SYAFRIL NUR KHOLIK BAB II

BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori atau pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Kompetensi Guru Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

  yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 18 Tahun 2007). Kompetensi Guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

  Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini yakni antara lain kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak. Sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan (Mahmudin, 2008) 1.

   Kompetensi Pedagogik

  Menurut Mahmudin (2008) Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi : a) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan.

  b) Guru memahaman potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didisain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik.

  c) Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabusbaik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar.

  d) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

  e) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

  f) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.

  g) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Profesional

  Menurut Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru Tahun 2009, kompetensi profesional meliputi : a) Kualifikasi Akademik Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-

  2, atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang belum memenuhi kualifikasi akademik S- 1/D-IV sesuai Ketentuan Peralihan pasal 66 PP 74 tahun 2008, komponen kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru perserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau sertifikat diploma.

  b) Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melasanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.

  

Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya dilaksanakan 8 jam dan

  menghasilkan karya dapat dikategorikan ke dalam komponen ini. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara.

  c) Pengalaman Mengajar Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan). d) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan adalah persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu. Bukti fisik perencaan pembelajaran berupa dokumen rencana pembelajaran (RPP/RP/SP) hasil karya guru yang bersangkutan sebanyak lima satuan yang berbeda.

  Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Bukti fisik pelaksanaa pembelajaran berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

  e) Prestasi Akademik Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan disertai bukti relevan yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

  f) Karya Pengembangan Profesi Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat/piagam/surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil karya, laporan penelitian, dan bukti fisik lain yang relevan. g) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisioasi guru dalam forum ilmiah

  (seminar, semiloka, simposium, sarasehan, dikusi panel dan jenis forum ilmiah lainnya). Bukti fisik komponen ini berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi narasumber dan bagi peserta.

  h) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan adalah penghargaan yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik dan/atau bertugas du Daerah Khusus dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis) dan kualitatif (komitmen, etos kerja). Bukti fisik dari komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

3. Kompetensi Kepribadian

  Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur (Anisa, 2011).

  Menurut Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis, sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru harus selalu berusaha memilh dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya.

4. Kompetensi Sosial

  Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

  Menurut Chasbiansari (2007), kompetensi sosial meliputi seperangkat kemampuan pokok, sikap, kepandaian dan perasaan yang diberi arti secara fungsional oleh konteks budaya, lingkungan dan situasi. Kompetensi sosial tidak lepas dari pengaruh situasi sosial, kondisi kelompok sosial, tugas sosial serta keadaan individu untuk beradaptasi dalam berbagai keadaan dan lingkungan.

B. Fuzzy Inference System

  Menurut Kusumadewi dan Purnomo (2010) Sistem inferensi fuzzy (fuzzy

  

inference system/FIS) adalah sistem yang dapat melakukan penalaran dengan prinsip

  serupa seperti manusia melakukan penalaran dengan nalurinnya. Terdapat beberapa jenis FIS yang dikenal, yaitu Tsukamoto, Mamdani dan Sugeno.

1. Metode Tsukamoto

  Pada metode tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton (Gambar. 1). Sebagai hasilnya, output hasil imferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

  Misalkan ada 2 variabel input, Var-1 (x) dan Var-2 (y), serta 1 variabel output, Var-3 (z), dimana Var-1 terbagi atas 2 himpunan, yaitu A 1 dan A 2, Var-2 terbagi atas 2 himpunan B 1 dan B 2 , Var-3 juga terbagi atas 2 himpunan yaitu C 1 dan C 2 (C 1 dan C 2 HARUS MONOTON). Ada 2 aturan yang digunakan, yaitu:

  [R1] IF (x is A 1 ) and (y is B 2 ) THEN (z is C 1 ) [R2] IF (x is A 2 )and (y is B 1 ) THEN (z is C 2 )

  Alur inferensi seperti untuk mendapatkan suatu nilai crisp z seperti terlihat pada Gambar 1:

  Gambar 1. Inferensi dengan menggunakan metode tsukamoto 2.

   Metode Mamdani

  Metode Mamdani sering dikenal dengan metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan

  output, diperlukan 4 tahapan :

  a) Pembentukan himpunan fuzzy Pada Metode Mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.

  Aplikasi fungsi implikasi

  b) Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min. c) Komposisi aturan Tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu : 1) Metode Max (Maximum)

  Pada solusi ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator OR (union). Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka outputakan berisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat dituliskan seperti pada persamaan (1) berikut:

  , µ = max µ …............................................................. (1)

  Dengan :

  µ

  = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

  µ = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

  2) Metode Additive (Sum) Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

  bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan

  seperti pada persamaan (2) berikut :

  • µ )............................................. (2) Dengan :

  µ

  Input dari proses defuzzyfikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh

  4) Penegasan (defuzzy)

  µ = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

  = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

  µ

  − µµ ...... (3) Dengan :

  = µ

  seperti pada persamaan (3) berikut :

  

product terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan

  3) Metode Probabilistik OR (probor) Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

  µ = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

  = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

  µ

  = ⁡(1, µ

  µ

  • µ

  dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilanan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output. Ada beberapa metode defuzzyfikasi pada komposisi aturan Mamdani, antara lain : a) Metode Centroid(Composite Moment) Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik

  ∗

  pusat ( ) daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan seperti persamaan (4) dan (5) berikut :

  ∗

  = untuk variabel kontinu................................................. (4)

