg/'kgbb dengan dosis 750 mg/kgbb
Tabel l Kadar lFNy pada serum darah tikus
KADAR I;N

DOS IS

|

375 mB/kB
151

154,2

Y

Thr-

l5" t.l;ilro..rl

CLrngr{]ss

of lhe lndonesian Soceity of Pharmacoloogy, Oclober 20' 2016' Jakarta

2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6

750 mg/kgbb

1500 m&/kgbb

1,

0 mg/kgbb

2
3
4
5
5
|
2
3
4
5
6

723,9
204,4
189,9
193,8
180,6
155,5
678,4
180,6
694,3
774,0
146,3
174,0
L46,3
172,7

t45,3
218,9
163,5
768,7
139,7
185,9
784,6
182,0
158,2

Tabel 2. Rerata dan simpangan baku kadar lFNy pada serum darah tikus
Dosis

Simpangan baku

mg,/kg
375 mg/kg
75O mg/kg
0

1500

mg/kg

D2,9.

12,8

714,5',

30

338,18

270,O2

^

27,95

168,30'

Keterangan : superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan yang bermakna

Peningkatan dosis ekstrak etanol Centello osiatlco, tidak diikuti dengan peningkatan kadar lFNy pada
serum darah tikus. Bila dibandingkan antara kelompok yanB tidak nremperoleh ekstrak dengan yang
nremperoleh ekstrak, terdapat pen:ngkatan kaCar lFNy dari dcsis 375 mg/kgbb I€ dosis 75C nrg/kgbb.
Pada dosis 1500 mg/kgbb kadar lFNy justru mengalami penurunan- Data ini menunjukkan bahwa dosis

optimum untuk memicu peningkaatan kad3r lFNy ada pada dosis 750 mg/kgbb, sedangkan pada dosis
1500 mg/kg terjadi penurunan kemungkinan disebabkan karena efek dari down regulotion atau umpan
balik negatrf.

158

The 15"'Natronal[ongress ol rhe lndonesran So(eity of Pharmacoloogy, O(lober 20, 2016.

irkarls

Hasil pemeriksaan efek ekstrak elanol Centello osiotrco terhadap kadar lL-10 pda serum darah tikus
yang diinfeksi dengan M.

tu be rculos

is

Pemeriksaan kadar lL'10 pada serum darah tikus dilakukan dengan menggunakan metode ELISA. Hasil
pemeriksaan kadar lL-10 pada serum darah tikus dapat dilihat pada tabel 3. Rerata terendah kadar lL-

10 ada pada kelompok tikus yanB diberi ekstrak etanol centello osiotico dengan dosis 750 m&/kgbb
tikus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok
yang tidak memperoleh ekstrak dengan kelompok yang memperoleh ekstrak. Walaupun demikian,

rerata menunjukkan bahwa ekstrak etanol Centella asiatica menurunkan kadar lL 10 bila dibandingan
dengan r€rata pada kelompok yang tidak memperoleh ekstrak. Pada dosis 375 mg,ikgbb, rerata yang
didapat sebanding dengan rerata pada kelompok control, sedangkan pada dosis 1500 mg/kgbb.iustru
terjadi peningkatan kadar lL 10. Data in menunjukkan bahwa pada dosis tertentu ekstrak etanol
Centello osiotico mempunyai kemungkinan untuk menBhambat respons imun seluler.
Tabel 3 Kadar lL 10 pada

serr-

d"rah tikus
KADAR IL 10

1
2
3
4
5
6
1

375 mg/kB

750 mclkcbb

)_

3
4
5
6
1,

1500 mglkgbb

2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6

0 mg,/kgbb

159

1"39,7

118,6
193,8
1,48,9

170,1
182,0
156,9
1,45,0
'135,1
142,3

172,7
742,3
t62,1,
1,42,3

170,1
739,1
133,1

976,8
155,9
1,41,6

165,1
1,62,1

163,5

I50,3

The 15'r Natron.rt Congres5 of the lndonesian Soceity of Pharnracoloogy, October 20. 2016, lakarta

Tabel4. Rerata dan simpantan baku kadar lL-10 pada serum darah tikus

Dosis

Rerata

Simpangan baku

mg/kg

157.7500,
375 metlk1 158.8S0O,
750 mg/kg 149.1500,
1500 mg,/kg 287.3s0o.,
0

7.49607
28.77721
73.4657
338.05606

Keterangan : superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan yang bermakna
KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian adalah ekstrak elanol Centello oslot,co meningkatkan kadar lFNy dan tidak
mempengaruhi kadar lL 10 pada tikus yang diinfeksi dengan M.tuberculosis
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada prof.Dr.Agung pranoto,dr.,M.(es.,Sp.pD,K-EMO,FtNASIM
sebagai Dekan Fakultas Kedokteran periode 2o1o,201s dan prof. Dr. soetojo,dr.,sp.u(K) sebagai Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga P€riode 2015-2020 yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan dana sehingga penelitian ini dapat t€rlaksana dan dipublikasikan pada seminar nasional.
DAFTAR PUSTAKA

1.
2
3.