  ( ) −1

  ∗

  untuk variabel diskret................................................(5) =

  ( ) −1

  b) Metode Bisektor Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai kenaggotaan setengah dari jumlah total nilai keanggotaan pada daerah fuzzy. Secara umum dituliskan seperti pada persamaan (6) berikut :

  

Ʀ

  sedemikian hingga ................................(6) = ( )

  Ʀ1

  c) Metode Mean of Maximum(MOM) Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

  d) Metode Largest of Maximum (LOM) Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

3. Metode Sugeno

  Penalaran dengan Metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear.metode ini diperkenalkan oleh Takagi- SugenoKangpada tahun 1985, sehingga metode ini sering juga dinamakan dengan Metode TSK. Menurut Cox(1994), Metode TSK terdiri dari 2 jenis yaitu :

  a) Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Nol adalah :

  IF

  1

  1

  2

  2

  3

  ọ ọ ọ Dengan adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

  3 THEN z=k

  b) Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Nol adalah :

  ∗ ∗

  IF

  1

  1

  ⋯ + THEN z= Dengan adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan adalah suatu konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam suatu konsekuen. Apabila komposisi aturan menggunakan Metode Sugeno, maka defuzzyfikasi dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya.

C. Dreamweaver CS4

  Dreamweaver merupakan perangkat lunak yang ditujukan untuk membuat suatu situs web. Dreamweaver CS4 merupakan versi terbaru yang memiliki performa lebih baik dan memiliki tampilan yang memudahkan anda untuk membuat dan mengelola halaman web (MADCOMS MADIUN, 2009).

  Komponen-komponen yang di gunakan dalam pembuatan Sistem online ini antara lain, form(merupakan suatu sarana sebagai penampung seluruh komentar pengunjung yang dibuat), textfield (sebagai sarana pengisian data), button (object form yang dapat difungsikan untuk melakukan proses tertentu) (MADCOMS MADIUN, 2009).

  D. Website

  Menurut Purwanti (2008) Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan/atau gabungan dari semuanya, baik bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing- masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasinya selalu berubah-ubah dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website.

  E. Penelitian tentang FIS Metode Tsukamoto yang pernah dilakukan 1. Simulasi Traffic Light Menggunakan Metode Tsukamoto (Wahyu dan Afriyanti, 2009).

  Contoh kasus simulasi lampu lalu lintas ini, digunakan dua parameter input yaitu banyaknya jumlah mobil dan jumlah jalur pada satu jalan. User akan memasukkan dua data tersebut dan kemudian akan mendapatkan hasil yaitu lama lampu hijau menyala. Jumlah jalur yang dimaksud adalah lebar jalan pada satu arah. Ketika lampu merah pada satu jalur, ada enam mobil berhenti. Keenam mobil tersebut berhenti dan membentuk dua baris (tiga mobil di baris kiri dan tiga mobil di baris kanan) maka disebut sebagai 2 (dua) jalur. Variabel fuzzy yang dimodelkan terdiri dari 3 macam, yaitu:

  a) Jumlah kendaraan (mobil), terdiri-atas 3 himpunan fuzzy yaitu: BANYAK, SEDANG, dan SEDIKIT.

  b) Jalur terdiri-atas 3 himpunan fuzzy yaitu: LEBAR, CUKUP LEBAR, dan SEMPIT.

  c) Lampu Hijau terdiri-atas 5 himpunan fuzzy yaitu: SANGAT LAMA, LAMA, SEDANG, CEPAT dan SANGAT CEPAT .

  Fungsi keanggotaan linear naik digunakan untuk himpunan BANYAK variabel Mobil, dan himpunan LEBAR variabel Jalur. Fungs linier naik dan turun digunakan untuk himpunan SEDANG variabel Mobil, dan himpunan CUKUP LEBAR variabel Jalur. Dan fungsi linier turun digunakan untuk himpunan SEDIKIT variabel Mobil, dan himpunan SEMPIT variabel Jalur. Lalu mengaplikasikan himpunan yang telah ditentukan kedalam fungsi untuk mencari µ(bobot).

2. Penentuan Tingkat Resiko Penyakit Menggunakan Tsukamoto Fuzzy Inference

  System (Kusumadewi, 2008)

  Pada contoh kasus ini, Fungsi keanggotaan linear naik digunakan untuk himpunan SERING variabel Batuk, dan himpunan TINGGI pada variabel Demam. Pada nilai keanggotaan diskret, untuk himpunan fuzzy standar, nilai keanggotaan diberikan sebesar µ(w) = 0,75. Sedangkan untuk kasus melemahkan (Sedikit, Agak) dan menyangatkan (Sangat, Sekali), masing-masing digunakan operator dilatationdan

  concentration.Terdapat 38 gejala klinis yang mempengaruhi 23 penyakit. Setiap aturan

  hanya terdiri atas satu anteseden. Oleh karena itu, pada setiap penyakit bobot yang diberikan oleh setiap gejala melalui fire strength yang diberikan pada aturan yangbersesuaian. Hasil akhir tingkat resiko penyakit dihitung dengan menggunakan rata- rata terbobot dari setiap aturan yang bersesuaian dengan penyakit tersebut. Basis pengetahuan yang menunjukkan hubungan antara gejala dengan penyakit disusun dengan menggunakan kaidah produksi IF-THEN. Tingkat resiko dialaminya suatu penyakit direpresentasikan dengan nilai antara 0 sampai 1. Semakin ke arah 1, maka tingkat resikonya semakin tinggi.