Dulfary sdnchez a b, Mauricio Rojas a b, rsrael Herndndez a, Danuta Radzioch c, Luis F. Garcia a
b, Barrera LF. Role of TLR2- and TLR4-mediated signaling in Mycobacterium tuberculosisinduced macrcphaBe death. Cellular lmnrunolcgy 2 C 10;260:12S_36.
BHATT K, PADMINI SALGAMEl. Host lnnate l,nmune Response to Mycobacterium tuberculosis.
Journal of Clinical lmmunology. 2007;27.

Ra.ja

A.

lmmunology

of

tubeiculosis. tND|AN JOURNAL OF MEDICAI

RESEARCH.

2Oo4;72O(41:21.3-32.

4

Adolfo Ro-BVc, Victoria C-pa, Diana A,tn, Ricardo LL, Antonio

Jos

M-RoM,
M,

et al. Macrophage and T lymphocyte apoptosis during experimental pulmonary tuberculosis:

5.
6.
7.
8.
9.
10'

their relationship to mycobacterial virulence. Eur J lmmunol. 2OO6;36.
Herbst S, Schaible UE, Schneider BE. tnterferon Gamma Activated Macrophages Kill
Mycobacteria by Nitric Oxide tnduced Apoptosis. pLoS ONE. 2011;6{5}:e1910S.
Ates 0, Topal-sarrkaya A, ongen G, Musellim B. lnterleukin-lo and rumor Necrosis Factor-q
Gene Polymorphisms in Tuberculosis. Journal of Clinical tmmunology. 2008;28(31:232-6.
Wan Y, Chen L, Xing Z, yang T, Sarltosuosso M, tnman 1,4, et al. TNF_alpha is a critical negative
regulator of type L immune activation during int!'acellular bacterial infection. Journal of Clinical
lnvestigation [NlM - MEDLtNf ]. 2OO4;113(3):401_13.
schluger NW. r'he pathogenesis of rubercurosis. Am r Respir cell Mol Bior 2005;32:251-6.
schluger N',v. The Pathogenesis of rubercurosis: The First one r-rundred (ancr Twerlty-Trrree)
Years. American journal of respiraiory and criticaicare medicine. 2005;32.
Sato K, Akaki T, Tomioka H. Differential potentiation of anti mycobacterial activity and reactive

nilrogen intermediate-production abirity of nluri.e peritoneal macrophages activated by

160

J
:
i'

The I s'iNar ron.l

c ong,

els of the lhdonesaan Soceity of

Pha

rmaco,oogy, october 20, 2016, .lakarta

interleron-Bamma (lFN-) and tumour necrosis factor-alpha (TNF-a). Clin Exp lmmunol.
1998;112:53 8.

11.

Gonzalez-Juarrero M, Henao-Tamayo M, Ordway DJ, Kingry LC, Harton M, Basaraba RJ,

et

al.

lmmune Response to Mycobacterium tuberculosis and ldentification of Molecular Markers of
Disease. AMERICAN JOURNAL OF RESPIRATORY CELL AND MOLECULAR BIOIOGY.
2o09;40(4):398-409.

72.

Gitawati

R,

Asluti Y, Winarno w. Herba pegagan (centella asiatica L): Studi pendahuluan efek

anti mikobakterium secara invitro. Jurnal bahan Alam lndonesia 20O5;4(21:286-91.

13.
L4.

Mustika A, lndrawati R. EXTRACrS ETHANOL OF Centella asiatica ENHANCE INTERFERON-Y AND
TUMOR NECROSIS FACTOR-q lN MACRoPHAGE CULTURE INFECTED BY Mycobaclerium
tuberculosis. Prosiding 24th Federation ofAsian Pharmaceutical Conggres.2012.
Fatmasari A, lmmaculata l. Efek lmunostimulasi Ekstrak Air Herba Pegagan (Centella asiatica
Urb.) dan Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) pada Mencit Swiss Webster Betina: lnstitute
Technology Bandu ng; 2N7.

15.

Vinitketkumneun U, Wild C, Punturee K. Thai medicinal plants modulate nitric oxide and tumor
n€crosis factor-q in 1774.2 movse macrophages. Journal of Eth nopha rmacology. 2OO4;95(23

16-

):183-9.

Anthony A, G 5, B M, V S, J M. Hepatoprotektif effect
tet ra hc h lo ride-induced

of centella

liver iniury in rats. lndian Journal

of

asiatica

([) in

carbon

Pharmaceutical Sciences.

2006;68i'6J:772-6.

L7.

Mustika A, Rahaju AS, lndrawati R. PENURUNAN TINGKAT KERUSAKAN JARINGAN PARU TIKUS
TERINFEKSI

M.

TUBERCUTOSIS OLEH EKSTRAK PEGAGAN MELATUI PENINGKATAN EKSPRESI

TISSUE INHIBITOR

of MATRIX

METALLOPROTEINASE-1. Jurna I Veteriner. 2O1,a;1-514).

161